Tropical Plants Curriculum Project. GOOD AGRICULTURAL PRACTICE TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf)
|
|
- Agus Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tropical Plants Curriculum Project GOOD AGRICULTURAL PRACTICE TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf).
2 DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.
3 GOOD AGRICULTURAL PRACTICE TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) Tropical Plants Curriculum Project TIM PENYUSUN Ketut Sumiartha Naniek Kohdrata Nyoman Semadi Antara EDITOR Dr. Ir. Ida Ayu Astarini, MSc. Universitas Udayana 2012
4 KATA PENGANTAR Tulisan ini merupakan salah satu produk dari proyek kerjasama antara Universitas Udayana, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sam Ratulangi, dan The Borlaug Institute - Texas A&M University dengan bantuan pendanaan dari USAID. Dokumentasi dari praktik budidaya yang baik (Good Agricultural Practice) tanaman sereh yang dilakukan oleh tim dari Universitas Udayana diharapkan dapat memberi manfaat pengetahuan dan teknik yang bersifat praktis bagi para petani. Nilai praktis dan sederhana yang dimunculkan dalam tulisan ini tidak terlepas dari tujuan akhir dari proyek kerjasama ini, yaitu untuk meningkatkan ekonomi petani dan sekaligus menjaga keanekaragaman hayati di alam. Akhir kata, tim penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga tulisan sederhana ini dapat memberi manfaat. Denpasar, Februari 2012 Tim Penyusun GAP Sereh GAP Sereh i
5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iii PENDAHULUAN...1 DESKRIPSI UMUM TANAMAN SEREH...3 TAHAPAN BUDIDAYA SEREH... 4 Persiapan Lahan... 5 Penanaman... 9 Penyulaman Pemupukan Irigasi Pembersihan Gulma dan Pengendalian Hama PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN SEREH Panen Pasca Panen REFERENSI GAP Sereh ii
6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Aktivitas Pengolahan Tanah Demplot oleh Petani Gambar 2. Diagram Denah Pola Tanam Sereh pada Demplot Gambar 3. Aktivitas Pemupukan dengan Pupuk Kandang Gambar 4. Proses Pemasangan Mulsa Plastik Gambar 5. Guludan dengan Penutupan Mulsa Plastik Gambar 6. Demplot Perlakuan Tanpa Mulsa dan Mulsa Plastik... 9 Gambar 7. Demplot di Kebun Percobaan Luwus Tabanan Gambar 8. Demplot di Candikuning, Baturiti Tabanan Gambar 9. Demplot di Megati, Selemadeg Tabanan Gambar 10. Tanaman Sereh di Candikuning, Baturiti Tabanan Gambar 11. Sisa Daun Sereh Setelah Pemangkasan Gambar 12. Daun Sereh Dalam Proses Pengeringan Gambar 13. Daun Sereh Kering Setelah 2-3 Hari Gambar 14. Daun Sereh Kering Dicacah untuk Penyulingan Gambar 15. Minyak Atsiri Sereh Hasil Penyulingan DAFTAR TABEL Tabel 1. Kombinasi Desain Pola Tanam Demplot Sereh GAP Sereh iii
7 TEKNIK BUDIDAYA YANG BAIK (Good Agricultural Practice) TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.) PENDAHULUAN Tanaman sereh merupakan tanaman herbal yang relatif umum dijumpai ditanam di pekarangan rumah atau kebun-kebun penduduk di Bali. Tanaman ini banyak digunakan dalam Bali kuliner Bali maupun masakan Indonesia juga. Demikian pula umum ditemukan sebagai salah satu bahan pada makanan dan minuman di Asia. Dalam industri spa dan aroma terapi, minyak tanaman sereh telah banyak digunakan sebagai minyak pijat. Terutama di Bali, minyak aromatik yang dihasilkan dari tanaman sereh digunakan untuk dupa atau lilin aromatik. Selain penggunaan tersebut, beberapa penelitian terhadap manfaat minyak sereh juga menunjukkan bahwa adanya manfaat sebagai pestisida dan pengawet. Aplikasi ekstrak sereh menurut beberapa penelitian yang dapat bekerja sebagai pembasmi ulat. Aspek manfaat terhadap lingkungan dari tanaman sereh tidak dapat dianggap remeh. Tanaman sereh dapat hidup dalam kondisi ekstrim seperti tanah yang miskin hara, tanah basa, lereng terjal, dan hutan yang terdegradasi. Akarnya mampu menahan tanah sehingga banyak direkomendasikan sebagai tanaman pencegah erosi. Tanaman ini termasuk dalam daftar klasifikasi tanaman pelindung tanah atau tanaman konservasi lahan. GAP Sereh 1
8 Walau demikian, tanaman sereh belum banyak dibudidayakan secara luas dalam konteks tanaman komersial. Di Bali, sebagian besar tumbuh di daerah dengan sumber air terbatas atau di lahan-lahan dengan kontur yang ekstrim. Selain itu, petani Bali umumnya hanya menanam tanaman sereh untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Sementara potensi manfaat yang dihasilkan tanaman ini cukup banyak, baik untuk konsumsi, farmakologi, pestisida, maupun aroma. Sehingga budidaya tanaman sereh merupakan potensi ekonomi bagi petani. Posisi unik dari Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata dunia memberi Bali kesempatan yang baik untuk memasarkan manfaat alami dari sereh. Teknik Budidaya yang baik (Good Agricultural Practice = GAP) merupakan suatu upaya yang dilakukan banyak negara untuk meningkatkan produksi, produktifitas, dan mutu produk yang aman dikonsumsi. Perbedaan mendasar dalam teknik budidaya dengan menerapkan GAP terletak pada tujuan proses budidaya yang tidak hanya berorientasi pada hasil namun juga tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan tetap mengupayakan lahan produksi yang subur. Pencapaian hasil produksi yang tinggi dicapai melalui efisiensi produksi dan kemampuan melihat celah pasar potensial produk pertanian tersebut. Kerjasama antara Texas A&M University dengan tiga universitas di Indonesia, yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Udayana, dan Universitas Sam Ratulangi, lah dididanai oleh USAID untuk Tropical Curriculum Project. Salah satu luaran dari proyek GAP Sereh 2
9 kerjasama ini adalah GAP untuk tanaman sereh (Cymbopogon citratus). Teknik budidaya sereh yang dipaparkan dalam laporan ini merupakan tahap-tahapan aktivitas budidaya sereh pada demplot-demplot yang dibuat di wilayah Bali. Teknik dan material budidaya yang dipakai menggunakan salah satu prinsip dasar GAP, yaitu sebagai proses pembelajaran bagi petani dan pelaku usaha (Yamanie, 2010). DESKRIPSI UMUM TANAMAN SEREH Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, sereh dapur; merupakan keluarga Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. Tanaman sereh yang banyak dijumpai di Indonesia adalah dari species yang dikenal sebagai West Indian Lemongrass. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. diperkirakan merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian selatan, Srilangka, dan Malaysia. Cymbopogon citratus adalah tanaman menahun dengan tinggi antara cm. Memiliki daun tunggal berjumbai yang dapat mencapai panjang daun hingga 1 m dan lebar antara 1,5-2 cm. Tulang daun sejajar dengan tekstur permukaan daun bagian bawah yang agak kasar. Batang tidak berkayu dan berwarna putih keunguan. Memiliki perakaran serabut. Tanaman ini tumbuh berumpun. GAP Sereh 3
10 Sereh termasuk jenis tanaman perenial yang tumbuh dengan cepat (fast growing). Tinggi tanaman dewasa dapat mencapai sekitar 1 meter. Tanaman tropis ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 10 hingga 33 0 C dengan sinar matahari yang cukup. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat dipereoleh pada daerah dengan curah hujan berkisar antara mm dengan hari hujan tersebar cukup merata sepanjang tahun. Tanaman sereh dari species Cymbopogon citratus dapat tumbuh dengan optimal hingga ketinggian 1000 meter dpl. Penanaman pada tanah dengan ph antara 5 7 dan memiliki drainase yang baik merupakan kondisi yang cukup ideal bagi sereh. TAHAPAN BUDIDAYA SEREH Kegiatan GAP sereh dilakukan dengan melibatkan petani lokal di masing-masing lokasi demplot untuk ikut serta dalam proses budidaya. Ketiga lokasi demplot sereh yang terletak di kabupaten Tabanan-Bali, adalah sebagai berikut: 1. Banjar Batu Sesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti 2. Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg 3. Kebun Percobaan milik Dinas Pertanian di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti. Pemilihan ketigas lokasi demplot tersebut berdasarkan ketinggian relatif lokasi di atas permukaan laut. Tujuan yang hendak dicapai dari hasil GAP Sereh 4
11 demplot sereh ini adalah untuk mengetahui tingkat dan mutu produk sereh yang akan dibahas dalam laporan terpisah. Laporan secara khusus hanya melaporkan GAP yang dilakukan di ketiga lokasi demplot. Luas demplot untuk ketiga lokasi berkisar antara m2. Ketinggian masing-masing lokasi pada ketiga demplot tersebut adalah sebagai berikut: 1. Banjar Batu Sesa, Desa Candikuning ketinggian m dpl 2. Banjar Megati Kelod, Desa Megati ketinggian m dpl 3. Kebun Percobaan Dinas Pertanian Luwus ketinggian m dpl. Pemilihan ketiga lokasi tersebut adalah untuk melihat produktifitas tanaman sereh pada tiga lokasi yang memiliki ketinggian berbeda. Persiapan Lahan Lahan demplot diolah melalui tahap-tahapan sebagai berikut: Mencangkul lahan untuk mendapatkan tekstur tanah yang baik. Membuat guludan selebar 120 cm dan tinggi sekitar cm (Gambar 2). Arah guludan sebaiknya memanjang timur-barat jika memungkinkan. Penataan lajur-lajur guludan dibuat seperti diagram denah pada Gambar 2. Pola tanam ini dilakukan dengan tujuan untuk tindak lanjut penelitian tanaman sereh pada proyek TPC. GAP Sereh 5
12 Pemberian pupuk kandang pada awal masa tanam sebanyak 8 10 kg per bedeng guludan (Gambar 3). Penutupan bedeng guludan menggunakan mulsa plastik dua sisi (hitam dan perak) dengan sisi perak menghadap ke luar (Gambar 4). Melubangi mulsa plastik untuk lubang tanam dengan diameter lubang + 15 cm. Gambar 1. Aktivitas Pengolahan Tanah Demplot oleh Petani GAP Sereh 6
13 Gambar 2. Diagram Denah Pola Tanam Sereh pada Demplot Gambar 3. Aktivitas Pemupukan dengan Pupuk Kandang GAP Sereh 7
14 Gambar 4. Proses Pemasangan Mulsa Plastik Gambar 5. Guludan dengan Penutupan Mulsa Plastik GAP Sereh 8
15 Penanaman Tanaman sereh yang ditanam pada demplot langsung menggunakan rumpun sereh dari species Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. yang dikenal di Indonesia sebagai sereh dari India barat. Bibit yang ditanam berupa stek anakan yang didapat dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar. Tanaman yang akan distek dipotong daunnya hingga sekitar 3-5 cm dari pelepah daun. Demikian pula dengan akar, dikurangi dengan pemotongan hingga menyisakan sekitar 2,5 cm di bawah leher akar. Gambar 6. Demplot Perlakuan Tanpa Mulsa dan Mulsa Plastik Perlakuan rancangan pola tanam dilakukan pada demplot adalah 1 rumpun, 2 rumpun, dan 3 rumpun per lubang tanam. Ditanam pada GAP Sereh 9
16 bedeng yang ditutupi mulsa plastik dan tanpa penutupan mulsa. Jarak tanam adalah 75 cm antar baris dan 50 cm antar tanaman dalam satu baris. Tujuan dari desain pola tanam ini adalah untuk meneliti produktifitas pertumbuhan tanaman yang merupakan bagian lanjutan pengembangan budidaya sereh dari hulu hingga hilir (pasca panen). Pengkodean desain pola tanam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kombinasi Desain Pola Tanam Demplot Sereh PERLAKUAN MULSA PERLAKUAN TANAM M0 = tanpa mulsa M1 = dengan mulsa B1 = 1 rumpun/lubang M0B1 M1B1 B2 = 2 rumpun/lubang M0B2 M1B2 B3 = 3 rumpun/lubang M0B3 M1B3 Penyulaman Penyulaman tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 2 3 minggu setelah tanam pada saat dilakukan pengontrolan kondisi tanaman. Tanaman yang tumbuh kurang sempurna atau layu dapat disulam dengan stek tanaman yang baru untuk menjaga hasil produksi nanti. GAP Sereh 10
17 Gambar 7. Demplot di Kebun Percobaan Luwus - Tabanan Gambar 8. Demplot di Candikuning, Baturiti - Tabanan GAP Sereh 11
18 Gambar 9. Demplot di Megati, Selemadeg Tabanan Pemupukan Pemberian pupuk yang baik adalah disesuaikan dengan kondisi tanah tempat budidaya tanaman sereh. Namun secara umum panduan untuk pemupukan budidaya tanaman sereh adalah sekitar kg urea, kg TSP, kg KCl per hektar yang diaplikasikan sekali setahun. Irigasi Tanaman sereh species Cymbopogon citratus relatif tahan kering. Dengan curah hujan sekitar 3000 mm/tahun untuk kabupaten Tabanan (BPS Prov.Bali, 2010) maka irigasi tidak menjadi masalah GAP Sereh 12
19 untuk budidaya sereh di wilayah tersebut. Tanaman cukup mengandalkan air hujan. Kecuali dalam kondisi iklim yang ekstrem tanpa hujan maka dapat dilakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga tanaman tetap tumbuh dengan normal. Sereh dapat tumbuh cukup optimal di daerah-daerah lahan kering dengan curah hujan per tahun antara 700 hingga 3000 mm. Pembersihan Gulma dan Pengendalian Hama Pembersihan gulma cukup dilakukan secara manual. Umumnya hanya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu tahun. Terutama pada permulaan musim hujan dan akhir musim hujan saat gulma tumbuh dengan subur. Cara ini memungkinkan budidaya tanaman sereh yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan zat kimia dalam pemberantasan gulma. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan metode ramah lingkungan pula. Sebagai contoh, apabila terdapat serangan ulat pada batang bawah sereh maka rumpun yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. Serangan hama cacing tanah dapat diatasi dengan melapisi guludan dengan plastik selama beberapa hari sehingga efek panas yang terjadi dapat membunuh hama cacing ini. Pengendalian hama cacing juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman kemitir/gumitir/kenikir (Tagetes sp.) yang dapat mengontrol keberadaan cacing tanah. Khusus untuk di Bali, bunga dari tanaman kemitir juga GAP Sereh 13
20 memiliki nilai ekonomis karena dapat dijual sebagai bunga untuk canang (persembahan bunga sebagai sarana berdoa kepada Tuhan). PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN SEREH Panen Panen pertama tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 6 bulan setelah waktu tanam. Selanjutnya bila tanaman sudah memasuki umur produktif maka dapat dilakukan panen setiap 3 4 bulan sekali. Gambar 10. Tanaman Sereh di Candikuning, Baturiti Tabanan GAP Sereh 14
21 Tanaman yang telah siap panen memiliki ciri fisik jumlah daun tua 6 8 lembar pada setiap rumpunnya. Biasanya memiliki daun warna hijau tua. Apabila daun diremas, maka akan tercium aroma wangi yang kuat. Tanaman sereh dipanen dengan cara memangkas tanaman secara manual. Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 2-3 cm dari pangkal daun. Pemangkasan yang terlalu pendek dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari dan cuaca cerah untuk mempertahankan kandungan minyak esensial pada tanaman. Kandungan minyak paling optimal terdapat pada bagian daun. Sisakan 2-3 cm daun dari ujung batang. Gambar 11. Sisa Daun Sereh Setelah Pemangkasan GAP Sereh 15
22 Pasca Panen Minyak atsiri dari daun sereh merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beberapa manfaat produk olahan dari minyak atsiri sereh cukup beragam, diantaranya untuk kosmetik, farmakologi, anti bakteri, maupun anti serangga. Untuk memperoleh minyak sereh dalam jumlah maksimal, kualitas atsiri yang optimal, serta biaya produksi atsiri yang ekonomis, daun yang telah dipanen perlu untuk dikeringkan. Proses pengeringan daun yang baik adalah dengan kering angin dan menghindari sinar matahari untuk memperoleh kualitas minyak atsiri yang baik. Daun sereh perlu dibolak-balik secara kontinyu selama proses pengeringan yang membutuhkan waktu sekitar 2 3 hari untuk memperoleh kondisi kering daun yang merata dan optimal. Gambar 12. Daun Sereh Dalam Proses Pengeringan GAP Sereh 16
23 Gambar 13. Daun Sereh Kering Setelah 2-3 Hari Daun yang telah kering selanjutnya dapat diambil minyaknya dengan alat penyuling. Untuk memudahkan proses penyulingan dan mengoptimalkan perolehan minyak, daun yang telah kering dapat dicacah terlebih dahulu seblum dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk mengoptimalkan pengisian ketel penyulingan sehingga dapat menghemat pemakaian bahan bakar yang diperlukan dalam proses ini. Selama proses penyulingan ini, uap air dan minyak sereh akan terpisah karena perbedaan berat jenis. Uap minyak sereh yang lebih ringan akan mengalir ke bagian atas tabung pemisah dan selanjutnya diembunkan untuk ditampung dalam botol. GAP Sereh 17
24 Gambar 14. Daun Sereh Kering Dicacah untuk Penyulingan Gambar 15. Minyak Atsiri Sereh Hasil Penyulingan GAP Sereh 18
25 REFERENSI Blakely, D. et al Good Agricultural Practices Manual. Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, Ontario, Canada. Biro Pusat Statistik Provinsi Bali Bali Dalam Angka BPS Provinsi Bali. Committee on Agriculture Development of a Framework for Good Agricultural Practices. FAO, Rome. Direktorat Tanaman Semusim Direktorat Jenderal Perkebunan. na. Tanaman Sereh Wangi. URL: ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/sereh%20wangi.pdf Directorate Plant Production Lemongrass Production. Directorate Agricultural Information Service, Department of Agriculture, Forestry and Fisheries, South Africa. Kew Botanical Gardens. na. Plants & Fungi: Cymbopogon citratus (lemon grass). URL: National Horticulture Board India. na. Lemon Grass. URL: ass1.htm Prosea Tumbuhan Biopestisida. URL: Yamanie, H.M.A Good Agricultural Practice. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Kalimantan Selatan, Departemen Pertanian. URL: GAP Sereh 19
Modul Pelatihan BUDIDAYA DAN PASCA PANEN TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.)
TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT Modul Pelatihan BUDIDAYA DAN PASCA PANEN TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.) Ketut Sumiartha Naniek Kohdrata Nyoman S. Antara Pusat Studi Ketahanan Pangan
Lebih terperinciBudidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir
Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made
Lebih terperinciNyoman Semadi Antara, Ph.D.
Pengkayaan Materi Pelajaran dengan Praktek Baik Pasca Panen dan Pengolahan Tanaman Tropis yang Belum Termanfaatkan Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana 1 DISCLAIMER.
Lebih terperinciPENGOLAHAN UMBI GANYONG
PENGOLAHAN UMBI GANYONG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American
Lebih terperinciBUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)
BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle) Disusun Oleh SUROSO.SP PENYULUH KEHUTANAN LAPANGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2018 I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI A.
Lebih terperinciPEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN
DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN INSTAN JAHE MERAH DI KOTA MANADO
MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN INSTAN JAHE MERAH DI KOTA MANADO PENYUSUN IR. MAGRIETJE.B. LELEMBOTO,MSi IR. MAYA LUDONG,MS PROF. IR. JEN TATUH, MS(KOORDINATOR TIM) KERJASAMA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciPENGOLAHAN UMBI GADUNG
PENGOLAHAN UMBI GADUNG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciPENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013
PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people
Lebih terperinciBUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO
BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciPENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan
Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu
Lebih terperinciSISTEM PENGAWASAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN
MODUL PELATIHAN SISTEM PENGAWASAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN PENGOLAHAN REBUNG BAMBU Prof. Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Pusat Studi Ketahanan Pangan, LPPM, Unud 1 DISCLAIMER. This presentation is made possible
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU
TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan
Lebih terperinciTROPICAL CURRICULUM PROJECT
MODUL 1 PEMBELAJARAN PESTISIDA HAYATI Oleh: MARTHEN THEOGIVES LASUT TROPICAL CURRICULUM PROJECT Kerjasama USAID-TEXAS A&M UNIVERSITY UNIVERSITAS SAM RATULANGI 2011 DISCLAIMER This publication is made possible
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 %. Tanah Latosol Darmaga/Typic Dystrudepts (Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm) dipilih sebagai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciTUGAS LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciBudi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang
Lebih terperinciS i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n
T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciPENGOLAHAN UMBI PORANG (ILES-ILES)
PENGOLAHAN UMBI PORANG (ILES-ILES) Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciA MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.
Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berumpun lebat, akar tinggal, bercabang banyak, dan berwarna kuning pucat atau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Akarwangi Tanaman akarwangi (Vetiveria zizanioides) termasuk keluarga graminae, berumpun lebat, akar tinggal, bercabang banyak, dan berwarna kuning pucat atau abu-abu
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Durian
Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciPemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.
PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciV. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL
V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciSumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May
10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber
Lebih terperinciTeknik Budidaya Singkong Mekarmanik Teknologi MiG-6PLUS
CV. TANI SUKSES SEJAHTERA Teknik Budidaya Singkong Mekarmanik Teknologi MiG-6PLUS Yosika Endra Yashir 2011 WWW.MIGROPLUS.COM SINGKONG MEKARMANIK Data laboratorium Pusat Penelitian Kimia - LIPI, No. 331-C2/ULJAK/XI/2008
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciUJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg
UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk
12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI
PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian
Lebih terperinciTUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida
TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciDASAR-DASAR TEKNIK BUDIDAYA
DASAR-DASAR TEKNIK BUDIDAYA Dr. Gede Wijana, PS Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Unud DISCLAIMER. This presentation is made possible by the generous support of the American people through the United
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun
12 BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, yang terletak di Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinci