BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Yohanes Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari semua jenjang pendidikan. Menurut De Bono (1990) matematika adalah salah satu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini diperkuat oleh Syaban (2010) bahwa melalui pembelajaran matematika dapat mengembangkan cara berpikir kritis karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan yang mempelajarinya terampil dalam berpikir secara rasional, logis, dan kritis. Berfikir kritis merupakan salah satu perkembangan yang perlu ditumbuhkan sejak dini dan merupakan bagian dari perkembangan kognitif anak serta kreativitas anak dalam memecahkan persoalan dan permasalahan yang dihadapi anak. Ada yang mengartikan Critical sebagai evaluative, yaitu proses berfikir kritis adalah merupakan proses mengevaluasi segala sesuatu yang anak perbuat. Paul (dalam Fisher, 2008) mengemukakan berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Menurut Piaget (2001) pemahaman yang sungguh-sungguh akan suatu pengertian atau suatu teori menuntut suatu penemuan kembali teori itu. Seorang murid dapat mengulangi dan menggunakan suatu pengertian seakan-akan seperti mengerti. Pengertian yang tepat menuntut seorang murid, paling tidak dapat menemukan sendiri alasannya. Murid dapat memecahkan persoalan namun tetap belum memahami persoalan itu. Murid belum mengerti segala unsur yang tersangkut meskipun ia dapat menggunakan rumus itu. Oleh karena itu murid memerlukan latihan dalam mengungkapkan gagasan. Namun dalam prakteknya ada faktor lain yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir kritis menjadi lebih beragam seperti perbedaan gender. Pada proses kegiatan pembelajaran di kelas banyak siswa yang terlibat baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan dimana setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi tentang materi pelatihan dari guru. Secara biologis laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan itu terlihat jelas pada alat reproduksi, adanya hormon yang berbeda dan adanya perbedaan ini berakibat pada perlakuan yang berbeda terhadap
2 laki-laki dan perempuan. Selain faktor biologis, faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor psikologis. Secara psikologis laki-laki dan perempuan berbeda. Faktor psikologis terkait dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Siswa bergender laki-laki dapat memahami dan menganalis masalah dengan menyebutkan yang diketahui dan yang ditanyakan, proses berpikir yang digunakan adalah proses pembentukan pengertian. Langkah dapat merancang dan merencanakan solusi, siswa laki-laki menggunakan proses berpikir pembentukan pendapat. Proses berpikir dapat dilihat ketika siswa menyempurnakan gambar yang disediakan dalam soal, dapat langsung membuat kaitan antara yang diketahui dan yang ditanyakan dalam hal ini pendapat siswa sangat berpengaruh. Kemudian siswa laki-laki dapat mencari solusi dari masalah pemecahan, dalam langkah ini menggunakan proses berpikir pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini terlihat dalam menghitung luas daerah yang diarsir. Menggunakan rencana pemecahan yang telah di susun, menggunakan seluruh data yang disajikan dalam masalah. Langkah selanjutnya siswa laki-laki dapat memeriksa solusi, siswa menggunakan berhitung mental tanpa menuliskan apapun yang dikerjakannya, siswa hanya meneliti dan meyakini kebenaran langkah yang telah ia susun. Proses berpikir pada langkah ini adalah proses berpikir pembentukan keputusan. Siswa bergender perempuan dapat memahami masalah menggunakan proses berpikir pembentukan pengertian, hal ini dapat dilihat dengan siswa perempuan membaca masalah secara keseluruhan dan mendalam untuk dapat memahami, sehingga dapat dengan mudah dan benar menyebutkan apa yang diketahui pada masalah dan menyebutkan apa yang ditanyakan selain itu juga hal ini ditunjukan dengan hasil tertulis yang dikerjakan oleh siswa perempuan. Selanjutnya dapat merancang dan merencanakan solusi menggunakan proses berpikir pembentukan pendapat dan pembentukan pengertian. Pembentukan pendapat ini dapat dilihat dari siswa perempuan dapat menyebutkan dan menjelaskan pengetahuan pendukung yaitu pengetahuan tentang bangun datar (segitiga dan persegi) kemudian menyebutkan rumus rumus yang digunakan. Kemudian siswa dapat mengkaitkan antara yang diketahui dan hal yang ditanyakan, kemudian siswa perempuan menyebutkan pengetahuan-pengetahuan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya siswa perempuan dapat mencari solusi dari masalah menggunakan proses berpikir pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini dapat terlihat siswa perempuan dapat menjawab masalah dengan berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah disusun. Langkah keempat siswa perempuan dalam
3 memeriksa solusi hal ini sesuai dengan siswa dapat memeriksa dan meneliti solusi yang telah disusun. Siswa perempuan menggunakan proses berpikir pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukowiyono, Tri Atmojo K, Imam Sujadi (2011) dalam jurnal yang ber judul Proses Berpikir Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Pokok Bangun Datar Berdasarkan Prespektif Gender menunjukkan hasil bahwa siswa lak-laki dapat memahami dan menganalisis masalah dengan menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan menggunakan proses pembentukan pengertian dan pembentukan keputusan. Pada siswa perempuan memahami masalah menggunakan proses berpikir pembentukan pengertian, pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini dapat terlihat siswa perempuan dapat mudah dan benar dalam menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan serta menjawab masalah berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusparatri, Retno Kuning Dewi (2012) dalam jurnalnya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yaitu dalam pelaksanan pembelajaran berbasis masalah, guru melakukan evalusi dan penilaian. Evaluasi dapat dilakukan dengan penilaian proses. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah dan bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan dan kemampuan berpikir kritis siswa akan tampak dalam pemilihan dan cara pemecahan masalah yangg tepat sesuai perkembangan jaman dan konteks/lingkungannya. Teknik penilaiannya salah satunya juga dapat dilakukan dengan meminta siswa memprentasikan hasil kerja mereka di depan kelas. Dari proses penilaian tersebut akan tampak bahwa siswa dapat mengungkapkan pendapat dan mampu memilih pemecahan masalah yang tepat sehingga salah satu tujuan yang ingin didapat yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dapat dikatakan tercapal Sehubungan dengan hal tersebut, disarankan dalam pelaksanaan pembelajaran materi dampak perubahan sosial, guru menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan dan dimodifrkasi dengan metode, model pembelajaran serta strategi pembelajaran yang lain seperti pembelajaran CTL dan sebagainya sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai Deskrpsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender pada Materi
4 Persamaan Garis Lurus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga dapat membantu guru maupun sekolah dalam memperbaiki dan merencanakan proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP pada materi persamaan garis lurus? 2. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP pada materi persamaan garis lurus? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsi kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP pada materi persamaan garis lurus. 2. Mendeskripsi kemampuan berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP pada materi persamaan garis lurus. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, adapun manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Menambah pengetahuan dan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa SMP laki-laki dan perempuan, b. Sebagai bahan kajian dan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru Memberi gambaran mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi bangun datar, sehingga dapat membantu dalam menyiapkan dan merencanakan pembelajaran yang efektif dalam matematika. b. Bagi sekolah Memberikan masukan positif untuk kemajuan sekolah melalui peningkatan pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran matematika.
5 E. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi pada deskrpsi kemampuan berpikir kritis siswa SMP berdasarkan gender pada materi persamaan garis lurus.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika membantu memudahkan dalam perhitungan suatu masalah dalam ilmu tersebut, misalnya ilmu ekonomi, ilmu fisika,
Lebih terperincicommit 1 to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang mendapat masalah sesuai kemampuannya. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah merupakan sebuah kata yang hampir tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Namun, sesuatu dapat menjadi masalah tergantung bagaimana seseorang menyikapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika dalam implementasinya tidak hanya berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam implementasinya tidak hanya berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, tetapi matematika juga dapat berguna dalam memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis i. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Santrock (2014) berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan bernalar dan koneksi siswa mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika. Oleh karena itu kurangnya kemampuan bernalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan modal utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya program pendidikan, manusia dipersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu sistem mempunyai komponen penting, yaitu guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting mengenai masalahmasalah yang dihadapi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguhsungguh dan terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar kurang maksimal dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk kreatif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kurangnya inovasi baru dalam mengajar dapat menyebabkan siswa merasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan belajar matematika. bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan informasi mengalami perubahan pesat kearah yang lebih maju yang sedang terjadi pada segala bidang termasuk pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP SISWA KELAS VIII
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP SISWA KELAS VIII Yanu Candra Admaja Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS BERBASIS PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA ( PTK Kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini telah berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti kita ketahui bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting. Sesuai dengan pendapat Trianto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui hasil observasi selama penulis melakukan Praktek Pengenalan Lapang (PPL) dan sesi wawancara kepada guru di SMP Muhammadiyah 2 Batu diperoleh informasi bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman merupakan guru yang paling baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Membaca sangat penting untuk digunakan sepanjang hidup. Seperti yang dikemukakan oleh De Porter (2003, hlm. 182) bahwa membaca merupakan keterampilan berharga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas, serta akan berdampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang yang tersedia, mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tuntutan era globalisasi saat ini adalah kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Yang bertujuan untuk mewujudkan negara yang mampu berkompetisi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses berpikir siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta dalam memecahkan masalah matematika materi pecahan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini dilandasi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan yang dimiliki sosok pendidik untuk siswanya di sekolah masing masing. Sesuai dengan yang
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII E SMP Negeri 3 Patebon Kendal Pokok Bahasan Balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kemampuan penalaran matematika adalah salah satu tujuan terpenting dalam pembelajaran matematika, memberikan materi materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mewujudkan cita-cita orang tua terhadap perkembangan anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli dibidangnya seperti dokter,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha untuk membimbing
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha untuk membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (1896), pendidikan berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di lingkungan formal atau sekolah bahasa sudah diajarkan sejak dini. Proses belajar mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mengarang. Gerard (1996) membagi kegiatan menulis karangan kedalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan perlu sentuhan kreativitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan di mana pun. Hal ini karena,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam melimpah dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sasaran yang sangat penting untuk. mencapai pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran yang sangat penting untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan persekolahan berlangsung kegiatan belajar mengajar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan persekolahan berlangsung kegiatan belajar mengajar di kelas yang melibatkan siswa dan guru, intinya bermuara pada usaha mencapai tujuan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada kelas V menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Pendapatan nilai siswa cenderung
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan Oleh : MAISURA
PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN METODE PERMAINAN PADA MATERI BANGUN DATAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 LANGSA TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, sehingga membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) siswa. Untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa dengan jalan mengembangkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciDeti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak
Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBerpikir Kritis (Critical Thinking)
Berpikir Kritis (Critical Thinking) What Is Critical Thinking? (Definisi Berpikir Kritis) Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuan yaitu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan bidang garapan yang menyangkut kepentingan segenap kalangan masyarakat yang lebih diprioritaskan untuk masa depan bangsa. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Pada prakteknya mentransfer pengetahuan, pengalaman dan gagasan (ide) guru
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Pendidikan terdiri dari pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam hidup manusia. Tanpa pendidikan seorang anak tidak akan menjadi pribadi berkembang. Dari pendidikan formal, pendidikan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Hasil akhir bukan hal yang penting, akan tetapi proses dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Hani Widiyanty, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga Negara anak-anak tunanetra memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, sebagaimana disebutkan dalam Undangundang RI Nomor 20 tahun 2003
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teknik Pembelajaran SQ3R Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami dan menguasai isi bacaan dengan langkah-langkah: mensurvai isi (Survey: S), mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, peningkatan sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan agar masyarakat mampu bersaing dikancah internasional.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 1 No.2 (2015) : 44-48 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING Mariya Rahmawati 1, Rezky
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan tantangan dan hambatan yang semakin berat yang menuntut seseorang agar mampu bersaing untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu proses pembelajaran, pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai oleh siswa dengan bimbingan guru. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting. Matematika berbeda dengan ilmu lain. Meteri matematika bersifat kreatif, menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga
Lebih terperinciPenulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN 2 TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO. Penulis : Zenab L. Danial Nim : 151
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun pembelajaran kreatif dalam sebuah proses pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi perubahan dan permasalahan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada peradaban modern yang makin berkembang pesat sekarang ini, negara kita mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai kehidupan. Dalam persaingan tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa laki-laki dan perempuan memiliki struktur otak yang berbeda (Wood
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Secara alamiah telah diketahui bahwa laki-laki dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain alas tempat tidur, kertas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pernyataan ini juga didukung oleh Kline (Suherman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N I Sidoharjo Wonogiri) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari waktu jam pelajarannya yang lebih banyak
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia
Lebih terperinci