BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ivan Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pada saat ini motor diesel sudah dipakai dimana-mana terutama sektor industri sebagai penggerak mula dan disektor transportasi darat dan laut. Hal ini dikarenakan dibandingkan motor bensin, motor diesel mempunyai efisiensi thermal lebih tinggi, selain itu bahan bakar motor diesel lebih murah dan daya yang dihasilkan lebih bervariasi. 2.2 Teori Motor Diesel Siklus dari motor diesel yang digunakan dalam penelitian adalah siklus motor diesel 4 (empat) langkah, dengan penjelasan sebagai berikut : Gambar 2.1 Siklus kerja motor diesel 4 langkah 5
2 6 Adapun penjelasan untuk tiap tahap siklusnya adalah sebagai berikut : Langkah Pemasukan (Intake Stroke) Piston bergerak dati Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB) dengan posisi intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup. Gerakan piston menyebabkan tekanan di dalam piston menjadi rendah sehingga udara akan masuk ke dalam silinder. Langkah Kompresi (Compression Stroke) Piston bergerak dari TMB menuju TMA dengan posisi intake dan exhaust valve tertutup. Udara di ruang bakar dikompresi, sehingga terjadi kenaikan temperatur dan tekanan. Pada saat piston mencapai TMA, bahan bakar akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar sehingga terbentuk campuran bahan bakar dan udara. Langkah Kerja (Expansion or Power Stroke) Piston bergerak dari TMA menuju TMB dengan posisi intake dan exhaust vavle tertutup. Piston dapat bergerak akibat dari tekanan yang meningkat yang dihasilkan dari energi bahan bakar yang terbakar di ruang bakar. Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke) Piston bergerak dari TMB menuju TMA dengan posisi exhaust valve terbuka dan intake valve tertutup. Pada tahap ini gas hasil pembakaran akan terdorong keluar oleh piston melalui exhaust valve Tahap-tahap proses pembakaran Pembakaran pada motor diesel terjadi karena adanya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder yang berisi udara dengan temperatur tinggi akibat langkah kompresi dan membentuk kabut bahan bakar. Akibat kontak udara dengan bahan bakar maka temperatur bahan bakar meningkat sehingga mulai terjadi penyalaan bahan bakar di bagian yang telah
3 7 mencapai temperatur penyalaannya dan segera menyebabkan kenaikan temperatur dan tekanan yang cepat dalam silinder. Menurut penelitian, proses pembakaran pada motor diesel dibagi atas 4 tahapan : Gambar 2.2 Tahap pembakaran mesin diesel Tahapan Pertama Ignition delay period adalah waktu dimana bahan bakar siap terbakar namun belum dinyalakan. Periode ini dimulai dari titik A ketika bahan bakar mulai diinjeksikan ke dalam silinder dan berakhir sampai titik B dan selama periode tersebut belum terjadi pembakaran. 2. Tahapan Kedua Rapid or uncontrolled combustion adalah periode awal dari pembakaran hingga flame mulai berkembang yaitu dari titik B hingga titik C. Selama periode ini, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar berupa droplet-droplet yang diselubungi oleh udara bertemparatur tinggi, akibatnya droplet-droplet tersebut mulai terbakar dengan cepat secara tidak beraturan. Pembakaran tadi menyebabkan kenaikan tekanan yang cukup besar. 4 Mathur, M. L., Sharma, R. P., A Course In Internal Combustion Engines, Dhanpat Rai & Sons, 3 rd Edition, Delhi, 1980
4 8 3. Tahapan Ketiga Controlled combustion adalah periode flame berkembang hingga akhir langkah penginjeksian bahan bakar. Setelah titik C, bahan bakar masih tetap diinjeksikan. Dropletdroplet yang sudah mulai terbakar pada tingkat kedua merambatkan pembakaran pada droplet lain, sehingga flame bergerak secara bersama menuju droplet-droplet yang baru diinjeksikan oleh injektor. 4. Tahapan keempat After burning merupakan proses pembakaran lanjut. Secara teori, setelah tingkat ketiga atau sudah berakhirnya bahan bakar diinjeksikan, pembakaran sudah berakhir. Tetapi dikarenakan masih terdapatnya sisa-sisa bahan bakar yang belum terbakar pada tingkat ketiga, maka pembakaran terus berlanjut. Bila sisa bahan bakar belum habis, sedangkan piston sudah melakukan langkah buang maka bahan bakar tadi menjadi unburn fuel. 2.3 Parameter Unjuk Kerja Motor Pembakaran Dalam Pada penelitian ini, ada beberapa parameter unjuk kerja dan emisi gas buang yang dapat digunakan sebagai pembanding antara mesin diesel berbahan bakar solar dan mesin diesel berbahan bakar minyak nabati murni dari bunga matahari, kedelai, canola dan jagung. Beberapa parameter tersebut adalah : a. Daya Motor (Ne) b. Tekanan efektif rata-rata (bmep) c. Torsi (T) d. Konsumsi bahan bakar (sfc) e. Efisiensi thermal (η th ) f. Emisi gas buang (m -1 ) g. Air Fuel Ratio (AFR) h. Suhu gas buang ( o C).
5 Daya Motor (Ne) Daya motor merupakan daya yang diberikan ke poros penggerak oleh motor persatuan waktu. Besarnya daya motor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: V I Ne = (hp)...(2.1) 746 ηgen Dimana : Ne = daya motor (hp) V = tegangan listik (Volt) I = arus listrik (Ampere) ηgen= efisiensi generator (0.548) Torsi (T) Torsi (T) merupakan ukuran kemampuan engine menghasilkan kerja. Torsi adalah hasil perkalaian gaya tangensial dengan panjang lengan. Rumus untuk menghitung torsi adalah sebagai berikut : Ne T = (kg.cm)...(2.2) n Dimana : T = torsi (kg.cm) Ne = daya motor (hp) n = putaran motor (rpm) Tekanan efektif rata-rata (break mean effective pressure) Tekanan efektif rata-rata (bmep) didefinisikan sebagai tekanan tetap rata-rata teoritis yang bekerja sepanjang volume langkah piston sehingga menghasilkan daya yang besarnya sama dengan daya efektif. Besarnya bmep dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
6 Ne. z bmep = (kpa)...(2.3) A. L. n. i.1,34 Dimana : bmep = tekanan efektif rata-rata (kpa) Ne = daya motor (hp) z = 2 (4 langkah) dan 1 (2 langkah) A = luas penampang piston L = panjang langkah piston n = putaran motor (rpm) i = jumlah silinder Konsumsi bahan bakar spesifik (spesific fuel consumption) Spesific fuel consumption adalah masa bahan bakar yang dikonsumsi mesin untuk menghasilkan daya efektif sebesar 1 hp selama 1 jam. Perumusan sfc adalah sebagai berikut: 3600.mbb sfc = (kg/hp.jam)...(2.4) Ne. s Dimana : sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/hp.jam) m bb = massa bahan bakar (kg) Ne = daya motor (hp) s = waktu yang untuk menghabiskan sejumlah m bb (s) Efisiensi Thermal Efisiensi thermal (η th ) adalah ukuran besarnya pemanfaatan energi panas dari bahan bakar untuk diubah menjadi daya efektif oleh motor. η Tenaga yang terpakai = % th Panas yang diberikan 100
7 11 η th = %...(2.5) sfc NKB Opasitas Opasitas adalah emisi gas buang yang dikeluarkan mesin diesel dalam ketebalan asap. Untuk mengukur opasitas digunakan alat opacimeter atau smoke tester. Nilai dari opasitas diterjemahkan dalam satuan % atau m Air Fuel Ratio (AFR) Air fuel ratio adalah perbandingan massa udara terhadap massa bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. m u A / F =... (2.6) m Suhu gas buang bb Suhu yang dibaca alat ukur digunakan untuk mengetahui apakah engine sudah mencapai suhu kerja, sehingga pengambilan data bisa dalam keadaan engine bekerja secara optimal. Selain itu, pengukuran suhu pada gas buang ini juga bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan vegetable oil terhadap pembakaran yang terjadi ruang bakar dibandingkan dengan penggunaan minyak solar. Nilai dari suhu diterjemahakan dalam satuan o C. 2.4 Bahan Bakar Mesin Diesel Vegetable oil merupakan bahan bakar alternatif sebagai pengganti solar. Dinamakan demikian karena terbuat dari bahan yang paling mudah diurai oleh lingkungan dan dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin diesel. Sumber ini bisa merupakan minyak tumbuh-tumbuhan atau lemak hewani.
8 Klasifikasi dan Spesifikasi Bahan Bakar Mesin Diesel ASTM mengklasifikasikan bahan bakar diesel menjadi lima tingkatan, yaitu 5 : 1. Tingkat Low Sulfur No. 1-D. Dihasilkan dari tingkat penyulingan tertinggi, yang digunakan khusus untuk bahan bakar mesin diesel otomotif yang membutuhkan kandungan sulfur rendah dan sifat volatilitas yang lebih tinggi dari bahan bakar tingkat low sulfur No. 2-D. 2. Tingkat Low Sulfur No. 2-D. Dihasilkan dari tingkat penyulingan menengah, yang dapat digunakan secara umum untuk bahan bakar mesin diesel otomotif yang membutuhkan kandungan sulfur rendah. Juga cocok digunakan untuk aplikasi mesin diesel non otomotif yang membutuhkan kondisi kecepatan yang berubah-ubah serta beban bervariasi. 3. Tingkat No. 1-D. Dihasilkan dari tingkat penyulingan tertinggi, yang digunakan khusus untuk bahan bakar mesin diesel otomotif yang membutuhkan sifat volatilitas yang lebih tinggi dari bahan bakar tingkat low sulfur No. 2-D. 4. Tingkat No. 2-D Dihasilkan dari tingkat penyulingan menengah, yang dapat digunakan secara umum untuk bahan bakar mesin diesel otomotif, yang juga cocok untuk aplikasi mesin diesel non otomotif, khususnya yang membutuhkan kondisi kecepatan yang berubah-ubah serta beban bervariasi. 5. Tingkat No. 4-D Dihasilkan dari tingkat penyulingan terendah atau pencampuran hasil penyulingan dengan residual oil. Digunakan untuk bahan bakar mesin diesel non otomotif 5 Annual Book Of ASTM Standards, 1994
9 13 kecepatan rendah dan menengah yang membutuhkan kondisi kecepatan serta beban konstan. Pada tabel 2.1 di bawah ini ditunjukkan spesifikasi standar bahan bakar diesel menurut ASTM D untuk masingmasing tingkatan yang ditetapkan. Standar bahan bakar pada tabel 2.1. merupakan batas minimum yang dibutuhkan untuk menjamin kinerja dari mesin diesel. Tabel 2.1 Spesifikasi bahan bakar diesel menurut ASTM D Property ASTM Test Methods Grade Low Sulphur No 1-D Grade Low Sulphur No 2-D Grade No 1-D Grade No 2-D Grade No 3-D Flash point C, min D Water sediment, % vol, max D Distillation temperature. (C 90% vol) Recovered D 86 min max Kinematic viscosity, mm²/sat 40 C D 445 min max Ash % mass. max. D Sulphur % mass. max D D Copper strip corrosion rating max 3 h at 50 C D 130 No. 3 No. 3 No. 3 Cetane number. min D One of the following properties must be met : (1) Cetane index. Min D (2) Aromaticity. % vol. max D Cloud point C. max D 2500 Ramsbotton carbon residue on 10 % distillation residure. % mass max D Bahan bakar minyak PERTAMINA yang mendekati Minyak Solar Minyak Solar Minyak Diesel Di Indonesia, bahan bakar untuk mesin diesel yang diproduksi Pertamina dibagi dalam 3 jenis 7 : a. Minyak solar. Minyak Solar biasa juga disebut High Speed Diesel (HSD) atau Automotive Diesel Oil (ADO) atau Marine 6 Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri, Bahan Bakar Minyak, Pertamina,hal 11 Mei
10 14 Gas Oil (MGO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran tinggi (lebih dari rpm). Minyak Solar juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil dan menghasilkan pembakaran yang bersih. b. Minyak diesel. Minyak Diesel (Diesel Fuel), biasa juga disebut Industrial Diesel Oil (IDO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran sedang atau lambat dengan kecepatan ( rpm), atau dapat juga digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung di dalam dapur (furnace) boiler. c. Minyak bakar. Minyak Bakar biasa juga disebut Fuel Oil (FO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran rendah dengan kecepatan kurang dari 300 rpm, atau dapat juga digunakan untuk pembakaran pada dapur (furnance) boiler. Minyak bakar lebih kental dan mempunyai titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak diesel. Bahan bakar mesin diesel produksi Pertamina didasarkan pada pembagian menurut jenis putaran mesin diesel. 2.5 Vegetable Oil Bahan bakar terbarukan merupakan bahan bakar alternatif yang sampai saat ini merupakan bahan bakar yang sangat berpotensi sebagai pengganti bahan bakar fosil. Salah satunya merupakan biofuel. Biofuel terbagi menjadi dua macam yakni vegetable oil dan biodiesel. Biodiesel menggunakan bahan baku vegetable oil yang nantinya diproses lebih lanjut sehingga diperoleh bahan bakar biodiesel. Proses lebih lanjut ini antara lain
11 15 proses blending, microemulsification, cracking dan transesterfikasi. 8 Pemanfaatan vegetable oil sebagai bahan bakar mesin diesel sudah dilakukan oleh Rudolf Diesel hampir seratus tahun yang lalu. Beliau menggunakan minyak dengan bahan baku kacang pada mesin temuannya pada World s fair tahun Sejak krisis minyak dunia pada tahun 1970 yang berdampak kenaikan harga dan kekhawatiran akan ketersediaan minyak yang akan datang, penelitian mengenai penggunaan bahan bakar vegetable oil menjadi sangat diminati. Adapun kelebihan dari vegetable oil yakni ketersediaanya diseluruh dunia sesuai dengan agrikultur suatu negara, bahan bakar yang dapat diperbaharui, dan lebih ramah lingkungan. 2.6 Spesifikasi Vegetable Oil Standar yang ada mengenai bahan bakar vegetable oil belum dikeluarkan pemerintah, namun pemerintah telah menunjuk Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan dirumuskan Panitia Teknis untuk merumuskan standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, yang dalam hal ini khususnya standar spesifikasi bahan bakar biodiesel. Untuk standar vegetable oil baru dikeluarkan oleh Abteilung Technologie nachwachsender Rohstoffe Arbeitsgruppe Pflanzenöle,Department of Technology. Tujuan dari adanya standar ini adalah melindungi konsumen dari segi mutu dan disamping itu juga melindungi produsen dan mendukung perkembangan industri biodiesel dan vegetable oil. Berikut merupakan tabel SNI No dan tabel standar rapeseed oil sebagai pembanding. 8 Ramadhas, A.S., S. Jayaraj, C. Muraleedharam, 2003, Use Of Vegetable Oil as I.C.Engine, Calicut:India
12 16 Tabel Spesifikasi bahan bakar biodiesel menurut SNI No No. Parameter Satuan Nilai 1 Massa jenis pada 40 C kg/m Viskositas kinematik pd 40 C mm 2 /s (cst) 2,3 6,0 3 Angka setana min Titik nyala (mangkok tertutup) C min Titik kabut C maks Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50 C) maks. no 3 7 Residu karbon %-massa - dalam contoh asli maks 0,05 - dalam 10 % ampas distilasi (maks. 0,3) 8 Air dan sedimen %-vol. maks. 0,05* 9 Temperatur distilasi 90 % C maks Abu tersulfatkan %-massa maks.0,02 11 Belerang ppm-m maks Fosfor ppm-m maks Angka asam mg-koh/g maks.0,8 14 Gliserol bebas %-massa maks. 0,02 15 Gliserol total %-massa maks. 0,24 16 Kadar ester alkil %-massa min. 96,5 17 Angka iodium %-massa maks Uji Halphen Negatif Tabel 2.3. Standar Rapeseed Oil menurut RK-Qualitätsstandard (DIN 51605). T No. Parameter Satuan Nilai Standard 1 Massa jenis pada 15 C kg/m DIN EN ISO 3675 DIN EN ISO Viskositas kinematik pd 40 C mm 2 /s (cst) max. 36 DIN EN ISO Angka setana - 4 Titik nyala (mangkok tertutup) C min. 220 DIN EN ISO Titik kabut C Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50 C) Residu karbon - dalam contoh asli %-massa - - dalam 10% ampas distilasi (maks. 0,4) DIN EN ISO Air dan sedimen %-massa maks. 0,075 DIN EN Temperatur distilasi 90 % C - 10 Abu tersulfatkan %-massa maks.0,01 DIN EN ISO Belerang mg/kg maks. 10 DIN EN ISO DIN EN ISO Fosfor mg/kg maks. 12 DIN EN Angka asam mg-koh/g maks. 2 DIN EN Stabilitas oksidasi (110 o C) %-massa min.6 DIN EN Kadar ester alkil %-massa min. 96,5 16 Angka iodium %-massa (g Iod/100 g) DIN EN Kontaminasi mg/kg 24 DIN EN Nilai Kalor min DIN ,-2,-3 9 Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, Standar Syarat Mutu Biodiesel, 2006.
13 17 RK-Qualitätsstandard merupakan standar yang digunakan di Jerman yang dikeluarkan oleh Bavarian State Institute of Agricultural Engineering, Weihenstephan, sebagai standar dalam perdagangan bahan bakar nabati yang mencakup 18 parameter standar pengujian dan metode yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar. Standar ini merupakan satu-satunya standar yang ada sampai saat ini untuk bahan bakar nabati tanpa dilakukan proses esterfikasi (straight vegetable oil). 2.7 Karakteristik Bahan Bakar Minyak Diesel Karakteristik yang umum perlu diketahui untuk menilai kinerja bahan bakar mesin diesel antara lain: a. Density, specific gravity adan API gravity. Densitas menunjukkan perbandingan berat per satuan volume dari suatu zat atau bahan tertentu. Sedangkan specific gravity (SG) adalah merupakan harga relatif dari densitas suatu zat atau bahan terhadap air atau udara. ρbahanbakar SG terhadap air =...(2.7) ρ air Hubungan antara specific gravity dengan API gravity adalah untuk mencari nilai API gravity harus terlebih dahulu mengetahui besarnya specific gravity dari bahan yang akan kita hitung nilai API gravitynya. 141,5 API gravity = 131, 5...(2.8) SG Density, specific gravity dan API gravity diukur pada temperatur 60 F atau 15 C. b. Viscosity (viskositas). Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi, biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan
14 18 untuk mengalir pada jarak tertentu. Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan untuk mengalir akan semakin tinggi. Karakteristik ini sangat penting karena mempengaruhi kinerja injektor pada mesin diesel. Jika viskositas terlalu tinggi akan menyebabkan atommisasi yang rendah sehingga mesin sulit di start, sedangkan jika terlalu rendah akan menyebabkan pompa injeksi cepat aus. Persamaan mencari kinematic viscosity: c. Flash ν = C.t point... (titik nyala).... (2.9) Flash point atau titik nyala adalah suatu angka yang menyatakan temperatur terendah dari bahan bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada permukaan minyak tersebut didekatkan pada nyala api. Flash point mengindikasikan tinggi rendahnya volatilitas dan kemampuan untuk terbakar dari suatu bahan bakar. d. Pour point (titik tuang). Pour point atau titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga minyak tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. Pour point merupakan ukuran daya atau kemampuan bahan bakar pada temperatur rendah, yang berarti bahwa kendaran dapat menyala pada temperatur rendah karena bahan bakar masih dapat mengalir. Selain itu terkait dengan proses penyimpanan dalam tangki dan pengaliran pada suatu pipa. e. Sulphur content (kandungan belerang). Kandungan belerang dalam bahan bakar diesel dari hasil penyulingan sangat tergantung pada asal minyak mentah yang akan diolah. Keberadaan belerang tidak diharapkan karena sifatnya merusak yaitu apabila oksida belerang kontak dengan air merupakan bahan yang korosif terhadap logam di ruang bakar. Hal lain yang
15 19 lebih penting adalah timbulnya polusi bagi lingkungan hidup yang merupakan hasil pembakaran. f. Distilation (distilasi). Karakteristik distilasi dari bahan bakar menunjukkan kemampuan bahan bakar berubah menjadi uap (volatility) pada temperatur tertentu. Nilai dari mid boiling atau 50% recovery dapat digunakan untuk menghitung nilai cetane index. g. Cetane number (angka cetana). Angka cetana merupakan derajat kemampuan suatu bahan bakar untuk dapat terbakar dengan sendirinya karena tekanan dan temperatur tinggi. Angka cetana menyatakan perlambatan penyalaan (ignition delay) dibandingkan campuran volumetris cetane (C 16 H 34 ) dan α-methylnaphthalene (C 10 H 7 CH 3 ) yang diuji pada CFR engine pada kondisi yang sama. Cetane mempunyai nilai 100 dan α-methylnaphthalene mempunyai nilai 0, tetapi referensi yang digunakan sekarang adalah heptamethylnonane yang mempunyai nilai 15. Angka cetane merupakan ukuran kemampuan penyalaan dari bahan bakar mesin diesel. Nilai cetana yang tinggi menyebabkan ignition delay yang pendek, sedangkan nilai cetane yang rendah menimbulkan knocking pada diesel. Karena keterbatasan peralatan nilai cetana bisa diperkirakan dengan menggunakan perhitungan cetane index. Berikut persamaan Cetane index : CCI = D D B 2 ( log B) (2.10) Dimana : B = temperatur mid-boiling ( o C) berdasarkan metode uji D 86 D = densitas pada 15 o C (g/ml) berdasarkan metode uji
16 20 Calorific value (nilai kalor). Nilai kalor merupakan suatu angka yang menyatakan jumlah panas atau kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar dengan udara atau oksigen. Dari bahan bakar yang ada dibakar, nilai kalor yang terkandung akan diubah menjadi energi mekanik melalui kerja komponen mesin. Besarnya nilai kalor atas diuji menggunakan bomb calorimeter. Sedangkan untuk nilai kalor bawah (NKB) menggunakan persamaan : mair NKB = NKA xlh...(2.11) m Dimana : sample NKA = nilai kalor atas (kal/gram) m air = massa uap air (gram) m sample = massa sample uji bahan bakar (gram) LH = panas lantent penguapan air (kal/gram) 2.8 Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Roberto G. Pereira et al, 2006 Penelitian unjuk kerja engine berupa emisi gas buang dilakukan menggunakan variasi campuran soybean Biodiesel dengan minyak diesel dengan prosentase campuran 20%, 50%, 75%, dan 100% soybean Biodiesel serta 100% minyak diesel (B.0, B.20, B.50, B.75, B.100) pada Diesel Stationery Engine (GenSet). Tabel dibawah ini merupakan properties dari bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini.
17 21 Tabel 2.4 Properties dari biodiesel kacang kedelai dan solar. Hasil pengujian emisi gas buang ditunjukkan pada tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Nilai Emisi Gas buang. Parameters Diesel B20 B50 B75 B100 O 2 (%) CO 2 (%) CO (ppm) SO 2 (ppm) NO (ppm) NOx (ppm) CxHy (ppm) Exhaust gas Temp. 0 C room temperature 0 C Kandungan CO 2 mengalami peningkatan dengan bertambahnya campuran bahan bakar yang mengindikasikan pembakaran yang terjadi semakin mendekati sempurna. Sedangkan kandungan CO, SO 2, C x H y, NO, dan NO x cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnnya campuran biodiesel.
18 22 2. Penelitian B. Kayisoglu,P. Ulger dkk.(2006) Penelitian ini menggunakan bahan bakar sunflower dan soybean vegetable oil pada diesel engine stationer (5.52kW), single cylinder, direct injection dan 4 langkah. Penelitian ini membandingkan campuran 25% vegetable oil + 75% diesel fuel, 50% vegetable oil + 75% diesel fuel, 75% vegetable oil + 25% diesel fuel dan 100% diesel fuel sebagai kontrol tes. Spesifikasi bahan bakar uji yang digunakan tidak ditunjukkan oleh peneliti. Gambar 2.3 Grafik campuran sunflower oil dan 100% diesel fuel Vs Kecepatan engine. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu temperatur gas buang dan konsumsi bahan bakar lebih tinggi pada campuran 75% soybean oil + 25% diesel fuel. Campuran sunflower oil + diesel fuel akan lebih aik dibanding campuran soybean fuel + diesel fuel. Khususnya campuran 75% diesel fuel + 25% sunflower oil memiliki unjuk kerja yang hampir sama dengan 100% diesel fuel.
19 23 3. Penelitian N. Tippayawong, T. Wongsiriamnuay dan W. Jompakdee (2002) Penelitian ini bertujuan mengevaluasi unjuk kerja dan emisi dari diesel engine direct injection berbahan bakar vegetable oil. Engine yang digunakan yakni Mitsubishi Dr-800, 411cc, 4 langkah satu silinder, rated speed 2400 rpm dan 6 kw. Bahan bakar yang digunakan yakni palm and soybean vegetable oil, sedangkan sebagai uji kontrol digunakan bahan bakar diesel. Metode pengujian ini berupa variasi temperatur masukan bahan bakar vegetable oil dengan kisaran o C. Tabel dibawah ini merupakan properties dari bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2.6. Properties dari bahan bakar diesel dan vegetable oil. Dapat dilihat pada grafik, bahan bakar diesel menunjukkan BSFC yang lebih rendah dibanding minyak sawit dan kedelai vegetable oil.
20 24 Gambar 2.4. Pengaruh pemakain berbagai jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang pada berbagai variasi beban bsfc yang lebih rendah pada minyak diesel disebabkan karena energy content dari vegetable oil yang lebih rendah dibanding minyak diesel. Sedangkan untuk kandungan NO x dan smoke, vegetable oil menunjukkan hasil yang lebih rendah dibanding minyak diesel. Gambar 2.5. Pengaruh variasi temperatur inlet terhadap emisi gas buang
21 25 Untuk penggunaan bahan bakar soybean oil, kenaikan temperatur akan mengurangi kadar NOx, sedangkan pada penggunaan bahan bakar palm oil kadar NOx tidak terlalu berpengaruh. Kadar smoke pengaruh kenaikan temperatur terlihat terdapat kenaikan dibanding minyak diesel. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yakni dengan pemanasan awal pada vegetable oil, akan menurunkan viskositas yang berdampak atomisasi yang lebih baik dan peningkatan kualitas unjuk kerja dan emisi. Peningkatan temperatur masukan bahan bakar diharapkan akan mengurangi emisi dan peningkatan unjuk kerja, akan tetapi hasil yang didapatkan dari penelitian ini tidak didapatkan hasil yang signifikan. Namun demikian, peningkatan temperatur akan berdampak pada aliran bahan bakar yang lebih baik.
22 26 (Halaman Kosong)
UJI EKSPERIMENTAL BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DENGAN ZAT ADITIF TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN
UJI EKSPERIMENTAL BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DENGAN ZAT ADITIF TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN Oleh : Eddien Nurhadiansah Putra 2106 100 097 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono
Lebih terperinciUji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS
Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan
Lebih terperinciGrafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.
Grafik bhp vs rpm BHP BHP (hp) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 500 1500 2500 3500 4500 5500 Putaran Engine (rpm) tanpa hho HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly. (HHO (spiral)) Grafik
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Biodiesel ICS 75.160 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 2 4 Syarat mutu...
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER Muhammad Agus Sahbana 1), Naif Fuhaid 2) ABSTRAK Biodiesel merupakan bahan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )
LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI 01-3555-1998) Cawan aluminium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II Oktober 217 Terbit 64 halaman PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan
Studi Perbandingan Performa Motor Diesel dengan Bahan Bakar Solar dan Palm Methyl Ester Berbasis Pada Simulasi Oleh Yahya Putra Anugerah 1), Semin Sanuri 2), Aguk Zuhdi MF 2) 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI
STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI Oleh : ASKHA KUSUMA PUTRA 0404020134 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI MESIN YANMAR TS 50 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE)
UJI PERFORMANSI MESIN YANMAR TS 50 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE) Turmizi Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh - Medan, Buketrata,
Lebih terperinciKAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR
KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Tulisan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Kata kunci: Biodiesel minyak jelantah, Start of Injection dan Durasi Injeksi, Injeksi bertingkat
1 Studi Eksperimental Pengaruh Pengaturan Start Of Injection Dan Durasi Injeksi Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Diamond Tipe Di 800 Sistem Injeksi Bertingkat Berbahan Bakar Biodiesel Minyak Jelantah
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R Wilviari Vekky V.R dan Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief
Lebih terperinciBab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian
Bab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian Pembahasan terhadap data hasil pengujian didasarkan pada hasil pengujian sifat bahan bakar yang dalam pelaksanaannya dilakukan di PetroLab Service, Rawamangun, oleh
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERFORMANSI MOTOR DIESEL Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam. Karakteristik utama dari mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar lain terletak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Contoh Perhitungan Contoh perhitungan motor diesel dengan bahan bakar solar pada putaran 3000 rpm adalah sebagai berikut: 3.1.1.Brake Horse Power Daya motor dapat diketahui
Lebih terperinci8/5/2010. variasi volume campuran terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang mesin diesel.
Tugas Akhir (TM 09148) Konversi Energi PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL MINYAK BIJI ALPUKAT (PERSEA GRATISSIMA) (10 30%) PADA SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DIESEL GENERATOR SET JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciTUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.
TUGAS AKHIR TM091486 Ari Budi Santoso NRP : 2106100132 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN
PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Motor Diesel Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak
Lebih terperinciM.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya
KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 SISTEM INJEKSI BERTINGKAT BERBAHAN BAKAR BIODIESEL KEMIRI SUNAN DENGAN PERUBAHAN CAMSHAFT FUEL PUMP M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi penduduk di seluruh dunia semakin meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin menipis. Oleh karena itu banyak negara
Lebih terperinciKARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI
KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI Ahmad Arif 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Konversi
Lebih terperinciKarakterisasi Unjuk Kerja Mesin Diesel Generator Set Sistem Dual- Fuel Solar dan Biogas dengan Penambahan Fan Udara Sebagai Penyuplai Udara
Karakterisasi Unjuk Kerja Mesin Diesel Generator Set Sistem Dual- Fuel Solar dan Biogas dengan Penambahan Fan Udara Sebagai Penyuplai Udara Ari Budi Santoso, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENAMBAHAN BIOADITIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BBM BLENDING PETRODIESEL DAN BIODIESEL
84 ISSN 0216-3128 M. Munawir, dkk. PENAMBAHAN BIOADITIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BBM BLENDING PETRODIESEL DAN BIODIESEL M. Munawir Z. dan Sanda Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK PENAMBAHAN
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Data Hasil Penelitian Mesin Supra X 125 cc PGM FI yang akan digunakan sebagai alat uji dirancang untuk penggunaan bahan bakar bensin. Mesin Ini menggunakan sistem
Lebih terperinciPengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1
Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 (Philip Kristanto) Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 Philip Kristanto Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL
PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL Taufiq Heri Susanto 1) Margianto 2) Ena Marlina 3) Program Strata Satu Teknik Mesin Universitas Islam Malang
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005
Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005 Direktorat Pengolahan dan Niaga Migas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Jakarta
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan
Lebih terperinciSpesifikasi Mutu B-20 di Indonesia dan Perbandingannya dengan Spesifikasi Biodiesel, Minyak Solar dan Standard International
Seminar Kajian Teknis dan Uji Pemanfaatan Biodiesel B-20 pada Kendaraan Bermotor dan Alat Berat Jakarta, 17 Februari 2015 Spesifikasi Mutu B-20 di Indonesia dan Perbandingannya dengan Spesifikasi Biodiesel,
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PENGUJIAN BIODIESEL BIJI NYAMPLUNG PADA MESIN DIESEL MULTI INJEKSI DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BIODIESEL DAN BIOSOLAR
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BIODIESEL BIJI NYAMPLUNG PADA MESIN DIESEL MULTI INJEKSI DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BIODIESEL DAN BIOSOLAR Amin Jakfar dan Bambang Sudarmanta. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL H. Sulaeman, Fardiansyah Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Semenjak tahun 1990 penggunaan
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20
KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20 M. Yasep Setiawan dan Djoko Sungkono K. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciPengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS
Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Teknik IKHSAN
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER
ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER Imron Rosyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Bahan Baku Minyak Minyak nabati merupakan cairan kental yang berasal dari ekstrak tumbuhtumbuhan. Minyak nabati termasuk lipid, yaitu senyawa organik alam yang tidak
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4..1. Analisis Reaksi Proses Proses Pembakaran 4.1.1 Perhitungan stoikiometry udara yang dibutuhkan untuk pembakaran Untuk pembakaran diperlukan udara. Jumlah udara
Lebih terperinciMOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)
MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.
Lebih terperinciPERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciOPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Taufiq Hidayat Fakultas
Lebih terperinciOLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.
TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN COOLANT PADA RADIATOR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SINJAI BERBAHAN BAKAR BI-FUEL ( PREMIUM - COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) ) OLEH :
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
KAJIAN NUMERIK PENGARUH VARIASI IGNITION TIMING DAN AFR TERHADAP PERFORMA UNJUK KERJA PADA ENGINE MOTOR TEMPEL EMPAT LANGKAH SATU SILINDER YAMAHA F2.5 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG Oleh: Helmi
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET
PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAHAN BAKAR DIESEL DENGAN PENAMBAHAN ETANOL, DAN METANOL
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR DIESEL DENGAN PENAMBAHAN ETANOL, DAN METANOL Wahyu A. 1*, Patria R. 2, Hadi H. 3, Bayu S.P. 4, Wishnu P. 5 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Balikpapan 4,5 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pembakaran Dalam Ditinjau dari cara memperoleh energi internal, mesin kalor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) dan mesin
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH
10 Avita Ayu Permanasari, Pengaruh Variasi Sudut Butterfly Valve pada Pipa Gas Buang... PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH Oleh: Avita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap di tempat yang berbeda, yaitu: 1) Tahap preparasi, dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS
UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS Rio Arinedo Sembiring 1, Himsar Ambarita 2. Email: rio_gurky@yahoo.com 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xiv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL
PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Bahan Baku Minyak Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini diantaranya yaitu minyak Jarak dan minyak Kelapa. Kedua minyak tersebut memiliki beberapa karakteristik
Lebih terperinciFINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO
FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. 1. Langkah Hisap (Intake)
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Motor Diesel Motor pembakaran dalam didefinisikan sebagai mesin kalor yang berfungsi mengkonversikan energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi mekanis dan prosesnya
Lebih terperinciStudi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat Waktu Injeksi
B-64 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) Studi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat
Lebih terperinciAnalisis Pemakaian Bahan Bakar Campuran Kerosene dan Minyak Pelumas terhadap Pembentukan Jelaga pada Motor Diesel Putaran Konstan
Analisis Pemakaian Bahan Bakar Campuran Kerosene dan Minyak Pelumas terhadap Pembentukan Jelaga pada Motor Diesel Putaran Konstan Sudjud Darsopuspito, Todi Indra Brata Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBiotechnology and Energy Conservation. Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman
Biotechnology and Energy Conservation Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman 13 th Lecture Biodiesel The Aim: Students can explain
Lebih terperinciKARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION
1 KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION Oleh: Wardan Suyanto, Ed. D. Dr. Budi Tri Siswanto, M.Pd. Muhkamad Wakid, S.Pd., M.Eng. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIJEN PADA MOTOR DIESEL
JurnalJurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 2, Oktober 2017: hlm 117-124 ISSN 2579-6402 (Versi Cetak) ISSN-L2579-6410 (Versi Elektronik) KARAKTERISTIK DAN KONSUMSI BAHAN
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc
TUGAS AKHIR - TM 091486 (KE) PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc ANDRIAN DWI PURNAMA 2105 100 003 Dosen
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED) Dwi Ardiana Setyawardhani 1), Sperisa Distantina 1), Anita Saktika Dewi 2), Hayyu Henfiana 2), Ayu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri atas mono-alkil ester dari fatty acid rantai panjang, yang diperoleh dari minyak tumbuhan atau lemak binatang (Soerawidjaja,
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN
Pengaruh Temperatur Bahan Bakar Bio-Solar dan Solar Dex (Nugrah R. Prabowo) PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN Nugrah Rekto Prabowo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan sumber energi yang dikonsumsi paling besar di Indonesia. Konsumsi bahan bakar solar terus meningkat
Lebih terperinciII. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal
II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH
ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno
Lebih terperinciSKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:
SKRIPSI MOTOR BAKAR UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN BAHAN BAKAR DIMETIL ESTER [B 06] DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM: 060421019
Lebih terperinciStudi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat Waktu Injeksi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Studi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat
Lebih terperinciIndustri Kimia) Universitas Sumatera Utara selama 2 minggu. Kelapa Sawit) Medan selama 2 minggu.
3.1 Waktu dan Tempat 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses Industri Kimia) selama 2 minggu. 2. Pengujian kandungan biodiesel dilakukan di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa
Lebih terperinciGambar 1. Motor Bensin 4 langkah
PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar yang menjanjikan yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK COAL OIL MIXTURE SEBAGAI BAHAN BAKAR DIESEL ALTERNATIF
STUDI KARAKTERISTIK COAL OIL MIXTURE SEBAGAI BAHAN BAKAR DIESEL ALTERNATIF Wira Setiawan 1), I Made Ariana 2) dan Semin 2) 1) Program Pascasarjana Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC
TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.
Lebih terperinci1. Densitas, Berat Jenis. Gravitas API
UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA 2 1. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API Densitas minyak adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu. Berat spesifik atau rapat relatif (relative density) minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA DUAL FUEL ENGINE HASIL MODIFIKASI DARI DIESEL ENGINE
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 KAJIAN EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA DUAL FUEL ENGINE HASIL MODIFIKASI DARI DIESEL ENGINE Arif Wahyu Hidayat, Semin & Aguk Zuhdi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Goreng Curah Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan yang
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =
LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL Perhitungan performansi motor diesel berbahan bakar biofuel vitamin engine + solar berikut diselesaikan berdasarkan literatur 15, dengan mengambil variable data data
Lebih terperinciUji Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas
Uji Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Isalmi Aziz Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta emi_uin@yahoo.co.id Abstrak Biodiesel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER MENGGUNAKAN SUPERCARJER BERBAHAN BAKAR PERTADEX DAN CAMPURAN PERTADEX BIODIESEL BIJI BUNGA MATAHARI
C.1 ANALISIS UNJUK KERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER MENGGUNAKAN SUPERCARJER BERBAHAN BAKAR PERTADEX DAN CAMPURAN PERTADEX BIODIESEL BIJI BUNGA MATAHARI Tulus B Sitorus *, Alberto M Lubis, Riki H Purba
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER
ISSN: 1410-2331 OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER Mardani Ali Sera Program Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jl.
Lebih terperinciMOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR CAMPURAN MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIRI DAN MINYAK WIJEN
MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR CAMPURAN MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIRI DAN MINYAK WIJEN Muhammad Nurtanto mnurtanto23@untirta.ac.id Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-UNTIRTA
Lebih terperinci