INTERPERSONAL SKILL. Nama : Pipit Riski S NIM : PRODI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER
|
|
- Hadi Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTERPERSONAL SKILL Nama : Pipit Riski S NIM : PRODI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Belajar berarti berlatih atau berusahamemperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Kegiatan belajar memiliki ciri ciri sebagai berikut : a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c. Perubahan itu terjadi karena usaha Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti Education adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep. Gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal. Seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga sekolah dan masyarakat dan pemerintah. Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupannya. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. B. Masalah
3 Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah umum yang timbul adalah bagaimana memupuk mental life long learning personal skill kepada siswa. C. Tujuan Tujuan dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut: a. Mengetahui pengertian learning b. Mengetahui komponen lifelong learning c. Mengetahui Implikasi Konsep Life Long Education D. Manfaat Manfaat dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut: a. Memahami pengertian learning b. Memahami komponen dalam life long learning c. Memahami lifelong learning in personal skill
4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Learning (Belajar) Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hilgard mengatakan :Learning is the proses by which an activity originates as changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment). Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam Iingkungan alamiah). Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanent dalam tingkah laku sebagai hasil praktek atualisai pengalaman. Dari beberapa pengertian belajar tersebut, Sumadi Suryabrata menyimpulkan: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam anti behavioral changed, aktual maupun potensial. b. Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). Dikatakan belajar apabila membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri. Pendeknya mengenai segala aspek organism atau pribadi seseorang. Karena itu seorang yang belajar ia tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia tidak hanya bertambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkanya secara fungsional dalam situasi hidupnya. Dalam hubungan dengan usaha pendidikan, maka belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan dan psikologis belajar. Sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua, dikemukakan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, yaitu: a. Fase perkembangan masa kanak-kanak b. Fase perkembangan masa anak c. Fase perkembangan masa remaja d. Fase perkembangan masa dewasa awal
5 e. Fase perkembangan masa setengah baya f. Fase perkembangan masa tua Untuk memenuhi tugas-tugas pada setiap fase tersebut, dicapai melalui belajar. Berangkat dari fenomena ini muncullah konsep belajar untuk memberikan layananlayanan dan prioritas bagi mereka yang tidak lagi belajar pada pendidikan diri dan turut berpartisipasi di dalam aktivitas kehidupan di lingkungan masyarakat. B. Pengertian Personal Skill Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki kesadaran atas eksistensi dirinya dan kesadaran akan potensi dirinya. Kesadaran akan eksistensi diri merupakan kesadaran atas keberadaan diri. Kesadaran atas keberadaan diri dapat dilihat dari beberapa sisi. Misalnya kesadaran diri sebagai makhluk Allah, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk hidup, dan sebagainya. Kesadaran akan potensi diri adalah kesadaran yang dimiliki seseorang atas kemampuan dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu seseorang akan tahu kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan kesadaran eksistensi diri dan potensi diri, seseorang akan dapat menempuh kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan dan mampu memecahkan masalah hidup dan kehidupannya. C. LifeLong Learning 1) Pengertian Pendidikan seumur hidup bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang menjadi dasar dan menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dalam kenyataan hidup dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa hakikatnya orang belajar seumur hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Menurut Cropley life long learning diartikan dengan tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai yang paling tua. Pendidikan sepanjang hayat (life long learning) menyatakan bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pada saat ini karena manusia terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakat yang selalu berubah. Sisi lain pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik. Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat :
6 Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat. Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk mengatasi masalah. Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level. Menyambut baik perubahan (open minded). Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru. Jadi, pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya. 2) Komponen Life Long Education Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Komponen pendidikan menentukan berjalan atau tidaknya suatu sistem pendidikan. Sebuah sistem operasional pendidikan seumur hidup mencakup beberapa komponenkomponen: a. Tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup. b. Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup. c. Prinsip-prinsip pembimbing untuk pengembangan sistem pendidikan seumur hidup. d. Bentuk-bentuk belajar, yang terdiri atas pendidikan umum yang berlangsung secara formal dan non formal dan pendidikan profesional yang berlangsung secara formal dan non formal. 3) Tujuan Life Long Education Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang ingin di capai oleh kegiatan pendidikan. Sebagaimana kita tahu bahwa setiap polah tingkah manusia baik yang disadari ataupun tidak tentu ada tujuannya. Sistem pendidikan seumur hidup memliki beberapa tujuan, diantaranya : Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
7 Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup. 4) Konsep Life Long Education Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman kezaman. Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses continue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup. Singkatnya tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Seorang petani tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, memberantas hama, dan pemasaran hasil yang menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi oleh usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman. Pendidikan sepanjang hayat yang dalam prakteknya telah lama berlangsung secara alamiah dalam kehidupan manusia itu dalam perjalanannya menjadi pudar, disebabkan oleh semakin kukuhnya kedudukan sistem pendidikan persekolahan di tengah-tengah masyarakat. Sistem pendidikan persekolahan yang polanya telah mentradisi membentuk masyarakat tersendiri dan memisahkan diri dari lingkungan masyarakat luas. Sekolah membentuk masyarakat khusus yang mempersiapkan diri untuk kehidupan di hari depan, bukan kehidupan sekarang ini, dengan membekali diri berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan menurut porsi yang telah ditetapkan dengan keyakinan bahwa bekal tersebut pasti cocok dengan tuntutan zaman. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat selalu berubah dengan membawa tuntutan-tuntutan baru. Bekal yang telah dipersiapkan secara baku pada saat seseorang ditempa di sekolah tidak selalu sesuai dengan kebutuhan di lapangan yang nantinya akan diterjuni. 5) Dasar-dasar Pemikiran Life Long Education Di era yang semakin modern seperti sekarang ini, kebutuhan akan pendidikan dirasa semakin sangat penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
8 manusia untuk senantiasa belajar, oleh karenanya muncul konsep pendidikan life long education yang menjamin setiap manusia untuk bisa belajar sepanjang hidupnya. Berikut beberapa alasan mengenai urgensi pendidikan sepanjang hayat dilihat dari beberapa tinjauan. a. Tinjauan Ideologis Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup. Dengan adanya pendidikan seumur hidup maka waktu manusia belajar dan mengembangkan potensi akan semakin panjang. Menjadi suatu kewajiban penguasa maupun tokoh masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari bahaya kebodohan dan kemelaratan. b. Tinjauan Ekonomis Salah satu cara keluar dari lingkaran kebodohan dan kemelaratan adalah dengan cara pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan seumur hidup seorang manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan dan keterampilan dimana hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang. Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk : Meningkatkan produktivitasnya. Memelihara dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat penting. c. Tinjauan Sosiologis sehingga peranan pendidikan dalam keluarga menjadi sangat besar dan Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan yang disebabkan oleh sebagian orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di lembaga pendidikan yang mahal sedangkan anak-anak yang disekolahkan tidak serius dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan pemecahan masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Dengan orang tua belajar maka anak-anak bisa menirunya dan serius dalam bersekolah. d. Tinjauan Politis Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak kewajibannya disamping memahami fungsi pemerintahan. Karena itu, pendidikan perlu diberikan kepada semua orang karena maju tidaknya suatu negara juga dipengaruhi oleh kualitas pendidikan warga negaranya. Setiap warga negara yang
9 hidup di suatu negara perlu mempelajari apa saja terkait dengan bangsa dan negaranya selama hidupnya, karena di bawah negaralah mereka memperoleh perlindungan. e. Tinjauan Filosofis Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya akan selalu ada perubahan-perubahan dan semua itu perlu dipelajari oleh semua rakyat, disinilah terlihat peran pendidikan sepanjang hayat. f. Tinjauan Teknologis Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu teknologi untuk menambah pengetahuan disamping ketrampilannya. g. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebuh bernilai bagi masyarakat. Tidak dipungkiri lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya konsep teknik penyampaiannya karena perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek, maka tidak mungkin segalanya itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motifasi yang kuat kepada anak untuk belajar terus sepanjang hayatnya. Dan untuk memberikan ketrampilan itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan life long education. h. Tinjauan Etis Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan sosial,
10 ekonomi, dan politik. Dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional. Pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial. 6) Implikasi Konsep Life Long Education Dengan diterimanya konsep pendidikan seumur hidup sebagai konsep dasar pendidikan maka berarti sifat kodrati pendidikan, yaitu upaya memperoleh bekal untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus dan menjiwai penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada, yang sudah melembaga maupun yang belum. Pendidikan berlangsung dari masa bayi sampai dengan pendidikan diri sendiri pada masa manula. Seperti telah dijelaskan terdapat ciri-ciri khas pendidikan seumur hidup yang diharapkan menjiwai pendidikan masa kini dan pada masa mendatang. Ciri-ciri pendidikan sepanjang hayat yang dimaksud adalah : a. Pendidikan sepanjang hayat menghilangkan tembok pemisah antara sekolah dan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah. b. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan kegiatan belajar sebagai bagian integral dari proses hidup yang berkesinambungan. c. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan sikap dan metode daripada isi pendidikan karena isi pendidikan bersifat statis dan senantiasa berubah. d. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi pelaku utama di dalam proses pendidikan yang mengarah kepada pendidikan diri sendiri (self education) dan sejalan dengan penciptaan masyarakat gemar belajar (learning society). Implikasi sendiri diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Menurut W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada adalah : a) Pendidikan Baca Tulis Fungsional Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional meliputi :
11 Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut. b) Pendidikan Vokasional Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap dilaksanakan secara kontinu. c) Pendidikan Profesional Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminology dan sikap profesionalnya. d) Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asa pendidikan seumur hidup. e) Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik Pendidikan seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun pimpinan. Sebagai rakyat perlu mengetahui hak dan kewajiban sedangkan sebagai pemerintah perlu tahu tugas-tugas dan wewenangnya. 7) Arah Life Long Education Pada umumnya pendidikan sepanjang hayat diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam pendidikan. a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa. Sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan sepanjang hayat ini dalam rangka pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kuncu keberhasilan. b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak Pendidikan sepanjang hayat bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi
12 tempat awal bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang. 8) Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup memiliki karakteristik sebagai berikut: a. HIDUP, SEUMUR HIDUP, dan PENDIDIKAN merupakan tiga konsep pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup. b. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup. c. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi) dan jenis pendidikan. d. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatankegiatan belajar insidental. e. Keluarga memainkan peranan utama, peranan dasar dalam memulai pendidikan seumur hidup. f. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup. g. Pendidikan seumur hidup menghendaki keterpaduan dimensi vertikal dan dimensi horizontal dari pendidikan. h. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup bersifat universal. i. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam dalam isi bahan, alat-alat, teknik, dan waktu belajar. j. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif bagi individu dan masyarakat. k. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup. l. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, & edukabilitas. m. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan. n. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan. 9) PilarPilar Pendidikan Seumur Hidup
13 Konsep pendidikan seumur hidup harus mencakup empat pilar yaitu : a. Belajar Mengetahui (Learning to Know) Memadukan antara kesempatan untuk memperoleh pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja pada sejumlah subjek yang lebih kecil secara mendalam. b. Belajar Berbuat (Learning to Do) Memberi kesempatan kepada pebelajar untuk tidak hanya memperoleh ketrampilan kerja, tetapi juga memperoleh kompetensi untuk menghadapi berbagai situasi serta kemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi serta menangani dan menyelesaikan masalah atau perselisihan. c. Belajar Hidup Bersama (Learning to Live Together) Mengembangkan pengertian atas diri orang lain dengan cara mengenali diri sendiri serta menghargai kesaling tergantungan, melaksanakan proyek bersama dan belajar mengatasi konflik dengan semangat nilai pluralitas, saling mengerti dan perdamaian. d. Belajar Menjadi Seseorang (Learning to Be) Mengembangkan kepribadian dan kemampuan untuk bertindak secara mandiri, kritis, penuh pertimbangan serta bertanggungjawab. 10) Perubahan Pandangan Pendidikan Ke Arah Pendidikan Sepanjang Hayat Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH), karena: Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa: a. Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan (sistem pendidikan formal) yang ingin melanjutkan pendidikan. b. Cepatnya perkembangan pengetahuan baru mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masa. c. Pendidikan Sepanjang Masa dipandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan sistem pendidikan secara keseluruhan yang dapat merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang social ekonomi, politik atau kebudayaan. d. Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan Bahwa sistem pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan. e. Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup dan perbaikan sistem sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah, sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu kesempatan ini.
14 f. Keterbatasan sistem persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya. Di sisi lain sistem persekolahan, mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain. 11) Strategi Pendidikan Seumur Hidup 12) Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut : a. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalamanpengalaman pendidikan. b. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. c. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup. e. Arah Pendidikan Seumur Hidup.
15 KESIMPULAN Pendidikan adalah proses pembentukan manusia seutuhnya mencakup kemampuan mental, fikir dan kepribadian atau berwatak bangsa. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya. Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup dapat disimpulkan sebagai berikut : Tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis. Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia. Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu tinjauan ideologis, yuridis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan pedagogis. Bentuk-bentuk pendidikan seumur hidup: pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non- formal
16 DAFTAR PUSTAKA Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Mudyahardjo, Redja Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ihsan, Fuad Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Oleh : Abdurahman Ahmad Karyadi Yuniar Nicky C. Latifah Yulia Muhammad Yunus Andri Muhayat UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011 Pendidikan Seumur Hidup Konsep
Lebih terperinciPENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT. Imam Gunawan
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT Imam Gunawan KONSEP PSH Pendidikan seumur hidup adalah suatu konsep, suatu ide (gagasan pokok) dalam konsep ini bahwa pendidikan tidak saja berlangsung selama seseorang belajar
Lebih terperinciPengabdian Pada Masyarakat Disampaikan pada Komunitas Peduli Anak Yatim (KPAY) BELAJAR SEPANJANG HAYAT. Abstrak Taty Fauzi Nidn
Pengabdian Pada Masyarakat Disampaikan pada Komunitas Peduli Anak Yatim (KPAY) BELAJAR SEPANJANG HAYAT Abstrak Taty Fauzi Nidn 16021962 Belajar adalah sebuah aktivitas dalam keseluruhan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : FILSAFAT PENDIDIKAN : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 1 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Tri Desiana, 2013 Pembelajaran Tari Di Sanggar Ringkang Gumiwang Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pendidikan dalam laju pembangunan merupakan suatu keharusan dan kewajaran. Dikatakan sebagai suatu keharusan, karena pendidikan perlu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor pendidikan adalah hal yang penting didalam era globalisasi seperti sekarang, kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari mutu pendidikan di negara tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang mempelajari tentang moral, etika maupun tingkah laku selain itu Pendidikan Kewarganegaraan mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan salah satu jalur utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.
Lebih terperinciLANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :
LANDASAN SOSIOLOGIS PENGERTIAN LANDASAN SOSIOLOGIS : Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciUPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd
UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
Lebih terperinciPERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Novianti Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim email: novianti.idr@gmail.com Abstrak Dalam sejarah perkembangannya, psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciLANDASAN PENDIDIKAN DISUSUN OLEH :
LANDASAN PENDIDIKAN Nama NIM Dosen : : : DISUSUN OLEH : Suraya Atika 06141281419062 Dra. Masitoh M.Pd. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciKurikulum Berbasis TIK
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan sebuah kampanye global bertajuk "Education for All" atau "Pendidikan untuk Semua". Kampanye "Education
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Oleh : Putu Ronny Angga Mahendra, S.Pd. M.Pd puturonny87@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Dra. G.A Mas Darwati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota Pontianak. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana utama di dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit diperoleh hasil dari kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan, itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus secara sekaligus,
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP Oleh : Ma rifani Fitri Arisa Pengantar Undang-undang republik Indonesia nomer 20 tahun 2013 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah kunci yang paling paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena kunci keberhasilan pembangunan terletak pada faktor manusia itu sendiri sebagai pelaksananya.
Lebih terperinciNama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : 15105241002 Makul : Ilmu Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil dan tidak
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan memiliki peran sebagai wahana belajar untuk mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Manusia akan bersosialisasi dengan orang lain dengan proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dapat memberikan perubahan, perbaikan, dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran agar lebih tertanam pada siswa. Faktor-faktor itu antara lain guru, siswa, media pembelajaran, proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan. mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan IPTEK yang terus menerus berkembang membawa manusia pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus mengembangkan diri agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya manajemen. Menurut Siswanto, manajemen adalah proses perencanaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta generasi penerusnya secara berguna dan bermakna. Generasi penerus tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh
Lebih terperinciLandasan Pendidikan Inklusif
Bahan Bacaan 3 Landasan Pendidikan Inklusif A. Landasan Filosofis 1) Landasan filosofis utama penerapan pendidikan inklusif di Indonesia adalah Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan merupakan suatu langkah perubahan sebagai upaya peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan kreatifitas. Dengan adanya ketetapan pemerintah mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,
Lebih terperinciJufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi di Kelas III SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki ketika mereka mulai memasuki jenjang pendidikan di sekolah dasar. Kedua kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciLandasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012
Landasan Pengembangan Kurikulum Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012 KURIKULUM: PENGERTIAN DASAR Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak
Lebih terperinciPendidikanmasyarakatadalahpendidikanyang ditujukan kepada orang dewasa termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan
Oleh Iis Prasetyo Pengertian Pendidikanmasyarakatadalahpendidikanyang ditujukan kepada orang dewasa termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa baik sebagai kesatuan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan diri manusia dalam segala aspek pendidikan, dan dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI
BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI A. MASALAH-MASALAH KEPEMUDAAN Masalah pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami
Lebih terperinci2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Proses pembangunan bangsa tidak terlepas dari pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi
Lebih terperinciBAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
7 BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA A. Teori Belajar Dan Prestasi Belajar 1. Teori Belajar Menurut Gagne (Dahar, 1996: 11) Belajar dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa, dapat dilihat dari segi Pendidikannya, sehingga jika suatu bangsa ingin maju tentunya yang pertama kali harus diprioritaskan adalah
Lebih terperinciSKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MELALUI PETA KONSEP SECARA KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM KELAS V SEMESTER I SDN 03 KARANGREJO TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses transformasi menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap kelompok etnis tersebut memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Guru Dalam pendidikan, Guru merupakan komponen dari perangkat sistem pendidikan yang ada di sekolah, sebagai pendidik guru membimbing dalam arti menuntun peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinci