Mobilitas Residensial di Kota Surabaya
|
|
- Susanti Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Mobilitas Residensial di Kota Surabaya Alen Miftahul dan Ardy Maulidy Navastara Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ardy.navastara@urplan.its.ac.id Abstrak Mobilitas residensial adalah perpindahan yang dilakukan di dalam kota sehingga tidak menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kegiatan utama dari pelakunya. Mobilitas residensial akan menimbulkan pola hunian atau struktur ruang yang baru sehingga memicu pengembangan permukiman yang disesuaikan dengan pola perpindahan penduduk tersebut. Perpindahan rumah dilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Perpindahan tersebut dapat disebabkan oleh lima dimensi, yaitu Life-Cycle, Housing Supply, Affordability, Accessibility dan dimensi Location. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas residensial yang terjadi di Kota Surabaya dengan mengambil empat kecamatan sampel yang berfungsi sebagai kawasan pinggiran. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, dilakukan survey langsung terhadap 182 responden dengan teknik simple random sampling yang disebar di Kecamatan Rungkut, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Sukolio dan Kecamatan Mulyorejo. Alat analisa yang digunakan oleh penulis adalah kuisioner dengan skala likert, validitas dan realibilitas serta teknik analisa korelasi. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa mobilitas residensial terjadi di Kota Surabaya dan faktor yang menyebabkannya adalah status, pekerjaan, ketersediaan dan pertumbuhan rumah, kedekatan lokasi rumah dengan kantor, sarana pendidikan dan sarana perdagangan. Kata Kunci Affordability, Accessibility, Housing Supply, Kawasan Pinggiran, Life-Cycle, Location, Mobilitas Residensial, Permukiman, Struktur Ruang. S I. PENDAHULUAN EIRING perkembangan kebutuhan yang bervariasi, maka perpindahan dilakukan untuk mempermudah mendapatkan kebutuhan tersebut. Menurut E.G. Ravenstein 1885 (dalam Cadwallader, 1992), mayoritas pelaku perpindahan (migran) bergerak hanya dalam jarak yang pendek, dan melewati serangkaian langkah untuk mencapai bentuk utama perpindahan mereka. Setiap aliran perpindahan memicu adanya aliran perpindahan yang lain. Perpindahan adalah penyebab maupun akibat dari perubahan sosial. Komposisi demografi dan sosial-ekonomi dari suatu wilayah dipengaruhi oleh arus perpindahan (Cadwallader, 1992). Setiap kota akan mengalami dampak yang berbeda akibat perpindahan penduduk (Fullaondo; Cladera, 2006). Perpindahan penduduk akan memengaruhi struktur kota disebabkan oleh penduduk yang berpindah mencari akses untuk kebutuhannya. Perpindahan ini akan memengaruhi pembentukan harga lahan dan bahkan struktur kota untuk jangka waktu yang panjang. Perpindahan juga berpengaruh pada pola penggunaan lahan kota. Oleh karena itu mobilitas residensial dapat menjelaskan keterkaitan integrasi transportasi dan tata guna lahan (Fullaondo; Cladera, 2006). Terdapat suatu hubungan yang kuat antara mobilitas residensial dan struktur ruang kota di mana hubungan tersebut memberikan efek yang bersifat siklus dan kumulatif pada sisi permintaan akan perumahan dan struktur perkotaan (Ahmed, 1995). Menurut Brown dan Holmes (dalam Ahmed, 1995) perubahan lokasi perumahan di wilayah perkotaan memainkan peran penting dalam mengubah sistem perkotaan dan tata ruang perkotaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Provinsi Jawa Timur perpindahan penduduk dan penduduk yang datang di kecamatan-kecamatan Kota Surabaya memiliki pertumbuhan yang fluktuatif dan dinamis. Dalam mobilitas residensial sangat terkait dengan pasar permukiman di mana setiap perpindahan akan menimbulkan sebuah permintaan akan lokasi hunian yang baru (Fullaondo; Cladera, 2006). Pelaku mobilitas residensial tidak mengalami perubahan kegiatan utama, sehingga perpindahan tersebut terkait dengan pemilihan alternatif lokasi hunian yang baru terutama di daerah pinggiran Kota Surabaya yang masih relatif dapat dikembangkan untuk kawasan perumahan dan permukiman. Pada kecamatan pinggiran juga terjadi fluktuasi migrasi penduduk yang cukup tinggi, khususnya Kecamatan Rungkut, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo. Mobilitas residensial dipandang sebagai bentuk spekulasi untuk menjual rumah, permintaan dan ketersediaan rumah, urban renewal, dan sebagai dampak dari pendapatan, ukuran keluarga dan gaya hidup (Ahmed, 1995). Pada penelitian sebelumnya ditemukan bahwa faktor yang berkaitan dengan Life-Cycle memiliki pengaruh besar terhadap mobilitas residensial. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah perubahan pekerjaan, kelahiran anak, fluktuasi lapangan pekerjaan. (Habib, 2007). Selain itu, penelitian yang dilakukan di Kota Metropolitan Toronto oleh Habib (2007) ditemukan juga faktor lain seperti durasi, ukuran rumah tangga, lokasi (pekerjaan-rumah-cbd) dan suku bunga. Sanchez (2011) dalam penelitiannya menambahkan bahwa faktor transaksi, housing supply dan akses pada pinjaman memiliki pengaruh terhadap keputusan rumah tangga untuk melakukan mobilitas residensial. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui fenomena mobilitas residensial dan mencari faktor yang berpengaruh pada mobilitas residensial.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, dilakukan survey primer dengan menggunakan kuisioner berskala likert pada Kecamatan Rungkut, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo. Kecamatan tersebut dipilih berdasarkan tipologi kawasannya yang merupakan kawasan pinggiran dan memiliki jumlah penduduk datang tertinggi pada lima tahun terakhir. Berdasarkan survey primer yang dilakukan, didapatkan responden sejumlah 182 rumah tangga pelaku mobilitas residensial yang tersebar pada empat kecamatan. Selain survey primer, survey sekunder juga dilakukan guna membantu penulis untuk mengintepretasi data. Survey sekunder terdiri dari survey instansi dan literatur yang dilakukan di berbagai macam instansi pemerintahan, swasta, bank dan developer perumahan. B. Metode Analisa Untuk mengetahui mobilitas residensial di Kota Surabaya diperlukan beberapa tahapan analisa. Adapun tahapan analisa tersebut adalah: 1. Identifikasi faktor yang memengaruhi mobiltas residensial di Kota Surabaya berdasarkan indikator Life cycle, Housing Supply, Affordability, Accesessibility, dan Location. Untuk mencapai hasil dari sasaran ini digunakan metode deskripsi. Sasaran ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mobilitas residensial sehingga dapat digunakan untuk analisa selanjutnya yaitu menentukan faktor yang berpengaruh terhadap mobilitas residensial di Kota Surabaya. 2. Analisa faktor yang memengaruhi mobilitas residensial di Kota Surabaya. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menentukan nilai validitas, angka korelasi (r) harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi r. Angka kritis untuk responden sebesar 182 rumah tangga dengan α = 5% adalah sebesar Pertanyaan valid jika nilai r (korelasi) > r tabel. Uji reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran berulang, akan medapatkan hasil yang sama. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan teknik aplha cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki koefisien alpha cronbach 0.60 atau koefisien aplha cronbach > r tabel (Yamin, 2009). Jika persyaratan kurang maka faktor dikeluarkan dari tabel. Kuisioner berskala likert dilakukan dengan cara melalui wawancara terhadap responden. Pengambilan responden berdasarkan pada keberadaan responden itu sendiri dengan jumlah sebesar 182 rumah tangga. Adapun skala pengukuran likert disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Skala Pengukuran Likert Skala Keterangan Pengukuran Keputusan untuk berpindah sama sekali tidak terpengaruh 1 variabel ini 2 Rumah tangga tidak mempertimbangkan variabel ini Menjadi salah satu pertimbangan atas keputusan untuk 3 berpindah Keputusan rumah tangga sangat bergantung pada variabel 4 ini Sumber: Penulis, 2012 Analisa ini digunakan untuk mengetahui nilai indeks masing-masing faktor terhadap mobilitas residensial. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan nilai pada masing-masing faktor yang diperoleh atas dasar ukuran atau nilai yang didapat dari pernyataan responden atas wawancara kuisioner yang disebar melalui survey primer. Setelah menghimpun data dari seluruh responden, maka dilakukan teknik skoring. Dalam teknik skoring, dihitung nilai indeks dari tiap faktor dengan cara menjumlahkan jawaban dari setiap faktor dikalikan dengan skor jawabannya. Kemudian hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah skala pengaruh (n=4). Hasil perhitungan ini memberikan nilai tertentu bagi setiap faktor. 3. Menjelaskan pengaruh faktor-faktor terhadap mobilitas residensial. Sasaran ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena mobilitas residensial di Surabaya berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya dari berbagai macam sisi. Pada sasaran ini juga diperlihatkan korelasi antara frekuensi perpindahan yang dilakukan oleh penduduk dengan variabel yang memengaruhinya. Untuk mengetahui fenomena mobilitas residensial dengan lebih jelas, digunakan alat analisa deskripsi dan korelasi. Data yang akan diolah pada tahap ini adalah: 1. Matriks lokasi mobilitas residensial 2. Pengaruh perubahan status terhadap mobilitas residensial 3. Kaitan antara ketersediaan rumah dengan mobilitas residensial 4. Pekerjaan dalam pengaruhnya terhadap mobilitas residensial 5. Frekuensi mobilitas residensial 6. Faktor Lokasi Terhadap Mobilitas Residensial III. HASIL DAN DISKUSI A. Identifikasi faktor yang memengaruhi mobiltas residensial di Kota Surabaya berdasarkan indikator Life-Cycle, Housing Supply, Affordability, Accesessibility, dan Location Sasaran ini bertujuan untuk menemukan faktor yang sesuai dengan karakteristik mobilitas residensial di Kota Surabaya. a. Indikator Life-Cycle Fenomena mobilitas residensial juga dipengaruhi oleh keputusan pelaku yang didasarkan atas kejadian yang dialami sehari-hari. Indikator ini terdiri dari terdiri dari lima variabel yaitu, Umur kepala keluarga, Status (menikah atau bercerai), Jumlah anggota keluarga, Pekerjaan dan Durasi tinggal. Semakin meningkatnya umur kepala keluarga menunjukkan tingkat mobilitas yang rendah. Status menikah atau bercerai dapat membuat penduduk (individu) untuk melakukan
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) perpindahan rumah dalam kota. Variabel pekerjaan yang dimaksud adalah meningkatnya karir pekerjaan yang menjadi pemicu untuk meningkatkan kualitas hunian mereka. Durasi tinggal adalah variabel yang menjelaskan semakin lama suatu rumah tangga mendiami suatu rumah maka tingkat mobilitasnya akan semakin rendah karena rumah tangga telah merasa nyaman dengan rumahnya sekarang. b. Indikator Housing Supply Terdapat dua variabel di dalam indikator ini; jumlah pasokan rumah tiap tahun (supply) dan pertumbuhan rumah tiap tahun. Seperti yang dikemukakan oleh Dieleman (2001) bahwa mobilitas residensial terbagi atas dua tahap. Tahapan pertama, rumah tangga merasa tidak puas dengan kondisi permukiman mereka sekarang. Fase kedua ketika terjadi peningkatan rasa tidak puas, menyebabkan rumah tangga mencari alternatif yang baru. Ketika rumah tangga menemukan lokasi hunian baru yang dirasa lebih cocok (supply), maka keputusannya adalah berpindah. Namun jika tidak menemukan lokasi baru, maka rumah tangga cenderung untuk tidak berpindah. c. Indikator Affordability Dalam indikator ini terdapat tiga variabel yaitu pendapatan, harga rumah dan suku bunga bank. Meningkatnya pendapatan menyebabkan rumah tangga ingin mendapatkan kualitas hunian yang lebih baik. Harga rumah yang terjangkau oleh rumah tangga yang sedang mencari rumah memberikan bobot pada keutusan untuk berpindah menjadi lebih berat. Salah satu cara rumah tangga untuk menjangkau harga rumah yang tinggi adalah dengan meminjam dana pada bank. Terutama pengajuan kredit pemilikan rumah yang memang didesain oleh pemerintah untuk memudahkan penduduk mendapatkan rumah. Suku bunga yang rendah akan meringankan rumah tangga untuk mendapatkan rumah baru sehingga mobilitas residensial juga dapat terjadi. d. Indikator Accessibility Aksesibilitas adalah kemudahan seseorang untuk mendapatkan rumah. Kemudahan ini dinilai dari kemudahan dalam bertransaksi, kemudahan dalam mendapatkan kredit (KPR), dan kemudahan dalam pengurusan perijinan. Dengan kemudahan-kemudahan ini tingkat mobilitas residensial akan semakin meningkat. e. Indikator Location Faktor lokasi memiliki peranan yang khusus terhadap fenomena mobilitas residensial. Dalam penelitian ini, indikator location dijabarkan lagi menjadi empat variabel; dekat dengan kantor, dekat dengan pusat kota, dekat dengan sarana pendidikan, dan dekat dengan sarana perdagangan. Kedekatan dengan kantor dapat menjadi faktor karena adanya kecenderungan untuk efisiensi terhadap jarak dan waktu yang ditempuh untuk mencapai kantor. Kelengkapan sarana dan prasarana pada pusat kota menyebabkan rumah tangga berkeinginan untuk memiliki hunian dekat dengan pusat kota. Bagi rumah tangga yang memiliki anak, salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah kedekatan dengan fasilitas pendidikan. Agar lebih mudah, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, rumah tangga cenderung untuk memilih rumah yang berdekatan dengan sarana perdagangan. f. Faktor-faktor mobilitas residensial Setelah dilakukan identifikasi terhadap setiap variabel pada indikator- indikator, didapatkan bahwa faktor-faktor dalam mobilitas residensial di Kota Surabaya adalah sebagai berikut: Indikator Life-Cycle: Umur kepala keluarga. Status, Jumlah anggota keluarga, Pekerjaan dan Durasi tinggal. Indikator Housing Supply: Jumlah pasokan rumah tiap tahun (supply) dan Pertumbuhan rumah tiap tahun. Indikator Affordability: Pendapatan, Harga rumah dan Suku bunga bank. Indikator Accessibility: Kemudahan dalam bertransaksi, Kemudahan dalam mendapatkan kredit (KPR) dan Kemudahan dalam pengurusan perijinan. Indikator Location: kantor, pusat kota, sarana pendidikan dan Dekat dengan sarana perdagangan B. Analisa faktor yang memengaruhi mobilitas residensial di Kota Surabaya 1. Uji Validitas dan Realibilitas Pada hasil dari kuisioner dilakukan uji validitas dan realibilitas Nilai realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach s Alpha if Item Deleted sedangkan untuk nilai validitas dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Tabel 2 Uji Validitas dan Realibilitas Faktor-Faktor Mobilitas Residensial di Surabaya Faktor Umur kepala keluarga Validitas (r table= 0,144) Realibilitas (α= 0,6) 0,032 0,704 Status 0,317 0,678 Jumlah anggota keluarga 0,017 0,710 Pekerjaan 0,156 0,695 Durasi tinggal 0,355 0,674 Jumlah pasokan rumah tiap tahun (supply) Pertumbuhan rumah tiap tahun 0,543 0,646 0,467 0,662 Pendapatan 0,637 0,626 Harga rumah 0,395 0,667 Suku bunga bank 0,058 0,703 Kemudahan dalam bertransaksi Kemudahan dalam mendapatkan kredit (KPR) Kemudahan dalam pengurusan perijinan kantor pusat kota sarana pendidikan 0,002 0,703 0,184 0,692 0,473 0,670 0,226 0,687 0,411 0,671 0,294 0,680 Keterangan dan dan dan dan
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Faktor sarana perdagangan Validitas (r table= 0,144) Realibilitas (α= 0,6) 0,250 0,686 Keterangan Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa faktor umur, jumlah anggota keluarga, suku bunga bank dan kemudahan dalam bertransaksi tidak memiliki validitas yang cukup untuk dianggap sebagai faktor yang memengaruhi mobilitas residensial. 2. Analisa Skala Likert Dari analisa skala likert, didapatkan dua tipologi faktor dengan indeks rata-rata sebagai ambang batas. Faktor dengan nilai indeks di atas indeks rata-rata merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap mobilitas residensial di Kota Surabaya. Sedangkan faktor yang memiliki nilai indeks di bawah indeks rata-rata, termasuk faktor yang tidak memiliki pengaruh. Tabel 3 Hasil Analisa Skala Likert Pada Faktor-Faktor Mobilitas Residensial di Surabaya Indikator Faktor Tingkat Pengaruh Nilai Indeks Status ,75 Life-Cycle Pekerjaan ,25 Durasi tinggal Housing Supply Affordability Accessibility Location Jumlah pasokan rumah tiap tahun ,75 (supply) Pertumbuhan rumah tiap tahun ,5 Pendapatan ,5 Harga rumah ,75 Kemudahan dalam mendapatkan kredit ,25 (KPR) Kemudahan dalam pengurusan perijinan ,75 kantor ,75 pusat kota ,75 sarana pendidikan ,5 sarana perdagangan ,75 Total 1377,25 Rata-rata 105,94 Berdasarkan hasil analisa likert, diketahui bahwa faktor yang berpengaruh pada mobilitas residensial di Kota Surabaya adalah: 1) Status, 2) Pekerjaan 3) Jumlah pasokan rumah tiap tahun (supply), 4) Pertumbuhan rumah tiap tahun, 5) Pendapatan, 6) Harga rumah, 7) Kedekatan dengan kantor, 8) Kedekatan dengan sarana pendidikan, 9) Kedekatan dengan sarana perdagangan C. Menjelaskan pengaruh faktor-faktor terhadap mobilitas residensial 1. Matriks Lokasi Mobilitas Residensial Pada penelitian ini, kecamatan yang dipilih untuk dijadikan sampel adalah kecamatan dengan klasifikasi kawasan pinggiran. Terdapat 58 responden yang berasal dari kecamatan dengan klasifikasi kawasan pusat kota. Sisanya, responden berada pada kecamatan dengan klasifikasi pinggiran. Dari survey primer terhadap 182 responden, tidak terdapat rumah tangga yang berasal dari kecamatan dengan klasifikasi kawasan transisi. Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, terdapat 31 rumah tangga dengan kepala keluarga sebagai wiraswasta yang berpindah dari kawasan pusat kota menuju ke pinggiran. Sedangkan wiraswasta yang berpindah dari kawasan pinggiran ke pinggiran berjumlah 66 rumah tangga. Perubahan dalam kondisi kerja membuat sebagian rumah tangga memutuskan untuk berpindah rumah. Berdasarkan survey primer yang dilakukan kepada 182 responden, sebagian responden yang bekerja sebagai wiraswasta berpendapat bahwa mereka membutuhkan hunian yang bisa dijadikan tempat usaha. Atau rumah mereka berada pada pasar usaha yang dilakukan oleh mereka. Sedangkan untuk jenis pekerjaan lainnya, perpindahan lebih banyak dilatar belakangi oleh perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka, baik dari sisi pekerjaan itu sendiri, perubahan status dan mencari tempat tinggal yang lebih nyaman. 2. Pengaruh Perubahan Status Terhadap Mobilitas Residensial Fakta di lapangan menunjukkan bahwa semua migran berstatus telah menikah. Dari hasil skala likert juga memperlihatkan bahwa perubahan status memiliki nilai yang paling tinggi. Namun, responden menilai perubahan status dari sisi menikah. Menikah bagi mereka adalah salah satu momen yang paling tepat untuk berpindah dan memiliki rumah dalam hal ini disebut dengan mobilitas residensial. Dengan perubahan status yaitu menikah, keputusan untuk segera pindah dan mencari lokasi hunian baru akan semakin tinggi. Hal ini merupakan permintaan dari pasar perumahan. Di mana pasangan baru adalah calon konsumen baik bagi rumah di perumahan baru ataupun rumah pada perumahan yang telah berkembang. Maka bisa dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pernikahan, cenderung akan menyebabkan peningkatan pada mobilitas residensial. 3. Kaitan antara Ketersediaan Rumah dengan Mobilitas Residensial Ketersediaan rumah dan pertumbuhannya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap mobilitas residensial di Kota Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara, ketersediaan rumah tidak hanya terbatas pada kuantitas rumah yang ada akan tetapi juga pada kualitas rumah. Ketika terdapat rumah yang sesuai dengan kriteria rumah tangga, maka keputusan untuk melakukan mobilitas residensial akan semakin tinggi. Pada lokasi studi, terdapat setidaknya 43 perumahan yang dikembangkan. Perumahan ini terdiri dari berbagai macam kelas dengan pasarnya masing-masing. Pada hasil survey yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas pelaku mobilitas residensial memiliki pendapatan per bulan berkisar antara Rp ,00 hingga Rp ,00 dengan mayoritas pekerjaan adalah wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan rumah yang cukup memadai untuk kriteria rumah tangga tersebut. 4. Pekerjaan dalam Pengaruhnya Terhadap Mobilitas Residensial Dalam hal ini pekerjaan dapat dijabarkan sebagai perubahan status pekerjaan ataupun rumah tangga mendapatkan
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) pekerjaan yang baru sehingga menyebabkan rumah tangga harus melakukan penyesuaian tertentu. Dalam faktor pekerjaan ini juga dipertimbangkan mengenai lokasi tempat kerja baru yang menyebabkan rumah tangga harus berpindah. Dapat dilihat pada Gambar 1 bahwa mayoritas pelaku mobilitas residensial memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, kemudian ada jenis pekerjaan PNS dan pegawai swasta. Gambar 1 Jenis Pekerjaan Untuk Setiap Kecamatan Studi 5. Frekuensi mobilitas residensial Frekuensi mobilitas residensial menunjukkan seberapa sering rumah tangga melakukan perpindahan di dalam kota. Hal ini akan menimbulkan tingginya sirkulasi supply dan demand terhadap housing market di mana rumah tangga dengan frekuensi mobilitas residensial yang tinggi membutuhkan rumah lebih banyak. Dari 182 responden yang dimintai keterangan, didapatkan data mengenai frekuensi mobilitas residensial sebagai berikut. Gambar 2 Frekuensi Mobilitas Residensial Untuk Setiap Kecamatan Studi Dari 182 responden, mayoritas di antaranya melakukan mobilitas residensial hanya satu kali. Terdapat 98 rumah tangga atau 53,8% dari total responden merupakan migran dengan frekuensi mobilitas residensial satu kali. Mayoritas responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp ,00 hingga Rp ,00. Berdasarkan hasil analisa crosstab terlihat bahwa nilai chi square sebesar > 0,242 (α = 5% dan df = 45) hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi mobilitas dan besaran pendapatan. Namun pada analisa linearitas, hubungan tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan yang linear. Begitu pula analisa menggunakan teknik korelasi pearson, faktor pendapatan tidak memengaruhi frekuensi mobilitas residensial rumah tangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, peningkatan jumlah pendapatan akan memicu mereka berpindah untuk menyesuaikan kondisi hunian dengan keadaan ekonomi mereka. 6. Faktor Lokasi Terhadap Mobilitas Residensial Rumah tangga cenderung untuk mencari lokasi yang berdekatan dengan kebutuhan prioritas mereka. - Kedekatan Lokasi Terhadap Kantor Jarak antara rumah dengan kantor menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap mobilitas residensial. Penduduk dengan penghasilan rendah cenderung akan mencari lokasi rumah yang dekat dengan kantor atau tempat kerja mereka. Gambar 3 Besaran Pendapatan Terhadap Preferensi Kedekatan Lokasi Rumah dengan Kantor Responden dengan pendapatan Rp ,00 hingga Rp ,00 berpendapat bahwa kedekatan dengan kantor tidak menjadi pertimbangan untuk berpindah. Hal ini cukup menarik mengingat teori dari Turner mengatakan bahwa rumah tangga dengan penghasilan rendah akan cenderung menghuni kawasan yang relatif dekat dengan kantor mereka. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk perjalanan ke kantor dan sebaliknya. - Kedekatan Lokasi dengan Sarana Pendidikan Dari hasil kuisioner skala likert di atas, jika ditinjau dari umur kepala keluarga, data memperlihatkan bahwa juga terjadi variasi pendapat dalam pengaruh lokasi rumah dengan kedekatan sarana pendidikan. Rumah tangga dengan usia 46-
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) tahun cenderung untuk tidak mempertimbangkan faktor kedekatan lokasi rumah dengan sarana pendidikan. Gambar 4 Grafik Tingkatan Umur Terhadap Preferensi Kedekatan Lokasi Rumah dengan Sarana Pendidikan mobilitas residensial terjadi di Kota Surabaya dengan faktor yang berpengaruh adalah Status, Pekerjaan, Jumlah pasokan rumah tiap tahun (supply), Pertumbuhan rumah tiap tahun, Pendapatan, Harga rumah, Kedekatan dengan kantor, Kedekatan dengan sarana pendidikan dan Kedekatan dengan sarana perdagangan. Kesembilan faktor tersebut bersifat parsial dalam artian, mobilitas residensial tidak menuntut semua faktor tersebut terpenuhi. Beberapa faktor saja yang terpenuhi sudah cukup untuk menyebabkan rumah tangga melakukan mobilitas residensial. Sedangkan kecenderungan mobilitas residensial yang terjadi adalah perpindahan dari kawasan pinggiran ke kawasan pinggiran. Selain itu, mayoritas pelaku mobilitas residensial di Kota Surabaya bekerja sebagai wiraswasta yang cenderung memilih lokasi hunian yang berdekatan dengan sarana perdagangan. DAFTAR PUSTAKA - Kedekatan Lokasi dengan Sarana Perdagangan Berdasarkan data yang dihimpun melalui kuisioner yang disebar kepada 182 responden, dapat diketahui alasan mengenai pemilihan kedekatan rumah dengan sarana perdagangan antara lain karena kemudahan dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari dan untuk alasan berusaha atau bisnis. Lokasi yang berdekatan dengan sarana perdagangan akan mempermudah para rumah tangga dengan mata pencaharian wiraswasta untuk melakukan usahanya. Gambar 4 Jenis Pekerjaan Terhadap Preferensi Kedekatan Lokasi Rumah dengan Sarana Perdagangan Sumber: Hasil Analisa 2012 Dari gambar di atas terlihat bahwa rumah tangga dengan pekerjaan sebagai wiraswasta berpendapat bahwa kedekatan dengan lokasi rumah dengan perdagangan sangat berpengaruh terhadap mobilitas residensial. [1] Cadwallader, Martin, Migration and Residential Mobility: Macro and Micro Approaches. The University of Winconsin Press. London. [2] McGregor, Duncan. Simon, David, Thompson, Donald The Peri- Urban Interface: Approaches to Sustainable Natural and Human Resource Use. London. [3] Feijen, Peteke. Van Ham, Maarten Residential Mobility and Migration of The Divorced and Separated. Max Planck Institute for Demographic Research. Jerman. [4] Frick, Ir. Heinz Rumah Sederhana. Kanisus. Yogyakarta. [5] Pontoh, Nia K. Kustiwan, Iwan Pengantar Perencanaan Perkotaan. ITB. Bandung. [6] Y Rustadi, Ernan. Saefulhakim, Sunsun. Panuju, Dyah R Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta. [7] Sastra M, Suparno. Marlina, Endy Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta. [8] Todaro, M.P Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Terjemahan. Jakarta. [9] Yudhohusodo, Siswono Rumah untuk Seluruh Rakyat. Jakarta. [10] Yamin, Sofyan. Kurniawan, Heri. SPSS COMPLETE: Teknik Analisis Terlengkap dengan Software SPSS Salemba Infotek. Jakarta. [11] Ahsanul Habib, M. Miller Eric J. (2007) Modeling Residential and Spatial Search Behaviour: Evidence from Greater Toronto Area. Toronto. [12] Beatty, Christina. Lawless, Paul. Pearson, Sarah. Wilson, Ian Residential Mobility and Outcome Change in Deprived Areas: Evidence from The New Deal for Communities Programme. Sheffield Hallam Universitiy. London. [13] Dieleman, Frans M Modelling Residential Mobility: a Review Of recent Trends in Research. Utrecht University. Belanda. [14] Davison, Jim Housing Policy and Residential Mobility. Australian Housing and Urban Research Institute. Australia. [15] Fullaondo, Arkaitz. Cladera, Josep R Residential Mobility and Foreign Immigration Settlement in the Metropolitan area of Barcelona. Barcelona. [16] Masood, Ahmed Pattern Of Residential Mobility in Bawahalpur City.Islamia University Bahawalpur. Islamabad. [17] Sanchez, Aida C. Andrews, Dan To Move or Not to Move: What Drives Residential Mobility Rates in the OECD? OECD Publishing. Paris. [18] Tjiptoherijanto, Prijono Paper Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional: Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perpindahan rumah di dalam kota atau disebut
Lebih terperinciKarakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-322 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut Kezia Irene Yosefa dan Ardy Maulidy
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PENINGKATAN PENDAPATAN TERHADAP KARAKTERISTIK HOUSING CAREER MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PENINGKATAN PENDAPATAN TERHADAP KARAKTERISTIK HOUSING CAREER MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciArahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi
Lebih terperinciARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI
ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI Nyimas Martha Olfiana, Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai
Lebih terperinciFaktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (205) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) C-76 Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal Sayyidatu
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi
Lebih terperinciPenentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-87 Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban Any Riaya Nikita Ratriaga
Lebih terperinciKonsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Rivina Yukeiko
Lebih terperinciKeterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-116 Keterkaitan Karakteristik di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang Dian Nur afalia, Ketut
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG
STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik dan Perumahan Bukit Kencana Jaya) TUGAS AKHIR Oleh: ARIEF WIBOWO
Lebih terperinciStudi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-47 Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen Rendy Prasetya Rachman dan Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciClustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-172 Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya Patrica Bela Barbara dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian
Lebih terperinciBab 3 METODE PENELITIAN
Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku
Lebih terperinciOptimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan
26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Sumber Data 3.1.1 Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan sumber berupa tulisan yang berhubungan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Ada sejumlah 112 kuesioner yang kembali dari 150 kuesioner yang disebarkan kepada responden. Dari 112 kuesioner, sejumlah 69 kuesioner
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,
Lebih terperinciPengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-12 Pengaruh Literasi dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya Oktavianti, V., Hakim,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA
ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA Muhammad Rahman Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: rahman2911@yahoo.com Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini akan di uraikan tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses analisis dalam
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih Lokasi Hunian Peri Urban Surabaya di sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih Lokasi Hunian Peri Urban Surabaya di sidoarjo Medina Ayesha Serlin dan Ema
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-143
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-143 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih Lokasi Hunian Peri Urban Surabaya di Sidoarjo Medina Ayesha Serlin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang
Lebih terperinciIdentifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya
E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
Lebih terperinciPERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1
1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di salah satu Bank swasta nasional di Kota Jakarta. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dimensi humor styles dan kepuasan
Lebih terperinciIdentifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok
1 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1) Perkembangan dalam pelayanan kesehatan pada zaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Makan Ayam Bakar Pak Gendut yang berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. 3.2 Jenis dan Sumber Data
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-158 Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan Andrea Yuandiney dan Eko Budi Santoso Program
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner nyeri leher aksial. Pengujian dilakukan dengan uji Cronbach s
Lebih terperinciBab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI 16209419 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan deskriptif untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah
Lebih terperinciEVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)
EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, merupakan model keputusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Suwaluh Kecamatan Balong bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September Tahun 2013.
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas
Lebih terperinciPenentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (26) 2337-352 (23-928X Print) F-47 Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan deskritif analisis pada tempat yang diteliti yaitu Bank BNI Syariah Kantor Kas
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA STUDIO MUSIK LJ S GALAXY
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA STUDIO MUSIK LJ S GALAXY Nama : Nila Indrasari NPM : 16213436 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah Kusumaningtyas, SE.,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: 1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
Lebih terperinciBab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi
61 Bab V Evaluasi Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah evaluasi kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Evaluasi kerangka kerja bertujuan mendapatkan informasi yang luas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,
Lebih terperinci5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini ditujukan pada bank yang berada di Bandung Pusat dengan responden bersyarat yaitu seorang manajer bank. Dalam hal ini peneliti
Lebih terperinciArahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN POLI UMUM DI PUSKESMAS JATIMULYA, KABUPATEN BEKASI
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN POLI UMUM DI PUSKESMAS JATIMULYA, KABUPATEN BEKASI NAMA : Dina Agustina Untari NPM : 12210055 KELAS : 3EA16 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. reliabilitas dari kuisioner yang telah diisi. Hasilnya adalah sebagai berikut: Scale Mean Scale Variance if Item Deleted
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum menyebarkan kuisioner kepada 67 sampel, penulis terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas kuisioner untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN
PENGARUH SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Berdasarkan buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2010 : 54) pendekatan objektif menganggap perilaku manusia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan
36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di masing-masing Rumah Sakit Swasta di Bandar lampung. Adapun kriteria Rumah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dulu konsep sebagai variablevariabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian dari perusahaan untuk para pelangganya. Setiap perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pemasaran adalah hasil dari kegiatan setiap perusahaan sebagai wujud perhatian dari perusahaan untuk para pelangganya. Setiap perusahaan harus memandang bahwa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciRedistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya
Sidang Preview 4 Tugas Akhir Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Oleh RIANDITA DWI ARTIKASARI 3607 100 021 Dosen Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso Tahun 2011 Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DAN YAMAHA DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
ANALISIS PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DAN YAMAHA DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG Nama : Fidyah Anggraeni Npm : 13213444 Kelas : 3EA21 Fakultas : Ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.
Lebih terperinciPengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-8 1 Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat Ayu Kemala Ghana dan Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh
20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksploratif, yakni menghimpun informasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian exsplanatori (exsplanatory
48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian exsplanatori (exsplanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:5) penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinci