BAB II TINJAUAN TEORETIS Pengertian Mekanisme Koping
|
|
- Verawati Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 TINJAUAN TEORI Pengertian Mekanisme Koping Menurut Mustikasari (2007), mekanisme koping adalah adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai dan respon terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri individu. Keliat (1999), mendefenisikan koping sebagai cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku. 10
2 2.1.2 Klasifikasi Mekanisme Koping Menurut Lazarus dan Folkman (1985) koping dapat dikaji dari berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial, yaitu: a. Koping berorientasi pada masalah (tugas) Mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stres, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, dan memenuhi kebutuhan. Perilaku berorientasi tugas memberdayakan seseorang untuk secara realistik menghadapi tuntutan stresor. Tiga tipe umum perilaku yang berorientasi pada tugas adalah perilaku menyerang, perilaku menarik diri, dan perilaku kompromi. b. Koping berorientasi pada emosi (mekanisme pertahanan ego) Adalah perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan untuk membantu melindungi dari perasaan tidak berdaya. Kadang mekanisme pertahanan diri dapat menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang dalam menghadapi stresor. 11
3 Stuart & Sundeen (1995), menggolongkan koping menjadi dua, yaitu: 1. Koping Adaptif Adalah koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang, dan aktifitas konstruktif. 2. Koping Maladaptif Adalah koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/tidak makan, bekerja berlebihan, dan menghindar. Respon maladaptif adalah respon kronis dan berulang atau pola respon sesuai dengan berjalannya waktu tidak menunjukkan sasaran adaptasi. Sasaran adaptasi dapat dikategorikan kedalam tiga area yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Respon maladaptif yang membahayakan sasaran tersebut meliputi kesalahan penilaian dan koping yang tidak memadai (Lazarus, 1991 dalam Murwani, 2008). 12
4 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koping Setiap individu mempunyai cara masing-masing dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu meliputi (Fachri, 2009): a. Kesehatan fisik Kesehatan merupakan hal yang penting karena selama dalam usaha mengatasi stres, individu dituntut untuk mengarahkan tenaga yang cukup besar. b. Keyakinan atau pandangan yang positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness), yang akan menurunkan kemampuan strategi koping yang berfokus pada masalah. c. Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai dan 13
5 akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. d. Keterampilan sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara yang sesuai dengan nilainilai sosial yang berlaku di masyarakat. e. Dukungan sosial Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orangtua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. f. Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang, atau layanan yang biasanya dapat dibeli Pengertian Abortus Spontan Williams (2005), mendefinisikan abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa adanya tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan uterus, yang sering disebut dengan istilah keguguran atau miscarriage. Menurut Mochtar (1998), abortus spontan terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. 14
6 Berbeda dengan Lewollyn & Jones (2002), yang mendefenisikan abortus spontan adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa abortus spontan merupakan kegagalan hasil konsepsi secara alamiah, tanpa adanya bantuan medis, sebelum janin mencapai usia 22 minggu atau dengan berat badan janin kurang dari 500 gram Jenis Jenis Abortus Spontan Proses dari abortus spontan sendiri dapat terjadi sebagai berikut: 1. Abortus Kompletus Abortus kompletus atau abortus komplit yang biasanya disebut dengan istilah keguguran lengkap adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidual dan fetus), sehingga rongga rahim kosong, atau abortus yang seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus dan telah dikenali (Kamus Istilah Kebidanan, 2005). Pada kondisi ini wanita yang mengalami keguguran lengkap atau abortus kompletus tidak memerlukan tindakan 15
7 kuret, tetapi cukup diberi obat-obatan saja (Huliana, 2001) Pada kasus abortus kompletus pengeluran hasil konsepsi terjadi pada usia kehamilan >20 minggu, dan jika seluruh hasil konsepsi sudah dikeluarkan rasa sakit yang dialami akan berhenti, tetapi perdarahan bercak akan menetap selama beberapa hari (Hidayati, 2010). 2. Abortus Insipiens Adalah keguguran yang sedang berlangsung, dengan ostium yang sudah terbuka dan ketuban yang sudah teraba (Mochtar, 1998). Perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih didalam uterus. Kasus abortus ini sering ditandai dengan peningkatan perdarahan vagina disertai peningkatan kram panggul yang berat, bukti dilatasi serviks, dan penipisan dengan atau tanpa terdapat ketuban janin atau plasenta pada ostium serviks, dan pada saat ini kemajuan abortus spontan tidak mungkin untuk dihentikan (Morgan, Hamilton, 2009). Pada kasus abortus insipiens, juga ditandai dengan mual yang lebih sering, hebat, dan perdarahan bertambah. Jika abortus ini terjadi di usia kurang dari 12 16
8 minggu, biasanya perdarahan tidak banyak (Kasdu, 2005). 3. Abortus Inkomplet Abortus inkomplet atau keguguran bersisa adalah abortus yang hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidual atau plasenta (Mochtar, 1998). Pada kasus abortus inkomplet ini biasanya terjadi pada usia gestasi 10 minggu, dimana janin dan plasenta biasanya keluar secara bersama-sama tetapi setelah waktu ini keluar secara terpisah. Apabila plasenta seluruhnya atau sebagian tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplet. Perdarahan akibat abortus inkomplet kadang-kadang parah tetapi jarang mematikan, dan dapat menyebabkan hipovolemia berat (Williams, 2005). 4. Abortus Tidak Terhindarkan (Inevitable) Abortus tidak terhindarkan atau abortus inevitable ditandai oleh pecahnya ketuban yang nyata disertai dengan pembukaan serviks. Abortus ini sering ditandai oleh robekan luas membran disertai pembukaan serviks. Pada keadaan ini, abortus hampir pasti terjadi. Kontraksi 17
9 uterus biasanya segera timbul, atau jika tidak maka mungkin terdapat infeksi. Jika membran jelas robek atau terjadi pembukaan serviks yang signifikan maka kemungkinan untuk menyelamatkan kehamilan hampir tidak ada. Jika tidak timbul nyeri atau perdarahan maka wanita yang bersangkutan dapat tirah baring dan diamati untuk melihat kebocoran lebih lanjut seperti cairan, perdarahan, nyeri kram, atau demam. Jika setelah 48 jam tanda-tanda ini tidak muncul maka pasien dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari kecuali segala bentuk penetrasi vagina. Akan tetapi, jika pengeluaran cairan diikuti oleh perdarahan dan nyeri, atau jika timbul demam maka abortus harus dianggap tidak terhindari dan uterus dikosongkan (Williams, 2009). 5. Abortus Iminens Dalam keadaan ini, terjadi perdarahan ringan per vagina, serviks menutup, ukuran uterus sesuai dengan usia gestasi dan dapat disertai dengan nyeri pelvis ringan. Perdarahan per vagina pada trimester pertama dapat sangat menghawatirkan karena kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang hasil akhir kehamilan. Hal ini sering dijumpai dari empat atau lima wanita yang 18
10 mengalami perdarahan pada trimester pertama tetap melahirkan bayi yang sehat (Symonds, 1992: Allan, 1995). Perdarahan pada kehamilan dini dapat disebabkan oleh implantasi atau erosi serviks. Tindakan yang direkomendasikan dalam situasi ini hanya sedikit. Secara tradisonal, nasihat yang diberikan ialah tirah baring, walaupun satu-satunya penelitian terkontrol, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak bermanfaat. Mengurangi hubungan seksual untuk mengurangai stimulus lokal juga dapat direkomendasikan (Henderson, & Jones, 2005). Perdarahan pada kasus abortus iminens ini umumnya sedikit, tetapi dapat menetap selama beberapa hari sampai beberapa minggu, kemudian akan mengalami kram perut, nyeri pada punggung bawah yang menetap, dan disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman (Williams, 2005). 6. Missed Abortion Missed abortus ini adalah keadaan yang menunjukkan janin sudah mati, tetapi berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama berminggu-minggu. Fetus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya 19
11 selama 2-3 bulan sesudah fetus tersebut mati, bisa terjadi reapsorpsi kembali sehingga hilang, bisa terjadi janin mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus atau bisa jadi mola kamosa, dimana fetus yang sudah mati satu minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya direapsorpsi (Mochtar, 1998). Pada kasus missed abortus ini disertai tanda dengan gejala berupa kehamilan awal yang normal, mual dan muntah, perubahan payudara, pertumbuhan uterus, terdapat bercak dan perdarahan vagina, dengan atau tanpa kram, tidak atau dapat terjadi pada saat kematian janin, tinggi fundus berhenti tumbuh atau mengecil, regresi perubahan mamari kehamilan, berat badan menurun beberapa kilogram, amenore persisten, dan denyut jantung janin yang diharapkan tidak terdengar lagi (Varney, 2001). 7. Abortus habitual Jenis Abortus ini biasa disebut sebagai abortus berulang, dan spontan dengan penyebab yang tidak diketahui, dimana penderita mengalami abortus secara berturut-turut 2 kali atau lebih. Pasien dengan abortus 20
12 habitual biasanya ditandai dengan pendarahan, dan sebanyak 60% dapat terjadi akibat anomali kromosom. Biasanya dilakukan tindakan konservatif pada penderita abortus habitual seperti tirah baring dan pemberian progesteron untuk memperkuat endometrium dicobakan dalam upaya untuk menyelamatkan kehamilan. Disamping itu juga dibutuhkan konseling pendukung, seperti konseling genetik dan pemeriksaan lain yang mungkin menjadi penyebab abortus digali, sehingga dapat meminimalisir kondisi stress penuh yang dialami (Brunner & Suddatrh, 2001). Penderita abortus habitual jika telah mengalami 2 kali abortus berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan berikutnya berjalan normal adalah sekitar 63%. Sedangkan, jika abortus terjadi 3 kali berturut-turut, maka kemungkinan kehamilan ke 4 berjalan normal hanya sekitar 16% (Mochtar, 1998) Etilogi Abortus Spontan Menurut Stright (2004), abortus spontan dapat disebabkan oleh penyebab alami yang tidak dapat diidentifikasi atau faktor janin, plasenta, atau ibu: 21
13 1. Faktor janin a. Perkemabangan embriologik yang efektif b. Kesalahan inplantasi ovum c. Penolakan ovum oleh endometrium d. Abnormalitas kromosam 2. Faktor plasenta a. Pelepasan prematur plasenta yang berimplantasi secara normal b. Implantasi plasenta tidak normal c. Fungsi plasenta tidak normal 3. Faktor ibu a. Infeksi b. Usia ibu c. Malnutrisi berat d. Abnormalitasi sistem reproduksi (misalnya, serviks inkopeten) e. Masalah-masalah endokrin (misalnya, disfungsi tiroid) f. Trauma dan mengonsumsi obat-obatan Selain beberapa faktor diatas, penyakit ibu seperti pneumonia, typhus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Begitu pula dengan penyakit-penyakit infeksi lain juga memperbesar peluang terjadinya abortus (Wiknjosastro, 1994). 22
14 2.1.7 Pengertian Usia Produktif Wanita usia subur (WUS), adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur tahun. Puncak kesuburan ada pada rentang usia tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an presentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui (Oktavina, 2009). Seseorang dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan sesuatu, sama halnya bagi seorang wanita, memasuki usia produktif jika memiliki sistem reproduktif yang sehat atau subur, sehingga dapat melaksanakan fungsi prokreasi, mengatur, dan memelihara kehamilan menuju well born baby and well health mother, serta untuk keharmonisan keluarga (Manuaba, 2001). Usia produktif seorang wanita sangat berkaitan erat dengan kesehatan reproduktif wanita. Saat seorang wanita memasuki usia produktif, akan melewati tahapan secara fisiologis, yakni menstruasi atau haid yang biasa terjadi pada usia 12 tahun, namun ada juga yang mengalaminya 23
15 pada saat usia 10 hingga 16 tahun. Hal ini dipengaruhi pada beberapa faktor, termasuk kesehatan wanita, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi badan. Menstruasi yang terjadi menandakan bahwa seseorang sudah mampu untuk mengandung anak. Menstruasi berlangsung sekali dalam sebulan sampai wanita mencapai usia tahun. Akhir dari seorang wanita mendapatkan menstruasi disebut dengan istilah menopause, hal ini juga menandakan akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Siklus menstruasi seorang wanita terjadi setiap 28 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita dengan wanita lainnya, selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita yang bersangkutan. Seorang wanita yang sedang dalam masa usia subur dapat hamil, ketika terjadi pembuahan antara sel telur dan sel sperma. Pertemuan antara sel telur dan sel sperma ini terjadi di dalam rahim seorang wanita. Dan jika pertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut berhasil maka akan menghasilkan janin hidup di dalam rahim, yang disebut sebagai hasil konsepsi. Pada seorang wanita usia subur, setiap bulannya secara teratur akan terjadi pematangan 24
16 satu atau lebih sel telur. Perhituangan usia subur seseorang dengan siklus normal yaitu 28 hari maka ovulasi diperkirakan akan terjadi pada 14 hari sebelum menstruasi berikutnya (Heffner & Schust, 2005). Usia sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, khususnya usia tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan bersalin, karena pada usia ini dianggap organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik, sehingga kehamilan dapat berlangsung. Kehamilan dan persalinan membawa resiko kesakitan dan kematian lebih besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah berusia 20 tahunan, terutama di wilayah yang pelayanan medisnya langka atau tidak tersedia. (Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006) Konsep Kehilangan Kehilangan adalah, kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan sesuatu yang sebelumnya ada (Carpenito, 2000). Sedangkan kehilangan menurut Neil Nivel (2003) adalah penarikan sesuatu dan atau seseorang atau situasi yang berharga/bernilai, baik sebagai pemisahan yang nyata maupun yang diantisipasi. 25
17 Kehilangan sendiri dapat bersifat aktual atau dirasakan. Kehilangan yang bersifat aktual dapat dengan mudah diidentifikasi, misalnya seorang wanita dewasa yang hamil dan mengalami keguguran. Kehilangan yang dirasakan kurang nyata dan dapat disalahartikan, seperti kehilangan kepercayaan diri (Potter & Perry, 2005). Ada beberapa jenis kehilangan: 1. Actual Loss, diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal tersebut merupakan suatu bentuk kehilangan. Misalnya, kehilangan anggota badan, kehilangan suami/istri, kehilangan pekerjaan. 2. Perceived Loss, dirasakan seseorang, tetapi tidak dirasakan orang lain. Misalnya, kehilangan masa muda, keuangan, lingkungan yang berharga. 3. Phichical Loss, kehilangan yang terjadi secara fisik. Misalnya, seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah tangan atau kaki harus diamputasi. 4. Psykhologis Loss, kehilangan secara psykologis. Misalnya, orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa tidak percaya diri, dan mengakibatkan gambaran dirinya terganggu. 5. Anticipatory Loss, kehilangan yang bisa dicegah. Misalnya, orang yang menderita penyakit terminal. 26
18 Respon emosi yang normal terhadap suatu yang hilang/akan hilang setelah beberapa saat disebut berduka/grief (Neil Nivel, 2003). Adapun tahap-tahap kehilangan atau berduka menurut Kubler Ross (1996), yakni: a. Denial (penolakan) Seseorang mencoba untuk melupakan atau menutupi kenyataan, dan pengalaman yang diterima berdampak shock dan ketidakpercayaan. Denial merupakan mekanisme pertahanan diri terhadap rasa cemas. b. Anger (berontak dan marah) - Berontak, merasa Tuhan tidak adil atau tidak berperasaan terhadap kenyataan yang harus dihadapi - Marah kepada Sang Pencipta - Merupakan tahap tersulit yang dilalui keluarga - Timbul berbagai pertanyaan mengapa harus saya? apa dosa saya? c. Bergaining (tawar menawar) - Menuju tahap menerima - Menangis dan menyesal 27
19 d. Depresi - Pasien sadar bahwa kematian atau kehilangan tidak dapat ditolak - Bila depresi meningkat, akan menjadi semakin lemah, kurus atau terjadi gangguan tanda-tanda vital - Pasien merasa sepi, merasa bahwa semua orang meninggalkannya - Merasa tidak berguna - Tidak menolak faktor yang harus dihadapi - Fokus pikiran pada orang yang dicintai e. Acceptance (menerima) - Pada tahap akhir ini, masa depresi dari seseorang sudah berlalu - Takut ditinggal sendiri - Kadang ingin ditemani 28
20 2.2 Perspektif Teoretis Koping Adaptif Abortus Kompletus Abortus Insipiens Koping Maladaptif Mekanisme Koping Abortus Spontan Usia Subur Abortus Inkomplet Abortus Iminens Missed Abortion Abortus Inevitable Abortus Habitual 29
21 10
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, yakni penelitian yang dipusatkan secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajari sebagai suatu kasus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Abortus Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang (Chalik, 1998). Sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer Arif, 1999) Abortus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Abortus 1. Pengertian Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada saat hamil, seorang wanita merasakan proses menjadi wanita sesungguhnya yaitu bisa memberi keturunan.
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinciPERSALINAN NORMAL ( KALA IV )
PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciTujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
Lebih terperinciBAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut
BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
Lebih terperinci- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai keluarnya hasil konsepsi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan
Lebih terperinciSINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI
SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciDeteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut
Lebih terperinciTANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -
Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 40 minggu, pada letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik
Lebih terperinciPerawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting
Lebih terperinciSINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS. Oleh: Nia Agustiningsih
SINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS Oleh: Nia Agustiningsih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai masalah ekonomi yang terjadi menjadi salah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum viabel,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses reproduksi yang akan berakhir dengan kelahiran bayi. Namun tak jarang kehamilan sering berakhir dengan keguguran. Umumnya kehamilan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah
Lebih terperinciABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG
ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI 201207107 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG 2014 Jl. Soekarno-Hatta By Pass (depan polinela) Rajabasa BandarLampung Telp.Fax. 0721 784370 Email: akbid.adila@yahoo.com
Lebih terperinci1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi
Lebih terperinci2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan
Lebih terperinciAbortus. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Abortus Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI SUAMI 1. Beberapa pengertian motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin mover yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007, hal.30). Menurut Sadirman (2007, hal.25)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak direncanakan, diduga atau terjadi tiba-tiba gugurnya janin dalam kandungan sebelum janin dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplikasi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (Kemenkes RI, 2015). AKI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciPENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Adapun 99 persennya terjadi di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinci2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penulisan world bank atau bank dunia tahun 2008 menunjukkan angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia mengalami peningkatan. Direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Klinik Bersalin Ramini Medan Tahun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap mengahargainya.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Desy Maisyarah Harahap Nim : 095102057 Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Seksualitas Selama Kehamilan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga. Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila sel telur
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dan Melahirkan 1. Kehamilan Pembuahan atau konsepsi fertilisasi adalah salah satu proses dari fungsi reproduksi pada manusia, atau usaha untuk melanjutkan keturunan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
Lebih terperinciRESIKO KEHAMILAN USIA MUDA TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK
RESIKO KEHAMILAN USIA MUDA TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nurudin Santoso,ST.MT Oleh : Kelas I A Briana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan kaum laki-laki. Sehingga tidak jarang kehamilan
Lebih terperinci2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang
Lebih terperinciKehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013
Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi untuk wanita disebut juga sebagai oklusi tuba atau sterilisasi. Indung telur akan menghasilkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015 Antika Putri 1 Marlina 2 Ulfah Jamil 3 Intisari Abortus merupakan penghentian kehamilan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL Rinayati 1), Litta Noor Pratiwi 2), Widya Mariyana 3) 1 Prodi D3 Kebidanan, Stikes Widya Husada Semarang email:rinayati82@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI
LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar apabila para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Anggapan
Lebih terperinciBab IV Memahami Tubuh Kita
Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami dan istri, karena dengan kehamilan menandakan akan bertambahnya anggota keluarga,
Lebih terperinciABORSI / ABORTUS KATA PENGANTAR. Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya)
ABORSI / ABORTUS Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah usia antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis antara 10 sampai 19 tahun. Perubahan terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya conceptio antara sel telur dan sel kelamin laki-laki sampai menjadi tua, ia akan mengalami
Lebih terperinci