BAB I PENDAHULUAN. Seekor hewan dengan lahap menyantap buruannya, menikmati sekali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Seekor hewan dengan lahap menyantap buruannya, menikmati sekali"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seekor hewan dengan lahap menyantap buruannya, menikmati sekali santapan yang ada di hadapannya. Hewan tersebut merasa bahagia selama mereka merasa sehat dan makan yang cukup. Pada dasarnya, manusia seharusnya bisa lebih bahagia daripada hewan, tumbuhan, atau makhluk lain di dunia ini 1. Akan tetapi, pada kenyataannya, banyak manusia yang tidak bahagia dalam hidupnya. Ketidakbahagiaan itu dapat berasal dari berbagai permasalahan kehidupan yang berasal dari keluarga, pertemanan, dan lingkungan sosial lainnya, bahkan dari dirinya sendiri. Hidup dengan banyak permasalahan sangat tidak menyenangkan. Setiap manusia pasti ingin lepas dari berbagai permasalahan yang ada dan menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan tersebut yang menjadi tujuan hidup manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007: 87) kebahagiaan berasal dari kata dasar bahagia yang berarti keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Selanjutnya, kebahagiaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesenangan dan ketenteraman hidup. Berdasarkan definisi tersebut, kebahagiaan adalah perasaan senang dan tenteram dalam 1 Bertrand Russel The Philosophy of Happiness, diterjemahkan oleh A. Setiono Mangoenprasodjo dengan judul Filsafat Hidup Bahagia. (Cet I; Yogyakarta: Pradipta Publishing,2004), h.3 1

2 menjalani hidup serta terbebas dari permasalahan yang ada. Kebahagiaan hidup dalam bahasa Prancis biasa disebut dengan la joie de vivre, sedangkan bahagia dalam bahasa Prancis adalah le bonheur. Konsep-konsep mengenai kebahagiaan bersifat abstrak dan berbeda. Hal ini disebabkan karena setiap individu mempunyai tolak ukur masing-masing untuk mencapai kebahagiaan 2. Si A bahagia karena memiliki mobil, tetapi si B bahagia karena bisa selalu berkumpul terus dengan keluarga. Dari semua itu, kebahagiaan di dalam kehidupan sebenarnya berada pada tingkatan yang sangat penting daripada uang dan harta kekayaan 3. Kebahagiaan juga menjadi tingkatan yang paling tinggi dari komponen kehidupan lainnya 4. Karena menjadi tingkatan paling tinggi untuk dicapai, kebahagiaan tidak mudah dimiliki semua orang. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti masalah sosial, konflik, keluarga, kemiskinan dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat kehidupan sosial yang dijalani manusia terkadang tidak semulus yang diharapkan. Ada juga permasalahan sosial di dalam hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok. Begitu pula dengan masalah keluarga yang dihadapi setiap orang. Ada orangtua yang bercerai sehingga anak menjadi pembangkang. Selain permasalahan itu, ada pula permasalahan ekonomi seperti kemiskinan. Terkadang, hidup dalam kemiskinan membuat seseorang tidak bisa meraih h.1 2 Michael Argyle. The Psychology of Happiness. (Cet II: New York: Routledge, 2001), 3 op.cit., h.1 4 op.cit., h.1 2

3 kebahagiaan. Kebahagiaan bisa diraih ketika lepas dari berbagai permasalahan yang ada. Baik itu permasalahan keluarga, sosial, atau kemiskinan. Permasalahan di dalam kehidupan nyata dapat ditemukan di dalam karya sastra. Karya sastra dipilih karena dianggap sebagai cerminan kehidupan. Permasalahan tentang kehidupan itu dikemas dalam novel, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sastrawan memahami bahwa karya sastra adalah bagian penting dari kehidupan dengan semua permasalahannya. Oleh karena itu, dalam karya sastra merupakan representasi dari kehidupan yang sebenarnya. Seperti halnya dalam novel Une Désolation karya Yasmina Reza. Novel ini membahas permasalahan kebahagiaan dalam hidup. Yasmina Reza lahir di Paris, Prancis pada tanggal 1 Mei Dia adalah seorang anak dari orang tua Yahudi yang migrasi ke Prancis. Ayahnya berasal dari Iran, merupakan seorang insinyur, wiraswasta, dan seorang pianis, sedangkan ibunya berasal dari Budapest, Hungaria. Ibunya merupakan seorang pemain violin. Reza kuliah di Universitas Paris X dan pernah melanjutkan pendidikan di sekolah drama Jacques Lecoq sebelum menjadi seorang aktris. Reza pernah menulis drama dengan judul Conversations Après Un Enterrement dan La Traversée de L hiver. Naskah Conversations Après Un Enterrement mendapat penghargaan Moliere Award untuk kategori penulis naskah terbaik. Sedangkan drama berjudul La Traversée de L hiver mendapatkan penghargaan sebagai produksi terbaik. Drama lain berjudul L Art juga meraih kesuksesan yang luar biasa. Drama tersebut pertama kali dipentaskan di Berlin kemudian di Paris pada tahun Drama tersebut meraih Moliere Award untuk kategori penulis terbaik, drama 3

4 terbaik, dan produksi terbaik. Selain itu, drama ini juga mendapatkan penghargaan di Berlin dan London, serta telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa di dunia. Tidak hanya drama, Reza juga menulis beberapa novel, seperti Hammerklavier pada tahun 1997, Une désolation pada tahun 1999, dan Adam habersberg pada tahun Novel Une Désolation karya Yasmina Reza menceritakan sebuah monolog panjang mengenai kehidupan. Seorang bapak menceritakan kisah hidupnya kepada anak laki-lakinya. Samuel Perlman adalah tokoh utama dalam novel tersebut. Dalam novel tersebut dia mempunyai istri dan dua orang anak. Dalam kesehariannya, orang-orang di sekeliling Samuel terlihat senang dan bahagia, tetapi Samuel sendiri tidak bisa mendapatkan kebahagiaan itu. Istrinya mengatakan bahwa bahagia itu sah dan normal. Akan tetapi, Samuel menolak hal itu. Dia merasa istrinya tidak pernah mengerti keadaannya, dan tidak pernah ingin mengetahui keinginannya. Samuel mencoba bertanya kepada anak, istri, dan semua orang tentang arti dari kebahagiaan. Akan tetapi, sampai akhir cerita, dia tidak mendapatkan arti kebahagiaan itu. Novel ini menarik untuk dibahas karena Samuel sebagai tokoh utama sulit untuk memahami arti kebahagiaan dalam hidup. Selain itu, belum pernah ada yang membahas permasalahan mengenai kebahagiaan dalam hidup di Fakultas Ilmu Budaya. Salah satu hal untuk memperoleh kebahagiaan adalah dengan mendapatkan kepuasan hidup. Sedangkan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel tidak pernah memperoleh kepuasan hidup. Tokoh utama selalu berusaha 4

5 mencari arti kebahagiaan menurutnya sendiri. Kebahagiaan yang tidak didapatnya hingga akhir cerita. Désolation dalam bahasa Indonesia berarti menyesal dan penyesalan. Di dalam novel tokoh utama mengalami penyesalan karena tidak mendapat kebahagiaan seperti yang diharapkan. Kebahagiaan yang ditonjolkan oleh Yasmina Reza bisa menjadi kritik sosial tentang arti dari kebahagiaan itu sendiri. Melalui novel ini, dia mencoba mendeskripsikan bentuk kebahagiaan yang sebenarnya. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Banyak anggapan bahwa kebahagiaan bersifat universal dan homogen. Namun, setiap individu memiliki definisi kebahagiaan yang berbeda, sehingga berdasarkan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apa definisi kebahagiaan di dalam novel menurut pengarang? 2. Bagaimana pengaruh kebahagiaan tokoh lain terhadap tokoh utama? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kebahagiaan yang ditonjolkan novel Une Désolation. Kemudian mengungkap bentuk pengaruh kebahagiaan tersebut dari tokoh lain terhadap tokoh utama. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan karya sastra kepada masyarakat. 5

6 Melalui karya sastra ada hal yang bisa disampaikan. Karya sastra tidak hanya sebuah tulisan dari pengarang, tidak hanya penampilan drama dari para pemainnya, akan tetapi karya sastra dapat lebih dari itu. Ada makna yang jadi kritik sosial di dalam karya sastra. Ada keresahan yang akan diungkapkan pengarang melalui karya sastra. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah agar dapat menjadi referensi bagi para peneliti lain. Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan penelitian lain yang mengkaji psikologi sastra, khususnya berkaitan dengan kebahagiaan. 1.4 Tinjauan Pustaka Selama penelusuran, penulis tidak menemukan skripsi atau penelitian yang membahas tentang novel Une Désolation ataupun karya Yasmina Reza lainnya. Selain itu, penulis juga tidak menemukan skripsi yang membahas menggunakan teori psikologi kebahagiaan. Penulis hanya menemukan beberapa penelitian menggunakan teori psikologi sastra, di antaranya adalah sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati Durotul Janah dalam skripsinya yang berjudul Gaya Kepemimpinan Tokoh Utama dalam Novel Vol de Nuit: Tinjauan Psikologis pada tahun Penelitian tersebut menggunakan teori psikologi sastra yang diperdalam menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud serta menggunakan teori kepemimpinan. Psikologi sastra digunakan untuk menganalisis faktor-faktor psikologi yang membentuk gaya kepemimpinan tokoh utama dalam novel tersebut. 6

7 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Made Shinta Maya L.S. Skripsi ini berjudul Perjuangan Menuju Superioritas Tokoh Utama Roman Bel- Ami, Karya Guy de Maupassant Sebuah Tinjauan Psikologis diterbitkan pada tahun Penelitian tersebut menggunakan analisis struktural ditunjang dengan teori psikologi sastra. Teori psikologi sastra digunakan untuk menganalisis perjuangan tokoh utama roman Bel-Ami menuju superioritasnya. Penelitian lain menggunakan teori psikologi sastra juga pernah diteliti oleh Olav Iban dalam skripsinya yang berjudul Aspek Arsitektur dan Pengaruh Psikologis dalam Roman Notre-Dame de Paris Karya Victor Hugo, Analisis Psikologi Sastra diterbitkan pada tahun Penelitian tersebut menggunakan teori psikologi sastra ditambah teori psikologi arsitektur. Teori psikologi sastra digunakan untuk meneliti nilai-nilai historis yang mendorong pengarang untuk menciptakan karya tersebut. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa belum pernah dilakukan penelitian yang menggunakan objek material novel Une Désolation dan objek formal Psikologi Kebahagiaan sehingga penelitian ini layak untuk dilakukan. 1.5 Landasan Teori Pada penelitian ini, penulis menggunakan landasan teori psikologi sastra dan psikologi kebahagiaan. Landasan teori psikologi sastra digunakan untuk menganalisis definisi kebahagiaan oleh pengarang, sedangkan teori psikologi 7

8 kebahagiaan digunakan untuk menganalisis pengaruh kebahagiaan tokoh lain terhadap tokoh utama. Terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian psikologi secara umum. Aktivitas kehidupan manusia beserta tingkah laku dan kondisi kejiwaannya sangat menarik untuk dipelajari. Dibutuhkan beberapa cabang ilmu pengetahuan untuk mempelajarinya. Seperti fisiologi, digunakan untuk mempelajari sifat dan perilaku manusia yang fokus terhadap sifat-sifat khas dari organ dan sel yang ada di dalam tubuh manusia. Ada pula sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku manusia yang fokus pada kelompok masyarakat sebagai suatu kesatuan sosial. Dari kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut muncul lah psikologi 5. Secara harfiah, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Sehingga bisa disebutkan bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Selain penjelasan tersebut, psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis serta jiwa manusia 6. Dapat dikatakan bahwa psikologi mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pola kehidupan manusia, tingkah laku, serta kondisi kejiwaan manusia. Psikologi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu psikologi umum, psikologi khusus, psikologi teoretis dan psikologi praktis serta psikologi empiris. Psikologi umum mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, sedangkan psikologi khusus mempelajari perbedaan individu dan kelainan tingkah laku 5 Kartini Kartono. Psikologi Umum. (Cet I;Bandung : Penerbit Mandar Maju,1996), h.3 6 Kartini Kartono.. Psikologi Umum, h.1 8

9 manusia seperti psikologi abnormal, psikologi watak, psikologi kebahagiaan dan sebagainya. Selanjutnya, yang termasuk ke dalam psikologi teoritis adalah psikologi teknik, psikologi pedagogik, psikologi medis, dan lain sebagainya. Selain beberapa cabang ilmu psikologi tersebut masih ada cabang ilmu psikologi yaitu psikologi empiris. Psikologi empiris yaitu cabang ilmu psikologi yang melakukan pengamatan terhadap objek tertentu, seperti manusia di dalam kondisi tertentu Psikologi Sastra Psikologi sastra adalah ilmu interdisipliner ilmu antara psikologi dan sastra 8. Psikologi sastra termasuk ke dalam psikologi pedagogik, merupakan bagian dari psikologi teoretis. Mempelajari psikologi sastra secara umum dapat berarti mempelajari manusia dari sisi dalam jiwanya 9. Selain itu, dengan mempelajari psikologi sastra, kita dapat memahami sisi kedalaman jiwa manusia yang direpresentasikan oleh pengarang melalui kehadiran para tokoh. Pembaca juga bisa membuat makna interpretasi terhadap karya sastra. Psikologi sastra menempatkan karya sastra pada posisi yang dominan dibandingkan dengan psikologi sendiri. Hal ini terjadi karena psikologi sastra tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu teori psikologi. 7 Kartono Kartini, Psikologi Umum, h.13 8 Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Psikologi Sastra Teori, Langkah dan Penerapannya (Cet I; Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta, 2008), h.16 9 Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Psikologi Sastra, h.14 9

10 Ada empat pendekatan teori psikologi sastra yang bisa digunakan dalam meneliti karya sastra. Empat pendekatan tersebut yaitu pendekatan melalui studi psikologi pengarang, melalui studi proses kreatif, melalui studi tipe dan hukumhukum psikologi yang diterapkan kepada karya sastra, serta yang terakhir pendekatan yang mempelajari dampak sastra kepada pembaca 10. Pendekatan pertama yaitu studi psikologi pengarang. Pendekatan ini lebih menganalisis latar belakang, pola pikir, serta perilaku pengarang di dalam pembuatan karya sastra. Studi ini mencoba menelaah latar belakang pengarang dalam pembuatan cerita dan mengidentifikasi kejadian tertentu yang melatarbelakangi penciptaan karya 11. Atau adakah pengalaman orang lain yang diceritakannya kembali? Atau justru pengarang tiba-tiba mendapatkan ilham kemudian mengelaborasikan dengan khayalannya? Selain latar belakang pembuatan karya, pola pikir dan perilaku pengarang patut diperhatikan juga. Apakah pengarang mempunyai pola pikir yang lurus, atau malah berkelok-kelok? Bagaimanakah perilaku pengarang sehari-harinya? Serta bagaimana perilaku pengarang di saat pembuatan karya sastra ini. Pendekatan yang kedua melalui studi proses kreatif. Studi ini menganalisis proses kreatif meliputi semua tahapan awal pembuatan sampai akhirnya menjadi sebuah karya sastra 12. Misalnya saja tahapan itu seperti apakah karakteristik dan tipe menulis pengarang berpengaruh terhadap karya sastranya? Apakah karakteristik pengarang bertahan sampai akhir? Ataukah justru ketika berada di 10 Rene Wellek dan Austin Warren, Theory of Literature yang diterjemahkan oleh Melani Budianta dengan judul. Teori Kesusastraan. (Cet I;Jakarta: Gramedia, 1990), h Rene Wellek dan Austin Warren, Theory of Literature, h Rene Wellek dan Austin Warren, Theory of Literature, h.99 10

11 tengah jalan pengarang mengubah karakteristiknya? Selain itu, tipe menulis yang dipakai seperti apa? Melalui goresan tinta, mesin ketik manual, atau langsung menggunakan komputer? Pendekatan yang ketiga yaitu pendekatan melalui studi tipe dan hukumhukum psikologi. Pendekatan ini menggunakan hukum-hukum psikologi untuk menganalisis karya sastra. Hukum-hukum psikologis seperti tentang perilaku manusia yang berada di dunia nyata dengan yang ada di dalam novel. Apakah perilakunya sama dengan perilaku manusia di dunia nyata? Jika sama, apakah perilakunya sama semuanya atau sebagian saja? Atau justru berbeda sama sekali dengan perilaku manusia di dunia nyata? Pendekatan yang keempat digunakan untuk menganalisis efek karya sastra terhadap pembaca setelah pembacaan. Bagaimana kesan dan tanggapan setelah membaca karya sastra tersebut? Apakah mereka berpikiran sama dengan tokoh yang ada atau tidak? Atau pemikiran pembaca malah bertolak belakang dengan tokoh yang ada? Apakah setelah membaca karya sastra mempengaruhi terhadap kehidupan sehari-harinya? Dari keempat pendekatan tersebut yang paling berkaitan dengan karya sastra adalah pendekatan ketiga 13. Analisis psikologi terhadap karya sastra sangat mungkin terjadi dan tidak terlalu berlebihan. Hal ini terjadi karena psikologi dan karya sastra sama-sama membahas manusia. Terdapat sedikit perbedaan psikologi dan karya sastra, jika karya sastra membahas manusia yang diciptakan oleh pengarang atau manusia imajiner sedangkan psikologi membahas manusia yang 13 Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra. (Cet III;Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,2009),106 11

12 diciptakan oleh Tuhan secara nyata hidup di dunia 14. Namun, dalam menggambarkan karakter dipengaruhi oleh model manusia nyata pada umumnya. Psikologi sastra digunakan untuk membahas definisi kebahagiaan pengarang serta kebahagiaan tokoh yang ada di dalam cerita. Tidak hanya sampai pada kajian itu saja, penelitian ini juga membahas bentuk pencarian kebahagiaan serta pengaruh kebahagiaan oleh tokoh utama. Oleh karena itu, digunakan psikologi kebahagiaan untuk menemukan jawaban atas permasalahan tersebut Psikologi Kebahagiaan Salah satu fungsi dari psikologi khusus yaitu untuk mempelajari perbedaan individu dan tingkah laku manusia. Beberapa hal yang termasuk ke dalam psikologi khusus, antara lain, psikologi watak, abnormal, psikologi kebahagiaan, dan sebagainya. Penulis menggunakan psikologi kebahagiaan dari Michael Argyle sebagai landasan teori. Psikologi kebahagiaan adalah cabang ilmu dari psikologi yang mempelajari tentang kebahagiaan dalam diri manusia. Kebahagiaan adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia, bahkan menjadi tujuan hidup. Kehidupan sehari-hari manusia menempatkan kebahagiaan pada unsur paling atas di antara lainnya. Konsep mengenai kebahagiaan pada masing-masing orang memililki perbedaan dan berrsifat misterius. Ada yang bahagia ketika bersama teman, ketika bersama keluarga, ketika menolong orang, ataupun hal lainnya. Orang-orang tersebut melakukan hal yang dapat menghasilkan kepuasan batin serta emosi 14 Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra. h

13 positif. Menurut Argyle, Kepuasan batin dan emosi positif seringkali menjadi tolok ukur untuk penentu kebahagiaan 15. Banyak cara yang dapat dilakukan manusia dalam memperoleh kebahagiaan. Masing-masing mempunyai cara sendiri sesuai dengan keinginan masing-masing. Beberapa di antaranya dengan melakukan hubungan sosial, menjalankan hobi, memanfaatkan waktu luang, mendapatkan kepuasan batin dengan cinta, dan hubungan seksual. Michael Argyle berpendapat bahwa kebahagiaan memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan bersosial 16. Dengan kata lain, kemampuan seseorang dalam bersosialisasi memiliki pengaruh terhadap tingkat kebahagiaan yang didapatnya. Seseorang yang memperoleh kebahagiaan biasanya mempunyai kemampuan bersosialisasi yang bagus. Hubungan sosial yang ada di sekitar manusia bermacam-macam. Mulai dari hubungan sosial dengan keluarga, lingkungan sekitar, serta pertemanan. Masing-masing memiliki porsi yang berbeda. Keluarga memegang peranan paling penting karena keluarga merupakan hubungan sosial yang pertama kali dilakukan oleh manusia. Sikap, sifat, perilaku bahkan kebahagiaan dibentuk dari lingkungan ini. Selain dari keluarga, manusia mulai berhubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Hubungan sosial dengan lingkungan sekitar yang ada seperti lingkungan dengan tetangga ikut mempengaruhi manusia dalam meraih kebahagiaan. Tetangga yang baik dan selalu menolong, lebih mudah meraih 15 Michael Argyle, The Psichology of Happiness, h.1 16 Michael Argyle, The Psichology of Happiness, h.2 13

14 kebahagiaan dibandingkan tetangga yang sering iri dan dengki terhadap tetangga lain. Bahkan tetangga yang sudah sangat akrab terkadang dianggap sebagai anggota keluarga sendiri. Hubungan sosial lain yang bisa sebagai wadah untuk meraih kebahagiaan adalah hubungan pertemanan. Selama hidupnya, manusia berteman dengan semua orang baik yang sejenis ataupun berbeda jenis dan berasal dari sekolah, dari kenalan. Kebahagiaan bisa dicapai bersama teman jika tidak dapat dicapai bersama keluarga. Selain dengan cara sosialisasi manusia juga dapat memperoleh kepuasan batin yang menjurus ke kebahagiaan. Kepuasan menurut KBBI (2007:902) adalah perihal yang bersifat puas, kesenangan serta kelegaan. Kepuasan batin berarti segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kesenangan dan merasa puas dari dalam diri manusia sendiri. Kepuasan batin ini bisa diperoleh dengan beberapa cara, seperti mendapatkan cinta, berhubungan seksual ataupun dengan memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan, dapat mempengaruhi hal-hal seperti kepuasan batin ini. Merujuk pada pernyataan sebelumnya bahwa kepuasan batin dapat diperoleh melalui cinta, seksualitas, ataupun dengan tingkat keagamaan seseorang. Kebahagiaan dapat membuat cinta menjadi lebih indah, hubungan seksualitas lebih menarik lagi serta dapat pula untuk lebih memperdalam tingkat keagamaan seseorang. 14

15 Kebahagiaan dan Hubungan Sosial Seperti dijelaskan di atas, ada hubungan yang erat antara kebahagiaan dan sosialisasi. Hubungan sosial yang terjadi bisa beberapa macam, seperti hubungan keluarga, pertemanan, relasi kerja dan lain sebagainya. Hubungan dengan keluarga merupakan interaksi awal manusia ketika terlahir ke dunia. Selanjutnya, manusia akan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, masyarakat, dan memiliki hubungan sosial dengan orang lain. Semakin banyak hubungan sosial maka semakin meningkatkan kemampuan bersosialisasi seseorang. Dengan demikian, dekat pula orang tersebut kepada kebahagiaan. Hubungan antara kebahagiaan dengan kemampuan bersosialisasi seseorang sangat dekat. Kemampuan bersosialisasi yang baik membawa pengaruh terhadap setiap individu. Pengaruh itu dapat berupa kebahagiaan, serta rasa senang. Individu yang memiliki hubungan sosial yang baik biasanya memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih besar Kebahagiaan dalam Lingkungan Keluarga dan Pertemanan Hubungan pertama yang dialami manusia adalah hubungan keluarga. Sebagian besar interaksi orang tua dan anak memiliki implikasi masa depan. Hal ini terjadi karena keluarga adalah tempat belajar cara berhubungan dengan orang lain 17. Manusia sejak dilahirkan ke dunia sudah berinteraksi dengan keluarga. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dimulai dari keluarga. Lingkungan keluarga dan pertemanan memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat 17 Robert A Baron, Donn Bryne, The Psychology of Social, diterjemahkan oleh Dra. Ratna Djuwita, Dipl Pschl dengan judul Psikologi Sosial (CetII; Jakarta: Erlangga, 2005), h.67 15

16 kebahagiaan seseorang. Hubungan yang baik dan penuh keakraban di dalam keluarga menimbulkan kebahagiaan bagi anggota keluarga tersebut. Begitu juga dalam hubungan pertemanan. Hubungan pertemanan merupakan salah satu unsur untuk mendapatkan kebahagiaan 18. Di dalam lingkungan keluarga, semua anggota memiliki peran masingmasing. Ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai ibu rumah tangga, dan anak sebagai pihak yang diasuh serta diatur. Semua telah diatur sedemikian rupa. Jika lingkungan keluarga berjalan dengan harmonis, maka kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya. Selain di dalam lingkungan keluarga, dalam hubungan pertemanan pun seseorang bisa memperoleh kebahagiaan. Memiliki teman adalah hal yang positif sebab teman dapat menolong dalam mengatasi stres 19. Seseorang bisa melakukan banyak hal saat bersama teman, seperti bercanda, bermain, jalan-jalan, atau kegiatan lain. Mereka berbagi apa yang sedang dialami ataupun yang telah dialami. Dengan berbagi satu sama lain, seseorang bisa mencurahkan rasa yang sedang dialami. Bercerita dengan teman dekat serta mencurahkan ras adalah salah satu sumber kebahagiaan. Tidak memiliki teman bisa menjadi salah satu faktor penghambat dalam mendapat kebahagiaan. Individu yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian, tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak memilikinya 18 Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h Hartup dan Stevens, 1999 via Baron, Psikologi Sosial, h15 16

17 adalah orang yang kesepian 20. Akibat dari kesepian bisa berupa depresi, cemas, tidak puas, dan tidak bahagia. Kesepian ini bisa terjadi pada beberapa fase kehidupan manusia seperti pada fase anak-anak, fase remaja, bahkan fase dewasa. Salah satu karakteristik dari orang dewasa yang kesepian dan tidak memiliki teman adalah negativitas personal atau kecenderungan umum untuk menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri Kebahagiaan dalam Hubungan di Ranah Publik Ranah publik adalah wadah yang tepat untuk bersosialisasi dan mengenal individu lain. Di ranah publik, manusia menggali potensi yang dimiliki. Memperlihatkan kemampuan tersebut kepada orang lain dan kemudian saling berinteraksi dengan hal tersebut. Hubungan di ranah publik berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan seseorang. Seperti dalam lingkungan kerja, seseorang memiliki hubungan baik atau tidak dengan rekan kerjanya bisa berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaannya. Faktor yang mempengaruhi tidak hanya dengan rekan kerja saja. Bisa dengan klien, atasan dan lain sebagainya. Kepuasan hidup berpengaruh dalam pekerjaan, semakin merasa puas dalam kehidupan, tingkat kepuasan dalam pekerjaan juga bertambah 22. Kepuasan dalam hubungan kerja juga mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Begitu juga dalam hubungan bermasyarakat. Memiliki hubungan baik dengan masyarakat sekitar bisa menjadi faktor untuk mendapatkan kebahagiaan. 20 Baron, Psikologi Sosial, h Baron, Psikologi Sosial, h Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h.91 17

18 Sebagai contoh, dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering bergaul dengan banyak orang, sering berinteraksi dan berhubungan baik membuat kebahagiaan akan datang Kebahagiaan dan Kepuasan Batin Individu Michael Argyle mengatakan bahwa kepuasan adalah salah satu unsur penting dari kebahagiaan. Jika kesenangan itu bagian emosional, maka kepuasan bagian kognitifnya 23. Kepuasan batin berarti segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kesenangan dan merasa puas dari dalam diri manusia sendiri. Jika seseorang merasa puas, bisa berarti orang tersebut bahagia dalam hidupnya. Setiap individu memiliki kepuasan yang berbeda, terutama kepuasan batin. Beberapa faktor yang bisa dicapai untuk kepuasan batin, diantaranya seks, cinta dan agama. Seksualitas merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan rumah tangga. Tanpa melakukan hubungan seks, kehidupan pasangan menjadi hambar. Bumbu-bumbu dalam berhubungan seks bisa membuat kehidupan lebih variatif. Selain itu, bisa membuat semangat hidup muncul kembali. Hubungan seksual yang baik membuat keintiman rumah tangga bisa terjaga dengan baik. Pasangan suami istri bisa mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Cinta merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak akan bisa dipisahkan dengan cinta. Ada cinta dengan orang tua, dengan lawan jenis, atau lingkungan sekitar. Rasa cinta tidak hanya itu saja, cinta terhadap negara bisa dikategorikan sebagai sebuah nasionalisme. 23 Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h.53 18

19 Namun, cinta terhadap pasangan dan orang-orang terdekat merupakan salah satu sumber untuk meraih kebahagiaan dalam hidup. Hal terakhir adalah tingkat keagamaan yang tinggi secara tidak langsung membuat keintiman dengan Tuhan menjadi tinggi. Hal tersebut bisa menjadi indikator kebahagiaan pada masingmasing individu Seksualitas Seksualitas merupakan salah satu faktor untuk memperoleh kebahagiaan dan kepuasan batin. Seksualitas adalah kehidupan seks dan merupakan kebutuhan alami manusia. Setiap manusia membutuhkan kehidupan seks untuk memperoleh keturunan dan bisa juga untuk memperoleh kepuasan batin tersendiri. Rasa puas yang didapat digunakan untuk meningkatkan keharmonisan rumah tangga dan membahagiakan pasangan. Berhubungan seks meningkatkan ikatan batin antar pasangan serta menumbuhkan emosi positif dalam hidup yang membuat kepuasan batin tersendiri 24. Selain bisa untuk mempererat hubungan, keintiman yang didapat dari berhubungan seksual juga bisa untuk membuat hubungan jadi lebih awet. Sebagai contoh, kehidupan seks yang baik dalam rumah tangga bisa membuat kedua pasangan menjadi bahagia. 24 Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h.31 19

20 Cinta Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami jatuh cinta. Cinta adalah perasaan tertarik kepada pihak lain dengan harapan mendapat respon 25. Seseorang yang jatuh cinta akan merasa berbunga-bunga, gembira dan senang. Apalagi jika yang dicintainya juga merasakan hal yang sama. Cinta membuat hidup seseorang menjadi indah. Orang yang sedang jatuh cinta akan mengalami kepuasan batin jika sedang bersama yang dicintainya. Sebagai contoh, orang yang sedang jatuh cinta melakukan hal yang disenangi bersama dengan pasangannya akan membuat kebahagiaan dalam hidup mereka. Dicintai dan mencintai membuat hidup lebih berwarna. Menurut Michael Argyle, jatuh cinta juga berkaitan dengan suasana hati yang baik. Ketika sedang berada di dalam suasana yang baik, manusia mengalami kebahagiaan. Cinta bisa membuat bahagia karena cinta merupakan bagian dari pengalaman dengan tingkat keintiman yang sangat tinggi 26. Selain perasaan tertarik kepada lawan jenis, ada jenis cinta yang lain, yaitu cinta yang terjadi pada hubungan keluarga. Pada hubungan keluarga ini sang anak mencintai dan menyayangi orang tua, dan sebaliknya Agama Menurut Michael Argyle, agama tidak hanya menghasilkan efek positif pada kesejahteraan tetapi juga pada kebahagiaan umum, kesehatan mental dan 25 Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus (Cet I;Jakarta: Pustaka Obor, 2011), h Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h

21 fisik 27. Efek terbesar adalah pada yang terakhir. Individu yang memiliki tingkat keagamaan yang baik, biasanya lebih besar memperoleh kepuasan batin dibanding yang tidak beragama. Kepuasan batin itu diperoleh karena hati merasa tenteram dan nyaman ketika dekat dengan Tuhan. Bagi yang mempunyai tingkat religiositas yang tinggi akan mudah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Saat jauh dari Tuhan, akan merasa cemas, gundah dan resah sehingga tidak mendapat kepuasan batin. Sebagai contoh, manusia dalam keadaan terpuruk biasanya mengalami tekanan batin yang hebat, untuk bisa mengatasi masalah tersebut adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Berdoa dan menceritakan keluh kesah kepada Tuhan akan menghasilkan kepuasan batin. Beban akan sedikit berkurang dan bisa mengatasi keadaan akan menghasilkan kebahagiaan. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang sesuatu yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan objek ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Michael Argyle, The Psychology of Happiness, h Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h

22 Secara umum, metodologi penelitian yang dilakukan seperti pada kebanyakan metodologi penelitian yang lain yaitu meliputi mengumpulkan data, identifikasi masalah, perumusan masalah, menyusun kerangka teori, merumuskan hipotesis, menganalisis data dan yang terakhir menyajikan hasil analisis data 29. Data primer bagi penelitian ini adalah novel Une Désolation, sebagai objek material. Objek formal penelitian ini adalah teori psikologi sastra dan psikologi kebahagiaan, dari Michael Argyle. Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap pertama, mendeskripsikan persamaan dan perbedaan persepsi kebahagiaan oleh para tokoh dalam novel Une Désolation. Tahap kedua adalah mendeskripsikan penolakan-penolakan kebahagiaan oleh tokoh utama serta penyebab penolakan kebahagiaan oleh tokoh utama. Tahapan berikutnya menyajikan hasil penelitian di dalam bab II dan bab III. 1.7 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam karya tulis ini terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, daftar pustaka dan extrait. Bab I berisi pendahuluan tentang penelitian ini yang di dalamnya berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Di dalam Bab I ini juga berisi landasan teori dan metode penelitian untuk analisis dalam Bab II dan Bab III. 29 Faruk, Metodologi Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal (Cet I; Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.13 22

23 Bab II dan Bab III berisi analisis tentang kebahagiaan yang merupakan kajian utama di dalam novel Une Désolation tersebut. Selain itu, ada juga analisis mengenai definisi kebahagiaan serta pengaruh kebahagiaan terhadap tokoh utama melalui novel Une Désolation. Bab IV sebagai bab terakhir yang berisi kesimpulan. Daftar pustaka berisi daftar tulisan dan karya yang menunjang dalam penelitian ini, sedangkan extrait berisi ringkasan skripsi dalam bahasa Prancis. 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya novel adalah sebuah karya sastra yang membangun sebuah dunia yang utuh sesuai dengan keinginan pengarangnya. Dunia tersebut dapat dikatakan sebagai luapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SUSI RACHMAWATI F

SUSI RACHMAWATI F HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang tentang hidup. Karya sastra yang diciptakan seorang pengarang adalah gambaran dan kepekaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil studi pustaka yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Widya Haznawati 1 Arif Mustofa 2, Riza Dwi Tyas.W 3 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Konflik dalam Karya Sastra Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan wanita sebagai makhluk yang terlahir dengan keindahan dan kelembutan. Setiap wanita akan menjaga keindahan yang telah dikaruniakan Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan jiwa.sastra merupakan wakil jiwa melalui bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memang tidak luput dari masalah. Permasalahan tersebut meliputi masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, dan sesama, interaksinya dengan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah wadah bagi pengarang untuk menyampaikan gagasan, ide, pemikiran yang berdasarkan pengalaman dan kenyataan sosial yang

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KOMPARATIF UNSUR NATURALISME DALAM ROMAN UNE VIE KARYA GUY DE MAUPASSANT DAN LA MORT D OLIVIER BECAILLE KARYA ÉMILE ZOLA

2015 ANALISIS KOMPARATIF UNSUR NATURALISME DALAM ROMAN UNE VIE KARYA GUY DE MAUPASSANT DAN LA MORT D OLIVIER BECAILLE KARYA ÉMILE ZOLA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah bentuk apresiasi seorang penulis, ia dapat menggambarkan, mengungkapkan, menceritakan dunianya tanpa batas dalam rangkaian kata-kata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah rancangan atau buram surat; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sumber kepribadian seseorang. Di dalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar yang dapat membentuk kepribadian seserang. Tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu institusi budaya yang mempengaruhi dan dipengaruhi kenyataan sosial. Seorang seniman atau pengarang akan melibatkan sebuah emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia memiliki banyak realita yang mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum biasa mewadahi

BAB I PENDAHULUAN. sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum biasa mewadahi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kajian Psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologi (Hartoko melalui Endaswara, 2008:70). Dasar konsep dari psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id No BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian karya sastra melalui analisis dokumen berupa studi pustaka. Tempat penelitian tidak terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil

Lebih terperinci

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE Dalam bab ini, penulis menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan selanjutnya teori yang telah diuraikan digunakan sebagai acuan pada penulisan

Lebih terperinci

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH SKRIPSI

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH SKRIPSI KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH SKRIPSI Oleh MARETTA TIARA S. NIM 09340104 PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif dimana manusia beserta kehidupannya menjadi objeknya. Sebagai hasil seni kreatif sastra juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat 181 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra menghasilkan beberapa temuan penting yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra muncul sebagai pengungkapan apa yang telah dialami dan dilihat oleh pengarang. Oleh karena itu, karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas

Lebih terperinci

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, BAB II IBU DAN ANAK 2.1 Arti Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil dari perenungan dan imajinasi, selain itu juga berdasarkan yang diketahui, dilihat, dan juga dirasakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip definisi Gillian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Nilai Pendidikan Salah satu karya sastra seperti novel terdapat di dalamnya nilai pendidikan yang dapat dipetik oleh pembaca melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahagia Suami Istri 1. Definisi Bahagia Arti kata bahagia berbeda dengan kata senang. Secara filsafat kata bahagia dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sosial pada remaja ditandai dengan meningkatnya intensitas komunikasi dengan teman sebaya.dimana perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci