SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA TAHUN 2012M / 1433 H
|
|
- Suhendra Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 URGENSI MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan Oleh : MAHLIAWATI Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan/Prodi : Tarbiyah /PAI NIM : SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA TAHUN 2012M / 1433 H
2 Telah Dinilai OlehPanitia Sidang Munaqasyah Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa, Dinyatakan Lulus dan Diterima Sebagai Tugas Akhir Penyelesaian Program Studi (S-1) Dalam Ilmu Syariah Pada Tanggal : Langsa, DI LANGSA, 24 November 2014 DEWAN PENGUJI SKRIPSI Ketua, Sekretaris, YUSAINI, MPD SYAMSUL RIZAL, M.Si Anggota, Anggota, Dr. SULAIMAN IBRAHIM, MA MAHYIDDIN, S.Ag, MA Mengetahui : Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Dr. ZULKARNAINI. MA Nip
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah suatu yang penting bagi kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan hal yang paling penting sebagai akal kehidupan manusia. Ini dikarenakan, meskipun manusia mempunyai intelektualitas yang tinggi, namun jika tidak di imbangi dengan akhlak yang mulia, maka yang muncul hanyalah sifat-sifat yang tidak baik dari diri manusia tersebut. Akhlak jugalah yang membedakan antara manusia dengan binatang, jadi apabila manusia tidak mmpunyai akhlak yang mulia mungkin manusia tersebut akan bisa lebih buruk dari pada hewan. 1 Di zaman globalisasi ini, kriminalitas kerap kali terjadi dimana-mana, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, perkelahian, penganiaan, pemakai narkoba, free seks, dan sebagainya seolah menjadi pemandangan yang biasa dan hampir setiap hari menjadi tontonan yang menghiasi televisi dan juga surat kabar di Indonesia. Sungguh hal yang sangat ironis dan memperhatikan, apalagi jika dilihat bahwa Indonesia adalah negara yang paling banyak kaum muslimnya di seluruh dunia. 2 Berbagai fenomena perilaku tersebut juga berpengaruh terhadap peserta didik, yang pada dewasa ini seperti tawuran, penyalah gunaan obat-obatan terlarang dan piskotropika, perilaku seksual menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian, gagal UAN dan 1 Musliadi, Usaha-usaha Guru Agama Islam Dalam Menanggulangi Kemerotan Ahklak Siswa, ini adalah skripsi di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun 2013, dan tidak di Publikasikan, h Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perpekstif Perubahan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h
4 lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab dan memecahkan berbagai persoalan tersebut diatas. Hal ini mengindifikasikan perlu adanya upaya pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan yang dilakukan di luar situasi proses pembelajaran. 3 Terhadap makhluk lainnya sesuai dengan suruhan dan larangan Al-Qur an dan Dalam dunia pendidikan, ahklak menjadi masalah yang mendapatkan perhatian yang lebih banyak disorot. Hal itu dikarenakan akhlak adalah cerminan manusia, apabila akhlaknya baik, tentu saja melahirkan perbuatan manusia yang baik, baik terhadap Allah, diri sendiri, ataupun Hadist. Proses pembelajaran di dalam kelas memiliki waktu yang terbatas. Di satu sisi pendidik (guru) dituntut untuk menyampaikan pengetahuan seluas-luasnya kepada peserta didik. Di sisi lain, sesuai fungsinya sebagai pembimbing, guru pun dituntut untuk membantu memecahkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Merupakan hal yang amat sulit apabila keduanya dilakukan pada saat bersamaan ketika melakukan proses pembelajaran guna membantu peserta didik memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya. 4 Bimbingan yaitu suatu proses pemberi bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri. sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak 3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h Ibid., h. 4.
5 secara wajar. Sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahgian hidupnya dan memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan secara optimal sebagai makhluk sosial. 5 Sedangkan konseling, tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini, palagi jika jawaban itu harus dapat diterima dan memuaskan sebagaimana istilah bimbingan. Istilah konseling pun sering mengalami perubahan dan perkembangan. 6 Menurut Maclean, dalam sherzer dan Stone, konseling yaitu suatu proses yang terjadi dalam hubungan antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih yang berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecah-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi. 7 Dalam Undang-Undang No. 20/ 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (6) ditegaskan bahwa konselor termasuk ke dalam kategori pendidik. Berdasarkan undang-undang di atas secara eksplisit menunjukkan bahwa konselor adalah pendidik yang tugas utamanya: pertama, mewujudkan suasana belajar, dan kedua, mewujudkan suasana pembelajaran. 8 Suasana yang dimaksudkan adalah kondisi yang terjadi pada diri klien yang menjalani proses konseling. Suasana belajar yang ekfektif pada diri klien 5 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h Ibid., h Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah..., h. 105.
6 dapat diwujudkan melalui proses konseling yang efektif. Proses pembelajaran (proses konseling) merupakan kondisi yang secara dinamis, strategis dan langsung dikembangkan oleh konselor terhadap klien. Untuk bisa mewujudkan proses konseling (proses pembelajaran) yang efektif, konselor (terlebih konselor profesional) dituntut untuk menguasai kompetensi (keterampilan) yang mendukung profesinya. Perlunya aqidah akhlak sebagai panduan dan diterapkan kedalam program bimbingan konseling agar dapat memperbaiki nilai-nilai aqidah akhlak siswa, serta menanamkan nilai-nilai rohani yang dapat dijadikan sebagai motivasi/spirit agar siswa lebih sadar akan tingkah laku yang baik dan benar untuk dilakukan. Masalah bimbingan dan konseling hingga sekarang ini masih belum tuntas dihadapi oleh pendidik karena lingkungan era globalisasi yang mempengaruhi siswa kurang berperilaku baik dan malas belajar segingga hasil belajarnyapun menurun. Hal ini berkaitan dengan salah satu lembaga di SMP Negeri 1 Sungai Raya yang mana masih sering siswanya keluar pada saat jam pelajaran, dan aqidah akhklak peserta didik masih dinilai kurang baik. Untuk itu, pentingnya mata pelajaran aqidah akhlak diterapkan terhadap program bimbingan konseling untuk menanggulangi dan memecahkan masalah yang ada di sekolah terutama masalah siswa. Permasalahan yang dihadapi para siswa di sekolah seringkali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun, hal ini disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak terletak di luar sekolah.
7 Disinilah dirasakan pentingnya layanan bimbingan konseling disamping kegiatan pengajaran. 9 Namun upaya bimbingan konseling pada saat ini tidak cukup mampu menanggulangi kenakalan remaja, hal ini dirasakan pada sekolah SMP 1 Sungai Raya dimana anak didik kerap kali mendapat panggilan guru bimpen untuk mendapatkan pengarahan dan nasihat, namun untuk menghadapi penyakit sosial yang semakin meningkat perlu adanya suatu tambahan pada bimbingan konseling. Hal ini memerlukan suatu pemikiran bagaimana merumuskan bentuk penanggulangan yang afektif. 10 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengambil melakukan penelitian yang berjudul, Urgensi Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Sungai Raya Kab. Aceh Timur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam hal ini dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain: 1. Bagaimanakah mata pelajaran Aqidah Akhlak penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Sungai Raya Kab. Aceh Timur? 9 Fatimah, Manajemen Pembelajaran Aqidah Ahklak Dalam Membentuk Ahklaqul Karimah Siswa di MTsN Langsa, ini adalah skripsi di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun 2013, dan tidak di Publikasikan, h Musliadi, Usaha-usaha Guru Agama Islam Dalam Menanggulangi Kemerotan Ahklak Siswa, ini adalah skripsi di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun 2013, dan tidak di Publikasikan, h. 6.
8 2. Bagaimanakah guru bimpen mengkombinasikan mata pelajaran Aqidah Aqidah Akhlak dalam bimbingan dan konseling? 3. Bagaimana dampak mata pelajaran aqidah ahklak terhadap bimbingan konseling di SMP 1 Sungai raya Kab. Aceh Timur? C. Penjelasan Istilah Sebelum melanjutkan lebih lanjut, ada sebaiknya penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya, karena setiap kata dan istilah mempunyai arti yang tertentu dan dapat meragukan seseorang sehingga menimbulkan pengertian yang berlainan dengan objek pembahasan, adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah : 1. Urgensi Urgensi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti mendesak sekali pelaksanaannya, sangat penting (gawat, mendesak, memerlukan tindakan segera). 11 Urgensi yang penulis maksud di sini adalah urgensi pelajaran Aqidah Akhlak terh dap pelaksanaan bimbingan dan konseling kepada siswa. 2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu pendidikan dengan melalui ajaran Agama Islam yaitu berupa bimbingan dan arahan terhadap anak didik. Untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan 2005), h WJS Poerwadarrminta, Kamus Bahasa Umum Indonesia, (Surabaya : Mitra Pelajar,
9 bimbingan, pengajaran dan latihan untuk mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang. Jika ajaran akhlak diabaikan, maka kesempurnaan hidup seorang mukmin tidak akan tercapai baik di dunia maupun di akhirat. 12 Pelajaran akidah akhlak yang penulis maksudkan disini adalah pendidikan Aqidah Akhlak yang diajarkan kepada siswa di SMP Negeri 1 Sungai Raya Kab. Aceh Timur. 3. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan laksana yang berarti umpama, misalkan, seperti, dan sebagainya. Bila kata laksana diberi awalan pe dan akhiran an maka menjadi pelaksanaan yang artinya perbuatan usaha yang dilaksanakan untuk mencapai rencana atau teori tertentu. 13 Pelaksanaan yang penulis maksudkan di sini adalah pentingnya guru Aqidah Akhlak mengadakan pelaksanaan program bimbingan dan konseling lebih ketat untuk menanggulangi dan memecahkan masalah yang ada di sekolah terutama masalah siswa. 4. Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling terdiri dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Di sini penulis akan membahasnya satu persatu demi tercapainya maksud dan tujuan yang akan dicapai. Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang 12 Ibid., h WJS Poerwadarrminta, Kamus Bahasa Umum Indonesia,..., h. 177.
10 dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencaapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. 14 Secara etimologis, istilah konseling berasal dari Bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersaama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Aglo-Saxon, istilah konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. 15 Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untuk memahami diri sendiri, ya masa depan yang dapat keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia diciptakan dengan menggunakan potensi yang dimikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling dapat belajar bagaimana memecahkan masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. 16 D. Tujuan Penilitian Sebagaimana layaknya suatu usaha mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Begitu pula dengan pembahasan karya tulis ini. Berdasarkan rumusan 14 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan,..., h Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h Ibid.,
11 yang terdapat pada penulisan skripsi ini, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pentingnya mata pelajaran aqidah akhlak dalam pelaksanaan bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Sungai Raya Kab.. Aceh Timur. 2. Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan guru bimpen di SMP Negeri 1 Sungai Raya menggunakan Aqidah Akhlak dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. 3. Untuk mengetahui dampak yang diperoleh dari hasil mata pelajaran aqidah ahklak terhadap bimbingan konseling. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penitian yang penulis lakukan adalah : 1. Sebagai sumbangan bagi dunia Kepustakaan khususnya Jurusan Tarbiyah Prodi PAI di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. 2. Memberi informasi kepada penulis serta pembaca mengenai urgensi mata Pelajaran Aqidah Akhlak terhadap Bimbingan Konseling 3. Diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi guru bimpen mengenai urgensi mata pelajaran Aqidah Akhlak terhadap bimbingan konseling. F. Studi Pustaka Mata pelajaran Aqidah Ahklak merupakan salah satu pelajaran pokok untuk mendidik dan membina tingkah laku dan moral anak didik atau siswa. Di
12 setiap sekolah mata pelajaran aqidah ahklak selalu dimasukkan kedalam mata pelajaran inti, terutama di sekolah agama. Mata pelajaran Aqidah Ahklak telah banyak dikaji dalam karya-karya ilmiahkhususnya skripsi. Namun belum ada yang mengetengahkan kombinasi mata pelajaran aqidah ahklak kedalam bimbingan konseling, di antara skripsi yang membahas mata pelajaran Aqidah Ahklak misalnya karya mariani, musliadi, dan fatimah, ketiganya dari Jurusan Tarbiyah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Dari hasil penulisan itu, adapun dari penulisan itu Mariani menilai bahwa mata pelajaran aqidah ahklak merupakan pembinaan atau arahan terhadap siswa yang diberikan disekolah, hanya saja fokus dari pembahasan terletak pada adanya siraman-siraman rohani yang diberikan oleh guru pendidik setiap mengajar. Analisis yang digunakan berupa tinjauan dari segi ahklak yang ditampilkan oleh siswa dilihat dari perkembangan tingkah laku siswa setiap hari disekolah. Musliadi dalam skripsinya mengetengahkan usaha-usaha yang dilakukan oleh pendidik terhadap kemerosotan ahklak siswa, yang membahas langkanglangkah apa saja yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi tingkah laku siswa yang merosot. Selanjutnya Fatimah hanya membahas manajemen pembelajaran aqidah ahklak dalam membentuk ahklaqul karimah, disini fatimah hanya membahas managemen dan pengarahan pembelajaran aqidah ahklak skripsi terhadap siswa, sehingga terbentuk ahklaqul karimah. Ketiga skripsi ini hanya membahas pola dalam memberikan mata pelajaran aqidah ahklak Musliadi, Usaha-usaha Guru Agama Islam Dalam Menanggulangi Kemerotan Ahklak Siswa, ini adalah skripsi di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun 2013, dan tidak di Publikasikan.
13 Mutia rahmadani dalam skripsinya pengaruh aqidah ahklak terhadap perubahan moral anak didik di SMP Negeri 7, ia menilai bahwa aqidah ahklak ini sebagai suatu ajaran yang mengajarkan cara untuk medekatkan diri kepada Allah SWT, di samping sebagai suatu ajaran pemngarahan serta binaan, ia juga meninjau pada segi faedah pembelajaran aqidah ahklak tersebut yang ditimbulkan dari adanya pengajaran mata pelajaran aqidah ahklak tersebut dan dianalisis. 18 Penelitian di atas menurut hemat penulis memang membahas tentang mata pelajaran aqidah ahklak, kendatipun demikian, pembahasannya masih bersifat umum. Sehingga mata pelajaran aqidah ahklak merupakan salah satu pelajaran inti di setiap sekolah terutama sekolah agama yang hanya dimaknai melalui sudut pandang pelajaran semata. Sedangkan sudut pandang demikian sesungguhnya bukanlah kekeliruan, tetapi belum mencukupi manakala pemaknaan tersebut diarahkan pada konteks pembinaan, dimana relevansi antar penyampaianpenyampaian mata pelajaran Aqidah ahklak yang ada belum mampu merubah pola tingkah laku anak didik. Sepanjang penulis ketahui, belum ada pembahasan mengenai mata pelajaran aqidah ahklak yang dikombinasikan secara khusus kedalam bimbingan konseling, sehingga kajian mengenai urgensi mata pelajaran aqidah ahklak terhadap bimbingan konseling yang akan diketengahkan dan dibahas di sini bukanlah sebuah peniruan. Karena itu, penulisan ini berbeda dengan penulisan tersebut. 18 Mutia rahmadani, Pengaruh Aqidah Ahklak Terhadap Perubahan Moral Anak Didik di SMP Negeri 7, ini adalah skripsi di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun 2013, dan tidak di Publikasikan.
14
PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I
PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR Skripsi Diajukan Oleh : J A S M A N I Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciANALISIS KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KTSP DI MTsN MODEL IDI KABUPATEN ACEH TIMUR S K R I P S I A F R I L A NIM :
ANALISIS KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KTSP DI MTsN MODEL IDI KABUPATEN ACEH TIMUR S K R I P S I A F R I L A NIM : 110604261 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah memiliki tanggung jawab membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H
PENERAPAN REMEDIAL TEACHING SEBAGAI UPAYA KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 9 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh: NURAINI RAHAYU Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan telah mengawali masuknya konseling untuk pertama kalinya ke Indonesia. Adaptasi konseling dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI.
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : MUSTIKA INDAH SARI Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya
22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu
Lebih terperinciUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK (Studi Kasus MTsS Harapan Mutyara Seruway) SKRIPSI
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK (Studi Kasus MTsS Harapan Mutyara Seruway) SKRIPSI Diajukan Oleh : NUR AISYAH NIM : 1012011071 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA
PENERAPAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Langsa Tahun Pelajaran 2012/2013) Skripsi Diajukan Oleh : HILDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. Bahkan keduanya saling
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2013 M / 1434 H
KETERAMPILAN GURU PAI DALAM MENANAMKAN RASA TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT DI SMP NEGERI 2 SERUWAY ACEH TAMIANG SKRIPSI Diajukan Oleh : NUNUN SUAIDA DAMANIK Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah maraknya budaya global yang patut diwaspadai. Fenomena tersebut merupakan akibat dari adanya arus globalisasi
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN 1 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : SUGIONO Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciPENINGKATAN AKHLAK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI SMP NEGERI 13 LANGSA. Skripsi. Diajukan Oleh : S O M A N
PENINGKATAN AKHLAK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI SMP NEGERI 13 LANGSA Skripsi Diajukan Oleh : S O M A N Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan/Prodi
Lebih terperinciPOLA KERJASAMA MADRASAH DENGAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA (SUATU STUDI PADA MIN GEUDUBANG ACEH KECAMATAN LANGSA BARO) SKRIPSI
POLA KERJASAMA MADRASAH DENGAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA (SUATU STUDI PADA MIN GEUDUBANG ACEH KECAMATAN LANGSA BARO) SKRIPSI Diajukan Oleh : R U H A M A H Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut perubahan sangat pesat, serta muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SUPERVISI PENDIDKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 KEJURUAN MUDA KABUPATEN ACEH TAMIANG. Skripsi. Diajukan Oleh :
IMPLEMENTASI SUPERVISI PENDIDKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 KEJURUAN MUDA KABUPATEN ACEH TAMIANG Skripsi Diajukan Oleh : MUSRAWATI Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkenaan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan tingkah laku manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai upaya madrasah dalam menanggulangai pengaruh negatif teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk
BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk mencapai manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia, berisi hal-hal yang menyangkut perkembangan dan kehidupan manusia serta diselenggarakan dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pentingnya moral dalam kehidupan manusia adalah manusia tidak biasa hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan Oleh :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SHORT CARD DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN AL-QURAN HADITS DI MTSS YASPENDI SUNGAI IYU Skripsi Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia melakukan pembenahan diberbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Diawali dari perubahan kurikulum yang dipandang oleh banyak kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BATANG CUISENAIRE PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 BENDAHARA KABUPATEN ACEH TAMIANG SKRIPSI Diajukan Oleh : EVA SURIYANTI
Lebih terperinciISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1436 H / 2015M
PERAN PUNISHMENT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA (STUDI TERHADAP SANTRI MTs RAUDHATUL NAJAH LANGSA) S K R I P S I Diajukan Oleh : MASYITHAH Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1433 H/2012 M
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA INVESTIGATIF PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 LANGSA TAHUN AJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan Oleh: NURLAILI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas didasarkan bukanlah semata terletak ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran islam. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ilmu pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dlatarbelakangi oleh mutu pendidikan yang terus berkembang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang penting, bahkan di kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Dalam ajaran Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua tempat anak berlatih dan mengembangkan keperibadiannya. Pendidikan dan pembinaan keperibadian anak yang dimulai dari rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H
KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman
Lebih terperinciSyamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan bimbingan adalah hal yang universal, tidak terbatas pada masa kanak-kanak dan remaja. Bimbingan sangat diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan
Lebih terperinciMANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*
Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 8-13 8 MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* ABSTRAK Pokok persoalan dalam penelitian adalah 1) Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat rentan dengan suatu kondisi dari sebuah masyarakat, baik itu masyarakat keluarga maupun masyarakat
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA SMP NEGERI 4 KEJURUAN MUDA S K R I P S I. Diajukan Oleh: DEWI YUNITA SARI
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA SMP NEGERI 4 KEJURUAN MUDA S K R I P S I Diajukan Oleh: DEWI YUNITA SARI Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 5 LANGSA.
PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 5 LANGSA Skripsi Diajukan Oleh : MASTERI Mahasiswa Institut Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini dapat digambarkan bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya penemuan-penemuan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi terus berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin universal. Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen utama dalam membangun suatu negara yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan
Lebih terperinciFENOMENA KENAKALAN SISWA DI SMA SWASTA JAYA LANGSA
FENOMENA KENAKALAN SISWA DI SMA SWASTA JAYA LANGSA SKRIPSI Diajukan oleh: JOKO SUSENO Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI Nomor
Lebih terperinciPROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI. Diajukan Oleh : AZHARI
PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : AZHARI Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak sangatlah urgen bagi manusia, urgensi akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.
Lebih terperinciRIWAYAT HIDUP PENULIS. 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah. 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993
RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Kewarganegaraan : Indonesia 6. Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam menjalani pengalaman pembelajaran di sekolah, dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan diharapkan dapat. memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada saat ini keberadaannya dirasakan sangat penting. Oleh karena itu sebagai tugas utama dari keluarga bagi pendidikan adalah mendidik anak sebaik-baiknya
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : SANTI
PERSEPSI GURU MENGENAI TINGKAH LAKU SISWA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BELAJAR SISWA (Studi Banding Siswa Kelas XI Jurusan IPA & IPS di SMA Negeri 3 Langsa) SKRIPSI Diajukan Oleh : SANTI Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan rendahnya disiplin diri, barangkali para remaja menganggap banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kian maraknya pelanggaran moral oleh remaja dapat dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri, barangkali para remaja menganggap banyak hal yang dihadapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan persekolahan saat ini istilah kegiatan BK (Bimbingan dan Konseling) sudah dikenal terutama oleh para siswa dan juga personil sekolah lainnya, eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari, yang mana dalam aplikasinya pasti bersangkut paut dengan bagaimana cara seseorang ber interaksi dengan
Lebih terperinciDiajukan oleh LESTARI NIM :
METODE ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI GAMPONG JAMBO LABU KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan oleh LESTARI NIM : 111005490 Program Studi Pendidikan Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mendewasakan seseorang. Mendewasakan seseorang berarti membantu seseorang menjadi manusia dewasa yang dapat memahami dirinya sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini merupakan permasalahan yang perlu segera diselesaikan. Berbagai tayangan televisi yang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk Allah yang paling unik dan sempurna dibandingkan mahluk-mahluk lainnya. Dan manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi ini dan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciFENOMENA PEMISAHAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PEMBELAJARAN DITINJAU DARI SEGI PANDANGAN ISLAM
FENOMENA PEMISAHAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PEMBELAJARAN DITINJAU DARI SEGI PANDANGAN ISLAM S K R I P S I Diajukan Oleh : LATIFAH Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup pendidikan, tujuan proses pembelajaran diharapkan mampu memperoleh hasil yang optimal. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciPENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP PERKEMBANGAN AKHLAK ANAK DI DESA SUNGAI LIPUT KAB. ACEH TAMIANG SKRIPSI. Di Ajukan Oleh: DESI EMELIA
PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP PERKEMBANGAN AKHLAK ANAK DI DESA SUNGAI LIPUT KAB. ACEH TAMIANG SKRIPSI Di Ajukan Oleh: DESI EMELIA Mahasiswa Stain Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang bisamemiliki tanggung jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi setiap lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan ketika masih kecil sampai ketahap dewasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA (MTsS) AL-IKHLAS TANAH TERBAN KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN
Lebih terperinciRESPON GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2013 DI MTsN LANGSA. Skripsi. Diajukan Oleh :
RESPON GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2013 DI MTsN LANGSA Skripsi Diajukan Oleh : DARMAWATI Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata
Lebih terperinciSTRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2013 M
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQH DI KELAS VII MTsN MODEL IDI KECEMATAN. IDI RAYEUK KAB. ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan Oleh : ZAHRINA Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi dan komunikasi yang kian maju telah mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul Dalam Islam, pendidikan mendapatkan perhatian yang sangat besar. Hal ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia seutuhnya yang di idealisasikan menjadi titik puncak pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQUR AN HADIST MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DI MTsS BUSTANUL HUDA KOTA LANGSA SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQUR AN HADIST MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DI MTsS BUSTANUL HUDA KOTA LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh: MAULIDAR Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dari berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya ada tiga ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu
Lebih terperinci