PERANCANGAN MULTIPLEXER PADA DCS, UMTS DAN LTE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN MULTIPLEXER PADA DCS, UMTS DAN LTE"

Transkripsi

1 PERANCANGAN MULTIPLEXER PADA DCS, UMTS DAN LTE Bayu Purnomo Program Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta Abstrak Dalam penelitian ini, diusulkan sebuah pekerjaan desain filter kompak, yang terdiri dari tiga buah filter utama. Masing-masing yaitu filter DCS (Digital Celluler System) yang bekerja pada frekuensi 1,71 GHz sampai dengan 1,896 GHz. Filter kedua adalah filter untuk UMTS ( Universal Mobile Telecommunication System ), filter ini bekerja pada frekuensi 1,96 GHz hingga 2,25 GHz. Sedangkan filter ketiga merupakan filter untuk LTE ( Long Term Evolution ) yang bekerja pada frekuensi 2,48 GHz sampai dengan 2,70 GHz. Struktur dari setiap filter terdiri dari lima buah resonator digabungkan dengan respon chebyshev. Pada pekerjaan selanjutnya adalah penggabungan dari dua dan tiga filter tersebut sekaligus menjadi sebuah sistem Multiplexing. Gabungan dari dua buah filter yaitu UMTS dan LTE adalah diplexer. Sedangkan gabungan dari tiga filter sekaligus yaitu DCS, UMTS dan LTE dinamakan Triplexer. Kata kunci : DCS, UMTS, LTE, resonator, chebyshev, multiplexing, diplexer, triplexer.

2 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi komunikasi saat ini, berdampak pada semakin rapatnya penggunaan frekuensi untuk keperluan telekomunikasi. Pada Sistem Gelombang Mikro, pita spektrum elektromagnetik adalah sumber yang terbatas dan harus dibagi. Oleh sebab itu diperlukan suatu piranti yang dapat membagi pita spektrum tadi sesuai dengan keinginan dan ketetapan yang telah disepakati. Salah satu piranti yang memungkinkan untuk keperluan ini adalah Filter. Filter banyak memiliki peran dalam aplikasi gelombang mikro, Sesuai dengan fungsinya, filter memiliki peran memilah sinyal yang diperlukan, dan membuang atau memperlemah sinyal yang tidak diperlukan. Penggunaan filter untuk gelombang mikro dan berbagai aplikasinya akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini juga harus diimbangi dengan penggunaan filter yang semakin meningkat dari segi teknologinya. Saluran Transmisi gelombang dengan menggunakan Filter Bandpass menjadi pilihan yang banyak digunakan. Alasan pemilihan filter ini karena bentuknya sederhana dan kemampuan kerjanya cukup tinggi, terutama dalam sistem frekuensi yang sangat tinggi. Filter ini dibentuk dengan menggabungkan sebuah bahan metalized dengan sebuah substrat Duroit, sehingga membentuk sebuah cross coupled Resonator. 2. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah media gelombang informasi, dan pita tersebut adalah sumber yang terbatas, maka harus dibagi. Filter digunakan untuk memilih dan membatasi sinyal RF atau gelombang mikro dalam batas spektral yang telah disepakati [2]. Tesis ini akan berbicara banyak mengenai salah satu filter, yaitu Bandpass Filter, dimana filter ini mempunyai banyak peranan dalam komunikasi nirkabel. Perancangan Bandpass Filter pada tesis ini tentu didasarkan pada tujuan yang diinginkan, yaitu filter dengan kemampuan kerja yang tinggi, ukuran yang lebih kecil, bobot yang lebih ringan, dan biaya yang lebih murah. Secara ideal, filter sebagai penyaring akan menolak atau melemahkan semua sinyal yang tidak diperlukan, sekaligus akan meneruskan sinyal yang memang diperlukan. Namun demikian filter yang ideal seperti tersebut di atas, tidak mungkin untuk dibuat. Maka untuk

3 dapat membuat filter yang dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan, dilakukan pendekatanpendekatan[2]. Pendekatan ini dilakukan dengan memodifikasi filter dengan spesifikasi ideal menjadi filter dengan spesifikasi yang dapat diwujudkan secara nyata, dengan beberapa toleransi yang masih dapat dipertanggung jawabkan. Toleransi ini mencakup ukuran, dimensi, daerah kerja, perhitungan frekuensi dan hal lain yang memungkinkan. Toleransi ini mencakup tiga wilayah kerja filter, yang pertama toleransi wilayah lolos, dimana semua sinyal diloloskan. Kedua toleransi wilayah tolak, dimana semua sinyal ditolak. Dan yang ketiga toleransi wilayah transisi antara wilayah lolos dan wilayah tolak[2] Fungsi Transfer Di dalam perhitungan filter pada gelombang mikro maupun pada aplikasi Radio Frekuensi ( RF ), dikenal sebuah fungsi transfer[1]. Fungsi ini digunakan untuk menentukan parameter S21 yaitu : S21 (jω) 2 = 1 1+ ε2f2n(ω) ( 3.1 ) Dimana, ɛ adalah konstanta riple, Fn(Ω) adalah fungsi filter dan Ω adalah variabel frekuensi. Jika fungsi transfer ini digunakan pada perhitungan, maka tanggapan insertion loss dari filter ini dapat dihitung menggunakan persamaan : LA (Ω) = 10 Log 1 [ S21 (jω)]2 db ( 3.2 ) Untuk kondisi lossless, maka dapat dicari menggunakan persamaan : LR = 10 Log [1 S21 (jω) 2] db ( 3.3 ) 2.2. Rangkaian Filter-Resonator Teknologi rancangan rangkaian terpadu antara filter resonator dapat dipakai untuk mendesain sebuah filter mikrostrip. Metode desain ini didasarkan pada koefisien kopling resonator dan faktor kualitas dari masukan maupun keluaran dari resonator [1]. Secara umum, koefisien kopling resonator ditambah dengan RF dapat memiliki beberapa frekuensi resonansi diri, sehingga dapat memiliki energi tersimpan. Secara umum desain kopling

4 resonator, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.1. Gambaran dasar dari dua buah resonator yang memiliki struktur dan resonansi berbeda. Dari gambar di atas, pada praktiknya menggunakan koefisien k, dimana k dapat dicari menggunakan persamaan berikut : k = ε E1.E2.dv + μ H1.H2 dv ε[e1] 2 dv x ε[e2] 2 dv μ[h1] 2 dv x μ[h2] 2 dv dimana E dan H adalah vektor medan listrik dan medan magnet. Tanda positif berarti, kopling meningkatkan energi yang tersimpan dalam resonator, sedangkan tanda negatif berarti kopling mengurangi energi yang tersimpan dalam resonator. Jadi kopling listrik akan memiliki harga yang sama, berbeda/berlawanan jika tandanya berbeda. jika tandanya sama, dan akan Secara sederhana dalam gambar berikut dipaparkan karakteristik kopling yang dimaksud, yaitu kopling listrik, kopling magnetik atau campuran dari keduanya. Gambar Karakteristik kopling

5 Karakteristik kopling terdiri dari : a. Rangkaian resonator dengan kopling listrik b. Rangkaian resonator dengan kopling magnetik c. Rangkaian resonator dengan kopling campuran 2.3. Rangkaian Matriks untuk Filter-Resonator Rangkaian Matriks Filter-Resonator merupakan dasar rangkaian untuk mendesain sebuah filter pada gelombang mikro. Dalam rangkaian ini, energi dapat digabungkan antara resonator yang berdekatan dengan medan magnet atau medan listrik atau campuran dari keduanya, seperti pada gambar 2.9 di atas. Kopling matriks dapat diturunkan dari rangkaian ekivalen, dengan gabungan impedansi matriks, untuk gabungan resonator magnetik dan gabungan resonator listrik. Kopling magnetik dan kopling listrik, akan ditentukan secara terpisah, untuk dapat menyelesaikan masalah kopling resonator pada filter ini. Kemudian baik resonator listrik gabungan, maupun resonator magnetik gabungan, dapat diselesaikan dengan hukum kirchoff biasa, seperti pada gambar berikut : Gambar Persamaan Rangkaian ekivalen, dari resonator gabungan hingga ke n Saluran Transmisi Mikrostrip Saluran transmisi mikrostrip adalah saluran transmisi informasi yang banyak digunakan dalam aplikasi gelombang mikro maupun Frekuensi Radio ( RF ). Selain itu mikrostrip juga dapat dimanfaatkan untuk merancang komponen-komponen lain, misalnya filter, coupler, transformator dan pembagi daya[1]

6 Struktur microstrip terdiri dari lapisan strip dengan ketebalan t dan lebar W terletak di atas bahan dielektrik (substrat) dengan dielektrik konstan dan tinggi h seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Bagian bawah struktur adalah ground. Gambar 6.1. Struktur Mikrostrip 2.5. Gelombang dalam Mikrostrip Bidang dalam mikrostrip terdiri dari dua media, udara di atas dan di bawah dielektric sehingga struktur adalah homogen. Oleh karena itu jalur transmisi mikrostrip tidak mendukung gelombang TEM murni. Gambar di bawah menunjukkan perilaku garis medan listrik dan magnet. Gambar 7.1. Garis-garis gaya medan listrik dan medan magnet.

7 2.6. Software Sonnet Pada penelitian ini, digunakan software ( perangkat lunak ) utama yaitu SONNET. Software ini dimunculkan pertama kali oleh pembuatnya, yaitu DR James C. Rautio, pada tahun Software ini cocok digunakan untuk perancangan rangkaian pada PCB, baik untuk satu permukaan, maupun untuk double permukaan PCB. Seperti diketahui dalam perancangan rangkaian menggunakan teknologi Mikrostrip, tentu memerlukan perhitungan dan ketelitian dalam menganalisis rangkaian. SONNET oleh pembuatnya yaitu DR James C. Rautio dipatenkan dan mendapat lisensi sebuah perusahaan yang khusus menangani software ini yaitu Sonnet Software inc, yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat. SONNET banyak digunakan pada perencanaan rangkaian yang menggunakan frekuensi tinggi dan medan elektromagnetik, seperti pada rangkaian pada PCB, analisis filter, perencanaan induktor dengan berbagai bentuk, interkoneksi kecepatan tingi menggunakan teknologi digital dan lain sebagainya. Dalam penggunaan software SONNET, setelah diperoleh rancangan rangkaian yang diinginkan, maka dapat dihitung dan dianalisis menggunakan sebuah fasilitas analisis hitungan yang terdapat dalam software ini yaitu Electromagnetics Analysis Engine ( em ). Dengan menggunakan fasilitas tersebut, akan diperoleh hasil yeng diharapkan, meliputi : Gambar grafik Perhitungan berdasarkan frekuensi yang ditampilkan Respon sinyal yang diperoleh. 3. Hasil Perhitungan dan Pengukuran Bahasan yang ditampilkan meliputi filter DCS, UMTS, LTE dan gabungan berupa Diplexer maupun Triplexer ( Multiplexer ). Desain yang ditampilkan pada penelitian ini merupakan jenis filter Hairpin.

8 3.1. Filter DCS Filter DCS yang di desain merupakan bentuk filter yang memungkinkan untuk dipakai sebagai filter frekuensi tinggi. Dalam rancang bangun filter ini digunakan bahan Rogers TMM 10, yang diproduksi oleh Rogercorp [3]. Bahan ini memiliki ketebalan 0,635 mm, permitifitas relatifnya 9,2 dengan tangen loss Desain filter DCS ini secara struktur memungkinkan untuk bekerja pada frekuensi tinggi. Struktur desain dari filter DCS dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar Struktur filter DCS Gambar Layout PCB dari filter DCS adalah : Gambar Layout PCB Filter DCS

9 Dimensi dari filter DCS ini disajikan dalam tabel berikut : Parameter Ukuran (mm) Lebar jarak kaki resonator ( S1) 2,0 Jarak antara Resonator 1,2 dan 4,5 ( S2 ) 1,0 Jarak antara Resonator 2,3 dan 3,4 ( S3 ) 1,1 Panjang kaki Resonator Pertama dan Kelima ( P1 ) 33,40 Panjang kaki Resonator Kedua dan Keempat ( P2 ) 34,00 Panjang kaki Resonator Ketiga ( P3 ) 33,92 Lebar kaki masing-masing Resonator ( W1 ) 1,0 Lebar kaki input dan output ( W2 ) 0,6 Tabel Dimensi Filter DCS Hasil perhitungan menggunakan software sonnet, didapat sebuah grafik sebagai berikut : Gambar Respon sinyal filter DCS Pada gambar di atas, terdapat dua kurva yang merupakan hasil hitung menggunakan software sonnet. Gambar kurva yang mengarah dari bawah ke atas kemudian ke bawah lagi ( warna pink ) menunjukkan kinerja filter DCS. Sedangkan kurva dari atas ke bawah ( warna biru ) merupakan faktor refleksi dari filter tersebut. Filter yang baik akan menghasilkan perbandingan kurva yang semakin tajam. Artinya jarak antara kurva yang

10 mengarah ke atas, dan yang ke bawah menjadi cukup jauh. Pada perhitungan ini didapat hasil kinerja filter DCS yaitu antara 1,7 GHz sampai dengan 1,9 GHz Filter UMTS Dengan menggunakan bahan yang sama, namun dengan ukuran dimensi yang berbeda, didesain filter UMTS. Struktur dari filter UMTS adalah seperti gambar berikut Gambar Struktur filter UMTS Gambar PCB dari filter UMTS adalah : Gambar Layout PCB filter UMTS

11 Dimensi dari filter DCS ini disajikan dalam tabel berikut : Parameter Ukuran (mm) Lebar jarak kaki resonator ( S1) 1,5 Jarak antara Resonator 1,2 dan 4,5 ( S2 ) 0,4 Jarak antara Resonator 2,3 dan 3,4 ( S3 ) 0,51 Panjang kaki Resonator Pertama dan Kelima ( P1 ) 26,73 Panjang kaki Resonator Kedua dan Keempat ( P2 ) 28,70 Panjang kaki Resonator Ketiga ( P3 ) 28,57 Lebar kaki masing-masing Resonator ( W1 ) 1,0 Lebar kaki input dan output ( W2 ) 0,6 Tabel Dimensi filter UMTS Hasil perhitungan menggunakan software sonnet, didapat sebuah grafik sebagai berikut : Gambar Respon sinyal filter UMTS Seperti halnya pada filter DCS, gambar 4.6. di atas merupakan hasil perhitungan menggunakan software sonnet pada filter UMTS. Antara kinerja filter dengan faktor refleksi menunjukkan jarak yang kurang tajam. Filter UMTS ini bekerja pada frekuensi 1,96 GHz sampai dengan 2,25 GHz, seperti pada perancangan awal.

12 3.3. Filter LTE Dengan menggunakan bahan yang sama, namun dengan ukuran dimensi yang berbeda, didesain filter LTE. Struktur dari filter LTE adalah seperti gambar berikut : Gambar Struktur filter LTE Layout dari filter LTE adalah : Gambar Layout PCB filter LTE

13 Dimensi dari filter LTE ini disajikan dalam tabel berikut : Parameter Ukuran (mm) Lebar jarak kaki resonator ( S1) 1,96 Jarak antara Resonator 1,2 dan 4,5 ( S2 ) 1,33 Jarak antara Resonator 2,3 dan 3,4 ( S3 ) 1,56 Panjang kaki Resonator Pertama dan Kelima ( P1 ) 23,32 Panjang kaki Resonator Kedua dan Keempat ( P2 ) 23,60 Panjang kaki Resonator Ketiga ( P3 ) 23,40 Lebar kaki masing-masing Resonator ( W1 ) 1,0 Lebar kaki input dan output ( W2 ) 0,6 Tabel Dimensi filter LTE Hasil perhitungan menggunakan software sonnet, didapat sebuah grafik sebagai berikut : Gambar Respon sinyal filter LTE Pada gambar di atas, menunjukkan bahwa filter LTE bekerja pada frekuensi yang ditentukan yaitu antara 2,48 GHz sampai dengan 2,70 GHz. Tetapi pada daerah antara 2,2 GHz sampai 2,4 GHz, terjadi penurunan kurva. Sama seperti pada DCS dan UMTS,

14 bagian kurva yang ke atas adalah kinerja filter, sedangkan kurva yang ke bawah, adalah faktor refleksi. 4. Proses Desain Filter Hasil proses Etching dari ketiga filter tersebut, terlihat pada gambar berikut : Gambar 4.1. Hasil Etching filter DCS, UMTS dan LTE Dari hasil etching, seperti gambar kemudian dipasang kanektor jenis SMA Female, sehingga menghasilkan tiga buah filter, yang siap diukur, seperti gambar berikut : Gambar 4.2. Filter DCS, UMTS dan LTE, dengan konektor SMA Female Setelah dipasang konektor, lalu diukur menggunakan alat ukur Network Analyzer, seperti gambar berikut : Gambar 4.3. Network Analyzer

15 Dengan menggunakan Network Analyzer ini, dihitung respon sinyal pada masing-masing filter, kemudian menggunakan program MATLAB, dihasilkan sebuah data filter, untuk dapat menampilkan hasil pengukuran. Data dari program MATLAB tersebut adalah : load s11dcs.txt f_dcs=s11dcs(:,1); s11_dcs=s11dcs(:,2); ls load s11umts.txt f_umts=s11umts(:,1); s11_dcs=s11umts(:,2); s11_umts=s11umts(:,2); load s11dcs.txt s11_dcs=s11umts(:,2); load s11lte.txt f_lte=s11lte(:,1); s11_lte=s11lte(:,2); load s11dcs.txt s11_dcs=s11dcs(:,2); plot(f_dcs,s11_dcs,'k',f_umts,s11_umts,'b',f_lte,s11_lte,'r');grid load s21dcs.txt s21_dcs=s21dcs(:,2); load s21umts.txt s21_umts=s21umts(:,2); load s21lte.txt s21_lte=s21lte(:,2); plot(f_dcs,s21_dcs,'k',f_umts,s21_umts,'b',f_lte,s21_lte,'r');grid legend('dcs','umts','lte') edit load dcs.txt f_sim_dcs=dcs(:,1); s11_sim_dcs=dcs(:,2); s21_sim_dcs=dcs(:,4); plot(f_dcs,s21_dcs,'k',f_umts,s21_umts,'b',f_lte,s21_lte,'r',f_sim_d cs*1e9,s21_sim_dcs,'k.-');grid plot(f_dcs,s21_dcs,'k',f_umts,s21_umts,'b',f_lte,s21_lte,'r',f_sim_d cs*1e9,s21_sim_dcs,'k-.');grid load umts.txt f_sim_umts=umts(:,1); s11_sim_umts=umts(:,2); s21_sim_umts=umts(:,4); load lte.txt f_sim_lte=lte(:,1); s11_sim_lte=lte(:,2); s21_sim_lte=lte(:,4); plot(f_dcs/1e9,s21_dcs,'k',f_umts/1e9,s21_umts,'b',f_lte/1e9,s21_lte,'r',f_sim_dcs,s21_sim_dcs,'k-.',f_sim_umts,s21_sim_umts,'b-.',f_sim_lte,s21_sim_lte,'r-.');grid; xlabel('frekuensi [GHz]') ylabel('s_{21} [db]') legend('dcs pengukuran','umts pengukuran','lte pengukuran','dcs simulasi','umts simulasi','lte simulasi') figure plot(f_dcs/1e9,s11_dcs,'k',f_umts/1e9,s11_umts,'b',f_lte/1e9,s11_lte,'r',f_sim_dcs,s11_sim_dcs,'k-.',f_sim_umts,s11_sim_umts,'b-.',f_sim_lte,s11_sim_lte,'r-.');grid

16 legend('dcs pengukuran','umts pengukuran','lte pengukuran','dcs simulasi','umts simulasi','lte simulasi') xlabel('frekuensi [GHz]') ylabel('s_{11} [db]') Input dari Network Analyzer tersebut, disebut sebagai S11 dan dihasilkan grafik sebagai berikut : Gambar 4.4. Input perhitungan filter DCS, UMTS, LTE Gambar 4.13 ini menunjukkan perpaduan antara hasil pengukuran dengan sonnet, dan hasil rancangan filter yang sebenarnya. Kurva yang utuh menunjukkan hasil pengukuran menggunakan sonnet, sedangkan kurva yang terputus-putus adalah pengukuran rancangan filter. Terdapat selisih antara hasil pengukuran dengan rancangan filter, hal ini bisa saja terjadi, karena masalah fabrikasi filter, namun perbedaan ini tidak terlalu signifikan, karena ketiga filter sudah bekerja sesuai frekuensi yang diinginkan. Adapun Output dari Network Analyzer tersebut, disebut sebagai S21 dan dihasilkan grafik sebagai berikut : Gambar 4.5. Output perhitungan filter DCS, UMTS, LTE

17 Sama seperti gambar 4.4, gambar 4.5 di atas merupakan realisasi perhitungan dengan sonnet dan hasil rancangan filter yang sebenarnya. Kurva yang utuh merupakan hasil perhitungan menggunakan sonnet, sedangkan yang terputus-putus adalah hasil pengukuran rancangan filter yang sudah jadi. :Perbedaan harga antara kedua kurva juga terjadi pada gambar di atas, karena pengaruh fabrikasi filter. 5. Multiplexer Multiplexer adalah gabungan dari dua atau lebih filter, pada sebuah rangkaian. Dalam Penelitian ini Multiplexer yang diusulkan terdiri dari dua buah rangkaian, yaitu DIPLEXER yang terdiri dari gabungan filter UMTS dan LTE, dan TRIPLEXER yang merupakan gabungan tiga filter sekaligus, yaitu DCS, UMTS dan LTE. Parameter yang digunakan sama seperti filter masing-masing yang terpisah Diplexer Untuk Diplexer sebagai input berupa sebuah garis dengan lebar 0,6 mm dan panjangnya 39 mm. Layout PCB dari Duplexer ini seperti terlihat pada gambar berikut : Gambar Layout PCB Diplexer UMTS-LTE Hasil perhitungan menggunakan software sonnet pada Duplexer UMTS-LTE, didapat sebuah grafik sebagai berikut Gambar Respon sinyal Duplexer UMTS-LTE

18 Gambar menunjukkan respon sinyal untuk duplexer, masing-masing filter bekerja sesuai dengan frekuensinya. Terdapat perbedaan tajam pada faktor refleksi untuk UMTS dan LTE, hal ini terjadi karena adanya interferensi antara kedua frekuensi filter, pada saat bekerja bersama. Sehingga pada frekuensi sekitar 2,2 GHz, kedua filter tergambar bekerja pada Network Analyzer. Kemudian menggunakan program Matlab, dihitung, respon frekuensi Diplexer, dan diperoleh gambar berikut Gambar5.1.3 Hasil perhitungan menggunakan matlab, Diplexer UMTS-LTE Hasil pada gambar menunjukkan perpaduan kedua filter pada daerah kerja masingmasing. Warna biru muda pada gambar, menunjukkan filter UMTS, sedangkan warna merah, adalah filter LTE. Terdapat pergeseran frekuensi dari kedua filter tersebut. Yaitu untuk UMTS pada frekuensi 2,5 GHz sampai 3,3 GHz. Sedangkan LTE pada kisaran 3,4 GHz sampai dengan 3,7 GHz. Hal ini bisa saja terjadi pada proses fabrikasi filter, maupun penyolderan pada konektor, baik input maupun outputnya 5.2. Triplexer Triplexer inputnya membentuk sebuah Huruf L, lebar garisnya 0,6 mm, panjang sisi tegak 40,42 mm, dan panjang sisi mendatar 21,70 mm. Layout PCB dari Triplexer seperti terlihat pada gambar berikut :

19 Gambar Layout PCB Triplexer DCS-UMTS-LTE Hasil perhitungan menggunakan software sonnet pada Triplexer DCS- UMTS-LTE, didapat sebuah grafik sebagai berikut Gambar Respon sinyal Triplexer DCS-UMTS-LTE Seperti halnya pada diplexer, pada gambar yang merupakan gabungan dari ketiga filter, terjadi persamaan kerja terutama di daerah sekitar frekuensi 1,8 GHz sampai 2,0 GHz dan pada frekuensi 2,5 GHz sampai 2,7 GHz. Seperti halnya pada rangkaian filter yang terpisah, dengan menggunakan Network Analyzer, dihitung respon sinyal pada Diplexer dan Triplexer, kemudian menggunakan program MATLAB, dihasilkan sebuah data filter, untuk dapat menampilkan hasil

20 pengukuran. Untuk pengukuran ini yang ditampilkan adalah data pada pengukuran Triplexer. Data dari program MATLAB tersebut adalah load s11.txt f=s11(:,1); sm11_2=s11(:,2); load s11_3.txt sm11_3=s11_3(:,2) load s11_4.txt sm11_4=s11_4(:,2); load s21.txt sm21=s21(:,2); load s22.txt sm22=s22(:,2); load s31.txt sm31=s31(:,2); load s33.txt sm33=s33(:,2); load s41.txt sm41=s41(:,2); load s44.txt sm44=s44(:,2); fm=f/1e9; load sonnet.txt fs=sonnet(:,1)/1e9; s11s=sonnet(:,2); s31s=sonnet(:,4); s31s=sonnet(:,6); s21s=sonnet(:,4); s41s=sonnet(:,8); plot(fm,sm21,fm,sm31,fm,sm41,fm,sm11_2);grid xlabel('frekuensi [GHz]') ylabel('[db]') title('pengukuran') legend('s21','s31','s41','s11') figure plot(fs,s21s,fs,s31s,fs,s41s,fs,s11s);grid title('perhitungan') xlabel('frekuensi [GHz]') ylabel('[db]') legend('s21','s31','s41','s11')

21 Setelah dihitung menggunakan matlab, diperoleh hasil berupa gambar gabungan, warna merah pada gambar menunjukkan filter DCS, hijau adalah filter UMTS dan biru adalah filter LT Gambar perhitungan menggunakan Matlab Triplexer DCS-UMTS-LTE Gambar adalah hasil akhir dari perhitungan menggunakan Matlab, dari proses penggunaan network analyzer. S21 dalam gambar berwarna biru, menunjukkan bahwa perhitungan masuk dari port 1, keluar port 2 untuk filter LTE. S31 dalam gambar warna hijau, menunjukkan bahwa perhitungan masuk port 1 keluar port 3 untuk filter UMTS, sedangkan S41 warna merah, menunjuk- kan bahwa perhitungan masuk port 1 keluar port 4, untuk filter DCS. Hasil akhir letak frekuensi masing-masing melebar, ke arah kanan. Hal ini bisa terjadi pada saat fabrikasi yang terjadi perbedaan ukuran pada perencanaan, dengan etching filter yang sebenarnya. Gambar Diplexer dan Triplexer

22 6. Kesimpulan Dalam Penelitian ini diusulkan dan diteliti tiga buah filter yang bekerja pada frekuensi tinggi. Ketiga filter tersebut pada kenyataannya diterapkan pada sistem komunikasi nirkabel, yang sekarang sudah mencapai generasi ke empat. Generasi kedua ( 2G ) diwakili oleh filter DCS yang bekerja pada frekuensi 1,71 GHz sampai dengan 1,896 GHz. Generasi kedua ( 3G ) diwakili oleh filter UMTS yang bekerja pada frekuensi 1,96 GHz sampai dengan 2,25 GHz. Sedangkan generasi keempat ( 4G ) diwakili oleh filter LTE yang bekerja pada frekuensi 2,48 GHz sampai dengan 2,70 GHz. Mengingat semakin meningkatnya kebutuhan telekomunikasi mobile, maka tesis ini mencoba untuk mengusulkan rancangan filter yang mudah didesain, bahan yang diperlukan mudah untuk didapatkan, serta murah dalam proses produksinya. Dalam rancangan ini dicoba untuk mendesain sebuah filter yang terdiri dari Diplexer UMTS-LTE maupun Triplexer DCS-UMTS-LTE yang kompak, dengan ukuran yang relatif kecil, namun diharpkan bekerja dengan optimal. Disamping itu pertumbuhan dan perkembangan Teknologi Mikrostrip pada rancang bangun filter yang diusulkan akan semakin meningkatkan kinerja filter di masa mendatang, seperti akan semakin tingginya selektifitas gelombang yang diteruskan, dan kemungkinan noise yang semakin rendah. Dalam rancangan filter ke depan, tentunya akan semakin kompleks untuk menjawab tantangan dalam telekomunikasi nirkabel, mengingat permintaan akan sistem komunikasi yang semakin meningkat, sementara pita frekuensi yang tersedia sangat terbatas. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara perhitungan menggunakan program Sonnet, dengan pengukuran yang dilakukan setelah dilakukan fabrikasi ( etching ) dari filter yang sebenarnya. Hal ini dimungkinkan terjadi pada proses fabrikasi, dimana jarak antar resonator satu dengan resonator lainnya yang sedikit bergeser. Penyolderan konektor yang kurang sempurna, jarak antara sisi resonator dengan line input yang berbeda cukup signifikan. Karena pada perhitungan dan setting layout Diplexer dan Triplexer jarak antara resonator terdekat dengan line input adalah 0,1 mm, sedangkan pada fabrikasi PCB, jarak ini terlalu rapat. Jarak terkecil yang dapat dicetak pada PCB pada saat proses etching adalah 0,254 mm. Hal ini cukup mempengaruhi hasil rancangan

23 DAFTAR PUSTAKA [1] Anas F. Al-ghoul, Design of UMTS/LTE Diplexer and DCS/UMTS/LTE Triplexer for Mobile Communication System, Thesis From Islamic University of Gaza, Faculty of Engineering, Electrical Engineering Department, 2013 [2] M. Alaydrus, Simulasi Filter Lolos Bawah Dengan Teknologi Mikrostrip Menggunakan Software Sonnet, incom Tech, Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Vol 3, No 1, 2012 [3] Mudrik Alaydrus, Designing Microstrip Bandpass Filter at 3,2 GHz, International Journal on Electrical Engineering And Informatics, Volume 2, Number 2, 2010 [4] M. Sayidi, Perancangan Filter Jaringan DCS UMTS Dan LTE Menggunakan Teknologi Mikrostrip, Skripsi, Program Strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2015 [5] Poilseka, George Mayer, Hisham Kartabil, Aki Niemi, The IMS, IP Multimedia Concepts and Services In The Mobile Domain, John Wiley & Sons Ltd, Copyright [6] Setiawan A, Tommi Hariyadi, Budi Mulyanti, Rancang Bangun Band Pass Filter Mikrostrip Hairpin Dengan Open Stub Dan Defected Ground Structure ( DGS ) Untuk frekuensi UMTS 3G ( MHz ), Jurnal ELECTRANS, Vol 13, No 2, September [7] Vaclac PRAJZLER, Eduard STRILEK, Jarmila SPIRCOVA, Vitezslav JERABEK, Design Of The Novel Waveleght Triplexer Using Multiple Polymer Microring Resonator, Journal Radioengineering, Vol 21, No 1, April [8] Vitezslav JERABEK, Karel BUSEK, Vaclav PRAJZLER, David MARES, Rudolf SUOBODA, The Design Of Polymer Planar Optical Triplexer With MMI Filter And Directional Coupler, Journal Radioengineering, Vol 22, No 4, Desember 2013.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana proses perancangan dan realisasi band pass filter square open-loop, mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas proses perancangan dan realisasi Bandstop filter dengan metode L resonator, yaitu mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER Ayudya Tri Lestari 1), Dharu Arseno, S.T., M.T. 2), Dr. Ir. Yuyu Wahyu, M.T. 3) 1),2) Teknik Telekomunikasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi yang dilakukan dalam perancangan sampai merealisasikan dual-band band pass filter untuk melewatkan sinyal pada frekuensi 3G yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi yang digunakan dalam perancangan filter sampai dengan realisasi bandstop filter untuk menahan/menolak sinyal pada frekuensi 9,2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan generasi telekomunikasi Perkembangan jaringan telekomunikasi akan dikupas secara runtut perkembangan teknologi telepon seluler: Gambar 2.1 Generasi komunikasi system

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER DENGAN METODE OPEN LOOP SQUARE RESONATOR UNTUK MICROWAVE LINK

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER DENGAN METODE OPEN LOOP SQUARE RESONATOR UNTUK MICROWAVE LINK Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 286-9479 PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER DENGAN METODE OPEN LOOP SQUARE RESONATOR UNTUK MICROWAVE LINK Naufal Rizki Rinditayoga 1 dan Dian

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER BERBASIS MIKROSTRIP MENGGUNAKAN METODE SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 1710-1785

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan desain dan realisasi filter yang digunakan. Pada penelitian ini desain rancangan tersebut disimulasikan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perangkat pemancar saat ini membutuhkan mekanisme pembagi daya untuk merealisasikannya. Pembagi daya ini digunakan untuk membagi daya pancar yang berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK FREKUENSI UMTS 3G ( MHz)

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK FREKUENSI UMTS 3G ( MHz) ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 214, 17-118 RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK

Lebih terperinci

Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator

Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator Dian Widi Astuti, Indra Dermawan dan Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta mudrikalaydrus@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Telekomunikasi adalah salah satu bidang yang memegang peranan penting di abad ini. Dengan telekomunikasi orang bisa saling bertukar informasi satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Antena mikrostrip..., Slamet Purwo Santosa, FT UI., 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Antena mikrostrip..., Slamet Purwo Santosa, FT UI., 2008. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Antena mikrostrip saat ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi telekomuniasi. Hal ini dikarenakan antena ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya: bentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Short Range Wireless mempercepat perkembangan tersebut. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Short Range Wireless mempercepat perkembangan tersebut. Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi adalah salah satu bidang yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan telekomunikasi orang bisa saling bertukar informasi antara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ Frans Christian Sitompul, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB Hadratul Hendra, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP 2.1 Umum Suatu informasi dari suatu sumber informasi dapat diterima oleh penerima informasi dapat terwujud bila ada suatu sistem atau penghubung diantara keduanya. Sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2, GHz DAN, GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED Chandra Elia Agustin Tarigan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai metodologi yang dilakukan dalam perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan memperhatikan parameter faktor S 11 dan VSWR

Lebih terperinci

: Widi Pramudito NPM :

: Widi Pramudito NPM : SIMULASI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BERBENTUK SEGIEMPAT DAN LINGKARAN PADA FREKUENSI 1800 MHZ UNTUK APLIKASI LTE MENGGUNAKAN SOFTWARE ZELAND IE3D V12 Nama : Widi Pramudito NPM : 18410009 Jurusan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era saat ini perkembangan teknologi di Indonesia berkembang sangat pesat dan sangat berperan penting pada kehidupan sehari-hari. Meningkatnya kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji 5 BAB 2 DAAR PERANCANGAN COUPLER 2.1 DIRECTIONAL COUPLER Directional coupler memegang peranan penting dalam rangkaian microwave pasif. Divais ini di implementasikan dalam banyak cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DESAIN DENGAN SOFTWARE SONNET

BAB III PERANCANGAN DESAIN DENGAN SOFTWARE SONNET BAB III PERANCANGAN DESAIN DENGAN SOFTWARE SONNET 3.1 Perancangan Desain Filter 3.1.1 Tujuan Perancangan Desain Menggunakan Software Sonet Tujuan Perancangan Desain yang penulis lakukan adalah untuk membuat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi antena ultrawideband dengan desain elips pada frekuensi 1 GHz 15 GHz dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL Peranan filter penting dalam instrumentasi dan industri komunikasi RF dan gelombang mikro serta mampu meloloskan sinyal dengan frekuensi yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri Telekomunikasi berkembang sangat cepat. Hal itu disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal batas waktu dan ruang.

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem perangkat pemancar dan penerima saat ini memiliki kendala yaitu banyaknya multipath fading. Multipath fading adalah suatu fluktuasi daya atau naik turun nya

Lebih terperinci

Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator

Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator Studi Parameter Dualband Bandpass Filter Stub Loaded Square Open Loop Resonator Dian Widi Astuti, Indra Dermawan dan Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta mudrikalaydrus@yahoo.com

Lebih terperinci

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter Pada Rentang Frekuensi 680-950 MHz Bima Taufan Prasedya 1, Bambang Setia Nugroho 2, Budi Syihabbuddin 3 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 bimataufanp@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satelit merupakan salah satu teknologi yang tepat digunakan pada Negara kepulauan, seperti Indonesia. Banyaknya daerah-daerah terpencil yang jauh dari kota besar membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 155-160 PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ Nurul Fahmi Arief H, Tommi Hariyadi, Arjuni Budi

Lebih terperinci

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY Maria Natalia Silalahi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 Windu Bastian, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER COUPLER Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 2009, yang dibahas pada bab tiga sebelumnya,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 447 PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL Suproborini Caturarum

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz Haditia Pramuda Hrp, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition. DAFTAR PUSTAKA 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons.2005. Analysis And Design Antena Theory Third Edition. 2. Pozar,DM. Mikrostrip Antenna. Proceeding of the IEEE,Vol 80.No : 1, January 1992 3.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN 3.1. UMUM Pada bagian ini akan dirancang antena mikrostrip patch segiempat planar array 4 elemen dengan pencatuan aperture coupled, yang dapat beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi radio, pengiriman dan penerimaan data dilakukan melalui transmisi ruang udara bebas. Sistem ini disebut juga sebagai teknologi komunikasi wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Telekomunikasi data mobile saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena mereka dapat dengan mudah mengakses data dimana saja dan kapan saja. Untuk mengimbangi kebutuhan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz Ramli Qadar, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Filter Filter atau tapis didefinisikan sebagai rangkaian atau jaringan listrik yang dirancang untuk melewatkan atau meloloskan arus bolak-balik yang dibangkitkan pada frekuensi tertentu

Lebih terperinci

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN 3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN 3.1 Umum Skripsi ini dilakukan untuk merancang sebuah antena microstrip dengan teknik Reactively-loadedmulti-frequency antenna untuk menghasilkan 2 frekuensi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY 3.1 UMUM Pada Tesis ini akan merancang dan fabrikasi antena mikrostrip array linier 4 elemen dengan pencatu berbentuk T untuk aplikasi WiMAX yang beroperasi di

Lebih terperinci

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano Seminar Tugas Akhir Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia 25 JUNI 2012 Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano Oleh Widyanto Dwiputra Pradipta

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB) ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 139-146 RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK Indra Kusuma, Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP 3.1. Pendahuluan Pada penelitian ini akan dirancang dan analisa antena mikrostrip array fractal dengan teknik pencatuan secara tidak langsung yaitu menggunakan

Lebih terperinci

Broadband Metamaterial Microstrip Filter

Broadband Metamaterial Microstrip Filter Broadband Metamaterial Microstrip Filter Triprijooetomo 1, Toto Supriyanto 2 1 Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425, Telepon : 021-7270036, 021-7270044.

Lebih terperinci

Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip

Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai Tinjauan Umum Teknologi MetSat (Meteorological-Satellite) Service, pengertian filter, Combline Filter Bandpass Filter dengan karakteristik ideal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 24, yang dibahas pada bab tiga

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI LONG TERM EVOLUTION (LTE) TESIS OLEH : EMILIA ROZA NIM:

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI LONG TERM EVOLUTION (LTE) TESIS OLEH : EMILIA ROZA NIM: PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI LONG TERM EVOLUTION (LTE) TESIS OLEH : EMILIA ROZA NIM: 55411120008 PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 PERANCANGAN

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS

KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS Rolly Ega Suganda 1, Nurma Sari 1, dan Suryajaya 1 ABSTRAK. Telah dibuat antena mikrostrip

Lebih terperinci

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT 3.1. Pendahuluan Antena slot mikrostrip menggunakan slot berbentuk persegi panjang ini merupakan modifikasi dari desain-desain

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER

BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER 4 BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER 3.1 Pendahuluan Dalam Tuas Akhir ini dirancan sebuah Bandpass Filter yan bisa di unakan untuk laboratorium telekomunikasi. Bandpass Filter yan akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO BERBASIS MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 2,6 GHZ UNTUK APLIKASI LTE

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO BERBASIS MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 2,6 GHZ UNTUK APLIKASI LTE PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO BERBASIS MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 2,6 GHZ UNTUK APLIKASI LTE Bagus Widianto¹, Bambang Setia Nugroho², Dr Yuyu Wahyu Ir.³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) Apli Nardo Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 161-166 ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK Ratna Nurvitasari, Tommi Hariyadi, Budi Mulyanti Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ

ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ LTE ANALYSIS AND FABRICATION OF MICROTRIP ANTENNA WITH A FIXED FREQUENCY 2,6

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED Pindo Ahmad Alfadil (1), Ali Hanafiah Rambe (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 335 Desain Antena Mikrostrip Omnidireksional menggunakan Material Polimida untuk Komunikasi Video pada PUNA (Pesawat Udara Nir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan informatics and communications technology (ICT) serta dorongan kebutuhan akan teknologi informasi, maka saat ini layanan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi menjadi suatu kebutuhan yang penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini, salah satu teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA 3.1 PERANCANGAN ANTENA Pada perancangan antena ini sudah sesuai dengan standar industri 82.11 dan variasi revisinya. Termasuk didalamnya standarnya versi 82.11b dan 82.11g.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pengguna layanan telekomunikasi yang menuntut fleksibilitas dalam berkomunikasi sehingga dapat menunjang aktivitas yang dilakukan oleh pengguna, oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI.1 Pendahuluan Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam

Lebih terperinci

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band) 24 Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstrak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE-BAND LINEAR ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIMAX TESIS

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE-BAND LINEAR ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIMAX TESIS RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE-BAND LINEAR ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIMAX TESIS Oleh MUHAMMAD FAHRAZAL NPM. 0606003530 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED Fellix Deriko, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI 3.1. UMUM Antena yang akan dibuat pada penelitian adalah antena biquad dengan pencatuan aperture coupled. Ada beberapa tahapan dalam perancangan dan simulasi antena

Lebih terperinci

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz Tara Aga Puspita [1], Eko Setijadi [2], M. Aries Purnomo

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Fredrick Yohanes, Rudy Yuwono, ST.,MSc, Sigit Kusmaryanto,Ir, M. Eng. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI 2,4 Ghz Dafi Dzulfikar a), Noor Suryaningsih b), Wisnu Broto c) Prodi Elektro Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Srengseng Sawah,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUA- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SAURAN PENCATU Eden Herdani, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

SETRUM. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Circular (2,45 GHz) Array dengan Teknik Pencatu Proximity Sebagai Penguat Sinyal Wi-Fi

SETRUM. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Circular (2,45 GHz) Array dengan Teknik Pencatu Proximity Sebagai Penguat Sinyal Wi-Fi SETRUM Arfan Akbar, Syah Alam, Indra Surjati/ Setrum 6:1 (2017) 215-224 Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer Volume 6, No.2, Desember 2017 p-issn : 2301-4652 / e-issn : 2503-068X Perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Telkom University sedang mengembangkan satelit mikro yang mengorbit pada ketinggian 600-700 km untuk wahana pembelajaran space engineering. Sebelum satelit

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012 PERANCANGAN MICROSTRIP HYBRID COUPLER BERSUBSTRAT FR4 PADAFREKUENSI 2,55 GHz Rudy Fernandez 1 ABSTRACT Frequency 2,55 GHz is a frequency in ISM (Industrial, Scientific and Medical), which is unregulated.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen yang sangat mempengaruhi perkembangan teknologi telekomunikasi pada daerah frekuensi gelombang mikro atau microwave adalah sebuah filter microwave.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Di masa yang akan datang diperkirakan komunikasi data akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Di masa yang akan datang diperkirakan komunikasi data akan lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi nirkabel mengalami kemajuan yang sangat pesat. Di masa yang akan datang diperkirakan komunikasi data akan lebih banyak membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI 2.3-2.8 GHz Harry Natanael Mountana 1, Bambang Setia Nugroho 2, Yuyu Wahyu 3 Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom Bandung Harrynael@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO DESIGN OF SQUARE LOOP RESONATOR FILTER IN FREQUENCY 2350MHZ FOR NANOSATELLITE M. Purwa Manggala 1, Heroe Wijanto

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ. Oleh:

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ. Oleh: RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA 3.1 Bahan dan Spesifikasi Antena Rancangan Antena mikrostrip segiempat susun empat elemen pada tesis ini dirancang untuk beroperasi pada frekuensi kerja

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT Denny Osmond Pelawi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN DUALBAND BAND PASS FILTER FREKUENSI UPLINK 3G (1920 MHZ) DAN DOWNLINK 3G (2110 MHZ) DENGAN METODE SQUARE OPEN-LOOP RESONATOR Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G

PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G Kevin Jones A S 1), Levy Olivia Nur 2), Budi Syihabuddin 3) 1),2),3 ) Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

Jl. Gegerkalong Hilir Desa Ciwaruga, Bandung, Indonesia b Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Jl. Gegerkalong Hilir Desa Ciwaruga, Bandung, Indonesia b Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Desain dan Implementasi Duplekser dengan Metoda Pseudo-Interdigital untuk Uplink dan Downlink LTE Design and Implementation of Duplexer with Pseudo- Interdigital Method for LTE Uplink and Downlink Enceng

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Fitria Kumala Trisna, Rudy Yuwono, ST.,MSc, Erfan Achmad Dahlan,Ir, MT Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI 2.300 MHz dan 3.300 MHz THE DESIGN OF TRIANGULAR MICROSTRIP ANTENNA FOR WIMAX APPLICATION AT

Lebih terperinci

REALISASI FOUR-POLE BPF UNTUK LTE ( ) MHZ MENGGUNAKAN METODE CROSS COUPLE DENGAN QUARTER WAVELENGTH RESONATOR

REALISASI FOUR-POLE BPF UNTUK LTE ( ) MHZ MENGGUNAKAN METODE CROSS COUPLE DENGAN QUARTER WAVELENGTH RESONATOR REALISASI FOUR-POLE BPF UNTUK LTE (2500-2570) MHZ MENGGUNAKAN METODE CROSS COUPLE DENGAN QUARTER WAVELENGTH RESONATOR Realization of Four-Pole BPF for LTE (2500-2570 MHz) Using Cross Couple Method with

Lebih terperinci

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND PADA FREKUENSI 5.6 GHz Jodistya Wardhianto 1, Tito Yuwono 2 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia Jl Kaliurang KM 14.5 Yogyakarta, Indonesia 1 12524058@students.uii.ac.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP FREKUENSI 2,4 GHZ

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP FREKUENSI 2,4 GHZ TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP FREKUENSI 2,4 GHZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : Rian Ardiyanto NIM

Lebih terperinci

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch 12 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.1, No.1, April 2013, 12-17 Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch Chyntya Rahma Ningsih 1, Siska Novita Posma 2, Wahyuni Khabzli

Lebih terperinci

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM Adhie Surya Ruswanditya 1), Heroe Wijanto 2), Yuyu Wahyu 3) 1),2) Fakultas Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran Parameter Antena Dari simulasi desain antena menggunakan Ansoft HFSS v11.1, didapatkan nilai parameter antena yang diinginkan, yang selanjutnya difabrikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz Iswandi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci