BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Profile XL Axiata PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia disertai jaringan yang luas dan berkualitas di seluruh Indonesia. Visi dan Misi XL adalah untuk menjadi operator selular no.1 Indonesia melalui komitmen yang kuat dalam memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan. XL satu-satunya operator yang memiliki jaringan serat optik yang luas. XL telah meluncurkan XL 3G pada 21 September 2006, layanan telekomunikasi selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan Bisnis internasional (Roaming Inbound and Outbound) bagi semua pelanggannya dan operator rekanan diluar negeri Dalam hal ini Departemen yang menangani Layanan International Roaming yakni Tower Bussines and Carrier Relation harus mampu menghasilkan revenue yang nantinya bisa berimbas pada revenue perusahaaan melalui unit unit bisnis

2 yang ada dibawahnya. Berikut Gambar Struktur Organisasi PT. XL Axiata ditunjukan pada gambar Gambar 2.1 Organisasi PT XL Axiata Dimana yang melayani Layanan International Service ini adalah Tower Bussines and Carrier Relation.. Berikut Gambar Struktur Organisasinya Tower Bussines and Carrier Relation. TOWER BUSINESS AND CARRIER RELATION Commercial Roaming Voice Business Interkoneksi Gambar 2.2 Struktur Organisasi Departemen CR

3 International Roaming Hampir Mustahil untuk membayangkan layanan mobile modern tanpa roaming, yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan perjalanan menuju seluruh dunia sementara tetap menggunakan nomor asalnya (Guo, Zhang, and Zhu. 2004). Bentuk layanan roaming outbound sangat penting dan merupakan bagian dari pendapatan operator. Itulah sebabnya pertempuran pelanggan roaming outbound menjadi hal yang umum, banyak solusi berbeda yang digunakan oleh operator dengan tujuan strategis, serta untuk memastikan bahwa pelanggan akan terdaftar di jaringan operator yang sudah mempunyai kerjasama (Isukapalli, Alexiou, and Murakami. 2002). Di awal tahun 1980'an, kebanyakan sistem telepon bergerak merupakan analog daripada digital. Banyak tantangan dalam menghadapi sistem analog. Sebagai hasilnya, digital teknologi dikembangkan. Keuntungan dari sistem teknologi digital adalah mudahnya pensinyalan (Harte, Dreher, Bowler, and Beninger. 2004), identifikasi dalam jaringan GSM (Turban, Rainer, and Potte. 2003), terintegrasinya switching dalam jaringan antar operator (Noldus. 2006), dan bertambahnya kemampuan pengembangan aplikasi dalam mendukung strategi operator (Sommerville. 2007). Sistem switching pada jaringan GSM adalah mekanisme dasar perangkat keras yang terhubung antar layer (Air Interface, Base Station Sistem dan Core

4 13 Network), Tujuan utamanya yaitu sebagai media proses komunikasi yang mentranslasikan pertukaran informasi dan kemudian melanjutkan layanan baik didalam negeri maupun menuju luar negeri (Noldus. 2006). Identifikasi dalam jaringan GSM adalah suatu mekanisme identitas dari setiap pelanggan, yang datanya disimpan pada HLR, dan Tujuan utama mekanisme identitas ini yaitu untuk digunakan apabila pelanggan melakukan transaksi pada operator berbeda didalam maupun diluar negeri (Turban, Rainer, and Potter. 2003). Signal pada jaringan GSM, Sistem Signaling No 7 (SS7) adalah seperangkat protokol signal telepon yang digunakan untuk membuat panggilan sebagian besar masyarakat di dunia (Harte, Dreher, Bowler, and Beninger. 2004). Tujuan utamanya adalah untuk call dialing dan call dropping. termasuk mengenali nomor (msisdn, imsi, global title (GT)), billing, layanan pesan singkat (SMS), dan berbagai layanan pasar massal lainnya. Hal ini biasanya disebut sebagai Sistem Pensinyalan Nomor 7 atau Signaling Sistem # 7, atau hanya disingkat SS7 (Russell. 2006). IBE (Identity-Based Encryption), pada tahun 1984, Adi Shamir pertama kali memperkenalkan konsep identity based Cryptography dimana kunci publik dari seseorang user dapat diturunkan melalui informasi publik yang dapat secara unik mengidentifikasi user tersebut. Salah keuntungan utama dari skema Identity Based Cryptography ini yaitu tidak ada sertifikat yang diperlukan untuk mem-binding nama pengguna dengan kunci publik yang dimilikinya.

5 14 Metodologi pengembangan sistem Aplikasi (sistem development methodology) adalah FAST Sistem Development Phases, tujuan utamanya yaitu proses pengembangan sistem yang sangat formal dan akurat yang mendefinisikan sekumpulan aktivitas, metode, praktek-praktek terbaik, penyampaian, dan alat terotomasi yang digunakan oleh pengembang sistem untuk mengembangkan dan memelihara sistem dan software informasi (Sommerville. 2007); (Shneiderman, and Plaisant. 2010). Kumpulan dari teori diatas berkesinambungan satu dengan lain untuk mendukung usulan penulis terhadap aplikasi yang dapat mengarahkan dan mengalokasikan pelanggan luar negeri pada satu operator atau beberapa operator dalam suatu negara untuk diterapkan pada infrastruktur Operator (PT. XL Axiata Tbk), untuk menjaga pelanggan roamers Outbound dalam jaringan mitra pilihan (Operator yang sudah mempunyai kerjasama) serta memastikan kondisi komersial yang paling baik, kualitas yang dapat diterima atau daftar layanan (Leung, Faouzi, and Kurian. 2011). Aplikasi yang penulis bahas dan teliti adalah carrier-class, scalable, fleksibel, termasuk solusi yang dapat digunakan oleh operator (PT. XL Axiata Tbk) untuk meningkatkan layanan roaming mereka dan untuk mengelola hubungan kerjasama (Khususnya Roaming Outbound).

6 Sistem switching pada jaringan GSM Jaringan GSM sebagian besar terdiri dari bagian-bagian fungsional berikut: MSC - mobile service switching centre (MSC) adalah inti switching dalam sistem seluler. MSC terhubung ke radio access network (RAN), RAN dibentuk oleh BSC dan BTS dalam public land mobile network (PLMN). Pengguna jaringan GSM terdaftar dengan MSC, semua panggilan ke dan dari pengguna dikendalikan oleh MSC. Sebuah jaringan GSM memiliki satu atau lebih MSC, didistribusikan secara geografis. VLR - visitor location register (VLR) VLR berisi data pelanggan yang sudah teregistrasi dalam MSC. Dalam setiap MSC selalu ada VLR. Meskipun MSC dan VLR masing masing memiliki address yang berbeda, MSC dan VLR tetap dan selalu ada bersama dalam satu node yang terintegrasi. GMSC - gateway MSC (GMSC) adalah entitas peralihan (switch) yang mengontrol panggilan pengakhiran (terminating call) dari sebuah ponsel. Ketika sebuah panggilan untuk seorang pelanggan GSM telah tersambung, GMSC menghubungi HLR dari pelanggan itu guna mendapatkan lokasi (address) dari MSC yang didalamnya terdapat registrasi si pelanggan. Lokasi yang ada dalam MSC itulah yang

7 16 digunakan untuk mengarahkan sebuah panggilan ke pelanggan yang bersangkutan. HLR - home location register (HLR) adalah database yang berisi catatan mengenai setiap pelanggan dari sebuah jaringan (network). Seorang pelanggan GSM biasanya diasosiasikan dengan sebuah HLR tertentu. HLR ini berfungsi sebagai kurir yang mengirim data-data langganan seorang pelanggan (ketika registrasi) kepada VLR, atau kepada GMSC (selama/ketika mengadakan sebuah panggilan ponsel). CN - core network (CN) terdiri dari, antara lain, MSC, GMSC dan HLR. Entitas ini merupakan komponen utama untuk menangani panggilan dan manajemen data pelanggan. Entitas utama yang lain dalam CN adalah equipment identification register (EIR) dan authentication centre (AUC). BSS - base station sistem (BSS) terdiri dari satu atau lebih base station controller (BSC) dan satu atau lebih base transceiver station (BTS). BTS berisi satu atau lebih transceivers (TRX). TRX bertanggung jawab untuk transmisi sinyal radio dan penerimaan. BTS dan BSC yang terhubung melalui Abis interface. BSS terhubung ke MSC melalui A interface. MS - mobile station (MS) adalah handset GSM. Perpaduan antara Mobile Equipment (ME) dan Subscriber identification module (SIM) ini

8 17 adalah chip tertanam dalam kartu SIM yang mengidentifikasi pelanggan pada jaringan GSM. Sebuah jaringan GSM adalah public land mobile network (PLMN). Jenis lain dari PLMN adalah jaringan time division multiple access (TDMA) atau jaringan code division multiple access (CDMA). GSM menggunakan pembagian sub-berikut dari PLMN: Home PLMN (HPLMN) - HPLMN adalah jaringan GSM yang digunakan oleh pengguna GSM yang adalah pelanggan GSM tersebut. Artinya semua data berlangganan pengguna GSM berada didalam HLR yang ada didalam PLMN itu. HLR bisa mentransfer data berlangganan ke VLR (sewaktu registrasi didalam PLMN), atau ke GMSC (sewaktu ponsel mengakhiri penanganan panggilan). HPLMN juga mungkin berisi node berbagai layanan, seperti short message service centre (SMSC), service control point (SCP). Visited PLMN (VPLMN) - VPLMN adalah jaringan GSM dimana si pelanggan terdaftar. Si Pelanggan mungkin terdaftar dalam HPLMN-nya atau didalam PLMN lainnya. Jika si pelanggan terdaftar dalam PLMN lainnya, artinya si pelanggan sedang melalukan penjelajahan keluar (dilihat dari sudut HPLMN), dan sedang menjelajah kedalam (dilihat dari VPLMN). Jika si pelanggan pada saat ini terdaftar dalam HPLMNnya sendiri, maka HPLMN pada saat bersamaan juga VPLMN.

9 18 Interrogating PLMN (IPLMN) adalah PLMN yang terdiri dari GMSC yang menangani panggilan mobile terminating (MT). Semua panggilan MT selalu ditangani oleh GMSC dalam sebuah PLMN, tidak soal dari mana asal panggilan tersebut. Bagi semua operator, penanganan panggilan MT dilakukan oleh suatu GMSC dalam suatu HPLMN; dalam hal ini, HPLMN adalah juga IPLMN pada saat yang bersamaan. Ini mengartikan bahwa semua panggilan yang ditujukan kepada seseorang pelanggan GSM selalu diarahkan melalui rute yang menuju ke HPLMN dari GSM si pelanggan. Pada saat panggilan itu mencapai HPLMN, HPLMN ini bertindak sebagai IPLMN. Penanganan panggilan sebuah MT akan dibahas secara terperinci dalam bagian selanjutnya. Ketika basic optimal routing (BOR) diberlakukan, IPLMN tidak lagi sama dengan PLMN sebagaimana layaknya HPLMN. Si Pengguna sebuah jaringan GSM disebut sebagai si pelanggan yang sedang dilayani; MSC yang melayani si pelanggan tersebut adalah MSC yang melayani. Sebagai contohnya: mobile originated call - MSC yang menangani panggilan ini adalah MSC yang melayani, sedangkan si pelanggan yang memanggil adalah served subscriber.

10 19 mobile terminated call - GSMC yang menangani panggilan adalah GMSC yang melayani, sedangkan si pelanggan yang dipanggil adalah served subscriber. 2.4 Pengidentifikasi dalam Jaringan GSM GSM menggunakan pengidentifikasi beberapa routing panggilan, mengidentifikasi pelanggan (misalnya untuk pengisian pulsa), lokasi HLR, mengidentifikasi peralatan (ME), dll. Beberapa pengidentifikasi memainkan peran penting untuk service Roaming International Mobile Subscriber Identity - IMSI IMSI yang tertanam pada kartu SIM dan digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan. IMSI ini juga terkandung dalam data langganan di HLR. IMSI ini digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan untuk berbagai proses dalam jaringan GSM. Lihat gambar 2.3 untuk format IMSI. Beberapa di antaranya adalah: Location update - ketika masuk pada jaringan, MS melaporkan IMSI ke MSC, yang menggunakan IMSI untuk memperoleh global title (GT) dari HLR terkait dengan pelanggan. Terminating call - ketika jaringan GSM menangani panggilan ke pelanggan GSM, HLR menggunakan IMSI untuk mengidentifikasi

11 20 pelanggan di MSC / VLR, untuk memulai proses menyampaikan panggilan untuk pelanggan dalam home MSC / VLR. Roaming charging - VPLMN yang menggunakan IMSI untuk mengirim catatan penagihan kepada HPLMN dari pemakaian pelanggan (voice, sms, mms, data). Gambar 2.3 Format IMSI. Mobile country code (MCC) - MCC mengidentifikasi kode negara untuk jaringan mobile. MCC tidak digunakan untuk pembentukan panggilan. Mobile network code (MNC) - MNC mengidentifikasi kode jaringan selular dalam negeri (seperti yang diidentifikasi oleh MCC). MCC dan MNC bersama-sama mengidentifikasi PLMN. MNC kemungkinan terdiri dari dua atau tiga digit. Praktek yang umum adalah bahwa, dalam sebuah negara (seperti yang diidentifikasi oleh MCC), semua perusahaan multinasional adalah dua atau tiga digit. Mobile subscriber identification number (MSIN) - MSIN adalah identifier pelanggan dalam PLMN. IMSI ini dilaporkan ke SCP selama permintaan layanan CAMEL.

12 21 IMSI ini mungkin diperlukan, misalnya, ketika mengidentifikasi negara, negara-negara di Amerika Utara memiliki kode negara yang sama (kode negara = 1), namun MCC yang berbeda (misalnya Kanada = 303, Mexico = 334) Mobile Station Integrated Services Digital Network Number MSISDN ini digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan antara lain ketika, menlakukan panggilan atau mengirim SMS. Oleh karena itu, MSISDN digunakan untuk keperluan routing, lihat Gambar 2.4. Gambar 2.4 Struktur dari MSISDN. Country code (CC) - mengidentifikasi negara atau kelompok negara pelanggan; National destination code (NDC) - masing-masing PLMN di suatu negara memiliki satu atau lebih NDC yang sudah dialokasikan, NDC dapat digunakan untuk rute panggilan ke jaringan lokal; Subscriber number (SN) - mengidentifikasi pelanggan dalam suatu PLMN. MSISDN tersebut tidak disimpan pada kartu SIM pelanggan, biasanya tidak tersedia di MS. MSISDN ini ditempatkan di HLR,

13 22 sebagai bagian dari profil pelanggan, dan dikirim ke MSC saat pendaftaran International Mobile Equipment Identifier IMEI digunakan untuk mengidentifikasi ME [atau pengguna peralatan (UE) dalam jaringan UMTS]. Setiap ME memiliki IMEI yang unik. IMEI adalah hard-coded dalam ME dan tidak dapat diubah. Gambar 2.5 menunjukkan struktur dari IMEI. IMEI tersebut tidak digunakan untuk routing atau identifikasi pelanggan. Software version (SV) dapat dimasukkan dalam IMEI ('IMEISV') untuk menunjukkan versi perangkat lunak tertanam di ME. IMEI selalu dikodekan sebagai eight-octet string. Gambar 2.5 Struktur dari IMEI and IMEISV Mobile Station Roaming Number MSRN digunakan dalam jaringan GSM untuk routing panggilan ke MS. Kebutuhan MSRN berasal dari fakta bahwa MSISDN mengidentifikasi seorang pelanggan, tetapi tidak pada lokasi pelanggan saat itu di dalam jaringan telekomunikasi. MSRN ini dialokasikan untuk pelanggan selama penanganan panggilan MT dan dilepaskan ketika panggilan ke

14 23 pelanggan sudah berhasil. Setiap MSC dalam PLMN memiliki jangkauan (terbatas) dari pengalokasian MSRN. Sebuah MSRN dapat dialokasikan untuk setiap pelanggan yang terdaftar di MSC itu. MSRN memiliki bentuk nomor (E.214) dan dapat digunakan oleh GMSC untuk melakukan panggilan ke pelanggan GSM. MSRN adalah bagian dari GSM nomor operator. MSRN menunjukkan jaringan GSM pelanggan yang terdaftar, tetapi tidak pada jaringan GSM milik pelanggan. Gambar 2.6 menunjukkan bagaimana MSRN digunakan untuk melakukan panggilan. MSRN ini tidak dimaksudkan untuk pengaturan panggilan. Operator GSM dapat mengkonfigurasi MSC mereka sehingga pelanggan tidak dapat memanggil nomor yang berada dalam kisaran MSRN operator itu. Gambar 2.6 Penggunaan MSRN selama panggilan menuju pelanggan GSM 2.5 Signalling pada jaringan GSM Berbagai entitas dalam sebuah jaringan GSM terhubung satu sama lainnya melalui jaringan sinyal. Pengadaan sinyal-sinyal ini digunakan antara lain untuk mobilitas si pelanggan, pendaftaran si pelanggan, pengadaan

15 24 panggilan, dll. Hubungan antara berbagai entitas ini disebut reference point. Contohnya: A interface - keterkaitan antara MSC dan BSC. Abis interface - sambungan antara BSC dan BTS. D interface - sambungan antara MSC dan HLR. Um interface - sambungan radio antara MS dan BTS. Berbagai protokol mengenai sinyal digunakan atas semua titik-titik referansi ( reference points ) Beberapa protocol untuk sebuah jaringan GSM adalah sebagai berikut: mobile application part (MAP) - MAP digunakan sebagai pengontrol panggilan, pendaftaran si pelanggan, layanan pesan pendek (sms), dll; MAP digunakan atas banyak interface dari suatu jaringan GSM. base station sistem application part (BSSAP) - BSSAP digunakan atas A interface. direct transfer application part (DTAP) - DTAP digunakan diantara MS dan MSC; DTAP disalurkan antara Abis dan A interface. ISDN user part (ISUP) - ISUP adalah protocol untuk menghidupkan dan mematikan arus di switch panggilan. ISUP juga digunakan dalam saluran Integrated Services Digital Network

16 25 (ISDN). Sebuah arus (circuit) adalah sebuah channel data yang terbentuk antara dua orang pengguna dalam suatu jaringan. Dalam ruang lingkup ISDN, channel data biasanya adalah 64 kbit/s channel. Circuit ini digunakan untuk mentransfer pembicaraan yang disandikan atau data lainnya. Dalam hal penyambungan panggilan, GSM membuat perbedaan antara signaling dan payload. Signalling mengacu pada pertukaran informasi pada sebuah panggilan yang terhubung; payload mengacu pada data yang ditransfer dalam sebuah panggilan, misalnya suara, video, fax, dll. Bagi sebuah panggilan MT dari suatu jaringan GSM, Sinyal ini terdiri dari pertukaran pesan MAP antara GMSC, HLR, visited MSC (VMSC). Payload ini ditransfer oleh hubungan ISUP antara GMSC dan VMSC. Pengoptimalan transfer payload melalui sebuah jaringan terus diusahakan, karena ini mempunyai aspek yang berhubungan langsung dengan biaya. Salah satu contohnya adalah pengoptimalan routing. Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang disupport. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik (Harte, Dreher, Bowler, and Beninger. 2004). Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan

17 26 Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching (Russell, 2006). Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan response SS7 message. A. Service Switching Point (SSP) Pada awalnya SSP adalah digital switches yang menyediakan akses voice dan call routing yang sudah ditambahi dengan hardware interface dan software yang berhubungan dengan aplikasi SS7. Pada umumnya SSP merupakan local exchange (LE) atau interexchange circuits switches dan mobile switching centre. Dalam dunia GSM, MSC berperan sebagai SSP di SS7 Network. SSP memiliki dua fungsi utama : 1. Menghubungkan dan memutuskan hubungan, menggunakan ISUP messaging. Saat SSP harus membangun hubungan (set-up) ke switch lain, SSP harus mampu mem-formulasikan dan mengirim SS7 message dengan informasi pengalamatan yang tepat. 2. Membuat dan mengaktifkan SS7 message yg telah dipersiapkan ke database external. B. Signal Control Point (SCP) SCP adalah parameter/kontrol yang dihasilkan oleh interface untuk database aplication atau service control logic. Message/pesan yang

18 27 dikirimkan dari SSP ke SCP digunakan untuk mendapatkan routing information dan service information. SCP bukanlah sebuah aplikasi data base melainkan menyediakan akses ke database aplication. C. Signal Transfer Point (STP) Fungsi utama dari STP adalah switch dan address SS7 messages. SS7 message tidaklah berasal atau ditujukan ke STP. Tetapi STP me-relay SS7 message seperti packet switch atau message router ke node SS7 lainnya agar dapat berkomunikasi. Beberapa SSP atau SCP memerlukan akses untuk signalling sebelum terhubung ke sebuah STP. Fungsi-fungsi utama dari STP : Sebagai physical connection ke SS7 network Sekuritas melalui proses gateway screening Message routing melalui Message Transfer Part (MTP) Message addressing melalui Global Title Translation (GTT) Biasanya STP dioperasikan secara berpasangan sebagai cadangan atau redundancy. STP biasanya ter-interkoneksi secara hierarki dimana STP lokal menyediakan akses ke SSP. Kemudian STP lokal terhubung ke sebuah gateway STP, yang mana gateway STP ini menyediakan akses ke jaringan lain atau aplikasi data base.

19 Identity Based Encryption Pada dasarnya skema ini ditujukan untuk mengeliminasi man-in the middle attack karena tidak adanya proces request sertifikat yang harus dilakukan oleh user kepada pihak ketiga yang dipercaya (Trusted Third Party) (Sahmir. 1984). Dalam skema ini seorang pelanggan A yang memiliki IMSI akan terenkripsi antar operator B (visited operator) dan operator A (home operator) (Bharathi, and Sukanesh. 2011). Secara umum, sebuah skema IBE terdiri dari 4 buah algoritma yang digunakan, yakni: 1. Setup : merupakan parameter sistem global yang diperuntukkan bagi seluruh pengguna didalam sistem ini. 2. Extract : menggunakan master key, untuk membangkitkan private key yang berkoresponden dengan suatu ID Public Key (IMSI pengguna), pada tahapan ini pengguna yang ingin mendapatkan private kuncinya harus terlebih dahulu terotentikasi pada PKG (Private Key Generator). 3. Encrypt : mengenkripsi pesan M menggunakan ID Public Key kemudian mengirimkan pesan enkripsi C kepada penerima. 4. Decrypt : mendekripsi pesan enkripsi C menggunakan Private Key yang diterbitkan oleh PKG.

20 29 Gambar 2.7 Protected Signaling message dari Operator A to Operator B 2.7 Metodologi Pengembangan Aplikasi Gambar 2.8 FAST Sistem Development Phases.

21 30 Salah satu metodologi pengembangan sistem yang umum dipakai adalah metodologi FAST (Framework for the Application of Sistems Technique). Metodologi FAST terdiri dari fase-fase berikut: Scope definition (definisi lingkup) Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, Service) (Whitten, Bentley, and Dittman. 2002). Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi (opportunity), dan kebutuhankebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak manajemen atau pemerintah (directives) Problem Analysis (Analisis Permasalahan) Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.

22 Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan) Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhankebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari sistem yang baru Logical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhankebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process, interface) yang menjamin usability, reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di dalam sistem Decision Analysis (Analisis Keputusan) Pada tahap ini akan memilih perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan requirements yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya Physical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical

23 32 design yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis, maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik Construction and Testing Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan sistem, maka sistem siap untuk diimplementasikan Implementation Delivery Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun. Tahapan ini akan dimulai dengan men-deploy software hingga memberikan pelatihan kepada user mengenai penggunaan sistem yang telah dibangun. 2.8 Pemilihan Web Application PHP merupakan hasil kerja seorang bernama Rasmus Lerdorf pada Namun kemudian PHP berkembang dan tidak hanya merupakan proyek pribadi Rasmus. PHP ditulis ulang dan dengan banyak menambahkan

24 33 fungsi - fungsi baru oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmants (disingkat Zend) dan lahirlah PHP 3 pada 1998 (Astamal. 2006). PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis (Glass, Scouarnec, Naramore, Mailer, Stolz, and Gerner. 2004). PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasiaplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar dibawah) (Gilmore. 2006). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut : Membaca permintaan dari client/browser Mencari halaman/page di server Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

25 Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet. 34 Gambar 2.9 Mekanisme kerja PHP Mengapa PHP PHP dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda (Windows, Linux, Unix, etc.) PHP merupakan web scripting open source. PHP mudah dipelajari Syntax PHP Kode PHP disimpan sebagai plain text dalam format ASCII, sehingga kode PHP dapat ditulis hampir di semua editor text seperti windows

26 35 notepad, windows wordpad, dll. Kode PHP adalah kode yang disertakan di sebuah halaman HTML dan kode tersebut dijalankan oleh server sebelum dikirim ke browser Variabel PHP Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai, seperti text, angka atau array. Ketika sebuah variabel dibuat, variabel tersebut dapat dipakai berulang-ulang Control Structures pada PHP Skrip PHP terdiri dari rangkaian pernyataan. Sebuah pernyataan dapat berupa assignment, pemanggilan fungsi, sebuah loop, pernyataan kondisional atau bahkan pernyataan kosong. 2.9 Database Technology of Web Sistems Bagian ini memperkenalkan konsep awal dari database sistems dan mempertunjukkan keterkaitan akan teknologi tersebut. Secara umum, program computer dapat membantu aktivitas perkerjaan orang-orang dalam suatu organisasi. Untuk dapat melakukannya, program aplikasi dapat mengakses pusat informasi dari organisasi dan lingkungannya. Sebagai contoh, program pembayaran gaji bagi karyawan dari suatu organisasi, tentunya program harus memiliki akses terhadap karyawan, besarnya gaji,

27 36 skema pensiun seseorang, dan aturan terhadap penerapan pajak bagi pekerja yang bersangkutan (Eaglestone, and Ridley. 2001). Penggunaan internet dan web dapat meningkatkan cakupan dari database sistems itu sendiri, menjadi dua hal: Wider Access: Mengkombinasikan sistems terhadap internet, akan memiliki potensial pupulasi pengguna meningkat dari bagian dunia yang lain (accross the world). More services: Internet dapat berkolaborasi dengan database yang berbeda dalam sistems yang berbeda untuk menyediakan suatu service yang baru. Suatu organisasi dapat dilihat dari aktivitas sistems yang dikoordinasikan dengan alur informasi. Sistem informasi merupakan dasar sistem untuk dapat memonitor alur dari informasi. Biasanya suatu komunikasi dapat di representasikan menjadi data. Suatu database organisasi mencakup penyimpanan data dalam satuan waktu, dan data tersebut disimpan dalam suatu atau beberapa server. Web database sistems, merupakan gabungan antara web dan database technology. Hal ini menyediakan wider access terhadap database sistems, serta cara dari mendistribusikan data meliputi more services pada integrasi sistems itu sendiri (Connolly, and Begg. 2010).

28 Bucket sort Algorithm Dalam ilmu komputer, sebuah algoritma sorting adalah algoritma yang menempatkan unsur unsur dari daftar dalam urutan tertentu. Perintah yang paling sering digunakan adalah urutan numerik dan leksikografis. Pemilahan yang efisien adalah penting untuk mengoptimalkan penggunaan algoritma lain (seperti pencarian dan algoritma penggabungan) yang memerlukan diurutkan daftar untuk bekerja dengan benar, melainkan juga sering berguna untuk canonicalizing data dan untuk memproduksi output (Corwin, and Logar. 2004). Lebih formal, output harus memenuhi dua kondisi: Bucket sort adalah membagi dan mengalokasikan algoritma sorting yang generalizes, Menghitung urutan berdasarkan partisi array ke dalam jumlah terbatas dalam bucket yang telah dipersiapkan. Setiap bucket kemudian diurutkan secara individual, baik menggunakan algoritma sorting yang berbeda, atau dengan rekursif menerapkan algoritma sorting bucket. Sebuah variasi dari metode ini disebut semacam hitungan tunggal buffer lebih cepat daripada quicksort (Cormen, Leiserson, Rivest, and Stein. 2001).

29 38 Karena kenyataan bahwa Bucket sort cocok untuk data yang memiliki banyak variasi, sehingga memiliki kemampuan untuk digunakan dalam metode pengarahan dan pengalokasian IMSI pada sisi Home Operator dan Visited Operator. Gambar 2.10 Metode pengelompokkan Bucket Algorithm Sample sorting : (4, 2) (3, 7) (3, 1) (5, 6) Dalam kasus ini, dua hasil yang berbeda yang mungkin, salah satu yang mempertahankan urutan relatif dari catatan dengan kunci yang sama, dan satu yang tidak: (3, 7) (3, 1) (4, 2) (5, 6) (order maintained) (3, 1) (3, 7) (4, 2) (5, 6) (order changed) Sorting berdasarkan primer, sekunder, tertiary, dll. Sorting dapat dilakukan dengan berbagai metode. Contoh: Sorting pada first component dan second component. (4, 2) (3, 7) (3, 1) (5, 6) (original) (3, 1) (4, 2) (5, 6) (3, 7) (sorting by second component) (3, 1) (3, 7) (4, 2) (5, 6) (sorting by first component)

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 17 BAB III KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 3.1. Definisi MSC ( Mobile Switching Center ) Secara umum, fungsi MSC adalah mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain.

Lebih terperinci

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG Oleh Nurcholis 41406120074 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Voice Privacy telah menjadi salah satu fasilitas penting dalam keamanan komunikasi. Voice Privacy diharapkan dapat digunakan mulai tingkat masyarakat terkecil, yaitu keluarga,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OTP (One Time Password) Tujuan dari pembuatan OTP (password sekali pakai) adalah untuk mempersulit pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengakses

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi seluler generasi

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM Jurnal Teknik Elektro, Desember 2008 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rancang Bangun Simulasi Enkripsi Pada Komunikasi GSM Permadi Hudoyo Junramdlan Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

Oleh : Budi Nugroho ( L2F ) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK LOCATION UPDATE DAN MOBILE TERMINATING CALL YANG MELIBATKAN HLR ERICSSON Oleh : Budi Nugroho ( L2F007022 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM SCA (SMART CALL ASSISTANT) DALAM PROSES MOC (MOBILE ORIGINATING CALL) PADA PELANGGAN INTERNATIONAL ROAMING INBOUND Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH III.1 Analisis Umum Sistem SMS-Banking Secara umum, layanan SMS-Banking bertujuan untuk memberi kemudahan kepada nasabah dalam memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi 2.1.1. Sistem Informasi Sistem menurut Jogiyanto tahun 1999 adalah Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian,

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS Budi Sulistyo, Kurniawan Arif Aprianto Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi1 Bandung Abstrak Saat ini, layanan pesan singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Jaringan Dasar GSM (Global Service for Mobile Communication) Gambar 2.1 Hirarki Dasar GSM Pada dasarnya GSM yang melayani dan menyambungkan satu pelanggan ke pelanggan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS Budi Sulistyo, Kurniawan Arif Aprianto Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi 1, Bandung Abstrak Saat ini, layanan pesan singkat

Lebih terperinci

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM : SKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT. TELKOM FLEXI MEDAN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital.

BAB II DASAR TEORI. jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital. BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Arsitektur sistem GSM terdiri atas tiga subsistem yang berinterkoneksi dan berinteraksi antar sistem serta dengan para penggunanya, melalui antarmuka jaringan. Masing-masing

Lebih terperinci

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat dilakukan tidak hanya pada cakupan nasional dengan membangun BTS (Base Transmission Station) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

Mengenal SMS (Short Message Service)

Mengenal SMS (Short Message Service) Mengenal SMS (Short Message Service) (Riswan 01 Aug 2006) SMS (Short Message Service) secara umum dapat diartikan sebagai sebuah service yang memungkinkan ditransmisikannya pesan text pendek dari dan ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS) dalam sistem seluler mobile, wilayah geografis besar operator tersegmentasi ke arreas mungkin lebih kecil, yang disebut sebagai sel. Setiap

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 GPRS (General Packet Radio Service) 2.1.1 Definisi GPRS Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan circuit-switched GSM dengan tujuan mengoptimalkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 303 Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Dhipo A. Putra *), Moch. Fahru Rizal **),

Lebih terperinci

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK By : Prima Kristalina Program Studi S2 T. Elektro- PENS 2015 OVERVIEW Konsep Dasar Mobility Management Location Management Handoff Management Mobility

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. Makalah Seminar Kerja Praktek SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. SEMARANG Oleh: Paskah Handikardo Benjamin Nainggolan (L2F007062) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab 9. Circuit Switching

Bab 9. Circuit Switching 1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR

Lebih terperinci

GSM Security Ratih Hardiantina 1, Siti Awaliyah 2, dan Sandra Syafwin 3

GSM Security Ratih Hardiantina 1, Siti Awaliyah 2, dan Sandra Syafwin 3 GSM Security Ratih Hardiantina 1, Siti Awaliyah 2, dan Sandra Syafwin 3 Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail : if12045@students.if.itb.ac.id 1,

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang dan Haryanto (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN Ochan Frima Sugara Purba, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SMS Gateway SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI ARSITEKTUR SELULAR PENGANTAR TELEKOMUNIKASI SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T ARSITEKTUR DASAR SISTEM GSM Air A MSC VLR M SC VLR HLR O & M Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama : Radio

Lebih terperinci

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. BAB V SIGNALING (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. Signaling Telepon Analog Signaling pada telepon analog adalah sinyal-sinyal yang terdengar pada saat melakukan panggilan telepon selain

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 PENDAHULUAN Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada barangnya dan tidak berpaling ke barang lain.

Lebih terperinci

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) Definisi Sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) adalah standar yang diterima secara global dalam komunikasi seluler digital. GSM adalah sebuah

Lebih terperinci

Penerapan Kriptografi dalam Sistem Keamanan SMS Banking

Penerapan Kriptografi dalam Sistem Keamanan SMS Banking Penerapan Kriptografi dalam Sistem Keamanan SMS Banking Biyan Satyanegara / 13508057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Beberapa acuan yang digunakan dalam pengembangan sistem dan aplikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Beberapa acuan yang digunakan dalam pengembangan sistem dan aplikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa acuan yang digunakan dalam pengembangan sistem dan aplikasi ini yaitu sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Penulis Parameter

Lebih terperinci

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DENGAN SMS GATEWAY

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DENGAN SMS GATEWAY ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL 18/No. 1/Maret 2013 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DENGAN SMS GATEWAY Nilam Ramadhani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas Madura

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal

Lebih terperinci

Common Channel Signalling

Common Channel Signalling Common Channel Signalling STRUKTUR NETWORK SS7 SIGNALLING POINT (SP). Adalah semua titik dalam network yang mampu menangani control SS7 (Signalling System No.7). SP dibedakan menjadi : SEP (Signalling

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 55 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Pada bab ini dijelaskan sejarah organisasi dan struktur organisasi pada perusahaan PT Mobile-8 Telecom, yang kemudian dilanjutkan dengan sistem yang sedang digunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama

Lebih terperinci

ANDRIAN SULISTYONO. GPRS dan UMTS ROAMING. Penerbit Telekomunikasikoe

ANDRIAN SULISTYONO. GPRS dan UMTS ROAMING. Penerbit Telekomunikasikoe ANDRIAN SULISTYONO GPRS dan UMTS ROAMING Penerbit Telekomunikasikoe GPRS dan UMTS ROAMING Oleh: Andrian Sulistyono Copyright 2012 by Andrian Sulistyono Penerbit Telekomunikasikoe www.telekomunikasikoe.blogspot.com

Lebih terperinci

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

1.2 Arsitektur Jaringan GSM 1. Konsep Dasar Teknologi Selular System selular adalah system yang canggih sebab system ini membagi suatu kawasan dalam beberapa sel kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas

Lebih terperinci

Kript p ogr g a r f a i f d a d l a am a Keh e idu d pa p n a S eh e ari a -ha h ri a Yus Jayusman 1

Kript p ogr g a r f a i f d a d l a am a Keh e idu d pa p n a S eh e ari a -ha h ri a Yus Jayusman 1 Kriptografi dalam Kehidupan Sehari-hari Yus Jayusman 1 Kartu Cerdas (Smart Card) 2 Smart Card The smart card completely replaces keys for functions like door locking, ignition switch, immobilization and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan memuat gambaran umum permasalahan dan tujuan dari karya akhir. Sub bab dari pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN Haryanto Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol

Lebih terperinci

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB III METODOLOGI PENLITIAN BAB III METODOLOGI PENLITIAN 3.1 Metode Penyusunan Dalam penyusunan tugas akhir ini, langkah yang dilakukan adalah mempelajari berbagai literatur dan referensi tentang materi yang terkait dengan bahan

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 20, No. 1, Maret

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 20, No. 1, Maret Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 20, No. 1, Maret 2013 80 PERANCANGAN SMS GATEWAY UNTUK INFORMASI NILAI DI DUKUNG OLEH BAHASA PEMROGRAMAN PHP & MYSQL BERBASIS WEB (Studi Kasus : MADRASAH SUMATERA THAWALIB

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem selular GSM GSM (global system for mobile communication) GSM mulanya singkatan dari groupe special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I. Persyaratan Produk

BAB I. Persyaratan Produk BAB I Persyaratan Produk 1.1 Pendahuluan Dengan maraknya penggunaan ponsel untuk berkirim SMS, kemudian muncul gagasan untuk membuat layanan yang berbasis SMS. Jenis layanan beragam, dari jenis layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang sangat pesat, begitu juga dengan pasar telekomunikasi. Saat ini teknologi telekomunikasi berbasis

Lebih terperinci

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi

Lebih terperinci

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT KOMUNIKASI DATA DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, Komunikasi umum antar manusia (baik dengan bantuan alat

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users JARINGAN KOMPUTER APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users APA ITU JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bhayu Herwahyudi ( ) Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Bhayu Herwahyudi ( ) Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat kompleksnya infrastruktur jaringan di operator-operator GSM Selular yang diperlihatkan pada gambar 1 yang mana terdapat sistem pembangkit CDR (Call

Lebih terperinci

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Makalah Seminar Kerja Praktek AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Fabianus Marintis Dwijayatno ( 21060110110067 ) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIK OTENTIKASI EAP-SIM PADA 3G WIFI

ANALISA TEKNIK OTENTIKASI EAP-SIM PADA 3G WIFI ANALISA TEKNIK OTENTIKASI EAP-SIM PADA 3G WIFI Disusun Oleh: Nama : Moris Mario NRP : 0822106 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.SuriaSumantri, MPH no. 65, Bandung, Indonesia. Email

Lebih terperinci

Komputer, terminal, telephone, dsb

Komputer, terminal, telephone, dsb Circuit Switching Jaringan Switching Transmisi jarak jauh melalui simpul-simpul jaringan switching perantara Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data Perangkat yang melakukan komunikasi disebut

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi

Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi Berbagai cara dalam melakukan komunikasi Suara Gerak gerik Lambang / gambar Bentuk-bentuk Komunikasi a. Komunikasi suara Komunikasi radio siaran Informasi dipancarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia. Perkembangannya sendiri terus berlanjut tiap tahunnya. Banyak peneliti di seluruh

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi Futsal Track, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Futsal Track. 3.1 Arsitektur

Lebih terperinci

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Latar Belakang ISDN 1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci