AWIG-AWIG DESA LEBAH SEMPAGA TENTANG PENDEWASAAN UMUR MERARIK BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
|
|
- Yanti Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AWIG-AWIG DESA LEBAH SEMPAGA TENTANG PENDEWASAAN UMUR MERARIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam awig-awig ini yang dimaksud dengan : 1. Desa adalah desa Lebah sempaga 2. Kepala desa adalah Kepala Desa Lebah Sempaga 3. Pememrintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa 4. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 5. Dusun adalah seluruh dusun yang berada diwilayah Desa lebah sempaga 6. Kadus adalah Kepala Dusun yang berada diwilayah Desa Lebah Sempaga 7. Penghulu Desa adalah Tokoh pemegang, penegak dan pengatur masalah hokum dan norma-norma agama. 8. Penghulu Dusun dan kiyai adalah tokoh pemegang peranan agama dan social kemasyarakatan yang ada di Dusun, berperan menyelesaikan masalah yang ada ditingkat Dusun. 9. Warga masyarakat adalah warga/ orang yang berdomisili di wilayah Desa Lebah Sempaga 10. Posko Pemuda adalah wadah bagi anak muda untuk melakukan kegiatankegiatan pembelajaran dan pengembangan informasi terkait pencegahan terjadinya perkawinan usia anak, ekonomi kreatif dan pendidikan teman sebaya dll. 11. Balai Mediasi Desa (BMD) adalah sebuah wadah dalam proses penyelesaian masalah yang ada ditingkat desa yang keanggotaannya terdiri dari tokoh-tokoh 1 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
2 yang mempunyai pengaruh ditingkat desa dan merupakan keterwakilan di masing-masing dusun. 12. Midang adalah berkunjungnya seorang laki-laki kerumah seorang perempuan yang sedang dipacarinya atau dengan tujuan memacarinya. 13. Merarik adalah bentuk ritual (Proses) melalui perkawinan dengan cara melarikan dan / atau memohon persetujuan (belakoq) anak gadis atau perempuan yang dilakukan pihak laki-laki kepada pihak perempuan untuk dijadikan istri, dimana ritual ini melibatkan keluarga besar pihak perempuan dan keluarga besar lakilaki. 14. Merarik kodeq adalah perkawinan di usia anak. 15. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan Belas) Tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. 16.Beseang (perceraian) adalah putusnya ikatan perkawinan 17. Kegiatan kemasyarakatan adalah bentuk-bentuk aktifitas /kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat, misalnya kegiatan gotong royong, begawe, pengajian, yasinan, nyongkolan, kepaten (acara kematian), dll. 18. Denda adalah sejumlah uang yang didapatkan dari sanksi yang ditetapkan akibatnya adanya pelanggaran, yang selanjutnya akan disetorkan kedalam kas Dusun setempat dan atau kebutuhan lain di Dusun setempat. 19. Peringatan atau diperingatkan adalah bentuk control berupa saran, nasehat atau teguran yang dilakukan oleh RT/RW bersama Rukun Remaja (RR) serta warga yang melihat dan mengetahui terjadinya pelanggaran. 20. Sangkep atau (Rapat) Gubuk adalah rapat-rapat didasarkan atas musyawarah mufakat yang dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, kadus, tokoh perempuan, pemuda dan masyarakat dalam dusun. 21. Pemangku adat (tokoh adat) adalah tokoh yang memiliki kewenangan dalam menyelsaikan permasalahan perkawinan. 2 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
3 BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 1. Awig-awig ini berdasarkan iman dan taqwa serta adat istiadat, tradisi dan budaya. 2. Awig-awig ini bertujuan : a. Menuju usia perkawinan yang ideal. b. Menciptakan kesadaran kepada remaja agar dalam merencanakan sebuah rumah tangga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, kesehatan, mental, emosional, pendidikan, social dan ekonomi. c. Mengurangi danpak-dampak dari perkawinan Usia anak yang tidak sesuai dengan tujuan perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. d. Melindungi remaja dan anak muda dari pengaruh dan akibat perkawinan usia anak. e. Menjamin tumbuh kembang anak f. Terciptanya generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas. g. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga desa. 3 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
4 BAB III MIDANG, MERARIQ DAN BESEANG Pasal 3 Midang 1. Midang hanya boleh dilakukan di malam hari sampai dengan pukul wita. 2. Tidak diperkenankan midang disiang hari, kecuali jika ada orang lain seperti orang tua, bibi, paman atau kakanya dari gadis / perempuan yang bersangkutan. 3. Midang tidak boleh mengganggu waktu belajar, mengaji, dan aktifitas keagamaan lainnya. 4. Tidak diperbolehkan bagi pemidang untuk menginap dirumah si perempuan yang dipacarinya. 5. Jika harus menginap, hanya diperkenankan ditempat lain serta harus meminta ijin ke RT dan menyerahkan kartu identitas. 6. Bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran hingga 2 (dua) kali terhadap ketentuan pada pasal 3 ayat (1,2 dan 3) ini maka akan diberikan sanksi berupa: a. Kepada pemidang dan pemilik rumah akan diberi peringatan atau teguran sampai 2 (dua) kali. b. Jika pelanggaran tersebut masih diulangi, maka akan dilaporakn pada kadus, penghulu dusun, tokoh masyarakat, tokoh pemuda/remaja masjid dusun setempat. c. Apabila telah dilaporkan ke kadus, masih juga melakukan pelanggaran, maka kepada pemidang akan dilaporkan kepihak keamanan desa ( babinsa dan Babinkantibmaspol). 7. Bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 3 ayat (4 dan 5) ini, maka akan diberikan sanksi berupa : a. Akan dilaporkan ke kadus, penghulu dusun, atau tokoh masyarakat dusun setempat. b. Apabila telah dilakukan sebagaimana poin (a) diatas tetapi masih juga melakukan pelanggaran, maka kepada pemidang aka diusir dan pemilik 4 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
5 rumah tempatnya menginap serta penginap akan dikenakan dengan masingmasing uang sebesar, Rp ,- (Lima Ratus RRibu Rupiah). Pasal 4 Tempat dan Tata cara Midang 1. Menerima tamu yang dating midang harus dirumah atau tempat tinggal yang bersangkutan yaitu ruang tamu, teras atau berugak dengan pintu terbuka dan penerangan yang cukup. 2. Pemidang maupun yang dipidang harus memiliki etika yang baik dan benar serta menghormati tuan rumah dan masyarakat sekitarnya. 3. Pemidang tidak diperbolehkan membuat onar atau keributan. 4. Bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 4 ayat (1) ini, maka akan dikenakan sanksi yaitu : a. Kepada pemidang dan pemilik rumah akan diberikan peringatan atau teguran sampai 2 (dua) kali oleh RT/RW serta Rukun Remaja setempat. b. Jika pelanggaran tersebut masih diulangi, maka akan dilaporkan pada kadus, penghulu dusun atau tokoh masyarakat setempat dan selanjutnya tidak diperkenankan dating midang. c. Apabila telah dilakukan sebagaimana poin (b) di atas tetapi masih juga melakukan pelanggaran, maka kepada pemidangdan pemilik rumah akan dikenakan denda berupa uang masing-masing sebesar Rp ,- (Lima Ratus Ribu Rupiah). d. Apabila denda tidak mampu dibayar, maka melalui sangkep gubuk, Kadus akan mengeluarkan kebijakan tentang sanksi penggantinya. 5. Barang siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pada pasal 4 ayat (2 dan 3) ini dan kepadanya telah diberi peringatan sampai 2 (dua) kali, maka kepadanya diberi sanksi berupa : a. Akan dilaporkan pada kadus atau tokoh masyarakat setempat dan selanjutnya tidak diperkenankan dating midang ke wilayah Desa ini. 5 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
6 b. Apabila masih juga melakukan pelanggaran, maka kepadanya tidak akan dilibatkan dari kegiatan-kegiatan kemasyarkatan, serta akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Pasal 5 Sasaran Midang 1. Tidak diperbolehkan midang kepada anak perempuan yang masih berusia dibawah 16 tahun. 2. Tidak diperbolehkan midang pada anak perempuan yang masih dalam masa / usia Pendidikan Dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP). 3. Pemidang (anak laki-laki) tidak diperbolehkan memidang pada usia dibawah 16 tahun atau masih dalam masa / usia pendidikan Dasar (SD) dan SMP. 4. Tidak diperbolehkan bagi laki-laki siapa saja yang memiliki maksud untuk midang dan atau menggoda perempuan masih berstatus menikah. 5. Bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 5 ayat (1,2 dan 3) ini, maka akan berlaku ketentuan : a. Akan diberika peringatan sampai 2 (dua) kali kepada yang dipidang dan orang tuanya serta pemidangnya. b. Apabilah telah diberi peringatan dan telah di laporkan pada kadus atau tokoh masyarakat setempat tetapi masih juga melakukannya, maka pemidang dan yang dipidang akan diberi sanksi untuk membersihkan masjid dan membantu marbot selama 2 kali hari jum at. c. Jika pemidangnya orang dewasa dan/ atau warga desa lain maka akan dikenakan denda berupa uang sebesar Rp ( Lima Ratus Rubu Rupiah) 6. Bagi laki-laki siapa saja yang melanggar ketentuan pasal 5 ayat ( 4 ) ini, maka akan diberi peringatan 3 ( tiga ) kalikepada kedua belah pihak baik pemidang maupun yang dipidang, jika masih dilanggar. Maka kepada mereka berdua akan dikenakan denda berupa uang masing-masing sebesar Rp ( Lima Ratus Ribu Rupiah ) 6 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
7 Pasal 6 Merariq 1. Tidak diperkenankan merariq kodeq 2. Kawin ( Merariq ) hanya di perkenankan bagi perempuan yang berusia 19 Tahun dan laki-laki yang telah berusia 21 Tahun. 3. Bagi siapa saja yang merariq dibawah umur yang telah ditentukan pada pasal 6 ayat ( 2 ) ini, maka keduanya diusahakan utnuk dibelas ( dipisah ) 4. Ketentuan tentang dibelas ( dipisah ) akan diatur dan disepakati dalam Sangkep Gubuk 5. Jika keduanya tidak dapat dipisah karena suatu sebab, dan salah satu atau keduanya dari mereka masih bersekolah, maka diusahakan agar tidak putus sekolah. 6. Pelanggaran sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6 ayat ( 2 ) ini, kepadanya dan keluarganyan akan dikenakan sanksi sosial, yang selanjutnya akan ditentukan dan dimusyawarakan dalam Sangkep Gubuk. Pasal 7 Tata cara Merariq 1. Ketentuan dan tata cara merariq serta syarat-syaratnya di atur dalam Sangkep Gubuk. 2. Merariq hanya dapat dilangsungkan atas dasar suka sama suka. 3. Tidak dapat diperkenankan bagi seorang laki-laki mengajak seorang perempuan usia anak dan dengan sengaja untuk terlambat pulang kerumah agar dikatakan telah merariq. 4. Tidak diperbolehkan dengan cara paksa. 5. Bagi siapa saja yang merariq melalui cara paksa, akan dilakikan upaya pemisahan/ dibelas 7 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
8 6. Ketentuan tentang dibelas( dipisahkan ) akan diatur dan disepakati dalam Sangkep Gubuk 7. Jika tidak bisa untuk dipisahkan/ dibelas maka kepada yang memaksakan kehendaknya, akan dikenakan denda uang sebesar Rp ( Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah ), jika denda tidak mau dibayar, maka akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Pasal 8 Beseang 1. Apabila terjadi merariq di bawah umur sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pasal 6 ayat ( 2 ) diatas, maka demi kemanusiaan hendaknya suami tidak menceraikan istrinya dalam keadaan hamil. 2. Jika terjadi perceraian maka suami harus menanggung seluruh biaya persalinan dan menyantunin istri yang telah dicerai sehingga habis massa iddahnya serta biaya hidup anaknya sampai anak tersebut mampu untuk hidup mandiri, dan membayar boiaya administrasi. 3. Jika suami tidak memenuhi tanggung jawab sebagaimana diatur diatas, maka akan dikenakan denda berupa uang sebesar Rp , ( Satu Juta Rupiah ) setiap bulannya yang akan digunakan untuk biaya hidup anak yang ditinggalkan 4. Ketentuan sebagaiman diatur dalam pasal 8 ayat 3 ini, tidak berlaku bagi yang melakukan perceraian di tingkat pengadilan Pasal 9 1. Apabila terjadi merariq di bawah umur sebagaiman yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pada pasal 6 ayat ( 2 ) diatas, maka demi kemanusiaan hendaknya suami tidak menceraikan istrinya yang baru selsai melahirkan 2. Jika terjadi perceraian suami harus menanggung seluruh biaya persalinan istri yang telah dicerai serta menanggung biaya hidup anaknya sampai anak tersebut mempu untuk hidup mandiri. 8 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
9 3. Jika terjadi percerain sedangkan suami tidak memenuhi tanggung jawab segaimana di atur pasa pasal 9 ayat ( 2 ) ini, maka akan dikenakan denda berupa uang sebesar Rp , ( Satu JUta Rupiah ) setiap bulannya yang akan digunakan untuk biaya hidup anak yang ditinggalkan 4. Ketentuan sebagaiman diatur dalam pasal 9 ayat ( 3 ) ini, tidak berlaku bagi yang melakukan perceraian di tingkat pengadilan BAB IV KETENTUAN-KETENTUAN LAIN Pasal 10 Anak Hamil Diluar Nikah 1. Tidak diperbolehkan melakukan hubungan suami istri bagi yang belum terikat perkawinan 2. Jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 ayat ( 1 ) ini, dan telah dapat dibuktikan melalui keterangan dari saksi-saksi, maka terhadap kedunya akan dikenakan sanksi berupa, membersihkan masjid selama 4 kali hari jum at 3. Terhadap ketentuan pasal 10 ayat ( 2 ) ini, jika salah satu atau keduanya masih sekolah, maka wajib bagi keduanya untuk tetap melanjutkan sekolahnya. 4. Jika terjadi pelnggaran terhadap ketentuan pasal 10 aya t( 1 ) ini, dan dapat dibuktikan melalui tes/ cek kesehatan telah menyebabkan terjadi kehamilan diluar nikah, maka akan terhadap keduanya akan dinikahkan dan kenai sanksi berupa, membersihkan masjid selama 4 kali hari jum at 5. Sebagai ketentuan pasal 10 ayat ( 4 ) ini, jika salah satu atau keduanya sedang/ masih bersekolah, maka diusahakan masa bersekolahnya tidak putus 9 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
10 Pasa 11 Jika seorang bapak atau saudara terbukti atau ditemukan mencabuli anak atau saudaranya atau muhrimnya, maka yang bersangkutan harus dikucilkan dari pergaulan di desa dan diaporkan kepada pihak yang berwajib. Pasal 12 Bagi siapa saja yang masih terikat perkawinan baik laiki-laki maupun perempuan dan terbukti atau ditemukan telah melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan perkawinan ( Kumpul Kebo/ Selingkuh ) dengan orang lain, maka keduanya harus dipisahkan dan dikenakan sanksi berupa membersihkan masjid selam 2 bulan ( 8 kali hari jum at ) serta denda untuk laki-laki berupa uang sebesar Rp , ( Lima Juta Rupiah ) BAB V ATURAN TAMBAHAN Pasal 13 Bagi pejabat desa dan perangkat desa yang terbukti secara sengaja membiarkan atau menyuruh, ataupun juga berpura- pura tidak tahu atau menyembunyikan permasalahan yang dianggap melanggar pasal-pasal diatas, kepadanya akan dikenakan saknsk administrasi atau sanksi lainnya sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku 10 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
11 Pasal 14 Mekanisme Pengawasan 1. Untuk menjamin agar awig-awig ini dapat berjalan secara efektif, dibentuk Posko Pemuda di Tingkat Dusun. 2. Posko ini juga dapat berperan sebagai tempat pengakuan anak dan perempuan yang bermasalah dalam rumah tangga 3. Selanjutnya posko ini bersama Balai Mediasi Desa akan berperan dalam mengontrol serta mengawasi pelaksanaan dan penegakan awig-awig ini. 4. pengawasan ini juga melibatkan pemerintahan desa, tokoh agam, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh masyarakat,pemuda dan masyarakat. Pasal 15 Penyelesaian Sengketa 1. Apabila terjadi sengketa antar warga tentang permasalahan merariq ataupun permasalahan anak, maka akan dilakukan penyelesaian secara Musyawarah mufakat dengan melibatkan penghulu Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemuda, Babinsa Babinkamtibmaspol dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Apabila penyelesaian sengketa tidak dapat dilakukan melalui jalan Musyawarah Mufakat sebagaimana tertuang dalam pasal 15 ayat ayat ( 1 ) di atas, maka dapat diselesaikan melalui jalur hokum sesuai ketentuan 11 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
12 BAB VI PENUTUP Pasal 16 Agar awig-awig yang telah ditetapkan ini berhasil dan berdaya guna sesuia dengan apa yang diharapkan, maka harus mendapatkan dukungan sepenuhnya baimberupa moril maupun material dari semua pihak mulai dari tingkat Dusun sampai untuk masingmasing Posko Pemuda ditingkat Dusun serta Balai Mediasi Desa. Pasal 17 Sifat, Waktu, Dan Tempat Pembuatan 1. Awig-awig ini Bersifat Mengikat Dan Memaksa Seluruh Warga Mesyarakat di Desa 2. Awig-awig ini mulai berlaku mengikat sejak tanggal, 06 bulan Juni Tahun 2016 ( enam bulan setelah disepakati dan ditetapkan ) sebagai awig-awig yahg sah oleh seluruh warga masyarakat Desa Lebah Sempage 3. Dibuat dan dirumuskan di Kantor Desa Lebah Sempage. Ditetapkan di Desa Lebah Sempage, Pada tanggal, 06 April 2016 KEPALA DESA LEBAH SEMPAGA, ( T U R M U Z I ) 12 V i s i : T E R B I T ( T e r t i b b e r m a r t a b a t b e r d a s a r k a n i m a n d a n
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG
Lebih terperinciKEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA DESA KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT)/RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan rumah kos sebagai
Lebih terperincidiajukan oleh pihak :
------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan atas perkara Cerai Talak yang diajukan oleh pihak :-------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam
146 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam menyelesaikan kasus cerai thalak sebagai upaya menyelesikan konflik keluarga yang diuraikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan pengolahan dan menganalisis data dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan
Lebih terperinciSALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciDESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya Tlpn/Hp Kode Pos 83511
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya Tlpn/Hp 081917005975 Kode Pos 83511 PERATURAN DESA MEKAR DAMAI NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN KETENTRAMAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN RUMAH KOS DAN, ATAU RUMAH SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa usaha penyelenggaraan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PACITAN WILAYAH KECAMATAN TULAKAN KANTOR DESA NGUMBUL Jl.Raya Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan Kode Pos : 63571
PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN WILAYAH KECAMATAN TULAKAN KANTOR DESA NGUMBUL Jl.Raya Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan Kode Pos : 63571 PERATURAN DESA NGUMBUL KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN NOMOR : 05
Lebih terperinciBUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN TETAP, TUNJANGAN, DAN INSENTIF PADA LINGKUP PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 140/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 140/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULANG BAWANG BARAT Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR: 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 143/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 143/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciantara pihak-pihak :
Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara pihak-pihak :-------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN
Lebih terperinciTENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 42 Peraturan
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
SALINAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2010/PA Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor :./Pdt.G/2010/PA Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENETAPAN, PERESMIAN DAN PELANTIKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 1324/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor : 1324/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA KEBUMEN yang memeriksa dan mengadili perkara perdata cerai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan Kota Banjarbaru yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang Mengingat : : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO
p PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI M0JOKERTO Menimbang : bahwa dengan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 1745/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor : 1745/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara perdata cerai
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BANYUWANGI, a. bahwa guna
Lebih terperinciBUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BATU
PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPENETAPAN. Nomor : 1056/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENETAPAN Nomor : 1056/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 43/Pdt.G/2012/PA.Ntn.
PUTUSAN Nomor: 43/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciNomor Perkara : 46/Pdt.G/2009/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2009 Tanggal diputus : 25 Agustus 2009 Tanggal dibacakan putusan : 25
Nomor Perkara : 46/Pdt.G/2009/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2009 Tanggal diputus : 25 Agustus 2009 Tanggal dibacakan putusan : 25 Agustus 2009 Amar : Dikabulkan Kata Kunci : Cerai Talak.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARANYA
1 P U T U S A N Nomor : 1384/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada
Lebih terperinciDAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI MUSI RAWAS, : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm
P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara-perkara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur a. Hasil Wawancara pada Pengadilan Agama Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciP U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts بسم الله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 1254/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 1254/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN
NOMOR 11 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARA
1 P U T U S A N Nomor : 1598/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara perdata Cerai
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 1791/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
P U T U S A N Nomor: 1791/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 608/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor: 608/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc
PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 1725/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
SALINAN P U T U S A N Nomor 1725/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS, Menimbang : a. bahwa untuk terselenggaranya urusan pemerintahan,
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 038/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 038/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciSalinan P U T U S A N NOMOR.../Pdt.G/2010/PA.Pso
Salinan P U T U S A N NOMOR.../Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciNomor : 0473/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
SALINAN P U T U S A N Nomor : 0473/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2008 DAFTAR
Lebih terperincitahun;
1 P U T U S A N Nomor : 0149/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 0331/Pdt.G/2012/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 0331/Pdt.G/2012/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada peradilan tingkat pertama dalam
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2005 SERI E ===================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 164/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor: 164/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat pertama, dalam persidangan
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
P U T U S A N Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada peradilan tingkat pertama, telah
Lebih terperinciBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor 388/Pdt.G/2011/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciK E P E N D U D U K A N
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG K E P E N D U D U K A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, untuk kelancaran, ketertiban
Lebih terperinci~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N
SALINAN P U T U S A N Nomor : 0068/Pdt.G/2011/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 1250/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 1250/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.
42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA RUKUN WARGA 08, KELURAHAN GAMER KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR. Nomor: RW.08/AD-ART/2014/REV.
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA RUKUN WARGA 08, KELURAHAN GAMER KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR Nomor: RW.08/AD-ART/2014/REV.00 MUKADIMAH Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa menyadari betapa pentingnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada laporan penelitian, deskripsi, dan pembahasan penelitian maka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam menyelesaikan kasus cerai sebagai upaya menyelesaikan konflik keluarga yang diuraikan pada laporan
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARANYA
P U T U S A N Nomor: XXX/Pdt.G/2011/PA.GM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Giri Menang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 45/Pdt.G/2011/PA.PPg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 45/Pdt.G/2011/PA.PPg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 0074/Pdt.G/2016/PA.PKP DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0074/Pdt.G/2016/PA.PKP DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkal Pinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. BUPATI FLORES TIMUR, bahwa untuk menjamin pelaksanaan pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Manusia dilahirkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 046/Pdt.G/2012/PA.Blu BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 046/Pdt.G/2012/PA.Blu BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Blambangan Umpu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Desa sebagai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN KECAMATAN KEDUNGPRING DESA TLANAK. Jalan Achmad Yani Nomor 01 Telp. (0322)
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN KECAMATAN KEDUNGPRING DESA TLANAK Jalan Achmad Yani Nomor 01 Telp. (0322) 456193 KEPUTUSAN KEPALA DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 03 TAHUN 2007
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 0199/Pdt.G/2009/PA.Spn
P U T U S A N Nomor : 0199/Pdt.G/2009/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam
Lebih terperinciHalaman 1 dari 8 hal. Putusan Nomor:209/Pdt.G/2011/PA.Pkc
PUTUSAN Nomor: 209/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2011/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor :./Pdt.G/2011/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciantara pihak-pihak :
Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara pihak-pihak :-------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN PADA LINGKUP PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKAMARA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN PADA LINGKUP PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang
Lebih terperinciP U T U S A N. NOMOR : 126/Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N NOMOR : 126/Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR
PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan Kota Makassar yang semakin
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 1053/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 1053/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 316/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor : 316/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARANYA
PUTUSAN Nomor : 693/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama,
Lebih terperinci