BAB II MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI. A. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran Bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI. A. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran Bahasa"

Transkripsi

1 12 BAB II MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI A. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran Bahasa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui media pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep Belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembalajaran berakar pada pihak pendidik (Masnur Muslich, 2007:194). Lebih jelas lagi di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa datang. Di dalam struktur kurikulum SD/MI yang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dikemukakan bahwa pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, Sedangkan pada kelas IV s.d. kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit. Sementara itu, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV s.d. kelas VI mendapat alokasi waktu sebanyak 5 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan ruang lingkup mencakup komponen 12

2 13 kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis Lebih lanjut lagi seperti yang dituangkan dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasiobal Pendidikan (BSNP, 2006:113) bahwa: Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Sementara itu, pendekatan kurikulum adalah cara pandang untuk melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar berdasarkan rambu-rambu yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia (Resmini dkk, 2009:37). Untuk bisa melaksanakan pembelajaran sehingga siswa mampu belajar untuk mengetahui (learning how to know), belajar untuk belajar (learning how to learn, to relearn, to unlearn), belajar untuk melakukan sesuatu (learning how to do), belajar untuk memecahkan masalah (learning how to solve problems), belajar untuk hidup bersama (learning how to live together), dan belajar untuk kemajuan kehidupan (learning how to be), (Resmini, 2009:3). Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia perlu dipahami prinsip-prinsip dan landasan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam hal prinsip-prinsip

3 14 pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia diantaranya: (1) humanisme, (2) progresivisme, dan (3) rekonstruksionisme. Sedangkan pada hal landasan pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia adalah landasan formal berupa kurikulum, landasan filosofisideal berupa wawasan teoritik konseptual, dan landasan operasional berupa buku teks bahasa Indonesia. Pada hakikatnya isi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan kepada keterampilan berbahasan Indonesia yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis, (Diknas, 2007:6) yang dikutip Novi Resmini (2009:31). adapun keluasan dan kedalamannya dipertimbangkan berdasarkan : (a) jenjang kelas, (b) semester, (c) standar kompetensi dan (d) kompetensi dasar. Menulis akan menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan bila berawal dari keyakinan, kejujuran, keinginan yang kuat dan kerja keras. Keterampilan menulis akan menjadi lebih mudah seandainya ditunjang dengan kebiasaan membaca yang menjadi sebuah kebutuhan dan dilakukan secara teratur. 1. Pengertian Menulis Menulis bukanlah suatu keterampilan yang datang begitu saja atau sesuatu yang diwariskan oleh orang tua, dan bukan pula warisan dari leluruh kita. Hal ini adalah sebuah kenyataan bahwa

4 15 keterampilan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang mau belajar. Seperti diketahui bahwa dalam penggunaan bahasa terdapat empat aspek-aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan, dan dapat dikatakan bahwa menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara keterampilan berbahasa lainnya. hal ini dikarenakan bahwa menulis bukan saja sekedar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat saja tetapi juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan yang teratur. Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis: a. Menggunakan ortografi dan ejaan dengan benar; b. Memilih kata yang tepat; c. Menggunakan bentuk kata dengan benar; d. Mengurutkan kata-kata dengan benar; e. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca; f. Memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju;

5 16 g. mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan; h. mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau infomasi yang disajikan. i. Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subyek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ktahuoi dan penting untuk ditulis. Menulis pada dasarnya adalah kegiatan seseorang menempatkan sesuatu pada sebuah dimensi ruang yang masih kosong (Resmini dkk, 2009). Dalam pembelajaran bahasa kemampuan menulis memiliki arti yang sangat penting yaitu (1) menulis dalam arti mengekspresikan atau mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bahasa tulis, (2) menulis dalam arti melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan dalam bentuk tulisan untuk menyampaikan pesan berupa pikiran dan perasaan. Kegiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan yang menggambarkan bahasa dan lambang-lambang yang dapat difahami. Dalam hal ini Tarigan mengemukakan sebagai berikut: Menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambanglambang grafik suatu bahasa yang dapat difahami oleh seseorang

6 17 sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut (Tarigan, 1994:21) Dalam konteks ini, menulis dipandang sebagai keterampilan seseorang (individu) mengkomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan dengan kegiatan seseorang memilih, memilah, dan menyusun pesan untuk ditransaksikan melalui bahasa tulis. Menuru Syafi ie (1990) bahwa pesan yang ditansaksikan itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan, keinginan, perasaan ataupun informasi. Selanjutna pesan tersebut dapat menjadi isi sebuah tulisan yang ditransaksikan kepada pembaca. Melalui sebuah tulisan, pembaca dapat memahami pesan yang ditransaksikan serta tujuan penulisan. Sementara itu sampai saat ini pengertian menulis banyak dikemukakan oleh para ahli bahasa. Namun demikian pada hakikatnya mereka memiliki pendapat yang hampir sama, bahwa kegiatan menulis adalah suatu bentuk ketrampilan hidup yang bisa dilihat dan dievaluasi ssecara objektif. 2. Fungsi Menulis Menuangan atau mencurahkan sebuah ide/gagasan atau berdasarkan perasaan dari apa yang pernah dialaminya, didengar dan dilihat, kedalam suatu tulisan sehingga menjadi sebuah penulisan yang bisa dibaca dan dipahami oleh pembacanya

7 18 merupakan sebuah jawaban yang nyata bahwa menulis itu mempunyai fungsi. Pada prinsipnya menulis memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang tidak langsung tetapi terkem dan bisa tercatat (Tarigan, 2000:22). Kemudian (Rusyana, 1986:16-17) mengklaifikasikan fungsi menulis sesuai kegunannya sebagai berikut: a. Fungsi penataan, yaitu fungsi penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat, imajinasi dan lainnya serta terhaap penggunaan bahasa sehingga menjaditersusun; b. Fungsi pengawetan, yaitu untuk mengawetkan pengutaraan sesuatudalam wujud dokumentasi tertulis; c. Fungi penciptaan, yaitu berfungsi mewujudkan sesuatu; d. Fungsi penyampaian, yaitu berfungsi menyampaikan gagasan, pikiran, imajinasi dan lain-lainyang diawetkan menjadi sebuah karangan. Dalam penyampaiannya tidak saja kepada orang dekat, namun dapat juga kepada orang yang berjauhan; e. Fungsi melukiskan, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu; f. Fungsi memberi petunjuk, yaitu memberi petunjuk tentang cara atau aturan melakukan sesuatu;

8 19 g. Fungsi memerintahkan, yaitu memberi perintah, permintaan, anjuran dan nsasehat agar pembacanya tidak melakukan apa yang dilarang oleh penulis; h. Fungsi mengingatkan, yaitu penulis mencatat suatu peristiwa, keadaan, keterangan, atau lainnyan, dengan maksud agar tidak ada yang terlupakan dalam karangan; i. Fungsi korespondensi, yaitu fungsi surat dalam memberitahukan, menanyakan, memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang yang dituju mengharapkan orang yang dituju, mengharapkan orang itu memenuhi apa yang dikemukakannya itu serta membalasnya dengan tertulis pula. 3. Tujuan Menulis Dalam kehidupan ini tentunya segala sesuatu memiliki suatu tujuan karena tanpa tujuan semua akan menjadi sia-sia dan tidak berarti. Begitu pula dalam hal kegiatan menulis tentu saja memiliki tujuan yang penting bukan hanya sekedar melakukan sesuatu yang tanpa mengetahui apa maksud menulis tersebut. Syafi ie (1998) yang di kutip oleh Isah Cahyani dan Hodijah (2009: 134) menjelaskan bahwa tujuan penulisan sering dikacaukan dengan maksud penulisan. walaupun adanya hubungan yang erat antara maksud dan tujuan penulisan namun keduanya terdapat perbedaan.

9 20 Tujuan penulisan adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi dalam diri pembaca setelah ia membaca tulisan tersebut. Misalnya bila seseorang membaca berita dalam sebuah surat kabar maka diharapkan si pembaca mendapat informasi dari apa yang telah ia baca tersebut. Atau si pembaca akan menjadi sadar akan sesuatu setelah ia membaca berita tesebut. Sedangkan maksud dari penulisan adanya motivasi dari si penulis untuk memberikan informasi yang terbaru atau yang bermanfaat bagi para pembacanya (intrinsik) maupun adanya dorongan dari luar dirinya (ekstrinsik) misalnya karena menulis berita itu merupakan suatu kewajiabannya karena ia bekerja di perusahaan surat kabar. 4. Manfaat Menulis Menulis merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi seorang pembelajar yang ingin maju dan ingin meningkatkan wawasannya. Terlebih bagi seorang guru yang sangat dituntut utuk memiliki keterampilan menulis karena diharapkan akan menunjang kesiapannya dalam menghadapi era persaingan global yang tidak bisa dihindari. Kegiatan menulis tentunya memiliki berbagai manfaat yang sangat penting bagi orang yang melakukannya, diantaranya: 1. Menulis akan meningkatkan daya sensitif akan sesuatu yang dialaminya dan dirasakannya.

10 21 2. Menulis bisa menumbukan rasa empati terhadap gejala sosial yang sering dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menulis dapat memupuk sikap jujur terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan 4. Menulis akan mengasah daya pikir seseorang karena selalu berusaha menyikapi hal-hal yang terjadi disekelilingnya. 5. Dengan menulis seseorang akan mendapatkan sebuah pencerahan hati karena ada proses komunikasi antara bisikan hati dan pemikirannya. 6. Dengan menulis seseorang akan lebih mudah memaknai hidup bisa menuangkan arti hidup itu sendiri melalui tulisannya. 7. Dengan menulis seseorang akan memberikan wawasan baru atau bisa memecahkan sebuah masalah bagi para pembacanya. B. Tujuan Pembelajaran Sastra di SD Pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah-sekolah bagaikan dilema, di satu sisi merupakan sesuatu yang tidak aneh karena mata pelajaran bahasa dan sastra satu materi yang medapat posisi penting mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat lanjutan namun disisi lain

11 22 pembelajaran bahasa dan sastra tersebut seperti tidak mendapat respon yang antusias dikalangan pelajar. Selama ini pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia hanya seputar pada teori-teori yang kurang dapat menjadikan para siswa lebih kreatif. Hanya seputar mengenal para penyair dan hasil-hasil karyanya saja tidak berusaha ke arah yang lebih esensial yaitu membuat para siswa bisa lebih peka dan memiliki keinginan untuk menuangkan suatu ide, perasaan atau pikirannya kedalam sebuah karya yang nyata. Pelaksanaan pengajaran sastra di sekolah dasar ada kecenderungan siswa kurang diberi porsi yang sewajarnya, kurang diberi kesempatan untuk merespon dan mengeksplorasi karya sastra yang dibacanya. Kegiatan siswa merespon dan mengeksplorasi untuk mengenal menghayati dan menilai karya sastra atau beroleh pengalaman dari karya sastra yang dibacanya masih kurang. Seperti dalam pembelajaran puisi baik itu membaca puisi maupun menulis puisi. Para siswa hanya terpaku pada hasil karya orang lain yang ada di dalam buku teks atau buku paket pelajaran di sekolah. Mereka tidak diarahkan untuk lebih kreatif dengan membuat sesuatu yang berupa hasil karya dari pembelajaran yang mereka terima di dalam kelas. Alhasil adalah sebuah keniscayaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia akan berkembang tetapi hanya jalan di tempat tanpa ada sesuatu yang baru dari mereka.

12 23 Sementara itu dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, diharapkan siswa (peserta didik) dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesusasteraan dari hasil intelektual bangsa sendiri (Diknas, 2007:5) dikutip oleh resmini dkk, 2009:2. Oleh karenanya dalam upaya mengatasi permasalahan pembelajaran sastra di Sekolah Dasar, faktor siswa turut menentukan keberhasilan pembelajaran sastra agar siswa beroleh pengalaman belajar yang optimal. Jenis-jenis karya sastra disebut jenre (genre) sastra terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu (1). Sastra imanjinatif, yang bersifat khyalan pengarangnya, dan (2). Sastra non imajinatif. Merupakan karya sastra yang bukan kejadian sebenarnya. Karya sastra anak adalah karya sastra (prosa, puisi, dan drama) yang isinya mengenai anak-anak, kehidupannya, kesenangannya, sifat-sifatnya dan perkembangannya ( Cahyani dan Hodijah, 2007:171). Karya sastra anak dapat ditulis oleh anak-anak dan juga oleh orang dewasa dan sampai saat ini karya sastra anak-anak tulisannya masih didominasi oleh orang dewasa. 1. Puisi Puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Puisi dapat didefinisikan sebagai karya sastra yang

13 24 cenderung pada irama (ritme) yang dibangun dengan rima, bait dan baris Definisi lain dari puisi menurut Ensiklopedia Indonesia N- Z, (dalam Cahyani dan Hodijah, 2007:147) puisi adalah seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang kata-kata kiasan. Menurut Coulter (dalam Tarigan, 1984) kata poet berasal dari kata Yunani yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Inggris kata poet ini disebut maker, pembuat, pencipta. Kata poetry erat hubungannya dengan kata poet, orang yang menciptakan atau penyair, dan kata poem sajak 2. Unsur-unsur puisi Untuk dapat mengapresiasikan sebuah karya sastra khususnya puisi perlu memahami hal-hal atau unsur-unsur yang terkandung di dalam puisi situ sendiri diantaranya: a. Tema. Tema adalah sebuah gagasan yang dikembangkan penyair dalam sajaknya (Cahyani & Hodijah, 2007:21). Tarigan (Laverty, et all 1985:130) mengemukakan bahwa tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok. Senada dengan Laverti, Finoza (2001:191) mengunkapkan bahwa tema adalah pokok pemikiran.

14 25 b. Sifat Sifat puisi adalah gaya mengungkapkan penyair terhadap tema yang diungkapkannya. Sifat dikenal pula dalam bahasa Inggris dengan rasa atau feeling (Inggris). Sifat dalam puisi merupakan salah satu aspek yang penting karena berkenaan dengan apresiasi tersebut. c. Sikap Sikap adalah gaya pengungkapan penyair terhadap pembaca. Sikap dikenal pula dengan istilah nada atau tone (Inggris). d. Amanat Di dalam puisi terdapat pula amanat yang ingin disampaikan penyair melalui puisi yang ditulisnya.amanat dikenal sebagai maksud, tujuan atau intention (Inggris). Sebuah puisi bisa saja mempunyai amanat untuk mendidik, menyerukan keadilan, menyampaikan berita gembira,sedih dan pilu, atau cinta kasih, perdamaian atau ahl-hal lain dalam kehidupan. 3. Estetika dalam puisi a. Diksi

15 26 Diksi atau pilihan kata sangat menunjang kepada penulis puisi untuk memberikan kesan yang mendalam dalam setiap tulisannya. b. Majas Majas atau gaya bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam puisi. Karena puisi bisa lahir dari sebuah perenungan yang akan melahirkan sebuah gaya dalam penulisnnya. c. Ritme dan Rima, Ritme adalah turun naiknya suara dengan teratur, sedangkan Rima adalah persamaan bunyi. d. Paralelisme dalam puisi, Paralelisme bisa saja sejalan dengan rima, namun paralelisme bukan rima dan keduanya berbeda sama sekali. e. Variasi kalimat dalam puisi Variasi dimunculkan sebagai antonim atau lawan dari paralelisme f. Denotasi dan Konotasi Kata-kata yang diungkapkan tidak seutuhnya bermakna denotasi atau arti yang sebenarnya, bisa saja kata-kata dalam puisi bersifat konotasi atau tambahan/kiasan. C. Konsep Pembelajaran Teknik Peta Pikiran ( Mind Map) 1. Pengertian Peta Pikiran

16 27 Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi kepustakaan, karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan (Ihat Hatimah, Rudi Susilana dan Nuraedi,2007:127). Mind Map merupakan salah satu cara kreatif yang dapat digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Mind Map adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide atau gagasan utama dalam materi pembelajaran. Tema ide atau gagasan utama ditempatkan di tengah-tengah diagram. Masing-masing tema, idea atau gagasan utama tersebut membentuk jaringan yang sangat luas. Jaringan-jaringan dibuat saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, peta pikiran/mind map merupakan Gambaran menyeluruh dari suatu materi pembelajaran yang dibuat dalam bentuk sederhana (Andri Saleh, 2008:68). Sementara itu konsep peta pikiran/mind map asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. peta pikiran/mind map sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. peta pikiran/mind map juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

17 28 Peta pikiran/mind map merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. 2. Manfaat dan Kegunaan Teknik Peta Pikiran/Mind Map Beberapa manfaat dimiliki oleh teknik peta pikiran/mind map, berikut ini adalah bebarapa manfaat dari hasil penggunan teknik peta pikiran/mind map, antara lain : a. Memilah, artinya peta pikiran/mind map mampu melatih anak didik untuk memilah berbagai informasi yang disampaiakan dalam materi pelajaran. b. Mengingat dengan lebih baik artinya, diagram peta pikiran/mind map dibuat dengan berbagai gambar dan permainan warna yang menarik. c. Untuk mencatat. artinya tidak sedikit anak yang merasa malas untuk mencatat materi pelajaran. Disinilah peran peta pikiran/mind map untuk mengatasinya. d. Memahami, bahwa peta pikiran/mind map mampu membuat anakanak cepata memahami materi, karena peta pikiran/mind map merupakan gambaran keseluruhan materi yang dibuat dengan cara yang sederhana.

18 29 e. Berimajinasi, artinya menggunakan kebebasan ekspresi seorang anak didik dalam menuangkan pemikirannya terhadapsuatu materi pelajaran. f. Untuk tetap berminat, artinya mampu menggambarkan suatu materi pelajaran ke dalam bentuk tampilan yang menarik. g. Untuk mengendalikan, yang merupakan konsep penggambaran materi dengan menggunakan kata kunci (key word) sebagai pusatnya. h. Untuk menjadi kreatif, dapat meningkatkan daya imajninasi pada peserta didik melalui kebebasan berekspresi. Selanjutnya ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik peta pikiran/mind map, diantaranya : a) Cara ini cepat b) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala. c) Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. d) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. e) Mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.

19 30 f) Mengembangkan cara pikir divergen dan berpikir kreatif, efektif, memetakan pikiran-pikiran, secara menarik, mudah dan berdaya guna. g) Dengan mind map merupakan usaha untuk merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dengan menempatkan informasi dalam ruang yang mudah digunakan saat perlu. h) Mind Map menggambarkan model berpikir organisasional. 3. Langkah-langkah Teknik Peta Pikiran/Mind Map Sesuatu yang baru biasanya merupakan hal agak sulit diterima, begitupula dengan penerapan teknik ini dalam pembelajaran menulis puisi. Namun sebagai guru, sikap memberi semangat adalah sebuah keharusan agar siswa terus giat berlatih dan terus menggunakan teknik ini sehingga akan menjadi terasa nyaman dan akan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan dengan hasil yang tentunya baik pula. Dalam pembuatan Mind Map, Tony Buzan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Siapkan kerta polos untuk dijadikan lembar Mind Map. Kertas yang bergaris akan membatasi kebebasan untuk berekspresi. Selain itu siapkan pula alat tulis dan spidol dengan warnawarna yang menarik.

20 31 2. Tuliskan tema, ide, gagasan utama yang telah dipikirkan pada bagian tengah kertas. 3. Buatlah cabang-cabang yang berasal dari tema, ide, atau gagasan utama yan telah ditentukan. 4. Cabang-cabang yang telah dibuat dapat dikembangkan menjadi beberapa anak cabang yang baru. 5. Gunakan gambar-gambar dan warna yang cerah untuk masingmasing cabang dan anak cabang. Di bawah ini merupakan contoh dari sebuah konsep Peta Pikiran/Mind Map dengan Gagasan Utama Cianjur, karya Yogi, S.H. siswa kelas V SDN Ibu Dewi 4 Kabupaten Cianjur: Gambar 2.1: Contoh Peta Pikiran/Mind Map

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas tentunya harus mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini sepertinya menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai keindahan di dalamnya. Sastra menyajikan berbagai bentuk kisah yang menarik untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk mengapresiasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting karena tidak hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki manusia. Dengan keterampilan ini manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta sebagai penunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: 137) adalah pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir, pertimbangan, perasaan, dan imajinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan melalui tatap muka, tetapi dapat dilakukan melalui tulisan. Syamsudin A.R. (1994:1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yang harus diperhatikan. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan menyimak, berbicara,

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pelaksanaan pembelajaran didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai hal yang dipaparkan pada sub bab, yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Octantya Prameswari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Octantya Prameswari, 2015 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan media benda-benda sekitar dan penggunaan media benda-benda sekitar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Keingintahuan pada sesuatu hal yang baru merupakan reinkarnasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Keingintahuan pada sesuatu hal yang baru merupakan reinkarnasi dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan titik dasar dalam kehidupan manusia. Hal itu bisa dilihat dari rasa ingin tahu yang tidak pernah ada habisnya dari manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkunganya 1 Menulis sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa tidak hanya berbentuk lisan, melainkan juga tulisan. Dengan adanya bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah membantu, membimbing, dan memimpin. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa yang baik akan mempermudah berinteraksi dengan orang banyak. Tentunya ini membutuhkan arahan khusus untuk terampil berbahasa. Berdasarkan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini, karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA Arifin Muslim Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa besar kekuatan sumber daya manusianya (SDM). sehingga dalam kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kondisi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar, demikian pula kualitas dan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Purwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci