Kaidah Imperatif Bahasa Indonesia dalam Buku Imperatif dalam Bahasa Indonesia Karya Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
|
|
- Inge Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kaidah Imperatif Bahasa Indonesia dalam Buku Imperatif dalam Bahasa Indonesia Karya Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Dewi Kusumaningsih Jl. Slamet Riyadi 100 Sukoharjo. Telp Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaidahkan imperatif biasa, imperatif permintaan, imperatif pemberian izin, imperatif ajakan, imperatif suruhan, imperatif aktif tidak transitif, imperatif aktif transitif, dan imperatif pasif. Kaidah-kaidah dari imperatif yang muncul adalah sebagai berikut: (1) imperatif biasa: KB + KK (KD)!; KK (KD) + KAB + itu!; KB + KK (KD)!; KK (KU) + partikel, KD!, (2) imperatif permintaan: coba + negasi + KK (KD); kalau boleh, KKet(waktu) + KB + KK (KD) + KKet (tujuan)!; Diharapkan + KB + (+/-) + KK + KKet (tempat); sudi(lah) + KB + berkenan + KK + KB + KKet; dapat(kah) + KB + KK(kan) + KB + K tunjuk (ini, itu); (di)mohon + dengan hormat + KB + (berkenan) + KK + ke + KKet(tempat), (3) imperatif pemberian izin : KB + silahkan + KK + KB!; KK (lah), jika mau/akan + KK(me/me-i) + KB; biar(lah) + KB + KK(kan) + KB + KTunjuk!; KB + diizinkan + KK (me-i) + KB; ambil(lah) + KB + Ktunjuk!, (4) imperatif ajakan : ayo + KK + KB + kata ganti milik!; biar + KB + KK + di +KB!; coba + KB + KK + KB + Ktunjuk!; mari + KB + KK(kan) + KB + KKet!; harap + KK (di-kan) + KB + Ktunjuk!, (5) imperatif suruhan : ayo + KK + Ksapaan!; biar + KB + KK + KB + KKet!; coba + KK(kan) + KB + Ktunjuk!; harap + KB + KK + ke + KB!; hendaknya + KB + Ktunjuk + KKpasif!; hendaklah + KB + KK + KB!; silahkan + KKpasif + KB + Ktunjuk!; tolong + KKpasif + KB(nya)!, (6) imperatif aktif tidak transitif : (interjeksi) + KB + kalau + KK(lah)!; KK(ber-,-lah) + di + KB + Ktunjuk!; KK(ber-,-lah) + kalau + KS!; KK(ber-,-lah) + ke + KKet tempat!, (7) imperatif aktif transitif : ambil (lah) + KB + Ktunjuk +Ket.waktu!; KS + -i (partikel lah) + KB + Ktunjuk + KKwaktu!; per + KS(-lah) + KB + Ktunjuk!; KK (ber-kan) (-lah) + KB + Ktunjuk!, (8) imperatif pasif : KB + itu + KKpasif + Kcara; KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; sebaiknya + KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; KK + -lah + KB + itu!; ambil(-kan) + KB + Kwaktu; KK(-lah) + KB + PP + Ket.waktu!; Hampiri (lah) + KB + di + Ket.tempat!; tukar(kan) + dengan + KB + saja(lah) + KB. Kata-kata Kunci: Imperatif, kaidah, struktural. Pendahuluan Imperatif adalah salah satu jenis kalimat yang bermakna memerintah di samping jenis kalimat yang lain yaitu deklaratif, interogatif, eksklamatif, dan empatik. Perihal imperatif ini masih belum banyak yang mengkaji.terakhir sepengetahuan penulis, diteliti oleh Rahardi sebagai desertasinya dan diterbitkan menjadi buku dengan judul Imperatif Dalam Bahasa Indonesia tahun 2000 oleh Penerbit Duta Wacana University Press. Penelitian imperatif secara konten analisis sedikit mengalami kendala dalam pencarian data secara melimpah. Hal ini disebabkan karena bentuk imperatif adalah salah satu tuturan bahasa yang muncul dengan konteks memerintah, melarang, menyuruh, menghimbau, dll, yang munculnya dari suatu tuturan dialog. Wacana dialog yang bisa muncul imperatifnya hanya sedikit. Sedangkan sumber data imperatif dari wacana lisanpun juga sedikit, karena wacana tuturan dialog yang bisa memunculkan imperatif pasti harus dikondisikan. Misalnya supaya peneliti bisa mendapatkan data imperatif larangan, permintaan, ajakan, pembiaran, dsb. pasti harus berusaha membuat penutur masuk pada konteks pembicaraan melarang, meminta, membiarkan, mengajak, dsb. 93
