MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
|
|
- Benny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal EduBio Tropika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm Rosmalina SMAN 1 Bandar Baru, Pidie Hafnati Rahmatan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh Muhibbuddin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh Korespondensi: rosmalina879@gmail.com MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi dari jaringan tanaman melalui penerapan model pembelajarandirect Instructions berbantuan multimedia. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2014 sampai Februari Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 sampai XI IPA5 SMA Negeri 1 Bandar Baru, Pidie Jaya, Indonesia, dengan jumlah 125 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, dan dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen (XI IPA1) dan kelas kontrol (XI IPA2) yang terdiri dari 24 dan 25 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes yang terdiri dari 50 item tes.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat meningkat melalui penerapan Direct Instruction berbantuan multimedia. Kata Kunci: model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia, struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. IMPLEMENTATION OF MULTIMEDIA-ASSISTED DIRECT INSTRUCTION LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS UNDERSTANDING ON THE CONCEPT OF STRUCTURES AND FUNCTIONS OF PLANT TISSUE ABSTRACT: This research was intended to find out students level of understanding on the concept of structures and functions of plant tissue through implementation of multimedia-assisted direct instruction learning model. This study was conducted from June 2014 to February This research was carried out in an experimental, pretest-posttest control group design. The population in this study was students from class XI.IA1 to XI.IA5 SMAN 1 Bandar Baru, Pidie, Indonesia, with the total of 125 students. The samples were determined by random sampling technique, and further divided into two classes, namely experimental class (XI.IPA1) and control class (XI.IPA2) consisting of 24 and 25 students. The data was collected by giving test consisting of 50 item test. The result of this study has indicated that students understanding on the concept of structures and functions of plant tissue had been improved through the implementation of multimedia-assisted direct instruction learning model. Key words: multimedia-assisted direct instruction learning model, structures and functions of plant tissue. PENDAHULUAN Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari siswa di kelas XI SMA. Kompetensi Dasar ini memuat materi berbagai struktur dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan. Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum dengan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai, kemampuan guru dalam langkah kerja kegiatan praktikum, serta kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan model pembelajaran yang tepatsangat dibutuhkan siswa dalam mengembangkan pemahaman konsep.hasil observasi terhadap pembelajaran struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Baru menunjukkan hasil belajar siswa masih dibawah KKM(77), berarti bahwa siswabelum dapat memahami konsep. Faktor penyebab siswa belum dapat memahami konsep diantaranya: 1) belum maksimalnya kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi di SMA Negeri 1 Bandar Baru, menyebabkan guru selama ini tidak pernah melakukan kegiatan 29
2 30 Rosmalina, dkk pembelajaran yang berbasis praktikum untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; 2)guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dimanaguru mentransferkan ilmunya langsung kepada siswa sehingga guru yang aktif sedangkan siswa pasif. Kondisi ini menyebabkan siswa mengambang, kurang termotivasi, dan kurang memahami konsep. Agar materi ajar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat lebih mudah dipahami, model dan media pembelajaran yang tepat perlu dibuat. Pada penelitian ini, model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia dalam bentuk media prezidiaplikasikan dalam kegiatan praktikum, untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret. Direct Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan praktikum karenadidalamnyadapat mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.hal ini sesuai dengan Suprijono (2011) yang mengatakan, Direct Instruction dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai keterampilan.direct Instructionsangat tepat untuk menjelaskan pelajaran dimana guru memindahkan informasi langsung kepada siswa dengan menata waktu pembelajaran seefisien mungkin danmengajarkan isi informasi atau kemampuan yang telah didefinisikan dengan baik yang harus dikuasai siswa (Slavin,2011). Media prezi dalam penelitian inidigunakan untuk membandingkan struktur berbagai jaringan penyusun tumbuhan dengan hasil pengamatan mikroskop yang dilakukan siswa, sebagai penguatan siswa setelah melakukan kegiatan praktikum. Media prezi adalah bagian dari multimedia yang interaktif. Binham (2013) mengatakan Prezi merupakan salah satu software presentasi selain Power point yang digunakan untuk membangun presentasi online dan offline yang lebih menarik, sehingga ide-ide pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih mudah. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka (Anonymous, 2013c). Pemanfaatan fasilitas ini membuat prezi sesuai digunakansebagai media dalam pembelajaran di kelassehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep. Pemahaman konsep dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya ( Anonymous, 2013b). Pemahaman konsep dapat dibedakan kedalam tujuh indikator yaitu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep; (2) memberi contoh dan non contoh dari konsep; (3) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi; (4) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; (5) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; (6) mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai dengan konsepnya; (7) mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah (Anonymous, 2013a). METODE PENELITIAN Model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia dalam hal ini digunakan media prezi dengan judul struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dikemas dalam bentuk media presentasi offline. Direct Instructions berbantuan multimedia diterapkan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Baru yang berjumlah 125 orang. Berdasarkan nilai pretest yang diberikan, diperoleh dua kelompok objek penelitian, yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen (24 siswa) dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol (25 siswa). Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Keberhasilan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia ditentukan dari perbedaan N-gain kelas eksperimen dan kontrol. Soal yang digunakan pada pretest dan postest adalah soal berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 50 soal. Soal ini digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep. Pada penelitian ini, pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum proses pembelajaran dimulai. Selanjutnya, pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia diimplementasikan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Postest diberikan di kedua kelas pada akhir pembelajaran, untuk melihat keefektifan model yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest Postest Control Group Design. Data kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol adalah skor pretest dan postest, selanjutnya dihitung gain dengan cara mengurangi skor postest dan skor pretest, kemudian dilakukan normalisasi gain dengan menggunakan rumusdari Cheng et al. (2004), yang ditulis sebagai berikut. N-Gain = x 100 Tingkat pencapaian N-gain dikategorikan berdasarkan tiga kategori, yaitu: tinggi: N-gain> 0,7; sedang: 0,3 N-gain 0,7; dan rendah N-gain< 0,3(Cheng et al., 2004). Pengujian perbedaan kelas rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan uji t jika data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen) dan uji Mann-Whitney jika data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak sama ( tidak homogen). Sebelum dilakukan ujit ataupun Mann- Whitney, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas (data N-gain) dan uji homogenitas (data N-gain)antarakelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan cara manual menggunakan Microsoft Excel dan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16,0. Pengambilan keputusan dalam uji normalitas, homogenitas, uji-t dan uji Mann- Whitney didasarkan pada perbandingan nilai
3 Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia 31 probabilitas/signifikansi (sig.) dengan tingkat keyakinan 95% (p< 0,05). HASIL PEMBAHASAN a. Pengelompokan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep siswa di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bandar Baru. Analisis data pretest pemahaman konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Rata-Rata Skor Pretest Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata-rata Kelompok Normalitas *) Homogenitas **) Eksp Ktrl Eksp Ktrl (Eksp & Ktrl) Tes 35,42 34,40 Normal Normal Homogen Pemahaman χ 2 hit (1,34) < χ 2 hit (1,39) < F hit (1,27) < Konsep χ 2 tab (7,815) χ 2 tab (7,815) F tab (2,01)α (0,05) Keterangan: Eksp = Eksperimen Ktrl = Kontrol *) = Chi Square Test (Normal, nilai χ 2 hit < χ 2 tab, α = 0,05) **) = Uji F (Homogen, nilai F hit < F tab, α = 0,05) si Tidak signifikan t hit (0,54) < t tab (2,01) Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak berbeda nyata. Kesamaan kemampuan tersebut terlihat pada nilai uji t antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil uji rata-rata tes pemahaman konsep yang menunjukkan t hitung (0,54) < t tabel (2,01) pada taraf signifikansi (α) = 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemampuan awal siswa menggambarkan sejauh mana pengetahuan dan wawasan siswa terkait materi pembelajaran yang akan diikuti. Kemampuan awal siswa penting diketahui oleh guru sebelum dimulainya proses pembelajaran, hal ini dikarenakan kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Dengan demikian guru dapat mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengetahui materi yang akan diberikan, sehingga guru dengan mudah merancang proses pembelajaran dengan target pembelajaran yang lebih terarah sehingga dapat diciptakan pembelajaran yang bermakna. b. Pemahaman Konsep Siswa pada Setiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Pemahaman konsep siswa pada masing-masing subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat dilihat pada perolehan skor pretest, postest dan N-gain. Pretest digunakan untuk memastikan bahwa kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. Peningkatan pemahaman konsep ditentukan dengan menghitung selisih skor pretest dan postest yang diperoleh siswa. Data pretest, postest dan N-gain pada masing-masing subtopik struktur dan fungsi jaringan tumbuhan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2Perolehan Skor RerataPretest, Postest, dan N-gain Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Subtopik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Postest N-gain (%) Pretest Postest N-gain (%) 1 Jaringan 33,88 81,34 72,27 32,70 72,00 59,32 2 Akar 33,33 83,33 75,49 34,67 69,78 54,09 3 Batang 37,50 80,30 67,65 34,18 70,55 55,77 4 Daun 39,88 86,31 77,29 40,00 72,00 50,67 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui skor ratarata pretest, postest, dan N-gain antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selisih antara nilai pretest dan postest pemahaman konsep pada setiap subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat dilihat dari perolehan N-gain. Perolehan N-gain pada kelas eksperimen subtopik jaringan, akar, dan daun secara berurutan yaitu 72,27, 75,49, dan 77,29 dengan kategori tinggi, sedangkan subtopik batang 67,65 kategori sedang. Pada kelas kontrol perolehan N- gain jaringan, akar, batang dan daun secara berurutan yaitu 59,32, 54,09, 55,77 dan 50,67 kategori sedang. Hasil perhitungan N-gain tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perolehan di kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan Direct Instruction berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Uji normalitas dan homogenitas data N-gain pemahaman konsep masing-masing subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan menunjukkan ada data yang normal dan tidak normal, sehingga pengujian perbedaan rata-rata menggunakan statistik parametrik independent sample t test dan statistik non parametrik Mann-Whitney pada taraf signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji statistik parametrik independent sample t test dan non parametrik Mann-Whitney disajikan pada Tabel 3. 31
4 32 Rosmalina, dkk Tabel 3Hasil Perhitungan Statistik Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Subtopik Uji Normalitas* Uji t atau Mann-Whitney*** Uji Homogenitas** Eksperimen Kontrol (Sig/p value) Makna 1 Jaringan 0,568 0,286 0,976 0,003 (Normal) (Normal) (Homogen) (Uji t) 2 Akar 0,019 0,074 0,519 0,000 (Tidak Normal) (Normal) (Homogen) (Uji Mann-Whitney) 3 Batang 0,001 0,203 0,556 0,022 (Tidak Normal) (Normal) (Homogen) (Uji Mann-Whitney) 4 Daun 0,016 (Tidak Normal) 0,060 (Normal) 0,151 (Homogen) 0,001 (Uji Mann-Whitney) * Uji Shaphiro-Wilk, jika Sig (p value) > 0,05 (Normal) ** Uji Levene, jika Sig (p value) > 0,05 (Homogen) *** Uji t atau Uji Mann-Whitney, jika Sig (p value) > 0,05 (Tidak ) Tabel 3 dapat dilihat perolehan data pada kelas eksperimen berdistribusi normal pada subtopik jaringan, sedangkan pada subtopik akar, batang dan daun tidak berdistribusi normal berdasarkan nilai signifikansi. Perolehan data pada kelas kontrol pada semua subtopik berdistribusi normal. Sebaran data pada subtopik jaringan, akar, batang, dan daun adalah homogen. Pada subtopik jaringan karena data berdistribusi normal dan sebaran data homogen maka dilakukan uji statistik parametrik independent sample t test. Pada subtopik akar, batang dan daun data tidak berdistribusi normal pada kelas eksperimen sehingga dilakukan uji statistik non parametrik Mann- Whitney.Hasil uji statistik pada subtopik jaringan, akar, batang dan daun adalah signifikan atau berbeda nyata pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap subtopik, dapat dilihat dari perolehan nilai signifikansi < 0,05 secara berurutan yaitu 0,003, 0,000, 0,022 dan 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa pada setiap subtopik dikarenakan proses pembelajaran yang berbeda. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia. Multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk mengkontruksi konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang mencakup jaringan tumbuhan dan organ tumbuhan. Pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru, menyelesaikan LKPD materi, dan berdiskusi. Proses pembelajaran ini berdampak terhadap pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri atas lima tahapan, yaitu tahap establishing set, demonstrating, guided practice, feed back, dan DAFTAR RUJUKAN Anonymous. 2013a. Perbedaan Pemahaman Konsep dan Penguasaan Konsep. (Online). Tersedia di Diakses tanggal 09 Januari extended practice yang tertuang dalam kegiatan praktikum serta menggunakan multimedia sehingga pemahaman konsep pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan lebih meningkatkan dibandingkan dengan kelas kontrol. Tahap establishing set adalah tahap menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, demonstrating (mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan), guided practice (membimbing pelatihan), feed back (mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik), dan extended practice(memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan) (Suprijono, 2011). Melalui tahapan-tahapan tersebut siswa dapat dilatih dan terlibat secara aktif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengkontruksi konsepnya jika mengalami langsung konsep dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dan bekerjasama dalam kelompok, daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitianyangtelah dilakukansebelumnya, diantaranyasetiawan dkk. (2010) yang menyatakan bahwadengan model pembelajarandirect Intructions pemahaman belajar (pengetahuan) dan keterampilan dapat diterima dan terserap oleh seluruh siswa, juga dapat membantu siswa lebih fokus dan kreatif. Lebih lanjut Sakti (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran langsung ( Direct Instructions) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika dan minat belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia secara signifikan efektifmeningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. 2013b.Pengertian Pemahaman Dalam Pembelajaran. (Online). Tersedia dihttp:// Diakses tanggal 21 Februari 2014.
5 2013c. Prezi, Aplikasi untuk Presentasi Terbaik. (Online). Tersedia di Diakses tanggal 21 Februari Binham, R Cara Membuat Presentasi Prezi yang Menarik. (Online).Tersedia dihttp:// Diakses tanggal 21 Februari Cheng, K. K., Thacker, B. A., Cardenas, R. L., and Crouch, C Using Online Homework System Enhance Students Learning of Physics Concept in an Introductory of Physics Course. American Journal of Physics, 72: Sakti, I., Yuniar, M. P., dan Eko, R Pengaruh Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instructions) melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Lampung. Jurnal Exacta. (Online). Volume X, No. 1 ( diakses tanggal 2 Januari 2015). Setiawan, W., Fitrajaya, E., dan Mardiyanti, T Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informatika dan Komunikasi (PITK). (Online), Volume 3, No. 1 ( diakses tanggal 12 Februari 2014). Slavin, R. E Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Terjemahan oleh Marianto Samosir Jakarta: PT Indeks. Suprijono, A Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia 33 33
PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA
Jurnal EduBio Tropika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 51-97 Ida Safitri Prodi Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Muhibbuddin Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lebih terperinciDarussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 1, Ed. April 2017, Hal. 1-5 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Lebih terperinciDarussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.
Jurnal 8 Biotik, Rahmatan ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 8-14 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP PENCEMARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan
Lebih terperinciCitra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P
Lebih terperinci(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY TIPE GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam
18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciPENGARUH MULTIMEDIA BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP HASIL DAN RETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON
PENGARUH MULTIMEDIA BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP HASIL DAN RETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON Arisdea Tri Putra, Hairida, Ira Lestari Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email : arisdeatriputra@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji model pembelajaan
Lebih terperinciPengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Sayid Ali Rahmat, Marungkil Pasaribu dan I Wayan Darmadi e-mail: sayidalirahmat@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 01/013 yang berjumlah 38 siswa dan
Lebih terperinciMuhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur
Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMA Negeri 7 Bandar
19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMA Negeri 7 Bandar Lampung pada bulan November 2012. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
Lebih terperinciJurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224
58 Perbandingan Metode Pemberian Tugas Kerja Kelompok dengan Kerja Individu pada Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab.Pangkep
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 1 Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang
Lebih terperinciHemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 5 PEKANBARU Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi
Lebih terperinci*Mariana **Hayati *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning *Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WRITE- PAIR-SQUARE (WPS) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN DI KELAS VIII SMPN 19 PEKANBARU T. A. 2013/2014) *Mariana **Hayati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan
Lebih terperinciWirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA DI KELAS X SMAN 20 MEDAN T.P. 2013/2014 Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui perbandingan keterampilan proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2
Lebih terperinci(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015) (The Influence of Cooperative
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP
6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200
6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 216: 11-12 ISSN 197-1744 (Cetak) PENERAPAN PENILAIAN NON TES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
Lebih terperinciTabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 PADANG Nike Yulia Permatasari, Khairudin, Eril Syahmaidi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar
22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas
Lebih terperinciKata Kunci: STSE, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar Siswa dan Pencemaran Lingkungan.
Jurnal EduBio Tropika, Volume 5, Nomor 1, April 2017, hlm. 1-53 Novi Marliani Prodi Magister Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Hasanuddin Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
Lebih terperinciUtari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :
1 THE APPLICATION OF REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING) STRATEGY TO IMPROVE STUDENTS LEARNING RESULTS ON THE SUBJECT OF THERMOCHEMICAL IN CLASS XI IPA OF SMAN 14 PEKANBARU
Lebih terperinciKey words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system
97 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION (CIRC) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 6 PEKANBARU
Lebih terperinciUlpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA YANG SEBENARNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Mikroskop
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar
18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 158 siswa dan tersebar
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014
PENGARUH HASIL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN NETSUPPORT SCHOOLMATA PELAJARAN TIK KELAS X (STUDI KASUS SMAN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH) Dony Novaliendry 1 ABSTRACT This study was conducted to see how much
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6
36 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Metro pada semester genap tahun pelajaran 01/013 yang terdiri dari 3 kelas yaitu
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN Karya Sinulingga dan Amelia Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan amels_heart@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini tidak dilakukan dilakukan pengacakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 lembang menjadi tempat penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yang mana sekolah ini terletak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Fokus permasalahan yang akan dikaji pada bab ini adalah metode penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI Syifa Saputra 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Definisi Oprasional berikut: 1. Miskonsepsi BAB III METODELOGI PENELITIAN Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai Miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsepsi
Lebih terperinciIkeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)
Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk penguasaan konsep. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA CAMTASIA STUDIO BERBANTUAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI DI SMA NEGERI 12 BANDA ACEH
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 75-80 PENGGUNAAN MEDIA CAMTASIA STUDIO BERBANTUAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI DI SMA
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN FISIKA MODELDIRECT INSTRUCTION DITINJAU DARI PENGUASAAN MATERI, PENGETAHUAN PROSEDURAL, DAN SIKAPKERJASAMA PESERTA DIDIK SMA
Keefektifan Pembelajaran Fisika...(Sri Suparti) 330 KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN FISIKA MODELDIRECT INSTRUCTION DITINJAU DARI PENGUASAAN MATERI, PENGETAHUAN PROSEDURAL, DAN SIKAPKERJASAMA PESERTA DIDIK SMA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200 siswa dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET Harry Fitriyanto Rachman, Nyoman Kanca, Made Kusuma Wijaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat
Lebih terperinciJumiati, Irma Suryani Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Lancang Kuning
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 18 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2014 / 2015
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN READING GUIDE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMPN 30 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2014/2015 Raudhah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis Bandar Lampung tahun ajaran 0/03 yang berjumlah
Lebih terperinciABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN SUKAMANAH SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015 (The Influence
Lebih terperinciModel Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA
Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Rahmawati 1, A.Halim 2, Yusrizal 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah, Aceh
Lebih terperinciEvi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone
56 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif dan Awal terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Studi pada Materi Pokok Hidrólisis Garam di Kelas Xi Ipa SMA Negeri 1 Mare) The Influence of Cooperative Learning
Lebih terperinciPENERAPAN PRESENTASI MEDIA PREZI PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA TERHADAP KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BUKIT
Jurnal EduBio Tropika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 51-97 Aotar Prodi Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Adlim Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala,
Lebih terperinciJurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hal 66-71
Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hal 66-71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental Design (Sugiyono, 009: 77). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)
ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Oleh Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:72), metode penelitian
Lebih terperinciPENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Ledi Mei Lastri Silalahi dan Mariati P. Simanjuntak Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan lastrisilalahi@ymail.com
Lebih terperinciUniversitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar
100 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang Diintervensi dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 11 Makassar (Studi pada Materi Pokok Hidrokarbon) The Effect of Cooperative
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab yang ketiga ini, tentang metode penelitian, akan dibahas 6 (enam) bagian besar, yaitu (1) tempat dan waktu penelitian; (2) metode penelitian; (3) populasi dan sampel;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain Randomized Control-Groups Pretest-Posttest Design (Isaac & Michael, 1982) untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan Quasi Experimental Design. Adapun desain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan suatu metode yang diharapkan mengungkapkan ketercapaian penelitian. Adapun metode
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MACROMEDIA FLASH INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TEKNIK
EFEKTIVITAS MACROMEDIA FLASH INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TEKNIK Usmeldi Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Jln. Hamka Air Tawar Padang, 25131 Email: usmeldy@yahoo.co.id Abstrak Fisika
Lebih terperinciKata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract
Perbedaan Minat dan Hasil Belajar Aspek. (Adzan Ramadhan Dirgantara Putra) 361 PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF ANTARA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DENGAN PEMBELAJARAN FISIKA
Lebih terperinciPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO DI SMK NEGERI
Lebih terperincie-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa X SMA Negeri 2 Sigi Dita Puspitasari,Marungkil Pasaribu, dan Yusuf Kendek e-mail: ditaphysic@gmail.com
Lebih terperinciAfif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA NEGERI 1 KEDUNGADEM BOJONEGORO Afif
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid
Lebih terperinciKata kunci: umpan balik (feedback), model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), penguasaan konsep.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN FEEDBACK PADA LEMBAR JAWABAN SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Mustofa Abi Hamid (1), I Dewa Putu Nyeneng (2), Undang Rosidin (2) (1) Mahasiswa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 190 siswa dan terdistribusi dalam
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciWistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad
Lebih terperinci