PETUNJUK PELAKSANAAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2013

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... ii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1 B.Tujuan... 2 C.Sistematika... 3 BAB II PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA... 4 BAB III PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD) D. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat BABIV MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit BAB V PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI i

3 DAFTAR LAMPIRAN Format M.1 Format M.2 Format M.3 Format PM.1 Format AK.1 Format AK.2 Format AK.3 Format AK.4 Format AK.5 Format K.1 Format K.2 Format K.3 Format PK.1 Format P.1 Format P.2 Format KT.1 : Data Profil Individu Perawat : Proses Mapping Perawat : Rekapitulasi Hasil Mapping Perawat : Log Book Perawat : Permohonan Asesmen Kompetensi : Assesmen Mandiri (Self-Assesment) : Instrumen Assesmen Kompetensi : Pelaksanaan Assesmen Kompetensi : Permohonan Banding Assesmen Kompetensi : Aplikasi Kredensialing Perawat : White Paper : Proses Kredensialing : Surat Penugasan Klinik : Uraian Tugas Individu : Penilaian Kinerja Perawat : Surat Usulan dan Rekomendasi Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI ii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan spesifik pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung juga pada kontribusi perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat melakukan praktik untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien yang terganggu karena sakit dalam bentuk respon bio-psiko-sosio-spiritual sehingga setiap pasien dapat secara mandiri melaksanakan program dan pengobatannya sampai sembuh atau meninggal dengan sejahtera. Untuk ini diperlukan perawat yang memiliki kompetensi yang selalu dipertahankan dan dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya. Oleh karena itu, diperlukan sistem karir bagi setiap perawat. Karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya. Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi perawat (Marquis & Huston, 2010). Beberapa rumah sakit telah menerapkan sistem pengembangan karir perawat namun masih terdapat beberapa kendala atau hambatan antara lain belum optimalnya dukungan pimpinan dimana belum adanya kebijakan dan ketentuan jenjang karir perawat, bervariasinya penerapan jenjang karir perawat, dan perawat belum memahami sistem jenjang karir dengan baik. Selain itu berbagai kebijakan dan perubahan-perubahan yang terjadi mempengaruhi jenjang karir antara lain terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), rumusan kompetensi perawat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan perubahan kebijakan tentang jabatan fungsional perawat serta ditetapkannya sistem akreditasi rumah Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Jenjang Karir Perawat-Kementerian Kesehatan RI 1

5 sakit berstandar internasional yang mempersyaratkan perawat memiliki kewenangan dan penugasan klinis yang jelas sesuai area praktinya. Implementasi jenjang karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi dan penataan pelayanan ke arah yang lebih baik. Dalam mencapai upaya tersebut, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) mengembangkan 9 (sembilan) Rumah Sakit Model Jenjang Karir Perawat antara lain RS Persahabatan Jakarta, RS Fatmawati Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Soetomo Surabaya, RS Petrokimia Gresik, RS Adam Malik Medan, RS Universitas Sumatera Utara Medan, RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan RS Universitas Hasanudin. Berdasarkan tantangan, kondisi perubahan dan hambatan hambatan tersebut, implementasi sistem pengembangan karir perawat membutuhkan suatu petunjuk pelaksanaan (Juklak) sebagai acuan dalam menerapkan jenjang karir perawat di rumah sakit. B. Tujuan Tujuan Umum : Dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit dapat memberikan arah dan panduan sehingga terlaksananya jenjang karir perawat di rumah sakit. Tujuan Khusus : 1. Adanya skema implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit 2. Adanya pengorganisasian pelaksanaan jenjang karir perawat di rumah sakit 3. Teridentifikasi program program pengembangan professional berkelanjutan (Continuing Professional Development/ CPD) perawat, 4. Terlaksananya kegiatan pengembangan professional berkelanjutan (Continuing Professional Development/ CPD) bagi perawat, 5. Terlaksananya penilaian perawat sesuai indikator kinerja pada setiap level karir, 6. Terlaksananya monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir perawat. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 2

6 C. Sistematika Sistematika penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Tujuan C.Sistematika BAB II PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA. BAB III PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD) D. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat BABIV MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit BAB V PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 3

7 BAB II PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA Penjenjangan karir perawat mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan digambarkan dalam bentuk pola penjenjangan karir Bagan 1.1. Secara umum, penjenjangan karir professional perawat terdiri dari 4 (empat) bidang, meliputi: 1. Perawat Klinik (PK), yaitu perawat yang memberikan asuhan langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, 2. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line manager), tingkat menengah (middle management) maupun tingkat atas (top manager), 3. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada peserta didik di institusi pendidikan. 4. Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang penelitian /kesehatan Keempat jalur jenjang karir profesional perawat digambarkan dalam Bagan 1.1 PK V PM V PP V PR V PKIV PM IV PP IV PR IV PKIII PM III PP III PR III PK II PM II PP II PR II PK I PM I PP I PR I Perawat Klinik Perawat Manajer Perawat Pendidik Perawat Peneliti Bagan 1.1 Pola Penjenjangan Karir Perawat di Rumah Sakit Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 4

8 Pola penjenjangan karir perawat klinik menggambarkan fungsi perawat sebagai berikut: 1. Pelaksanaan adalah fungsi perawat dalam memberikan asuhan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses, 2. Pengelolaan adalah fungsi perawat dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan sesuai dengan manajemen dalam kerangka paradigma, 3. Pendidikan adalah fungsi perawat dalam mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya 4. Penelitian adalah fungsi perawat dalam Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan Fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat pada Bagan 1.2 LEVEL FUNGSI PK V PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN PENELITIAN Pelayanan kompleks, spesialis dan sub spesialis Pengelolaan pelayanan di tingkat organisasi fasyankes luas (RS Tipe A) Pendidikan kepada pasien dengan masalah kompleks dan peserta didik Mengelola, memimpin penelitian dan terpadu PK IV Pelayanan spesialis dan advanced Pengelolaan Pelayanan pada organisasi fasyankes terbatas (RS Tipe B) Pendidik kepada pasien dengan masalah spesifik dan peserta didik di bidang keahlian Melakukan penelitian dan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) di bidang keahliannya PK III Pelayanan spesialis lanjut Pengelolaan pelayanan pada organisasi fasyankes dasar (RS tipe C/D) Pendidikan kesehatan kepada sekelompok pasien dan peserta didik melakukan penelitian terbatas dan membuat laporan kasus Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 5

9 PK II Pelayanan dasar untuk setiap bidang keahlian Pengelolaan pelayanan pada sekelompok pasien di unit ruang rawat Pendidikan kesehatan kepada sekelompok pasien dengan masalah sederhana Mengumpulk an data penelitian dan laporan kasus berdasarkan bukti. PK I Pelayanan dasar dan umum Pengelolaan pelayanan terhadap seorang pasien Pendidikan terhadap pasien dengan masalah sederhana Membuat laporan kasus sederhana. Bagan 1.2 Level dan Fungsi Perawat Klinik Fungsi perawat klinik dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perawat Klinik I (PK I) a. Fungsinya : 1) Memberikan asuhan dasar dan umum kepada pasien, 2) Memberikan pendidikan kepada pasien sehubungan dengan prosedur yang dilakukan. b. Deskripsi : 1) Menguasai konsep teoritis bidang umum dan mampu menyelesaikan masalah-masalah prosedural, 2) Mampu mengelola kelompok kerja dengan teman sejawat dan menyusun laporan tertulis, 3) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja sendiri, 4) Memerlukan supervisi ketat dalam melaksanakan asuhan pasien, 5) Memperlihatkan keterampilan asuhan dasar dan bersifat rutin, 6) Mulai mengembangkan keterampilan pengkajian pasien dan komunikasi. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 6

10 2. Perawat Klinik II (PK II) a. Fungsinya : 1) Melaksanakan asuhan dasar untuk setiap area praktik, 2) Mengelola asuhan dan pelayanan sekelompok pasien pada unit ruang rawat, 3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga serta kepada peserta didik dalam tim pembimbing/ pendidik klinik, 4) Membuat laporan kasus yang sederhana yang menjadi tanggung jawabnya. b. Deskripsi : 1) Mampu mengaplikasikan bidang (sesuai area praktik) dan memanfaatkan IPTEK dan atau seni dalam menyelesaikan masalah pasien serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi, 2) Menguasai konsep teoritis bidang khusus sesuai area praktik serta mampu menyelesaikan masalah prosedural, 3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis data dan informasi tentang kondisi pasien dan mampu memberikan petunjuk dan memilih berbagai tindakan secara mandiri dan kelompok, 4) Mengerti tujuan bagian (unit) tempat bekerja dan berusaha mencapainya, 5) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan kelompok tempat bekerja, 6) Memperlihatkan kinerja asuhan dan pelayanan yang adekuat dan dapat diterima, 7) Dapat membedakan pentingnya situasi dan menetapkan prioritas, 8) Untuk hal-hal tertentu memerlukan sedikit supervisi, 9) Memperlihatkan keinginan untuk mengembangkan kemampuan profesional berkelanjutan (CPD). Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 7

11 3. Perawat Klinik III (PK III) a. Fungsinya : 1) Melaksanakan asuhan mempergunakan proses dengan tepat sesuai area praktiknya, 2) Mengelola pelayanan kepada sekelompok pasien pada area manajemen/ organisasi terbatas, 3) Melaksanakan pendidikan / kesehatan bagi pasien dan peserta didik secara mandiri, 4) Melakukan pengumpulan data untuk penelitian, mempergunakan hasil penelitian dalam asuhan serta membuat laporan kasus berbasis bukti di bidang keahliannya. b. Deskripsi : 1) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya, 2) Mampu mengevaluasi pekerjaannya dengan memanfaatkan IPTEK untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategisnya organisasi tempat bekerja, 3) Mampu melakukan penelitian, menyelesaikan permasalahan IPTEK dalam bidang keilmuan melalui pendekatan disiplin, 4) Mampu mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang nya, 5) Memperlihatkan kompetensi, mempergunakan proses tanpa supervisi, 6) Mampu merencanakan dan mengorganisir tujuan jangka pendek dan panjang, 7) Memperlihatkan arahan dalam kegiatan, 8) Siap menerima tanggung jawab kepemimpinan, 9) Memperlihatkan perkembangan keterampilan komunikasi dengan baik, 10) Bertukar (share) ide-ide dan pengetahuan dengan peer-nya. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 8

12 4. Perawat Klinik IV (PK IV) a. Fungsinya : 1) Melakukan asuhan spesialis secara mandiri, 2) Mengelola pelayanan terhadap sekelompok pasien pada area manajemen yang luas, 3) Melaksanakan dan mengelola pendidikan kepada pasien, keluarga, teman sejawat dan peserta didik, 4) Melaksanakan penelitian sesuai bidang keahliannya. b. Deskripsi: 1) Mampu mengembangkan IPTEK bidang atau praktik profesionalnya melalui penelitian hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji, 2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK bidang melalui pendekatan inter atau multi disiplin, 3) Memperlihatkan pengetahuan dan keterampilan spesialis, 4) Bertanggung jawab sebagai pemimpin dan supervisor, 5) Mengakui dan beradaptasi terhadap situasi sesuai nilai dan norma profesi, 6) Mendelegasikan tanggung jawab dengan tepat, mempergunakan alternatif yang luas dalam menyelesaikan masalah asuhan/pelayanan, 7) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan. 5. Perawat Klinik V (PK V) a. Fungsinya : 1) Melaksanakan asuhan/ pelayanan sebagai expert/ ahli di bidangnya, 2) Mengelola pelayanan dengan menghasilkan kebijakan pada area manajemen yang luas, 3) Mengelola, memimpin dan mengembangkan riset di bidang dan atau terpadu, 4) Melakukan peran konsultan bagi pasien, teman sejawat dan peserta didik. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 9

13 b. Deskripsi : 1) Mampu mengembangkan IPTEK Keperawatan baru atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original dan teruji, 2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK melalui pendekatan inter, multi dan transdisipliner, 3) Mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan riset di bidang atau terpadu serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional, 4) Memperlihatkan keahlian dalam praktik kliniknya, 5) Menerima dan mendelegasikan tanggung jawab tentang personel dan manajemen, 6) Melakukan pendidikan/ pendampingan kepada teman sejawat tentang asuhan pasien yang kompleks, 7) Melakukan konsultasi mengenai pendidikan dan praktik profesional sesuai bidang keahliannya, 8) Mampu merencanakan perubahan di bidang secara intituitif, kreatif dan inovatif. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 10

14 BAB III IMPLEMENTASI JENJANG KARIR PERAWAT KLINIK DI RUMAH SAKIT Implementasi penjenjangan karir perawat terdiri dari alur jenjang karir perawat klinik, baik untuk perawat klinik baru maupun lama, pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit dan program pengembangan profesionalisme berkelanjutan (CPD). A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik Skema implementasi akan menguraikan tentang tahapan yang dilalui oleh perawat klinik sesuai dengan perkembangan karirnya, sebagai perawat baru, perawat lama dan pindah tugas. Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan atau baru pertama kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan perawat lama adalah perawat dengan masa kerja lebih dari 1 tahun. 1. Skema implementasi jenjang karir perawat klinik baru Implementasi jenjang karir bagi perawat baru terdiri dari tahapan setelah melalui proses rekruitmen dan seleksi yaitu orientasi dan magang, assesmen kompetensi, kredensialing, penugasan klinik, pelaksanaan praktik, kenaikan level klinik dan seterusnya merupakan siklus. Tahapan ini dapat dilihat pada skema 3.1. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 11

15 Rekrutmen dan seleksi Proses magang selama 1 tahun pada 4 (empat) pelayanan dasar, yaitu: Anak, Maternitas, Medikal, Bedah Assessmen Kompetensi : 1. Usulan 2. Prakonsultasi 3. Assesmen 4. Banding 5. Hasil Assesmen Kredensialing Pemberian penugasan klinik Penugasan kerja sesuai dengan area praktiknya KENAIKAN JENJANG Bidang Keperawatan Bidang Keperawatan Komite Keperawatan Direktur Rumah Sakit Bidang Keperawatan Skema 3.1 Implementasi Jenjang Karir Perawat Baru Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Jenjang Karir Perawat-Kementerian Kesehatan RI 12

16 a. Rekruitmen dan seleksi Saat ini proses rekruitmen dan seleksi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilakukan oleh pemerintah (Kementerian Kesehatan) dan untuk pegawai swasta dilakukan oleh RS masing-masing. Setiap perawat harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) untuk masuk ke dunia kerja. b. Magang (Internship) Proses magang (internship) dimulai dengan dengan kegiatan orientasi. Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi perawat baru. Melalui orientasi, diharapkan perawat baru akan merasa lebih siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat bekerja dengan tujuan yang jelas. Akhirnya program orientasi perawat dapat menyepakati kontrak kerja dengan Rumah Sakit. Proses magang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diselenggarakan secara terpadu dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan perawat yang lebih berpengalaman dalam rangka meningkatkan pengetahuan menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Magang juga memberikan kesempatan kepada perawat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mengurangi shock realita. Perawat baru menjalani proses magang selama 1 tahun pada 4 pelayanan dasar yaitu anak, Maternitas, Penyakit dalam dan bedah. Proses magang ini di bawah tanggung jawab kepala bidang serta diperlukan perseptor dan mentor selama magang. c. Assesmen Kompetensi Perawat baru yang telah melalui proses magang selama 1 tahun, mengajukan permohonan untuk dilakukan assement kompetensi sehingga diketahui kompetensi yang telah dikuasainya sebagai Perawat Klinis (PK I). Assement kompetensi menjadi tanggung jawab kepala bidang. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 13

17 Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari : 1) Mengajukan permohonan assesmen (Format AK.1 terlampit) 2) Assesmen Mandiri (Format AK.2 terlampir) 3) Pra konsultasi 4) Assesmen (Format AK.3 dan AK.4 terlampir) 5) Usulan banding (jika perlu) (Format AK.5 terlampir) 6) Keputusan hasil assesmen 7) Pemberian Sertifikat Kompetensi. d. Kredensialing PK I Setelah perawat baru dinyatakan kompeten sebagai PK I maka dalam rangka melaksanakan tugas dilaksanakan kredensialing dengan langkah sebagai berikut: 1) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan (Format K.1 terlampir) sesuai Rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih (White Paper) (Format K.2 terlampir) 2) Memperoleh persetujuan untuk dilakukan kredensial dari Subkomite Kredensial 3) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan oleh panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan. (Format K.3 terlampir) Hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi PK I dan selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan untuk mendapatkan Penugasan Klinis dari Pimpinan/ Direktur Rumah Sakit. e. Pemberian Penugasan Klinik (Clinical Appointment) PK I Perawat baru yang telah mendapatkan rekomendasi kewenangan klinis oleh Komite Keperawatan akan dibuatkan penugasan klinik oleh direktur rumah sakit, dalam bentuk penerbitan surat keputusan penugasan klinik (Format PK.1 terlampir). Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 14

18 f. Penugasan Kerja Perawat baru akan mendapatkan penugasan di unit kerja sesuai dengan penugasan klinik (clinical appointment) yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan selama 3 (tiga) tahun dengan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi-kompetensi melalui program program Pengambangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat (CPD) yang telah ditentukan. Dalam Pelaksanaan tugas ini, bidang melakukan monitoring kompetensi, penerapan etik dan disiplin profesi. Melakukan supervisi klinik melalui preseptorship dan mentorship. Selama melaksanakan penugasan, perawat mengisi logbook (terlampir). g. Kenaikan Tingkat Penjenjangan Karir PK I ke PK II Setiap perawat mempunyai hak untuk meningkatkan jenjang karir sesuai perencanaan karir yang telah dipilih. Setelah melaksanakan tugas memberikan asuhan selama 3 (tiga) tahun, perawat PK I mengusulkan kenaikan tingkat dengan tahapan kredensial (tahap 5) dan selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru. Bagi perawat yang belum memenuhi persyaratan untuk naik tingkat selama 2-3 tahun akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 15

19 2. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik Lama Implementasi jenjang karir bagi perawat klinik lama (telah mempunyai pengalaman kerja) terdiri dari tahapan pemetaan (mapping), assesmen kompetensi, kredensial, pemberian penugasan klinis, penugasan kerja serta kenaikan penjenjangan karir. Tahapan ini dapat dilihat pada skema 3.2 a. Pemetaan (Mapping) Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir perawat dan akan melaksanakan, maka sebagai tahap awal melakukan mapping/ pemetaan. Mapping atau pemetaan adalah suatu proses mengidentifikasi perawat lama sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan masing-masing rumah sakit. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Survey data dasar perawat saat ini (proses mapping) mencakup : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir, Pelatihan, lama bekerja, umur, golongan/ pangkat atau level (jika ada) (Format M.1 dan M.2 terlampir) 2) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk menetapkan level setiap perawat. 3) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan penjenjangan karirnya. 4) Setiap perawat mengikuti assesmen kompetensi b. Assemen kompetensi Asessmen kompetensi sesuai hasil mapping (pemetaan) setiap perawat lama sesuai penjenjangan hasil mapping, mengajukan permohonan untuk dilakukan assesmen kompetensi untuk memvalidasi kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping. Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari : 1) Mengajukan permohonan assesmen (Format AK.1 terlampit) 2) Assesmen Mandiri (Format AK.2 terlampir) 3) Pra konsultasi 4) Assesmen (Format AK.3 dan AK.4 terlampir) 5) Usulan banding (jika perlu) (Format AK.5 terlampir) Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 16

20 6) Keputusan hasil assesmen 7) Pemberian Sertifikat Kompetensi Hasil assesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan Direktur/ Pimpinan RS dalam bentuk Daftar Profil Perawat RS sesuai Penjenjangan Klinik. c. Kredensialing perawat sesuai penjenjangan karirnya (PK I, II, III, IV, dan V). Pada tahap ini dilakukan review, evaluasi terhadap bukti-bukti untuk menetapkan kewenangan klinis setiap perawat sesuai dengan masingmasing penjenjangan. Adapun tahap kredensial sama dengan kredensial PK I. d. Pemberian Penugasan Klinis bagi PK I, II, III, IV dan V Pemberian penugasan klinis dilakukan oleh Pimpinan/ Direktur RS. Perawat yang telah dilakukan kredensial akan direkomendasi untuk memperoleh penugasan klinik oleh Pimpinan/ Direktur RS dalam bentuk Surat Keputusan Direktur (Format PK.1 terlampir). e. Penugasan Kerja sesuai dengan area praktiknya Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan sesuai dengan Surat Keputusan Penugasan Klinik yang telah diberikan. Selain itu perawat dituntut untuk mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi melalui programprogram Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat. Perawat lama (PK I,II, III, IV, V) melaksanakan tugas baik secara individu atau tim, saling membimbing dan dilakukan supervisi berjenjang, setiap perawat memiliki Logbook dan diisi secara benar. f. Kenaikan tingkat penjenjangan klinik. Sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan bagi setiap perawat lama, maka perawat berhak mengajukan permohonan untuk kenaikan jenjang karir, dan mengikuti proses kredensialing. Selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru dan bagi perawat lama Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 17

21 mempunyai hak untuk promosi ke jabatan yang baru. Bagi perawat lama yang 2 x 3 tahun belum memenuhi syarat untuk kenaikan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 18

22 Pelaksanaan pendidikan berkelanjutan Mapping Penempatan Perawat sesuai Area Praktik Bidang ASSESMEN KOMPETENSI Bidang Proses Kredensial Komite Keperawatan Pemberian Penugasan Klinis Direktur RS Penugasan kerja sesuai area Bidang Pelaksanaan Askep Monitoring kompetensi Monitoring penerapan etik dan disilpin profesi Supervisi Klinik Kenaikan Penjenjangan Karir Bidang Monitoring indikator mutu klinik Monitoring indikator kinerja individu Skema 3.2 Implementasi Jenjang Karir Perawat Lama Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 19

23 B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit melibatkan beberapa unsur terkait yaitu pimpinan rumah sakit,kepala bidang, komite dan unit terkait lainnya : 1. Pimpinan Rumah sakit Pimpinan/ Direktur RS merupakan penanggung jawab utama dalam pelaksanaan jenjang karir perawat melalui peran Kepala Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan serta Bidang/ Unit Diklat. Peran dan fungsi Pimpinan/ Direktur RS dalam implementasi jenjang karir sebagai pengarah dan pembuat kebijakan utama dalam menerbitkan Surat Keputusan tentang implementasi jenjang karir. Adapun tugasnya adalah sebagai berikut : a. Membuat Surat Keputusan tentang Implementasi Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit b. Memberi arahan kepada Kepala Bidang Keperawatan, Komite dan unit terkait lainnya dalam rangka implementasi jenjang karir perawat c. Menerbitkan Surat Keputusan Penugasan Klinik bagi setiap perawat atas rekomendasi Komite Keperawatan d. Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis sekaligus Penugasan Klinik atas rekomendasi Komite Keperawatan e. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program pengembangan profesional berkelanjutan bagi perawat yang dilaksanakan oleh RS (sesuai ketentuan yang berlaku) f. Mempertimbangkan dan menyetujui pembiayaan dalam rangka implementasi jenjang karir perawat di RS g. Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang karir perawat di RS 2. Bidang Keperawatan/ Direktur Keperawatan Implementasi jenjang karir perawat merupakan tanggung jawab Bidang/ Direktur Keperawatan dalam rangka melakukan fungsi manajemen yaitu ketenagaan (staffing). Adapun tugasnya sebagai berikut : a. Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan RS) Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 20

24 b. Melakukan magang bagi perawat baru c. Melakukan mapping bagi perawat lama d. Melakukan assesmen kompetensi (sesuai kebutuhan) e. Pada akhir magang bagi perawat baru untuk memberi pengakuan sebagai PK I dan pada perawat sesuai hasil mapping untuk validasi dan pengakuan terhadap penjenjangan hasil mapping. Assesmen kompetensi juga bisa dipergunakan sebagai seleksi terhadap perawat baru. f. Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah memperoleh penugasan klinik sebagai hasil kredensialing. g. Melakukan supervisi klinik melalui preceptorship h. Melakukan penilain kinerja bagi setiap perawat i. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir perawat di RS 3. Komite Keperawatan Komite bertanggung jawab terhadap profesionalisme perawat sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang kewenangannya. Dalam implementasi jenjang karir Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut: a. Melakukan proses kredensialing bagi setiap perawat yang mengajukan surat permohonan kredensial dengan tahapan sebagai berikut : Pengajuan Surat Permohonan Kredensial Proses kredensial : pengisian format kewenangan klinis oleh Mitra Bestari yang ditunjuk Proses assesmen kompetensi (disepakati), review dan verifikasi oleh Mitra Bestari Mengambil keputusan tentang kewenangan klinis Proses Rekomendasi Penerbitan Penugasan Klinik oleh Direktur/ Pimpinan RS Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 21

25 b. Membuat rekomendasi hasil assesmen kompetensi (disepakati), review, verifikasi bagi yang berhak untuk diterbitkan penugasan klinis oleh Direktur RS. c. Memelihara profesionalisme perawat melalui pembinaan mutu profesi dengan melakukan audit mutu profesi dan identifikasi kebutuhan pengembangan profesionalisme berkelanjutan bagi perawat (CPD). d. Melakukan pembinaan etik-disiplin bagi perawat dalam melaksanakan tugas pemberian asuhan. Jika terjadi pelanggaran terhadap standar dan merugikan pasien maka dilakukan kredensial dan merekomendasikan untuk pencabutan kewenangan klinis sehingga penugasan klinik tidak dapat dipergunakan. e. Melakukan program pembinaan khusus (proctoring) sesuai permintaan f. Melakukan monitoring evaluasi terhadap proses kredensialing peningkatan mutu profesi dan pembinaan etik-disiplin C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD) Pengembangan profesional berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien. Terdapat 2 (dua) alasan CPD dalam rangka implementasi jenjang karir perawat dapat dilihat pada skema berikut : GAP Kompetensi Perawat Kredensial Kompetensi yang perlu dilatih Kenaikan Penjenjangan (challenge) Program CPD (unit Diklat) Kompetensi Baru Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 22

26 Dalam mencapai karirnya setiap perawat harus mengikuti program CPD. Terdapat 2 (dua) CPD yaitu 1) Gap kompetensi karena terjadi perkembangan IPTEK sehingga perlu penyesuaian atau kompetensi yang belum dikuasai; 2) Dalam rangka kenaikan jenjang karir (challenge). Setelah mengikuti CPD perawat memperoleh kompetensi baru, dan terhadap kompetensi baru ini perlu dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan klinik. Program CPD disusun sesuai kompetensi pada setiap level karir seperti yang terlihat di bawah ini : LEVEL PK I (Sampai challenge PK II) PROGRAM CPD/ PELATIHAN 1. Paket kompetensi kunci dasar-generalis (12 Core Competencies) 2. Caring dalam pelayanan 3. Sosialisasi profesional 4. Keselamatan pasien 5. Emergency Nursing dasar PK II 1. Kepemimpinan dalam 2. Manajemen asuhan pasien 3. Manajemen unit ruang rawat 4. Paket kompetensi klinik dasar sesuai bidang keahlian, misalnya : Terapi bermain untuk bidang anak, Manajemen nyeri Manajemen luka PK III 1. Manajemen pelayanan pada organisasi terbatas 2. Evidence Based Nursing Practice (EBNP) 3. Metode penelitian 4. Paket kompetensi klinik lanjut sesuai bidang keahlian, misalnya : Advanced wound management : ostomy care, topical Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 23

27 negative pressure Palliative care Hemodialisa 5. Supervisi klinik, preceptorship, mentorship 6. Kerja tim 7. Manajemen konflik PK IV 1. Manajemen pelayanan pada organisasi luas 2. Evidence Based Nursing Practice (EBNP) lanjut 3. Laporan hasil penelitian dan menulis jurnal 4. Paket kompetensi klinik spesialis sesuai bidang keahlian PK V 1. Metode konsultasi 2. Penelitian terpadu 3. Paket kompetensi klinik spesialis dan subspesialis sesuai bidang keahlian D. Penilaian Kinerja dan Supervisi Penilaian kinerja adalah menilai seberapa (performance appraisal) baik kinerja tugas-tugas perawat dalam melaksanakan asuhan seperti yang dijabarkan pada uraian tugas. Penilaian kinerja yang dilaksanakan dengan benar dan tepat dapat meningkatkan motivasi dan produktifitas kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penilaian kinerja perawat antara lain : 1. Penilaian harus berdasarkan standar (indikator kinerja), 2. Perawat harus memahami dan mengimplementasikan standar secara mendalam, 3. Perawat harus mengetahui sumber data yang dikumpulkan untuk penilaian, 4. Penilaian harus ditujukan kepada seseorang yang diobservasi terhadap pelaksanaan tugasnya, Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 24

28 5. Penilaian akan lebih disenangi dan memperoleh hasil positif jika penilai meyakini dan respek terhadap profesinya. Penilaian kinerja perawat dapat dilakukan secara berkala sesuai kebijakan internal rumah sakit. Penilaian minimal dilakukan oleh diri sendiri, atasan langsung dan peer review. E. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat Sistem informasi jenjang karir perawat merupakan manajemen informasi dalam bentuk dan proses informasi tentang perkembangan karir perawat yang bertujuan agar perawat, bidang dan jajaran, komite, pimpinan RS dan unit-unit yang memerlukan informasi secara mudah mendapatkannya. Komponen sistem informasi, minimal terdiri dari : 1. Data dasar profil perawat di RS yang selalu di update setiap 6 (enam) bulan 2. Skema yang menggambarkan proses implementasi jenjang karir baik bagi perawat baru maupun lama beserta instrumen dan kelengkapannya. a. Program dan proses mapping b. Program dan proses magang c. Program dan proses assesmen kompetensi d. Program dan proses kredensialing e. Penetapan penugasan klinik f. Program CPD bagi PK 0, I, II, III, IV, V g. Program Supervisi klinik (preseptorship-mentorship) 3. Monitoring dan evaluasi implementasi jenjang karir Semua informasi tersebut di atas dapat dengan mudah diakses oleh semua unsur melalui sebuah situs (website), grup milis dan lain sebagainya. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 25

29 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan/ pencapaian hasil pelaksanaan jenjang karir di rumah sakit. Hal tersebut mencakup proses implementasi jenjang karir dan hasilnya. A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat Monev dilakukan terhadap : 1. Adanya pengorganisasian jenjang karir 2. Terlaksananya program magang 3. Terlaksananya Mapping (pemetaan) perawat lama 4. Terlaksananya assesmen (perawat lama dan baru) 5. Terlaksananya Proses kredensialing Perawat 6. Terlaksananya Supervisi Klinik 7. Terlaksananya program CPD ( pelatihan perawat) 8. Terlaksananya program kenaikan tingkat jenjang karir NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET ADA TDK 1 Pengorganisasian Jenjang Karir a. SK Direktur b. Peran dan fungsi Kabid c. Peran dan Fungsi Komite Keperawatan d. Peran dan Fungsi Diklat Dokumen dan laporan pengorganisasian 2 Program Rekruitmen- Seleksi a.... a. Dokumen dan laporan rekruitmenseleksi perawat b.... Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 26

30 NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET ADA TDK 3 Program Magang/ Internship perawat baru a.... a Pemetaan (mapping) perawat lama 5 Assesmen (perawat lama dan baru) 6 Proses Kredensialing Perawat a. Portofolio perawat sesuai kualifikasi per level b.... a. Kompetensi perawat per level b.... a. Kewenangan klinis perawat sesuai kompetensi b.... a. Dokumen portofolio perawat b.... a. Dokumen hasil assesmen perawat b. Sertifikat kompetensi c.... d. a. Daftar rincian kewenangan klinis setiap perawat b Supervisi Klinik a.... a Program CPD a.... a Program Kenaikan tingkat Jenjang Karir a.... a.... B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan terhadap : 1. Peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan tugas 2. Peningkatan kepuasan kerja perawat 3. Peningkatan kepuasan pasien 4. Peningkatan kualitas pelayanan Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 27

31 NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET ADA TDK 1 Kinerja perawat dalam melaksanakan tugas a.... a Kepuasan kerja perawat a. Angka Turn over perawat b.... a. Survey kepuasan kerja perawat 3 Kepuasan pasien a. Angka Kepuasan pasien b.... a. Survey kepuasan pelanggan 4 Kualitas pelayanan a. Audit mutu pelayanan b.... a. Dokumen audit mutu b.... Untuk mengetahui hasil implementasi jenjang karir, maka perlu dilakukan survey awal dan survey akhir dengan kerangka kerja sebagai berikut: Survey Awal Survey Akhir Tingkat Pengetahuan Kinerja Perawat Kepuasan Perawat Skema Jenjang Karir Tingkat Pengetahuan Kinerja Perawat Kepuasan Perawat MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN Kepuasan Pasien Monev Kepuasan Pasien Bagan 5. 1 Kerangka kerja survey awal dan akhir Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 28

32 BAB V PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit disusun sebagai pedoman pelaksanaan, agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Juklak ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing rumah sakit. Diharapkan kepada tim implementasi jenjang karir di rumah sakit dapat mempergunakan juklak ini dengan baik dan berkontribusi dalam seluruh proses, sehingga tujuan akhir dari program ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat - Kementerian Kesehatan RI 29

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN 11 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI 1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1053, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit. Komite Keperawatan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN

Lebih terperinci

7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.

7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan. PEDOMAN KREDENSIAL PERAWAT BAB I DEFINISI 1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengakses informasi kesehatan dan isu tentang pelayanan kesehatan, maka tenaga kesehatan dituntut untuk

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014

PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014 PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012 PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012 I.DASAR HUKUM UU RI No. 29 Tahun 2004 Ttg Praktik Kedokteran UU RI No. 36 Tahun 2009 Ttg Kesehatan UU

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016 PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.

Lebih terperinci

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT

SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT TINJAUAN PUSTAKA SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT Rika Endah Nurhidayah.* ABSTRAK Sistem pengembangan karir perawat sampai saat ini masih belum jelas. Hal ini ada hubungannya dengan bervariasinya jenjang

Lebih terperinci

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medis RSUP Fatmawati Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT KLINIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT KLINIS PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT KLINIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical

Lebih terperinci

BUKU PUTIH DISUSUN OLEH : KOMITE KEPERAWATAN RSML

BUKU PUTIH DISUSUN OLEH : KOMITE KEPERAWATAN RSML BUKU PUTIH DISUSUN OLEH : KOMITE KEPERAWATAN RSML 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar...... Sambutan Direktur RS Muhammadiyah Lamongan... Kewenangan Klinis Di RS Muhammadiyah Lamongan... Form

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA

PENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA PENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA Dr.dr.Sutoto.,M.Kes KARS TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952 Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes JABATAN SEKARANG: 1. Ketua KARS Th 2011-2014/2014-2018

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN Jl. Madya Kebantenan No.4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi

Lebih terperinci

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS Dr. Kuntjoro Adi Purjanto,Mkes KETUA UMUM PERSI UU NO: 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT PASAL 36 SETIAP RUMAH SAKIT HARUS MENYELENGGARAKAN

Lebih terperinci

I. Ketua Komite Keperawatan

I. Ketua Komite Keperawatan I. Ketua Komite Keperawatan Tugas pokok Memimpin seluruh kegiatan dari komite keperawatan meliputi kredensialing, penjagaan dan peningkatan mutu profesi, serta penjagaan serta pembinaan disiplin dan etika

Lebih terperinci

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) No Elemen Penilaian 1 Standar KKS 1 1 Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas perencanaan strategis dan perencanaan

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) KARS KPS 15: Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan,

Lebih terperinci

Pertemuan seluruh Rapat Komite. pengurus komite untuk membahas progress kegiatan komite dan. Pengisian dokumen kredensial

Pertemuan seluruh Rapat Komite. pengurus komite untuk membahas progress kegiatan komite dan. Pengisian dokumen kredensial Program kerja komite 1 Proker Tujuan Kegiatan Cara 1 Rapat Rutin Pertemuan seluruh Rapat 2 Kredensial Perawat dan bidan baru Koordinasi pengurus komite Mengetahui progress kegiatan masing2 sub komite membahas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA

Lebih terperinci

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO Bachtiar Saruddin Komite Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) V INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) Gambaran Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016

PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016 PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan dengan berorientasi pada

Lebih terperinci

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi: LIST DOKUMEN GLD GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas Struktur organisasi: Daftar nama pejabat structural dan fungsional Buku susunan dan uraian tugas serta tata hubungan kerja HBL Pedoman penilaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orangnya. Oleh karena itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda

BAB I PENDAHULUAN. orangnya. Oleh karena itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

Lebih terperinci

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH PEMBANGUNAN KEPERAWATAN DI INDONESIA Periode 2015-2020 Apa Yg Hendak Dituju 2 Tujuan Utama Profesi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA 0 PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA PENYUSUN Departemen DIKLAT Pengurus Pusat PPNI PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya No. 15 Patra

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22

Lebih terperinci

D. Dasar hukum 1. UU. No.36. Tahun Tentang kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, tentang Kesehatan 3.

D. Dasar hukum 1. UU. No.36. Tahun Tentang kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, tentang Kesehatan 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Le

2017, No Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1129, 2017 KEMENKES. Jenjang Karir. Profesionalisme Perawat Klinis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR

Lebih terperinci

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud engan : a.peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing STaf Bylaws) adalah peraturan penyeleng

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud engan : a.peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing STaf Bylaws) adalah peraturan penyeleng PERATURAN DIREKTUR RSU HASANAH GRAHA AFIAH NO :.. TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAF BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM HASANAH GRAHA AFIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of

Lebih terperinci

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) Elemen Penilaian KPS 1 1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA

HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA Oleh: Mus Aida Disampaikan Dihadapan Mahasiswa S1. FK. UGM 8 Desember 2012 HOSPITAL BYLAWS CORPORATE

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA YANG DIWAWANCARA Direktur RS TKRS 1.1 EP 1 TKRS 1.1 EP 3 TKRS 1.1 EP 1 HPK 1 EP 2 KKS 1 EP 3 KKS 2 EP 3 KKS 2.1 EP 3 KKS 2.2 EP 3 STANDAR MATERI CHECK KKS 4 EP

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) KOMPETENSI AN KEENANGAN STAF (KKS) PEENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNAS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN A. Pendidikan Berkelanjutan 1. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS Konsep-pokok KPS Rumah sakit membutuhkan berbagai ketrampilan dan kualifikasi staf untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien RS harus

Lebih terperinci

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014 KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014 Yogyakarta, 15 Maret 2014 Tinjauan Pustaka Pendahuluan Metode Penelitian Hasil & Pembahasan Kesimpulan A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah Bagaimanakah

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP 1 KATA SAMBUTAN Dalam berbagai kesempatan Presiden Indonesia menjelaskan salah satu pilar pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan SDM berbasis vokasi. Hal ini sangat strategis mengingat tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK BAB I PENDAHULUAN Rumah SakiT Sentra Medika Cisalak adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Sakit. Melalui komite keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik

Sakit. Melalui komite keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik BAB 1 PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS KATA PENGANTAR Dengan disahkannya undang-undang rumah sakit yang baru di indonesia, salah satunya adalah sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama

Lebih terperinci

A. Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan dan Manfaat A. Tujuan dan Manfaat Pedoman umum Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian bertujuan memberikan acuan kepada pelaksana sertifikasi Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan uji kompetensi. Secara khusus sertifikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA oleh Ir. SUMARNA F. ABDURRAHMAN, MSc KETUA KOMITE TETAP SISTEM KOMPETENSI SDM KADIN - INDONESIA KONDISI DAN MASALAH TANTANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG KREDENSIAL APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER

Lebih terperinci

Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja

Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja pertama kali di RS binnen Hospital Jakarta (1799) dengan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN 1. Kredensial Tenaga Kesehatan Lain adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan gizi klinis, apoteker, tenaga teknis kefarmasian, radiografer, fisioterapis, dan sanitarian

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI K N U K P KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI Uji Kompetensi Bagian dari credentialing Penapisan seseorang disebut profesional oleh komunitas profesi berdasarkan standar profesi Credentialing professional

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%) serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) GAMBARAN UMUM Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut adanya kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem No.13, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Dokter Spesialis. Wajib Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA (Nomor :...) NAMA RUMAH SAKIT TAHUN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT... NOMOR :... TENTANG PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci