PANDUAN TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
|
|
- Sri Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA TAHUN
2 Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi Menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, kompetitif, dan bertaraf internasional tahun 2035 Misi 1. Menyelenggarakan Program pendidikan tinggi kesehatan yang unggul dan kompetitif sebagai centre of excellent. 2. Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program pendidikan. 3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan berbasis bukti ilmiah. 4. Menyelenggarakan tata kelola penyelenggaraan pendidikan yang akuntabel dengan jaminan mutu. 5. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai sektor baik nasional maupun internasional. 6. Menyelenggarakan diversivikasi usaha dan kewirausahaan. 2
3 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan Pendidikan Tenaga Kesehatan yang berkualitas, mandiri, dan berdaya saing, perlu diselenggarakan proses pembelajaran secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif berpartisipasi, serta memberikan ruang lingkup yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Dalam hal ini mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dilingkungan kampus perlu ditertibkan suatu aturan aturan baik akademik maupun non akademik. Tata tertib dan kode etik mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Surakarta ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi mahasiswa di lingkungan Poltekkes Kemenkes Surakarta selama menyelesaikan studi. Semoga panduan tata tertib dan kode etik kemahasiswaan ini dapat menjadi acuan serta menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Surakarta. Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan panduan tata tertib dan kode etik kemahasiswaan ini. Surakarta, 17 September 2014 Direktur, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta 3
4 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA NOMOR: HK /1.02/240.2/2014 TENTANG PANDUAN TATA TERTIB DAN KODE ETIK KEMAHASISWAAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA Menimbang: 1. Bahwa untuk mengembangkan aktivitas dan membentuk mahasiswa intelektual yang berkualitas dan berkepribadian perlu diciptakan suasana kampus yang kondusif, bernuansa akademik; 2. Bahwa untuk menanamkan kedisiplinan dan kejujuran menuju Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta yang berkualitas diperlukan rumusan peraturan tata tertib mahasiswa; 3. Bahwa untuk melaksanaan dan mewujudkan tujuan pada butir 1 dan 2, diperlukan Surat Keputusan Direktur. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410). 4
5 5. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 Tentang Organisasi Mahasiswa di Perguruan Tinggi; 6. Statuta Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta. Memperhatikan: 1. Keputusan Rapat Kerja Senat pada tanggal 7 Nopember 2012 tentang Persetujuan Rancangan Tata Tertib dan Kode Etik Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surakarta; 2. Keputusan Rapat Kerja Senat pada tanggal 3 September 2014 tentang Persetujuan Rancangan Tata Tertib dan Kode Etik Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surakarta; 3. Hasil musyawarah Pembantu Direktur, Kepala Sub Bag Administrasi Akademik, Ka Unit dilingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, Ketua Jurusan dan Ka. Adak Jurusan. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR POLITENIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TENTANG PANDUAN TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA POLITENIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA 5
6 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta, selanjutnya disebut Poltekkes Surakarta adalah satuan kerja Kementerian Kesehatan dibawah pembinaan Badan PPSDM Kesehatan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan. 2. Tata tertib adalah seperangkat aturan yang mengatur kewajiban, hak, kedudukan, aktifitas dan sanksi bagi mahasiswa Poltekkes Surakarta. 3. Standar Etika mahasiswa adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa didalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 4. Hak adalah segala sesuatu yang seharusnya diterima oleh Mahasiswa sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Pelanggaran Tata Tertib adalah setiap perkataan, sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan Tata Tertib ini dan ketentuan lainnya yang berlaku. 7. Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar Tata Tertib dan ketentuan lainnya yang berlaku. 8. Disiplin adalah segala bentuk sikap dan perilaku mahasiswa yang mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. 9. Aktivitas adalah segala kegiatan mahasiswa yang bersifat akademik dan non akademik. 10. Mahasiswa adalah seluruh peserta didik yang terdaftar di Administrasi akademik Poltekkes Surakarta. 11. Warga Poltekkes Surakarta adalah seluruh pegawai dan mahasiswa Poltekkes Surakarta. 12. Kampus meliputi segala fasilitas dengan segenap lingkungan fisik dan non fisik. 13. Sanksi adalah hukuman akademik dan atau administratif yang dijatuhkan kepada mahasiswa atas pelanggaran sesuai dengan ketentuan dalam surat keputusan ini. 14. Pelanggaran adalah segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam surat keputusan ini. 15. Larangan adalah segala bentuk perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa. 6
7 16. Kejahatan adalah setiap bentuk perbuatan yang dilakukan mahasiswa baik sendiri maupun bersama yang ditentukan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana maupun peraturan lain yang berlaku di Indonesia. 17. Komite Etik dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur. 18. Komite Etik bertugas menerima, membuktikan, memeriksa kasus pelanggaran dan atau kejahatan yang dilakukan mahasiswa serta merekomendasikan sanksi kepada Direktur. BAB II TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Tujuan dan fungsi tata tertib dan kode etik adalah: a. untuk menjamin tegaknya Tata Tertib mahasiswa, dan terciptanya suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi; b. meningkatkan disiplin dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi; c. menjadi pedoman tentang hak, kewajiban, larangan, pelanggaran dan sangsi yang berlaku bagi mahasiswa Poltekkes Surakarta. BAB III ORGANISASI MAHASISWA Pasal 3 (1) Untuk meningkatkan penalaran, minat, bakat dan kesejahteraan mahasiswa perlu dibentuk organisasi kemahasiswaan. (2) Organisasi kemahasiswaan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk mahasiswa. (3) Organisasi kemahasiswaan yang diakui di Poltekkes Surakarta terdiri dari : a. tingkat Poltekkes, terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebagai unsur legislatif dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai unsur legislatif atau pelaksana; b. tingkat Jurusan, terdiri dari Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebagai unsur legislatif dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai unsur legislatif atau pelaksana. (4) Kegiatan keilmuan, penalaran, minat, kesenian dan kesejahteraan mahasiswa tingkat Poltekes secara khusus dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (5) Organisasi kemahasiswaan tingkat Poltekkes bertanggung jawab kepada Direktur. 7
8 (6) Organisasi kemahasiswaan tingkat Jurusan bertanggung jawab kepada Ketua Jurusan. BAB IV KEWAJIBAN DAN HAK MAHASISWA Pasal 4 Mahasiswa memiliki kewajiban sebagai berikut: a. melakukan registrasi dan registrasi ulang pada tiap awal semester dan tahun ajaran sebagaimana ketentuan Poltekkes Kemenkes Surakarta; b. melakukan konsultasi kepada Pembimbing Akademik; c. mengikuti perkuliahan dan menjalankan tugas-tugas sebagai mahasiswa; d. mengikuti ujian sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. menyusun tugas akhir dan atau karya ilmiah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. ikut memelihara sarana, dan prasarana di lingkungan kampus; g. menjaga wibawa dan nama baik almamater; h. menjaga dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan nasional; i. menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan terhadap pimpinan, dosen dan karyawan; j. memelihara hubungan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di dalam dan di luar kampus; k. berpakaian sopan, rapi, bersih dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian dan ketika berurusan dengan dosen, karyawan maupun pimpinan. Mahasiswa memiliki hak sebagai berikut: Pasal 5 a. memperoleh pelayanan di bidang akademik, administrasi dan kemahasiswaan; b. memperoleh pelayanan yang layak dalam pengembangan penalaran, minat, bakat dan kesejahteraan; c. menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d. memperoleh pembelajaran, pengajaran, bimbingan, informasi ilmiah, dan layanan sebaik-baiknya untuk kemajuan studinya; 8
9 e. mengembangkan keilmuan, penalaran, minat, kesenian dan kesejahteraan mahasiswa sesuai kemampuannya; f. memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapai sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g. menyampaikan aspirasi dan pendapat, baik secara lisan dan/ atau tertulis secara etis dan bertanggungjawab; h. memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Poltekkes sesuai ketentuan yang berlaku; i. mengikuti kegiatan ekstra kurikuler sesuai ketentuan yang berlaku; j. pindah ke Perguruan Tinggi lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; k. mengajukan selang studi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mahasiswa dilarang: BAB V LARANGAN Pasal 6 a. memakai kaus oblong/ tidak berkerah, celana atau baju yang sobek, celana berbahan jean, celana ketat dan atau pakaian yang kurang pantas, sarung dan sandal, rambut panjang dan/ atau bercat, tidak mengenakan perhiasan (asesoris) sebagaimana dikenakan perempuan dalam mengikuti kegiatan akademik dan layanan kampus. Khusus bagi mahasiswi dilarang memakai make up dan perhiasan (asesoris) yang berlebihan, tidak memakai anting-anting atau giwang atau sejenisnya di bagian hidung, bibir, dan atau pada bagian tubuh manapun selain pada bagian telinga; tidak mengenakan sandal, kaos oblong, celana berbahan jean, pakaian ketat dan atau tembus pandang dan atau pakaian kurang pantas dalam mengikuti kegiatan di kampus; b. berbuat sesuatu yang dapat menganggu proses pendidikan, keamanan, kenyamanan dan ketertiban kampus; c. melakukan kecurangan akademik dalam bentuk menyontek saat ujian; d. menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan di luar jam yang telah ditetapkan; e. menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan sebagai tempat menginap, memasak, mencuci, menjemur pakaian dan aktivitas rumah tangga lainnya; f. tidak mempertanggungjawabkan laporan kegiatan kemahasiswaaan menurut peraturan yang berlaku di Poltekkes; g. melakukan kecurangan akademik dalam bentuk plagiat dan praktek perjokian; 9
10 h. memalsukan nilai, tanda tangan dan surat keterangan yang berkaiatan dengan kegiatan akademik, adminstrasi dan kemahasiswaan; i. mengambil milik Poltekkes atau lembaga kemahasiswaan secara tidak sah; j. memaksa dengan ancaman atau kekerasan baik langsung atau tidak langsung untuk mengganggu atau menggagalkan: 1. aktivitas civitas akademika dan tamu dalam wilayah Poltekkes; 2. penggunaan fasilitas yang dikelola oleh Poltekkes; 3. jalan masuk atau jalan keluar wilayah yang dikelola oleh Poltekkes. k. memaksa atau meneror pejabat, dosen, karyawan atau sesama mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung untuk tujuan tertentu; l. menghasut atau membantu orang lain untuk ikut dalam suatu kegiatan yang mengganggu atau merusak fungsi dan tugas Poltekkes; m. membawa, menyimpan atau menggunakan suatu benda atau barang yang patut disadari dan atau melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan atau orang lain; n. melakukan pencemaran nama baik almamater atau melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan civitas akademika; o. melakukan perbuatan asusila di dalam maupun di luar kampus; p. melakukan perbuatan yang disadari atau setidak-tidaknya diketahui sebagai perbuatan curang dan atau perbuatan tercela lainnya; q. melakukan tindakan di dalam maupun di luar kampus yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; r. melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dalam pengambilan kebijakan organisasi intra kampus; s. melakukan kegiatan politik praktis di dalam kampus baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB VI S A N K S I Pasal 7 Sanksi pelanggaran terhadap Tata Tertib ditetapkan sebagai berikut: a. sanksi ringan, berupa teguran lisan atau tertulis, ganti-rugi atas barang yang rusak atau hilang, dikeluarkan dari kegiatan kuliah atau ujian serta tidak diberi pelayanan administrasi, akademik dan kemahasiswaan; b. sanksi sedang, berupa pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik selama satu semester atau lebih, pembatalan ujian, penangguhan penyerahan ijazah/ traskrip nilai dan/ atau pernyataan tertulis tidak akan mengulangi pelanggaran serupa. 10
11 c. sanksi berat, berupa pemberhentian secara hormat atau pemecatan dengan tidak hormat atau pencabutan gelar akademik secara tidak hormat. Pasal 8 (1) Pelanggaran terhadap pasal 6 huruf a sampai dengan huruf f merupakan pelanggaran dengan sanksi ringan. (2) Pelanggaran terhadap pasal 6 huruf g sampai dengan huruf s merupakan pelanggaran dengan sanksi sedang sampai berat. Pasal 9 Pengulangan pelanggaran akan dikenakan sanksi setingkat lebih tinggi dan atau sanksi maksimal. Pasal 10 Sanksi terhadap pemalsuan ditetapkan sebagai berikut: a. dengan sengaja memalsukan surat keterangan dan atau rekomendasi dari pejabat, dosen atau karyawan untuk kepentingan pribadi dan atau orang lain yang dapat merugikan Poltekes dikenakan sanksi sedang sampai berat; b. dengan sengaja secara langsung atau tidak langsung memalsukan, atau menyalahgunakan surat atau penjiplakan karya ilmiah atau bukti-bukti lain untuk kepentingan pribadi dan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kampus dikenakan sanksi sedang sampai berat; c. dengan sengaja memalsukan kartu atau tanda bukti ujian untuk kepentingan pribadi dan atau orang lain guna mengikuti ujian dikenakan sanksi sedang sampai berat; d. dengan sengaja memalsukan tanda tangan pejabat atau dosen atau stempel yang sah berlaku dilingkungan Poltekkes untuk kepentingan pribadi dan atau orang lain dikenakan sanksi sedang sampai berat; e. dengan sengaja melakukan atau bekerja sama dengan orang lain untuk merubah sebagian atau seluruh transkrip nilai atau bukti catatan nilai sehingga berbeda dengan aslinya dikenakan sanksi pembatalan seluruh nilai mata kuliah yang bersangkutan dan atau sanksi sedang sampai berat. f. dengan sengaja meminta atau menyuruh orang lain menggantikan kedudukannya sebagai peserta ujian dengan memalsukan seluruh atau sebagian dari bukti-bukti sebagai peserta ujian, dikenakan sanksi pembatalan hasil ujian mata kuliah pada semester itu dan atau sanksi sedang sampai berat; 11
12 g. dengan sengaja bertindak selaku pengganti (Joki) dalam ujian dari seseorang mahasiswa atau calon mahasiswa baik di dalam maupun di luar Poltekkes dikenakan sanksi skorsing sedang sampai berat. Pasal 11 Sanksi terhadap perbuatan pencurian dan perusakan aset adalah: a. setiap mahasiswa yang terlibat langsung atau tidak langsung mencuri atau merampas harta benda milik Poltekkes atau milik orang lain di dalam atau di luar kampus dikenakan sanksi sedang sampai berat; b. setiap mahasiswa yang terlibat langsung atau tidak langsung merusak atau menghancurkan harta benda milik Poltekkes atau milik orang lain di dalam atau di luar kampus sehingga benda itu menjadi rusak, atau tidak berfungsi lagi dikenakan sanksi sedang sampai berat. Pasal 12 Sanksi terhadap perbuatan pemerasan dan pengancaman adalah: a. setiap mahasiswa yang langsung atau tidak langsung memeras atau mengancam sesama mahasiswa atau orang lain di lingkungan atau di luar kampus, dikenakan sanksi sedang sampai berat; b. setiap mahasiswa yang memeras dan atau mengancam pejabat, dosen dan atau karyawan di dalam atau di luar kampus dikenakan sanksi sedang sampai berat. Pasal 13 Sanksi terhadap perbuatan perkelahian dan penganiayaan adalah: a. setiap mahasiswa yang terlibat perkelahian di dalam kampus, dikenakan sanksi sedang sampai berat; b. setiap mahasiswa yang terlibat perkelahian sebagaimana ayat 1, yang berakibat cacat berat atau mati dikenakan sanksi berat; c. setiap mahasiswa yang menganiaya sesama mahasiswa atau orang lain baik di dalam maupun di luar kampus dikenakan sanksi sedang sampai berat; d. setiap mahasiswa yang menganiaya pejabat, dosen dan atau karyawan di dalam maupun di luar kampus, dikenakan sanksi sedang sampai berat; e. setiap mahasiswa yang menganiaya sebagaimana diatur ayat 1 dan 2 yang mengakibatkan cacat berat atau meninggal dunia, dikenakan sanksi berat. 12
13 Pasal 14 Sanksi terhadap penyalahgunaan minuman keras, narkotika dan obat terlarang adalah: a. setiap mahasiswa yang bermabuk-mabukan di dalam kampus dikenakan sanksi sedang; b. setiap mahasiswa yang bermabuk-mabukan dan mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar atau mengakibatkan kerusakan atau mengakibatkan penderitaan bagi orang lain dikenakan sanksi sedang sampai berat. c. setiap mahasiswa yang memproduksi, menyimpan, membawa, mengedarkan, mengkonsumsi dan memiliki minuman keras, dikenakan sanksi sedang sampai berat; d. setiap mahasiswa yang memproduksi, menyimpan, membawa, mengedarkan, mengkonsumsi dan memiliki narkoba, dikenakan sanksi berat. Pasal 15 Sanksi terhadap perbuatan asusila adalah: a. setiap mahasiswa yang mengucapkan atau menulis kata-kata tidak senonoh di lingkungan kampus yang bertentangan dengan nilai kepatutan dan norma agama, dikenakan sanksi sedang; b. memproduksi, menyimpan, menyebarkan dan mempertontonkan gambar, tulisan, barang, yang bersifat pornografi, dikenakan sanksi sedang; c. setiap mahasiswa yang melakukan perbuatan cabul atau pelecehan seksual di lingkungan kampus yang bertentangan dengan nilai kepatutan dan norma agama, dikenakan sanksi sedang; d. melakukan perbuatan zina di dalam atau di luar lingkungan kampus, dikenakan sanksi berat; e. melakukan perkosaan baik terlibat langsung atau tidak langsung terlibat di dalam atau di luar lingkungan kampus, dikenakan sanksi berat; f. mengadakan, mengikuti atau berperan serta dalam kegiatan perjudian dalam bentuk apapun di dalam kampus, dikenakan sanksi sedang sampai berat. Pasal 16 Sanksi terhadap perbuatan penghinaan dan pencemaran nama baik adalah: a. setiap mahasiswa yang menghina dan atau mencemarkan nama baik sesama mahasiswa di dalam kampus dikenakan sanksi sedang sampai berat; 13
14 b. setiap mahasiswa yang menghina dan atau mencemarkan nama baik pejabat, dosen, karyawan dan atau orang lain di dalam kampus, dikenakan sanksi sedang sampai berat; c. tindakan sebagaimana tersebut huruf a dan huruf b adalah pelanggaran aduan. BAB VII ETIKA KEPRIBADIAN Pasal 17 (1) Dalam rangka menertibkan cara berpenampilan di kalangan mahasiswa yang sesuai dengan, visi dan misi Poltekkes, maka mahasiswa untuk mengikuti kegiatan proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kampus harus mematuhi ketentuan etika kepribadian sebagai berikut: a. jujur dan terbuka serta menjunjung tinggi kebenaran; b. tidak memberikan informasi yang tidak benar; c. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan ; d. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan; e. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikapnya; f. memiliki daya juang yang tinggi; g. memelihara kesehatan jasmani dan rohani; h. berpenampilan sederhana, rapi dan sopan: 1. untuk mahasiswa laki-laki, mengatur rambutnya dengan pendek dan rapi, tidak bertato, tidak mengenakan perhiasan (asesoris) sebagaimana dikenakan perempuan; tidak mengenakan sandal, kaos oblong, celana berbahan jean, celana ketat dan atau pakaian yang kurang pantas; 2. untuk mahasiswa perempuan, tidak memakai make up dan perhiasan (asesoris) yang berlebihan, tidak memakai anting-anting atau giwang atau sejenisnya di bagian hidung, bibir, dan atau pada bagian tubuh manapun selain pada bagian telinga; tidak mengenakan sandal, kaos oblong, celana berbahan jean, pakaian ketat dan atau pakaian kurang pantas; (2) Dalam pergaulan baik di dalam maupun di luar kampus, setiap mahasiswa wajib menjunjung tinggi etika pergaulan sebagai berikut: a. saling menghormati sesama warga Poltekkes Surakarta yang memeluk agama/kepercayaan yang berlainan; b. memelihara persatuan dan kesatuan warga Poltekkes Surakarta; 14
15 c. menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif dengan sesama mahasiswa Poltekkes Surakarta d. saling menghormati antara teman dalam satu wadah perguruan tinggi Poltekkes Surakarta; e. menjunjung tinggi harkat dan martabat mahasiswa Poltekkes Surakarta; dan f. menghargai perbedaan pendapat diantara sesama warga Poltekkes Surakarta; 3. Barangsiapa melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam ayat (1) dan (2) akan dikenakan sanksi: a. teguran secara lisan; atau b. peringatan keras secara lisan; atau c. peringatan keras secara tertulis; atau d. tidak diperbolehkan mengikuti kuliah, ujian, konsultasi, praktikum, praktek klinik dan melakukan kegiatan administrasi di kantor. 4. Penjatuhan sanksi sebagaimana ayat (3) tersebut didelegasikan kewenangannya kepada Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi masing-masing. BAB VIII TATA CARA DAN PROSEDUR PENJATUHAN SANKSI Pasal 18 (1) Tata cara dan prosedur penjatuhan sanksi untuk pelanggaran dengan sanksi ringan, kewenangan sepenuhnya diserahkan kepada Ketua Jurusan beserta Ketua Program Studi dengan prosedur sebagai berikut: a. Ketua Jurusan dan atau Ketua Program Studi melakukan pencarian fakta, pemeriksaan dan pembuktian tentang adanya pelanggaran dan atau kejahatan oleh mahasiswa; b. untuk kepentingan pemeriksaan, Ketua Jurusan dan atau Ketua Program Studi berhak memanggil atau menghadirkan tersangka atau saksi secara langsung; c. pemanggilan tersangka diperlukan selain untuk memberikan keterangan juga pembelaan; d. Ketua Jurusan dan atau Ketua Program Studi wajib mendokumentasikan jenis pelanggaran beserta sanksi yang diberikan; e. pada setiap akhir semester, Ketua Jurusan membuat laporan adanya pelanggaran oleh mahasiswa beserta sanksi yang telah diberikan kepada Direktur. 15
16 (2) Tata cara dan prosedur penjatuhan sanksi untuk pelanggaran dengan sanksi sedang sampai berat, kewenangan berada pada Komite Etik dengan prosedur sebagai berikut: a. Ketua Jurusan membuat laporan tertulis adanya dugaan pelanggaran dengan sanksi sedang sampai berat kepada Direktur melalui Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan; b. Direktur dapat melimpahkan kewenangan pencarian fakta, pemeriksaan, pembuktian dan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan tentang adanya pelanggaran dan atau kejahatan oleh mahasiswa dengan sanksi sedang sampai berat kepada Komite Etik; c. Komite Etik melakukan pencarian fakta, pemeriksaan, pembuktian dan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan tentang adanya pelanggaran dan atau kejahatan oleh mahasiswa; d. untuk kepentingan pemeriksaan dan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan, Komite Etik berhak memanggil atau menghadirkan tersangka atau saksi melalui surat sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali; e. pemanggilan tersangka diperlukan selain untuk memberikan keterangan juga pembelaan; f. apabila setelah dipanggil dengan surat resmi sebanyak maksimal dua kali dan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal pengiriman surat panggilan terakhir tidak hadir dan tidak mengajukan pembelaan, maka hak pembelaannya gugur dan pemeriksaan dapat dilanjutkan; g. hasil pemeriksaan yang tersusun dalam Berita Acara Pemeriksaan beserta rekomendasi sanksi diajukan kepada Direktur. BAB IX HAK PEMBELAAN MAHASISWA. Pasal 19 (1) Mahasiswa yang menjadi tersangka berhak mengajukan pembelaan kepada Pemeriksa. (2) Pembelaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) di atas diajukan sendiri baik lisan maupun tertulis. (3) Sebelum mengajukan pembelaan tersangka dapat berkonsultasi dengan Bimbingan Konseling atau sejenisnya sebelum masa waktu pembelaan berakhir. (4) Mahasiswa yang karena tindakannya berada dalam tahanan Kepolisian, atau Kejaksaan, atau Pengadilan, Pemeriksa cukup mengecek kebenaran penahanan 16
17 dan tuduhan atasnya, dan mahasiswa bersangkutan kehilangan hak seperti diatur dalam pasal ini; BAB X PENJATUHAN SANKSI Pasal 20 (1) Dasar penjatuhan sanksi oleh Direktur adalah bukti dalam BAP beserta rekomendasi sanksi yang diajukan oleh Komite Etik. (2) Jenis sanksi yang dapat dijatuhkan adalah jenis sanksi sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 peraturan ini. (3) Sanksi yang dijatuhkan pengadilan terhadap mahasiswa yang karena aktivitas politiknya tidak dengan sendirinya berakibat dijatuhkan sanksi oleh Poltekkes. BAB XI P U T U S A N Pasal 21 (1) Sanksi yang telah dijatuhkan oleh Direktur dituangkan dalam Surat Keputusan. (2) Surat Keputusan sekurang-kurangnya memuat tentang: a. identitas lengkap: nama, umur, jurusan atau program studi, nomor mahasiswa, jenis kelamin, alamat; b. pertimbangan atau konsideran secara lengkap mengenai fakta dan alat bukti, pasal-pasal yang dilanggar, isi putusan, hari, tanggal, nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pasal 22 (1) Terhadap kasus yang ada dan telah diputuskan sebelum peraturan ini ditetapkan, masih tetap berlaku. (2) Segala peraturan yang ada dan tidak bertentangan dengan peraturan tata tertib mahasiswa ini masih tetap berlaku. (3) Sanksi skorsing yang dijatuhkan sama dengan cuti akademik. 17
18 (4) Mahasiswa yang tidak mempertanggungjawabkan aktivitas lembaga kemahasiswaan atau terlibat langsung atau tidak langsung dengan penyalahgunaan keuangan lembaga Kemahasiswaan baik yang bersumber dari Poltekkes atau sumber lain dikenakan sanksi penahanan ijazah sampai yang bersangkutan menyelesaikan pertanggungjawabannya dan atau dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Pasal 23 (1) Surat Keputusan direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. (2) Keputusan ini akan ditinjau kembali jika terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : Surakarta Pada Tanggal : 17 September 2014 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Direktur, Satino, S.KM, M.Sc.N NIP Tim Penyusun Peraturan dan Kode Etik Mahasiswa: Penanggung Jawab : Satino, S.KM, M.Sc.N Ketua : M. Mudatsir Syatibi, M.Kes Sekretaris : Yulianto Wahyono, M.Kes Anggota : 1. Emy Suryani, M.Mid 2. Sudiro, S.Kp.,Ns.,M.Pd 3. Mulyaningsih, SE. 4. Rini Tri Hastuti, S.Kp, Ns, M.Kes 5. Yuyun Setyorini, S.Kp, Ns, M.Kep 6. Martono, S.Kp, Ns, M.Pd 7. Rizqy Hanida, S.Hum 8. Seluruh Anggota Senat Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta 18
PANDUAN TATA TERTIB MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
PANDUAN TATA TERTIB MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan Pendidikan Tenaga Kesehatan yang berkualitas, mandiri, dan berdaya saing,
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
SALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA Bismillahirrahmanirrahim REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciKODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA
KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2014 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Nomor : Un.03/PP.0.09/
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007 Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciKODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA
KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG SURAT KEPUTUSAN KETUA STKIP SILIWANGI BANDUNG TENTANG KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA STKIP SILIWANGI
Lebih terperinciPANDUAN KOMITE DISIPLIN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PANDUAN KOMITE DISIPLIN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN 2016 MUKADDIMAH Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pembangunan
Lebih terperinciKODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
SURAT EDARAN Bissmillah Membangun Generasi Khaira Ummah SK REKTOR UNISSULA Nomor : 5125/F/SA/XII/2004 Tentang : KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG REKTOR UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
Lebih terperinciSK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Disiplin Mahasiswa IKIP Veteran Semarang ini, yang dimaksud dengan : 1.
Lebih terperinciPeraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa
Peraturan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Nomor : 01 Tahun 2007 Tentang Peraturan Disiplin Mahasiswa Bismillahirrohmanirrohim Rektor Universitas Muhammadiyah Malang : Menimbang : a. Bahwa Universitas
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya
Lebih terperinciTATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi mahasiswa adalah ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR: 1565/PER/II.3.AU/F/2013. Tentang: DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR: 1565/PER/II.3.AU/F/2013 Tentang: DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Menimbang : a. Bahwa dalam
Lebih terperinciSK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Disiplin Mahasiswa IKIP Veteran Semarang ini, yang dimaksud dengan : 1.
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008 Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
1 DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Pasal 1 Ketentuan Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Peraturan Disiplin dan Tata Tertib Mahasiswa UMBY adalah peraturan
Lebih terperinciUniversitas Nusa Cendana
1. TUJUAN Menjamin pelaksanaan pemberhentian bermasalah di lingkungan UNDANA sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. RUANG LINGKUP Ketentuan pelaksanaan pemberhentian bermasalah di lingkungan UNDANA.
Lebih terperinciKode Etik Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN 2009
Kode Etik Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN 2009 PERATURAN STKIP PGRI PACITAN Nomor: 438/STKIP PGRI/KM/XII/2009 Tentang KODE ETIK MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN Menimbang: 1. Bahwa dalam rangka optimalisasi upaya
Lebih terperinciKODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA BAB I Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi mahasiswa adalah ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban mahasiswa,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017 Tentang TATA KRAMA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Memperhatikan : Hasil Rapat Badan
Lebih terperinciVII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS
VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS Rektor Universitas Hasanuddin Menimbang Mengingat Memperhatikan a. bahwa untuk menciptakan
Lebih terperinciKODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA BAB I Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi dosen adalah ketentuan yang mengatur hak dan
Lebih terperinciTATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS HAMZANWADI 2016 - 1 - UNIVERSITAS HAMZANWADI Jln. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid No. 132 Pancor, Selong Lombok Timur 83612 Telp. (0376)22954,
Lebih terperinci1 Kode Etik, dan Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih
1 2 3 Lampiran : Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa Nomor : 020/SK/ STMIK-P/III/2015 Tanggal : 7 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1) Sekolah Tinggi adalah
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN
PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai salah satu perguruan
Lebih terperinciPeraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus
Published on Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (http://pendidikan-teknikotomotif.ft.uny.ac.id) Home > Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus
Lebih terperinciBAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS
BAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS 1. Disiplin Mahasiswa Berdasarkan SK Rektor tanggal 21 Oktober 2001 No. 460/SK-Rek/Rek/X/2001, mahasiswa yang melanggar peraturan disiplin mahasiswa akan dikenakan sanksi
Lebih terperinciPERATURAN DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA Peraturan Rektor Universitas 17 Agusutus 1945 Samarinda Nomor : 85/SK/2013 Tentang Peraturan Disiplin Mahasiswa Bismillahirahmanirrahim
Lebih terperinciPERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menimbang : a. bahwa Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai perguruan
Lebih terperinciSARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.
TUJUAN 1) Memberikan penegasan tentang tata-cara pengaduan atas pelanggaran kode etik di PPs Unsyiah; dan 2) Memberikan pedoman bahwa proses pengaduan pelanggaran kode etik dan mekanisme penegakan etika
Lebih terperinciTATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH 2015 1 TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH Bab I Pasal
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014
PEDOMAN KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014 Dokumen Internal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup Jl. Dr. AK.Gani No. 1 Dusun Curup Kabupaten Rejang Lebong Propinsi
Lebih terperinciKODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YASNI MUARA BUNGO
KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YASNI MUARA BUNGO MUARA BUNGO 2014 i KODE ETIK MAHASISWA STAI YASNI MUARA BUNGO Penyusun : Tim Penyusun Kode Etik Mahasiswa STAI YASNI Muara Bungo
Lebih terperinciETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS
Published on Prodi Manajemen - Fakultas Ekonomi (http://manajemen.fe.uny.ac.id) Home > PROFIL > Etika Mahasiswa ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS Submitted byadmin on Thu, 2014-09-11
Lebih terperinciPERATURAN DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA
PERATURAN DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG Menimbang
Lebih terperinciTATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS
Informasi Salingka Unand 2006 87 Lampiran : 2 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Nomor : 1090/XIV/A/Unand-2006 Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG KETENTUAN TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN MENIMBANG : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN Pasal 1
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOMOR : 025/SK.KM/UNIMUS/III/2003 TENTANG TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG BAB I PENGERTIAN Pasal 1 1. Tata tertib adalah peraturan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOMOR : 1891/KEP/II.3-AU/UMSU/A/2012 TENTANG PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOMOR : 1891/KEP/II.3-AU/UMSU/A/2012 TENTANG PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA Bismillaahirrahmaanirrahiim Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara:
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG DISIPLIN MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG DISIPLIN MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi Sumatera
Lebih terperinciTATA TERTIB MAHASISWA
TATA TERTIB MAHASISWA VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan Kualitas dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber
Lebih terperinciKODE ETIK MAHASISWA STIE-PRABUMULIH
KODE ETIK MAHASISWA STIE-PRABUMULIH DITERBITKAN OLEH: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PRABUMULIH Jl. Patra No. 50 Rt.01 Rw. 03 Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan Telpon: (0713) 322417, Fax. (0713)
Lebih terperinciTATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA
BAGIAN KEEMPAT TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Tata Tertib adalah aturan-aturan tentang hak, kewajiban, pelanggaran serta sanksi
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Menimbang Mengingat KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Nomor : 057/UNIMUS/SK.HK/2009 tentang PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2009 REKTOR
Lebih terperinciBAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA A. KETENTUAN UMUM Keluarga besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya adalah civitas akademika Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI
Lebih terperinciNORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR
NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SEKRETARIS
Lebih terperinciPANDUAN KODE ETIK PEGAWAI
PANDUAN KODE ETIK PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA TAHUN 2014 1 Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi Menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, kompetitif,
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA NOMOR : HK / 1.02 / / 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA NOMOR : HK.02.04.1 / 1.02 / 240.1 / 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Menimbang : 1.
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon: 0341-551312 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS LINGKUNGAN HIDUP Alamat : Jln. Dharma Praja No. 3 Gunung Tinggi Telp / Fax. 0518 6076050 http: //www.dislh.tanahbumbukab.go.id Email : DLH.tanbu@gmail.com Batulicin
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN
PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai
Lebih terperinci2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA
Lebih terperinciMengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:
PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA No: 1/PK-STIKES/Au/V/2013 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA Bismillahirrahmanirrahiim
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In
No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinci1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS 1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus, yaitu : a. Merokok
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK MAHASISWA
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KEM-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Mahasiswa BUKU KODE ETIK MAHASISWA AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PURI KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: / 660 / / 2017 TENTANG
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PURI Jalan Jayanegara No. 2 Mojokerto, Jawa Timur Kode Pos 61363 Telp. ( 0321 ) 322636 Fax ( 0321 ) 322636 Website : www.sman1puri.sch.id
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN DAN MAHASISWA. Kode etik Dosen Universitas Swadaya Gunung Jati meliputi 3 hal.
KODE ETIK DOSEN DAN MAHASISWA 1. Kode Etik Dosen Kode etik Dosen Universitas Swadaya Gunung Jati meliputi 3 hal. 1. Pedoman Pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. 2. Pedoman
Lebih terperinciPERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG
PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - DRAFTED 01082016 SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KODE ETIK PEGAWAI
Lebih terperinciKode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih
1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah
Lebih terperinci1. Pelanggaran pertama dikenakan
Tata Tertib Kehidupan Kampus: Tata Tertib Kehidupan Kampus disajikan dalam bentuk tabel Pelanggaran dan Sanksi seperti di bawah ini. Perbuatan / tindakan pelanggaran Tata Tertib Kehidupan Kampus akan diakumulasikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 60/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 60/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem
No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciK E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG
K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA
Lebih terperinciPERATURAN UNIVERSITAS Nomor : 460/SK-Rek/Rek/X/2001
PERATURAN UNIVERSITAS Nomor : 460/SK-Rek/Rek/X/2001 TENTANG DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII) Bismillahirrahmanirrahiem Rektor Universitas Islam Indonesia, setelah : Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 008 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinci2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg
No.1160, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Kode Etik PNS. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1423. 2015 KEMENLU. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN
Lebih terperinciSTIE-MURA LUBUKLINGGAU
PEDOMAN PELAKSANAAN TATA KRAMA DOSEN STIE-MURA LUBUKLINGGAU TAHUN 2016 Jl. Jend. Besar H.M Soeharto Km. 13 Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau Telp/Faxs: (0733) 452218 www.stie.muralinggau.ac.id
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU,
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG
Keputusan Rektor Unhas Nomor : 1595/UN4/05.10/2013 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG KETENTUAN TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciFORMULIR BEASISWA. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Yang bertanda tangan dibawah ini: FORMULIR BEASISWA 1 No. Urut Usulan(di isi oleh petugas) : 2 Jurusan : 3 Program Studi : 4 N a m a : 5 Jenis kelamin : 6 NIM : 7 Angkatan : 8 Semester : 9 IP Kumulatif
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2017 BPOM. Kode Etik. Kode Perilaku ASN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO I. LATAR BELAKANG Tenaga pendidik di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) adalah dosen. Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciKODE ETIK MAHASISWA IAIN MATARAM
KODE ETIK MAHASISWA IAIN MATARAM Kode Etik Mahasiswa IAIN Mataram 1 KODE ETIK MAHASISWA IAIN MATARAM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan: 1) Kode Etik Mahasiswa
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas
Lebih terperinciATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan tinggi dan menghasilkan lulusan yang
Lebih terperinciSTIE-MURA LUBUKLINGGAU
PEDOMAN PELAKSANAAN TATA KRAMA MAHASISWA STIE-MURA LUBUKLINGGAU TAHUN 2016 Jl. Jend. Besar H.M Soeharto Km. 13 Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau Telp/Faxs: (0733) 452218
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pegawai Inspektorat
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran Pegawai
Lebih terperinci