2 No.2 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA Tulisan ini sepenuhnya berangkat dari hasil penelitan Rahardi dan diambil permasalahan yang ada di dalamnya secara bebas dan memandang bahwa permasalahan yang diambil masih relevan untuk diteliti. Pengambilan sumber data secara terfokus tersebut sangat didasari oleh pertimbangan di atas. Permasalahan yang diambil dalam tulisan ini adalah bagaimana kaidah semua imperatif yang ditemukan. Penulis mengambil permasalahan itu karena di dalam Imperatif dalam Bahasa Indonesia (IDBI) karangan Rahardi, kaidah imperatif tersebut secara struktural memang tidak dianalisis secara mendalam. Masih terdapat ketidakjelasan dan kekurangpendiskripsian dalam bentuk kaidah dalam buku IDBI. Permasalahan yang menjadi judul tulisan ini akan diteliti, diamati dan dianalisis sesuai dengan metode penelitian linguistik yang ditulis oleh Sudaryanto (1993) dengan dibantu sumber-sumber buku lain, terutama buku IDBI. Tujuan mendasar dalam penelitian ini adalah untuk dapat mengkaidahkan bentukbentuk imperatif dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam Buku Imperatif dalam Bahasa Indonesia karangan Kunjana Rahardi tahun 2000, penerbit Duta Wacana University Press. Dengan adanya kaidah imperatif tersebut, diharapkan para pemakai bahasa Indonesia bisa memproduksi imperatif dengan cepat dan tepat. Minimal secara struktur. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini disebabkan karena penelitian ini akan mendeskripsikan permasalah-permasalahan secara mendalam sehingga ditemukan hasil yang akurat. Hal itu sesuai yang dikemukakan oleh Sutopo (1996:18) pemilihan jenis penelitian deskriptif kualitatif bertujuan mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa. Hal itu untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, gejala, atau fenomena tidak terbatas pada sekadar pengumpulan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi mengenai data tersebut. Data dalam penelitian ini adalah semua bentuk tuturan imperatif formal atau struktural. Wujud formal imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia menurut ciri struktural atau ciri formalnya secara sintaksis (Rahardi, 2000: 87). Tentang ciri mendasar yang dimiliki oleh satuan lingual imperatif dalam bahasa Indonesia. Dasar yang dipakai adalah batasan kalimat imperatif dari Alwi, dkk. (2003: ) yang menggolongkannya menjadi kalimat imperatif taktransitif, kalimat imperatif transitif, kaimat imperatif halus, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan dan harapan, kalimat imperatif larangan, dan kalimat imperatif pembiaran. Dari dasar-dasar teori tersebut, maka data yang diambil adalah segala bentuk kalimat yang masuk pada golongan imperatif tersebut di atas. Sumber data yang dipakai adalah buku Imperatif dalam Bahasa Indonesia karya R. Kunjana Rahardi, terbitan Duta Wacana University Press tahun 2000 setebal 192 halaman. Data penelitian ini didapatkan dengan menggunakan dua macam metode, yaitu (1) metode baca, dan (2) metode catat. Metode tersebut dilakukan dengan teknik dasar dan lanjutan. Metode baca dilakukan dengan cara membaca seluruh buku IDBI sebagai sumber data dengan cermat untuk mencari bentuk-bentuk kalimat imperatif yang terdapat dalam buku tersebut. Teknik dasarnya adalah teknik catat. Penulis mencatat semua bentuk kalimat imperatif yang sekiranya diperlukan sebagai data analisis penelitian. Catatan data penelitian tersebut selanjutnya diberi kode dan diklasifikasikan sesuai kelompoknya. 94 WIDYATAMA
3 Dewi Kusumaningsih. Kaidah Imperatif Bahasa Indonesia dalam Buku Imperatif dalam Bahasa... Data mentah yang didapat dari sumber data selanjutnya dikelompokkan menurut jenis kalimat yang ditemukan dalam sumber data. Data-data yang sudah disediakan dalam penelitian tersebut akhirnya diklasifikasikan dengan tujuan mempermudah proses analisis. Adapun klasifikasi data dilakukan dengan dasar pemisahan bentuk-bentuk tuturan imperatif sesuai dengan golongannya kalimat imperatif taktransitif, kalimat imperatif transitif, kaimat imperatif halus, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan dan harapan, kalimat imperatif larangan, dan kalimat imperatif pembiaran. Setelah data tersedia sebagai bahan jadi penelitian, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Oleh karena permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengkaidahan kalimat imperative secara struktural, maka analisis data diarahkan pada struktur imperatif tersebut dengan menggunakan teknik analisis dari Sudaryanto (1993). Metode analisis yang dipakai adalah metode agih atau metode distribusional karena alat penentu analisisnya menggunakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik yang dipakai adalah teknik bagi unsur langsung (BUL) sebagai teknik dasarnya sedang teknik lanjutannya adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca pemarkah atau penanda. Pemarkah adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau kontruksi (lih. Kesuma, 2007: 66). Teknik ini disesuaikan dengan data kalimat imperatif yang ditemukan. Kegiatan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data kemudian menganalisisnya, dan tahap ketiga adalah penulisan laporan penelitian. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian secara berturut-turut disajikan dalam bentuk pengelompokan jenis kalimat imperatif yang ditemukan dari sumber data. Analisis dilakukan dengan cara mencermati penanda-penanda yang dipakai dalam setiap jenis kalimat imperatif yang ada seperti adanya kata-kata: kata depan, konjungsi, imbuhan, artikel, ataupun partikel serta jenis kata yang dipakai misal kata benda (KB), kata kerja (KK), kata dasadr (KD), kata ulang (KU), kata tunjuk (K Tunjuk), Jenis Kalimat Imperatif Biasa Kalimat imperatif biasa adalah kalimat imperatif yang mempunyai cirri-ciri: 1) intonasi keras, 2) didukung dengan kata kerja dasar, dan 3) berpartikel penegas lah (Rahardi, 2000:77).Data yang ditemukan: (1) Monik, lihat! (halaman 77) (2) Usir kucing itu! (halaman 78)(3) Kita lihat! Pokoknya percaya boleh tidak juga boleh. Ayo... Kita lihat! (halaman 78)(4) Tenang-tenanglah dulu, Pong! Sabar... sabar dulu! (halaman 78)(5) Diam! Hansip tahu apa. (halaman 78). Kalimat (1, 2, 5) menggunakan kata kerja dasar yaitu lihat, usir, tahu. Kalimat (4) digunakan kata ulang dari kata sifat dasar tenang mendapat pertikel lah dan menggunakan kata. Kaidah yang biasa digunakan pada imperatif ini adalah: KB + KK (KD)!; KK (KD) + KB + itu!; KB + KK (KD)!; KK (KU) + partikel, KD! KB yang harus dipakai adalah KB dengan jenis manusia yang bisa diisi dengan pronomina tunggal maupun jamak, nama diri, serta kata sapaan kekerabatan (Bapak, Ibu, Nak, Adik/dik, Kakak/kak, dsb). Jenis Kalimat Imperatif Permintaan Kalimat imperatif permintaan adalah jenis kalimat imperatif yang berkonteks tuturan meminta/memohon sesuatu. Oleh karena itu imperatif jenis ini sangat memerlukan WIDYATAMA 95
4 No.2 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA penanda kata tertentu yang bermakna meminta yaitu coba, kalau boleh, sudilah, diharapkan, dapatkah, dimohon, mohon, dsb. Semua penanda tersebut biasa diletakkan di awal atau tengah kalimat. (6) Anak-anak sekalian... Coba jangan ramai, Bapak akan menjelaskan materi yang baru! Buku tulisannya diambil dulu! (halaman 78) (7) Kalau boleh, nanti saya mau berangkat lagi ke Jakarta! Besuk sore aku harus bertemu Tatang di Bekasi. (halaman 79)(8) Diharapkan dengan sangat agar pengunjung tidak merokok di ruangan ber- AC ini! (halaman 79) (9) Sudilah kiranya Bapak berkenan menanggapi surat kami secepatnya! (halaman 79) (10) Dapatkah saudara membacakan makalah ini seandainya saya tidak dapat meneruskannya! (halaman 79) (11) Dimohon dengan hormat agar hadirin berkenan pindah ke ruang sebelah untuk beramah tamah bersama! (halaman 79) (12) Dengan segala rendah hati kami mohon kiranya Bapak berkenan mempertimbangkan lamaran Kami! (halaman 79). Kaidah yang terlihat pada variasi imperatif permintaan di atas adalah: Coba + negasi + KK (KD); kalau boleh, KKet(waktu) + KB + KK (KD) + KKet (tujuan)!; Diharapkan + KB + (+/-) + KK + KKet (tempat); sudi(lah) + KB + berkenan + KK + KB + KKet; dapat(kah) + KB + KK(kan) + KB + K tunjuk (ini, itu); (di)mohon + dengan hormat + KB + (berkenan) + KK + ke + KKet(tempat). Kalimat Imperatif pemberian ijin. kalimat imperatif ini ditandai dengan penanda kesantunan silahkan, biarlah, diperkenankan, dipersilahkan, dan diizinkan. Di bawah ini data-data kalimat imperatif tersebut. (13) Ian silahkan ambil buah duku itu kalau kamu mau! Tadi nenek belikan buah duku untuk cucuku di pasar. Ayo! (halaman 80)(14) Mas... Masuklah ke dalam, jika mau mengunjungi makam Ibu Negara! Semua boleh masuk kok. Silahkan... Silahkan! (halaman 80)(15) Mbak... Biar saya bawakan tas itu! Aku masih ringan kok mbak. (halaman 80)(16) Para pengunjung yang sudah berada di depan pintu masuk makam Ibu Negara diijinkan segera memasuki makam dengan tenang! (halaman 81)(17) Mas-mas... Ambillah makanan itu, seberapapun kau suka! (halaman 81).Kaidah-kaidah kalimat imperatif pemberian izin sesuai urutan datanya adalah sebagai berikut:kb + silahkan + KK + KB!; KK (lah), jika mau/akan + KK(me/me-i) + KB; biar(lah) + KB + KK(kan) + KB + KTunjuk!; KB + diizinkan + KK (me-i) + KB; ambil(lah) + KB + Ktunjuk! Kalimat imperatif pemberian izin dibuat dengan penanda-penanda khusus yang menyatakan pemberian izin seperti yang sudah diterangkan di atas. Dengan pola kaidah tersebut di atas, pemakai bahasa Indonesia bisa memproduksi kalimat imperatif pemberian izin seperti contoh. Kalimat Imperatif ajakan Kalimat imperatif ini biasanya digunakan penanda ayo(yo), biar, coba, mari, harap, hendaknya, dan hendaklah. Di bawah ini data kalimat imperatif yang ditemukan dari sumber data.(18) Tut... Ayo naik mobilku saja! Ayo... ndak apa-apa. Aku lewat sana kok. (halaman 81)(19) Ian... Biar kita nanti tinggal di rumah saja! Bapak biar pergi sendirian. (halaman 81)(20) Vendi... Coba kita geser dulu meja ini! Kursinya kamu angkat dulu! (halaman 82)(21) Mari kita bersihkan dulu rumput-rumput di depan gedung itu! (halaman 82)(22) Harap diselesaikan dahulu tugas berat ini bersama-sama! (halaman 82).Untuk semua kalimat imperatif ajakan di atas kaidahnya adalah sebagai berikut: ayo + KK + KB + kata ganti milik!; biar + KB + KK + di +KB!; coba + KB + KK + KB + Ktunjuk!; mari + KB + KK(kan) + KB + KKet!; harap + KK (di-kan) + KB + Ktunjuk!.Kaidah-kaidah yang sudah dimunculkan di atas tidak bersifat kaku, maksudnya penutur bahasa bisa membuat kalimat imperatif tersebut dengan tambahan penanda-penanda emotif sehingga kalimat menjadi luwes. 96 WIDYATAMA
5 Dewi Kusumaningsih. Kaidah Imperatif Bahasa Indonesia dalam Buku Imperatif dalam Bahasa... Kalimat Imperatif Suruhan Biasanya kalimat imperatif suruhan ini dibuat dengan penanda kesantunan bahasa seperti ayo, biar, coba, harap, hendaklah, hendaknya, silahkan, dan tolong. Berikut datadata imperatif suruhan yang ditemukan dari sumber data.(23) Ayo makan dulu, dik! Kami sudah makan lebih dulu tadi. Ayo.. tidak usah malu-malu. (halaman 82)(24) Biar kamu menunggu rumah saja bersama Joko, nanti malam! Bapak akan berangkat sendiri saja. (halaman 82)(25) Nang... Coba keraskan sedikit radio itu! Dalangnya siapa itu? (halaman 83)(26) Saudara sekalian... Harap kamu semua pergi ke Auditorium untuk mengikuti Misa Kudus! Bagi yang bukan Katholik boleh ke perpustakaan dulu! (halaman 83)(27) Bu... Hendaknya obat ini diminum sesuai aturan! Yang ini antibiotik dan harus habis semua. (halaman 83)(28) Reni... Hendaklah kamu mencari uang dahulu kemudian menikah! Nanti bisa repot kalau kamu segera punya anak. (halaman 83)(29) Silahkan dibuka dulu bingkisan itu! Silahkan Yan... buka dulu yang itu! (halaman 83)(30) Sul... nanti akan ada tamu yang menginap di sini. Tolong dibersihkan dulu bak mandinya! Airnya sudah kelihatan agak keruh. (halaman 84). Kaidah-kaidah yang bisa dibuat dari data kalimat imperatif suruhan di atas adalah: ayo + KK + Ksapaan!; biar + KB + KK + KB + KKet!; coba + KK(kan) + KB + Ktunjuk!; harap + KB + KK + ke + KB!; hendaknya + KB + Ktunjuk + KKpasif!; hendaklah + KB + KK + KB!; silahkan + KKpasif + KB + Ktunjuk!; tolong + KKpasif + KB(nya)!. Hampir sama pernyataan sebelumnya bahwa kreativitas penutur kalimat imperatif sangat menentukan kalimat yang dibuat. Dengan demikian kaidah ini hanya sebagai ancangan awal. Imperatif Aktif Tidak Transitif Kalimat imperatif aktif tidak transitif Rahardi menyatakan bahwa kalimat aktif dapat berciri tidak transitif. Imperatif itu dibentuk dari tuturan deklaratif, dengan ketentuan-ketentuan antara lain: (1) menghilangkan subjek yang lazimnya berupa persona kedua seperti: anda, saudara, kamu, kalian, anda sekalian, saudara sekalian, kamu sekalian, dan kalian-kalian; (2) mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; (3) menambahkan partikel lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif tersebut. Berikut data yang ditemukan dengan berbagai variasi kalimat imperatif aktif tidak transitif. Pengkaidahan imperatif di bawah ini tidak secara satu per satu akan tetapi dibuat satu kaidah untuk tiga variasi imperatif yang muncul. (31) a. Hei... Kamu kemari kalau berani! (halaman 88) b. Hei... Kemari kalau berani! (halaman 88) c. Hei... Kemarilah kalau berani! (halaman 88) (32) a. Dansalah di diskotek itu! (halaman 88) b. Berdansalah di diskotek itu! (halaman 88) (33) a. Teriaklah kalau berani! (halaman 89) b. Berteriaklah kalau berani! (halaman 89) (34) a. Berlibur ke tempat nenekmu! (halaman 89) b. Berliburlah ke tempat nenekmu! (halaman 89) (35) a. Naik kalau mau! (halaman 89) b. Naiklah kalau mau! (halaman 89) kaidah imperatif aktif tidak transitif tersebut di atas adalah: (interjeksi) + KB + kalau + KK(lah)!; KK(ber-,-lah) + di + KB + Ktunjuk!; KK(ber-,- lah) + kalau + KS!; KK(ber-,-lah) + ke + KKet tempat! Semua kaidah imperatif di atas tidak menyertakan subjek (berwujud KB) karena ciri kalimat aktif tidak transitif seperti yang sudah disebutkan di atas. WIDYATAMA 97
6 No.2 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA Imperatif Aktif Transitif Imperatif aktif transitif ketentuannya sama dengan imperatif aktif tidak transitif. Perbedaannya hanya pada verba imperatif tersebut dibuat tanpa berawalan me. Contohcontoh di bawah ini bisa dipakai untuk mencermati teori tersebut di atas. (36)a. Kamu mengambil surat keterangan itu sekarang juga! (halaman 90) b. Ambil surat keterangan itu sekarang juga! (halaman 90) c. Ambillah surat keterangan itu sekarang juga! (halaman 90) (37)a. Saudara memanasi mobil itu sekarang! (halaman 90) b. Panasi mesin mobil itu sekarang! (halaman 90) c. Panasilah mesin mobil itu sekarang! (halaman 90) (38)a. Kamu memperkecil suara radio itu. (halaman 90) b. Perkecil suara radio itu! (halaman 90) c. Perkecillah suara radio itu! (halaman 90) (39)a. Saudara memberhentikan pertengkaran itu! (halaman 90) b. Berhentikan pertengkaran itu! (halaman 90) c. Berhentikanlah pertengkaran itu! (halaman 90) Data di atas satu kalimat divariasi menjadi 3 kalimat. Kaidah-kaidah yang dimunculkan bisa dipakai untuk ketiga kalimat tersebut dengan penambahan variasi dari penutur bahasa. Variasi kalimat b dan c adalah imperatif aktif transitif yang diturunkan dari kalimat aktif pada nomor a. Berikut ini kaidah-kaidahnya : ambil (lah) + KB + Ktunjuk +KKwaktu!; KS + -i (partikel lah) + KB + Ktunjuk + KKwaktu!; per + KS(-lah) + KB + Ktunjuk!; KK (ber-kan) (-lah) + KB + Ktunjuk! Imperatif Pasif Menurut Rahardi (2000: 90) kadar suruhan imperatif pasif cenderung rendah. Hal ini karena kata kerja suruhan yang dipakai menggunakan kata kerja pasif. Selain itu bentuk imperatif pasif juga mengandung konotasi makna bahwa orang ketigalah yang diminta melakukan sesuatu, bukannya orang kedua. Dengan demikian maksud tuturan imperatifnya tidak secara langsung tertuju kepada orang yang dimaksud. Berikut ini data imperatif pasif yang ditemukan. (40) Ketik surat itu dan kirim secepatnya! (halaman 91)(41) Surat itu diketik dan dikirim secepatnya. (halaman 91)(42) Diketik dulu saja surat itu dan kalau bisa dikirim secepatnya! (halaman 91)(43) Sebaiknya diketik dulu saja surat itu dan kalau masih bisa dikirim secepatnya! (halaman 91)(44) Kerjakanlah tugas itu sebaikbaiknya! Dan anu... ya, tugas itu harus diserahkan tepat pada waktunya. (halaman 92)(45) Ratih... Ambilkan saya surat edaran tadi! Saya mau mencermati lagi isinya. (halaman 92)(46) Kunjungilah orang tuamu setiap waktu! Harus diingat merekalah yang mengadakan kamu. Jangan pernah kamu telantarkan! (halaman 92)(47) Hampirilah warung kopi di pinggir jalan itu! Kalau saya tidur bangunkan saja pas sampai di warung itu. Kopinya... wah... nikmat sekali! (halaman 92)(48) Tukarkan dengan rokok sajalah semua uangmu, Antok! Tidak perlu makan! Apalagi minum. Semua tidak perlu! (halaman 93)Kaidah yang bisa dimunculkan dari kalimat-kalimat tersebut di atas adalah sebagai berikut: KB + itu + KKpasif + Kcara; KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; sebaiknya + KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; KK + -lah + KB + itu!; ambil(-kan) + KB + Kwaktu; KK(-lah) + KB + PP + Kwaktu!; Hampiri (lah) + KB + di + Ktempat!; tukar(kan) + dengan + KB + saja(lah) + KB! 98 WIDYATAMA
7 Dewi Kusumaningsih. Kaidah Imperatif Bahasa Indonesia dalam Buku Imperatif dalam Bahasa... Kesimpulan Konsentrasi penelitian Imperatif dalam bahasa Indonesia yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengkaidahan kalimat dalam wujud formal (struktural). Konsentrasi ini melihat imperatif sebagai suatu produk bahasa yang bisa dibuat dengan suatu kaidah yang bisa dipakai untuk membuat imperatif. Adanya kaidah imperatif ini diharapkan produksi imperatif bisa berkelimpahan dengan cara mengisi rumus-rumus kaidah yang sudah dihasilkan dari penelitian ini. Secara berurutan (sesuai urutan yang sudah ditemukan Rahardi dalam buku IDBI) kaidah-kaidah imperatif yang dihasilkan adalah sbb.:(1) imperatif biasa: KB + KK (KD)!; KK (KD) + KAB + itu!; KB + KK (KD)!; KK (KU) + partikel, KD!(2) imperatif permintaan: coba + negasi + KK (KD); kalau boleh, KKet(waktu) + KB + KK (KD) + KKet (tujuan)!; Diharapkan + KB + (+/-) + KK + KKet (tempat); sudi(lah) + KB + berkenan + KK + KB + KKet; dapat(kah) + KB + KK(kan) + KB + K tunjuk (ini, itu); (di)mohon + dengan hormat + KB + (berkenan) + KK + ke + KKet(tempat)!(3) imperatif pemberian izin : KB + silahkan + KK + KB!; KK (lah), jika mau/akan + KK(me/me-i) + KB; biar(lah) + KB + KK(kan) + KB + KTunjuk!; KB + diizinkan + KK (me-i) + KB; ambil(lah) + KB + Ktunjuk! (4) imperatif ajakan: ayo + KK + KB + kata ganti milik!; biar + KB + KK + di +KB!; coba + KB + KK + KB + Ktunjuk!; mari + KB + KK(kan) + KB + KKet!; harap + KK (di-kan) + KB + Ktunjuk!.(5) imperatif suruhan: ayo + KK + Ksapaan!; biar + KB + KK + KB + KKet!; coba + KK(kan) + KB + Ktunjuk!; harap + KB + KK + ke + KB!; hendaknya + KB + Ktunjuk + KKpasif!; hendaklah + KB + KK + KB!; silahkan + KKpasif + KB + Ktunjuk!; tolong + KKpasif + KB(nya)!(6) imperatif aktif tidak transitif: (interjeksi) + KB + kalau + KK(lah)!; KK(ber-,-lah) + di + KB + Ktunjuk!; KK(ber-,-lah) + kalau + KS!; KK(ber-,-lah) + ke + Ket tempat!,(7) imperatif aktif transitif: ambil (lah) + KB + Ktunjuk +KKwaktu!; KS + -i (partikel lah) + KB + Ktunjuk + KKwaktu!; per + KS(-lah) + KB + Ktunjuk!; KK (ber-kan) (-lah) + KB + Ktunjuk!, (8) imperatif pasif: KB + itu + KKpasif + Ket.cara; KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; sebaiknya + KKpasif + saja + KB + Ktunjuk!; KK + -lah + KB + itu!; ambil(-kan) + KB + Ket.waktu; KK(-lah) + KB + PP + Ket.waktu!; Hampiri (lah) + KB + di + Ket.tempat!; tukar(kan) + dengan + KB + saja(lah) + KB. Daftar Rujukan Alwi, Hasan. Dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisis Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka. Kesuma, Tri Mastoyo Jati Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta:Carasvatibooks. Rahardi, R.Kunjana Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Duta wacana University Press Sudaryanto Metode Linguistik: Kedudukannya, Aneka Jenisnya, dan faktor Penentu Wujudnya. Yogyakarta; Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. WIDYATAMA 99
Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep
Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciTINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG
25 TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG Charlina dkk.* Dosen FKIP Universitas Riau Pekanbaru Abstrak: Penelitian ini menganalisis Tindak Tutur Imperatif dalam Bahasa Sidang. Aspek yang dianalisis
Lebih terperinciANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Mandiraja, kabupaten banjarnegara (Kajian inferensi wacana) dengan penelitian
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian Berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Lagu Anak-anak di Taman Kanak-kanak Aisiyah 1 Desa Kebakalan, kecamatan Mandiraja,
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciKALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata
Lebih terperinciJENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI
JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
Lebih terperinciABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,
ABSTRACT: KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF MAHASISWA KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU ANGKATAN 2007 Oleh: Rika Ningsih This research
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh: ERNI FITRIANA A. 310090015
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal
Lebih terperinci1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.
1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang
Lebih terperinciHUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418 APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud
Lebih terperinciOleh Ratna Novita Punggeti
KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH Yeni Mulyani Supriatin Balai Bahasa Bandung PENGANTAR Sopan santun dapat ditunjukkan tidak hanya dalam bentuk tindakan, tetapi juga dalam bentuk tuturan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciMerupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang
KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciREALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah
0 REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciAlat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015
SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar
Lebih terperinciANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciKESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN
KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Skripsi berjudul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani, NIM 0801040066, Tahun 2012. Penelitian
Lebih terperinciRAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI
RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian yang berjudul Pola Hubungan Peran Semantik dalam Kalimat Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan
Lebih terperinciKESANTUNAN IMPERATIF BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII
Muhammad Saleh, Baharman / Kesantunan Imperatif Buku Teks Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama Kelas VII 562 KESANTUNAN IMPERATIF BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII 1 Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama. Dalam hal ini, keberadaan bahasa diperlukan sebagai
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh EKA PUTRI ANDAYANI NIM 120388201067 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit
Lebih terperinciOleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Lebih terperinciMODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK
MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat
Lebih terperinciDiajukan Oleh: HARIYANTO A
KALIMAT IMPERATIF DALAM KOMENTAR MASYARAKAT PADA KRIIING SOLOPOS TAHUN 2014 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO
Lebih terperinciArtikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA
Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciTINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS
TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa
Lebih terperinciANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND
ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND Berlian Pancarrani Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciSTRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa
Lebih terperinciOleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN DALAM SURAT DINAS DI KANTOR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2014 DAN 2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA DALAM RANGKA PEMBELAJARAN MENULIS SURAT
Lebih terperinciLOGIKA SEBAGAI PERETAS KONSTRUKSI TUTURAN IMPERATIF LITERAL
LOGIKA SEBAGAI PERETAS KONSTRUKSI TUTURAN IMPERATIF LITERAL 1) Izhar; 2) Sholikhin; 3) Sofian Hadi STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung izharhamka@gmail.com Abstrak Logika sebagai piranti yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi
Lebih terperinciuntuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora
KALIMAT IMPERATIF BAHASA MINANGKABAU DI LUBUK MALAKO SOLOK SELATAN ARTIKEL untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora OLEH FITRI IRDA GUSTI NPM 0910014111022 JURUSAN SASTRA
Lebih terperinciKALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF
Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS
Lebih terperinciBERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR MENGAPA HARUS BAIK? MENGAPA HARUS BENAR?
BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR MENGAPA HARUS BAIK? MENGAPA HARUS BENAR? Berbahasa Indonesia yang baik Baik : sesuai dengan situasi komunikasi (formal dan nonformal) Tujuan : informasi yang ingin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar
Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciPENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun
Lebih terperinciOktorita Kissanti Rahayu
PEMAKAIAN KONJUNGSI PADA BAHASA PERCAKAPAN ANAK USIA 7-9 TAHUN DI DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2
54 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang interferensi gramatikal bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU
REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU Netty Nurdiyani Politeknik Negeri Semarang nettynurdiyani@ymail.com Abstrak Surat pembaca merupakan
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT IMPERATIF PADA BAHASA PEMBINA UPACARA DI SMA NEGERI 3 KOTA TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL
ANALISIS KALIMAT IMPERATIF PADA BAHASA PEMBINA UPACARA DI SMA NEGERI 3 KOTA TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL MAULIDDIAH CANDRA PUTRI NIM 100388201055 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
324 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini berjudul Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dan Respons Warna Afektif Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Kajian pragmatik dan implikasinya
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR
ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto, ditemukan tuturan yang menaati maksim-maksim kesantunan bertutur yang
Lebih terperinciKESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA
KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penilitian Refleksif dengan Kata Diri, Dirinya, Dan Diriya Sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari Perspektif Teori Pengikatan ini dapat disimpulkan tiga hal yang merupakan
Lebih terperinciMAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman
MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Mardalis (2010, hlm. 24) adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Di dalam penelitian bahasa umumnya harus dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah
BAB 4 KESIMPULAN 4.1 Pengantar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah didapatkan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dan disarankan untuk penelitian selanjutnya.
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKALIMAT PERINTAH BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA PETUNJUK ARTIKEL E-JOURNAL
KALIMAT PERINTAH BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA PETUNJUK ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.
Lebih terperinciPERANCANGAN FILM KARTUN
PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen
Lebih terperinciKALIMAT INVERSI DALAM BAHASA INDONESIA
KALIMAT INVERSI DALAM BAHASA INDONESIA Dhika Puspitasari 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1) dhikapuspitasari@yahoo.com. Abstrak Penelitian ini mengungkapkan pola-pola
Lebih terperincibahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013
K-13 Kelas X bahasa indonesia MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 13. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciWUJUD KESANTUNAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS
WUJUD KESANTUNAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS Erniati SMP Negeri 2 Kei Kecil Jalan Pesisir Timur Desa Elar MalukuTenggara Email: erniati.iwa@gmail.com Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciKalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.
1 Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai pelaku. 2. Predikatnya berawalan me- atau ber-. 3. Predikatnya tergolong kata kerja
Lebih terperinciDESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE
DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa sumber kajian yang dijadikan acuan dari penelitian ini yaitu hasil penelitian sebelumnya.
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013
ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 13 KOTA MAGELANG
Penggunaan Kalimat Imperatifoleh Guru... 443 PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 13 KOTA MAGELANG THE USE OF IMPERATIVE SENTENCES BY A TEACHER
Lebih terperinciPenggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:
Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berinterasi dengan orang lain. Dalam melakukan interaksi manusia harus menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Lebih terperinci