KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012"

Transkripsi

1 KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012 Muhammad Wahyuddin Ikhwani, Firman Susilo, Agus Syahrani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dilihat melalui bentuk kalimat imperatif biasa, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif pemberian izin, kalimat imperatif ajakan, dan kalimat imperatif suruhan dari informasi yang dipublikasikan melalui media facebook pada grup Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura Tahun 2012 menggunakan skala kesantunan Lecch. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk kualitatif. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa bentuk kesantunan dilihat dari kalimat imperatif dengan pengukur skala kesantunan Leech menunjukkan 1) cost benefit scale sebanyak 8 tuturan; 2) optionality scale sebanyak 20 tuturan; 3) indirectness scale sebayak 15 tuturan; 4) authority scale sebanyak 37 tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak 36 tuturan. Bentuk kesantunan yang terpublikasi dilaman facebook Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura, dilihat dari skala kesantunan Lecch tergolong santun karena masih banyaknya penggunaan bahasa atau kalimat imperatif yang santun. Kata kunci : Kesantunan Berbahasa, Facebook, Comdev Outreaching Abstract: This study is purpose to describe linguistic politeness views by ordinary imperative sentence, imperative sentence request, permits imperative sentence, imperative sentence solicitation, and imperative sentences messengers from information published by the media on the facebook group Comdev and Outreaching University of Tanjungpura in 2012 using a scale of politeness Lecch. The method used is descriptive method with qualitative. The results of the data analysis it can be concluded that the of politeness views of imperative sentence with a measuring scale shows politeness Leech 1) cost benefit scale as much as 8 utterances; 2) optionality scale of 20 utterances; 3) indirectness scale sebayak 15 utterances; 4) Scale authority as much as 37 utterances; 5) dictance social scale as much as 36 utterances. Published in the form of politeness The Page facebook Comdev and Outreaching University of Tanjungpura, the scale of politeness Lecch classified politely because there are many use of language or a polite imperative sentence. Key words : Politeness, Facebook, Comdev Outreaching

2 B ahasa menunjukkan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang diucapkannya. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mengejek, atau melecehkan akan mencitrakan pribadi yang tidak berbudi. Jadi, pembicara dan lawan bicara seharusnya sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial itu (Wijana, 2004:28). Tujuan kita berkomunikasi kepada lawan bicara adalah untuk menyampaikan pesan dan menjalin hubungan sosial. Dalam penyampaian pesan tersebut biasanya digunakan bahasa verbal baik lisan atau tulis, atau nonverbal yang dipahami kedua belah pihak, pembicara dan lawan bicara. Dengan demikian, setelah proses komunikasi selesai antara pembicara dan lawan bicara mempunyai kesan yang mendalam, misalnya: kesan simpatik, sopan, ramah, dan santun. Santun berbahasa menunjukkan seperti apa perangai atau tingkah laku seseorang. Santun atau kesantunan adalah sikap manusia menghargai atau menghormati orang lain baik itu sesama atau sebaya maupun dengan orang yang lebih tua. Sejalan dengan pendapat di atas, Moeliono, dkk., (2007:389) mengungkapkan bahwa menghargai adalah memberi, menentukan, menghormati, dan memuliakan orang tua atau orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak dapat hidup tanpa bergaul dengan manusia lain. Sesama makhluk sosial harus saling memenuhi kebutuhan itu dan ada norma yang harus ditaati, dihormati, dan dihargai. Kesantunan berbahasa memiliki kaidah-kaidah yang mengatur proses komunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Asmah (2007:9) apabila kita menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan, kita harus mematuhi beberapa peraturan tertentu supaya tidak membuat siapa saja merasa tersinggung atau lebih-lebih menjatuhkan air mukanya. Dalam kesantunan pasti berkaitan dengan bagaimana budi bahasa, adab atau perilaku, sopan santun, dan etika seseorang. Dalam hal penggunaan bahasa tulis, seseorang dapat mengungkapkan bagaimana keadaan mentalnya yaitu ditunjukkan bukan melalui apa yang kita tulis, melainkan cara kita menulis dan penggunaan bahasa yang kita pakai dapat mencerminkan keadaan mental kita pada saat itu. Kemajuan teknologi seperti facebook, twitter, myspace, dan friendster juga mempengaruhi perkembangan penggunaan bahasa manusia dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan lawan bicaranya. Melalui teknologi atau jejaring sosial seseorang dapat menyampaikan pesan atau informasi dan dapat dilihat oleh siapapun. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012, facebook di Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan total pengguna facebook sebanyak 44,06 juta pengguna yang 2

3 menggunakan media facebook dari 900 juta pengguna facebook di seluruh dunia, dan jumlah itu tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Berinteraksi melalui media facebook yang menggunakan keterampilan menulis dan membaca. Apabila cara penyampaiannya salah, akan menimbulkan tafsiran yang berbeda dari lawan interaksi. Oleh karena itu, kita dituntut untuk bertindak dan bertutur secara sopan, paling tidak jika ingin berucap jangan sampai menyinggung perasaan orang yang kita ajak berinteraksi. Community Development and Outreaching (Comdev and Outreaching) Universitas Tanjungpura merupakan perwujudan tanggung jawab Universitas Tanjungpura dan stakeholder terkait untuk meningkatkan perluasan akses dan pemerataan pendidikan di Kalimantan Barat dengan target masyarakat miskin, marjinal, atau daerah perbatasan. Upaya terobosan perlu dilakukan dan sejak tahun 2006, pemberian beasiswa penuh dari Untan kepada masyarakat miskin, tertinggal, terpencil, dan marginal telah mencapai lebih dari 2300 mahasiswa hingga tahun Beberapa tahun ini facebook menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Hal tersebut digunakan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan dengan program Comdev and Outreaching dikarenakan pengguna facebook terbanyak berusia antara tahun yang merupakan calon-calon mahasiswa dan sasaran informasi mengenai bantuan atau beasiswa yang diberikan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Menurut data yang didapatkan dari pihak Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura menyatakan bahwa tahun 2012 sebanyak 950 orang akan menerima beasiswa penuh dari program tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai kesantunan berbahasa dalam media jejaring sosial (facebook) grup comdev and outreaching Universitas tanjungpura tahun 2012 dengan rumusan masalah dalam yang berkaitan dengan penggunaan beberapa bentuk kalimat imperatif seperti: a) kalimat imperatif biasa; b) kalimat imperatif permintaan; c) kalimat imperatif pemberian izin; d) kalimat imperatif ajakan; dan e) kalimat imperatif suruhan. yang akan dilihat dan dikaji menggunakan skala kesantuanan Lecch yaitu 1) Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan; 2) Optionality scale atau skala pilihan; 3) Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan; 4) Authority scale atau skala keotoritasan dan 5) Sosial dictance scale atau skala jarak sosial. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Penelitian ini memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala atau kelompok tertentu menggunakan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4)). Penelitian ini mengamati bentuk-bentuk ujaran atau informasi yang diterbitkan di Grup facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura serta dikomentari oleh anggota grup atau pengelola laman facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. 3

4 Adapun sumber data penelitian ini adalah informasi yang dipublikasikan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura mulai dari bulan Januari s.d. Desember 2012 berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru dan peserta terbanyak yang menerima beasiswa outreaching serta kegiatan-kegiatan rutin yang diselanggarakan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Untuk data dalam penelitian ini berupa informasi dan kutipan-kutipan komentar atau pendapat pada Facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura yang disampaikan oleh pengelola laman facebook tersebut kepada anggota grup yang mempunyai relevansi dengan masalah penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik studi pustaka (teknik dokumenter) dengan pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa di media jejaring sosial yang disampaikan oleh pengelola laman facebook comdev and Outreaching Universitas tanjungpura dan ditanggapi oleh anggota grup yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Untuk alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dan didukung dengan beberapa alat pengumpul penunjang seperti, kertas pencatat, alat tulis, laptop (komputer), jaringan internet, akun facebook peneliti secara pribadi sebagai akses untuk masuk ke grup facebook comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam kegiatan menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pustaka (teknik dokumenter) ada beberapa langkah yang ditempuh oleh peneliti yaitu: a) memilih dan memilah data yang akan dijadikan subjek penelitian; b) menetapkan data yang sesuai dengan masalah penelitian; c) mengelompokan datadata tersebut berdasarkan fokus masalah yang diteliti meliputi kebahasaan dan kesantunan dalam berbahasa; d) menganalisis, mendeskripsi, dan menuliskan kembali kutipan kata, kalimat, dan paragraf dari informasi yang dipublikasi berdasarkan relevansinya dengan tiap-tiap fokus masalah penelitian, dan e) menarik simpulan berdasarkan hasil analisis mengenai masalah penelitian sehingga diperoleh deskripsi mengenai kesantunan berbahasa di dalam media jejaring sosial (facebook) pada grup Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Pada tahap mengelompokkan dan menganalisis data, peneliti menggunakan dua bentuk penyajian. Pada tahap mengelompokkan data, peneiti mengelompokkan berdasarkan bentuk kalimat imperatif yang sesuai dengan fokus masalah penelitian. Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan si penutur (Rahardi, 2005:79). Kalimat imperatif dapat berupa suruhan, permohonan, ataupun larangan akan sesuatu hal. Menurut Rahardi (2005:79) kalimat imperatif terbagi menjadi lima macam, yakni: a) kalimat imperative biasa, b) kalimat imperatif permintaan, c) kalimat imperatif pemberian izin, d) kalimat imperatif ajakan, dan e) kalimat imperatif suruhan. Sedangkan, analisis data peneliti menggunakan data yang sudah dikelompokkan sesuai dengan fokus masalah dan dianalisis menggunakan ima model skala kesantunan Lecch. Skala kesantunan Lecch difokuskan kepada bentuk-bentuk kalimat imperatif yang 4

5 tergolong ke dalam beberapa model skala kesantunan Lecch. Kelima model tersebut adalah sebagai berikut. 1. Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Semakin tuturan tersebut merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu. Apabila hal demikian itu dilihat dari kacamata si mitra tutur dapat dikatakan bahwa semakin menguntungkan diri mitra tutur, akan semakin dipandang tidak santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tuturan itu merugikan diri, si mitra tutur akan semakin santunlah tuturan itu. 2. Optionality scale atau skala pilihan, menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin pertuturan itu memungkinkan penutur atau mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan dianggap semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertuturan itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan memilih bagi si penutur dan mitra tutur, tuturan tersebut akan dianggap tidak santun. Berkaitan dengan pemakaian tuturan imperatif itu menyajikan banyak pilihan tuturan akan semakin santunlah pemakaian tuturan imperatif itu. 3. Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan menunjuk kepada peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu bersifat langsung akan dianggap semakin santun lagi tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak langsung, maksud sebuah tuturan, akan dianggap semakin santun tuturan itu. 4. Authority scale atau skala keotoritasan menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dengan mitra tutur. Tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial diantara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur itu. 5. Sosial dictance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya, akan semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan perkataan lain, tingkat keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur. Jadi, skala kesantunan Leech dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana tuturan seseorang tersebut dikatakan santun atau kurang santun. Tuturan-tuturan tersebut akan dapat dilihat dari bentuk ujaran atau informasi yang disampaikan 5

6 oleh pengelola laman ataupun tanggapan-tanggapan dari anggota grup facebook comdev and outreaching Uniersitas Tanjungpura. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini difokuskan pada informasi yang terpubikasi dilaman grup facebook comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Pontianak baik berupa informasi yang disampaikan oleh pengelola laman grup ataupun pertanyaan-pertanyaan atau tanggapan yang dikemukakan oleh anggota grup ataupun yang hanya sekedar bertanya. Pengumpuan data dan pemantauan informasi diakukan muai dari bulan Januari sampai dengan Desember Informasi yang dikumpulkan dibatasi pada informasi yang disampaikan oleh pengelola laman ke anggota grup yang mengomentari informasi yang dipublikasikan. Dari hasil analisis, didapati semua bentuk informasi yang dipublikasikan oleh pengelola laman grup dan tanggapan anggota grup terwakili ke dalam bentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif dapat berupa suruhan, permohonan, ataupun larangan akan sesuatu hal. Menurut Rahardi (2005:79) kalimat imperatif terbagi menjadi lima macam, yakni: a) kalimat imperative biasa, b) kalimat imperatif permintaan, c) kalimat imperatif pemberian izin, d) kalimat imperatif ajakan, dan e) kalimat imperatif suruhan. Hasil analisis tersebut dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 1 Sebaran Hasil Analisis Kalimat Imperatif Kalimat Imperatif Banyaknya Persentase Penanda (%) Kesantunan Ajakan 6 5,4 Biasa Pemberian Izin 5 4,5 Permintaan Suruhan Total Tabel di atas menunjukkan sebaran tuturan dalam bentuk kalimat imperatif yang menggunakan metode Rahardi dapat menjaring sebanyak 111 tuturan yang dilakukan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012 dan berfokus pada informasi yang disampaikan oleh pengelola laman kepada anggota grup dan tanggapan anggota grup atas informasi tersebut. Dari hasil analisis atau pengelompokan data tersebut, peneliti melanjutkan analisisnya menggunakan teknik atau skala kesantunan Lecch untuk mengukur seberapa santun bahasa yang digunakan oeh pengelola laman dan anggota grup dalam menyampaikan informasi dan tanggapan. 6

7 Pembahasan Peneitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember 2012 dengan data yang terpublikasi oleh pengelola laman grup dan tanggapan yang disampaikan oleh anggota grup pada informasi tersebut. Hasil pengelompokan data dengan memperhatikan bentuk kalimat imperatifnya dilanjutkan dengan analisis untuk melihat tingkat kesantunan berbahasa dengan menggunakan model skala kesantunan Lecch. Dari hasil analisis nilai kesantunan menggunakan metode Skala kesantunan Lecch didapati pembagian kelompok ke dalam beberapa bentuk kesantunan. Hasil analisis disajikan ke dalam beberapa bentuk analisis sebagai berikut. Tabel 2 Analisis Kalimat Imperatif Biasa dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 16 Tanggal : 12 Juli 2012 pukul 9:42 Kalimat Imperatif Biasa Data Mereka taman2 yg jadi MENTOR di comdev & outreaching Universitas Tanjungpura juga menggu kputusan pimpinan.. Spertinya akan d'umumkan dalm bbrapa hari kdepannya lah... Namun semua kembali lagi pada kputusan pimpinan UNTAN.. Indeksal Dituturkan oleh anggota grup yang menenangkan teman-temannya untuk bersabar menunggu pengumuman mengenai keputusan beasiswa bidik misi yang masih menunggu pimpinan untuk penandatanganan surat keputusan. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Biasa. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "lah". Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis kalimat imperatif biasa yang halus. Digolongkan ke dalam kalimat imperatif biasa dikarenakan tuturan tersebut ditandai dengan penggunaan partikel pengeras -lah Mereka taman2 yg jadi MENTOR di comdev & outreaching Universitas Tanjungpura juga menggu kputusan pimpinan.. Spertinya akan d'umumkan dalm bbrapa hari kdepannya lah... Namun semua kembali lagi pada kputusan pimpinan UNTAN... Jika dilihat dari skala kesantunan tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Tuturan tersebut dikatakan kurang santun karena tuturan tersebut menguntungkan si penutur dengan bentuk penutur menyampaikan atau membantu menenangkan teman-temannya yang sudah tidak sabar menunggu pengumuman mengenai beasiswa bidik misi outreaching Universitas Tanjungpura. Hal ini sesuai dengan prinsip skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan. Menurut Leech (dalam Rahardi, 2005:66), semakin tuturan tersebut merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu serta sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu. 7

8 Tabel 3 Analisis Kalimat Imperatif Permintaan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 1 Tanggal : 16 Maret 2012 Kalimat Imperatif Permintaan Data MOHON DIINFORMASIKAN KEPADA TEMAN-TEMAN YANG LAIN. Indeksal Dituturkan oleh pengelola laman grup facebook comdev mengenai kegiatan kursus bahasa Inggris untuk penerima beasiswa penuh outreaching angkatan 2009 dan 2010 dan mohon informasi tersebut disampaikan kepada temanteman yang lain. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Permintaan. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "mohon". Tuturan di atas merupakan tuturan yang halus dan merendah disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev kepada anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa untuk menyampaikan kepada mahasiswa 2009 dan 2010 yang lain untuk menginformasikan kegiatan kursus bahasa Inggris. Tuturan tersebut digolongkan ke dalam bentuk tuturan kalimat imperatif permintaan yang halus karena menggunakan kata penanda mohon MOHON DIINFORMASIKAN KEPADA TEMAN-TEMAN YANG LAIN. Tuturan tersebut termasuk ke dalam bentuk skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan yang menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Dalam tuturan tersebut terlihat bagaimana bentuk penggunaan bahasa yang disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menyampaikan informasi kegiatan kursus dan tes bahasa Inggris dengan santun dan halus. Jadi, jika dilihat dari skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan bahwa jarak peringkat sosial menunjukkan bentuk kesantunan dan pemakaian bahasanya krn semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dengan mitra tutur, maka tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial diantara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur itu (Leech (dalam Rahardi, 2005:66)). 8

9 Tabel 4 Analisis Kalimat Imperatif Pemberian Izin dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 84 Tanggal : 11 September 2012 Kalimat imperatif pemberian izin Data Apabila mengalami kesulitan silahkan ke kantor COMDEV. Indeksal Dituturkan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang mempersilahkan anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa outreaching untuk datang ke kantor comdev jika mengalami kesulitan dalam pengisian data. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat imperatif pemberian izin. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "silahkan". Tuturan di atas digolongkan ke dalam jenis kalimat imperatif pemberian izin. Digolongkan ke dalam kalimat imperatif pemberian izin dikarenakan kalimat atau potongan komentar tersebut ditandai dengan penanda kesantunan silahkan Apabila mengalami kesulitan silahkan ke kantor COMDEV. Jika dilihat dari skala kesantunan, tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan dan optionality scale atau skala pilihan. Digolongkan ke dalam bentuk authority scale atau skala keotoritasan yang menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur (comdev) dan mitra tutur (mahasiswa/peserta kegiatan) yang terlibat dalam pertuturan dan digolongkan ke dalam bentuk optionality scale atau skala pilihan yang menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Tuturan yang disampaikan oleh pengelola laman facebook comdev mempersilahkan anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa outreaching untuk datang ke kantor comdev jika mengalami kesulitan dalam pengisian data SISBO karena pengisian SISBO belum bisa dilakukan secara online dimanapun selain di kantor comdev dikarenakan masih ada perbaikan server. Tuturan tersebut dikatakan santun dengan skala kesantunan keotoritasan karena dilakukan oleh pengelola laman kepada mahasiswa atau peserta lomba dengan menggunakan penanda kesantunan silahkan dan skala pilihan dikarenakan pihak comdev memberikan pilihan kepada mahasiswa yang akan melakukan pengisian SISBO karena semakin banyak pilihan yang diberikan, maka akan semakin dianggap santunlah tuturan tersebut. 9

10 Tabel 5 Analisis Kalimat Imperatif Suruhan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 4 Tanggal : 30 Mei 2012 pukul 12:46 Kalimat Imperatif Suruhan Data pengumuman tanggal 11 juli 2012 itu maksudnya pengumuman untuk program apa?? tlong di balas ya.. trima kasih.. Indeksal Dituturkan oleh anggota grup yang menanyakan mengenai pengumuman tanggal 11 Juli 2012 mengenai program apa. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Suruhan. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "tolong". Tuturan di atas merupakan tuturan yang disampaikan oleh anggota grup kepada pengelola laman grup facebook comdev yang kebinggungan mengenai pengumuman tanggal 11 Juli 2012 yang tidak dipahami pengumuman tersebut untuk program apa atau angkatan kapan. Tuturan tersebut agak kasar walaupun termasuk ke dalam bentuk tuturan kalimat imperatif suruhan dengan penanda kesantunan tolong. Digolongkan kasar karena bahasa yang digunakan pada akhir tuturan seperti menyuruh kepada sesama teman atau juniornya. tlong di balas ya... Dilihat dari pengukur skala kesantunan, tuturan tersebut di atas termasuk ke dalam bentuk kesantunan sosial dictance scale atau skala jarak sosial. Menurut Leech (dalam Rahardi, 2005:66) sosial dictance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan..tuturan di atas dikatakan kurang santun karena terlihat seperti adanya kedekatan yang teramat dekat antara penutur dan mitra tutur yang ditunjukkan dari bahasa yang digunakan oleh penutur seperti bahasa antara sesama teman yang mempunyai jarak sosial yang sangat dekat. Padahal tuturan tersebut terjadi antara penutur yaitu anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa dan mitra tutur yaitu pengelola laman grup. Jadi, ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya, akan semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan kata lain, tingkat keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur. 10

11 Tabel 6 Analisis Kalimat Imperatif Ajakan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 103 Tanggal : 12 November 2012 pukul 3:04 Kalimat imperatif ajakan Data harap bsabar y Indeksal Dituturkan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menjawab pertanyaan dari anggota grup yang bertanya mengenai info pengumuman beasiswa BNI gemilang. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat imperatif ajakan. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "harap". Tuturan di atas adalah tuturan yang disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menjawab pertanyaan anggota grup yang menanyakan mengenai beasiswa BNI gemilang. Pengelola menjawab dengan menyatakan agar mahasiswa tersebut bersabar karena beasiswa BNI gemilang belum ada keputusan dan masih dalam tahap proses verifikasi yang dilakukan oleh BNI pusat Jakarta. Tuturan tersebut termasuk ke dalam jenis kalimat imperatif ajakan karena kalimat atau potongan komentar tersebut ditandai dengan penanda kesantunan harap harap bsabar y. Jika dilihat dari skala kesantunan tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Sikap tersebut merupakan bentuk kesantunan imperatif ajakan dengan pengukuran skala cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan. Tuturan tersebut digolongkan kurang santun dikarenakan menguntungkan diri sebagai pihak penutur dengan mengajak orang lain untuk tetap bersabar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan kajian analisis dan penggambaran tentang kesantunan berbahasa dalam media jejaring sosial (facebook) grup comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Tahun Dapatlah disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dapat dilihat dari bentuk kalimat imperatif dengan skala kesantunan Leech sebagai berikut (a) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif biasa muncul hampir semua bentuk pengukuran skala kesantunan yaitu 1) cost benefit scale sebanyak tiga tuturan; 2) optionality scale sebanyak dua tuturan; 3) indirectness scale sebayak tujuh tuturan; 4) authority scale sebanyak tiga tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak dua tuturan; (b) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif permintaan juga hampir semua bentuk pengukuran skala kesantunan yaitu 1) cost benefit scale sebanyak dua tuturan; 2) optionality scale sebanyak delapan tuturan; 3) indirectness scale 11

12 sebayak lima tuturan; 4) authority scale sebanyak delapan tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak sembilan belas tuturan; (c) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif pemberian izin hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) optionality scale sebanyak dua tuturan; dan 2) authority scale sebanyak lima tuturan tuturan; (d) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif ajakan hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) cost benefit scale sebanyak tiga tuturan; 2) authority scale sebanyak tiga tuturan; 3) sosial dictance scale sebanyak satu tuturan; (e) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif suruhan hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) optionality scale sebanyak delapan tuturan; 2) indirectness scale sebanyak tiga tuturan; 3) authority scale sebanyak delapan belas tuturan; 4) sosial dictance scale sebanyak empat belas tuturan. Dilihat dari penjelasan di atas, tidak semua kalimat imperatif termasuk ke dalam bentuk skala kesantunan Lecch. Data di atas juga menunjukkan bahwa kalimat imperatif suruhan merupakan bentuk kalimat imperatif yang tingkat kesantunannya lebih tinggi (santun) dikarenakan kalimat imperatif tersebut dituturkan dari pengelola laman kepada anggota grup yang jika diihat dari skala authority scale dan sosial dictance scale bahwa kedudukan antara pengelola dengan anggota grup ada jarak sosialnya. Saran Berdasarkan kajian analisis di atas, penelitian mengenai kesantunan berbahasa masih banyak yang harus dikaji bukan hanya dalam bentuk tuturan langsung, dalam bentuk tuturan yang tidak langsung terutama dalam media jejaring sosial masih dapat dikatakan langka. Sedangkan untuk media jejaring sosial seperti facebook ataupun yang lainnya masih sangat kurang bahkan belum ada. Untuk objek yang sama saja yaitu facebook grup comdev and outreaching Universitas Tanjungpura, masih banyak yang harus diteliti dan dijadikan bahan penelitian serta dikaji lebih mendalam sehingga bisa menimbulkan bentuk-bentuk kesantunan dalam bertutur. Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti-peneliti yang lainnya untuk dapat mengkaji mengenai bentuk kesantunan dalam bentuk tuturan langsung ataupun tidak langsung seperti dalam media jejaring sosial karena dapat menambah khazanah berbahasa santun karena kesantunan dalam berbahasan tidak termaktub dalam aturan tertulis tapi termaktub di dalam kehidupan sehari-hari bagaimana cara kita menghargai seseorang dalam berbahasa atau bertutur. 12

13 DAFTAR RUJUKAN Haji Omar, Asmah Kesantunan Bahasa dalam Pengurusan Pentadbiran dan Media. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis, 21 Juni :49 WIB diunduh pada tanggal 10 Januari 2013 Lexy, J. Moleong Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moeliono, dkk Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahardi, Kunjana Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Wijana, I Dewa Putu Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi offset. September diunduh pada tanggal 14 Januari diunduh pada tanggal 5 Januari

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, ABSTRACT: KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF MAHASISWA KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU ANGKATAN 2007 Oleh: Rika Ningsih This research

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakan masyarakat

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan lepas dari interaksi. Agar interaksi dapat berjalan dengan baik, tiap manusia memerlukan proses berkomunikasi.

Lebih terperinci

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai makhluk individual

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR

PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR Oleh: Nanang Maulana Email: abiemaulana7@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mathla ul Anwar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK STIMULUS KESANTUNAN BERBAHASA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK Octaria Putri Nurharyani Roch Widjatini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: octariaputri97@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO Ventyana Haedar 48, Muji 49, Anita Widjajanti 50 Abstract : Directive speech act is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berinterasi dengan orang lain. Dalam melakukan interaksi manusia harus menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Lebih terperinci

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A KESANTUNAN BERBICARA PENYIAR RADIO SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO Oleh: Nuri Gusriani 1, Atmazaki 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik I Made Rai Arta 1 Abstrak Tulisan ini memuat kajian prinsip kerjasama dan kesantunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejatinya, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi antarsesama. Akan tetapi, tidak jarang bahasa juga digunakan oleh manusia sebagai sarana

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK Wahyu Hartiningrum dan Yunus Sulistyono Program Studi Bahasa

Lebih terperinci

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sosial kemasyarakatan, santun berbahasa sangat penting peranannya dalam berkomunikasi. Tindak tutur kesantunan berbahasa harus dilakukan oleh semua pihak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan maksud, ide, dan gagasan yang dimilikinya serta untuk bersosialisasi

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula merusak hubungan diantaranya adalah hubungan sosial dapat terlihat dalam aktifitas jual beli dipasar. Keharmonisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama. Dalam hal ini, keberadaan bahasa diperlukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi adat ketimuran yaitu masyarakatnya terkenal ramah, sopan dan santun.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi adat ketimuran yaitu masyarakatnya terkenal ramah, sopan dan santun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yaitu masyarakatnya terkenal ramah, sopan dan santun. Pendidikan dewasa ini

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI DisusunOleh : RENDIYANTO A 310080062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT IMPERATIF KUMPULAN DRAMA DOMBA-DOMBA REVOLUSI KARYA B. SOELARTO ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KALIMAT IMPERATIF KUMPULAN DRAMA DOMBA-DOMBA REVOLUSI KARYA B. SOELARTO ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS KALIMAT IMPERATIF KUMPULAN DRAMA DOMBA-DOMBA REVOLUSI KARYA B. SOELARTO ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ariska Handayani NIM 110388201010 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMK

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMK KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMK Iis Darliah, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: darliah.iis@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: HARIYANTO A

Diajukan Oleh: HARIYANTO A KALIMAT IMPERATIF DALAM KOMENTAR MASYARAKAT PADA KRIIING SOLOPOS TAHUN 2014 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah objek kajian linguistik atau ilmu bahasa. Ilmu bahasa terdiri atas beberapa cabang ilmu. Cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa berdasarkan konteks adalah

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON SKRIPSI Oleh JANJI WIJANARKO NIM 09340080 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada prinsipnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki fungsi penting bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Percakapan adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menyampaikan ide, pendapat, komentar, atau perasaannya. Sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian penulisan. Hal ini dikarenakan hasil dari suatu karya ilmiah haruslah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan

Lebih terperinci

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena

Lebih terperinci

terhubung dengan manusia lainnya di berbagai daerah yang berbeda, dengan menggunakan sebuah bahasa yang telah disepakati bersama.

terhubung dengan manusia lainnya di berbagai daerah yang berbeda, dengan menggunakan sebuah bahasa yang telah disepakati bersama. 1 1 terhubung dengan manusia lainnya di berbagai daerah yang berbeda, dengan menggunakan sebuah bahasa yang telah disepakati bersama. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan berbagai macam ide, gagasan,

Lebih terperinci

Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa.

Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa. 127 Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa Syahdan 1), Destina Kasriyati 2), Refika Andriani 3) 1 Universitas Lancang Kuning E-mail: syahdantengku@gmail.com 2 Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh EKA PUTRI ANDAYANI NIM 120388201067 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA Oleh Ishariyanti Mulyanto Widodo Muhammad Fuad Email: ishariyantiajja@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001:21). Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

KETIDAKSANTUNAN BAHASA LARANGAN

KETIDAKSANTUNAN BAHASA LARANGAN KETIDAKSANTUNAN BAHASA LARANGAN Laili Etika Rahmawati Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: Laili.Rahmawati@ums.ac.id

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN Sri Mulatsih Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT Kesantunan berbahasa merujuk pada keaadaan yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Dian Nita Zullina *) Email: zullina_diannita@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci