BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya"

Transkripsi

1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya mengkaji tentang penggunaan media audio visual dan kemampuan mendemonstrasikan tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sementara dalam tulisan ini mengkaji tentang penggunaan model kooperataif tipe STAD pada pembelajaran tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sehingga tulisan ini berbeda dengan tulisan Septi Hidayati, akan tetapi tidak menutup kemungkinan tulisan Septi Hidayati dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakuakan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (Rusman, 2011:202). Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan

2 9 belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:217). Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran (Student Teams Achievement Division) STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa menjadi kelompok beranggotakan empat sampai enam orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pembelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa akumulasi dengan nilai ratarata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya (Rusman, 2011: 213). Fungsi utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan (Slavin, 2005 : 12).

3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STAD a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 3. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. 4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. 5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. 6. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. 7. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 8. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 9. Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

4 11 b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STAD a) Menyampaikan Tujuan dan Motivasi 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan mereka pelajari; 2. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. b) Pembagian Kelompok Guru membentuk kelompok ke dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa dan etnik. c) Presentasi dari Guru 1. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari; 2. Guru memberi motivasi siswa agar terdapat belajar dengan aktif dan kreatif;

5 12 3. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, metode ceramah dan metode demostrasi, dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, guru mempraktikkan gerak tari sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota kelompok menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. d) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) Siswa belajar kelompok yang telah dibentuk. Siswa diberikan kesempatan untuk mencoba mempaktikkan gerak tari bersama kelompoknya. Selama kerja tiap kelompok, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. e) Kuis Guru menyampaikan hasil belajar melalui pemberian kuis terhadap ragam gerak yang didemonstrasikan dan juga presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan gerak dan tidak dibenarkan bekarja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggumg jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap aspek yang dinilai.

6 Pembelajaran Pengertian pembelajaran kata pembelajaran terjemahan dari instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan, media cetak, program televisi, gambar, audio, dan sebagainya. Semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subjek yang memegang peranan utama, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa sebaiknya beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, jika mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam pembelajaran atau instruction guru lebih banyak berperan sebagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya, 2011 : 100). Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011: 61). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

7 14 pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (Sagala, 2011: 62). Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi pengajaran yang di dalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor-faktor ; 1) tujuan yang hendak dicapai; 2) siswa yang belajar; 3) guru yang mengajar; 4) metode atau model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar; 5) alat bantu mengajar; 6) situasi pengajaran; 7) penilaian yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh tercapainya tujuan. Di dalam proses pengajaran itu, semua komponen tersebut bergerak sekaligus dalam suatu rangkaian kegiatan yang terarah dalam rangka membantu pertumbuhan siswa ke tujuan. 2.3 Proses Pembelajaran Tari Piring Dua Belas Proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa dalam mempraktikkan ragam gerak tari piring dua belas.

8 Belajar Gerak Belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkahlangkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2011: 29). Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik, jika si subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2011: 20). Gerak di dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan waktu yang hadir dalam tari (Hadi, 2007: 25). Proses pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak terlepas dari kemampuan guru untuk membimbing. Seorang guru dapat mengarahkan anak didik dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini guru dapat mempraktikkan gerak atau menari dengan tepat dan dengan teknik yang benar. Selain kemampuan guru seorang guru dalam belajar gerak tari diharapkan adanya aktivitas siswa itu sendiri. Sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil yang lebih baik. Fitts dan Ponser (Tarigan, 2010: 30) mengemukakan tiga fase belajar gerak, yaitu 1) Fase Kognitif Fase kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Di sini siswa berusaha memahami bentuk gerak. Pada fase ini efektifitas aktivitas berpikir

9 16 masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaimana bentuk gerak dan bagaimana harus melakukannya. 2) Fase Asosiatif Fase Asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak. Pada fase asosiatif, anak sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan secara keseluruhan. 3) Fase Otonom Fase Otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak. Pada fase ini anak menguasai pengetahuan tertinggi. Siswa dapat melakukan gerak dengan luwes dan keseluruhan gerak dengan iringan tari, pola lantai dan ekspresi pada tari Tari Piring Dua Belas Tari piring dua belas adalah tari tunggal masyarakat Lampung yang menggunakan piring sebagai properti dalam mendemostrasikan gerak. Tari ini merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung pesisir yang beradat Saibatin. Tari piring dua belas berarti penari menarikan bersama piring yang sudah siapkan di bawah sejajar sebanyak dua belas piring ditambah dua piring yang dibawa penari. Tari ini berfungsi sebagai sarana hiburan dalam salah satu rangkaian acara adat. Diperkirakan Tari piring dua belas berasal dari Sekala Brak kecamatan Belalau Lampung Barat. Masuknya tari piring dua belas di kecamatan Kota Agung wilayah Teluk Semaka dibawa oleh masyarakat Lampung Pesisir dari Belalau yang berpindah mencari daerah penghidupan baru pada abad XV (Tim Taman Budaya Lampung, 2006 : 1).

10 17 Diperkirakan Tari piring dua belas pada awalnya adalah tarian sang ratu yang digunakan untuk menyambut kedatangan hulu balang pengawal dari perang. Sang ratu memberikan suguhan kepada para pengawal kerena luapan rasa gembira ketika pulang dari perang. Ratu berasal dari paksi Marga Benawangan yang mana asal mula berasal dari Sekala Brak Gunung Pesagi yang turun ke Teluk Semaka namanya Raja Baniting kemudian turun gelar menjadi Raja Semaka, dari Raja Semaka membuat sebuah kerajaan kecil menjadi paksi Marga Benawang Simbol menggunakan dua belas piring dalam mempraktikkan tari piring dua belas karena paksi Marga Benawang mempunyai dua belas bandar (tempat berlabuh atau markas), dan tiap bandar memiliki pengawal, dan setiap pengawal memiliki pasukan perang. Nama ke 12 bandar yaitu Bandar Raja Basah, Sanggi, Ngaghip, Telagening, Maja, Muakhas, Telunggu, Buway Nyata, Ratu regah, Limau, Putih, dan Tulung Buya. Tari piring dua belas juga menggunakan dua piring kecil yang melambangkan bahwa segala sesuatu itu ada dua, ada kalah ada menang, ada baik ada buruk, ada sedih ada pula senang. Awalnya, tari piring dua belas digunakan ratu dalam menyambut pengawal ketika pulang dari perang dan untuk menyambut tamu-tamu tertentu. Diikuti oleh abdi kerajaan pemain musik dan dayang ratu sebagai penyanyi, sedangkan ratu itu sendiri yang menarikan tarian ini. Musik yang digunakan untuk mengiring sang ratu menari pada saat itu adalah tepuk tangan, kayu, dan kulit-kulit binatang yang dimainkan oleh abdi kerajaaan. Seiring dengan perkembangan zaman karena tidak

11 18 ada peperangan lagi tari piring dua belas digunakan untuk upacara penayuhan atau acara adat resepsi pernikahan. Saat ini, tari piring dua belas merupakan tarian hiburan pada acara pesta adat yaitu dapat dipertunjukkan dalam acara pesta pernikahan, penetapan gelar, menyambut tamu agung, dan acara hari-hari besar lainnya. Alat musik yang digunakan saat ini antara lain gambus lunik, rebana, tamborin, dan gong. Tempat penyelenggaraan dilakukan di balai adat, bisa juga di panggung, lapangan terbuka, dan gedung apabila sudah mendapatkan izin berdasarkan musyawarah adat. Musik Pengiring PENAYUHAN : \

12 19 Lagu Pengiring Tari Piring Dua Belas a. Robbikum ya robbikum b. Pantunni takhi hinji Robbikum illahi robbi Assalamu alaikum Sikam haga butakhi Makai bahasa lappung Kisah haga tikaji Riwayat seni Lappung c. Takhlan sai tiusung d. Awal mula pekhtama Takhi pikhing khua belas Seni budaya lapping Dang sappai haga tekas Ditahun enam lapan Takhi hinji menjelma Sai nakhi tenggalaman e. Pikhingni angkah khua f. Ditahun tujuh tiga Diculuk kikhi kanan Gambus wat moneh dia Katutukni terbangan Takhi khadu bukhubah Mak ninggalkon asalna Ajo khadu lestakhikan g. Payu kham jama-jama h. Lahot jama puakhi Ngabina takhi sinji Dang sappai haga lupa Ajo khadu lestakhi Mak milih tuha ngukha Budayakonlah seni Demi pembangunan bangsa i. Takhupai antak ija Tantun dalih butakha Kantu kukhang sempukhna Tinggal maklum dikutti

13 20 Keterangan : Gambar 1. Dua Belas Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Susunan dua belas piring pada saat menarikan tari piring dua belas. Keterangan: Gambar 2. Dua Piring Penari (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Dua piring ini dibawa penari pada saat menarikan tari piring dua belas.

14 21 Keterangan Gambar 3. Teknik Membawa Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Penggunaan properti (dua piring) yang dibawa penari menggunakan teknik membawa piring yang benar (jari-jari berada dibagian bawah piring, dan jarijari tangan tidak menyentuh piring bagian atas). Keterangan : Gambar 4. Teknik Menginjak Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Gerak kaki 3 atau menginjak dua belas piring secara bergantian kaki kanan dan kiri. Posisi kaki menjinjit, tumit tidak menyentuh piring.

15 22 Uraian nama ragam gerak tari piring dua belas terdiri dari tujuh dasar gerak tangan dan tiga gerak dasar gerakan kaki. Akan tetapi, gerakan kaki tidak memiliki nama, arti, atau maksud tertentu. Tabel 1. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas No Nama Gerak 1. Mejong sembah Hitungan Uraian Gerak Keterangan Proses pertama, kedua telapak tangan terbuka dengan lengan ditekuk Lanjutan dari hitungan pertama, kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk Lanjutan dari hitungan kedua, kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk ( badan mulai bagun) Kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk, posisi ujung jari-jari menghadap ke depan Posisi awal kedua telapak tangan tertutup di atas paha dengan posisi sejajar.

16 23 Proses merunduk telapak tangan menetup, arah kebawah Lanjutan proses dari hitungan kelima, telapak tangan dan badan merunduk Lanjutan proses dari hitungan keenam, telapak tangan dan badan merunduk Kedua telapak tangan menghadap ke atas atau terbuka dengan posisi badan merunduk Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri Kedua telapak tangan dibuka dengan posisi telapak tangan kanan dan kiri sejajar Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri Posisi awal kedua telapak tangan dibuka di atas paha dengan posisi sejajar. Pandangan mengikuti arah tangan dengan ekspresi tersenyum.

17 24 2. Ngaka kelap Kedua telapak tangan dibuka dengan posisi tangan kanan dan kiri sejajar di depan pundak Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri dan badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan dibuka secara sejajar dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan dibuka secara sejajar dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Siku tangan kanan ditarik ke dalam 1

18 25 3. Ngahilok 2 3 Proses telapak tangan kanan diputar ke arah dalam Lanjutan dari hitungan kedua proses telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal dengan posisi menyilang tangan kanan diatas tangan kiri kedua tangan dibuka dengan posisi sejajar Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas. Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan 4 Siku tangan kiri ditarik ke dalam 5

19 26 Proses telapak tangan kiri diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal 6 7 Lanjutan hitungan keenam proses telapak tangan kiri diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal dengan posisi menyilang tangan kiri diatas tangan kanan Kedua tangan dibuka dengan posisi sejajar 8 1 Siku kedua tangan ditarik ke dalam Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar

20 27 4. Sebatang masuk Proses kedua telapak tangan diputar ke arah dalam dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas. 2 Lanjutan hitungan kedua, proses kedua telapak tangan berada didepan pundak Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan. 3 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal 4 Siku kedua tangan ditarik ke dalam 5

21 28 Proses kedua telapak tangan diputar ke arah dalam 6 Lanjutan hitungan keenam, proses kedua telapak tangan berada didepan pundak 7 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal 8 1 Siku kedua tangan didorong ke depan Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar

22 29 5. Sebatang keluar Proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas. 2 3 Lanjutan hitungan kedua, proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar dengan telapak tangan bagian dalam mengarah ke atas hingga kembali ke posisi awal Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan 4 Siku kedua tangan didorong ke depan 5

23 30 Proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar 6 Lanjutan hitungan keenam, proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar dengan telapak tangan bagian dalam mengarah ke atas hingga kembali ke posisi awal 7 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal 6. Laga puyuh 8 1 Siku tangan kanan ditarik ke dalam, bersamaan dengan lengan bawah tangan kiri ditarik ke dalam Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar

24 Telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga jari-jari mengarah ke atas, tangan kiri mengikuti Jari-jari tangan kanan menghadap bawah dengan posisi telapak tangan bagian atas menghadap depan, diikuti dengan jari-jari tangan kiri menghadap atas dengan posisi telapak tangan menghadap samping Telapak tangan sebelah kiri diputar ke arah luar hingga ke posisi awal dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan. 4 Siku tangan kanan ditarik ke dalam, bersamaan dengan lengan bawah tangan kiri ditarik ke dalam 5

25 32 Telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga jari-jari mengarah ke atas, tangan kiri mengikuti 6 7 Jari-jari tangan kanan menghadap bawah dengan posisi telapak tangan bagian atas menghdap depan, diikuti dengan jari-jari tangan kiri menghadap atas dengan posisi telapak tangan menghadap samping Telapak tangan sebelah kiri diputar ke arah luar hingga ke posisi awal 7. Nokoh 8 1 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar

26 33 Kedua tangan diayun, tangan kanan kedepan, sedangkan tangan kiri kebelakang dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas 2 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan 3 Kedua piring yang berada di telapak tangan ditukar hingga berpindah posisi 4 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan 5

27 34 Kedua tangan diayun, tangan kanan kedepan, sedangkan tangan kiri kebelakang 6 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan 7 Kedua piring yang berada di telapak tangan ditukar hingga berpindah posisi 8

28 35 Tabel 2. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Kaki Tari Piring Dua Belas No Nama Gerak Hitungan Uraian Gerak Keterangan 1. Gerak kaki Kaki kanan melangkah ke depan Kaki kiri melangkah ke depan sejajar dengan kaki kanan. Kaki kanan melangkah ke belakang. Gerak kaki ini digunakan ketika menuju piring, melangkahi piring, dan ketika akan kembali ke posisi awal. Gerakan kaki 1 biasa dipasangkan dengan ngahilok, sebatang masuk, sebatang keluar, dan nokoh. 3 Kaki kiri mundur sejajar dengan kaki kanan dengan posisi menjinjit. 4

29 36 Kaki kiri melangkah ke depan 5 Kaki kanan melangkahi piring ke arah samping kanan. 6 Kaki kiri melangkah ke belakang 7 Kaki kanan mundur sejajar dengan kaki kiri dengan posisi kaki menjinjit. 8

30 37 2. Gerak kaki 2 1 Kaki kanan menjijit ke arah depan Kaki kanan kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kiri Gerak kaki ini digunakan dalam gerak laga puyuh. Dalam gerakan ini berada di depan piring dan dalam proses jalan menuju piring awal 2 Kaki kiri menjijit ke arah depan 3 Kaki kiri kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kanan 4

31 38 Kaki kanan menjijit ke arah depan 5 Kaki kanan kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kiri 6 Kaki kiri menjijit ke arah depan 7 Kaki kiri kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kanan 8

32 39 3. Gerak kaki Kaki kanan melangkah ke depan Kaki kiri melangkah ke depan Kaki kanan melangkah ke depan Kaki kiri melangkah ke depan Gerakan ini dilakukan ketika menginjak piring. Gerakan kaki 3 biasa dipasangkan dengan ragam gerak ngahilok, sebatang masuk, sebatang keluar, dan nokoh.. Gerak kaki ini digunakan ketika melangkahi piring. Dalam gerakan ini jika berada di sebelah kanan piring maka dimulai dengan kaki kanan, akan tetapi jika berada di sebelah kiri piring maka dimulai dengan kaki kiri. Hitungan dilanjutkan sampai piring ke 12. 4

33 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities (Sardiman, 2011:101). Dalam penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut (Sardiman, 2011:101). 1. Visual activities, yaitu memperhatikan. 2. listening activities, yaitu mendengarkan 3. Motor activities, yaitu percobaan Pengertian Kemampuan Gerak Tari Piring Dua Belas Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari piring dua belas dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari piring dua belas. Penilaian hasil belajar secara umum dilakukan oleh guru dalam bentuk mengenai menguasaan bahan ajar yang telah diperoleh peserta didik. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan

34 41 pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari piring dua belas yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tari piring dua belas. 2.4 Evaluasi belajar Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar dikelas. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menetukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu, evaluasi menepati kedudukan penting penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip belajar untuk diterapakan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajarn itu sendiri. Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami pembelajaran (Hamalik, 2011: 145). Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa kemampuan gerak tari piring dua belas.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian integral dan persoalan yang sangat penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu tari piring dua belas telah diteliti oleh saudari Septi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu tari piring dua belas telah diteliti oleh saudari Septi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan pustaka Pada penelitian terdahulu tari piring dua belas telah diteliti oleh saudari Septi Hidayati dalam skripsinya menuliskan tentang Penggunaan media audio visual

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas tentang pemahaman awal melalui interaksi belajar yang di dalamnya terdapat penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang model Kooperatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan, dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pernyataan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai sebagai unsure bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai dengan perguruan tinggi.selain

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Kegiatan pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang dimaksud dengan proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustakan merupakan refrensi berupa teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, dan tujuan penelitian digunakan tinjauan pustaka sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman atau understanding berasal dari kata dasar paham, yang berarti

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Refi Puspitasari (2008), penelitian berjudul kreativitas penciptaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, Tari Bedana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan belajar sendsiri atau aktivitas sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya mencatat dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH. PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH (Jurnal) Oleh Devi Nurmalasari 0913043021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN

Lebih terperinci

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, MINAT DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA III JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA PADA MATA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2011: 100). Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Kaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2011: 100). Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Kaitan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman, 2011: 100). Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait.

Lebih terperinci

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH ETIKA KOMUNIKASI Oleh : Komaruddin Ks Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Pengertian pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

Lebih terperinci

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Fenomena pembelajaran yang pernah dialami oleh setiap individu hingga saat ini adalah model belajar yang cenderung hanya guru berbicara, siswa mendengar.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Selain karena pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas dan kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dipandang sebagai variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat manusia (Wahidmuri 2010:15).

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003: BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika SD Matematika merupakan salah satu matapelajaran wajib di SD yang diberikan dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati 1 KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Jurnal) Oleh Nia Daniati 0913043026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, tari halibambang dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disusun oleh satuan pendidikan. Dengan mengacu kepada Standar Isi dan

I. PENDAHULUAN. disusun oleh satuan pendidikan. Dengan mengacu kepada Standar Isi dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan atau membangun manusia dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran 16 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model merupakan bentuk yang tergambar dari awal sampai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 A. Kajian Teori 1. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2013, h. 50), Model pembelajaran adalah suatu pola

Lebih terperinci