TRI VIVIYAWATI NIM. S10044

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRI VIVIYAWATI NIM. S10044"

Transkripsi

1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : TRI VIVIYAWATI NIM. S10044 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

2 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Tri Viviyawati NIM : S Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun perguruan tinggi lain 2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji. 3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini. Surakarta, 26 Juni 2014 Yang membuat pernyataan Materai Rp. 6000,00 (Tri Viviyawati) NIM. S iii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Wahyu Rima Agustin S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Happy Indri Hapsari S.Kep.,Ns., M.Kep selaku penguji yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes selaku Pembimbing 1 dan Ibu Anita Istiningtyas S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak Tenang Pranata S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Karanganyar. iv

4 6. Semua dosen Progam Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Semua responden penelitian terima kasih atas partisipasinya. 8. Kedua orangtuaku, bapak (Suyadi) yang bekerja keras dan berdoa untuk keberhasilanku, ibu (Sri Khoiriyah) yang telah berdoa dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya. 9. Kakak serta adikku Utami Ningsih dan Zoqi Kurniadi terima kasih atas semangat dan doanya. 10. Sahabat-sahabatku (Ahmad M, Ina W, Woro W, Eni S, Fefi P, Dedi C) yang selalu ada setiap saat. 11. Teman-temanku (Aziz, Ulin, Rini, Milla, Bayu) terima kasih atas semangatnya. 12. Teman-teman Mahasiswa Progam studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Surakarta, 26 Juni 2014 Penulis v

5 MOTTO Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, dan hanya kepada ALLAH aku mohon pertolongan. Jika ada satu alasan yang membuatmu menangis maka ada sejuta alasan yang membuatmu tertawa. Jangan melihat sesuatu dari hasilnya tetapi lihatlah dari proses kita menjalaninya, dan tidak semua itu membutuhkan pertanyaannya. Kemajuan bukanlah semata-mata perbaikan dari massa silam, kemajuan adalah bergerak maju menuju masa depan. Tiada dalang di dunia ini yang mampu memberikan kebahagiaan sejati karena kebahagiaan sejati ada didalam dirinya sendiri. Jadikan jiwamu penyayang, gunakan waktumu untuk sembhayang, jaga imanmu jangan sampai terbuang, serahkan dirimu pada yang maha penyayang setelah pada orang yang kamu sayang. Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu. vi

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... MOTTO... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv vi vii ix x xi xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan penelitian Populasi dan Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data vii

7 3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Analisis Univariat Hasil Analisis Bivariat BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Terhadap Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Terhadap Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Keterbatasan Penelitian BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

8 DAFTAR TABEL Nomor Tabel Judul Tabel halaman 1.1. Keaslian Penelitian Stadium Pubertas Pada Perempuan Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Kisi-Kisi Angket Pendidikan Kesehatan Tentang 50 Pemeriksaan Sadari 4.1. Karakteristik Usia Responden di SMK N 1 57 Karanganyar 4.2. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang 58 Pemeriksaan SADARI Sebelum Pendidikan Kesehatan di SMK N 1 Karanganyar 4.3. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang 58 Pemeriksaan SADARI Sesudah Pendidikan Kesehatan di SMK N 1 Karanganyar 4.4. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI 59 Sebelum Pendidikan Kesehatan di SMK N 1 Karanganyar 4.5. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI 59 Sesudah Pendidikan Kesehatan di SMK N 1 Karanganyar 4.6. Hasil Pengetahuan Pre Test dan Post Test Remaja 60 Putri Tentang Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar 4.7. Hasil Sikap Pre Test dan Post Test Remaja Putri 61 Tentang Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar ix

9 DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Judul Gambar Halaman 2.1. Langkah 1 Pemeriksaan SADARI Langkah 2a Pemeriksaan SADARI Langkah 2b Pemeriksaan SADARI Langkah 2c Pemeriksaan SADARI Langkah 3 Pemeriksaan SADARI Langkah 4 Pemeriksaan SADARI Kerangka Teori Kerangka Konsep 44 x

10 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Lampiran 1 F.01 Usulan Topik Penelitian 2 F.02 Pengajuan Persetujuan Judul 3 F.04 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan 4 F.07 Pengajuan Izin Penelitian 5 Lembar Pengantar Studi Pendahuluan 6 Lembar Permohonan Uji Validitas Reliabilitas 7 Lembar Permohonan Ijin Penelitian 8 Surat Tidak Keberatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 9 Surat Rekomendasi Survey Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 10 Surat Rekomendasi Penelitian Dinas Pendidikan dan Olahraga 11 Surat Keterangan Penelitian SMK N 1 Karanganyar 12 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 13 Kuesioner Penelitian 14 Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian 15 Leaflet Pendidikan Kesehatan 16 Power Point Pendidikan Kesehatan 17 Hasil Kuesioner Uji Validitas xi

11 18 Olah Data SPSS Uji Validitas Pengetahuan 19 Olah Data SPSS Uji Reliabilitas Pengetahuan 20 Olah Data SPSS Uji Validitas Sikap 21 Olah Data SPSS Uji Reliabilitas Sikap 22 Hasil Kuesioner Pengetahuan 23 Hasil Kuesioner Sikap 24 Olah Data SPSS Pengetahuan 25 Olah Data SPSS Sikap 26 Jadwal Penelitian 27 Lembar Konsultasi 28 Foto Dokumentasi xii

12 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 Tri Viviyawati Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di SMK N 1 Karanganyar Abstrak Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak menyerang wanita di Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu didunia. Salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara yaitu dengan cara SADARI. Kebanyakan wanita tidak melakukan pemeriksaan SADARI karena kurangnya pengetahuan sehingga wanita yang melakukan SADARI masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian preeksperimental dengan pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Sampling dengan jumlah responden sebanyak 31 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon dan uji McNemar. Hasil analisa data tingkat pengetahuan diperoleh nilai P Value = dan analisa data sikap diperoleh nilai P Value = Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan cara membandingkan pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi dengan metode ceramah dan metode video dan dilakukan dengan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap dan Periksa Payudara Sendiri Daftar Pustaka : 28 ( ) xiii

13 BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014 Tri Viviyawati EFFECT OF THE HEALTH EDUCATION OF BREAST SELF- EXAMINATION AS AN EARLY DETECTION FOR BREAST CANCER ON THE KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF FEMALE STUDENTS OF STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 1 OF KARANGANYAR ABSTRACT Breast cancer is the second largest that attacks women in Indonesia and the number one killer in the world. One of the early detection methods of breast cancer is breast self-examination. Most women do not do self-examination due to their lack of knowledge of breast self-examination. The objective of this research is to investigate effect of the health education of breast self-examination as an early detection for cancer on the knowledge and attitude of female students of State Vocational High School 1 of Karanganyar. This research used the quantitative pre-experimental research method with the pretest-posttest design. The samples of the research were taken by using the cluster sampling technique. They consisted of 31 respondents. The data of the research were analyzed by using Wilcoxon s test and McNemar s Test. The result of the test shows that the value of p for the variable of Knoweldge is and that of p for the variable of attitude is 0.000, meaning that there is an effect of the health education of breast self-examination as an early detection for cancer on the knowledge and attitude of female students of State Vocational High School 1 of Karanganyar. Therefore, the following researchers in the same field are recommended to compare between the health education with lecturing and demonstration methods and the health education with lecturing and video methods two groups, namely: Control Group and Experimental Group. Keywords: health education, knowledge, attitude, and breast self-examination References: 28 ( ) xiv

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara disebut juga carsinoma mamae merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara adalah kanker nomor dua terbanyak menyerang wanita Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu wanita didunia (Mangan 2005). Kanker payudara menyerang kira-kira wanita (kira-kira 1 dari 9 wanita) di Amerika Serikat pada tahun 1995 (Potter & Perry 2005). Data tahun 2002 wanita di Amerika Serika, sejumlah wanita telah terdiagnosis terkena kanker payudara, wanita terkena tumor jinak di seluruh payudara dan wanita meninggal karena kanker payudara. Data tahun 2003 menyebutkan bahwa di Amerika Serikat terdapat kasus baru kanker payudara per tahun (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). Sebanyak wanita mengidap kanker payudara pada tahun 2008 di Amerika Serikat (Nurcahyo 2010). Data WHO (Word Health Organization) menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, 6%-nya pada usia kurang dari 40 tahun, namun banyak juga para wanita yang berusia 30 tahun terkena kanker payudara (Suryaningsih & Sukaca 2009). Kanker payudara adalah penyebab utama kematian bagi wanita usia (Brashers 2007). 1

15 2 Kelompok etnis Cina memiliki insiden tertinggi kanker payudara dengan angka kejadian 59,7 per penduduk diikuti oleh India dan Melayu 55,8 dari 33,9 per penduduk (National Cancer Registry dikutip dalam Al-Naggar dkk 2011). Sekitar % wanita di Malaysia hadir dalam tahap 3 dan tahap 4 dengan sedikit atau tidak ada manfaat yang bisa diperoleh dari bentuk terapi (Al-Naggar dkk 2011). Problem kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut (Saryono & Pramitasari 2008). Menurut data di RSCM Jakarta Pusat menyebutkan bahwa kanker payudara di Indonesia mencapai angka lebih pada tahun 1994 dan jumlah ini berada di urutan kedua setelah kanker rahim (Nurcahyo 2010). Kasus kanker payudara di kabupaten Sukoharjo menurut data laporan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) kabupaten Sukoharjo pada tahun 2008 terdapat 402 kasus, pada tahun 2009 meningkat menjadi menjadi 473 kasus, tahun 2010 meningkat menjadi 515 kasus dan tahun 2011 meningkat lagi sebanyak 685 kasus (Handayani & Sudarmiati 2012). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini yaitu dengan cara pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Pemeriksaan SADARI merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Pemeriksaan

16 3 SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri (Saryono & Pramitasari 2008). Kebanyakan wanita tidak melakukan pemeriksaan SADARI karena kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI. Hasil tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), untuk kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (15,8%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (11,7%) (Saputri 2012). Pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya. Meningkatnya pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI, maka akan mempengaruhi sikap para wanita khususnya remaja putri untuk menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan SADARI untuk mencegah resiko kanker payudara, hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran wanita khususnya remaja putri untuk memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung pemeriksaan SADARI sehingga dapat mengetahui langsung kondisi payudaranya. Melakukan pemeriksaan SADARI akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun sayangnya wanita yang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%) (Septiani & Suara 2013). Hasil sikap remaja putri di SMA Futuhiyyah Mranggen kabupaten Demak tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dalam kategori

17 4 kurang yaitu 55 siswi (100%) dan sesudah penyuluhan kesehatan meningkat menjadi baik yaitu 55 siswi (100%) (Hidayati, Salawati, Istiana 2011). Mengingat masih banyak siswi yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, khususnya pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik SADARI, sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan, dengan harapan dapat mengubah pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi pada siswi dalam hal ini adalah siswi SMK N 1 Karanganyar. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran, demonstrasi, simposium, dan seminar. Penelitian ini menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Alternatif metode yang dapat dipergunakan pada pendidikan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi tentang kanker payudara adalah menggunakan metode ceramah. Metode ceramah, selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Mubarak 2012). Keuntungan dari metode ceramah yaitu dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu yang efisien, dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran serta dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan (Suliha dkk 2001). Metode yang dapat dipergunakan pada pendidikan kesehatan tentang praktik SADARI adalah menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi lebih mudah untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu

18 5 hal yang pernah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan adegan dengan menggunakan alat peraga (Mubarak 2012). Keuntungan dari metode demonstrasi yaitu dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri (Suliha dkk 2001). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada siswi di SMK N 1 Karanganyar dengan metode wawancara terhadap 10 siswi didapatkan data 9 orang tidak mengerti tentang pemeriksaan SADARI dan hanya 1 orang yang mengerti tentang pemeriksaan SADARI. Selanjutnya dari 10 siswi tersebut mengakui tidak pernah melakukan praktik SADARI, sehingga siswi di SMK N 1 Karanganyar tidak pernah melakukan pemeriksaan SADARI. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 KARANGANYAR Rumusan Masalah Pencegahan kanker payudara dapat menurunkan angka kematian pada wanita, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan kanker payudara, pengetahuan dan sikap dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan. Salah satunya dengan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker

19 6 payudara. Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 KARANGANYAR Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N 1 karanganyar Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap sebelum pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI. 2. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap sesudah pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI. 3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap pengetahuan. 4. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap sikap.

20 Manfaat Penelitian Manfaat bagi SMK N 1 Karanganyar 1. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan remaja putri tentang SADARI dan dapat meningkatkan pengetahuan dengan penuh kesadaran untuk melakukan SADARI dengan cara diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan SADARI Manfaat bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dengan memperbanyak membaca referensi tentang kanker payudara dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian penelitian selanjutnya Manfaat bagi peneliti lain Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan metode simulasi dengan metode lain tentang pemeriksaan SADARI terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri.

21 Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pelayanan kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang Pemeriksaan SADARI Manfaat bagi Peneliti 1. Mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI 2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian. 3. Memberikan pengalaman peneliti dalam mengembangkan kemampuan ilmiah Keaslian Penelitian Nama Peneliti Redhwan Ahmed Al- Naggar, Dhekra Hamoud Al-Naggar, Yuri V Bobryshev, Robert Chen, Ali Assabri (Tabel 1.1. Keaslian Penelitian) Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Practice and Barriers Toward Breast Self- Examination Among Young Malaysian Women Cross Sectional Study Lebih dari setengah dari peserta (55,4%) menyebutkan bahwa mereka berlatih BSE (Breast Self- Examination). Mereka mendapatkan informasi tentang pemeriksaan payudara dari radio dan Tv yang menjadi sumber utama informasi (38,2%), diikuti oleh anggota keluarga (21,1%), teman (14,7%), dan kemudian surat kabar (12,4 %). Mengenai hambatan

22 9 Nama Peneliti Karunia Hadpha Saputri Sri Handayani dan Sari Sudarmiati Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan Sadari Penelitian Deskriptif Kuantitatif Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif survei. terhadap pemeriksaan payudara sendiri, sebagian besar peserta yang pernah berlatih BSE menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan adalah hambatan utama mereka untuk berlatih BSE (20,3 %) dan takut didiagnosa menderita kanker payudara (4,4 %) Pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), untuk kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (15,8%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (11,7%) Sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi tentang prosedur SADARI baik dari internet, majalah, brosur atau sumber informasi lainnya sehingga pengetahuan responden tentang prosedur SADARI masih kurang

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori Pendidikan Kesehatan Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan atau kelompok (A Joint Commite Terminologu in Health Education of United States dikutip dalam Susilo 2011). Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan (Grout dikutip dalam Susilo 2011). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat (Susilo 2011). 10

24 Tujuan Pendidikan Kesehatan 1. Tujuan kaitannya dengan batasan sehat Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat (WHO dikutip dalam Susilo 2011). 2. Mengubah perilaku sehat kaitannya dengan budaya Sikap dan perilaku adalah bagian dari budaya. Kebiasaan, adat istiadat, tata nilai atau norma adalah kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu sikap dan perilaku serta cara berpikir orang yang terjadinya melalui suatu proses belajar (Susilo 2011). Perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3 macam, yaitu : a. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. b. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat didalam kelompok. c. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. (Azwar dikutip dalam Susilo 2011)

25 Sasaran Pendidikan Kesehatan Sasaran pendidikan kesehatan, yaitu : 1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan. 2. Masyarakat dalam kelompok tertentu. 3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu. (Susilo 2011) Tahap-tahap Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tahap-tahap kegiatan pendidikan kesehatan, yaitu : 1. Tahap Sensitisasi Tahap ini dilakukan guna memberikan infomasi kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan kesehatan. Misal kesadaran akan kesehatan, pelayanan kesehatan, wabah penyakit, kegiatan imunisasi anak. 2. Tahap Publisitas Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi, yaitu press release dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan untuk menjelaskan lebih lanjut jenis atau macam pelayanan kesehatan.

26 13 3. Tahap Edukasi Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikapserta mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut. 4. Tahap Motivasi Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap edukasi. Perorangan atau masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar mengubah perilaku sehari-hari. (Azwar dikutip dalam Susilo 2011) Perilaku Kesehatan Pengertian Perilaku Kesehatan Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak disadari. Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Wawan & Dewi 2011).

27 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan & Dewi 2011). Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak 2012). b. Tingkat Pengetahuan Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara benar.

28 15 3) Aplikasi (Application) Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011)

29 16 c. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Tradisional a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi. b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri. c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

30 17 diperoleh dalam memcahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. (Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011) 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular. (Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011) d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Faktor Internal Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu : a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

31 18 kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, menyita waktu, berulang dan banyak tantangan. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. (Wawan & Dewi 2011) 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu : a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. (Wawan & Dewi 2011)

32 19 e. Kriteria Tingkat Pengetahuan Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala, yaitu : 1) Baik : 76%-100% 2) Cukup : 56%-75% 3) Kurang : < 56% (Arikunto dikutip dalam Wawan & Dewi 2011) 3. Sikap a. Pengertian Sikap Sikap didefinisikan sebagai satu kecenderungan yang ditunjukkan oleh seseorang individu terhadap suatu perkara atau benda atau peristiwa. Sikap adalah satu proses mental yang bersifat pikiran, perasaan atau tanggapan terhadap suatu objek, aspek atau situasi tertentu. Justru itu, sikap adalah sesuatu yang abstrak karena sikap tidak dapat dilihat atau dirasa dengan panca indera (Ilhaamie & Ahmad 2008). Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

33 20 b. Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni : 1) Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2) Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3) Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4) Bertanggung Jawab (Reponsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang ada. (Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011) c. Sifat Sikap 1) Sikap Positif Cenderung untuk mendekati, menyenangi. 2) Sikap Negatif Cenderung untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu. (Wawan & Dewi 2011)

34 21 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap 1) Pengalaman pribadi 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting 3) Pengaruh kebudayaan 4) Media massa 5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama 6) Faktor emosional (Wawan & Dewi 2011) e. Cara Pengukuran sikap Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1) Langsung Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan responden terhadap suatu objek (Wawan & Dewi 2011). 2) Tidak Langsung Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Wawan & Dewi 2011). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, yaitu : 1) Keadaan objek yang diukur

35 22 2) Situasi pengukuran 3) Alat ukur yang digunakan 4) Penyelenggaraan pengukuran 5) Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran (Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011) f. Faktor-faktor Perubah Sikap Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1) Sumber dari Pesan Sumber dari pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok, dan institusi. Dua ciri penting dari sumber pesan yaitu : a) Kredibilitas Aspek penting dalam kredibilitas yaitu : keahliankeahlian dan kepercayaan saling keterkaitan, kepercayaan. b) Daya Tarik Efektifitas daya tark dipengaruhi oleh : daya fisik, menyenangkan, dan kemiripan. 2) Pesan (Isi Pesan) Umumnya berupa kata-kata dan simbol-simbol lain yang menyampaikan informasi.

36 23 Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan, yaitu : a) Usulan Pesan dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk sikap, dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya. Contohnya : Iklan di TV b) Menakuti Cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut-nakuti. Akan tetapi jika terlalu berlebihan maka orang akan menjadi takut, sehingga informasi itu akan dijauhi. c) Pesan Satu Sisi dan Dua Sisi Pesan satu sisi paling efektif jika orang dalam keadaan netral atau sudah menyukai suatu pesan. Pesan dua sisi lebih disukai untuk mengubah pandangan yang bertentangan. 3) Penerima Pesan Ciri penerima pesan, yaitu : a) Influenceability Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk. Anak-anak lebih mudah dipengaruhi daripada orang dewasa, sedangkan orang yang

37 24 berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi daripada yang berpendidikan tinggi. b) Arah Perhatian dan Penafsiran Pesan akan berpengaruh pada penerima, tergantung dari persepsi dan penafsirannya. Yang terpenting : pesan yang dikirim ke tangan orang pertama mungkin akan berbeda jika info tersebut sampai ke penerima kedua. (Wawan & Dewi 2011) Remaja Pengertian Remaja Remaja atau adolesens adalah suatu periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia tahun (Potter & Perry 2005). Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa (Wong 2008).

38 Perubahan Fisik Pada Remaja Masa remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk didalam perubahan tersebut terjadi perubahan organ organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi (Widyastuti dikutip dalam Saputri 2012). Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda- tanda berikut: 1. Tanda-Tanda seks primer Semua organ wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatannya antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. 2. Tanda seks sekunder a. Pada Remaja Perempuan 1) Rambut Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang, bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

39 26 2) Pinggul Pinggul menjadi berkembang, membesar dan menguat. 3) Kulit Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. 4) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. 5) Otot Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat. 6) Suara Suara berubah menjadi merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita. 7) Payudara Pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah dada dapat dipakai sebagai salah satu indikator sebagai berikut :

40 27 Tabel 2.1. Stadium Pubertas Pada Perempuan (Widyastuti dikutip dalam Saputri 2012) Stadium Keterangan Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit pembengkakan jejaring dibawahnya, stadium ini terjadi pada usia tahun Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di sekitar puting dan areola (daerah hitam disekitar puting), disertai dengan perluasan aereola Stadium III Areola, puting susu dan jejaring payudara tampak semakin menonjol dan membesar, tetapi areola dan puting masaih belum tampak terpisah dari jejaring sekitarnya Stadium IV Stadium matang, papila menonjol, areola melebar, jejaring payudara membesar dan menonjol membentuk payudara dewasa Kanker Payudara Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara disebut juga dengan Carcinoma Mamae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara (Suryaningsih & Sukaca 2009). Kanker payudara adalah salah satu keganasan pada manusia yang paling sering ditemukan sekaligus paling dapat diobati (Harrison 2000). Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit payudara (Mangan 2005).

41 28 Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel didalam jaringan payudara. Kanker payudara sebagaimana sel kanker lainnya, memiliki perkembangan prakanker yang sangat lambat dan tidak menimbulkan gejala, sehingga seringkali seorang pengidap tidak merasa jika ia tengah dijangkiti sel kanker (Nurcahyo 2010) Penyebab Kanker Payudara Penyebab kanker belum diketahui namun banyak sekali pemicunya antara lain adanya pertumbuhan tidak normal sel dalam payudara dan terjadi penuaan sel (Suryaningsih & Sukaca 2009) Jenis-jenis Kanker Payudara Jenis-jenis kanker payudara antara lain : 1. Tumor Jinak (Fibroadenoma Mamae) Tumor jinak berkembang di jaringan dan kelenjar susu. 2. LCIS (Lobular Carcinoma In Situ) LCIS ini tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada kelenjar susu. 3. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ) DCIS adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran susu.

42 29 4. ILC (Infiltrating Lobular Carcinoma) Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah kulit, didalam kelenjar susu dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan penyangga payudara. 5. IDC (Infiltrating Ductal Carcinoma) Jenis kanker ini yang paling banyak menyerang. IDC berawal dari saluran susu dan menyebar melalui aliran darah serta jaringan limfa ke bagian tubuh lainnya. (Nurcahyo 2010) Pemicu Kanker Payudara Faktor pemicu atau faktor resiko tumbuhnya sel kanker payudara antara lain : 1. Keturunan 2. Usia Reproduksi 3. Penggunaan Hormon Buatan 4. Konsumsi Lemak Berlebih 5. Radiasi 6. Periode Usia Subur (Menstruasi) 7. Faktor Usia dan Ras 8. Kepadatan Payudara 9. Masa Menyusui 10. Pemakaian Obat DES (Diethilstilbestrol) 11. Konsumsi Alkohol

43 Kebiasaan Merokok 13. Makanan (Nurcahyo 2010) Faktor risiko timbulnya kanker payudara pada wanita adalah : 1. Mendapat haid pertama saat berumur kurang dari 10 tahun 2. Menopause setelah umur 50 tahun 3. Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak (tidak pernah melahirkan) 4. Tidak pernah menyusui anak 5. Mengalami trauma berulangkali pada payudara 6. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara 7. Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil KB, HRT) (Mangan 2005) dan (Saryono & Pramitasari 2008) Gejala Umum Kanker Payudara Gejala-gejala yang dapat dirasakan penderita kanker adalah sebagai berikut : 1. Timbul Benjolan. 2. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah. 3. Tahapan benjolan per stadium.

44 31 4. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak. 5. Keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu. 6. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk. 7. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan Berat Badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. (Suryaningsih & Sukaca 2009) Penatalaksanaan Kanker Payudara 1. Pencegahan a. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat (Suryaningsih & Sukaca 2009). Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer, yaitu : 1) Pahami keadaan diri anda 2) Mengatur usia reproduksi 3) Berikan ASI pada anak anda 4) Menjaga berat badan 5) Hindari alkohol dan rokok 6) Diet makanan sehat / kurangi lemak 7) Menghindari stress

45 32 8) Olahraga 9) Makanan lebih banyak buah dan sayuran 10)Cukupi kebutuhan vitamin D (Nurcahyo 2010) dan (Olfah, Mendri & Badi ah 2013) b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri) (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). 1) Pemeriksaan SADARI a) Pengertian SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). b) Tujuan Tujuan SADARI yaitu untuk mendeteksi dini sedini mungkin ada tidaknya kanker dalam

46 33 payudara wanita (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). c) Waktu SADARI (1) Waktu terbaik untuk melakukan SADARI minimal satu kali dalam sebulan, dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid, atau 3 hari setelah haid berhenti (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). (2) Waktu : ± 10 menit, setiap bulan periksa payudara. d) Cara melakukan pemeriksaan SADARI Langkah 1 Langkah pertama adalah : (1) Memulainya dengan melihat payudara anda di cermin. (2) Posisi pundak tegap. (3) Kedua tangan di pinggang. Gambar 2.1. langkah 1 pemeriksaan SADARI

47 34 Yang harus diperhatikan adalah : (1) Ukuran payudara (2) Bentuk payudara (3) Warna payudara Payudara normal adalah : Payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan. Payudara yang bermasalah jika : (1) Kulit mengkerut. (2) Terjadi lipatan. (3) Ada tonjolan. (4) Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik kedalam. (5) Kemerahan. (6) Nyeri. (7) Ruam-ruam atau bengkak. (Suryaningsih & Sukaca 2009) Langkah 2 Langkah kedua adalah : (1) Angkat kedua lengan ke atas. (2) Amati jika ada perubahan-perubahan payudara. (Suryaningsih & Sukaca 2009)

48 35 Gambar 2.2. langkah 2a pemeriksaan sadari (3) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya dan juga sebaliknya. Angkat tangan kanan, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan payudara kanan dengan teliti dan menyeluruh. Gambar 2.3. langkah 2b pemeriksaan SADARI (4) Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan di sekitar payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung payudara dan secara perlahan bergerak ke bagian

49 36 puting, atau sebaliknya. Perlu diperhatikan adalah meraba seluruh bagian payudara, termasuk daerah ketiak. Kemudian, tekan tangan anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika anda menarik punggung dan sikut ke depan (Olfah, Mendri & Badi ah 2013). Langkah 3 Gambar 2.4. langkah 2c pemeriksaan SADARI Langkah ketiga adalah : (1) Saat anda bercermin, anda cermati puting anda. (2) Periksalah ada cairan yang keluar dari kedua puting atau tidak (baik itu cairan bening seperti susu, berwarna kuning atau bercampur darah). (3) Periksalah puting anda apakah terdapat tanda-tanda yang tidak wajar seperti luka atau koreng.

50 37 (4) Pencet putting dan perhatikan cairan yang keluar (Suryaningsih & Sukaca 2009) Gambar 2.5. langkah 3 pemeriksaan SADARI Puting yang baik adalah : Jika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun. Namun jika anda menyusui tentunya akan mengeluarkan ASI. Puting yang bermasalah adalah : (1) Puting yang bermasalah adalah berwarna kuning bercampur darah. (2) Mengoreng. (Suryaningsih & Sukaca 2009) Langkah 4 Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari

51 38 tulang selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Kini mulai pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar / menyamping seperti sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih menekan. Gambar 2.6. langkah 4 pemeriksaan SADARI (Olfah, Mendri & Badi ah 2013) Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko datangnya kanker payudara adalah dengan cara, yaitu : 1) Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap tiga bulan sekali. 2) Usia tahun melakukan mammografi.

52 39 3) Diatas usia 40 tahun melakukan chek-up pada dokter ahli atau melakukan Cancer Risk Assessement Survey. 4) Usia lebih dari 50 tahun chek-up rutin dan mammografi setiap tahun. Waktu terbaik melakukan mammografi adalah seminggu setelah menstruasi (Suryaningsih & Sukaca 2009). e) Cara Melakukan Perawatan Pada Payudara (1) Selalu gunakan BH agar bentuk dan kepadatan payudara bisa optimal. BH juga dapat mencegah turunnya payudara lebih dini. Namun BH tidak untuk 24 jam nonstop, saat tidur BH hendaknya ditanggalkan tujuannya agar peredaran darah di payudara tetap lancar (2) Selalu menjaga kebersihan BH. Jika BH lembab, payudara akan gatal dan iritasi. (3) Masker payudara Bertujuan untuk menambah dan mempertahankan kesegaran, kelenturan dan kekenyalan. (4) Massage

53 40 Bertujuan untuk memperlancar peredaran darah. Dimulai dari arah atas. Sekitar putting tidak perlu dipijat. (5) Minum Air Putih (6) Minum Jamu Sebagai upaya mengencangkan payudara dengan perawatan dari dalam. (7) Olahraga Teratur Khususnya gerakan seputar payudara. (Saryono & Pramitasari 2008) f) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan SADARI (1) Kurangnya pengetahuan tentang SADARI. (2) Kurangnya minat untuk melakukan pemeriksaan SADARI. (3) Persepsi terhadap pemeriksaan SADARI c. Pencegahan Tertier Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara dan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.

54 41 Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan : 1) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. 2) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika. 3) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik. 4) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. (Suryaningsih & Sukaca 2009) 2. Pengobatan Metode pengobatan kanker payudara adalah sebagai berikut : a. Lumpectomy Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan normal di sekitarnya. b. Mastektomi Mastektomi adalah prosedur pengangkatan seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tidak lagi memiliki payudara. 1) Mastektomi Preventif Cara ini, jaringan payudara pasien akan diangkat semua, jika wilayah puting dirasa aman maka putingnya akan dipertahankan.

55 42 2) Mastektomi Sederhana Cara ini merupakan prosedur pengangkatan seluruh jaringan payudara hingga ke bagian putting susunya namun tetap mempertahankan jaringan limfa. 3) Mastektomi Radikal Termodifikasi Prosedur ini disebut juga mastektomi total karena mengangkat seluruh jaringan dan bagian payudara termasuk simpul jaringan limfa dibawah ketiak. 4) Mastektomi Radikal Cara ini merupakan prosedur paling total. Seluruh jaringan payudara, jaringan limfa, kulit, otot penyangga payudara, bahkan sampai ke otot dinding dada diangkat. 5) Mastektomi Parsial Prosedur ini dengan melakukan pengangkatan sebagian jaringan payudara. 6) Quadrantectomi Prosedur ini dengan melakukan pengangkatan seperempat bagian payudara. 7) Mastektomi Sayatan Lebar 8) Excisional Biopsy

56 43 c. Terapi Radiasi Terapi radiasi atau terapi penyinaran adalah sebuah metode terapi dengan menembakkan sinar X atau partikel ion lainnya ke tumor. Terapi ini dapat dilakukan untuk beberapa tujuan, misalnya : 1) Mengecilkan sel tumor sebelum pengangkatan tumor melalui mastektomi atau lumpektomi. 2) Mematikan sel tumor dengan kombinasi pengobatan kemoterapi. 3) Mematikan sel kanker yang tersisa setelah sel tumor utama diangkat (pascaoperasi) d. Kemoterapi Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat yang diberikan secara oral maupun disuntikkan. Kemoterapi umumnya menggunakan obat dosis tinggi yang bekerja didalam sel. Kemoterapi bertujuan untuk melemahkan sel kanker dan menghambat pembelahannya atau bahkan mematikan sel kanker. (Nurcahyo 2010)

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN KETRAMPILAN PRAKTIK SADARI (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penyampaian Informasi 1. Pengertian Suatu kegiatan atau suatu usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya informasi tersebut

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut (WHO 2005), penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskuler, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2006, memperkirakan setiap tahun jumlah penderita kanker

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 SEWON

PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 SEWON PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 SEWON KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian, sebanyak 8,2 juta orang meninggal akibat kanker

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara (Carcinoma mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). Kanker payudara adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan fisik maupun biologis yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon khusus. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : subang_4ini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI SKRIPSI. OLEH: Sanny Sugiharto NRP:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI SKRIPSI. OLEH: Sanny Sugiharto NRP: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI SKRIPSI OLEH: Sanny Sugiharto NRP: 9103010013 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah sekelompok penyakit sebagai akibat dari pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak cepat ditangani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Promosi kesehatan merupakan proses meningkatkan kesehatan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Promosi kesehatan merupakan proses meningkatkan kesehatan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan merupakan proses meningkatkan kesehatan dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

RABIATHUL IRFANIAH NIM I NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SADARI DI SMP ISLAM HARUNIYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2016 RABIATHUL IRFANIAH NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah suatu penyakit di mana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari selsel jaringan payudara (Novianti dan Purnami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi nomer satu di negara barat/ maju. Di Indonesia, kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Gambaran Pengetahuan dan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Aisyiyah Palembang Tahun 2016 Risa Devita Program Studi DIII Kebidanan,

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014 STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014 Oleh : Lina Siti Nuryawati, S.ST.,SKM ABSTRAK Pemeriksaan payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (Effect On Breast Cancer Health Education On Knowledge And Attitude About Breast

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG Muliatul Jannah SST.,M.Biomed Dosen Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE Juhrotun Nisa ABSTRAK Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa Remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sangat kritis karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI KARYA TULIS IMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heldayanti Sirenden R1116037 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Defenisi Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Setiawati Gusmadi 1610104472 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : DEWI KUSUMA WATI K7412050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA Zulkhah Noor Bagian Fisiologi FKIK UMY Mamae atau payudara merupakan organ vital dalam pemenuhan kebutuhan gisi bayi. Selain itu juga berperan penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan, yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai usia 16-18 tahun. Dalam masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIJEN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Sri Mularsih 1, Frida Cahyaningrum 2, Endang Sri Rubiyanti 3 Email : srimularsih88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita setelah kanker serviks. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : DALU BANGUN FRIDEWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita.selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari.ditambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari ilmu kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah penunjang bagi terlaksananya program-program

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO 2005, di dunia tiap tahunnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Aprilia Dian Utami 201210201085 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan seorang wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG SADARI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG SADARI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA Journal Endurance 2(2) June 2017 (232- HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA Rizka Angrainy Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.

Lebih terperinci

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Ketrampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Tingkat I Putri Halimu Husna Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri ns.haha354@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Payudara dimiliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi berkembang dan penting.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Jendra Annisa Zen 21511425

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : Theresia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG SADARI SEBAGAI SALAH SATU DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN TANJUNG REJO MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

SUCI ARSITA SARI. R

SUCI ARSITA SARI. R ii iii iv ABSTRAK SUCI ARSITA SARI. R1115086. 2016. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Program Studi DIV

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci