Rima Novianti, Dwi Fitri Puspa, Daniati Puttri Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rima Novianti, Dwi Fitri Puspa, Daniati Puttri Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta"

Transkripsi

1 PENGARUH UKURAN LEGISLATIF, KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT Rima Novianti, Dwi Fitri Puspa, Daniati Puttri Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Abstract This research aims to analyze the effect of economic listed in wichmandatory disclosure compliance of financial statement. Local government characteristics used in this research are size, the number of Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), type of local governance. This research also used control variable such as the total nimber of Parliament members. The population in this research is Kabupaten / Kota in Sumatera Barat for priod The total sample as many as 19 distric / city. Data of obtained from Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) and the official website of each region for priode Hypothesis tasted by a multiple regressions models. Regressions anylise was done using SPSS 16.0 and EVIUS 7.0. the result showed that a variabelsize, the number of Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), type of local governance, and parlement members of signifikan effect the mandatory disclosure complience of financial statement. Keywords: mandatory disclosure, local gevernance characteristics Pendahuluan Sejak diberlakukannya Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, melimpahkan kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan azas otonomi. Sebagai implikasinya, peran pemerintah daerah dalam penyediaan layanan publik dan mencapai tujuan pembangunan nasional menjadi semakin besar. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu pengukuran kinerja pemerintah daerah merupakan suatu proses penilaian kemajuan atas pekerjaan pemerintah daerah terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mahsun, 2006). Kinerja pemerintah daerah yang baik tentunya juga diiringi dengan tata kelola pemerintahan daerah yang baik pula, untuk menunjang kinerja pemerintahan yang baik tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran kinerja pemerintah daerah. 1

2 Dalam penelitian ini ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemerintah daerah yaitu ukuran legislatif, karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Landasan Teori Kinerja Pemerintah Daerah Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program maupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam stategic planning suatu organisasi. Ukuran Legislatif Ukuran Legislatif adalah banyaknya jumlah anggota legislatif yang bertugas mengawasi pemerintah daerah agar pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat digunakan dengan baik. Kedudukan DPR sebagai lembaga negara mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan (Wasistiono, 2009). Karakteristik Pemerintah Daerah Pengukuran kinerja harus didasarkan pada karakteristik operasional organisasi. Suatu pengukuran kinerja yang didasarkan atas karakteristik operasional ini bermanfaat untuk mengkuantifikasi tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja pemerintah daerah. Tiap-tiap pemerintah daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, demikian pula dengan pengukuran kinerja juga harus didasarkan pada karakteristik operasional organisasi (Mahsun,2006).. Organisasi dengan karakteristik operasional yang berbeda membutuhkan ukuran kinerja yang berbeda pula. Suatu pengukuran kinerja yang didasarkan atas karakteristik operasional bermanfaat untuk mengkuantifikasi tingkat efisiensi dan efektivitas suatu pelaksanaan kegiatan. pemerintah daerah yang digunakan sebagai berikut: 1. Ukuran Daerah Ukuran daerah adalah prediktor signifikan untuk kepatuhan akuntansi (Patrick,2007). Ukuran daerah dapat diukur dengan total pendapatan, total aset, dan tingkat produktifitas. Semakin besar total pendapatan, total aset dan tingkat produktifitas maka semakin besar pula ukuran suatu daerah (Sumardjo,2010). 2. Tingkat Kekayaan Daerah Tingkat kekayaan daerah merupakan ukuran kekayaan yang dimiliki 2

3 oleh suatu daerah yang diukur dengan total Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tingkat Ketergantungan Pada Pemerintah Pusat Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat adalah ukuran besar atau kecilnya ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.tingkat ketergantungan diihat dari besarnya penerimaan DAU dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah (Widjaja, 2002). Undangundang 32 Tahun 2004 pasal 176 ayat 1 menyatakan bahwa belanja daerah digunakan untuk melindungi dan menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan urusan wajib dan pelayanan dalam bidangpendidikan, kesehatan, penyediaan fasilitas sosial, fasilitas umum, dan pengembangan sistem jaminan sosial. Semakin meningkatnya kualiatas hidup masyarakat, maka akan berdampak terhadap kinerja pemerintah daerah. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Ukuran Legislatif terhadap Kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/kota. Semakin tinggi tingkat pengawasan maka semakin tinggi pula tingkat tanggung jawab dan tingkat kemauan bekerja seseorang terhadap pekerjaannya. Tingkat kemauan dalam bekerja inilah yang akan mempengaruhi perolehan hasil yang menunjukan kinerja pemerintah daerah (Widjaja,2007). H 1 : Ukuran Legislatif berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Pengaruh Ukuran Daerah terhadap Kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Semakin besar ukuran daerah yang ditandai dengan besarnya jumlah aset pemerintah daerah, maka semakin tinggi kinerja pemerintah daerah tersebut (Mustikarini dan Fitrisari, 2012). Dengan demikian pemerintah daerah yang memiliki ukuran yang besar akan dituntut untuk memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan pemerintah daerah yang kecil ukurannya. H 2 : Ukuran daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. 3

4 Pengaruh Tingkat Kekayaan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah daerah kabupaten/kota. Tingkat kekayaan daerah adalah ukuran kekayaan yang dimiliki oleh suatu daerah. Kekayaan daerah dapat diukur dari sumber pendapatan asli daerah. Jumlah dan kenaikan kontribusi PAD akan sangat berperan dalam kemandirian pemerintah daerah yang dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan penelitian Mustikarini dan Fitrisari (2012) yang dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa tingkat kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian Sudarsana (2013) juga menunjukan bahwa tingkat kekayaan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. H 3 : Tingkat kekayaan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pada Pemerintah Pusat terhadap Kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/kota. Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat adalah ukuran ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dilihat dari besarnya penerimaan Dana Alokasi Umum (Huda, 2009). semakin tinggi DAU yang diterima maka pengawasan dari pemerintah pusat akan semakin ketat sehingga pemerintah daerah akan lebih berhati-hati dalam penggunaannya dan diharapkan semakin baik pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakatnya sehingga kinerja pemerintah daerah juga semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Mustikarini dan Fitrisari (2012), Marfiana dan Kurniasih (2013) serta Sumarjo (2010) yang hasil penelitiannya membuktikan bahwa tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Dari uraian diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H 4 : Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Pengaruh Belanja Daerah terhadap Kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Belanja Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah (Widjaja, 2002). Penelitian Mustikarini dan Fitrisari (2012) menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif belanja daerah terhadap kinerja 4

5 pemerintah daerah. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Marfiana dan Kurniasih (2013) hasil penelitiannya menemukan belanja daerah berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. H 5 : Belanja daerah berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Pengaruh Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah daerah Kabupaten/kota. Temuan audit merupakan kasuskasus yang ditemukan BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan-ketentuan tertentu. Penelitian Mustikarini dan Fitrisari (2012), yang hasil penelitiannya membuktikan bahwa temuan audit berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia. Penelitian Marfiana dan Kurniasih (2013) juga membuktikan bahwa temuan audit berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah. H 6 : Temuan audit berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Barat pada tahun Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode judgment sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data untuk variabel temuan audit BPK didapatkan dari laporan hasil pemeriksaan BPK RI tahun anggaran pada kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Barat. Metode pengumpulan data adalah data sekunder Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan rasio efisiensi realisasi biaya per realisasi pendapatan. 5

6 Variabel Independen 1. Ukuran Legislatif Ukuran legislatif merupakan banyaknya jumlah anggota DPRD yang ada pada suatu Pemerintah daerah variabel ini diukur degan menggunakan jumlah total anggota DPRD. 2. Ukuran Daerah Ukuran (size) daerah adalah besar atau kecilnya sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah yang dapat dilihat dari jumlah total aset yang dimiliki daerah.penelitian ini menggunakan Logaritma natural (Ln) dari total aset. 3. Tingkat Kekayaan Daerah Tingkat kekayaan daerah merupakan ukuran kekayaan yang dimiliki oleh suatu daerah yang diukur dengan total Pendapatan Asli Daerah. Dalam penelitian Mustikarini dan Fitrisari (2012) menggunakan PAD dibandingkan dengan total pendapatan sebagai proksi pengukuran tingkat kekayaan daerah. 4. Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat adalah ukuran besar atau kecilnya penerimaan DAU oleh pemerintah daerah dari pemerintah pusat. 5. Belanja Daerah Belanja Daerah merupakan kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah diukur dengan belanja modal dibandingkan dengan total belanja. 6. Temuan Audit Temuan audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah temuan pemeriksaan atas kepatuhan pemerintah daerah terhadap peraturan perundangundangan tahun anggaran Temuan audit BPK diukur dengan jumlah temuan audit (dalam rupiah) dibandingkan dengan total anggaran belanja. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi ), uji Dterminasi (R 2 ), uji Simultan (Uji F), dan uji Persial (uji t).dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Setelah melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Dapat disimpulkan tidak terdapat masalah asumsi klasik 6

7 dalam penelitian ini. Dari hasil uji statistik F diperoleh Prob sebesar 0,00000, hasil uji statistik F dengan nilai probability lebih kecil dari alpha 0,05 dengan ini dapat dijelaskan bahwa keseluruhan model regresi sudah layak atau fit untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap dependen. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan untuk koefisisen determinasi (R 2 ), dapat dilihat bahwa nilai R 2 sebesar atau 74,4% yang menunjukan bahwa 74,4 % kinerja keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh variabel ukuran legislatif, ukuran daerah, tingkat kekayaaan daerah, tingkat ketergantungan daerah, belanja daerah dan temuan audit BPK. Sedangkan 25,6% kinerja keuagan dipengaruhi oleh variabelvariabel lain yang bukan variabel dalam penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1 Hasil pengujian Hipotesis Variabel Koef. Prob Kesimpul Independen Regresi an DPRD ,0005 Signifikan TA ,0034 Signifikan PAD ,0045 Signifikan DAU Signifikan BD Signifikan TEMUAN ,0191 Signifikan R 2 0,7404 F-Prob 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.0 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel ukuran legislatif memiliki nilai koefisien regresi sebesar dan nilai signifikan 0,0005 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,0005 < 0,05) maka hipotesis pertama diterima yaitu ukuran legislatif berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Lembaga legislatif dalam pemerintahan mempunyai fungsi pengawasan terhadap pemerintah daerah terutama pengawasan keuangan, pemerintah daerah berkewajiban memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LKPD) kepada DPRD (Bratakusumah dan Solihin, 20040). Maka dari itu banyaknya jumlah anggota legislatif diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap pemerintah daerah sehingga berdampak dengan adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah (Sumarjo 2010). Berdasarkan pengujian hipotesis variabel ukuran daerah yang diproksikan dengan total aset (TA) memiliki nilai 7

8 koefisien 0, dan nilai signifikan 0,0034 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,0034 < 0,05) maka hipotesis kedua diterima yaitu ukuran daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Ukuran daerah yang besar ditandai dengan besarnya total aset akan dituntut untuk lebih memiliki kinerja yang baik pula dibandingkan pemerintah daerah yang kecil ukurannya (Mustikarini dan Fitrisari, 2012). variabel tingkat kekayaan daerah memiliki nilai koefisien regresi sebesar - 0, dan nilai signifikan sebesar 0,0045 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,0045 < 0,05) maka hipotesis ketiga diterima yaitu tingkat kekayaan daerah berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah dengan PAD yang besar seharusnya mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerjanya, karena pemerintah daerah dengan aset dan kekayaan yang besar pasti memiliki tekanan yang besar pula dari masyarakat untuk lebih baik dalam mengelola segala sumber daya yang dimilikinya guna perbaikan kinerja (Marfiana dan kurniasih,2014). Berbeda dengan hasil penelitian ini yang membuktikan bahwa PAD memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah, hal ini dapat diterima karena mengingat besarnya porsi ketergantungan pemerintah daerah di Indonesia terhadap transfer dana dari pemerintah pusat (Hadi, et.al., 2009) variabel tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat memiliki nilai koefisien regresi sebesar dan nilai signifikan sebesar 0,0000 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,0000 < 0,05) untuk itu hipotesis keempat diterima yaitu tingkat ketergantungan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Tingkat ketergantungan daerah yang diproksikan dengan menggunakan besaran jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima dari pemerintah pusat. Semakin besar jumlah DAU yang diterima oleh suatu pemerintah daerah maka tingkat pengawasan dari pemerintah pusat akan semakin ketat, semakin ketat tingkat pengawasan dari pemerintah pusat maka pemerintah daerah akan semakin berhati-hati dalam membelanjakan DAU tersebut, maka akan berdampak dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah (Widjaja,2002). variabel belanja daerah memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0, dan nilai signifikan sebesar 0,3301 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,3301 > 0,05) maka hipotesis kelima ditolak yaitu belanja daerah tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini 8

9 disebabkan oleh rasio belanja modal terhadap total belanja daerah belum mencerminkan porsi belanja daerah yang dibelanjakan untuk membiayaai peningkatan pelayanan masyarakat. dalam kata lain porsi belanja modal pemerintah daerah masih kecil dibandingan dengan total belanja daerah. Temuan audit BPK memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,07319 dan nilai signifikan sebesar 0,0191 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau (0,0191 < 0,05) maka hipotesis keenam diterima yaitu temuan audit BPK berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh ukuran legislatif, karakteristik pemerintah daerah, dan temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota di provinsi sumatera barat. Berdasarkan pengujian statistik deskriptif nilai minimum dari variabel kinerja pemerintah daerah yaitu sebesar 0,85553 atau 85,55% yang berarti kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota di provinsi Sumatera Barat nilai terendahnya 85,55% yang dapat dikatakan kinerjanya kurang efisien. Hasil penelitian ini memberikan implikasi tentang: 1. Implikasi Teori Penelitian ini memberikan implikasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sektor publik, terutama mengenai bagaimana ukuran legislatif, ukuran daerah, tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pemeritah pusat, belanja daerah da temuan audit BPK dapat mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. 2. Implikasi Praktek Bagi pemerintah dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan kinerja pemerintah daerah agar lebih efisien mungkin dalam menggunakan anggaran belanja daerah agar berdapak pada peningkatan kinerja pemerintah daerah kedepannya. Keterbatasan dan Saran Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki sejumlah kekurangan atau kelemahan, kondisi tersebut karena adanya sejumlah keterbatasan yang peneliti miliki. Secara umum keterbatasan tersebut adalah : 1. Penelitian ini hanya menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) di provinsi Sumatera Barat sebagai objek penelitian sehingga penelitian ini hanya menilai kinerja pemerintah di provinsi sumatera barat saja. 2. Penelitian ini hanya menggunakan empat tahun periode LKPD yaitu sehingga hasil penelitian ini hanya 9

10 menggambarkan kinerja pemerintah daerah selama empat tahun saja. 3. Penelitian ini hanya mengunakan variabel independen ukuran legislatif, karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK sehingga hanya sebagian kecil variabel yang mempengaruhi kinerja pemerintah daerah. maka disarankan untuk penelitain selanjutnya menemukan karakteristik baru atau menggunakan karakteristik pemerintah daerah yang lebih variatif. Daftar Pustaka Ghozali, Imam Aplikasi Bisnis Multivariate dengan program IBM SPSS 11119, edisi 7. Semarang ; Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mahsun, Mohamad Pengukuran Kinerja Sektor Publik ; BPFE Yogyakarta. Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi ketiga ; UPP STIM YKPN Mustikarini, Widya Astuti., Fitrisari, Debby Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran Simposium Nasional Akuntansi XV ; Banjarmasin. Mahsun, Mohamad Pengukuran Kinerja Sektor Publik. ; BPFE- UGM Yogyakarta. Nugroho, Renas Adi Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (studi pada kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah pada periode ). Sumarjo, Hendro Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia). Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sekaran, Uma Reaserch Methods for Business. Jakarta : Salemba Empat. Widjaja, Haw Otonomi Daerah dan Daerah Otonom ; Raja Grafindo Wasistiono, Sadu. Wiyoso, Yonatan Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ; Fokus Media 10

11 11

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Ghozali (2006) menyatakan bahwa analitis deskriptif terd iri atas penghitungan rata-rata (mean), jumlah (sum), simpangan baku (standard

Lebih terperinci

Sri Mulyani Hardiyanto Wibowo Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Sri Mulyani Hardiyanto Wibowo Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH BELANJA MODAL, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, INTERGOVERNMENTALREVENUE DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jawa Tengah,Tahun 2012-2015) Sri Mulyani Hardiyanto

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 5 (1) (2016) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Nur Ade

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan. Karakteristik pemerintah daerah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEKAYAAN DAERAH, BELANJA DAERAH, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, LEVERAGE DAN INTERGOVERNMENTAL REVENUE TERHADAP KINERJA

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEKAYAAN DAERAH, BELANJA DAERAH, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, LEVERAGE DAN INTERGOVERNMENTAL REVENUE TERHADAP KINERJA ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEKAYAAN DAERAH, BELANJA DAERAH, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, LEVERAGE DAN INTERGOVERNMENTAL REVENUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah/Kota

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemerinksa Keuangan (BPK) perwakilan propinsi Jawa Timur, dan diolah

BAB V PENUTUP. Pemerinksa Keuangan (BPK) perwakilan propinsi Jawa Timur, dan diolah 82 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Karakteristik pemerintah daerah terhadap kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Terjadinya krisis pada tahun 1996 merupakan faktor perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Terjadinya krisis pada tahun 1996 merupakan faktor perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya krisis pada tahun 1996 merupakan faktor perubahan penyelenggaraan pemerintah. Saat itu sebagian wewenang dari pemerintah pusat diberikan kepada sebagian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK).

BAB V PENUTUP. Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK). 89 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK). Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur (Influence Human Development Index (HDI) and Total Population

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA (Studi pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2009-2011 ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan pemerintah daerah

Lebih terperinci

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp ISSN 2302-0199 7 Pages pp. 60-66 PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN, SISA ANGGARAN, DAN UKURAN PEMDA TERHADAP KEPATUHAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KABUPATEN/KOTA Pipit Sandar 1), Nadirsyah 2), Syukriy

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN PEMERIKSAAN BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2012

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN PEMERIKSAAN BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2012 PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN PEMERIKSAAN BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2012 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Eljra Syoftia, Dwi Fitri Puspa, Ethika Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta

Eljra Syoftia, Dwi Fitri Puspa, Ethika Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, OPINI AUDITTERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Study Pada LKPD Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat) Eljra Syoftia,

Lebih terperinci

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun ) ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau menetapkan perbedaan-perbedaan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta) PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah di Wilayah Ekonomi Sulawesi dan Papua-Kepulauan Maluku Tahun 2015) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada seluruh Pemerintah Provinsi di Indonesia. Selanjutnya, objek penelitian ini adalah LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Rebulik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Rebulik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Rebulik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis metode penelitian diklasifikan berdasarkan tujuan dan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis metode penelitian diklasifikan berdasarkan tujuan dan tingkat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis metode penelitian diklasifikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian terapan dengan metode

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH Rilo Jatitmas Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta e-mail: rilojatitmas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PULAU SULAWESI SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PULAU SULAWESI SKRIPSI PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PULAU SULAWESI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN INVESTASI PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN INVESTASI PEMERINTAH DAERAH PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN INVESTASI PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa dan Sumatera) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 4 (4) (2015) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH KARAKTERISTIK, KOMPLEKSITAS PEMERINTAHAN DAN TEMUAN AUDIT TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN WAJIB LKPD Candra

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di.

PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di. PENGARUH KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nama : Ismy Chaerunissa Oktia NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Supiningtyas P., SE., MM

Disusun oleh : Nama : Ismy Chaerunissa Oktia NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Supiningtyas P., SE., MM Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Alokasi Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Provinsi Wilayah Pulau Sumatera Periode 2009-2011 Disusun oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBINAAN SPIP, PENGAWASAN EKSTERNAL, DAN KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MATURITAS SPIP SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

PENGARUH PEMBINAAN SPIP, PENGAWASAN EKSTERNAL, DAN KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MATURITAS SPIP SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat PENGARUH PEMBINAAN SPIP, PENGAWASAN EKSTERNAL, DAN KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MATURITAS SPIP SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah kabupaten/kota di Pulau Jawa tahun anggaran 2014. Atas dasar penentuan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan melakukan analisis pada sektor pemerintahan di provinsi Jawa Timur. Dimana penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.12 Tahun Menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 yang

BAB I PENDAHULUAN. No.12 Tahun Menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Daerah merupakan pihak yang menjalankan roda perekonomian, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang dituntut untuk dapat melaksanakan pemerintahan

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH (Studikasus di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2013) Nur Harjiyanti

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI SUMBAR

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI SUMBAR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI SUMBAR Febri Ferta Yanto 1, Mukhlizul Hamdi 2, Meihendri 3 Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing study) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai

Lebih terperinci

DETERMINANT AUDIT DELAY ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA. Skripsi

DETERMINANT AUDIT DELAY ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA. Skripsi DETERMINANT AUDIT DELAY ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pengujian hipotesis yang menguji pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan terbaru saat ini. Sampel diperoleh dengan carapurposive sampling.

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan terbaru saat ini. Sampel diperoleh dengan carapurposive sampling. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini mengunakan data sekunder yang diperoleh dari BPK Indonesia, populasi penelitian ini adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi perekonomian dan menuntut pemerintah agar mampu melaksanakan reformasi di segala

Lebih terperinci

Diajukan oleh : F.X. Riza Febri Kurniawan NIM: F

Diajukan oleh : F.X. Riza Febri Kurniawan NIM: F PENGARUH KEMANDIRIAN DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN KARAKTERISTIK DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN ALOKASI BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dampak kinerja keuangan terhadap alokasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan

Lebih terperinci

PENENTU JUMLAH TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

PENENTU JUMLAH TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA PENENTU JUMLAH TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEPATUHAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada SKPD Di Boyolali) MEVIANA SUSILOWATI B

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada SKPD Di Boyolali) MEVIANA SUSILOWATI B ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada SKPD Di Boyolali) MEVIANA SUSILOWATI B200080114 Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi ABSTRAKSI APBD disusun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH ( Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Lampung ) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karyaku kepada: Suamiku tercinta, kedua anakku, kedua. orang tuaku, saudara dan teman-teman yang senantiasa memberikan

PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karyaku kepada: Suamiku tercinta, kedua anakku, kedua. orang tuaku, saudara dan teman-teman yang senantiasa memberikan PERSEMBAHAN Kupersembahkan karyaku kepada: Suamiku tercinta, kedua anakku, kedua orang tuaku, saudara dan teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan inspirasi. Terimakasih untuk teman-teman yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMERINTAH DAERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMERINTAH DAERAH 190 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMERINTAH DAERAH Sri Rustiyaningsih 1 Intan Immanuela 2 Program Studi Akuntansi - Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRACT The aims

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010- BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Anggaran Belanja yang tercantum dalam APBD Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN WAJIB LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN WAJIB LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN WAJIB LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

SAFITRI WULANDARI F FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SAFITRI WULANDARI F FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH UKURAN DAERAH, KEKAYAAN DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK, DAN BELANJA DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA MELALUI WEBSITE RESMI SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : Brian Sagay Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR Dwi Wahyu Setyowati Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM.. ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA DAERAH (BD) Studi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bangka Belitung

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajad Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2013 yang telah diaudit oleh BPK. Jumlah kabupaten/kota

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penghindaran pajak banyak dilakukan oleh wajib pajak karena bersifat legal. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penghindaran pajak diantaranya good corporate governance. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau menetapkan perbedaanperbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango.

Lebih terperinci

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan, Self-efficacy, Orientasi Etika, Orientasi Tujuan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA KARAKTERISTIK INSPEKTORAT DAERAH DAN KETEPATWAKTUAN PENETAPAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA T E S I S Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR) Akhmad Imam Amrozi

Lebih terperinci

Disusun oleh : Peppy Nur Eko Setyo Putro NIM: F PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Disusun oleh : Peppy Nur Eko Setyo Putro NIM: F PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM NERACA PEMERINTAH DAERAH (Studi pada empat provinsi di Indonesia) Skripsi Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten di Provinsi Lampung berjumlah 14 kabupaten dan kota. Sampel yang

Lebih terperinci

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR) Akhmad Imam Amrozi

Lebih terperinci

ANALISIS FLYPAPER EFFECT PADA PENGUJIAN PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN

ANALISIS FLYPAPER EFFECT PADA PENGUJIAN PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN ANALISIS FLYPAPER EFFECT PADA PENGUJIAN PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN SISA LEBIH PENGHITUNGAN ANGGARAN (SILPA) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK DAN UKURAN LEGISLATIF TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH.

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK DAN UKURAN LEGISLATIF TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK DAN UKURAN LEGISLATIF TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi pada Pemerintah Kota/Kabupaten di Karesidenan Pati Tahun 2009-2014)

Lebih terperinci

Oktary Handini 1, Dwi Fitri Puspa 1, Ethika 2 Accounting Departement, Economic Faculty, Bung Hatta University

Oktary Handini 1, Dwi Fitri Puspa 1, Ethika 2 Accounting Departement, Economic Faculty, Bung Hatta University PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK REKLAME, DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA SUMATERA BARAT Periode 2009-2013 Oktary Handini 1, Dwi Fitri Puspa

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2003-2011) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Tax Hotel, Tax Restaurant, Regional Real Income. vii

ABSTRACT. Keywords: Tax Hotel, Tax Restaurant, Regional Real Income. vii ABSTRACT This research was made in order to acknowladge who much contribution and effect of hotel tax and restaurant tax on Regional Real Income of Bandung in 2009-2013 with partial and simultaneous. Data

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TEBING TINGGI OLEH ZETYA NOVIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2002-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipilih karena sektor tersebut rawan terhadap kasus financial distress. Selain

BAB III METODE PENELITIAN. dipilih karena sektor tersebut rawan terhadap kasus financial distress. Selain BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan pemerintah

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Muhammad Rifqi Zulkarnain NIM F

Diajukan oleh: Muhammad Rifqi Zulkarnain NIM F PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN KOMPLEKSITAS PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Di Pulau Jawa) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH YANG DIHASILKAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI STUDI PADA PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI SULAWESI UTARA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran 2012) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP EFISIENSI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP EFISIENSI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 1, Januari 2017 ISSN : 2460-0585 PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP EFISIENSI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Aulia Rizka Kusuma aulia.kusuma5@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan Samalua Waoma Program Studi Akuntansi STIE Nias Selatan Kabupaten Nias Selatan samaluawaoma@gmail.com Abstract Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan rangkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH OTONOM BARU SETELAH PEMEKARAN

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH OTONOM BARU SETELAH PEMEKARAN PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH OTONOM BARU SETELAH PEMEKARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA

PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2011-2015 E-Journal Dibuat Oleh: Egi Nofrizal 022113233 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang otonomi daerah yang didefinisikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal di Jawa Timur dengan menggunkan alat uji analisis regresi

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2011-2012)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pelaksanaan akuntansi publik dilembaga-lembaga pemerintahan banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya dikarenakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, KEMANDIRIAN DAERAH, DAN EFEKTIVITAS PAD TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL

ANALISIS PENGARUH LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, KEMANDIRIAN DAERAH, DAN EFEKTIVITAS PAD TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL ANALISIS PENGARUH LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, KEMANDIRIAN DAERAH, DAN EFEKTIVITAS PAD TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL (Studi Pada Kabupaten Dan Kota di Seluruh Indonesia Tahun 2013) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Teguh Sunyoto NIM: F

Diajukan oleh: Teguh Sunyoto NIM: F PENGARUH DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL, KETERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH, RUANG FISKAL, DAN TINGKAT PEMBIAYAAN SILPA TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PEMERINTAH DAERAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

PENGARUH BELANJA MODAL, DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH ISSN 2302-0164 9 Pages pp. 30-38 PENGARUH BELANJA MODAL, DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH 1) Mulia Andirfa, 2) Dr. Hasan Basri,

Lebih terperinci