USAID APIK SATU TAHUN PROYEK CATATAN PERJALANAN DARI PEMBELAJARAN MENUJU PERCEPATAN AKSI ADAPTASI. Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USAID APIK SATU TAHUN PROYEK CATATAN PERJALANAN DARI PEMBELAJARAN MENUJU PERCEPATAN AKSI ADAPTASI. Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK)"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) CATATAN PERJALANAN SATU TAHUN PROYEK USAID APIK DARI PEMBELAJARAN MENUJU PERCEPATAN AKSI ADAPTASI

2 Foto sampul: Reruntuhan Benteng Nieuw Zeelandia di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, yang dibangun pada 1626 dan merupakan cagar budaya. Reruntuhan benteng ini menjadi pertanda mundurnya garis pantai dan abrasi laut. Oscar Siagian/USAID APIK

3 CATATAN PERJALANAN SATU TAHUN PROYEK USAID APIK DARI PEMBELAJARAN MENUJU PERCEPATAN AKSI ADAPTASI Ditulis: Ari Mochamad, Putra Dwitama, Diana Chaidir, Herry Susanto, Desy Patty

4 PENDAHULUAN Masalah utama dari perubahan iklim adalah akibat negatif yang berdampak pada kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan seperti rusaknya infrastruktur dan kerusakan fisik dan lingkungan lainnya, risiko bencana iklim yang semakin tinggi, pendapatan ekonomi yang menurun, hingga pada konflik sosial. Semakin lambat beradaptasi, maka semakin besar potensi biaya yang harus dikeluarkan untuk merespon dan pulih dari bencana yang ditimbulkannya. Akar masalah yang menjadi tantangan dan memperlambat upaya adaptasi diantaranya adalah tata kelola pemerintahan (partisipasi-transparansi-akuntabilitas dan data dalam perencanaan serta pelaksanaan), sumber daya manusia, aspek pendanaan, ketersediaan dan kemampuan menjalankan teknologi, kemiskinan dan pendidikan, prioritas-sistem anggaran-investasi, inovasi dan pengetahuan lokal. Laporan singkat ini menyampaikan kegiatan pada tingkat nasional dan tiga lokasi USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) bekerja, khususnya yang dilakukan oleh komponen Tata Kelola dan Penguatan Institusi yang terdapat di Task 1 dan Task 2. Struktur publikasi ini adalah kerangka kerja, perkembangan kegiatan, peluang dan tantangan. Dari tantangan yang dihadapi, dirumuskan rekomendasi langkah dan upaya perbaikan. Publikasi ini ditujukan untuk memberikan perspektif kepada seluruh tim teknis, karena pada hakikatnya, elemen atau komponen lain adalah potongan kegiatan dari satu gambaran besar Program USAID APIK.

5 KONFLIK SOSIAL PENDAPATAN MENURUN AKIBATNYA RISIKO BENCANA YANG TINGGI RUSAKNYA INFRASTRUKTUR KERUSAKAN FISIK LINGKUNGAN MASALAH UTAMA Kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan yang semakin besar TATA KELOLA PEMERINTAHAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDANAAN TEKNOLOGI Partisipasi, transportasi, akuntabilitas, data, dll Kemiskinan, pendidikan, dll Prioritas, sistem anggaran, inovasi, dll Inovasi, kearifan, tradisional, dll AKAR MASALAH Gambar 1: Potret kerentanan wilayah akibat beberapa persoalan yang mengakar, berdampak kepada kerugian dan kerusakan yang berpengaruh kepada ekonomi, sosial dan lingkungan. 5

6 KERANGKA KERJA Arsitektur Program USAID APIK merepresentasikan pola kerja dalam struktur yang terintegrasi antar level (nasional-daerah), termasuk dengan komunitas pada tingkat tapak. Untuk menerjemahkan kepada program, rencana kerja dan kegiatan, basis kebijakan nasional yang menjadi referensi rencana kerja USAID APIK, diantaranya yang paling penting adalah rencana adaptasi perubahan iklim yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 1 dan kebijakan lainnya yang diterbitkan oleh sektor kunci seperti tata ruang, pengurangan risiko bencana, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang bergiat pada kegiatan adaptasi perubahan iklim dan ketangguhan. Pada tingkat daerah di level provinsi, kabupaten dan kota umumnya mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diterjemahkan lebih konkret oleh setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Korelasi dan struktur di atas, menempatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Dalam Negeri serta tim teknis lainnya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Informasi dan Geospasial (BIG) sebagai mitra utama program USAID APIK 2. Peran yang dijalankan oleh Bappenas adalah fungsi koordinasi antar kementerian dan lembaga, serta memastikan berjalannya kegiatan adaptasi dibeberapa lokasi yang menjadi pilot proyek (yang telah didahului dengan kajian kerentanan dan kesiapan kelembagaan). Pada konteks aksi adaptasi, Bappenas menyiapkan 1 Dalam perspektif global, dinamika konsep dan pendekatan adaptasi mengarah kepada komitmen para pihak untuk menyusunan National Adaptation Plan (NAP) Rencana Adaptasi Nasional dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang ada didalamnya. Pada periode tertentu, kerangka kerja Indonesia untuk adaptasi perubahan iklim (dan ketangguhan) sepatutnya diwadahi oleh NAP. 2 Dalam dokumen Technical Arrangement pada tataran implementasi program, Bappenas merupakan Executing Agency (EA) dan KLHK sebagai Technical Counterpart Agency (TCA). Keduanya ditempatkan sebagai Chair dan Co-Chair pada struktur tim teknis. 6

7 Salah satu anggota Kewang (lembaga adat yang mengatur pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam) di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang tanpa lelah berjuang memperbaiki kondisi lingkungan. Sebagai pulau kecil, Pulau Haruku sangat rentan dengan perubahan iklim. Paulus bercerita mengenai mundurnya garis pantai sejauh beberapa meter. Secara swadaya dan mandiri, ia bersama beberapa warga lainnya melakukan pembibitan dan penanaman bakau. Kearifan lokal serta upaya yang dilakukan Paulus patut dicontoh dan direplikasi di daerah pesisir lainnya sebagai salah satu bentuk aksi adaptasi. Oscar Siagian/USAID APIK 7

8 sistem dan mekanisme pemantauan dan evaluasi. Salah satu pekerjaan besar untuk mengukur keberhasilan aksi adaptasi adalah membangun indikator ketahanan berdasarkan ekonomi (yang terbagi ke dalam sub ketahanan pangan dan energi), sistem kehidupan (yang terbagi dalam sub-bidang kesehatan, permukiman dan infrastruktur), ekosistem dan wilayah khusus, seperti perkotaan dan pesisir pulau-pulau kecil (sasaran bidang RAN API). RAN API Renstra K/L RPJMN RPJMD Renstra SKPD PEMERINTAHAN PUSAT Renja K/L RKP RKP Renja Daerah berketahanan iklim yang memberikan arahan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya sebagai masukan utama perencanaan Kementerian/ Lembaga 3, dan acuan bagi Pemerintah Daerah. Berdasarkan skema, semestinya keterpaduan perencanaan adaptasi perubahan iklim akan memudahkan pengukuran pencapaian target pembangunan nasional yang ditentukan sebelumnya berdasarkan sasaran bidang RAN API. RKA K/L RAPBN RAPBD RKA SKPD PEMERINTAHAN DAERAH Bekerja dalam struktur yang terintegrasi antar level (nasio nal-daerah), termasuk dengan komunitas Rincian APBN APBN APBD Rincian APBD KLHK Bappenas dalam kewenangannya merumuskan perencanaan pembangunan, mengkoordinir Sekretariat RAN API sebagai upaya mewujudkan p e n y e l e n g g a r a a n pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki ketahanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim. RAN API merupakan arahan yang lebih spesifik dan lintas sektor dalam mempersiapkan rencana pembangunan yang Antar bidang/sektor untuk jangka pendek dan panjang dan juga memberikan arahan adaptasi untuk jangka panjang RAN API NASIONAL APIK SUB-NASIONAL Bappenas BNPB Koordinasi antar kementerian koordinasi dengan lokasi Pilot Adaptasi Knowledge Management Monev Memadu-padan kan skenario perubahan iklim dan pilihan adaptasi ke dalam peta risiko bencana Sebagai institusi yang memiliki portofolio adaptasi perubahan iklim, KLHK memiliki mandat tugas untuk merumuskan kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan merancang atau mengembangkan Merumuskan kebijakan API Merancang/ mengembang kan pedoman/ standar/tools Kemendagri Memfasilitasi pelaksanaan pengarus-utamaan API di pemerintahan daerah 3 Sebagai acuan perencanaan bagi K/L, USAID APIK membantu Sekretariat RAN API dalam penyusunan Panduan Penandaan Tematik Adaptasi Perubahan Ikim pada Rencana Kerja (Renja) K/L. 8

9 pedoman atau standar atau alat untuk membantu operasionalisasi kebijakan 4. Agenda adaptasi perubahan iklim memiliki cakupan dan kompleksitas yang luas. Dimensi kebijakan dan teknis antar bidang atau sektor membutuhkan pendekatan yang terintegrasi. Sedangkan BNPB memadu-padankan skenario perubahan iklim dan pilihan adaptasi ke dalam peta risiko bencana. Memastikan agar kegiatan pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim dan ketangguhan berjalan di daerah/regional, keterlibatan aktif dari Kemendagri menjadi krusial. Perubahan organ pemerintahan di daerah berimplikasi kepada kinerja untuk merealisasikan rencana dan program yang telah dirumuskan dalam rencana unit kerja atau rencana pembangunan daerah. Dari perspektif dan analisis power kekuatan dan interest kepentingan, terdapat satu kementerian yang tidak tercakup dalam ranah kemitraan secara langsung dalam merealisasikan strategi Program USAID APIK, yaitu Kementerian Keuangan sebagai institusi yang cukup berpengaruh terhadap implementasi pendanaan sebagai elemen dari aksi adaptasi yang telah disiapkan (direncanakan) oleh sektor atau bidang yang khususnya merepresentasikan kepentingan untuk mewujudkan pendekatan bentang lahan di tiga wilayah program USAID APIK). Rangka pikir dari korelasi dan struktur ini dibangun untuk mempercepat implementasi program dan kebijakan adaptasi perubahan iklim di Indonesia yang tertuang dalam dokumen kerja APIK selama 5 tahun-, khususnya dalam lingkup kerja Task 1. KETANGGUHAN INSTITUSI INFORMASI IKLIM DAN CUACA Memperkuat koordinator nasional API PRB Mendukung implementasi RAN API di level nasional dan integrasi ke dalam rencana kerja tahunan KETANGGUHAN Membagun alat, panduan, dan analisis di level BENTANG LAHAN SOSIAL-EKONOMI KETANGGUHAN Gambar 2: Dukungan terhadap implementasi RAN API dan instrumen operasionalnya ditujukan untuk memperkuat adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana (lingkaran dalam). Strategi APIK dicerminkan melalui 4 (empat) langkah utama (lingkaran luar). Pada tingkat daerah, posisi dan kepentingan instansi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menjadi kunci untuk memastikan strategi dan aksi adaptasi perubahan iklim dan 4 Perumusan dan pelaksanaan kebijakan adaptasi, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria dibidang penyelenggaraan adaptasi, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan (Perpres 16/2015 tentang KLHK). 9

10 ketangguhan masuk ke dalam rencana pembangunan jangka pendek dan menengah. Untuk mendorong upaya pengarusutamaan ini, kehadiran kelompok kerja (gugus kerja) yang merepresentasikan para pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Walau peran dari kelompok kerja ini umumnya adalah memberi masukan atau merekomendasikan kepada pimpinan daerah, namun sepatutnya diterima sebagai masukan atau usulan yang bersifat wajib karena isinya mencerminkan kepentingan dari para pemangku. Institusi teknis, seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pertanian dan dinas teknis lainnya memiliki substansi strategi dan rencana aksi ke dalam perencanaan dan ketangguhan wilayah, khususnya dalam mengimplementasikan proyek-proyek percontohan adaptasi dan pengurangan risiko bencana pada tingkat masyarakat. Percepatan Aksi Adaptasi Mengukur aksi adaptasi membutuhkan indikator ketangguhan dari investasi dan kegiatan adaptasi yang telah dilakukan. Namun indikator ketangguhan berkorelasi erat dengan indikator kerentanan, karena investasi dan kegiatan adaptasi seyogyanya mencerminkan kerentanan. Sayangnya, kedua indikator ini masih dalam tahap pengembangan. Rumitnya pengembangan kedua indikator dipengaruhi oleh luas dan kompleksitas kegiatan adaptasi dan pengurangan risiko bencana. Rencana dan aksi adaptasi membutuhkan instrumen operasional, rentang waktu yang dilalui dalam pengarusutamaan adaptasi di Indonesia telah mengalokasikan anggaran negara (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kepada sektor dan bantuan donor. Sejalan dengan waktu, kebutuhan untuk memverifikasi dan mengukur kegiatan adaptasi menjadi kebutuhan saat ini. Oleh karena itu, intervensi APIK secara terbatas mengisi kebutuhan ragam instrumen yang sifatnya kebijakan seperti pendanaan publik dan swasta serta dorongan keterlibatan dunia usaha, dan lain-lain; serta teknis-mekanisme, tata cara, dan lain-lain. Panduan Penandaan Anggaran Modul Pengarusutamaan API dalam Perencanaan Daerah Sekretariat RAN API/ Bappenas Pengembangan Indikator Ketahanan Review RAN API ICA+Planas PRB Penyusunan Naskah Akademis Kepmen tentang SIDIK Mendorong model agribisnis skala kecil yang berkelanjutan untuk di area pedesaan Indonesia Perbaikan SIDIK Indikator Ketahanan Bidang Ekosistem dan Perkotaan KLHK Gambar 3: Ragam intervensi APIK untuk mendukung implementasi rencana aksi adaptasi 10

11 Penjelasan kegiatan dari gambar 3 di atas adalah: 1. Budget Tagging Penandaan Anggaran Adaptasi Perubahan Iklim Tujuan utama penandaan Rencana Kerja K/L berdasarkan RAN API adalah melakukan penandaan program dan kegiatan K/L yang terkait dengan RAN API, sekaligus penajaman sasaran, target, lokasi dan indikasi pendanaan serta menjamin konsistensi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) K/L dengan RKP dan Renja K/L (terutama pada program lintas bidang adaptasi perubahan iklim). Manfaat penandaan tematik ini adalah: Pemantauan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program/kegiatan K/L dan RAN API pada tahun berjalan. Input untuk penyempurnaan rancangan awal RKP terkait prioritas lintas bidang perubahan iklim pada tahun berikutnya. Input penyusunan rancangan Renja K/L terkait program/kegiatan adaptasi perubahan iklim pada tahun berikutnya. 2. Modul pengarusutamaan API dalam perencanaan pembangunan. Modul-modul pelatihan ini dibuat sebagai bagian dari pelatihan Green Economic di Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas 5. Tujuan materi ini adalah untuk mengenalkan peserta pelatihan pada konsep Adaptasi terhadap Perubahan Iklim (API) dan bagaimana pengarusutamaannya dalam perencanaan pembangunan daerah. 3. Identifikasi Indikator Kerentanan untuk pengembangan dan pemanfaatan Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK). Terbitnya status kerentanan secara nasional tiap sektor/bidang atau tiap daerah serta tiap hazard bahaya. Penguatan sistem ini dirancang melalui Peraturan Menteri KLHK yang isinya mengatur secara teknis dan kelembagaan sistem SIDIK. 4. Strategic Framework Rencana Strategis Adaptasi dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) oleh anggota dari Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Terdapat 3 fokus program utama, yaitu: Forum Manajemen Pengetahuan, Peningkatan Kapasitas dan Dialog Nasional. 5. Peta jalan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana untuk 4 tahun ke depan dalam perspektif organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Indonesia Climate Alliance (ICA) dan Platform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB). Pengembangan model bisnis yang sensitif terhadap perubahan iklim pada sektor pertanian dan pembuatan indikator Ketahanan pada Bidang Ekosistem (hutan, pesisir dan laut, perairan terbuka/tertutup (danau, Dearah Aliran Sungai, sungai dan karst), dan perkotaan. 6. Membangun komitmen Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dalam mendorong kabupaten terutama area kerja dampingan APIK dalam pengarusutamaan dan aksi adaptasi dan pengurangan risiko bencana. Inisiasi kegiatan community-based adaptation adaptasi berbasis masyarakat di salah satu atau beberapa kabupaten. 5 Target pelatihan adalah para aparat fungsional perencana di Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu mereka yang bekerja dalam fungsi perencana program di Bappeda maupun di biro perencanaan SKPD. Dengan menggunakan modul pelatihan ini diharapkan peserta mampu: 1) memahami konsep konsep dasar perubahan iklim dan bagaiman melakukan adaptasi yang benar; 2) membuat analisa kerentanan dan risiko perubahan iklim; 3) memfasilitasi proses penyusunan strategi adaptasi; 4) mengintegrasikan API dalam perencanaan RPJMD, Renstra SKPD dan RKPD; 5) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan adaptasi. 11

12 Kami harus antre untuk ambil air di sumber mata air. Kalau untuk mereka yang mampu ya beli air. Harganya Rp itu hanya cukup untuk tiga hari. Saya bahkan sampai jual sapi untuk menutupi kebutuhan air, kata ibu salah satu anggota forum adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana Desa Gajahrejo, Kabupaten Malang. Oscar Siagian/USAID APIK 7. Analisis biaya dan manfaat untuk pilihan adaptasi pada tingkat nasional dan daerah, khususnya di wilayah DAS Brantas. Kegiatan ini akan disinergikan dengan kegiatan pilihan adaptasi sebagai tindak lanjut kajian kerentanan yang dilaksanakan oleh USAID APIK. Rencana 2017: 1. Dalam praktik perencanaan dan penganggaran adapatasi perubahan iklim dan perencanaan pada umumnya pekerjaan rumah yang besar dalam pengintegrasian dan menjamin konsistensi dua proses tersebut, mengingat saat ini dijalankan oleh dua instansi yang berbeda, yaitu Bappenas dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga peran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang sangat sentral yang berkaitan dengan pembangunan daerah. Penguatan pengarusutamaan adapatasi perubahan iklim pada setiap level perencanaan dan penganggaran juga harus memperhatikan keterpaduan sistem yang digawangi oleh instansi yang berbeda, yaitu antara lain: a. Sistem Arsitektur Data dan Informasi Keuangan (ADIK) Kementerian Keuangan Merupakan sistem penandaan pada perencanaan program/kegiatan tahunan K/L, sistem memfasilitasi templet pengisian yang dilakukan oleh setiap K/L dengan kriteria tertentu yang terlebih dahulu telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. b. Sistem Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Perencanaan anggaran program/kegiatan tahunan yang diajukan ke Kementerian Keuangan harus disetujui lebih dulu oleh Bappenas dengan didasarkan atas pengaturan prioritas nasional dan indikator kinerja. Idealnya, kinerja yang dihasilkan akan tercapai jika didukung 12

13 oleh ketersediaan anggaran, tetapi saat ini Bappenas tidak bisa memastikan pencapaian tujuan pembangunan karena adanya keterbatasan informasi ketersediaan anggaran atau karena tidak sinkronnya dengan sistem ADIK. c. Sistem Perencanaan dan Evaluasi Daerah Kementerian Dalam Negeri Peraturan yang digawangi Kemendagri ini implementasinya sangat lemah koordinasi dengan implementasi perencanaan dan evaluasi di tingkat nasional sehingga sangat sulit menyingkronkan pembangunan daerah dan nasional. d. Sistem Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Nasional (e-monev) Kementerian PPN/ Bappenas Sistem e-monev dikembangkan untuk memantau kinerja pembangunan K/L dalam realisasi anggaran dan pencapaian sasarannya. Hal ini cukup rumit karena perencanaan anggarannya sendiri dilakukan melalui Sistem ADIK Kemenkeu yang strukturnya tidak sesuai dengan sistem e-monev, terutama perbedaaan dalam tingkatan indikator yang diukur. 2. Ulasan RAN API Ulasan RAN API diperlukan untuk menemukan grips adaptasi dengan konteks ekoregion dan sektor prioritas pembangunan di Indonesia, bersamaan dengan penentuan measurement penentuan alat ukur adaptasi di tingkat nasional. Ulasan RAN API merupakan sebuah langkah awal bagi Indonesia dalam penyusunan Rencana Adaptasi Nasional, sejatinya akan menjadi dokumen bersama bagi semua sektor dan pihak daam melakukan intervensi adaptasi dalam pengurangan kerentanan maupun peningkatan ketahanan. 3. Penyusunan Naskah Akademis dan Drafting Peraturan Menteri mengenai Indikator Kerentanan untuk penguatan sistem SIDIK. Peningkatan layanan yang diberikan oleh SIDIK akan mempercepat kepemilikan data dan informasi dan peta kerentanan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan alasan, terdapat keperluan untuk: Perumusan naskah akademis dan penyusunan Peraturan Menteri. Mengembangkan indikator kerentanan menjadi mutlak diperlukan, untuk menunjukkan bahwa kegiatan penilaian kerentanan secara ilmiah dalam proses pembuatan kebijakan, strategi dan rencana aksi. Akhir dari proses dan upaya untuk memperbaiki sistem ini adalah untuk membangun infrastruktur yang mampu berfungsi dengan pengelolaan satu data. 4. Pengembangan Modul untuk Pelaku Usaha dalam Pengembangan Bisnis Pertanian Skala Kecil yang Berkelanjutan Merumuskan strategi pengembangan model bisnis pertanian pangan lahan sempit yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Strategi ini akan menjadi pengumpan untuk mempertajam aktualisasi konvergensi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana pada tingkat yang lebih praktis. 5. Analisis Biaya dan Manfaat Pilihan Adaptasi Perubahan Iklim pada Sektor Prioritas pada Tingkat Nasional dan Jawa Timur, khususnya kawasan DAS Brantas. Analisis adaptasi berbasis komunitas akan mencakup biaya sosial dan ekonomi dan manfaat yang terkait dengan pilihan API dan PRB. Untuk melakukan hal ini, sangat penting untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan terkait dan memahami persepsi mereka tentang biaya dan manfaat dari pilihan selama periode waktu, opsi dan penetuan prioritas, serta preferensi mereka tentang pilihan yang diberikan, yang disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya. 13

14 PEMBELAJARAN DARI REGIONAL JAWA TIMUR Dengan pertimbangan beragam persoalan seperti: 14

15 Bentang alam Desa Ngabab, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bencana longsor yang sering terjadi di desa ini setiap hujan deras mengguyur menyebabkan sawah gagal panen dan akses transportasi tertutup. Di desa ini, Program USAID APIK bekerja sama dengan PATTIRO meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat desa mengenai adaptasi perubahan iklim (API) dan pengurangan risiko bencana (PRB). Forum API PRB di tingkat desa sudah dibentuk dan mulai bekerja di enam desa di Kabupaten Malang. Oscar Siagian/USAID APIK 1. Ketersediaan dan menurunnya kualitas sumber air baku dibeberapa daerah, khususnya di wilayah Blitar, Jombang, Batu, Sidoarjo. Pengaturan dan pengendalian terhadap tata ruang sesuai dengan peruntukan. 2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kelangkaan sumberdaya alam dan lingkungan. 3. Minimnya sistem informasi bagi usaha masyarakat yang rentan terhadap kondisi perubahan iklim (petani, nelayan, usaha peternakan, tambak, dan lain-lain). 4. Rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan dan anak di berbagai bidang/sektor seperti pertanian, ketahanan pangan, dan kesehatan. 5. Penyediaan kebijakan daerah yang masih terbatas dalam penguatan sistem perencanaan dan penganggaran daerah untuk upaya adaptasi perubahan iklim, dari perencanaan pembangunan tingkat daerah sampai di desa. 6. Terbatasnya sumber dana yang dapat dimobilisasi oleh pemerintah untuk memenuhi infrasrtuktur di tingkat komunitas (penyediaan air bersih, embung, waduk, bak penyimpan air, saluran irigasi). 7. Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan, perubahan gaya hidup dengan mobilisasi yang konsumtif, laju pertumbuhan penduduk. 15

16 Untuk menjawab persoalan tersebut, intervensi kegiatan yang dirancang ddan dilaksanakan dalam satu tahun terakhir dan ke depan adalah: 1. Penyiapan dan ulasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) berbasis API Melatih aparat desa (uji coba di10 Desa) terkait penyiapan usulan perencanaan pembangunan desa yang fokus ke pengelolaan lingkungan (Permendes Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas Pembangunan Dana Desa Tahun 2017). Pendampingan penyusunan RPJMD hasil Pilkada 2017 (Kota Batu) sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 2. Penguatan Regulasi dan kebijakan daerah Penyiapan kebijakan terkait pengelolaan sumber mata air di Kota Batu. Optimalisasi pengelolaan daerah aliran DAS Brantas. Mengulas regulasi penanganan bencana hidrometereologi. 3. Penguatan media lokal dan kampanye API Menyediakan informasi yang relevan mengenai kondisi iklim dan bencana. Membangun jejaring dan pengembangan sistem untuk berbagi informasi melalui media arus utama dan media sosial lainnya. 4. Advokasi terhadap sistem perencanaan dan penganggaran daerah (Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Penyiapan dan fasilitasi penyusunan Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah untuk dukungan kegiatan adaptasi perubahan iklim. Penguatan penyusunan penganggaran daerah yang berbasis kinerja untuk kegiatan adaptasi perubahan iklim sesuai bidang/sektor terpilih. 5. Konsultasi teknis dan peningkatan kapasitas aparat daerah dan desa Optimalisasi forum API PRB untuk tingkat komunitas (desa uji coba). Penguatan dan kerjasama para pemangku kepentingan desa menuju masyarakat tangguh terhadap perubahan iklim. Penyiapan kebijakan desa (peraturan desa/peraturan kepala desa) untuk perlindungan sumber mata air, sungai, embung, dan lain-lain. 6. Sinergi dengan Forum Corporate Social Responsibility (CSR) tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Penguatan pola kerjasama dengan Forum CSR tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. 16

17 SULAWESI TENGGARA Harus disadari, adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana merupakan urusan bersama. Urusan ini tidak hanya dibebankan kepada pemerintahan, tapi juga menjadi urusan atau kewajiban pelaku bisnis dan masyarakat sendiri. Pertemuan dan serangkaian diskusi bersama para pemangku kepentingan yaitu pemerintah, pihak swasta, universitas lokal, lembaga penelitian, tokoh masyarakat, dosen dan peneliti serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dalam rangka menginisiasi dan mendorong terbentuknya Kelompok Kerja Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana (POKJA API PRB) di level Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan. Di Kota Kendari pembentukan Pokja API PRB berdasarkan pada Surat Keputusan Walikota No. 999/2016 sementara untuk Pokja di Sulawesi Tenggara, diharapkan pada awal atau pertengahan tahun 2017 sudah terbentuk. Pokja API PRB diharapkan dapat berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana melalui advokasi, pengawasan, fasilitasi dan konsultasi yang mendorong terjadinya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana bagi semua pemangku kepentingan menuju komunitas yang tanggap dan tahan bencana. Serangkaian pertemuan dan diskusi juga dilakukan untuk menyiapkan finalisasi Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama (PKS) atau Cooperation Agreement antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Program USAID APIK yang telah ditandatangani pada awal tahun 2017 ini. Hal yang sama juga dilakukan di level Pemerintah Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan. MoU dan PKS ini mengatur tujuan kerjasama, prinsip-prinsip, lingkup kerjasama, serta tanggung jawab masing-masing pihak. 17

18 Dalam rangka mengidentifikasi jenis permasalahan terkait dampak perubahan iklim dan resiko bencana yang ditimbulkan serta kebutuhan prioritas daerah dan rencana dan aksi adaptasi perubahan iklim dan meningkatkan ketangguhan pemerintah dan masyarakatnya, tim Program USAID APIK di Sulawesi Tenggara telah mempersiapkan beberapa kajian, yakni Kajian Sistem Informasi Cuaca dan Iklim, Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota dengan menggunakan alat Kaji 71 Indikator dan Scorecard, serta beberapa survei dan pengumpulan data yang dilakukan oleh tim Program USAID APIK Sulawesi Tenggara. Tujuan dari rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk: 1. Mengidentifikasi tingkat kerentanan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan selanjutnya mengidentifikasi prioritas-prioritas investasi API PRB yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan ketangguhan dan memasukkan prioritas ini ke dalam proses musrenbang daerah untuk dipertimbangkan sebagai isu kunci dalam semua sektor pembangunan. 2. Membangun pemahaman dan pengertian bersama dari multi pihak tentang kondisi daerah, peran dan keterlibatan tiap aktor dalam sistem perencanaan dan strategi pelaksanaan kegiatan pembangunan. 3. Mengidentifikasi kebijakan publik dan jenis intervensi potensial untuk meningkatkan ketangguhan Provinsi Sulawesi Tenggara. 4. Mengidentifikasi jenis-jenis penguatan kapasitas yang dibutuhkan oleh pemerintah, RAD RPJMD KLHS, SIDIK, Pedoman Tata Ruang Tangguh/ kota tangguh/ desa dan pesisir tangguh, dll Rencana Aksi Adaptasi Daerah INSTRUMEN KEBIJAKAN DAN TEKNIS/ OPERASIONAL RENCANA AKSI ADAPTASI RAN API, RPJMN masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun rencana pembangunan dan program-program aktual daerah berbasis lingkungan dan adaptasi perubahan iklim dan ketangguhan bencana. 5. Melahirkan rangkaian rekomendasi bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan pemangku kepentingan lainnya yang dapat menjadi petunjuk dalam menentukan arah investasi pembangunan berperspektif pengurangan risiko bencana. Hal ini selanjutnya akan melahirkan program-program pembangunan yang secara aktual dilaksanakan dan diharapkan dapat mewujudkan pembangunan yang aman dan berkelanjutan. Serangkaian proses yang akan dilaksanakan oleh APIK diarahkan untuk mencapai 3 tujuan utama, yaitu: 1. Penguatan kapasitas lembaga/institusi pemerintah dan pihak swasta. 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia. 18

19 Melalui skema Dana Ketangguhan, Prorgam USAID APIK bekerja sama dengan Universitas Halu Oleo untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan pendekatan adaptasi perubahan iklim di Teluk Starring, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Ibu-ibu kelompok kerja masyarakat sedang membuat instalasi bio-reeftech yang diharapkan dapat tumbuh menjadi terumbu karang dan rumah bagi ikan. Pada akhirnya diharapkan aplikasi teknologi ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan ketangguhan mereka dengan adanya sumber mata pencaharian. Oscar Siagian/USAID APIK 3. Mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang berpihak pada isu lingkungan, adaptasi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana dalam tata kelola pemerintahan dan perencanaan pembangunan. Pembelajaran Program USAID APIK di Sulawesi Tenggara senantiasa merespon momentum pembangunan yang terjadi di daerah, misalnya: 1. Memanfaatkan momen tahun perencanaan pembangunan Kabupaten Konawe Selatan, RPJMD dalam mengintegrasikan agenda API PRB, serta berkesempatan memanfaatkan momentum revisi RPJMDes terhadap RPJMD. 2. Integrasi agenda API PRB ke dalam Rencana Kerja (RENJA) empat SKPD yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan, BPBD, Badan Lingkungan Hidup Daerah, dan Dinas Pertanian di Konawe Selatan; RENJA 2017 dan BPBD Kota Kendari dan Rencana Kontigensi Banjir Kota Kendari. Capaian ini berkontribusi berupa jumlah dokumen perencanaan pemerintah yang merefleksikan agenda API PRB. 3. Membangun sistem dan jaringan komunikasi yang baik dan lebih luas dengan beberapa staf senior sebagai staf kunci di beberapa institusi pemerintah dan SKPD terkait. Hal ini dalam usaha mengoptimalkan koordinasi yang cepat dan efektif antara BAPPEDA Provinsi Sultra, dan juga beberapa SKPD kunci seperti BLHD, BPBD, Pertanian dan DKP, BMKG, Biro Perencanaan dan Hukum Pemerintah, Sekretariat Daerah. 19

20 4. Di Kabupaten Konawe Selatan, upaya pengintegrasian agenda API PRB juga telah diimplementasikan sampai ke tingkat desa. Sebanyak delapan desa di Konawe Selatan telah melaksanakan hal ini melalui penyelarasan agenda API PRB ke dalam dokumen RPJMDes. 5. Memfasilitasi proses administrasi dan persuratan serta mengkoordinasikan kegiatan ke level pengambil kebijakan. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam memfasilitasi ruang-ruang pertemuan, dan sarana pendukung lainnya. Tantangan Dinamika perpolitikan seperti masa transisi pemerintahan dan restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2016 tentang Pembentukan, Jenis dan Kriteria Tipelogi Perangkat Daerah sebagai turunan dari Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah mempengaruhi posisi/rotasi/mutasi pejabat teknis di lingkup Pemerintah Daerah. Dalam perjalanan satu tahun program USAID APIK di Sulawesi Tenggara, tampak bahwa pimpinan SKPD dan kepala daerah terkait dengan isu-isu API-PRB masih memiliki perhatian dan pemahaman yang terbatas. Beberapa permasalahan yang terjadi di Sulawesi Tenggara yang menjadi tantangan dalam rencana pembangunan antara lain: 1. Pemahaman mengenai API PRB di kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan beberapa instansi potensial lainnya sangat terbatas. Hal ini mempengaruhi proses-proses pengintegrasian agenda APIK ke dalam agenda pembangunan daerah, sementara sesi-sesi khusus untuk peningkatan pengetahuan/kapasitas belum banyak dilakukan. 2. Minimnya kapasitas aparatur perencana daerah dalam memahami dan mengimplementasikan beberapa regulasi tentang penganggaran pembangunan di daerah. Para perencana di daerah tidak fleksibel dalam menerjemahkan regulasi dari pusat untuk disesuaikan dengan kebutuhan daerah. 3. Pengendalian tata ruang dan peruntukkannya serta sistem koordinasi antar daerah. 4. Minimnya kebijakan daerah yang berorientasi pada lingkungan termasuk sistem perencanaan dan penganggaran daerah yang berorientasi pada upaya adaptasi perubahan iklim, dari perencanaan pembangunan tingkat daerah sampai di desa. 5. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, informasi tentang perubahan iklim dan resiko bencana yang ditimbulkan. 6. Terbatasnya sistem informasi cuaca dan iklim bagi masyarakat yang sangat rentan dan bergantung pada informasi tersebut, antara lain petani, nelayan, peternak dan pelaku usaha kecil lainnya. 7. Minimnya keterlibatan sektor swasta dalam isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. 8. Minimnya sistem pengawasan dan evaluasi secara berkala, transparan dan akuntabel terhadap pelaksanaan perencanaan maupun pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan. Rencana Strategi Untuk mengoptimalkan pembelajaran dan merespon tantangan, strategi yang telah disiapkan adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan/pemahaman tentang adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana di kalangan pemangku kepentingan (termasuk masyarakat) di Sulawesi Tenggara melalui kegiatan kampanye, dengan juga memasukkan isu tata ruang dan peruntukkannya. 2. Membangun mekanisme/sistem koordinasi antar daerah di level pemerintah. 20

21 3. Berkontribusi pada penguatan regulasi dan kebijakan daerah yang berorientasi pada lingkungan dan upaya adaptasi perubahan iklim, dari perencanaan pembangunan tingkat daerah sampai di desa. 4. Membangun sistem informasi cuaca dan iklim bagi masyarakat yang sangat rentan dan bergantung pada informasi tersebut, antara lain petani, nelayan, peternak dan pelaku usaha kecil lainnya. 5. Mendorong keterlibatan sektor swasta secara aktif dalam program-program pelestarian lingkungan dan isu-isu adaptasi perubahan iklim. 6. Penguatan Pokja API PRB (yang diharapkan dapat berkontribusi secara aktif) dalam proses-proses perencanaan pembangunan daerah. Kegiatan 2017 Strategi program USAID APIK di Sulawesi Tenggara dituangkan melalui beberapa kegiatan yaitu: 1. Legalisasi pembentukan Pokja API PRB Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Konawe Selatan, yang dilanjutkan dengan menyiapkan serangkaian kegiatan penguatan kapasitas bagi anggota Pokja dan staf SKPD. 2. Legalisasi Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan dengan Program USAID APIK. 3. Meningkatkan kemampuan personil SKPD dan Pokja dan penyiapan forum diskusi tentang risiko bencana dengan mempertimbangkan risiko lintas batas (level bentang lahan) dalam rangka menggalang kerjasama antara wilayah/daerah. 4. Menyiapkan dan mengulas RPJMD dan RPJMDes berbasis API PRB dengan melatih aparat desa intervensi Program USAID APIK terkait penyiapan usulan perencanaan pembangunan desa berbasis pengelolaan lingkungan (Permendes Nomor 22 Tahun 2016 dan Tentang Penetapan Prioritas Pembangunan Dana Desa Tahun 2017). 5. Mendampingi penyusunan RPJMD hasil Pemilu Kepala Daerah 2017 Kota Kendari sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 6. Mengkaji dan memperkuat regulasi dan kebijakan Kabupaten Konawe Selatan tentang penanganan bencana hidrometereologi. 7. Penguatan kapasitas Pokja dan staf Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kajian kebijakan publik terkait isu-isu lingkungan. 8. Penguatan media lokal dan kampanye API PRB dengan menyediakan informasi yang relevan mengenai kondisi iklim dan bencana serta membangun jejaring dan pengembangan sistem untuk berbagi informasi melalui media. 9. Merancang pertemuan dan diskusi yang melibatkan anggota DPRD, sektor swasta/pelaku bisnis dan tokoh masyarakat lainnya untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan Sulawesi Tenggara, perubahan iklim dan resiko bencana. 10. Kolaborasi rencana kegiatan dengan para spesialis lainnya dalam hal penguatan sistem informasi cuaca dan iklim bagi masyarakat yang rentan, serta kegiatan-kegiatan lainnya dalam hal pengutan kapasitas sumber daya manusia dan institusi di wilayah Sulawesi Tenggara. 21

22 MALUKU Selama satu tahun perjalanan Program USAID APIK di Maluku, pembelajaran dan peluang yang ditemukan hampir sama dengan yang dihadapi di Jawa Timur dan Sulawesi Tenggara namun terdapat pula karakteristik persoalan, peluang dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan API PRB. Contoh peluang yang ada misalnya keterlibatan gereja dalam melakukan advokasi terkait lingkungan maupun kebencanaan, dan mengoptimalkan tim/kelompok bencana yang sudah ada/ terbentuk. Secara umum tantangan yang dihadapi adalah: 1. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 2. Minimnya sistem informasi bagi pelaku usaha yang rentan terhadap kondisi perubahan iklim seperti petani dan nelayan. 3. Terbatasnya kebijakan daerah yang terkait dengan upaya adaptasi perubahan iklim dari level Pemerintah Kabupaten/Kota sampai level desa. 4. Pelaksanaan kegiatan API PRB masih dipandang sebagai kewenangan penuh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau Bappedda saja. 5. Belum tersedianya dana di semua SKPD khusus untung kegiatan API PRB. 6. Rendahnya kerjasama pemerintah dan pihak swasta dalam menyikapi permasalahan perubahan iklim, yang diakibatkan oleh terbatasnya pemahaman pengetahuan dan kepentingan. 7. Rendahnya penegakan hukum, khususnya dalam pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup dan tata ruang. 22

23 Samuel Hetharion, biasa dipanggil Sammy merupakan salah satu contoh masyarakat yang turut berpartisipasi dan ikut andil dalam praktik adaptasi. Sammy, pemilik pembibitan sekaligus Ketua Kelompok Petani Spirit di Negeri Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah dapat menjadi contoh bagaimana mata pencahariannya berkontribusi dalam upaya reforestasi yang penting untuk mengurangi risiko bencana. Oscar Siagian/USAID APIK Rencana Strategi Dari tantangan yang ada diatas, maka APIK di Maluku memiliki strategi, diantaranya adalah: 1. Komunikasi intensif dengan multi stakeholders (Diskusi & sharing). 2. Advokasi terhadap semua stakeholder, termasuk diantaranya mengenai: Penyiapan dukungan partisipasi masyarakat untuk ruang terbuka hijau. Penguatan Pokja Kabupaten/Kota dan dukungan terhadap forum API. Meningkatkan kemampuan personil SKPD dan penyiapan dokumen kajian risiko bencana dengan mempertimbangkan risiko lintas batas (level bentang lahan) untuk menggalang kerjasama antar daerah. Inisiasi dan penguatan forum API di daerah untuk strategi keberlanjutan kegiatan. 23

24 KESIMPULAN Ruang intervensi APIK pada level nasional dan daerah dibatasi oleh lingkup tujuan dan capaian yang telah dirumuskan dokumen rencana kerja. Untuk menerjemahkannya ke dalam tata kelola pemerintahan untuk Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mengharuskan pemerintah untuk mengambil peran aktif dalam mewujudkan pergeseran persepsi dari pemangku-kepentingan lainnya. Langkah-langkah untuk membantu efek perubahan meliputi: 1. Membangun koalisi untuk perubahan 2. Meyakinkan dan mengajak pihak yang menentang 3. Menciptakan dan mendorong aktifitas ekonomi baru, terutama melalui peran dunia usaha 4. Menciptakan atau mendayagunakan aktor/kelembagaan yang telah ada atau yang baru 5. Merealisasikan gagasan ke dalam kegiatan yang lebih dapat dirasakan manfaatnya 6. Mengembangkan dan menyebarkan teknologi yang sifatnya lokal dan memunculkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Peluang dan tantangan serta strategi untuk merespon tantangan merupakan jalan untuk memastikan kegiatan program USAID APIK dapat diterima oleh semua pemangku kepentingan. 24

25 Bakau di Desa Puasana, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Bakau yang sehat di pesisir pantai merupakan tanggul alami yang baik sebagai penahan abrasi dan banjir rob. Area pesisir merupakan salah satu fokus kerja Program USAID APIK yang bekerja di Kendari dan Konawe Selatan di Sulawesi Tenggara serta Maluku. Oscar Siagian/USAID APIK 25

26 BIOGRAFI PENULIS Ari Mochamad Ari Mochamad memulai aktifitas kegiatan adaptasi perubahan iklim pada 2007 saat bekerja di WWF Indonesia. Pengalaman bekerja Dewan Nasional Perubahan Iklim ( ), memperkaya informasi dan pengetahuan di bidang adaptasi perubahan iklim pada level nasional dan internasional. Gelar Doktornya diraih pada Program Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia tahun 2015, dengan Disertasi Model Modal Sosial dalam Membangun Kebijakan Perubahan Iklim; Mewujudkan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia. Di program USAID APIK saat ini sebagai Penasihat Spesialis Tata Kelola/ Pengembangan Institusi. Putra Dwitama Saat ini bekerja sebagai Executing Agency Liaison Officer di Program USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) dan ditugaskan sebagai Manajer Program di Sekretariat RAN API Bappenas. Dengan latar belakang Politik dan Ekonomi Perencanaan Kebijakan Publik, sejak tahun 2012 aktif menggeluti isu pembangunan, perencanaan pembangunan dan penganggaran, terutama dalam mendorong pengarusutamaan dan penyediaan perangkat kebijakan dan peraturan terkait adaptasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Sebelum bergabung bersama APIK, tercatat sebagai Tenaga Ahli Monev Pembangunan di Bappenas dan National Partnership Coordinator pada Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) Mercy Corps Indonesia yang didanai oleh Rockefeller Foundation untuk 5 (lima) negara, yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, India dan Bangladesh. Herry Susanto Saat ini selaku Spesialis Tata Kelola/Pengembangan Institusi untuk Program USAID APIK di Provinsi Jawa Timur. Pernah bergabung pada beberapa program USAID seperti Local Governance Support Program (LGSP), KINERJA, dan PERFORM. Kekuatannya dalam berjejaring dengan para pemangku kepentingan daerah merupakan kunci dalam pembelajaran untuk program adaptasi perubahan iklim. Dianna Chaidir Waode Anna Dianna Sastri Chaidir (Diana Chaidir), meraih gelar master Pengelolaan dan Pembangunan Urban dari Institute for Housing and Urban Development Studies di Universitas Erasmus, Belanda. Diana telah bekerja lebih dari 20 tahun di bidang pembangunan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, serta program lingkungan dan adaptasi perubahan iklim. Saat ini Diana bekerja di Program USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) sebagai Spesialis Tata Kelola/ Pengembangan Institusi di Sulawesi Tenggara. Desi Patty Desi Patty, lulusan dari Politeknik Negeri Ambon jurusan Teknik Sipil. Bekerja sejak tahun 2002 pada kegiatan-kegiatan kemanusiaan bersama masyarakat. Berpengalaman membangun kemitraan yang baik dengan pemerintah. Saat ini bekerja di Program USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan sebagai Spesialis Tata Kelola Pemerintah/Pengembangan Institusi di Maluku. 26

27

28

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN DARI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL MEWAKILI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Mengapa Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sangat Penting untuk Kita?

Mengapa Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sangat Penting untuk Kita? APIK Maluku 1 Mengapa Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sangat Penting untuk Kita? 2 Latar belakang Sebagian besar jumlah bencana yang terkait iklim dalam 7 tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan oleh Yayasan Transformasi Kebijakan Publik

Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan oleh Yayasan Transformasi Kebijakan Publik Memperkuat Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Mengintegrasikan Adaptasi Perubahan Iklim kedalam Rencana Pembangunan Daerah di Kabupaten Gorontalo Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A 19 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH No. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA TABEL A Skala Nilai Peringkat Kinerja

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU TATANAN KELEMBAGAAN PB DI DAERAH PUJIONO CENTER, 3 JUNI 2017 RANIE AYU HAPSARI Peran Serta Masyarakat SFDRR: Prioritas 1 (Memahami Risiko Bencana):

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA -1- GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

Knowledge Management Forum April

Knowledge Management Forum April DASAR HUKUM DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMDA UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN IKLIM INDONESIA UU 23 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pembangunan secara efektif, efisien, dan memiliki sasaran yang tepat maka diperlukan proses perencanaan untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH A. PENGENDALIAN DAN EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN 1 PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT, Menimban: a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

ARAHAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PADA ACARA

ARAHAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PADA ACARA ARAHAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PADA ACARA RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENGUATAN KELEMBAGAAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) TAHUN 2014 Jakarta, 13 Mei 2014 TARGET

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH BERPERSPEKTIF GENDER KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci