KATA SAMBUTAN. Pembaca yang saya hormati, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA SAMBUTAN. Pembaca yang saya hormati, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"

Transkripsi

1

2 KATA SAMBUTAN - Pembaca yang saya hormati, Salam sejahtera dalam kasih Tuhan, Syalom.. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur saya persembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh perkenanannya, buku profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 ini dapat terselesaikan. Saya menyambut gembira terbitnya buku profil kesehatan tahun 2015 ini sebagai hasil kerja keras para pengelola data mulai dari tingkat Puskesmas sampai ke tingkat Provinsi khususnya saya memberi apresiasi yang setinggi-tingginya bagi kepala Balai Data, Surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan kru seksi Data dan SIK yang telah berupaya mengumpul data, menyusun dan mencetak buku profil ini, atasnya Tuhan pasti memberkati. i

3 Buku profil kesehatan adalah buku yang berisi evaluasi terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara selang satu tahun pelayanan, di dalamnya menjelaskan tentang upaya pelayanan kesehatan, derajat kesehatan serta sumber daya kesehatan dan gambaran umum tentang Provinsi Sulawesi Utara yang semuanya saling terkait. Saya menyadari bahwa perjuangan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya tidaklah mudah semudah membalik telapak tangan, tetapi semakin jelas bahwa semua pihak telah berupaya agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, yang ditunjang sepenuhnya oleh bidang kesehatan, walau masih juga ditemukan berbagai kekurangan yang terlihat dari pencapaian target melalui data profil, misalnya beberapa target MDGs yang masih jauh dari harapan. Hal ini tentu membutuhkan kerja lebih keras lagi di hari-hari ke depan. Semoga buku profil kesehatan ini akan menjadi acuan dalam menentukan langkah bijaksana pelayanan kesehatan ke depan di bumi nyiur melambai yang kita cintai ini, sekaligus dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang memerlukannya. Saya sadar bahwa seperti kata pepatah : tidak ada gading yang tak retak, demikianpun dengan buku profil kesehatan ini, pasti banyak kekurangannya baik dari segi penyajian datanya, segi interpretasi datanya, penulisannya serta kekurangan lainnya. Untuk itu diharapkan kritik dan saran bagi penyempurnaan buku profil kesehatan tahun 2015 ini. ii

4 Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan bekerja dalam memberikan data dan informasi, bahkan telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam pembuatan profil ini, Tuhan pasti memberkati. Manado, Oktober 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Dr. Jemmy J. R. Lampus, M.Kes iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasihnya semata, profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 dapat terselesaikan. Buku profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2015 masih mengacu pada juknis tahun Profil ini merupakan produk yang berisi data kesehatan tahun 2015 yang dikemas dalam 81 tabel lampiran profil kesehatan yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kami sadar bahwa buku profil kesehatan ini banyak kekurangannya, baik angka yang ditampilkan maupun penulisan bahkan argument yang diangkat. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sempat membaca profil ini, demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga profil ini akan dapat memenuhi kebutuhan pembaca akan data kesehatan Provinsi Sulawesi Utara bagi evaluasi dan perencanaan pelayanan kesehatan yang akan diberikan di Provinsi Sulawesi Utara yang kita cintai ini. Manado, Oktober 2016 Kepala Balai Data, Surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan Dr. Kartika Devi Tanos, MARS iv

6 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i iv v ix xv BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Sejarah Provinsi Sulawesi Utara Letak Geografis Keadaan Kependudukan Keadaan Pendidikan Keadaan Kesehatan Lingkungan Sarana Air Bersih yang digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Mortalitas Angka Kematian Bayi Dan Neonatal Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu v

7 3.3 Status Gizi Gizi Buruk Bawah Garis Merah Morbiditas Sepuluh Penyakit Menular Menonjol Acute Flaccid Paralysis (AFP) Penyakit HIV/AIDS Penyakit Malaria Penyakit Demam Berdarah Dengue Tuberculocis Paru Penyakit Diare Penyakit Rabies BAB IV UPAYA PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Dasar Kesehatan Ibu Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Penanganan Komplikasi Kesehatan Anak Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Upaya Perbaikan Gizi Gizi Buruk vi

8 4.4.2 Prevalensi BGM Penimbangan Balita Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Imunisasi Bayi Kejadian Luar Biasa Penyakit Kesehatan Lingkungan Rumah Sehat Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Layak Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan Pengembangan Kesehatan Gigi dan Mulut Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Upaya Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana/Fasilitas Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat dan Jaringannya Pos Pelayanan Terpadu Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) vii

9 5.1.4 Desa Siaga Rumah Sakit Sarana Kesehatan Lain Tenaga Kesehatan Tenaga Dokter Tenaga Perawat dan Bidan Tenaga Kefarmasian Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Tenaga Gizi Tenaga Keterapian Fisik Tenaga Teknisi Medis Tenaga Kesehatan Lain Pembiayaan Kesehatan BAB VI KESIMPULAN LAMPIRAN viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Wilayah Sulawesi Utara... 5 Gambar 2. Jumlah Desa, Kelurahan dan Kecamatan di Provinsi Sulut Tahun Gambar 3. Jumlah Penduduk Prov. Sulut Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin... 7 Gambar 4. Prosentasi Kepadatan Penduduk Prov. Sulut Tahun Gambar 5. Piramida Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 6. Tingkat Kepadatan Penduduk Kab/Kota di Prov. Sulut Tahun Gambar 7. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah di Provinsi Sulut Tahun Gambar 8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 9. Prosentase Penduduk yang memiliki Akses Air Minum di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 10. Prosentase Penduduk dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Layak di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 11. Tren Angka Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Utara Gambar 12. Situasi Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Utara Gambar 13. Distribusi Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Utara Tahun ix

11 Gambar 14. Distribusi Kematian Neonatal per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 15. Distribusi Kematian Balita per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 16. Distribusi Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 17. Tren Kasus Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 s.d Gambar 18. Proporsi Penyebab Kematian Ibu Maternal Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 19. Distribusi Kasus Gizi Buruk per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 20. Distribusi Penimbangan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di per Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 21. Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar (Sepuluh) penyakit menonjol berdasarkan STP ber-basis Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 23. Distribusi Penemuan Kasus Non Polio AFP Rate Kabupaten/Kota Tahun Gambar 24. Distribusi Kasus HIV/AIDS Kabupaten/Kota Tahun Gambar 25. Peta Endemisitas Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun x

12 Gambar 26. Peta Distribusi Kasus dan Kematian DBD berdasarkan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 27. Case Fatality Rate (CFR =%) DBD di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 28. Distribusi Penderita dan Kematian DBD Provinsi Sulut Tahun Gambar 29. Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dan Gambar 30. Angka Penemuan Kasus Baru TB Paru (CNR) Kabupaten/Kota Tahun 2014 dan Gambar 31. Gambaran antara Target, Penderita dan Cakupan Penderita Diare per Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 32. Peta Distribusi Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GPHR) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 33. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K 4 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 34. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (PN) Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 35. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun xi

13 Gambar 36. Cakupan Kunjungan K4, Salinakes (PN) dan Penanganan Komplikasi Kebidanan (PK) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 38. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 39. Distribusi Kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 40. Prevalensi Balita BGM Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 41. Cakupan Penimbangan Balita Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 42. Cakupan Balita Mendapat Vitamin A Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 43. Cakupan Gizi Buruk yang mendapat Perawatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 44. Cakupan Bayi Mendapat Asi Ekslusif di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 45. Cakupan Pemberian Imunisasi Hb < 7 hari dengan DPT-Hb3/ DPT-Hb-Hib3 Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 46. Cakupan Pemberian Imunisasi BCG Provinsi Sulawesi Utara Tahun xii

14 Gambar 47. Cakupan pemberian Imunisasi Campak Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 48. Cakupan Pemberian Imunisasi Polio 4 Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 49. Cakupan Desa UCI Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 50. Cakupan Rumah Sehat Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 51. Cakupan Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 52. Cakupan Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum yang Layak di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 53. Kepesertaan BPJS Kesehatan Wilayah Sulawesi Utara Tahun Gambar 54. Distribusi Cakupan Pelayanan Usia Lanjut (USILA) Prov. Sulut Tahun Gambar 55. Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Rawat Jalan, Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 56. Persentase Strata Posyandu di Prov. Sulawesi Utara Tahun Gambar 57. Jumlah Posyandu dan Posyandu Aktif di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 58. Ketersediaan Poskesdes, Polindes dan Posbindu di Provinsi Sulawesi UItara Tahun xiii

15 Gambar 59. Kondisi Desa/Kelurahan Siaga di Prov. Sulawesi Utara Tahun Gambar 60. Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Gambar 61. Sarana Kesehatan Lain di Prov Sulut Tahun Gambar 62. Jumlah dan Rasio Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis Gigi di Prov. Sulut Tahun Gambar 63. Perbandingan Rasio Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi Tahun 2015 dengan Target Rasio berdasar Standar Permenko Kesra Gambar 64. Jumlah dan Rasio Tenaga Bidan, Perawat dan Perawat Gigi di Prov. Sulut Tahun Gambar 65. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita selang Tahun di Provinsi Sulawesi Utara xiv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 sampai dengan Tahun Tabel 2. Prevelensi Gizi Buruk Kurang sampai dengan Tahun Tabel 3. Annual Parasite Incidence (API)Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 s.d Tabel 4. Frekuensi KLB Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (USILA) Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 7. Kabupaten, Kecamatan, Puskesmas dan Nama Pulau yang Termasuk DTPK di Sulawesi Utara Tahun Tabel 8. Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dan xv

17 BAB I PENDAHULUAN Dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat tujuan Pembangunan Indonesia yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan ini diejawantakan dalam pembangunan di berbagai sektor, baik pendidikan, sosial, pertahanan keamanan serta sektor lainnya demi mencapai tujuan mulia tersebut. Penyelenggaraan pembangunan di sektor kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini membutuhkan dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Arah, kebijakan dan strategi yang tepat membutuhkan data dan informasi yang tepat, akurat dan cepat pula. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo bahwa dalam setiap perencanan harus senantiasa berbasis data. Dengan demikian data yang ada haruslah terjamin kebenaran dan ketepatan serta keakuratannya agar dapat menuntun proses pembangunan kesehatan dengan baik dan terarah. Profil kesehatan merupakan salah satu sumber data dan informasi kesehatan yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di satu wilayah dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan apakah telah berhasil ataukah perlu pembenahan atau peningkatan. Dengan demikian buku profil kesehatan, akan menjadi sumber referensi dalam perencanaan program di waktu sekarang, atau waktu yang akan datang sesuai dengan kebutuhannya. Buku profil kesehatan tahun 2015 ini dibuat dengan berpedoman pada Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/kota 2013 Edisi Revisi 2014 yang belum ada perubahannya sampai profil ini disusun. Dengan demikian sistematika penulisannya masih sama dengan profil kesehatan tahun 2014 yang lalu. Berdasar arahan dari Pusdatin Kemenkes RI bahwa jadwal penyelesaian profil provinsi adalah bulan April 2016, namun pada kenyataannya kami baru menyelesaikan pada bulan Agustus, karena kami masih menunggu beberapa data dari 15 kabupaten/kota untuk melengkapi profil provinsi ini, namun sampai buku ini disusun, masih ada pula data yang belum lengkap dari kabupaten/kota. Namun kami telah berupaya menyelesaikannya meskipun ada beberapa data dari kabupaten/kota yang belum lengkap. Kami menyadari bahwa sistem pengelolaan data di kabupaten/kota masih lemah, hal ini disebabkan karena sumber data tidak dengan tepat waktu memasukkan data meskipun telah 1

18 dibuat schedule pemasukan data mulai dari tingkat puskesmas. Ketika melihat permasalahan di sumber data, maka ternyata penyebabnya adalah para pengelola data sering diganti bahkan banyak yang kerja rangkap, selain penyebab lain terkait manajeman sumber data/puskesmas. Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 telah diupayakan mengikuti arahan dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, terutama menampilkan data secara terpilah, menurut jenis kelamin atau yang sering disebut data gender, di mana data/ informasi tersebut bersumber dari program/bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan bersumber dari Dinas kesehatan kabupaten/kota serta data-data pendukung lain yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Agar data/informasi mudah dibaca simpulannya dengan efektif, maka data/informasi tersebut disajikan dalam bentuk teks, tabel, grafik, peta atau kombinasinya. Di mana masingmasing bentuk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan. Adapun sistematika penyajian Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta sistematika dari penyajian. Bab II Gambaran Umum dan Prilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum provinsi. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, prilaku dan lingkungan. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini nmenguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini jug mengakomodir indikator kinerja standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota. 2

19 Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam penyelengaraan pembangunan kesehatan. Lampiran, pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian kabupaten/kota dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsive gender. 3

20 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 2.1. Sejarah Provinsi Sulut Sejak pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-undang nomor 13 tahun 1964 tanggal 23 September 1964, maka Sulut ditetapkan sebagai daerah otonom tingkat I. dengan Manado sebagai ibu kotanya. Secara de fakto daerah tingkat I sulut membentang dari utara ke selatan barat daya, dari pulau Miangas ujung utara di kabupaten Sangihe Talaud sampai ke Molosipat di bagian barat Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya seiring dengan nuansa reformasi dan otonomi daerah, maka telah dilakukan pemekaran daerah dengan terbentuknya Provinsi Gorontalo sebagai hasil pemekaran dari Provinsi Sulut melalui Undang-undang nomor 38 tahun Dengan demikian wilayah Provinsi Sulawesi Utara setelah pemekaran provinsi meliputi: Kabupaten Sangihe dan Talaud, Kabupeten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Manado dan Kota Bitung, hingga saat ini telah terjadi pemekaran kabupaten dengan ketambahan kabupaten baru yaitu Kabupaten Talaud berdasarkan undang-undang No 8 tahun 2002 serta Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Kota Tomohon berdasarkan UU nomor 10 tahun 2003 dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan UU Nomor 33 tahun Dalam perkembangan selanjutnya, terbentuklah Kota Kotamobagu berdasarakan UU no 4 tahun 2007, Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan Undang-Undang nomor 9 tahun 2007, Kabupaten Bolmut berdasarkan UU nomor 10 tahu 2007, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro berdasarkan UU no 15 tahun 2007 dan pada tahun 2008 bertambah lagi 2 kabupaten yakni Kabupaten Boltim dengan UU no 29 tahun 2008 dan Kabupaten Bolsel berdasarkan UU no 30 tahun 2008, sehingga jumlah daerah otonom di daerah Prov. Sulut menjadi 11 Kabupaten dan 4 Kota Letak Geografis Provinsi Sulawesi Utara terletak antara 00ᵒ15-05ᵒ34 Lintang Utara dan antara 123ᵒ07-127ᵒ10 Bujur Timur, yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik Filipina dan Laut Pasifik di sebelah utara serta Laut Maluku di sebelah Timur. Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo. 4

21 Luas wilayah Sulawesi Utara tercatat km² yang terbagi atas 11 kabupaten dan 4 kota. Bolaang Mongondow merupakan kabupaten dengan wilayah terluas yaitu km² atau 19,78 % dari wilayah Sulawesi Utara (SDA 2015). Di Sulawesi Utara terdapat 46 gunung yang terletak di sembilan kabupaten/kota. Sedangkan jumlah danau tercatat ada sebanyak 17 danau dan sejumlah sungai yang mangaliri wilayah sulut sebanyak 30 sungai. Berdasarkan pencatatan stasion klimatologi Kayuwatu Manado rata-rata temperatur di kota Manado dan sekitarnya sepanjang tahun 2014 adalah sekitar 26,6ᵒC, Rata-rata hari hujan sepanjang tahun adalah 20 hari dan bulan Januari merupakan bulan yang paling sering hujan yakni 28 hari hujan. (Sulut Dalam Angka 2015). Gambar 1: Peta Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Dari 15 kabupaten/kota yang ada terdapat 169 kecamatan dan 1840 desa/kelurahan, seperti yang terganbar dalam tabel di bawah ini. 5

22 Gambar 2: Jumlah Desa, Kelurahan dan Kecamatan di Prov. Sulut Tahun 2015 DESA KELURAHAN KECAMATAN Sumber : SDA Keadaan Kependudukan Jumlah penduduk provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 berdasarkan data yang diperoleh dari Penduduk Sasaran Program yang dikeluarkan oleh Pusdatin Kemenkes RI, maka pada tahun 2014 adalah jiwa yang terdiri dari laki-laki: dan perempuan Seperti terlihat pada gambar 3, di bawah ini di mana jumlah penduduk ini berbeda dengan proyeksi penduduk versi BPS Sulut bahwa jumlah penduduk Provinsi Sulut tahun 2015 adalah yang terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. 6

23 Gambar 3: Jumlah Penduduk Prov. Sulut Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin 250, , , ,000 50,000 0 BOLM ONG MINA HASA SANG IHE TALA UD MINS EL MINU T BOLM UT LAKI-LAKI 121,21 168,21 65,498 45, ,83 100,71 39,102 32,397 54,103 32,399 35, ,61 105,09 50,576 60,792 PEREMPUAN 111,97 160,78 64,086 43,420 99,153 97,365 37,229 33,185 50,433 29,823 32, ,02 100,58 49,797 58,635 SITAR O MITR A BOLS EL BOLTI M MAN ADO BITU NG TOM OHO N KOTA MOB AGU Sumber : BPS Sulut Tahun 2016 Dari gambar tersebut, terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak ada di kota Manado dengan jumlah penduduk jiwa atau mencapai 18 % dari total jumlah penduduk di prov. Sulut, kemudian di kabupaten Minahasa dengan jumlah penduduk: jiwa atau 14 % dari total jumlah penduduk Prov. Sulut, dan selanjutnya di Kabupaten Bolaang Mongondow, kemudian Kabupaten Minahasa Selatan, kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kab. Kep Sangihe, Kota Kotamobagu, Minahasa Tenggara, Kota Tomohon, Kab. Kep Talaud, Kab Bolmong Utara, Kab Bolmong Timur, kab Bolmong Selatan, dan terakhir kab kep Sitaro. Prosentase jumlah penduduk provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat dalam gambar 4 di bawah ini sebagai gambaran penyebaran penduduk di Provinsi Sulawesi Utara. 7

24 Gambar 4: Prosentasi Kepadatan Penduduk Prov. Sulut Tahun 2015 MANADO 18% BITUNG 8% TOMOHON 4% KOTAMOBAGU 5% BOLMONG 10% MINAHASA 14% SANGIHE 5% BOLTIM 3% BOLSEL 3% MITRA 4% SITARO 3% BOLMUT 3% MINUT 8% MINSEL 8% TALAUD 4% Sumber : BPS Sulut Dari jumlah penduduk tersebut, terdistribusi berdasar jenis kelamin dan golongan umur yang digambarkan dalam piramida penduduk, seperti yang terlihat pada gambar 5 berikut ini, di mana sumber data jumlah penduduk diperoleh dari data Penduduk Sasaran Program yang dikeluarkan oleh Pusdatin Gambar 5: Piramida Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Tahun yrs yrs yrs yrs yrs yrs yrs yrs yrs yrs yrs. 5-9 yrs. 0-4 yrs. AGE Sumber : Pusdatin PERCENT 8

25 Dari gambar piramida penduduk di atas, maka jenis piramida penduduk Prov. Sulut tahun 2015 mendekati stasioner, di mana angka atau jumlah penduduk dewasa hampir sama dengan angka/jumlah penduduk muda. Hal ini menggambarkan bahwa angka kematian relative tetap, sedangkan angka kelahiran berkurang atau rendah. Menurut beberapa literature hal ini terjadi karena pelayanan kesehatan makin meningkat yang dibuktikan dengan rendahnya angka kematian dan menurunnya angka kelahiran seperti yang dialami oleh negaranegara maju. Dan dari gambar piramida tersebut, terlihat bahwa ada peningkatan jumlah penduduik pada usia lanjut yang didominasi oleh penduduk wanita. Jika dilihat dari tingkat kepadatan penduduk di Prov. Sulut pada tahun 2015, maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini: Gambar 6: Tingkat Kepadatan Penduduk Kab/Kota di Prov. Sulut Tahun 2015 KOTAMOBAGU TOMOHON BITUNG MANADO BOLTIM BOLSEL MITRA SITARO BOLMUT MINUT MINSEL TALAUD SANGIHE MINAHASA BOLMONG Sumber : BPS Sulut Tahun 2015 Bila melihat tingkat kepadatan penduduk tahun 2013 yakni jiwa/km2, dan pada tahun 2014 naik menjadi 163/km2 dan kemudian pada tahun 2015 juga naik menjadi 165,01jiwa/km2. Hal ini mungkin akan terjadi peningkatan yang sama pada tahun selanjutnya. 9

26 Kepadatan penduduk tertinggi masih berada di ibu kota Prov Sulut yakni di Kota Manado, kemudian diikuti oleh Kota Kotamobagu dan selanjutnya di 2 kota lainnya yakni Bitung dan Tomohon. Untuk daerah kabupaten, kepadatan tertinggi berada di kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Minahasa.S Dari jumlah penduduk yang ada, penduduk laki laki masih lebih tinggi dibanding dengan penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin: 104, 19 jiwa. Jika dibanding dengan angka ratio jenis kelamin tahun lalu, yakni hanya sebesar jiwa, maka ternyata rasio jenis kelamin telah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil registrasi jumlah warga asing di seluruh Sulawesi Utara tahun 2014 tercatat jiwa dan paling banyak berasal dari Singapura yakni sebanyak orang. Pada dasarnya penduduk dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja mereka yang seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan baik yang bekerja maupun sementara tidak bekerja, termasuk mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan / mengharapkan pekerjaan. Penduduk 15 tahun ke atas yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang lalu mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Pada tahun 2014, (Sulut dalam Angka 2015) penduduk usia kerja di Sulawesi utara yang masuk angkatan kerja berjumlah orang dan dari angkatan kerja yang ada, tercatat orang yang sedang bekerja. Sementara yang bukan angkatan kerja berjumlah orang dan dari bukan angkatan kerja yang ada tercatat orang yang bersekolah dan orang yang mengurus rumah tangga Keadaan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk setiap manusia, sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam megukur tingkat pembangunan manusia di suatu daerah. Pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan juga menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia yang merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan daerah maupun nasional. Untuk mengukur IPM (Indeks Pembangunan Manusia), factor pengetahuan menadi salah satu dimensi penentu IPM tersebut dan yang menjadi indikatornya adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. 10

27 Adapun yang dimaksud dengan angka melek huruf adalah penduduk 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya (DO Juknis Profil 2015). Variable pengetahuan lainnya adalah rata-rata lamanya sekolah. Adapun data melek huruf tahun 2015 belum diperoleh. seperti yang tertera pada lampiran tabel 3, namun angka lamanya sekolah tahun dan data IPM tahun telah diperoleh dari BPS Sulut seperti di bawah ini Gambar 7: Grafik Rata-Rata Lama Sekolah di Provinsi Sulut Tahun Sumber : BPS Sulut 2016 Gambar 8: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara Tahun Sumber : BPS Sulut 11

28 2.5. Keadaan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Lingkungan dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar menjamin keadaan sehat dan manusia. Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti: akses terhadap air bersih dan air minum, akses terhadap sanitasi dasar, dan rumah sehat Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Air minum yang berkwalitas (layak) adalah: Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Secara umum, gambaran penduduk Provinsi Sulut yang memiliki akses yang berkelanjutan terhadap air minum layak adalah: 59,86 persen atau jiwa, seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini. Dan ternyata jika dibandingkan dengan data tahun lalu, terjadi penurunan. Dari angka 63,07%. Data tersebut terdapat pada lampiran tabel

29 Gambar 9: Prosentase Penduduk yang memiliki Akses Air Minum di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 KOTAMOBAGU TOMOHON BITUNG MANADO BOLTIM BOLSEL MITRA SITARO BOLMUT MINUT MINSEL TALAUD SANGIHE MINAHASA BOLMONG Sumber : Profil Kab/Kota Tahun 2016 Berdasar grafik di atas, terlihat bahwa prosentase penduduk di kabupaten/kota yang memiliki akses air minum layak terbanyak adalah di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yakni 90,94 % penduduk yang jauh meninggalkan Kota Tomohon yang tahun lalu menduduki peringkat pertama. dan yang paling sedikit adalah Kota Kotamobagu yakni hanya 16,75 % penduduk Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi layak yang dimaksud adalah ketersediaan jamban sehat bagi penduduk provinsi Sulawesi Utara. Persentase tertinggi penduduk dengan kepemilikan sarana sanitasi layak tahun 2015 adalah penduduk di Kabupaten Kepulauan Sitaro yakni 87,0 %, disusul oleh Kabupaten Kepulauan Sangihe dan selanjutnya kota Tomohon dan Kota Kotamobagu, sedangkan prosentase terrendah adalah Kabupaten Minahasa Selatan dan BolaangMongondow, seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Di mana untuk seluruh provinsi adalah : 63,9 %. 13

30 Gambar 10: Prosentase Penduduk dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Layak di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 KOTAMOBAGU TOMOHON BITUNG MANADO BOLTIM BOLSEL MITRA SITARO BOLMUT MINUT MINSEL TALAUD SANGIHE MINAHASA BOLMONG Sumber : Profil Kabupaten/Kota Tahun Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pendekatan untuk mengubah prilaku higene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola samoah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga yang aman dan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melaksanakan pemicuan minimal 1 dusun dan mempu yai tim kerja/natural leader dan mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju sanitasi total. Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk melksanakan 5 pilar STBM dan desa Stop BABS adalah desa yang penduduknya 100 % mengakses jamban sehat. Adapun data STBM dapat dilihat pada lampiran tabel 62 di mana untuk Provinsi Sulut, prosentase desa yang melaksanakan STBM adalah: 9,7 %; prosentase desa STBM adalah 0,38 %. Kecilnay prosentasi ini, disebabkan karena dari15 kabupaten/kota hanya 2 kabupaten/kota yang memasukkan data. 14

31 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan di Sulawesi Utara dilihat dengan menggunakan beberapa indikator seperti angka harapan hidup, angka mortalitas, angka morbiditas dan status gizi masyarakat. 3.1 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Data yang didapatkan dari situs BPS Sulawesi Utara menunjukkan bahwa angka harapan penduduk Sulawesi Utara tahun 2015 adalah dengan Kota Manado adalah kota dengan angka harapan hidup tertinggi yaitu dan kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah kabupaten dengan angka harapan hidup terendah yaitu Tabel 1: Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 KAB/KOTA ANGKA HARAPAN HIDUP ANGKA HARAPAN HIDUP SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW MINAHASA KEP. SANGIHE KEP. TALAUD MINAHASA SELATAN MINAHASA UTARA BOLMONG UTARA KEP. SITARO MINAHASA TENGGARA BOLMONG SELATAN BOLMONG TIMUR KOTA MANADO KOTA BITUNG KOTA TOMOHON KOTA KOTAMOBAGU Sumber : BPS Prov. Sulut, 2016 Angka harapan hidup penduduk Sulawesi Utara mengalami penurunan pada Tahun 2014 dan 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2011 s.d Angka Harapan Hidup penduduk Sulawesi Utara Tahun 2014 dan 2015 adalah sebsar sebesar dan

32 Gambar 11: Tren Angka Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Utara Sumber : BPS Prov. Sulut, Mortalitas Angka Kematian Bayi dan Neonatal Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun.penyebab kematian ini jika dilihat dari usia bayi dapat bersumber dari 2 sisi penyebab, yaitu pada bayi kurang dari 1 bulan, umumnya disebabkan oleh faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan atau yang dikenal sebagai faktor endogen. Kematian bayi eksogen adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia 1 bulan sampai menjelang 1 tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Menurut hasil SDKI 2007 AKB Sulawesi Utara (35) lebih tinggi dari AKB Nasional (34) sehingga upaya untuk pencapaian target MDG s tahun 2015 sebesar 23 merupakan upaya yang ekstra keras, mengingat tenggat waktu yang sangat sempit. Angka kematian bayi tahun 2013 berdasarkan SDKI 2012 adalah 33 atau turun 2 poin dari angka SDKI tahun 2007, namun masih diatas angka nasional yang 32. Tren AKB Sulawesi Utara dan Nasional dapat dilihat pada gambar berikut. 16

33 Gambar 12: Situasi Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh program kesehatan anak, didapatkan bahwa sepanjang tahun 2015 terdapat 286 kasus kematian bayi dimana Kota Manado adalah kota yang berkontribusi besar terhadap tingginya kasus kematian bayi yaitu 38 kasus diikuti Kabupaten Minahasa dengan 33 kasus. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Minahasa Utara adalah daerah di Provinsi Sulawesi Utara dengan kontribusi kasus kematian bayi yang rendah. Distribusi Kasus kematian bayi Provinsi Sulawesi Utara dilihat per kabupaten/kota sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini Gambar 13: Distribusi Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Utara Tahun KEMATIAN BAYI Sumber : Prog. Kes. Anak Prov. Sulut,

34 Tahun 2015 Kematian Neonatal di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 244 kasus. Kematian neonatal tertinggi ada di Kabupaten Minahasa dan Kota Manado dengan 31 kasus dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan 4 (empat) kasus. Distribusi Kematian Neonatal dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 14: Distribusi Kematian Neonatal per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun KEMATIAN NEONATAL Sumber : Prog. Kes. Anak Prov. Sulut, Angka Kematian Balita (AKABA) Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari).pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Akaba menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan.indikator ini menggambarkan tingkat kesejateraan sosial dan tingkat kemiskinan penduduk. Akaba diindonesia menurut SDKI 97, ,2007 dan 2012 adalah 58,46,44 dan

35 Akaba di Provinsi Sulawesi utara menurut SDKI 2013 adalah 37 yang masih lebih rendah dari angka nasional. Menurut data dari program kesehatan anak Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 kematian balita (umur bulan) sepanjang tahun 2015 sebanyak 298 kasus dengan kasus terbanyak berasal dari Kota Manado sebanyak 42 kasus, Kabupaten Minahasa sebanyak 35 kasus dan Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan 30 kasus. Penyebab Kematian balita di Provinsi Sulawesi Utara Paling banyak adalah BBLR dengan 86 kasus, Lain-lain 85 kasus, Asfiksia 70 kasus, Kelainan bawaan 24 kasus, Sepsis 16 Kasus, Pnemonia 9 (sembilan) kasus, Diare 6 (enam) Kasus dan Bemam Berdarah Dengue 2 (dua) Kasus Gambar 15: Distribusi Kematian Balita per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA TENGGARA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG KEMATIAN BALITA Sumber : Prog. Kes. Anak Prov. Sulut, Angka Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian yang terjadi selama masa kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau indental (faktor kebetulan).bila angka kematian tinggi maka dapat berarti bahwa jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per persalinan tinggi atau angka kematian yang melebihi dari angka target nasioanal.tingginya angka kematian berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan. 19

36 Kasus kematian ibu Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, dimana pada tahun 2015 terdapat 71 kasus meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 58 kasus kematian. Kasus kematian ibu dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 16: Distribusi Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Utara Tahun KEMATIAN IBU Sumber : Prog. Kes. Ibu Prov. Sulut, 2016 Gambar 17: Tren Kasus Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 s.d KEMATIAN IBU Sumber : Prog. Kes. Ibu Prov. Sulut,

37 Jika dilihat dari penyebab kematian, maka kematian ibu bersalin sebagian besar disebabkan oleh pendarahan 22 kasus, Hipertensi dalam kehamilan 13 kasus, infeksi 5 (lima) kasus, dan lain-lain 31 kasus. Oleh karena itu dalam rencana penurunan angka kematian ibu maternal, mungkin pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya pendarahan akibat melahirkan perlu lebih ditingkatkan. Proporsi penyebab kematian ibu maternal disulawesi Utara dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 18: Proporsi Penyebab Kematian Ibu Maternal Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 Pendarahan, 22 JUMLAH, 71 Hipertensi dalam kehamilan, 13 Infeksi, 5 Lain-lain, 31 Abortus, 0 Partus Lama, 0 Sumber : Prog. Kes. Ibu Prov. Sulut, 2016 Meskipun secara nasional AKI menurun dari 390 (1991) menjadi 228 per kelahiran hidup (SDKI 2007), namun jika menyesuaikan dengan target Millenium Development Goals (MDG s) menyangkut kesehatan ibu, dimana target tahun 2015 adalah 102 per kelahiran hidup, maka dapat dibayangkan betapa upaya yang sangat keras dan komitmen penuh dengan leadership yang tangguh untuk pencapaian target AKI tersebut. Perlu secara nyata dilaksanakan strategi penurunan AKB tersebut yang meliputi: 1) Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu & bayi baru lahir/anak berdasarkan bukti ilmiah. 2) Kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait mitra lain, pemerintah,dpr, Organisasi Profesi,Swasta. 3) Pemberdayaan perempuan dan keluarga 4) Pemberdayaan masyarakat. 21

38 Tanpa pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan maka besar kemungkinan pencapaian target MDGs untuk peningkatan kesehatan ibu melalui penurunan AKI tersebut tidak tercapai. 3.3 Status Gizi Gizi Buruk Sepanjang tahun 2015, jumlah kasus gizi buruk balita di Sulawesi Utara menurut program Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah sebanyak 39 kasus terjadi penurunanan dibandingkan tahun 2014 yaitu 47 kasus, di mana Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan daerah yang mempunyai kontribusi terbesar dalam jumlah kasus gizi buruk bayi di Sulawesi Utara yaitu masing-masing 13 kasus, sedangkan Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah daerah di Provinsi Sulawesi Utara yang sepanjang tahun 2015 tidak ada kasus gizi buruk. Distribusi kasus gizi buruk balita di Sulawesi Utara sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Gambar 19: Distribusi Kasus Gizi Buruk per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun KASUS GIZI BURUK Sumber : Prog. Gizi Dinkes Prov. Sulut, 2016 Menurut hasil Riskesdas 2010, perkiraan pencapaian status gizi pada tahun 2013 di Sulawesi Utara menurut Kabupaten/Kota adalah seperti pada tabel 3. Jika tidak ada kondisikondisi yang dapat merupah variabel-variabel pembentuk status prevalensi gizi, maka Kota Bitung nampaknya belum dapat memecahkan masalah status gizi hingga tahun

39 Tabel 2: Prevelensi Gizi Buruk Kurang sampai dengan Tahun 2015 Sumber : Riskesdas, Bawah Garis Merah Pada tahun 2015, balita yang ditimbang dengan berat badan dibawah garis merah di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 3500 balita (2,1%), dimana Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan kabupaten yang tertinggi jumlah balita yang ditimbang dibawah garis merah sebanyak 743 (8,9 %) balita dan Kota Tomohon merupakan kabupaten yang terendah jumlah balita yang ditimbang dibawah garis merah dengan 20 (0,4%) balita. Ini dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 20: Distribusi Penimbangan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di per Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun KASUS BGM Sumber : Prog. Gizi Dinkes Prov. Sulut,

40 Pada gambar 20, memperlihatkan cakupan penimbangan balita di Provinsi Sulawesi Utara sepanjang tahun Dari gambar tersebut terlihat bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Sulawesi Utara mempunyai cakupan D/S yang rendah. Dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara hanya 3 (tiga) kabupaten yang memiliki cakupan D/S diatas 85 % yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow (88,96 %, ) Kabupaten Minahasa (88,34 %) dan Kepulauan Sangihe (86,63%),. Gambar 21: Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 SULAWESI UTARA KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG % PENIMBANGAN (D/S) Sumber : Prog. Gizi Dinkes Prov. Sulut, Morbiditas Angka kesakitan penduduk diperoleh dari beberapa sumber seperti laporan program khusus penyakit khususnya penyakit menular termasuk didalamnya laporan penyakit menular terpilih yang dilaporkan melalui Surveilans Terpadu Puskesmas (STP) Kabupaten/Kota Sepuluh Penyakit menular menonjol Sepanjang tahun 2015, berdasarkan laporan-laporan STP berbasis puskesmas yang dikirimkan oleh puskesmas dan diolah di kabupaten, maka penyakit Influensa, Hipertensi, dan Diare merupakan 3 (tiga) penyakit menular yang paling menonjol pada tahun 2014 sma seperti Tahun 2013, dapat dilihat pada gambar 22, meskipun demikian data 10 penyakit menonjol tersebut sangat dipengaruhi oleh kelengkapan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan indikator utama dari pelaksanaan surveilens terpadu penyakit. 24

41 Gambar 22: 10 (Sepuluh) penyakit menonjol berdasarkan STP ber-basis Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara Tahun JUMLAH KASUS Sumber : Seksi Surveilans dan Litbangkes, Acute Flaccid Paralysis (AFP) Polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf.penyakit ini umumnya menyerang anak usia 3 tahun ini dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, lumpuh layu (kecacatan) bahkan kematian. Penyakit ini tidak dapat diobati dan hanya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi polio sebanyak empat kali pada bayi umur dibawah 1 tahun. Setelah cacar, polio merupakan penyakit yang dapat dieradikasi dari muka bumi. Pada hakekatnya, polio belum sepenuhnya dapat diberantas total dan masih menjadi masalah kesehatan yang perlu ditangani secara seksama. Pengamatan kasus polio dilaksanakan melalui surveilans AFP. Sepanjang tahun 2015, terdapat 20 kasus AFP yang didapatkan melalui surveilans AFP dengan non polio AFP rate sebesar 3,22 kasus setiap populasianak usia, 15 tahun. Pada Tahun 2015, di Provinsi Sulawesi Utara ada 6 (enam) kabupaten/kota yang memiliki kasus AFP, sedangkan sebanyak (sembilan) Kabupaten Kota yang tidak ada kasus AFP. 25

42 Gambar 23: Distribusi Penemuan Kasus Non Polio AFP Rate Kabupaten/Kota Tahun KASUS AFP Sumber : Seksi Surveilans dan Litbangkes, Penyakit HIV/AIDS Sejak ditemukannya kasus HIV di Sulawesi Utara pada tahun 1997 maka terlihat pertambahan kasus baru yang semakin membesar pada 5 tahun terakhir. Kasus dan tercatat hingga bulan Desember 2014 penderita HIV/AIDS di Sulawesi Utara sebanyak kasus. Pada sepanjang tahun 2015 di temukan 69 kasus HIV baru dan 199 kasus AIDS. Distribusi kasus HIV dan AIDS hingga Desember 2015 terlihat pada gambar 24. Jika dilihat secara kumulatif maka, Kota Manado, Kota Bitung, Dan kabupaten Minahasa masih menjadi daerah dengan jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak di Sulawesi Utara sampai tahun 2015, sedangkan kabupaten yang tidak mempunyai kasus HIV adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Gambar 24: Distribusi Kasus HIV/AIDS Kabupaten/Kota Tahun HIV AIDS Sumber : Program HIV/AIDS Dinkes Prov. Sulut,

43 Penambahan jumlah kasus baru tersebut tidak lepas dari pelayanan VCT dirumah sakit. Hingga akhir 2008 terdapat lima rumah sakit disulawesi utara yang memberikan layanan terapi anti-retoviral (ARV) dan Voluntary Counselling and Testing (VCT) yaitu RSU.Prof.DR.R.D.Kandou Manado, RS TNI Teling Manado, RS Prof.Ratumbuisang Manado, RSUD Bitung dan RSU Beteshda Tomohon. Perubahan status HIV ke AIDS yang memerlukan waktu pada akhirnya akan mempengaruhi gambaran kurva dari tahun ke tahun pada waktu data diupdate. Diharapkan dengan pemberian ARV yang adekuat, maka proses perubahan status HIV ke AIDS menjadi lebih lama atau bahkan tidak sama sekali Penyakit Malaria Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia pada umumnya dan pada khususnya di Provinsi Sulawesi Utara, ini ditandai dengan banyaknya kasus klinis dan positif malaria dibeberapa kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Utara khususnya daerah kepulauan, daerah terpencil yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Tahun 2014 daerah endemis Malaria di Provinsi Sulawesi Utara yaitu Kabupaten Minahasa Tenggara, sedangkan tahun 2015 daerah endemis Malaria di Provinsi Sulawesi Utara adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 25: Peta Endemisitas Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 PETA ENDEMISITAS KABUPATEN/KOTA SE PROPINSI SULUT TAHUN 2015 TALAUD SANGIHE SITARO MINAHASA UTARA MANADO BITUNG MINAHASA SELATAN BOLAANG MONGONDOW TOMOHON MINAHASA MINAHASA TENGGARA BOLMONG UTARA KOTAMOBAGU BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MERAH : API > 5/1000 PENDUDUK KUNING : API 1 4/1000 PENDUDUK HIJAU : API < 1/1000 PENDUDUK Sumber : Program Malaria Dinkes Prov. Sulut, 2016 Annual Parasite Incidence (API) yang digunakan untuk mengetahui insiden penyakit malaria pada satu daerah tertentu selama 1 tahun berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, Oleh karena itu penghitungannya dengan membagi jumlah penderita malaria positif dengan jumlah 27

44 penduduk dikali dengan /00. Saat ini jumlah penderita positif malaria didapatkan dari hasil pemeriksaan yang dikonfirmasi positif ataupun melalui tes diagnostic cepat/rapid Diagnostic Test (RDT) yang ditemukan melalui kegiatan ACD dan PCD. API tertinggi sepanjang tahun 2015 adalah di Kabupaten Kepulauan Sangihe (6,05 %) dan sedangkan yang paling rendah di Kota Kotamobagu (0,01). API Provinsi Sulawesi Utara adalah 0,95 0/00. API dari Tahun 2012 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3: Annual Parasite Incidence (API)Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 s.d 2015 KAB/KOTA A P I MANADO BITUNG TOMOHON KOTAMOBAGU MINAHASA MINAHASA SELATAN MINAHASA UTARA MINAHASA TENGGARA BOLAANG MONGONDOW BOLMONG UTARA SANGIHE SITARO TALAUD BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN PROVINSI Sumber : Program Malaria Dinkes Prov. Sulut, Penyakit Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepti ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang semakin serius. Selain faktor nyamuk penularan serta keganasan virus yang telah berevolusi seiring dengan perubahan iklim (pemanasan global), serta keterlambatan mencari pengobatan dan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, menyebabkan kasus (incidence rata) penyakit DBD ini masih muncul dari tahun ke tahun. Target atau sasaran pengendalian DBD adalah menjaga Case Fatality Rate dibawah 1% dengan menurunkan incidence rate dan casual fatality rate. Sepanjang tahun 2015 tercatat hanya 1562 kasus DBD yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara dengan jumlah kematian sebanyak 25 kasus atau angka kematian (CFR)= 1,34. 28

45 Gambar 26: Peta Distribusi Kasus dan Kematian DBD berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 KEPULAUAN TALAUD DBD 2015 < > 101 KEPULAUAN SANGIHE 1 SITARO MINAHASA UTARA 7 MANADO BITUNG 2 1 TOMOHON MINAHASA SELATAN MINAHASA 1 BOLMONG UTARA 3 MINAHASA TENGGARA KOTAMOBAGU 1 BOLMONG BOLMONG TIMUR 5 W N E S BOLMONG SELATAN Sumber : Seksi Surveilans dan Litbangkes, 2015 Jika dibandingkan dengan tahun 2014 kasus DBD sebanyak dan artinya terjadi peningkatan kasus di tahun 2014 sebanyak 1.258, namun untuk kematian akibat DBD yang mengalami penurunan kasus dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu tahun 2015 sebanyak 21 kasus sedangkan di tahun 2014 sebanyak 25 kasus kematian. Ini masih di pengaruhi oleh faktor perubahan musim, tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan manajemen penanganan kasus DBD serta peran Surveilans DBD yang masih perlu ditingkatkan. Trend kasus dan angka fatalitas (CFR) tahun terlihat pada gambar

46 Gambar 27: Case Fatality Rate (CFR =%) DBD di Provinsi Sulawesi Utara Tahun CFR CFR Sumber : Seksi Surveilans dan Litbangkes, 2015 Gambar 28: Distribusi Penderita dan Kematian DBD Provinsi Sulut Tahun KASUS DBD MENINGGAL Sumber : Seksi Surveilans dan Litbangkes, Tuberculosis Paru Secara global, tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan yang serius, sedangkan secara nasional TB masih sangat tinggi. Tahun 2015 secara klinis TB banyak ditemukan sehingga angka penemuan kasus baru TB Paru di Sulawesi Utara (CDR) secara umum memperlihatkan hasil yang baik kecuali dibeberapa kabupaten/kota masih rendah/belum memenuhi target nasional >70%. 30

47 Gambar 29: Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dan 2015 CDR tahun 2014 & CDR 2014 CDR Sumber : Program TB Dinkes Prov. Sulut, 2016 Dari gambar 29, terlihat bahwa dari 15 kabupaten/kota, ada 5 (lima) kabupaten/kota yang belum mencapai target nasioanal (>70%) yaitu kabupaten Kepulauan Talaud, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongonow Timur dan Kepulauan Sangihe. Secara provinsi CDR Sulawesi Utara mencapai 98 % dan beberapa kabupaten sudah mencapai di atas 100%. Dari analisis kesembuhan penderita kasus 2015 didapatkan hasil sebagaimana terlihat pada gambar 29. Angka notifikasi kasus (case notification rate=cnr) adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara penduduk disuatu wilayah tertentu.angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukka kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Trens CNR TB Paru Sulawesi utara tahun 2015 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun CNR TB Paru Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 adalah 231 menurun dari tahun 2014 yaitu

48 Gambar 30: Angka Penemuan Kasus Baru TB Paru (CNR) Kabupaten/Kota Tahun 2014 dan 2015 CNR tahun 2014 & CNR 2014 CNR Sumber : Program TB Dinkes Prov. Sulut, Penyakit Diare Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi. Sepanjang tahun 2015 Kasus Penyakit Diare di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak kasus. Kasus diare terlaporkan lebih banyak terjadi di wilayah Kota Manado yaitu kasus. Gambaran antara target, penderita dan cakupan penderita diare berdasarkan kabupaten kota tahun 2015 dapat di lihat pada gambar

49 Gambar 31: Gambaran antara Target, Penderita dan Cakupan Penderita Diare per Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun ,109 7,041 4,990 4,387 4,239 4,401 3,040 2,634 2,773 2,556 2,234 2,227 2,237 2,148 1,900 1,895 1,633 1,333 1,425 1,403 1,332 1,470 1,574 1,373 1,527 1,103 1, TARGET PENEMUAN DIARE PENDERITA DIARE CAKUPAN PENDERITA DITANGANI Sumber : Program Diare Dinkes Prov. Sulut, 2016 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk tahun 2015 target tertinggi di Kota Manado (9.109) dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (1332). Hal ini berhubungan dengan jumlah penduduk yang ada dimana Kota Manado memiliki jumlah penduduk terbesar dan Kab. Bolaang Mongondow Selatan memiliki jumlah penduduk terkecil. Untuk cakupan pelayanan terbesar adalah Kab. Bolaang Mongondow Utara (87,24%) sedangkan terkecil Kabupaten Minahasa (31.73%) Penyakit Rabies Penyakit rabies masih menjadi masalah kesehatan disulawesi utara. Kasus gigitan rabies dalam 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat dibandingkan dengan tahun 2003 dan tahun Kasus dengan kematian karena rabies (lyssa) tidak pernah kurang dari 10. Angka ini masih jauh diatas harapan nasioanal yaitu 0 kematian pada setiap kasus gigitan. Dari distribusi kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) terlihat bahwa kasus gigitan banyak terjadi diwilayah 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Minahasa dengan 768 kasus, kemudian Kota Manado dengan 391 dan Kota Manado dengan 359 kasus, sedangkan paling sedikit kasus di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 14 Kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 17 Kasus dan Kabupaten Minahasa Utara dengan 39 Kasus, distribusi kasus GHPR dan kejadian lyssa dapat dilihat sebagaimana pada gambar

50 Gambar 32: Peta Distribusi Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GPHR) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 GHPR 2015 < > 401 KEPULAUAN SANGIHE KEPULAUAN TALAUD SITARO MINAHASA UTARA MANADO BITUNG TOMOHON MINAHASA SELATAN MINAHASA BOLMONG UTARA MINAHASA TENGGARA N KOTAMOBAGU BOLMONG BOLMONG TIMUR W S E BOLMONG SELATAN Sumber : Program Surveilans dan Litbangkes Dinkes Prov. Sulut,

51 BAB IV UPAYA PELAYANAN KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan, dan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs), maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan sepanjang tahun Pelayanan Kesehatan Dasar Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 4.2 Kesehatan Ibu Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas kesehatan, mulai dari posyandu sampai rumah sakit baik pemerintah maupun swasta Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur.hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) yang meliputi pengukuran berbadan dan tekanan daerah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, 35

52 imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuain pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif.hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayana ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenal. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (K1) sebagaimana terlihat pada gambar 33. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada tahun 2015 tidak kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang mempunyai cakupan K1 yang sama dengan cakupan K4.Cakupan K1 tertinggi dicapai kabupaten Minahasa Utara ( %), Kota Manado (106.21%) dan Kota Tomohon (105.83) sedangkan cakupan terendah oleh kabupaten Minahasa Selatan (84,54%). Selanjutnya jika dilihat gambar distribusi cakupan K4 diprovinsi Sulawesi Utara tahun 2015 terlihat bahwa kota Tomohon adalah daerah dengan cakupan K4 tertinggi (101,50%) dan Kota Manado dengan cakupan terendah (100,16%). Gambar 33: Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K 4 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun CAKUPAN K1 CAKUPAN K4 Sumber : Program Kesehatan Ibu Dinkes Prov. Sulut, Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi 36

53 persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 yang tertingggi berada di Kota Manado (95.67%) sementara yang terendah berada di Kabupaten Minahasa Selatan (74.99%). Ini dapat dilihat pada berikut ini: Gambar 34: Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (PN) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 CAKUPAN SALINAKES (PN) KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA TENGGARA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG Sumber : Program Kesehatan Ibu Dinkes Prov. Sulut, Penanganan Komplikasi Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi. Pada tahun 2015 cakupan penanganan komplikasi kebidanan ibu hamil di Provinsi Sulawesi Utara dilihat dari distribusi kabupaten/kota, maka penanganan komplikasi kebidanan tertinggi berada di Kabupaten Minahasa Utara (177,78%) dan yang terendah di Kabupaten Kepulauan Talaud (42,44%). 37

54 Gambar 35: Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun CAK. PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN Sumber : Program Kesehatan Ibu Dinkes Prov. Sulut, 2016 Jika disandingkan antara ke 3 variabel di atas yaitu K4, persalinan nakes dan penanganan komplikasi maka akan terlihat seperti gambar berikut, dimana seakan-akan tidak ada korelasi antara cakupan yang tinggi dari ke 3 variabel tersebut dengan kematian ibu. Gambar 36: Cakupan Kunjungan K4, Salinakes (PN) dan Penanganan Komplikasi Kebidanan (PK) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun PN KEMATIAN IBU K4 PK Sumber : Program Kesehatan Ibu Dinkes Prov. Sulut,

55 4.3 Kesehatan Anak Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan pelayanan kesehatan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1kali 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas,continuum of care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 seperti terlihat pada gambar yaitu 56,21%. Dari gambaran ini menunjukkan cakupan yang rendah di bawah target nasional (90 %) dikarenakan ada 2 (dua) kabupaten yang tidak ada data cakupan pelayann kesehatan bayi yaitu Kabupaten Minahasa dan Bolaang Bolaang Mongondow. Cakupan tertinggi ada di Kabupaten Kepulauan Sitaro sebesar 97,07 % dan terendah di Kabupaten Kepulauan Talaud hanya sebesar 22,84 %. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 37. Gambar 37: Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun CAK. PELAYANAN KESEHATAN BAYI Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Prov. Sulut,

56 4.3.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Adalah cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A 2 kali setahun. Sedangkan data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA menurut pedoman pengawasan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak, meliputi data sasaran (jumlah ibu hamil,jumlah ibu bersalin, jumlah ibu nifas, jumlah bayi, jumlah anak balita, jumlah wanita usia subur) dan data pelayanan KIA. Setiap bulan bidan didesa mengolah data yang tercantum dalam buku kohort dan register kemudian dijadikan sebagai bahan laporan bulan KIA. Langkah pengolahan data meliputi pembersihan data (melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang tersedia), validasi (melihat kebenaran dan ketepatan data) dan pengelompokkan (sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan). Pada tahun 2015 Kota Tomohon mempunyai cakupan pelayanan kesehatan balita lebih dari 100% sedangkan Kabupaten Minahasa Utara mempunyai cakupan yang sangat kecil 30,95 %. terdapat dua kabupaten yang tidak ada data yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Oleh karena itu data yang dikirimkan oleh kabupaten/kota tersebut perlu untuk ditinjau kembali meskipun sudah dimutahirkan. Gambar 38: Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara Tahun CAK. PELAYANAN KESEHATAN BALITA Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Prov. Sulut,

57 4.4 Upaya Perbaikan Gizi Gizi Buruk Data yang diperoleh dari program gizi di Dinas Kesehatan Sulawesi Utara menunjukkan kasus gizi buruk di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 sebanyak 39 kasus menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebanyak 47 kasus, dengan kasus tertinggi berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebanyak 13 kasus gizi buruk. Untuk Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tidak ada kasus gizi buruk karena sepanjang tahun 2015 di kedua kota tersebut tidak ada kasus gizi buruk. Gambar 39: Distribusi Kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Utara Tahun KASUS GIZI BURUK Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut, Prevalensi BGM Prevalensi Balita BGM di Sulawesi Utara tahun 2015 terlihat dimana Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud, Bolaang Mongondow Selatan dan Bolaang Mongondow Utara mempunyai prevalensi yang tinggi. 41

58 Gambar 40: Prevalensi Balita BGM Provinsi Sulawesi Utara Tahun PREVALENSI BALITA BGM Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut, Penimbangan Balita Sepanjang tahun 2015 di Sulawesi utara dari balita yang tercatat sebanyak balita yang ditimbang atau hanya 78,64% yang ditimbang. Kabupaten Bolaang Mongondow adalah kabupaten yang memiliki cakupan penimbangan balita tertinggi (88,96%) dan Kota Kotamobagu adalah kabupaten dengan cakupan penimbangan balita yang rendah (54,18%). Gambar 41: Cakupan Penimbangan Balita Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 SULAWESI UTARA KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA TENGGARA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG CAK. BALITA DITIMBANG Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut,

59 4.4.4 Pemberian Kapsul Vitamin A Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 mendapat kapsul vitamin A 1X dan umur bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2x per tahun di 1 wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Sepanjang tahun 2015 dari balita umur bulan terdapat (80,28%) balita yang mendapatkan kapsul vitamin A, dengan distribusi cakupan terbesar ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebesar 106,98 % dan terkecil di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hanya 58,52 %.. Gambar 42: Cakupan Balita Mendapat Vitamin A Provinsi Sulawesi Utara Tahun VIT A PADA BALITA Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut, Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan z-score=-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (maramus, kwashiorko, dan maramus kwashiorko). Menggunakan parameter BB dan TB. Perawatan sesuai standar pada gizi buruk yang dimaksudkan adalah perawatan yang diberikan mencakup: a) Pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidarsi, hipoglikem dan hiportmi b) Pengukuran antropometri 43

60 c) Pemberian larutan elektrolit dan icronutrient serta memberika makanan dalam bentuk, jenis, dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase stabilitasi, tansisi, dan rehabilitasi. d) Diberikan pengobatan sesuai dengan penyakit e) Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1 f) Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi anak makan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditandatangani disarana pelayanan kesehatan sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di Sulawesi Utara pada tahun 2015 terdapat 39 kasus dan keseluruhannya mendapatkan perawatan atau 100%, sedangkan untuk Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaaang Mongondow Utara tidak ada kasus gizi buruk sehingga tidak ada yang dilakukan perawatan. Gambar 43: Cakupan Gizi Buruk yang mendapat Perawatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun % GIBUR Mendapat Perawatan Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut,

61 4.4.6 Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, artinya hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sepanjang tahun 2015, cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 33,58 % atau turun sedikit dibanding tahun 2014 yang mempunyai cakupan 38,51 % Adapun variasi/disparitas cakupan terlihat pada gambar berikut. Gambar 44: Cakupan Bayi Mendapat Asi Ekslusif di Provinsi Sulawesi Utara Tahun % ASI Eksklusif Sumber : Program Peningkatan Gizi Dinkes Prov. Sulut, Imunisasi Bayi Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost efective. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi diindonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu, tuberlucosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus polio liar diindonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi polio didunia dengan program eradikasi polio (erapo). 45

62 Walaupun PD31 sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata.kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi.dalam PP Nomor 25 tahun 2000 kewenangan surveilans epidomologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekhawatiran akan kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-penyakit menular baru kian meningkat. Kegiatan program imunisasi dilaksanakan berdasarkan kebijakan meliputi: 1) Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. 2) Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah. 3) Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu 4) Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu. 5) Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit (KLB) dan daerahdaerah sulit secara geografis. Selanjutnya kebijakan tersebut dilaksanakan dengan strategi diantaranya: 1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta 2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja 3) Menjamin ketersediaan dan cakupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik 4) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih. 5) Pelaksanaan sesuai standar 6) Memanfaatkan perkembangan metoda dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efisien 7) Meningkatkan advokasi, fasilitas dan pembinaan 46

63 Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Jika dilihat cakupan imunisasi Hb < 7 hari dengan DPT-Hb3/DPT-Hb-Hib3, maka terlihat pola yang sama disetiap kabupaten yaitu kecenderungan untuk terjadi peningkatan setiap sekuens pemberian imunisasi. Gambar 45: Cakupan Pemberian Imunisasi Hb < 7 hari dengan DPT-Hb3/DPT-Hb-Hib3 Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Imunisasi Hb < 7 Imunisasi DPT-Hb3/DPT-Hb-Hib3 Sumber : Program Imunisasi Dinkes Prov. Sulut, 2016 Gambar 46: Cakupan Pemberian Imunisasi BCG Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Imunisasi BCG Sumber : Program Imunisasi Dinkes Prov. Sulut,

64 Gambar 47: Cakupan pemberian Imunisasi Campak Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 PROV. SULUT KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA TENGGARA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG Cak. Imunisasi Campak Sumber : Program Imunisasi Dinkes Prov. Sulut, 2016 Gambar 48: Cakupan Pemberian Imunisasi Polio 4 Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 PROV. SULUT KOTA KOTAMOBAGU KOTA TOMOHON KOTA BITUNG KOTA MANADO BOLMONG TIMUR BOLMONG SELATAN MINAHASA TENGGARA KEP.SITARO BOLMONG UTARA MINAHASA UTARA MINAHASA SELATAN KEP.TALAUD KEP. SANGIHE MINAHASA BOLMONG Cak. Imunisasi Polio 4 Sumber : Program Imunisasi Dinkes Prov. Sulut,

65 Dari gambar di atas terlihat bahwa cakupan imunisasi polio sudah diatas target. Cakupan pol-4 tertinggi terdapat di Kabupaten Kepulauan Sitaro sedangkan terendah di Kabupaten Minahasa Tenggara. Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi didesa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara provinsi, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2015 seperti pada gambar. Capaian desa UCI tahun 2015 belum memenuhi target 80%. Gambar 49: Cakupan Desa UCI Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Desa UCI Sumber : Program Imunisasi Dinkes Prov. Sulut,

66 4.6 Kejadian Luar Biasa Penyakit Selama Tahun 2015 di Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu Penyakiat DBD, Keracunan Makanan, Campak, Rabies,AFP dan Difteri. Untuk KLB DBD terdapat di beberapa Kabupaten/Kota yang mengalami KLB yaitu Kota Manado dengan frekuensi KLB sebanyak 3 kali, ini menurun jika dibandingkan denga tahun 2014 dimana Kota Manado mengalami 13 kali frekuensi KLB DBD, Kabupaten Minahasa Utara mengalami dua kali frekuensi KLB DBD dan Kabupaten Minahasa, Bolaang Mongondow Utara mengalami satu kali frekuensi KLB DBD. KLB Keracunan Makanan terjadi di tiga kabupaten Kota yaitu Kota Manado dengan frekuensi sebanyak satu kali, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Minahasa masing-masing satu kali kejadian. KLB Campak tahun ini hanya terjadi di satu kabupaten yaitu Kabupaten Minahasa Tenggara sebanyak dua kali frekuensi. KLB Rabies terjadi di empat kabupaten kota yaitu Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara dan Kota Manado dengan frekuensi sebanyak dua kali. KLB AFP terjadi di dua kabupaten/kota yaitu Kota Manado sebanyak tiga kali frekuensi KLB dan Kabupaten Minahasa Utara sebanyak dua kali frekuensi KLB. KLB Dipteri terjadi di Kota Manado dengan satu kali frekuenis KLB. Tabel 4: Frekuensi KLB Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 No Lokasi Jenis KLB Frekuensi 1 Manado DBD 3 Rabies 2 Keracunan Makanan 1 AFP 2 Difteri 1 2 Minahasa Utara DBD 3 Rabies 3 AFP 1 3 Minahasa DBD 1 Rabies 3 4 Minahasa Tenggara Rabies 2 Campak 7 5 Tomohon DBD 1 6 BolMong Utara Keracunan Makanan 1 DBD 1 Sumber : Program Surveilans Dinkes Prov. Sulut,

67 4.7 Kesehatan Lingkungan Rumah Sehat Kondisi perumahan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara sangat bervariasi karena hal ini dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam membangun rumahnya, dan data yang ada belum merupakan hasil secara keseluruhan dari jumlah rumah yang ada di seluruh daerah, tetapi hanya menggambarkan dari jumlah rumah yang dapat dipantau oleh petugas Puskesmas, namun demikian dari hasil pemantauan petugas, kualitas perumahan yang memenuhi syarat cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2015, berdasarkan data dari profil Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015, dari rumah yang ada terdapat rumah yang memenuhi syarat rumah sehat (72,63 %). Cakupan rumah sehat tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 50: Cakupan Rumah Sehat Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Rumah Sehat Sumber : Program Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov. Sulut, Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Dalam pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyehatan perumahan, secara bersamaan petugas juga melaksanakan kegiatan penyehatan sarana sanitasi dasar. 51

68 Sepanjang tahun 2015, berdasarkan data dari seksi kesehatan lingkungan, dari penduduk yang ada di Provinsi Sulawesi Utara terdapat (63,9 %) penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat). Cakupan penduduk dengan akses sanitasi dasar (jamban sehat) tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 51. Gambar 51: Cakupan Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Pddk dgn Akses Sanitasi yg layak Sumber : Program Kesehatan lingkungan Dinkes Prov. Sulut, Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Layak Ketersediaan dan akses terhadap air bersih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat di Tanah Air. Bahkan dari 8 target yang di tetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia masih kesulitan untuk mencapai target peningkatan akses terhadap air bersih dan kualitas sanitasi. Begitu pula di Provinsi Sulawesi Utara. Perlu digalakkan upaya untuk mendukung prakarsa kebersihan dan mengembangkan serta melaksanakan promosi kebersihan yang efektif. 52

69 Gambar 52: Cakupan Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum yang Layak di Provinsi Sulawesi Utara Tahun Cak. Pddk dgn Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum yg layak Sumber : Program Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov. Sulut, 2015 Dari gambar terlihat bahwa penduduk di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mempunyai akses yang lebih besar terhadap air minum yang layak dibandingkan dengan kab/kota yang lainnya. Cakupan terendah adalah Kota Kotamobagu diikuti oleh Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Bolaang Mongondow. 4.8 Jaminan Kesehatan Nasional Mulai 1 Januari 2014 Jaminan Kesehatan Nasioal diselenggakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sesuai dengan Undang-undang republik Indonesia Nomor 24 tahun Provinsi Sulawesi Utara masuk dalam regional X BPJS kesehatan, meliputi dua kantor cabang yaitu Kantor Cabang Manado dan Kantor Cabang Tondano. Kepersertaan BPJS kesehatan meliputi Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Rincian mengenai PPU dan PBPU dapat dilihat pada tabel. Pada Tahun 2014 penduduk Sulawesi Utara yang sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah sebanyak jiwa (62.42 %) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahu 2014 yaitu sebanyak jiwa ( 43,09 %). Ada 32 rumah sakit di Provinsi Sulawesi Utara yang memberi layanan rujukan lanjutan dan satu klinik umum. 53

70 Gambar 53: Kepesertaan BPJS Kesehatan Wilayah Sulawesi Utara Tahun 2015 Sumber : Program JKN Dinkes Prov. Sulut,

71 4.9 Pelayanan Kesehatan Pengembangan Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan yaitu kesehata kerja, indera, olahraga, batra, gigi mulut, jiwa dan perawatan kesehatan masyarakat Kesehatan Gigi dan Mulut Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan, penambalan sementara yang dilakukan disarana pelayanan kesehatan. Sama seperti tahun 2014 di Tahun 2015 tidak semua kabupaten/kota melaporkan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut. Dari 15 kab/kota hanya 11 Kabupaten/Kota yang melaporkan kegiatan pelayanan ini, meningkat dibandingkan denga tahun 2014 yang hanya 8 kabupaten yang melaporkan. Kabupaten yang tidak ada data pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kota Manado. Rasio tumpatan terhadap pencabutan gigi tetap Sulawesi Utara tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014 yaitu 0,1. Tabel 5: Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 NO KABUPATEN/KOTA TUMPATAN GIGI TETAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENCABUTAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN 1 BOLAANG MONGONDOW MINAHASA KEPULAUAN SANGIHE KEPULAUAN TALAUD MINAHASA SELATAN MINAHASA UTARA BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPULAUAN SIAU, TAGULANDANG, BIARO MINAHASA TENGGARA 57 1, BOLAANG MONGONDOW SELATAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR KOTA MANADO KOTA BITUNG KOTA TOMOHON KOTA KOTAMOBAGU SULAWESI UTARA 593 6, Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

72 Meskipun laporan pelayanan kesehatan gigi yang berasal dari laporan kabupaten/kota tersebut ada, namun jika dibandingkan dengan data kegiatan pemeriksaan gigi pada anak sekolah, nampak seperti pada tabel, banyak kabupaten yang tidak melaporkan yang dapat diartikan bahwa jika kegiatan UKS dilakukan, tidak disertai dengan pemeriksaan kesehatan gigi. Interpensi yang lain adalah memang tidak dilakukan kegiatan upaya kesehatan sekolah Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Seperti diketahui bahwa masalah pelayanan kesehatan lanjut usia sangat kompleks, oleh karena penyakit usia lanjut biasanya bersifat dengenerative, kronis dan multipatologi sehingga penyembuhan dan pengobatan akan memakan waktu dan biaya yang cukup mahal. Masalah proses penuaan bersifat alami yang tidak dapat dihindari namun diikuti oleh berbagai masalah seperti menurunnya fungsi biologi dan mental, berkurangnya interaksi lingkungan, menurun produktifitas, berkurangnya aktivitas harian dan sebagainya. Tujuan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kegiatan kelompok usia lanjut yang mandiri baik melalui panti ataupun melalui puskesmas yaitu puskesmas santun usila. Kegiatan kesehatan dilaksanakan meliputi pemeriksaan fisik, mental dan emosional. Jumlah seluruh penduduk yang masuk dalam kategori usia lanjut (60 tahun+) di Sulawesi Utara tahun 2014 adalah jiwa. Yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak jiwa atau hanya sekitar %. 56

73 Tabel 6: Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (USILA) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH USILA USILA MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH % 1 BOLAANG MONGONDOW 20, MINAHASA 42,818 3, KEPULAUAN SANGIHE 15, KEPULAUAN TALAUD 9,283 3, MINAHASA SELATAN 24,474 14, MINAHASA UTARA 19,131 35, BOLAANG MONGONDOW UTARA 6,240 7, KEPULAUAN SIAU, TAGULANDANG, BIARO 8,702 8, MINAHASA TENGGARA 10, BOLAANG MONGONDOW SELATAN 3,871 2, BOLAANG MONGONDOW TIMUR 5,484 2, KOTA MANADO 33,856 11, KOTA BITUNG 13,849 12, KOTA TOMOHON 11,772 10, KOTA KOTAMOBAGU 9,119 13, SULAWESI UTARA 234, , Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2016 Dari tabel 6 terlihat bahwa kelompok usila terbanyak terdapat di Kabupaten Minahasa. Namun jika melihat cakupan pelayanan maka untuk cakupan pelayanan kesehatan lansia tertinggi di Kabupaten Minahasa Utara dan terendah di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Cakupan pelayanan kesehatan usia di Sulawesi utara tahun 2015 adalah 52,92 % menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 adalah % ini dikarenakan ada dua Kabupaten yang tidak ada data yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa Tenggara. Distribusi cakupan dapat dilihat pada gambar

74 Tahun 2015 Gambar 54: Distribusi Cakupan Pelayanan Usia Lanjut (USILA) Prov. Sulut Cak. Pelayanan Kes. Usila Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Upaya Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Upaya pelayanan kesehatan di DTPK se Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan dalam kerangka upaya kesehatan komunitas didaerah DTPK. Pada tahun 2014 upaya pelayanan kesehatan DTPK masih dilaksanakan dibeberapa kabupaten yang mempunyai DTPK sesuai Keppres 78/2005 tentang daerah terpencil perbatasan dan kepulauan. Berdasarkan keputusan menteri kesehatan ditambahkan Kecamatan Tahuna di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, serta Kecamatan Melonguane di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Sementara itu terdapat juga penetapan-penetapan wilayah DTPK yang dikeluarkan oleh beberapa Bupati yang tidak termasuk dalam Keppres 78. Wilayah-wilayah tersebut adalah Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara. 58

75 Tabel 7: Kabupaten, Kecamatan, Puskesmas dan Nama Pulau yang Termasuk DTPK di Sulawesi Utara Tahun 2015 Sumber : Bidang UPK Dinkes Prov. Sulut, 2016 Adapun kegiatan pelayanan kesehatan didaerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan meliputi: 1. Penguatan fasilitas kesehatan sehingga lebih mandiri khususnya pelayanan kesehatan di dalam gedung. a. Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana b. Perbaikan gizi c. Promosi kesehatan d. Kesehatan lingkungan e. Pengobatan dasar pelayanan kesehatan keliling f. Pencegahan dan pemberantasan penyakit 2. Peningkatan pelayanan kesehatan luar gedung melalui tim medis keliling berbagai tingkat administrasi antara lain dalam pusling roda 4, pusling terapung, pusling jalan kaki dan lain-lain. 3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat.kegiatan ini ditunjukkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pembentukan dan pengembangan desa siaga posyandu dll. 4. Peningkatan pengelolaan (perencanaan, pengendalian, motoring dan evaluasi program DTPK). 59

76 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan faktor utama yang mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Di dalamnya menyangkut sumber daya sarana/fasilitas kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya seperti media komunikasi. 5.1 Sarana/Fasilitas Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, prefentif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat (permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas) Pusat Kesehatan Masyarakat dan Jaringannya Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakabn upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan pada upaya promotif dan prefentif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut, puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanankesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Adapun jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 masih sama dengan jumlah puskesmas tahun Ada 5 puskesmas yang telah operasional, namun belum memiliki nomor kode puskesmas tetapi sementara proses penerbitan nomor kode puskesmas. Dari setiap puskesmas yang ada, sementara mengupayakan akreditasi puskesmas, sesuai dengan amanat Permenkes no 75 tahun

77 Gambar 55: Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Rawat Jalan, Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 puskesma s non rawat inap, 95 puskesma s Rawat Inap, 94 PUSKESMAS PEMBANTU 462 PUSKESMAS KELILING 150 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Pos Pelayanan Terpadu Pos pelayanan Terpadu (Posyansdu) adalah sarana pelayanan kesehatan yang bersumber swadaya masyarakat. Jumlah Posyandu yang ada di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 adalah sebanyak 2295 dan pada tahun 2015 berkurang menjadi Posyandu yang terdiri dari: 370 Posyandu Pratama, 965 Posyandu Madya, 823 Posyandu Purnama dan 55 Posyandu Mandiri. Gambar 56: Persentase Strata Posyandu di Prov. Sulawesi Utara Tahun 2015 Posyandu Mandiri 2% Posyandu Purnama 37% Posyandu Pratama 17% Posyandu Madya 44% Sumber : Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016 Dari jumlah posyandu yang ada di kabupaten/kota, tidak semuanya aktif melaksanakan fungsinya, hanya Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Minahasa Tenggara 61

78 dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang semua posyandunya aktif. Sementara Kabupaten Kepulauan Sangihe tidak ada satupun posyandu yang aktif. Demikian dengan kabupaten/kota lainnya yang memiliki posyandu namun tidak semuanya aktif. Gambar 57: Jumlah Posyandu dan Posyandu Aktif di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 Jumlah Posyandu 305 Prosentase yang aktif Sumber : Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016 Tahun Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Upaya kesehatan lainnya yang bersumber daya masyarakat adalah: Poskesdes, Polindes dan Posbindu. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang dan minimal 2 orang kader. Polindes (Pos Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB di desa. Posbindu Pembinaan Teropadu) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan pencegahan dan pengendalian faktor resiko) Penyakit Tidak Menular. Adapun data Polindes, Poskesdes dan Posbindu di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 tercatat sebagai berikut dari sumber data profil kab/kota tahun 2015, adalah seperti dalam tabel di bawah ini: 62

79 Gambar 58: Ketersediaan Poskesdes, Polindes dan Posbindu di Provinsi Sulawesi UItara Tahun 2015 poskesdes polindes posbindu Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015 Dengan melihat grafik di atas, maka jumlah seluruhnya poskesdes di Prov. Sulut tahun 2015 adalah 427 buah, jumlah Polindes: 72 buah dan Posbindu: 264 buah Desa Siaga Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 564/MENKES/SK/VIII/2006 menyebutkan bahwa desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu komsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya sendiri. Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila: memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki tenaga satu orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya dua kader desa 2. Memiliiki minimal satu bangunan pos pengobatan desa (poskesdas) beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesedes tersebut dikembangka oleh masyarakat yakni UKBM yang melaksanakan kegiatan: pengamatan epidemiologi penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta faktor-faktor resiko, penanggulangan penyakit menular yang potensial KLB serta kekurangan 63

80 gizi, kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan potensinya, serta kegiatan pengembagan seperti promosi kesehatan kadarsi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain. Adapun jumlah desa siaga di Prov. Sulut tahun 2015 seperti pada grafik di bawah ini. Gambar 59: Kondisi Desa/Kelurahan Siaga di Prov. Sulawesi Utara Tahun 2015 JUMLAH % sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Rumah Sakit Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat Ada 2 kategori rumah sakit yakni rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum yaitu Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedang rumah sakit kkhusus adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Adapun data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten/kota se prov Sulut maka ada 40 rumah sakit Umum dan 2 Rumah Sakit Khusus di Prov. Sulut seperti pada grafik di bawah ini. 64

81 Gambar 60: Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 RUMAH SAKIT KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM JMLH SWASTA BUMN TNI/POLRI PEM.KAB/KOTA PEM.PROV KEMENKES Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Sarana Kesehatan Lain Pada lampiran tabel 67 profil kesehatan Sulut ada data sarana kesehatan lain seperti rumah bersalin dengan jumlah 10 buah, Balai Pengobatan dengan jumlah 48 buah, praktek dokter bersama 10 buah, praktek dokter perseorangan 40 buah, Bank Darah Rumah Sakit 3 buah dan Unit transfusi darah 5 buah dan praktek pengobatan tradisional buah. Seperti yang terlihat pada diagram berikut. 65

82 Gambar 61: Sarana Kesehatan Lain di Prov Sulut Tahun Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam lampiran profil kesehatan terdapat baberapa jenis tenaga kesehatan yakni: tenaga medis, yang terdiri dari tenaga dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter spesialis gigi; tenaga perawat dan bidan, tenaga farmasi, kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya Tenaga Dokter Berdasar data pada profil kesehatan kabupaten kota di Prov. Sulut tahun 2015, maka diperoleh jumlah dokter spesialis 576 orang, atau 23,879 per penduduk, sedangkan jumlah dokter umum di seluruh Prov. Sulawesi Utara adalah: 844 orang, atau 34,99 per penduduk. Dengan demikian jumlah total dokter spesialis dan dokter umum di Pukesmas dan Rumah Sakit berdasar data dari profil kabupaten/kota tahun 2015 adalah 1420 atau 58,869 per penduduk. Dan untuk tenaga dokter gigi berjumlah 87 orang atau per penduduk dan spesialis gigi; 4 orang atau 0,1658 per penduduk. Seperti tergambar dalam diagram di berikut: 66

83 Gambar 62: Jumlah dan Rasio Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis Gigi di Prov. Sulut Tahun 2015 Jumlah Rasio Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Gigi Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015 Bila dilihat target rasio jumlah dokter spesialis, dokter umun, dan dokter gigi berdasar Kepmenko Bidang Kesra No 54 tahun 2013 tntang Standar Target Ratio Kebutuhan SDMK tahun 2014, 2019 dan 2025, maka akan terlihat seperti di bawah ini Gambar 63: Perbandingan Rasio Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi Tahun 2015 dengan Target Rasio berdasar Standar Permenko Kesra titik Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Rasio Target 2014 Target 2019 Target 2025 Sumber : Profil Kab/Kota dan Permenko Kesra Tenaga Perawat dan Bidan Jumlah tenaga bidan di Provinsi Sulawesi Utara berdasar data dari profil kabupaten kota adalah: 1479, atau 61,32 per penduduk tenaga perawat adalah: 4968 orang atau 205,96 per penduduk dan perawat gigi 270 orang atau 11,19 per penduduk. 67

84 Gambar 64: Jumlah dan Rasio Tenaga Bidan, Perawat dan Perawat Gigi di Prov. Sulut Tahun BIDAN PERAWAT PERAWAT GIGI JUMLAH PROVINSI RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Tenaga Kefarmasian Ada dua jenis tenaga kefarmasian yakni: Tenaga teknis kefarmasian yang berjumlah: 311 orang dan tenaga apoteker dengan jumlah:127 orang, jumlah seluruhnya adalah 438 orang tenaga kefarmasian Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Jumlah tenaga kesehatan masyarakat adalah 208 orang sedangkan jumlah tenaga kesehatan lingkungan adalah 295 orang Tenaga Gizi Ketegori tenaga ini ada 2 yakni: nutrisionis dan dietisien, di mana jumlah nutrisionis di Sulawesi Utara: 276 orang dan dietisien berjumlah 17 orang dengan total berjumlah: 293 orang Tenaga Keterapian Fisik Ada kategori tenaga terapi fisik di mana untuk Prov. Sulut berdasar data dari kabupaten/kota terdiri dari: fisioterapi: 60 orang okupasi terapi tidak ada, tenaga terapi bicara tidak ada dan akupungktur 1 orang. Jumlah seluruhnya 61 orang 68

85 5.2.7 Tenaga Teknis Medis Tenaga teknis medis di Sulawesi Utara terdiri dari: radiographer: 14 orang, radioterapi: 1 orang, teknis elektromedis: 1 orang, teknis gigi: 1 orang, analis kesehatan 39 orang, refraksionis optision: 1 orang, ortotis prostetik: 1 orang, rekam medis dan informasi kesehatan: 19 orang, dan teknisi transfusi darah: 2 orang, teknisi radiovaskuler: tidak ada. Dengan demikian, total tenaga teknis medis di Prov. Sulut tahun 2015 sesuai data dari profil kesehatan kabupaten/kota adalah sebanyak: 86 orang Tenaga Kesehatan Lain Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan lain terdiri dari: pengelola program kesehatan berjumlah: 204 orang serta tenaga lainnya: 78 orang. Demikian data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten/kota tahun Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan atau anggaran kesehatan adalah dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota. Adapun total anggaran APBD Provinsi Sulut tahun 2015 sesuai data yang diperoleh dari Sub bagian Perencanaan dan Keuangan Dinkes Prov Sulut adalah: atau per kapita. 69

86 BAB VI KESIMPULAN Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya adalah dambaan bangsa Indonesia di sektor kesehatan melalui peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Hal ini jelas terlihat dari setiap program pembangunan kesehatan yang ada. Provinsi Sulawesi Utara dengan mengacu pada visi Kementerian Kesehatan yakni Indonesia sehat yang mandiri dan berkeadilan, kemudian menetapkan visi Dinas Kesehatan Mewujudkan Masyarakat Sulawesi Utara Yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan, maka telah ditetapkan pula beberapa misi dalam mencapai visi tersebut dan dituangkan dalam berbagai program kegiatan. Program dan Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun dengan mengacu pada RPJMD Dinas Kesehatan Provinsi dan selalu dipantau pelaksanaannya melalui data-data yang ada. Adapun data kesehatan yang berhasil dihimpun selang tahun 2015 dituangkan dalam buku profil kesehatan dengan mengacu pada juknis profil kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam hal ini Pusat Data dan Informasi Kesehatan yang berisi 81 tabel yang terdiri dari gambaran umum dan prilaku penduduk di daerah, situasi derajat kesehatan, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan Letak Provinsi Sulawesi Utara yang diapit oleh lautan memungkinkan daerah ini memiliki cuaca dan iklim yang baik bagi upaya perekonomian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat setiap tahun mengalami kemajuan. Di bidang pendidikan, kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan bagi keluarganya sangat tinggi, dampak positif yang terjadi adalah masyarakatpun mudah diajak untuk turut serta dalam pembangunan daerah, khususnya bidang kesehatan. Dengan beraneka budaya, bahasa dan adat istiadat yang ada, Prov. Sulawesi Utara terus membina keakraban satu dengan lainnya, ditandai dengan masih tingginya semangat tolong menolong atau lebih dikenal dengan mapalus di daerah Minahasa raya tapi juga di daerah Bolmong Raya dan Kepulauan. Hal ini merupakan landasan terbentuknya visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mewujudkan masyarakat Sulawesi Utara yang berbudaya, berdaya saing dan sejahtera yang juga tertuang dalam visi Dinas kesehatan Prov. Sulawesi Utara yakni terwujudnya masyarakat Sulawesi Utara yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Prilaku hidup sehat serta keadaan lingkungan pada umumnya di daerah Provinsi Sulawesi Utara telah menunjukkan perkembangannya, meski masih ada juga yang perlu penanganan lebih serius, karena terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Berdasar data yang ada, 70,5% penduduk Sulawesi Utara ber PHBS jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya hanya 68,90%. Prosentase rumah sahat 72,63 % meningkat dari tahun sebelumnya yakni dari 68,23 %. Namun ada 59,86 % penduduk dengan akses air minum layak berkelanjutan yang menurun dibanding tahun sebelumnya yakni 64, 421 %. Sedangkan 70

87 penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) berdasar data yang diperoleh dari profil kabupaten kota adalah: 63,90 %, hal inipun jika dibandingkan dengan data tahun lalu yakni 67,5 % mengalami penurunan. Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi yang sangat erat dan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dengan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif dan mampu bersaing untuk menghadapi semua tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan di segala bidang. Berbagai studi/penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara derajat kesehatan masyarakat dengan produktifitas. Produktifitas merupakan perwujudan dari kualitas sumber daya manusia yang handal sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas suatu bangsa. Ada beberapa idikator derajat kesehatan dalam profil ini, yakni: angka kematian, angka kesakitan, dan angka status Gizi masyarakat. Dan beberapa indikator tersebuat masuk dalam indikator dari MDGs yakni mengenai angka kematian ibu, angka kematian anak, penyakit HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Berdasar data yang diperoleh dari Program Kesehatan Ibu dan Usila Dinkes Prov Sulut tahun 2016 bahwa pada tahun 2015 telah terjadi 71 kasus kematian ibu yang terdiri dari kematian ibu hamil, kematian ibu bersalin dan kematian ibu nifas atau Angka Kematian Ibu mencapai 169 per kelahiran hidup. Hal ini meningkat dari tahun 2014 yakni: 142/ kelahiran hidup, dengan jumlah kematian 58 jiwa. Penyebab kematian ibu didominasi oleh karena sebab perdarahan mencapai 22 kasus, penyebab lainnya hipertensi: 13 kasus, infeksi: 5 kasus dan penyebab lain ada 31 kasus. Angka kematian anak, terdiri dari angka kematian neonatal, angka kematian bayi dan angka kematian balita. Berdasar data yang diperoleh dari pengelola program kesehatan anak dan remaja Bidang Kesga dan Gizi Dinkes Prov. Sulut, tahun 2015 angka kematian neonatal dan balita memgalami penurunan kecuali angka kematian bayi yang naik secara signifikan seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8: Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dan 2015 Tahun Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita jumlah Angka Jumlah Angka jumlah Angka / / / / / / / / /1000 Digambarkan dalam diagram berikut: 71

88 Gambar 65: Jumlah dan Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita selang Tahun di Provinsi Sulawesi Utara jumlah Angka Jumlah Angka jumlah Angka Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita Sumber : Profil Kab/Kota Dari gambaran di atas terlihat ada penurunan jumlah maupun angka kematian Neonatal di 3 tahun terakhir, namun pada jumlah dan angka kematian Bayi (AKB) turun drastis pada tahun 2014, namun naik lagi pada tahun Sedangkan Jumlah dan Angka Kematian Balita (AKBA) mengalami penurunan di 3 tahun terakhir. Jika dilihat dari target MDGs, maka AKB dan AKBA di Sulut termasuk kategori rendah yakni 20. Dengan demikian dari target MDGs, Sulut telah mencapainya di tahun 2015, namun upaya untuk ini tidaklah seharusnya cukup sampai di sini, alangkah baiknya jika angka ini akan terus ditekan, tentunya dengan meningkatkan upaya-upaya yang menunjangnya. Data penyakit HIV/AIDS yang diperoleh dari bidang PMK Dinkes Prov Sulawesi Utara program HIV AIDS, diperoleh: kasus HIV yang ditemukan tahun 2015 adalah sebanyak 72 kasus, kasus AIDS adalah: 190 kasus. Hal ini telah terjadi peningkatan kasus baik HIV maupun AIDS dibandingkan dengan data tahun Sedangkan jumlah kematian karena AIDS adalah 9 orang. Dengan ditemukan kasus baru setiap tahun makin meningkat, mungkin adalah sebuah koreksi bagi daerah ini untuk meningkatkan PHBS, dan pemberian pendidikan dan pengetahuan yang komprehensif bagi remaja tahun bagaimana pencegahan dan penularan penyakit AIDS itu sendiri. Jika mengacu pada target MDGs Nomor 6A yakni mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015, maka untuk Provinsi Sulawesi Utara, keadaan ini sangat memprihatinkan. Untuk penyakit Tuberkulosis, jumlah kasus baru TB BTA + tahun 2015 adalah 4971 kasus, hal ini turun dari tahun sebelumnya dengan kasus kasus. Sedang angka keberhasilan pengobatan /sussess rate tahun 2015, adalah 92,67 %, meningkat dari angka tahun sebelumnya yakni 91,99 %. 72

89 Penyakit kusta masih ada 374 kasus baru atau 15,67 per penduduk. Angka Prevalensi kusta tahun 2015 adalah 1,77 per penduduk, tidak berbeda jauh dengan tahun 2014 yakni: 1,78 per penduduk. Status Gizi masyarakat sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat, karena hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh. Dari data status gizi yang ada, tahun 2015 Baduta dengan BGM berjumlah 839 orang, atau 1,3 % BGM, sedang data tahun lalu adalah orang atau 3,6 % BGM. Data obesitas, terdapat 5782 orang obesitas. Data ini di dapat dari jumlah pengunjung usia 15 tahun yang datang di puskesmas atau posbindu dan diperiksa obesitas pada kurun waktu tahun Angka harapan hidup menjadi salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia. Angka Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Utara meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 yakni dari 70,94 tahun meningkat menjadi 70,99 tahun. Demikian data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sulut. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di dalamnya peningkatan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan dari pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan penunjang. Dari segi pelayanan kesehatan, bersumber data dari program kesehatan ibu dan anak Dinkes prov Sulut tahun 2016, bhwa pada tahun 2015 terjadi penurunan angka kunjungan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun sebelumnya, persalinanan ditolong oleh tenaga kesehatan pun menurun, Selain itu pula, demikian dengan ibu nifas mendapat vitamin A menurun dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk data penanganan terhadap komplikasi kebidanan meningkat, dan penangananan komplikasi neonatal pun meningkat. Pelayanan KB pun semakin ditingkatkan, dan pelayanan imunisasi juga meningkat. Terhadap kasus BGM dan gizi buruk telah diberi perhatian khusus dengan menangani penderita dan memberikan makanan tambahan. Bagi anak-anak sekolah SD dilakukan penjaringan anak sekolah, di mana tahun 2015 mancapai sebanyak % dengan demikian generasi sekolah pun dijangkau dengan pelayanan kesehatan. Adapun akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari prosentase jumlah peserta jaminana pemeliharaan kesehatan, di mana tahun ini mencapai 62,42% dari jumlah penduduk Provinsi. Cakupan kunjungan rawat jalan mencapai 79,26 % sedang kunjungan rawat inap: %. angka kematian kasar adalah: 3,69 per pasien keluar dan angka kematian murnio: 1,92 per pasien keluar. Situasi sumber daya kesehatan di Sulut, di dalamnya termasuk SDM (Sumber Daya Manusia), Sarana Kesehatan dan pembiayaan kesehatan masih terasa kurang. Kalau di perhatikan kondisi SDM untuk tenaga dokter spesialis dan perawat sudah lebih dari standar, namun ternyata penyebarannya yang tidak merata. Sindroma keinginan para spesialis untuk tinggal di perkotaan masih terasa di provinsi ini, demikianpun dengan tenaga kesehatan lainnya, sehinngga di kota tenaga berlebihan, namun di desa tenaga kurang. Problema lain juga yang dirasa adalah masih ada penempatan SDM yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Bahkan yang paling jelek adalah banyak tenaga yang telah dilatih, namun sering dipindahkan, sehingga kondisi ini membuat institusi pelayanan mengalami kesulitan. Situasi SDM sangat 73

90 menentukan maju mundurnya pelayanan kesehatan. Jika SDM tidak dikelola dengan baik, maka akan mengahsilkan pembangunan yang tidak baik pula. Sarana kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 sudah semakin membaik, dengan 40 rumah sakit yang ada, baik swasta maupun pemerintah, telah dapat menerima pasien rujukan puskesmas sesuai dengan prosedur yang ada. Di mana sesuai dengan SK Kementerian Kesehatan ada 4 rumah sakit rujukan regional di Prov Sulut yakni rumah Sakit Umum Daerah Noongan di Minahasa, Rumah Sakit Umum Pombudayan di Kotamobagu, Rumah Sakit Umum Walanda Maramis di Minahasa Utara dan Rumah Sakit Liun Kendage di Kepulauan Sangie. Selain rumah sakit, ada 187 puskesmas yang tersebar di 15 kabupaten/kota da nada 5 puskesmas yang sudah operasional, namun masih dalam pengurusan nomor kode puskesmas, sehingga anggaran untuk puskesmas tersebut harus dishare dengan puskesmas induk. Harus disadari bahwa dari segi fasilitas puskesmas yang ada serta pelayanan yang diberikan tidak semua puskesmas telah memenuhi standar yang ditetapkan, oleh karena itu, untuk mencapai pelayanan yang maksimal, telah diupayakan pelaksanaan penilaian akreditasi untuk minimal 2 puskesmes di setiap kabupaten/kota, sebagai pilot poroject bagi puskesmas yang lain. Selain puiskesmas, dilengkapi pula dengan puskesmas keliling dan puskesmas pembantu di beberapa desa/kelurahan yang dianggap memerlukannya. Peran serta masyarakat, terus dipupuk agar secara mandiri dapat meningkatkan derajat kesehatannya seperti yang tertuang dalam visi Dinas Kesehatan Prov Sulawesi Utara: masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai sarana kesehatan di desa/kelurahan yang berbasis UKBM. seperti pusyandu, polindes, poskesdes dan posbindu di mana secara operasional, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dibantu langsung oleh petugas kesehatan dari puskesmas di wilayah kerja masing-masing. Seiring dengan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan yang ada, upaya penilaian kinerja pelayanan kesehatan pun dinilai berdasar standar pelayanan yang ada seperti SPM. Dan untuk tingkat pelayanan kesehatan lanjutan yakni rumah sakit, telah diharuskan bahwa semua rumah sakit di provinsi harus terakreditasi. Dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah, harus selalu diimbangi dengan ketersediaan sarana kesehatan, namun juga sarana pendukung seperti alat kesehatan serta infrastruktur seperti jalan, sebagai sarana mengakses sarana kesehatan. Hal yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan SDM dari segi jumlah dan kompetensi. SDM yang handal akan mampu menggerakkan pembangunan ke arah yang lebih maju. Kemampuan yang menunjukkan profesionalisme SDM tersebut, harus diimbangi dengan moral dan etika yang luhur. Di sisi lain, sistem informasi yang baik sangat dibutuhkan guna pengambilan keputusan yang baik pula. Tak bisa dipungkiri bahwa dalam merencanakan setiap program dan kegiatan selalu harus mengacu pada data dan informasi yang ada, dengan demikian pengelolaan data dan informasi pun harus menjadi perhatian penting bagi pemertintah. Oleh karena itu, di era yang serba elektronik ini Provinsi Sulawesi Utara perlu mengembangkan sistem informasi berbasis elektronik. Sistem ini nantinya akan dapat menghimpun data mulai dari sumber data utama yakni Puskesmas ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota, Dinas 74

91 Kesehatan Provinsi sampai ke pusat. Hal ini berarti bahwa, perlu kesiapan daerah untuk mengfasilitasi puskesmas dngan sistem informasi elektronik, agar komunikasi mengenai data dari fasyankes terkecil akan dapat diakses sampai ke pusat, sehingga setiap pengambilan keputusan bagi kebijakan pembangnunan kesehatan dapat dilaksanakan dengan rasional berdasar informasi yang ada. 75

92 76

93

KATA SAMBUTAN. karena oleh perkenanannya, buku profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun

KATA SAMBUTAN. karena oleh perkenanannya, buku profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun KATA SAMBUTAN - Pembaca yang saya hormati, Salam sejahtera dalam kasih Tuhan, Syalom.. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur saya persembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Dr. PHEBE WATUSEKE, MPHM NIP

Dr. PHEBE WATUSEKE, MPHM NIP KATA PENGANTAR Laporan pencapaian hasil pembangunan di Sulawesi Utara khususnya pembangunan kesehatan dilakukan melalui berbagai sarana diantaranya melalui buku profil kesehatan. Ketersediaan profil kesehatan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. 1 P r o f i l T a h u n a n P u s k e s m a s K e c. T e b e t

B A B I PENDAHULUAN. 1 P r o f i l T a h u n a n P u s k e s m a s K e c. T e b e t B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci