HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING NASKAH PUBLIKASI NUR FADHILAH AL-KARIMAH S PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

2 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Psikologi dalam Ilmu Psikologi NUR FADHILAH AL-KARIMAH S PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

3

4

5 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING Nur Fadhilah Al-Karimah 1) Magister Psikologi Sekolah Pascasarjana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris: 1) hubungan antara penyesuaian diri dengan meningkatnya subjective well being pada penyandang tunadaksa; 2) hubungan antara harga diri dengan meningkatnya subjective well being pada penyandang tuna daksa; 3) hubungan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan meningkatnya subjective well being pada penyandang tuna daksa. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso, Surakarta, Jawa Tengah berjumlah 140 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala penyesuaian diri, skala harga diri dan skala subjective well being. Metode analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil analisis data menyatakan ada hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being pada siswa-siswi penyandang tuna daksa. Aspek variabel penyesuaian diri memiliki pengaruh yang lebih kuat pada subjective well being dari pada harga diri, sedangkan aspek yang paling kecil pengaruhnya adalah aspek harga diri. Implikasi bagi psikologi pendidikan menjadi bahan evaluasi serta dibutuhkan peranan ilmu psikologi dalam upaya meningkatkan subjective well being dikalangan penyandang tuna daksa. Kata kunci: penyesuaian diri, harga diri, subjective well being 1) Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

6 THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF ADJUSTMENT AND SELF- ESTEEM WITH SUBJECTIVE WELL BEING Nur Fadhilah Al-Karimah 2) Master of Science Psychology Post-Graduate School ABSTRACT The aims of this research are to prove empirically: 1) relationship between self adjustment with the increasing of subjective well being in people with disability; 2) relationship between self-esteem with the increasing of subjective well being in people with disability; 3) relationship between self adjustment and self-esteem with the increasing of subjective well being in people with disability. The subjects of this research are students with disability in BBRSBD Prof. Dr. Soeharso, Surakarta, Central Java about 140 students. Data collection method used self adjustment scale, self-esteem scale and subjective well being scale. The method of analysis data used multiple regression analysis. The result of data analysis suggests that there is a significant relationship between self adjustment and selfesteem with subjective well being in students with disability. The aspect of self adjustment variable has the most dominant influence towards subjective well being more than self esteem, while the least influenced aspect is self-esteem aspect. Implications for psychological science education that is the subject of the evaluation as well as the necessary role of psychology to increase subjective well being. Keywords: self adjustment, self-esteem, subjective well being 2) Student of Master of Science Psychology in Muhammadiyah University Surakarta

7 1 PENDAHULUAN Individu dapat mencapai tujuan hidup apabila merasakan kebahagian, kesejahteraan, kepuasan, dan positif terhadap kehidupannya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap individu dapat bersumber dari berbagai macam hal dan sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang bersifat subjektif inilah dikenal dengan istilah sebagai subjective well being. Subjective well being yang tinggi akan berdampak pada kondisi yang lebih baik pada kesehatan, kinerja, hubungan sosial, dan perilaku etis. Dengan kondisi Subjective well being yang tinggi diharapkan individu dapat menjadi produktif, khususnya pada individu yang memasuki usia dewasa dimana seseorang harus bisa hidup mandiri. Subjective well being meliputi evaluasi subjektif seseorang terhadap keadaan dirinya saat ini dan merupakan kombinasi antara adanya afek positif atau ketiadaan afek negatif serta kepuasan hidup secara umum (Diener, 2008). Berdasarkan BPS tahun 2004, individu tunadaksa selalu merasa tertekan dan didiskriminasi oleh masyarakat, diantaranya sikap masyarakat mengejek atau menertawakan sebanyak 69,9%, sikap masyarakat menolak kehadiran mereka sebanyak 35,5%, sikap acuh tak acuh sebanyak 15%, dan sikap masyarakat terlalu protektif sebanyak 13,7% (BPS, 2004 dalam Gladys, 2010). Data-data tersebut sejalan dengan temuan-temuan data awal di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso. Data tersebut adalah sebagai berikut :

8 2 Tabel 1. Hasil Quesioner terbuka Siswa Penyandang Tunadaksa di BBRSBD (26-27 November 2014) 1 Kepuasan hidup siswa Sangat puas Puas 10% Cukup puas Tidak puas 5% 50% 35% 2 Hal yang sering menimbulkan kepuasan hidup 3 Hal yang sering menimbulkan perasaan tidak puas 4 Kenyamanan hidup siswa 5 Hal yang mengganggu pikiran siswa 6 Hal yang membuat siswa bahagia 7 Hal yang membuat siswa sedih Bersama teman 45% Tidak punya teman 55% Sangat nyaman 6,7% Bersama keluarga 38,3% Bersama pasangan 8,3% Sendirian 8,3% Tidak punya Sendirian Tidak punya pacar 8,3% 28,3% keluarga 8,3% Nyaman Cukup nyaman Tidak 11,7% 48,3% nyaman 33,3% Masa depan Tidak punya Tidak Diasingkan suram 45% pasangan 16,7% mempunyai teman 30% oleh keluarga 8,3% Bersama Bersama teman 66,7% keluarga 33,3% Merasa tidak Diasingkan Jauh dari Berpisah berguna keluarga keluarga 25% dengan 41,7% 16,7% teman 16,7% Berdasarkan hasil quesioner terbuka diperoleh kesimpulan bahwa siswa penyandang tuna daksa merasa cukup puas dengan kehidupannya saat ini dan yang dapat menimbulkan kepuasan hidup ketika bersama dengan teman-temannya. Siswa penyandang tuna daksa beranggapan bahwa dirinya merasa tidak berguna di masyarakat dan memiliki masa depan yang suram. Hasil temuan data awal diatas sesuai dengan pendapat Hallahan (2006) bahwa efek besar yang dialami oleh individu dengan physical disability (tunadaksa) dalam bidang akademik adalah kurangnya pengalaman pendidikan dan tidak bisa

9 3 memanipulasi materi sekolah dan merespon tugas-tugas yang biasa dilakukan oleh orang-orang kebanyakan. Dianawati (2005) menambahkan bahwa pada umumnya individu tunadaksa kurang memiliki pengalaman yang positif dikarenakan mereka tidak memiliki posisi yang menguntungkan dalam hubungan sosial sehingga mereka menjadi inferior. Perasaan inferioritas pada individu tunadaksa adalah penerimaan yang buruk mengenai diri sendiri, rendah diri sehingga menyebabkan kurangnya kepercayaan diri, sifat malu pada diri sendiri yang kemudian mengarahkan individu pada usaha mengisolasi dirinya sendiri dan akibatnya individu tersebut cenderung merasa berbeda secara negatif. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being?. Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik hubungan penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being. Penelitian mengenai subjective well being pada remaja telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Diantaranya adalah penelitian Riyanto (2010) dengan subjek siswa Sekolah Menengah Atas kelas X-XII, sebanyak 299 siswa. Penelitian ini mengungkap pengaruh self esteem dan pola pendidikan terhadap well being remaja. Hasil penelitian ini menemukan bahwa self esteem dan pola pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap well being remaja. Penelitian mengenai subjective well being juga telah dilakukan di luar negeri. Penelitian Luhman, Eid, Hofmann & Lucas (2012) tentang subjective well being dan adaptasi pada peristiwa kehidupan: sebuah studi meta analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa hidup memiliki efek yang berbeda pada kesejahteraan afektif dan kognitif dan sebagian besar peristiwa memiliki efek yang lebih kuat dan lebih konsisten pada kesejahteraan kognitif. Perbedaan peristiwa hidup berbeda pada efek subjective well being pada masing-masing individu tetapi efek-efek ini bukan merupakan fungsi untuk menduga peristiwa seperti yang diinginkan.

10 4 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada metode penelitian, fokus kajian dan subjek yang digunakan. Dalam penelitian yang telah ada dengan menggunakan metode meta analysis, sedangkan penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda. Fokus kajian dalam penelitian terdahulu adalah peristiwa hidup, jenis kelamin, dan stress, sedangkan dalam penelitian ini fokus kajiannya pada penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being. Subjek yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan menggunakan mahasiswa, sedangkan subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah tuna daksa di BBRSBD Prof Dr. Soeharso Surakarta, dengan demikian penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Subjective Well Being Subjective well being dalam bahasa sehari-hari disebut dengan kebahagiaan. Namun, para peneliti lebih memilih untuk menyebut subjective well being karena istilah happiness (kebahagiaan) memiliki bermacam-macam arti yang masih diperdebatkan. Carr (2004) memberikan definisi yang sama antara kebahagiaan dan subjective well being, yakni sebuah keadaan psikologis positif yang dikarakteristikkan dengan tingginya tingkat kepuasan terhadap hidup, tingginya tingkat emosi positif dan rendahnya tingkat emosi negatif. Subjective well being atau bisa disebut kesejahteraan subjective didefinisikan sebagai suatu fenomena evaluasi secara kognitif dan emosional dari individu mengenai kehidupannya seperti yang disebut orang awam yaitu kebahagiaan, ketentraman, dan kepuasan hidup (Diener & Suh, 2000; Pavot & Diener, 2004; Diener & Biswas-Diener, 2008). Aspek-aspek subjective well being menurut Jayawickreme, Forgeard & Seligman (2012) antara lain: emosi positif yaitu perasaan positif yang diperoleh dari hasil pengalaman masa lalu dan harapan di masa yang akan datang, keterlibatan yaitu ikut serta dan menikmati tugas yang diberikan, relasi sosial, kebermaknaan yaitu kesadaran tentang kekuatan dan bakat yang dimiliki, dan pencapaian yaitu penilaian atau prestasi seseorang terhadap keberhasilan dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya.

11 5 Menurut Diener, Oishi & Lucas (2002) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well being antara lain: diantaranya harga diri, tujuan hidup, kepribadian, hubungan sosial, kesehatan, demografi, sumber pemenuhan kebutuhan, budaya, adaptasi, kognitif, dan religiunitas/spiritualitas. Menurut Fafchamps dan Kebede (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kecacatan dengan Subjective Well Being. Keadaan tubuh yang cacat dapat mengakibatkan perasaan rendah diri, frustasi, merasa diri tidak berguna, dan menarik diri dari lingkungan yang pada gilirannya akan dapat mempengaruhi pencapaian kebahagiaan dalam hidupnya. Penyesuaian Diri Menurut Kartono (2008) penyesuaian diri merupakan usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan emosi negatif yang lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien dapat dihilangkan. Penyesuaian diri merupakan proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu agar terjadi hubungan yang harmonis antara individu dengan lingkungannya. Hurlock (2008) menambahkan aspek-aspek penyesuaian diri yaitu; mampu menilai situasi dan kondisi secara realistik, dapat bertanggung jawab, mampu menilai diri untuk berprestasi ataupun ketika gagal tetap optimis, mampu untuk hidup mandiri. Schneiders (2008) berpendapat bahwa faktor kondisi fisik, perkembangan dan kematangan unsur-unsur kepribadian, pengalaman, kondisi lingkungan dan peran kebudayaan (keyakinan dan agama) dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu. Harga Diri Definisi harga diri yaitu evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri, dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan terhadap keberadaan dan keberartian diri (Dariyo & Ling, 2002; Baron & Byrne, 2004; Chaplin, 2004).

12 6 Menurut coopersmith (1967) aspek-aspek harga diri meliputi: Self values, diartikan sebagai nilai-nilai pribadi individu yaitu isi dari diri sendiri, harga diri ditentukan oleh nilai-nilai pribadi yang diyakini individu sebagai nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya. Leadership popularity, yaitu individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mempunyai kemampuan yang dituntut dalam kepemimpinan (leadership), sedangkan popularitas merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan pengalaman keberhasilan yang diperoleh dalam kehidupan sosialnya dan tingkat popularitasnya mempunyai hubungan dalam harga diri, sehingga semakin populer individu diharapkan mempunyai harga diri yang tinggi. Menurut Mruk (2006) faktor yang mempengaruhi harga diri antara lain: hubungan yang berkenaan dengan orangtua, jenis kelamin, orientasi budaya, faktor sosial dan nilai. Argyle (2008) menambahkan faktor yang mempengaruhi harga diri antara lain: reaksi dari orang lain, peran sosial dan identifikasi. Tuna Daksa Pengertian tuna daksa adalah bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang bersifat primer atau sekunder yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilitas dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi (Fafchamps & Kebede 2008). Hubungan Antara Penyesuaian Diri dan Harga Diri dengan Subjective Well Being Individu penyandang tuna daksa kadang mengalami perlakuan yang kurang nyaman dimana orang-orang sebenarnya melihat mereka tetapi menganggap mereka tidak ada. Hal ini diperparah oleh persepsi negatif publik yang menyatakan bahwa individu tuna daksa itu berbeda, aneh, terasing dari kehidupan sosial, dan lain-lain yang intinya membedakan individu tuna daksa dengan orang-orang normal. Stigma-stigma negatif tentang tuna daksa yang tidak berhasil dikelola, membuat individu tuna daksa menjadi terasing sehingga merasakan ketidakberdayaan pada dirinya. Kecanggungan yang tampak pada tuna daksa memperjelas bahwa sulitnya diterima seperti layaknya individu normal. Lingkungan yang kurang

13 7 mendukung merupakan bukti rendahnya dukungan sosial, hal ini sangat menghambat inisiatif penyandang tuna daksa untuk bergaul memperluas penyesuaian dirinya (Nur, 2012). Tingkat penyesuaian diri yang rendah pada penyandang tuna daksa turut didukung dengan hambatan internal yang berasal dari diri individu tuna daksa seperti rendah diri, sensitif, tidak mandiri, dengan begitu maka individu tuna daksa semakin menarik diri dari masyarakat. Menarik diri dari kehidupan berpengaruh pada kondisi psikologis yang memperburuk seperti berkurangnya ketrampilan sosial, rendahnya keinginan berkompetisi dan apatis dengan keadaan sekitar. Selain itu, afek negatif seperti perasaan kesepian dan tidak puas dengan kehidupan semakin intens dirasakan. Jika hal ini tidak diatasi maka akan mengarah pada keadaan depresi (Steels & Ones, 2002). Individu yang mengalami cacat fisik dapat berpengaruh pada keadaan mentalnya dan tidak jarang dapat menimbulkan masalah psikologis yang dapat mengganggu dalam pergaulan sehari-hari. Masalah-masalah tersebut diantaranya rendahnya harga diri, rasa malu yang dapat menghambat interaksi sosial serta emosiemosi negatif yang mendominasi akibat masih sulit menyesuaikan diri dalam menjalani hidup dengan kekurangan fisiknya, terutama bagi penyandang tuna daksa akibat kecelakaan (Fafchamps & Kebede, 2008). Harga diri merupakan bagian dari konsep diri yang mempunyai arti sebagai suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersikap positif maupun negatif (Baron dan Bryne, 2004). Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta yakin kehadirannya diperlukan di dunia ini. Individu yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan berharga (Tambunan, 2001). Setiap individu tentu saja berkeinginan memiliki kepribadian yang sehat termasuk penyandang tuna daksa, dengan harapan kepribadian yang sehat akan muncul perilaku yang positif. Tentu saja penyesuaian diri menjadi bagian yang

14 8 penting bagi individu. Dengan kata lain apabila penyesuaian dirinya baik maka individu tersebut akan dapat menyesuaikan diri dan berperilaku baik di dalam lingkungannya. Menurut Kartono (2008) individu dikatakan memiliki penyesuaian diri yang memuaskan apabila dapat memenuhi kebutuhan dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik yang dihadapinya. Dapat pula dikatakan apabila individu memiliki penyesuaian diri yang baik dan di dukung oleh lingkungan keluarga dan sekolahnya maka individu akan dapat menampakkan perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya apabila individu kurang mampu menyesuaikan diri, maka individu akan menampakkan perilaku yang negatif. Perilaku negatif tersebut selain dapat merugikan diri sendiri juga dapat merugikan lingkungan sekitarnya. Individu dapat mencapai tujuan hidup dan cita-citanya apabila perasaannya bahagia, sejahtera, puas, serta positif terhadap kehidupannya. Individu yang memiliki perasaan tersebut merupakan individu yang memiliki subjective well being yang baik. Rasa bahagia, sejahtera, puas serta positif akan berdampak pada kondisi yang lebih baik pada kesehatan, kinerja, hubungan sosial, dan perilaku etis (Kasebir & Diener, 2008). Perasaan tersebut didapatkan penyandang tuna daksa ketika dukungan sosialnya baik. Penerimaan diri seorang tuna daksa didapat dari penyesuaian diri yang dilakukan dengan sesama tuna daksa ketika mengikuti program rehabilitasi atau pelatihan-pelatihan di BBRSBD Prof Dr. Soeharso Surakarta. Dengan kondisi subjective well being yang baik diharapkan individu dapat menjadi produktif, terlebih pada individu yang memasuki usia dewasa dimana individu tersebut harus bisa hidup mandiri. Hipotesis Berdasarkan telaah pustaka yang telah di uraikan, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis mayor:

15 9 Ada hubungan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being. 2. Hipotesis minor: a. Ada hubungan positif antara penyesuaian diri dengan subjective well being. b. Ada hubungan positif antara harga diri dengan subjective well being. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dan jumlah siswa terdiri dari 230 siswa. populasi atau keseluruhan dari subyek yang akan diteliti dalam pembahasan ini adalah seluruh siswa penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta yang mengikuti keterampilan reparasi sepeda motor 22 siswa, pertukangan las 10 siswa, penjahitan 33 siswa, salon kecantikan 12 siswa, elektro 13 siswa, photografi 20 siswa, percetakan 18 siswa, komputer 22 siswa, handycraft 45 siswa, bordir 12 siswa, tataboga 12 siswa, pertukangan kayu 11 siswa. Jumlah total populasi dalam penelitian ini adalah 230 siswa. Dalam menentukan jumlah sampel, Arikunto (2005) memberikan pendapat jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut. Diperoleh perhitungan sebagai berikut: 30% dari 230 siswa yaitu 70 siswa-siswi penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Pengambilan sampel penelitian berdasarkan kelas kursus yang diikuti oleh siswa penyandang tuna daksa sehingga teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling, dimana semua siswa mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan siswa secara individual atau perseorangan, melainkan secara kelompok (Suryabrata, 2009). HASIL PENELITIAN Hasil analisis data menyatakan bahwa: (1) ada hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being; (2) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan

16 10 subjective well being. Semakin tinggi penyesuaian diri, maka semakin tinggi subjective well being pada siswa; (3) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara harga diri dengan subjective well being. Semakin tinggi harga diri, maka semakin tinggi subjective well being. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being diterima. Nilai koefisien korelasi yang diuji melalui analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 21.0 for Windows, menunjukkan bahwa R = 0,478; F regresi = 62,702; p = 0,000 (p < 0,01). Berarti ada hubungan signifikan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjective well being di panti rehabilitasi penyandang tuna daksa BBBRSBD Prof. Dr. Soeharso. Perolehan data menunjukkan subjective well being tergolong sangat tinggi, dengan nilai rerata empirik sebesar 137,7. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel penyesuaian diri memiliki rerata empirik 108,05 lebih besar dari rerata hipotetik 75 yang berarti penyesuaian diri siswa sangat tinggi. Sedangkan peranan atau sumbangan efektif penyesuaian diri terhadap subjective well being sebesar = 34,3%. Hasil tersebut sama halnya dengan penelitian dari Fafchamps dan Kebede (2008) yang menunjukkan bahwa kesejahteraan dari penyandang cacat di Ethiopia dapat berawal dari adaptasi (penyesuaian diri) dari seseorang penyandang. Setelah terdapat pengontrolan untuk peringkat kekayaan, pengaruh kecacatan pada kesejahteraan menghilang. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel pada dasarnya memiliki pengaruh adaptasi dari kecacatan pada kesejahteraan material. Pendapat lain dari Luhman (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa peristiwa kehidupan yang berbeda-berbeda dalam efek subjective well being, tetapi dalam efek ini tidak berfungsi dugaan keinginan tentang peristiwa. Hasil dibahas sehubungan dengan implikasi teoritis mereka, dan rekomendasi untuk studi di masa depan dengan adaptasi yang diberikan.

17 11 Sehingga dari situ dapat dijelaskan bahwa adaptasi dalam penelitian ini penyesuaian diri sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan sehari-hari, sebab penyesuaian diri merupakan proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu agar terjadi hubungan yang harmonis antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kartono (2008) bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga energi-energi negatif yang ada di individu tersebut dapat dihilangkan. Harga diri memiliki rerata empirik 123,81 lebih besar dari rerata hipotetik 90, hal ini berarti bahwa harga diri siswa tergolong sangat tinggi. Sedangkan sumbangan efektif harga diri terhadap subjective well being sebesar = 13,5%. Dalam penelitian Glenna dan John (2014) Pengaruh enkulturasi, harga diri, kesejahteraan subjektif, dan dukungan sosial pada ketahanan antara perkotaan American Indian (AI) remaja dari wilayah Tengah Selatan dari AS dieksplorasi. 30% dari varians dalam ketahanan dipertanggungjawabkan oleh enkulturasi, harga diri, dan dukungan sosial, sementara 34% dari varians dalam ketahanan disumbangkan oleh enkulturasi, kesejahteraan subjektif, dan dukungan sosial. Namun, dukungan sosial dari teman tetap menjadi prediktor terkuat dalam mempengaruhi subjective well being individu tersebut. Hasil analisis diatas sesuai dengan beberapa teori yang menjelaskan tentang bagaimana penyesuaian diri dan harga diri mempengaruhi subjective well being yang mengacu pada persepsi individu tentang keberadaan dirinya atau melihat secara subjective pengalaman hidup individu tersebut. Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2002) bahwa persepsi individu akan subjective well being dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu penyesuaian diri dan harga diri. Bagi penyandang tuna daksa, keadaan tubuh yang cacat dapat mengakibatkan perasaan rendah diri, merasa diri tidak berguna dan menarik diri dari interaksi social, hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fafchamps dan Kebede (2008) yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kecacatan dengan subjective well being.

18 12 Hasil penelitian lain yang menunjukkan keseluruhan sumbangan efektif variabel penyesuaian diri dan harga diri terhadap subjective well being sebesar 47,8% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan ( ) 0,478. Hal ini berarti terdapat 52,2% variabel lain yang mempengaruhi subjective well being diluar variabel penyesuaian diri dan harga diri. Variabel lain yang dimaksudkan antara lain yang mempengaruhi subjective well being menurut Jayawickreme, Forgeard dan Seligman (2012) antara lain: emosi positif yaitu perasaan positif yang diperoleh dari hasil pengalaman masa lalu dan harapan di masa yang akan datang, keterlibatan yaitu ikut serta dan menikmati tugas yang diberikan, relasi sosial, kebermaknaan yaitu kesadaran tentang kekuatan dan bakat yang dimiliki, dan pencapaian yaitu penilaian atau prestasi seseorang terhadap keberhasilan dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Emosi negatif yang terdapat pada diri siswa penyandang tuna daksa membuat siswa penyandang tuna daksa menjadi sering merasa terasing dari kehidupan sosialnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Penyesuaian diri dan harga diri bersama-sama memiliki kontribusi positif terhadap subjective well being pada siswa penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso. Artinya, penyesuaian diri dan harga diri dapat menjadi prediktor subjective well being. 2. Sumbangan efektif yang diberikan dari masing-masing variabel independen/prediktor terhadap subjective well being adalah sumbangan efektif penyesuaian diri sebesar = 34,3% dan sumbangan efektif harga diri terhadap subjective well being sebesar = 13,5%. 3. Kategorisasi dari setiap variabel dalam penelitian ini bergerak pada level sangat tinggi.

19 13 Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian beberapa saran yang diberikan oleh peneliti adalah : 1. Bagi siswa penyandang tuna daksa Diharapkan : Untuk meningkatkan penyesuaian diri, harga diri yang masih rendah dengan cara : a. Meningkatkan kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu, bersikap realistik dan objektif setiap menghadapi problemproblem, dan meningkatkan kontrol emosi secara positif. b. Selalu berpikir positif, sikap dan penerimaan yang positif terhadap perlakuan orang lain terhadap dirinya 2. Bagi keluarga siswa penyandang tuna daksa Diharapkan : Untuk selalu mensupport dan memotivasi siswa agar kepercayaan dirinya dapat meningkat sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya dengan penuh percaya diri dan mereka tidak menjadi individu yang introvert, rendah diri yang dapat mengakibatkan siswa penyandang tuna daksa menarik diri dari lingkungan sosial. 3. Bagi BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta Diharapkan : Untuk lebih intensif lagi dalam mengembangkan serta mempertahankan kegiatan-kegiatan balai yang produktif sehingga ketika lulus nanti siswa penyandang tuna daksa dapat memenuhi tuntutan lingkungan baik secara fisik maupun sosial. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan : Untuk menyempurnakan hasil penelitian ini dengan cara memperbarui metode penelitian dan pengumpulan data atau menambah variabel-variabel lain yang belum diungkap. Dengan menggunakan pendekatan mix method data yang

20 14 diperoleh menjadi semakin terpercaya karena saling mendukung antara kualitatif dengan kuantitatif dalam penelitian, selain itu hasil penelitian akan lebih mendalam dari pada hanya menggunakan metode kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA Abdo, H. A., & Alamudin, R. (2007). Predictors of subjective well being among college youth in Lebanon. Journal of Social Psychology, 147 (3), Ardhian, R. P. (2014). Hubungan antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri pada remaja difabel. (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Argyle, M. (2008). Sosial encounters: Contributions to social interaction. Aldine Transaction. Arikunto, S. (2005). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Baron, R. A., & Bryne, D. (2004). Psikologi sosial (ed. 1). Jakarta: Erlangga. Branden, N. (2001). Kiat jitu meningkatkan harga diri. Jakarta: Delaprasata. Calhoun, J.F., & Acocella, J. R. (1995). Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan. Semarang: Press Semarang. Carr, A. (2004). Positive psychology: The science of happiness and human strengths. New York: Brunner-Routledge. Cast, D. A. & Burke, P. J. (2002). A theory of self esteem. Journal of Social Force,80 (3), Compton, W. C. (2005). Introduction to positive psychology. New York: Thomson Wodsworth. Damayanti, S., & Rostiana. (2003). Dinamika emosi penyandang tuna daksa pasca kecelakaan. Jurnal Ilmiah Psikologi Arkhe, 8 (1). Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

21 15 Dewi, P. S., & Utami, M. S. (2008). Subjective well being anak dari orang tua yang bercerai. Jurnal Psikologi, 35 (2), Diener, E. (2000). Subjective well being: The science of happiness and proposal for national index. Journal of American Psychologist, 55 (1), Diener, E., & Suh, E. (2000). Culture and subjective well being. Cambridge: MIT Press. Diener, E., & Oishi, S. (2005). Subjective well being: The science of happiness and life satisfaction. Dalam C. R. Synder, & S. J. Lopez (Eds). Handbook of possitive psychology (hal ). New York, NY: Oxford University Press. Diener, E., Biswas-Diener, R. (2008). Happines: Unlocking the mysteries of psychological wealth. USA: Blackwell Publishing. Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, culture, and subjective wellbeing: Emotional and cognitive evaluations of life. Annual Review of Psychology, 54, doi: /annurev.psych Fafchamps, M., & Kebede, B. (2008). Subjektive well-being, disability and adaptation: Acase study from rural Ethiopia. Journal of Development Economics, 71 (2), Glenna, S. R & John S. C. R. (2014). Resilience among urban american indian adolescents: exploration into the role of culture, self-esteem, subjective wellbeing, and social support. American Indian and Alaska Native Mental Health Research Copyright: Centers for American Indian and Alaska Native Health Colorado School of Public Health/University of Colorado Anschutz Medical Campus ( Hadi, S. (2000). Metodologi reseach untuk penulisan paper, skripsi, thesis, dan disertasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hadi, S. (2007). Metodologi research. Yogyakarta: Andi Offset. Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga. Iskar, A. (2010). Examing psychological well being and self esteem levels of turkish student gaining identity agains role during conflict periodes. Journal of instractional psychology, 39 (1),

22 16 Jayawickreme, E., Forgeard, M. J.C., & Seligman, M. E. P. (2012). The engine of well-being. Journal of American psychological association, 16 (4), doi: /a Kartono, K. (2008). Bimbingan anak dan remaja yang bermasalah. Jakarta: Rajawali Pers. Khalek, A. A., & Lester, D. (2013). Mental health, subjective well being, and religiosity: significant associations in Kuwait and USA. Journal of Muslim Mental Health, 7 (2), Luhman, M., Eid, M., Hofmann, W., & Lucas, R. E. (2012). Subjective well being and adaptation to life events: A meta-analysis. Journal of Personality and social psychology, 102 (3), doi: /a Mruk, C. J. (2006). Self esteem research, theroy, and practice, toward a positive psychology of self esteem. New York: Springer Publishing Company. Nur, D. P. (2012). Hubungan antara body image dan self esteem pada dewasa awal tuna daksa. Jurnal ilmiah psikologi, 1 (1), 1-9. Pagan-Rodriguez, R. (2012). Longitudinal analysis of the domains of satisfaction before and after disability: Evidence from the German socio-economic Panel. Journal of Social Indicator Research, 26 (108), Pratisti, W. D. (2015). Model kesejahteraan subjective remaja. (Disertasi sedang dalam proses penerbitan). Program Doktor Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ryff, C. D., & Siner, B. H. (2008). Know thyself and become what you are: A eudaimonic approach to psychological well being. Journal of Happiness Studies, 4 (9), Schimmack, U., & Diener, E. D. (2003). Predictive validity of explicit and implicit self esteem for subjective well being. Journal of Research in personality, 37, doi: /s (02) Schneiders, A. A. (2008). Personal adjustment and mental health. New York: Holtt Renchart and Winston Inc. Suryabrata, S. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

23 17 Ulfah, K. (2012). Hubungan antara dukungan orangtua, dukungan sosial teman, dan harga diri dengan prestasi akademik siswa kms pada jenjang sekolah menengah pertama di kota Yogyakarta. (Tesis tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Vacek, K. R., Coyle, L. D., & Vera, E. V. (2010). Stress, self-esteem, hope, optimism, and well-being in urban ethnic minority adolescents. Journal of Multicultural Counseling And Development 26 (38),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu dapat mencapai tujuan hidup apabila merasakan kebahagian, kesejahteraan, kepuasan, dan positif terhadap kehidupannya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING TESIS NUR FADHILAH AL-KARIMAH S 300 130 004 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Chintia Permata Sari & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com ABSTRAK. Penilaian negatif

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dindanatasyaa@yahoo.com Abstrak - Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya.

Lebih terperinci

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract : The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki keinginan untuk lahir dengan kondisi fisik yang normal dan sempurna, namun pada kenyataannya ada manusia yang tidak dapat mendapatkan kesempurnaan

Lebih terperinci

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG Nimas Ayu Nawangsih & Ika Febrian Kristiana* M2A 009 090 nimasayunawang@gmail.com, zuna210212@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia menginginkan apa yang disebut dengan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Seligman, 2011: 27) berpendapat

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY 1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pasti melewati segala peristiwa dalam kehidupan mereka. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh setiap individu dapat beragam, dapat berupa peristiwa yang menyenangkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perguruan tinggi tahun pertama harus bersiap menghadapi dunia baru yaitu dunia perkuliahan yang tentu saja berbeda jauh dengan kultur dan sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan memiliki rasa kesedihan. Kebahagiaan memiliki tujuan penting di dalam kehidupan manusia. Setiap individu

Lebih terperinci

Hubungan antara Self-Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang

Hubungan antara Self-Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang Hubungan antara Self-Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang Rhesaroka Pramudita rhesaroka.p@gmail.com Wiwien Dinar Pratisti wiwienpratisti@yahoocom Program Studi Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

Lebih terperinci

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif * Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif * Oleh Adi Heryadi ** Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan. dalam setiap perkembangannya, pasti akan mengalami perubahan, baikk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan, pastinya setiap individu akan mengalami sebuah fase kehidupan. Fase kehidupan tersebut berawal sejak dari kandungan, masa kanak-kanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem Pada Dewasa Awal Tuna Daksa Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Abstrak. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh body image

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan bab perkenalan, di dalamnya dipaparkan mengenai; latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu ¹Hemas Farah Khairunnisa, ²Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO. HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO Ririn Handayani Zaenal Abidin *) Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Subjective well-being Subjective well-being merupakan bagian dari happiness dan Subjective well-being ini juga sering digunakan bergantian (Diener & Bisswass, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Subjective Well Being dari Russell (2008) adalah persepsi manusia tentang keberadaan atau pandangan subjektif mereka tentang pengalaman hidupnya, menurut beberapa

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGY DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA BANDUNG 1 Silvie Andartyastuti,

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi 1 Farah Fauziah Ismail, dan 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA ABDI DALEM KERATON KASEPUHAN CIREBON SKRIPSI. Oleh: Yuni Rohmawati

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA ABDI DALEM KERATON KASEPUHAN CIREBON SKRIPSI. Oleh: Yuni Rohmawati SUBJECTIVE WELL-BEING PADA ABDI DALEM KERATON KASEPUHAN CIREBON SKRIPSI Oleh: Yuni Rohmawati 07810187 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011 SUBJECTIVE WELL-BEING PADA ABDI DALEM KERATON

Lebih terperinci

Hubungan Antara Coping Stress dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Luar Jawa

Hubungan Antara Coping Stress dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Luar Jawa Hubungan Antara Coping Stress dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Luar Jawa HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA LUAR JAWA Widya Candraning Tyas Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antar manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan manusia. Peristiwa tragis yang mengakibatkan penderitaan kadangkala terjadi dan tidak dapat dihindari. Penderitaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang selalu ingin dicapai oleh semua orang. Baik yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka ingin dirinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: PANGESTU PINARINGAN PUTRI F100

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian merupakan hal yang sudah umum terjadi di masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, yang terjadi apabila

Lebih terperinci

2015 SUBJECTIVE WELL-BEING PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA

2015 SUBJECTIVE WELL-BEING PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap pengemudi angkutan kota (angkot) karena peneliti sadar bahwa peranan pengemudi angkot dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang)

SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang) SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang) Naomi Soetikno, Debora Basaria email: naomis@fpsi.untar.ac.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI Fakhrunnisak, Hazhira Qudsyi Program Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Univesitas Islam Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang bahagia. Mencari kebahagiaan dapat dikatakan sebagai fitrah murni setiap manusia. Tidak memandang jenis kelamin,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA Oleh : Mohamad Iksan NIS : 151095156 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di dalam dunia kerja, seseorang dituntut untuk mampu dalam beradaptasi, baik untuk bekerja secara individu maupun tim, menambah nilai perusahaan, dan bahkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA

KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA WIDYA ANDINI ABSTRAK Kebahagian (happiness) merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Diajukanoleh : APRIYANDER YUDHO N S F100070124 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA TENAGA KERJA WANITA PT. ARNI FAMILY UNGARAN

DUKUNGAN SOSIAL DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA TENAGA KERJA WANITA PT. ARNI FAMILY UNGARAN DUKUNGAN SOSIAL DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA TENAGA KERJA WANITA PT. ARNI FAMILY UNGARAN Shinta Kumala Samputri, Hastaning Sakti Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain karena pada dasarnya manusia tercipta sebagai mahluk sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, terlebih mapan secara finansial. Hal itu seolah-olah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dilindungi dan diperhatikan sebaik mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat. Keluarga sebagai unit terkecil dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari : pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat ukur penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A. 2009, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A. 2009, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2009, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta. Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Arikunto, S. 2005, Dasar-dasar Evaluasi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN TESIS

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN TESIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan

Lebih terperinci

WARA KUSRINI NIM: S

WARA KUSRINI NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PRESTASI BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 BOYOLALI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Kehidupan Keraton

Lebih terperinci

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal DUKUNGAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Rohmad, Wiwien Dinar Pratisti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta rohmad.okr@gmail.com,

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self Efficacy dengan pada Mahasiswa Teknik Prodi Teknik Industri Angkatan 2012 di Unisba Coralation of Self Efficacy with Adjustmen Academic to Engineering

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DIFABEL

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DIFABEL HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DIFABEL NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh: RENALDHI ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu

Lebih terperinci