BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori dan konsep yang menjadi landasan materi dari sistem yang akan dibuat. Beberapa teori dan konsep yang akan dibahas antara lain pembahasan konsep dasar voting, e-voting, konsep dasar kriptografi, cara kerja algoritma RSA, dan teori tentang bahasa pemograman PHP. 2.1 Voting Dalam pelaksanaan voting atau pemungutan suara sering terjadi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh human error atau disebabkan karena sistem pendukung voting yang tidak berjalan baik. Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan voting di Indonesia selama ini: 1. Banyak terjadi kesalahan dalam proses pendaftaran pemilih. Konsep penggunaan banyak kartu identitas menyebabkan banyaknya pemilih yang memiliki kartu suara lebih dari satu buah. Keadaan ini seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meningkatkan jumlah suara pilihannya sehingga dapat memenangkan voting tersebut. 2. Pemilih salah dalam memberi tanda pada kertas suara, karena ketentuan keabsahan penandaan yang kurang jelas, sehingga banyak kartu suara yang dinyatakan tidak sah. Pada tahapan verifikasi keabsahan dari kartu suara, sering terjadi kontroversi peraturan dan menyebabkan konflik. 3. Proses pengumpulan kartu suara yang berjalan lambat, karena perbedaan kecepatan pelaksanaan pemungutan suara di masing-masing tempat pemilihan. Penyebab lainnya adalah kesulitan untuk memeriksa keabsahan dari sebuah kartu suara, sehingga pengumpulan tidak berjalan sesuai dengan rencana.

2 8 4. Proses penghitungan suara yang dilakukan di setiap daerah berjalan lambat karena proses tersebut harus menunggu semua kartu suara terkumpul terlebih dahulu. Keterlambatan yang terjadi pada proses pengumpulan, akan berimbas kepada proses penghitungan suara. Lebih jauh lagi, proses tabulasi dan pengumuman hasil perhitungan akan meleset dari perkiraan sebelumnya. 5. Keterlambatan dalam proses tabulasi hasil penghitungan suara dari daerah. Kendala utama dari proses tabulasi ini adalah kurangnya variasi metode pengumpulan hasil penghitungan suara. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya infrastruktur teknologi komunikasi di daerah. Oleh karena itu, seringkali pusat tabulasi harus menunggu data penghitungan yang dikirimkan dari daerah dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari hal tersebut, maka pengumuman hasil voting akan memakan waktu yang lama. 6. Permasalahan yang terpenting adalah kurang terjaminnya kerahasiaan dari pilihan yang dibuat oleh seseorang. Banyak pemilih mengalami tekanan dan ancaman dari pihak tertentu untuk memberikan suara mereka kepada pihak tertentu. Lebih buruk lagi, terjadi jual-beli suara di kalangan masyarakat tertentu, sehingga hasil voting tidak mewakili kepentingan seluruh golongan masyarakat. 2.2 e-voting e-voting yaitu suatu metode pemungutan suara dan perhitungan suara dalam pemilihan umum dengan menggunakan perangkat elektronik (Priyono & Dihan, 2010). Proses pendaftaran pemilih, pelaksanaan pemilihan, penghitungan suara, dan pengiriman hasil suara dilakukan secara elektronik atau digital (Rokhman, 2011). Pilihan teknologi yang digunakan dalam implementasi dari e-voting sangat bervariasi, seperti penggunaan smart card untuk otentikasi pemilih, penggunaan internet sebagai pemungutan suara, penggunaan touch screen sebagai pengganti kartu suara, dan masih banyak variasi teknologi yang digunakan (Azhari, 2005). Penggunaan teknologi ini di satu sisi memberikan banyak kemudahan, kecepatan, sedangkan disisi lain menimbulkan kerawanan (Agustina & Kurniati, 2009). Kerawanan ini terkait dengan keamanan informasinya.

3 9 Berikut beberapa requirement dasar pada e-voting (Schneier, 1996): 1. Hanya orang yang sah dapat memberikan suara/ memilih. 2. Setiap orang tidak dapat memilih lebih dari sekali. 3. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui pilihan orang lain. 4. Tidak ada seorang pun yang dapat menduplikasi suara orang lain. 5. Tidak ada seorang pun yang dapat merubah pilihan orang lain tanpa diketahui oleh pihak lainnya. 6. Setiap orang dapat memastikan pilihan nya telah masuk ke dalam tabulasi suara. 7. Setiap orang dapat mengetahui siapa yang sudah memilih dan tidak memilih. e-voting merupakan teknologi yang relatif baru untuk mendukung pelaksanaan pesta demokrasi dan telah diterapkan di sejumlah negara (Kahani, 2005). Penerapan e-voting dengan berbagai model dan dalam 10 tahun terakhir tidak hanya di Amerika, tetapi negara-negara lain juga mengadopsi sistem ini (Gefen et al., 2005). Sejumlah negara yang telah menerapkan e-voting yaitu Brazil (sejak 1990 dan tahun 1998 merupakan proses e-voting terbesar karena melibatkan 60 juta pemilih), Inggris (sejak tahun 2002 sebagian telah menerapkan dan mulai tahun 2011 digunakan secara nasional), Australia (mulai digunakan tahun 2001), Selandia Baru (mulai tahun 2006), Jepang (sejak tahun 2002), Irlandia (dipersiapkan sejak tahun 1998 dan mulai diujicoba tahun 2002 dan mulai diterapkan secara nasional tahun 2004), Swiss (sejak tahun 1998) dan Lithuania. Menurut Hajjar et al. (2006) bahwa pertimbangan diterapkannya e-voting adalah karena kecepatan dan akurasi. Di Indonesia sendiri, penggunaan e-voting telah dilakukan Nopember Desember 2009 pada 31 kepala dusun (banjar) yang ada di 18 desa/kelurahan di Jembrana Bali yaitu menggunakan kartu identitas dengan chip dan komputer layar sentuh sebagai sarana pemungutan suara. Penerapan e-voting akan membuat pesta demokrasi menjadi semakin efisien dan efektif dan hasilnya lebih cepat diketahui kurang dari 24 jam (Indriastuti dan Wahyudi, 2010). Tetapi pentingnya kerahasiaan dan keamanan electronic elevation system juga harus diperhatikan seperti ditegaskan oleh Zamora, et.al. (2005). Artinya,

4 10 jika kerahasiaan dan keamanan terpenuhi, maka e-voting sangatlah tepat digunakan. Berikut sejumlah aspek manfaat dari penerapan e-voting adalah (Zafar dan Pilkzaer, 2007). 1. Biaya Terkait sumber daya dan investasi yang lebih hemat dibanding dengan sistem tradisional yang ribet, kompleks dan tidak efisien. 2. Waktu Terkait waktu pelaksanaan pemilihan yang lebih cepat dan kalkulasi hasil yang lebih tepat dibandingkan sistem yang tradisional. 3. Hasil Terkait dengan hasil kalkulasi yang lebih tepat dan akurat serta minimalisasi terjadinya kasus human error selama sistem yang dibangun terjamin dari berbagai ancaman kejahatan. 4. Transparansi Terkait dengan transparansi dari semua proses karena semua dilakukan oleh suatu sistem yang otomatis dan real time online. 2.3 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yaitu cryptos yang berarti secret yaitu rahasia dan graphein artinya writing yaitu tulisan (Agustina dan Kurniati, 2009). Sehingga kriptografi berarti secret writing yaitu tulisan rahasia. Dan arti sebenarnya dari kriptografi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menjaga kerahasiaan suatu pesan, agar isi pesan yang disampaikan tersebut aman sampai ke penerima pesan (Ariyus, 2008). Dalam menjaga kerahasiaan suatu pesan dengan kriptografi, pesan yang akan dikirim (plaintext) diubah dalam bentuk sandi (ciphertext). Proses inilah yang disebut

5 11 dengan enkripsi. Sedangkan dekripsi adalah proses mengubah pesan yang telah disandikan (chipertext) ke pesan sebenarnya (plaintext). Menurut Munir (2006), kriptografi bertujuan untuk memberikan layanan pada aspek-aspek keamanan antara lain: 1. Kerahasiaan (confidentially) Merupakan layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak. 2. Integritas data (integrity) Memberikan jaminan bahwa tiap bagian pesan tidak akan mengalami perubahan dari saat data dibuat/ dikirim oleh pengirim sampai dengan saat data tersebut dibuka oleh penerima data. 3. Otentikasi (authentication) Merupakan layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi (user authentication atau entity authentication) maupun mengidentifikasi kebenaran sumber pesan (data origin authenticaton). 4. Nirpenyangkalan (non-repudiation) Merupakan layanan untuk mencegah entitas yang berkomunikasi melakukan penyangkalan yaitu pengirim pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah menerima pesan. Dalam menjaga kerahasiaan pesan dengan kriptografi, proses enkripsi dan dekripsi membutuhkan kunci (key) tertentu yang hanya dimiliki oleh pihak yang sah saja. Tentunya hal ini membuat pihak lain yang tidak memiliki kunci tersebut tidak akan membaca pesan yang sebenarnya sehingga dengan kata lain pesan akan tetap terjaga. Berdasarkan kunci yang digunakan, algoritma kriptografi dapat dibedakan atas 2 golongan yaitu algoritma kunci simetrik dan algoritma kunci asimetrik.

6 Kunci Simetrik Kunci Simetrik yang sering disebut algoritma konvensional adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama untuk proses enkripsi dan dekripsinya (Schneier, 1996). Dari gambar 2.1 ini terlihat bahwa untuk mengenkripsi dan mendekripsinya pesan hanya menggunakan satu buah kunci saja (K) saja : Key Key Plaintext Ciphertext Plaintext Enkripsi Dekripsi Gambar 2.1 Skema kriptografi kunci simetri Untuk menjaga kerahasiaan pesan antar komunikan pada kriptografi ini dibutuhkan sebuah kunci untuk tiap pasangan komunikan. Sehingga untuk n komunikan jumlah kunci yang dibutuhkan adalah: n(n 1) 2 (2.1) Kelebihan kriptografi kunci simetri adalah: 1. Proses enkripsi atau dekripsi kriptografi kunci simetri membutuhkan waktu yang singkat. 2. Ukuran kunci simetri relatif lebih pendek. 3. Otentikasi pengiriman pesan langsung diketahui dari cipherteks yang diterima, karena kunci hanya diketahui oleh pengirim dan penerima saja. Sedangkan kelemahan kriptografi kunci simetri adalah: 1. Kunci simetri harus dikirim melalui saluran komunikasi yang aman, dan kedua entitas yang berkomunikasi harus menjaga kerahasiaan kunci. 2. Kunci harus sering diubah setiap kali melakukan komunikasi.

7 13 Beberapa algoritma yang memakai kunci simetri adalah Data Encryption Standard (DES), RC2, RC4, RC5, RC6, International Data Encryption Algorithm (IDEA), Advanced Encryption Standard (AES), One Time Pad (OTP), Blowfish, dan lain sebagainya Kunci Asimetrik Kriptografi kunci simetrik sering disebut dengan kunci publik karena menggunakan kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi (Ratih, 2006). Kriptografi ini memiliki dua kunci (e,d). Seperti yang diuraikan Menezes (1997), kunci e dibuat untuk umum sehingga disebut kunci publik, sementara kunci d tetap disimpan aman dan rahasia sehingga disebut kunci privat. Demi keamanan maka harusnya menghitung d menjadi lebih sulit bila e diketahui. Skema kriptografi kunci simetri dapat dilihat pada gambar 2.2. Kunci Publik Kunci Privat Plaintext Ciphertext Plaintext Enkripsi Dekripsi Gambar 2.2 Skema kriptografi kunci asimetri (Schneier, 1996). Kriptografi kunci publik dapat dianalogikan seperti kotak surat yang terkunci dan memiliki lubang untuk memasukkan surat. Kotak surat diletakkan di depan rumah pemiliknya. Setiap orang dapat memasukkan surat ke dalam kotak tersebut, tetapi hanya pemilik kotak yang dapat membuka kotak dan membaca suratnya karena hanya ia yang memiliki kuncinya. (Ratih, 2006) Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan kriptografi kunci simetri seperti yang diuraikan Munir (2006):

8 14 1. Hanya kunci privat yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh setiap entitas yang berkomunikasi. Tidak ada kebutuhan mengirim kunci privat sebagaimana pada kriptografi kunci simetri. 2. Pasangan kunci privat dan kunci publik tidak perlu diubah dalam jangka waktu yang sangat lama. 3. Dapat digunakan dalam pengamanan pengiriman kunci simetri. 4. Beberapa algoritma kunci publik dapat digunakan untuk memberi tanda tangan digital pada pesan. Sedangkan kelemahan kriptografi kunci simetri adalah : 1. Proses enkripsi dan dekripsi umumnya lebih lambat dari algoritma simetri, karena menggunakan bilangan yang besar dan operasi bilangan yang besar. 2. Ukuran cipherteks lebih besar daripada plainteks. 3. Ukuran kunci relatif lebih besar daripada ukuran kunci simetri. Beberapa algoritma yang memakai kunci asimetri adalah Digital Signature Algorithm (DSA), RSA, ElGamal, Diffie-Hellman, Elliptic Curve Cryptography (ECC), Schnoor, Kriptografi Quantum, Diffie-Helman, dan lain sebagainya. 2.4 Algoritma Kriptografi RSA Algoritma kriptografi RSA ditemukan oleh tiga orang yang kemudian nama-nama mereka disingkat menjadi RSA. Ketiga penemu itu adalah Ron Riverst, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. RSA dibuat di MIT pada tahun 1977 dan dip atenkan oleh MIT (Massachussets Institute of Technology) pada tahun Sejak 21 September tahun 2000, paten tersebut berakhir, sehingga saat ini semua orang dapat menggunakannya dengan bebas (Brian, 2000). RSA merupakan algoritma kriptografi asimetris yang paling mudah untuk diimplementasikan dan dimengerti. (Ariyus, 2008) Algoritma kriptografi RSA merupakan algoritma yang termasuk dalam kategori algoritma asimetri atau algoritma kunci publik. Algoritma kriptografi RSA

9 15 didesain sesuai fungsinya sehingga kunci yang digunakan untuk enkripsi berbeda dari kunci yang digunakan untuk dekripsi. Algoritma RSA disebut kunci publik karena kunci enkripsi dapat dibuat publik yang berarti semua orang boleh mengetahuinya, namun hanya orang tertentu (si penerima pesan sekaligus pemilik kunci dekripsi yang merupakan pasangan kunci publik) yang dapat melakukan dekripsi terhadap pesan tersebut. Keamanan algoritma RSA didasarkan pada sulitnya memfaktorkan bilangan besar menjadi faktor-faktor primanya (Sulistyanto, 2004). Secara umum ada beberapa besaran-besaran yang harus diperhatikan dalam algoritma RSA, yaitu : 1. p dan q adalah bilangan prima (rahasia) 2. n = p.q (tidak rahasia) 3. (n) = (p-1)(q-1) (rahasia) 4. e (kunci enkripsi) (tidak rahasia) 5. d (kunci dekripsi) (rahasia) 6. m (plaintext) (tidak rahasia) 7. c (chipertext) (rahasia) 2.5 Konsep Dasar Perhitungan Matematis Dalam setiap proses pada algoritma RSA terdapat perhitungan matematis. Pada proses pembangkitan kunci dibutuhkan perhitungan untuk menentukan nilai Totient n dan perhitungan dengan algoritma Euclidean untuk menentukan nilai dua buah bilangan yang relatif prima. Sedangkan pada proses enkripsi dan dekripsi dilakukan perhitungan menggunakan metode Fast Exponentiation Fungsi Totient Euler φ Fungsi Totient Euler φ atau biasa disebut dengan fungsi Euler merupakan salah satu fungsi yang dipakai dalam perhitungan matematis pada algoritma RSA. Fungsi Euler mendefinisikan φ(n) untuk n 1 yang menyatakan jumlah bilangan bulat positif < n yang relatif prima dengan n (Munir, 2006). Dua bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika gcd(a,b) = 1(pembagi bersama terbesar dari a dan b adalah 1).

10 16 Jika n = pq (p dan q bilangan prima) (2.2) maka φ(n) = φ(p).φ(q) = (p-1)(q-1) (2.3) Contoh 1. φ(15)= φ(3) φ(5)=2x4=8 buah bilangan bulat yang relatif prima terhadap 15, yaitu 1,2,4,7,8,11,13, Algoritma Euclidean Algoritma ini digunakan untuk mencari nilai pembagi persekutuan terbesar (PBB) dari dua bilangan bulat (Munir, 2006). Algoritma ini didasarkan pada pernyataan bahwa ada dua buah bilangan bulat tak negatif yakni m dan n dimana nilai m n. Adapun tahap-tahap pada algoritma Euclidean adalah: 1. Jika n = 0 maka m adalah PBB(m, n); stop. Kalau tidak (yaitu n 0) lanjutkan ke langkah nomor Bagilah m dengan n dan misalkan sisanya adalah r. 3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang kembali ke langkah nomor 1. Algoritma Euclidean dapat digunakan untuk mencari dua buah bilangan bulat yang relatif prima. Dua buah bilangan bulat dikatakan relatif prima jika GCD dari kedua bilangan bernilai 1. Contoh 2. Hitung nilai GCD(100, 64) dan GCD(43, 19). 100 mod mod = = = = = = = = Nilai GCD(100, 64) = 4 Nilai GCD(43, 19) = 1 GCD(100, 64) 1

11 Metode Fast Exponentiation Metode ini digunakan untuk menghitung operasi pemangkatan besar bilangan bulat modulo dengan cepat (Munir, 2006). Metode ini berdasarkan pada pernyataan berikut ini: ab mod m = [(a mod m)(b mod m)] mod m (2.4) (abc...) mod m = [(a mod m)(b mod m)(c mod m)...] mod m (2.5) Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah metode fast exponentiation dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 3. Hitung nilai dari mod 256. Sebagai ilustrasi, untuk menghitung mod 256 dapat dilakukan sebagai berikut = mod 256 = 2025 mod 256 = mod 256 = mod 256 = [(45 2 mod 256). (45 2 mod 256)] mod 256 = mod 256 = mod 256 = mod 256 = [(45 4 mod 256). (45 4 mod 256)] mod 256 = 17 2 mod 256 = mod 256 = mod 256 = [(45 8 mod 256). (45 8 mod 256)] mod 256 = 33 2 mod 256 = mod 256 = mod 256 = [(45 16 mod 256). (45 16 mod 256)] mod 256 = 65 2 mod 256 = mod 256 = [(45 32 mod 256). (45 8 mod 256)] mod 256 = 4257 mod 256 = 161 Jadi, nilai dari mod 256 = 233.

12 Proses Enkripsi dan Dekripsi RSA Skema algoritma kunci publik sandi RSA terdiri dari tiga proses yaitu, proses pembentukan kunci, proses enkripsi, dan proses dekripsi (Mollin, 2002) Proses Pembentukan Kunci 1. Memilih dua bilangan prima yang diberi simbol sebagai p dan q. 2. Menghitung nilai n = p.q ( n p, karena jika n = p, maka nilai n = p 2 dan akan mudah mendapatkan nilai n). 3. Hitung φ(n) = (p-1) (q-1). 4. Memilih kunci publik e yang relatif prima terhadap φ(n) 5. Bangkitkan kunci privat dengan persamaan dimana 1 < d < φ(n) ed 1 (mod φ(n)) d = 1 + k. φ(n) e (2.6) Hasil dari algoritma di atas adalah : a. Kunci publik adalah pasangan (e,n) b. Kunci privat adalah pasangan (d, n) Proses Enkripsi 1. Ambil kunci publik penerima pesan e,dan modulus n. 2. Plainteks dinyatakan dengan blok-blok m 1, m 2,.., sedemikian sehingga setiap blok merepresentasikan nilai [0, n-1]. 3. Setiap blok m i dienkripsikan menjadi blok c i dengan rumus c i = m e i mod n (2.7)

13 Proses Dekripsi Setiap blok chiperteks c i didekripsikan kembali menjadi blok m i dengan rumus : m i = c i d mod n Ketiga proses di atas dapat dicontohkan sebagai berikut : 1. Pilih dua bilangan prima yakni p = dan q = Hitung nilai n = p.q, sehingga nilai n = Hitung φ(n) = (p-1)(q-1), sehingga nilai φ(n) = ( )( ) adalah Kemudian bangkitkan kunci publik (e), dimana nilai e relatif prima terhadap φ(n) Nilai GCD( (n), e) harus bernilai 1. Nilai e yang relatif prima dengan adalah Hitung kunci privat (d) dengan menggunakan persamaan d = 1+k. (n) e. Nilai k dapat dihitung dengan mencoba nilai-nilai = 1,2,3,4...sehingga diperoleh nilai d bilangan bulat. Tabel 2.1 Tabel Proses Mencari Kunci Privat (d) Nilai k Persamaan d = 1+k. (n) e Hasil 1 d = d = d = d = Jadi, nilai dari kunci privat (d) yang diperoleh adalah

14 20 6. Coba kembali nilai d yang didapat sehingga (d. e) mod φ(n) = 1 (d. e) mod φ(n) = 1 ( * 5 ) mod = mod = 1 (benar) 7. Polin mengirimkan pesan kepada Arlita. Pesan yang akan dikirimkan adalah: m = SKRIPSI atau dalam desimal (kode ASCII) adalah : Kemudian nilai di atas akan dipecah-pecah menjadi blok-blok m. Nilai m haruslah masih dalam [0, ] m 1 = 83 m 5 = 80 m 2 = 75 m 6 = 83 m 3 = 82 m 7 = 73 m 4 = 73 Polin telah mengetahui kunci publik Arlita adalah e = 5 dan n = Polin dapat mengenkripsikan pesan sebagai berikut : c 1 = 83 5 mod = c 5 = 80 5 mod = c 2 = 75 5 mod = c 6 = 83 5 mod = c 3 = 82 5 mod = c 7 = 73 5 mod = c 4 = 73 5 mod = Jadi cipherteks yang akan dihasilkan adalah: Maka pesan yang telah terenkripsi tersebut akan dikirimkan kepada Arlita, yang mana Arlita sudah mempunyai kunci privat d =

15 21 9. Setelah itu cipherteks akan didekripsikan oleh Arlita sebagai berikut : m 1 = mod = 83 m 2 = mod = 75 m 3 = mod = 82 m 4 = mod = 73 m 5 = mod = 80 m 6 = mod = 83 m 7 = mod = 73 maka akan dihasilkan kembali : m = Yang dalam pengkodean ASCII dapat dibaca sebagai berikut : m = SKRIPSI 2.7 Captcha Captcha (Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Human Apart) adalah suatu program yang sebagian besar manusia dapat melewatinya, tetapi program komputer tidak dapat melewatinya (Ahn, 2004). Captcha biasa digunakan oleh Hotmail, Yahoo, Paypal dan banyak website populer menggunakannya untuk mencegah pendaftaran secara otomatis (Mori, 2003). Contoh captcha yang sering digunakan dalam halaman registrasi user di beberapa website seperti YahooMail, Gmail, Kaskus : Gambar 2.3 CAPTCHA (

16 22 Captcha dikembangkan untuk mencegah program robot, atau bot yang membuat ratusan ribu account untuk mengirimkan junk mail ke banyak pengguna. (Mori dan Malik, 2003). Adapun beberapa kegunaan dari captcha adalah (Captcha, 2010) : 1. Melindungi komentar web/blog dari spam. 2. Melindungi halaman registrasi. 3. Melindungi address. 4. Melindungi polling online. 5. Melindungi dari BruteForce/Dictionary Attack. 6. Melindungi dari bot milik search engine. 7. Melindungi dari serangan worms, DOS. Cara meng-embed captcha ke dalam program : Gambar 2.4 Cara meng-embed captcha 2.8 Unified Modelling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standard industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak (Dharwiyanti dan Wahono, 2003). Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun serta ditulis

17 23 dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka UML lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa berorientasi objek. Menurut Hariyanto (2004) tujuan perancangan UML adalah: 1. Menyediakan bahasa pemodelan visual yang ekspresif dan siap pakai untuk mengembangkan dan pertukaran model yang berarti. 2. Menyediakan mekanisme perluasan dan spesialisasi untuk memperluas konsep-konsep inti. 3. Mendukung spesifikasi independen bahasa pemograman dan pengembangan tertentu. 4. Menyediakan basis formal untuk bahasa permodelan. 5. Mendukung konsep-konsep pengembangan level lebih tinggi seperti komponen, kolaborasi, framework dan pattern. Unified Modelling Language (UML) menyediakan sejumlah diagram untuk menggambarkan pemodelan berorientasikan objek yang dilakukan. UML membagi diagram menjadi dua tipe : 1. Diagram Struktur Diagram ini memvisualisasi, menspesifikasi, membangun dan mendokumentasikan aspek statik dari sistem. Diagram struktur UML terdiri dari : a. Diagram Kelas (Class Diagram) b. Diagram Objek (Object Diagram) c. Diagram komponen (Component Diagram) d. Diagram deployment (Deployment Diagram) 2. Diagram perilaku Diagram untuk memvisualisasi, menspesifikasi, membangun dan mendokumentasikan aspek dinamis dari sistem. Diagram strukur di UML terdiri dari : a. Diagram use case (Use case diagram) b. Diagram sekuen (Sequence diagram) c. Diagram kolaborasi (Collaboration diagram)

18 24 d. Diagram statechart (Statechart diagram) e. Diagram aktivitas (Activity diagram) Diagram Use Case Diagram Use case (use case diagram) merupakan salah satu diagram untuk memodelkan aspek perilaku sistem atau digunakan untuk mendeskripsikan apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem (Hariyanto, 2004). Beberapa elemen diagram use case yaitu : 1. Aktor Aktor adalah pemakai sistem, dapat berupa manusia atau sistem terotomatisasi lain. Aktor adalah seseorang atau sesuatu yang dapat berinteraksi dengan sistem, yaitu siapa dan apa yang menggunakan sistem. Aktor adalah tipe (kelas) bukan instan. Aktor akan mempresentasikan peran bukan pemakai individu dari sistem. Aktor memilih nama, nama yang dipilih seharusnya menyatakan peran aktor. administrator operator user(member) Gambar 2.7 Aktor-aktor use case 2. Use case Use case adalah cara spesifik penggunaan sistem oleh aktor. Use case melibatkan interaksi antara aktor-aktor dan sistem. Use case mengemukakan suatu kerja yang tampak.

19 25 Login user (member) Gambar 2.8 Aktor dan use case 3. Keterhubungan Keterhubungan antar use case dengan use case lain berupa generalisasi antara use case yaitu : a. include, perilaku use case merupakan bagian dari use case lain. b. extend, perilaku use case memperluas use case yang lain. Login «include» Proses voting «extends» user (member) Proses Gambar 2.9 Keterhubungan Spesifikasi Use Case (Use Case Spesification) Spesifikasi use case memberikan gambaran lengkap spesifikasi tekstual pada use case. Spesifikasi use case sistem e-voting dilakukan berdasarkan case yang ada pada use case diagram. Spesifikasi use case terdiri dari : a. Deskripsi singkat case, yang menjelaskan apa yang terjadi pada case. b. Pra kondisi yaitu keadaan apa yang terjadi sebelum case berlangsung. c. Karateristik yang dimiliki oleh low case. d. Skenario (flow of event) yaitu menjelaskan cara kerja case mulai dari awal hingga akhir

20 26 e. Pasca kondisi yaitu keadaan apa atau output apa yang dihasilkan setelah case berlangsung Diagram Sekuen Diagram sekuen (sequence diagram) menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message (pesan) yang digambarkan terhadap waktu. Diagram sekuen digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan. Skenario penggunaan adalah barisan kejadian yang terjadi selama satu eksekusi sistem. Diagram sekuen menunjukkan objek sebagai garis vertikal dan tiap kejadian sebagai panah horizontal dari objek pengirim ke objek penerima. Diagram sekuen memiliki beberapa elemen yang terdiri dari : Tabel 2.2 Elemen-elemen dasar Sequence Diagram Nama Penjelasan Gambar 1. Objek lifeline Menggambarkan batasan objek Object1 2. Boundary Berhubungan dengan proses input output ataupun interface halaman login (boundary)

21 27 Tabel 2.2 Elemen-elemen dasar Sequence Diagram (lanjutan) Nama Penjelasan Gambar 3. Controller Berhubungan dengan proses kontrol login (controller) 4. Entity Berhubungan dengan inputoutput data login entity (entity) 5. Message arrow Menggambarkan alir proses, perintah atau pengiriman data Message (call) Message (return) Message 6. Aktivasi Menggambarkan aktivitas objek 7. Actor Mengambarkan actor suatu objek

22 Diagram Aktivasi (Activity Diagram) Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas untuk menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Diagram aktivitas berupa operasi-operasi dan aktivitas-aktivitas di use case (Hariyanto, 2003). Diagram aktivitas dapat digunakan untuk : 1. Pandangan dalam yang dilakukan di operasi. 2. Pandangan dalam bagaimana objek-objek bekerja 3. Pandangan dalam di aksi-aksi dan pengaruhnya pada objek-objek 4. Pandangan dalam suatu use case. 5. Logik dalam proses bisnis Berikut adalah tabel simbol dari aktivasi diagram : Tabel 2.3 Simbol Aktivitas Diagram Simbol Keterangan Start point End point activities Join ( penggabungan) Fork ( percabangan) swimline Sebuah cara mengelompokkan aktifitas berdasarkan aktor (mengelompokkan aktivitas dalam sebuah urutan yang sama)

23 Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur suatu program (Setiawan, 2006). Simbol-simbol dari flowchart memiliki fungsi yang berbeda antara satu simbol dengan simbol lainnya (Davis, 1999). Fungsi dari simbol-simbol flowchart adalah sebagai berikut : Simbol Tabel 2.4 Fungsi simbol-simbol flowchart. Fungsi Simbol process, yaitu menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan didalam program. Simbol offline connector yaitu menyatakan penghubung bila flowchart terputus disebabkan oleh pergantian halaman (misalanya tidak cukup dalam satu halaman). Simbol online connector, berfungsi untuk menyatakan sambungan dari prose ke proses yang lainnya dalam halaman yang sama. Simbol arus/flowline, yaitu menyatakan jalannya arus suatu proses. Simbol decision yaitu menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban yaitu : ya/ tidak. Simbol input/output, menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.

24 30 Tabel 2.4 Fungsi simbol-simbol flowchart (lanjutan) Simbol terminal yaitu menyatakan permulaan atau akhir suatu program. Simbol document, mencetak keluaran dalam bentuk dokumen Bahasa Pemograman PHP PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa computer yang dibuat untuk pengembangan web dinamis. Pada umumnya PHP digunakan di server namun juga dapat berdiri sendiri sebagai aplikasi graphical ( 2008). Penggunaan PHP dan MySQL dipilih karena PHP dan MySQL memiliki beberapa kelebihan seperti dinyatakan oleh Nugroho (2008) kelebihan nya sebagai berikut: 1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya. 2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari mulai IIS sampai dengan Apache dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 4. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena referensi yang banyak. 5. PHP adalah bahasa opensource yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

25 31 Sedangkan database MySQL memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1. Portability MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi. 2. Open Source MySQL dapat didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma- cuma. 3. Multiuser MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat meproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Column types MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/ unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Command dan functions MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam query. 7. Security MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang perizinan yang mendetail serta password terenkripsi. 8. Scalability dan limits MySQL mampu mengani database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 juta ribu serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Connectivity MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

26 Localization MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Interface MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Clients dan tools MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk adminsitrasi database, dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur Tabel MySQL memiliki struktur table yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan.

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan. PENGENALAN MySQL Riana Sepriyanti riana0592@yahoo.com Abstrak MySQL merupakan software database open source yang paling populer di dunia, dimana saat ini digunakan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh

Lebih terperinci

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL Agustina Purwatiningsih., S.Kom 1 Pendahuluan Seperti yang dijelaskan pada pertemuan pertama, web dinamis merupakan web yang di desain agar konten yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto

Lebih terperinci

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL PENGERTIAN PHP DAN MYSQL Adis Lena Kusuma Ratna Adis.lena12@gmail.com Abstrak PHP sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, yang merupakan sebuah bahasa scripting tingkat tinggi

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. MYSQL MySQL merupakan sistem basis dataopen source paling populer. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (Relational Database Management

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Ditinjau dari segi terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu crypto yang berarti secret (rahasia) dan graphia yang berarti writing (tulisan).

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang bersifat tidak rahasia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK

BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK Bab ini menjelaskan proses enkripsi dan dekripsi pada jumlah suara menggunakan algoritma RSA dan analisis kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi merupakan komponen atau perangkat lunak pendukung sistem operasi yang bisa digunakan untuk keperluan membantu kerja manusia sehari-hari seperti pengolahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yang beroperasi bersama-sama untuk memudahan aliran informasi untuk mencapai suatu sasaran atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan sistem informasi database pengajuan barang berbasis web. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam pertukaran atau pengiriman informasi permasalahan yang sangat penting adalah keamanan dan kerahasiaan pesan, data atau informasi seperti dalam informasi perbankan,

Lebih terperinci

2.1 Keamanan Informasi

2.1 Keamanan Informasi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan dalan pengamanan pesan teks dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA Liliana Dwi Kurnia Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH Palembang Abstrak Pesatnya perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia semakin canggih dan teknologi informasi semakin berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem informasi. Terutama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN INFORMASI PADA ELECTRONIC VOTING MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK SKRIPSI

ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN INFORMASI PADA ELECTRONIC VOTING MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK SKRIPSI ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN INFORMASI PADA ELECTRONIC VOTING MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK SKRIPSI POLIN SAUT PATOGU PARDEDE 071402014 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Rini Amelia Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jalan A.H Nasution No.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1 Analisis Permasalahan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Adapun tujuan yang dilakukannmya analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sama lain melalui media perantara (Sofana, 2013). Media perantara dapat

BAB II LANDASAN TEORI. sama lain melalui media perantara (Sofana, 2013). Media perantara dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah computer autonomous. Dalam bahasa populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan

Lebih terperinci

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Konsep Enkripsi dan Dekripsi Berdasarkan Kunci Tidak Simetris Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Dalam tulisan saya pada bulan Agustus lalu telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan rincian semua hal yang menjadi dasar penulisan skripsi ini mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian, dan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Kriftografi Rives Shamir Adleman (RSA) Pada Sebuah Image

Penerapan Algoritma Kriftografi Rives Shamir Adleman (RSA) Pada Sebuah Image Penerapan Algoritma Kriftografi Rives Shamir Adleman (RSA) Pada Sebuah Image Sukaesih 1, Sri Wahyuni 2 Teknik Informatika 1,Komputerisasi Akuntansi 2 Abstrak Perkembangan teknologi informasi sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses pengiriman data (pesan) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. Oleh karenanya

Lebih terperinci

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 20-27 20 Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dari suatu sistem informasi. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya informasi

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate, Medan 20221 mohamadihwani@unimed.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE No Nama aplikasi data base Kekurangan kelebihan 1 ORACLE Merupakan software DMBS yang paling mahal, paling rumit, dan paling sulit untuk dipelajari. Membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat 41 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan pengamanan pesan pada NIC Messenger dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA CESS (Journal Of Computer Engineering System And Science) p-issn :2502-7131 MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Kelurahan yang dipimpin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Kelurahan yang dipimpin BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelurahan Purwokerto Kidul Purwokerto Kidul merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Kelurahan yang dipimpin oleh bapak Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi enkripsi dan dekripsi RSA pada smartphone android, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegertian Komputer Secara ringkas komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang dikontrol oleh sebuah instruksi-instruksi perintah digital. Komputer

Lebih terperinci

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption Dibidang kriptografi, RSA adalah sebuah algoritma pada enkripsi public key. RSA merupakan algoritma pertama yang cocok

Lebih terperinci

Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA

Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA SANTOMO Fakultas Teknik, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. Jl. Manunggal No. 61, Tuban / www.unirow.ac.id. Email :Santomo97@gmail.com Abstrak : Ide dasar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar dalam pembuatan laporan. Dasar-dasar tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori dan konsep yang menjadi landasan materi dari sistem yang akan dibuat. Beberapa teori dan konsep yang akan dibahas antara lain pembahasan konsep dasar voting,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung. Jadi, komputer dapat diartikan alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, sumber daya manusia kepada

BAB II LANDASAN TEORI. kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, sumber daya manusia kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia adalah proses merencanakan, mengorganisir, atau mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pengembangan, kompensasi, penyatuan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Jual Beli Online Menggunakan Algorithma RSA dan MD5 Berbasis Web

Sistem Keamanan Jual Beli Online Menggunakan Algorithma RSA dan MD5 Berbasis Web Sistem Keamanan Jual Beli Online Menggunakan Algorithma RSA dan MD5 Berbasis Web Slamet Widodo 1,Raden Abdul Hadi Hag 2 Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Jalan Srijaya Negara, Palembang

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan

Lebih terperinci

Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel

Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel 1.1 Tujuan a. Mahasiswa dapat mengenal mysql b. Mahasiswa dapat membuat sebuah tabel dan strukturnya 1.2 Materi a. mysql b. Struktur dan Tabel 1.3 Alat dan Bahan a.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy Defenisi Logika Fuzzy Himpunan Fuzzy

BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy Defenisi Logika Fuzzy Himpunan Fuzzy BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy 2.1.1. Defenisi Logika Fuzzy Dalam bahasa inggris, fuzzy mempunyai arti kabur atau tidak jelas. Jadi, logika fuzzy adalah logika kabur, fuzzy atau mengandung unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori. Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat sistem.

BAB III. Landasan Teori. Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat sistem. BAB III. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat sistem. 3.1. Sistem Rekomendasi Menurut McGinty dan Smyth, Sistem Rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Website Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

2.3. Pengertian Aplikasi.

2.3. Pengertian Aplikasi. BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Sebelum melakukan pengembangan sistem, diperlukan beberapa studi literatur untuk mengetahui efektivitas penggunaan sistem informasi pada pemesanan layanan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat banyaknya bidang usaha ikan secara konvensional saat ini maka tidak mudah bagi penjual yang menjual ikannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan. Begitu banyak manfaat teknologi tersebut yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Teknologi

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK Chandra Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 9A Medan, Sumatera Utara e-mail : chandra.wiejaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA 3.1 Sistem ASCII Sebelumnya, akan dijelaskan terlebih dahulu Sistem ASCII sebagai system standar pengkodean dalam pertukaran informasi yaitu Sistem ASCII. Plainteks yang akan dienkripsi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Dalam perancangan dan pengimplementasian perangkat lunak diperlukan perancangan sistem terlebih dahulu yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PHP PHP adalah script bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. Kelebihan PHP yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi dengan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan User Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek 2.1.1 Sejarah Instansi Menurut International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology (VIM), metrologi adalah bidang pengetahuan mengenai

Lebih terperinci

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC Perbandingan Sistem Kriptografi Publik RSA dan ECC Abu Bakar Gadi NIM : 13506040 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: abu_gadi@students.itb.ac.id Abstrak Makalah ini akan membahas topik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak sekali transaksi-transaksi elektronik yang terjadi setiap detiknya di seluruh dunia, terutama melalui media internet yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan uraian dari sebuah sistem kedalam bentuk yang lebih sederhana dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan surat-menyurat sangat populer di era modern ini. Bentuk surat dapat berupa surat elektronik atau non-elektronik. Pada umumnya surat nonelektronik

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Metode MVC sudah banyak diterapkan dan digunakan dalam aplikasi yang mendukung sistem, salah satu diantaranya adalah Perancangan dan Implementasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Android versi 2.2 (Froyo :Frozen Yoghurt) Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahanperubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012 ANALISIS ALGORITMA ENKRIPSI ELGAMAL, GRAIN V1, DAN AES DENGAN STUDI KASUS APLIKASI RESEP MASAKAN Dimas Zulhazmi W. 1, Ary M. Shiddiqi 2, Baskoro Adi Pratomo 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Informasi Keuangan 2.1.1 Pengertian Perancangan Definisi menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang telah terjemahkan oleh Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Informasi semakin pesat sejak munculnya teknologi internet yang sangat membantu dalam kemudahan kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan informasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Indrajani, 2015), dalam penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Basis Data pada Klinik, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan merancang

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN BAB III BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu membangun model perangkat lunak algoritma Pohlig-Hellman multiple-key berdasarkan algoritma RSA multiple-key, maka pada bab ini dimulai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Veren Iliana Kurniadi 13515078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendaftaran Siswa Baru Penerimaan siswa baru merupakan gerbang awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah didalam penyaringan objek-objek pendidikan. Peristiwa penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Authentic Authentic adalah proses dimana seorang user (melalui berbagai macam akses fisik berupa komputer, melalui jaringan, atau melalui remote access ) mendapatkan hak akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaringan komputer di masa kini memungkinan kita untuk melakukan pengiriman pesan melalui jaringan komputer. Untuk menjaga kerahasiaan dan keutuhan pesan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN Sebelum merancang sebuah sistem, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis sistem adalah proses menentukan kebutuhan sistem, apa yang harus dilakukan sistem untuk

Lebih terperinci

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik RSA, ElGamal, dan ECC Vincent Theophilus Ciputra (13513005) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan lebih detil tentang landasan-landasan teori dari tools dan environment yang akan digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak WebSiMaIn. 2.1. Sistem

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA RSA DAN DES PADA PENGAMANAN FILE TEKS

PENERAPAN ALGORITMA RSA DAN DES PADA PENGAMANAN FILE TEKS PENERAPAN ALGORITMA RSA DAN DES PADA PENGAMANAN FILE TEKS Nada Safarina 1) Mahasiswa program studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang limun Medan ABSTRAK Kriptografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Rekomendasi Konsep sistem rekomendasi telah digunakan secara luas oleh hampir semua area bisnis dimana seorang konsumen memerlukan informasi untuk membuat suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Radite Purwahana dalam tugas akhirnya telah membuat tugas akhir yang berjudul RAPOR ONLINE SMA N 8 SURAKARTA BERBASIS PHP, MYSQL, DAN SMS

Lebih terperinci