BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Djaja Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Tanah Liat Pengertian Media Tanah liat Menurut Aphin (2012), lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral yang mengandung unsur silika yang memiliki diameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan aluminium dengan ukuran partikel yang halus. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket saat basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau pecahpecah bila kering. Dapat disimpulkan bahwa tanah liat adalah bahan alam yang mengandung leburan silika dan alumunium dengan ukuran partikel yang kecil dan akan lembek saat terkena air dan keras ketika kering. Tanah liat ini dapat dibentuk dengan mudah menggunakan berbagai cara yaitu teknik kegiatan membentuk.
2 2.2 Pengenalan Bentuk Geometri Tiga Dimensi pada Anak Usia Dini Pengertian Bentuk Geometri Tiga Dimensi Menurut Lestari, K.W (2011:4), menjelaskan bahwa mengenal bentuk geometri pada anak usia dini adalah kemampuan anak mengenal, menunjuk, menyebutkan serta mengumpulkan benda-benda disekitar berdasarkan bentuk geometri. Pendapat lain yang diungkapkan oleh Triharso, Agung (2013:50), menyatakan bahwa dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti, bola, kotak, dan balok. Skripsi dari Desy Wahyu (2014) menjelaskan bahwa belajar konsep letak, seperti di bawah, di atas, kiri, kanan, meletakkan dasar awal memahami geometri. Menurut Tarigan, Daitin (2006:32), menjelaskan bahwa belajar geometri adalah berpikir matematis, yaitu meletakkan struktur hirarki dari konsep-konsep lebih tinggi yang terbentuk berdasarkan apa yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga dalam belajar geometri seseorang harus mampu menciptakan kembali semua konsep yang ada dalam pikirannya. Mengenalkan berbagai macam bentuk geometri pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara mengajak anak bermain sambil mengamati berbagai benda di sekelilingnya. Anak akan belajar bahwa benda yang satu mempunyai bentuk yang sama dengan benda lainnya seperti ketika mengamati bentuk penghapus mempunyai bentuk yang sama dengan kotak atau balok. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengenal bentuk geometri pada anak usia dini tidak serta merta hanya berbicara lisan saja. Akan tetapi mengajarkan geometri pada anak usia dini, harus dengan pengamatan secara langsung melalui benda konkret. Terdapat juga beberapa tahapan yang harus di pahami di dalam membangun konsep
3 geometri pada anak. Adanya beberapa tahapan ini, maka anak usia dini akan lebih memahami mengenai bentuk geometri Tahapan Pengenalan Bentuk Geometri Tiga Dimensi pada Anak Usia Dini Van Hiele dalam Daitin Tarigan (2006:62), menyatakan bahwa terdapat lima tahap belajar geometri pada anak, di antaranya adalah: a. Tahap Pengenalan. Dalam tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mengetahui adanya sifatsifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. b. Tahap Analisis. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati. Anak sudah mampu menyebutkan aturan yang terdapat pada benda geometri tersebut. c. Tahap Pengurutan. Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan penarikan kesimpulan, berpikir deduktif, namun kemampuan ini belum dapat berkembang secara penuh. d. Tahap Deduksi. Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. e. Tahap Akurasi. Dalam tahap ini anak mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Anak belajar bentuk-bentuk geometri anak harus belajar dari benda-benda konkret.
4 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Usia Dini Menurut Jamaris, Martini (2006:44), menjelaskan bahwa kemampuan dasar matematika pada anak TK berada pada fase praoperasional yang diwarnai oleh perkembangan kemampuan berpikir secara simbolis. Kemampuan dasar geometri dikembangkan melalui pengenalan anak terhadap kemampuan spasialnya, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan bentuk benda dan tempat di mana benda tersebut berada, dan kemampuan berpikirnya adalah berpikir secara simbolis. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk dapat membayangkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya. Selain itu dipengaruhi oleh kemampuan berpikir intuitif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun sesuatu. Keterkaitan faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Kemampuan berpikir secara simbolis dan kemampuan spasial dipengaruhi oleh faktor hereditas/keturunan, faktor lingkungan (psikososial), faktor asupan gizi, dan faktor pembentukan Rita Eka Izzaty, dkk (2008:8). Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak TK adalah cara berpikir simbolis, intuitif serta kemampuan spasialnya untuk dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan konsep bentuk geometri dalam kehidupan sehari-hari.
5 2.2.4 Strategi Pembelajaran Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Usia Dini Strategi pembelajaran merupakan segala usaha atau aktivitas guru dalam mengajar yang digunakan dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bermain dan belajar tidak dapat dipisahkan, keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi. Bermain membuat anak senang, sedangkan belajar melalui bermain anak dapat menguasai materi yang lebih menantang. Bermain sebagai salah satu cara belajar anak yang mempunyai ciriciri simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, dan suka rela. Menurut Piaget dalam Slamet Suyanto (2005b:124), anak belajar mengkonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Selain itu para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran. Prinsip bermain adalah anak harus mengedepankan belajar, bahwa bermain untuk belajar, bukan bermain untuk mainan itu sendiri. Strategi dalam pemilihan jenis permainan yang digunakan di TK harus sesuai dengan perkembangan anak. Pemilihan jenis permainan yang sesuai dengan perkembangan anak perlu dilakukan agar pesan edukatif dalam permainan dapat ditangkap anak dengan mudah dan menyenangkan. Apabila jenis permainan tidak sesuai dengan perkembangan anak maka yang terjadi adalah proses bermain hanya untuk mainan itu sendiri. Hal ini akan dapat berdampak buruk pada pembentukan karakter dan kecerdasan anak. Namun apabila pemilihan permainan yang selaras dengan perkembangan anak maka akan mengembangkan aspek kecerdasan tertentu.
6 Menurut Agung Triharso (2013:7), menyatakan bahwa satu-satunya cara agar suasana belajar menjadi menyenangkan dan menantang adalah menggabungkan bermain dan belajar. Pola belajar sebagaimana bermain,dan bermain sebagaimana belajar membuat anak merasa enjoy. Tanpa mereka sadari, anak-anak belajar dalam suatu permainan, tetapi juga bermain ketika belajar. Antara belajar dan bermain sama-sama menyenangkan sekaligus menantang. Pembelajaran untuk mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak dapat dilakukan dengan permainan. Melalui permainan tersebut anak-anak akan mudah belajar mulai dari mengidentifikasi bentuknya, menyelidiki masing-masing bentuknya dan mengenal bentuk geometri. Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi pembelajaran mengenalkan bentuk geometri pada anak usia dini kegiatannya dikemas dalam bermain. Melalui kegiatan bermain anak akan mengetahui, memahami dan mengenal konsep bentuk geometri. Kemampuan dasar dalam mengenal bentuk geometri ini dapat dikembangkan melalui pengenalan anak pada kemampuan spasialnya, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan bentuk benda aslinya (bentuk penghapus itu seperti balok). Pemberian rangsangan dan stimulus yang tepat pada proses pembelajaran di TK (Taman Kanak-kanak), akan memberikan dampak positif yaitu dapat mencerdaskan anak. Selain itu kondisi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan akan berpotensi besar dalam membentuk karakter anak menjadi seorang pembelajar yang aktif. Dari kegiatan belajar melalui bermain hasil belajar anak dapat meningkat karena ketika anak belajar matematika khususnya dalam mengenal bentuk geometri anak akan dapat memahaminya apabila dibantu dengan manipulasi objek-objek suatu benda yang konkret.
7 2.3 Membentuk Geometri Tiga Dimensi melalui Media Tanah Liat Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Membentuk dengan Media Tanah Liat Supaya kegiatan membentuk dapat berhasil dengan tujuan yang maksimal maka seorang guru penting memperhatikan langkah-langkah membentuk sebagai berikut. Menurut Sumanto (2005:154), pelaksanaan kegiatan membentuk yaitu: 1. Guru menyiapkan bahan tanah liat yang berbentuk balok-balok yang agak besar untuk dibagikan kepada anak. 2. Siapkan kertas atau koran untuk alas meja atau tempat meletakkan tanah liat. 3. Guru memberikan contoh terlebih dahulu atau memandu langkah kerja membentuk dengan memberikan peragaan membentuk dari bahan tanah liat dengan ukuran cukup besar supaya diamati oleh seluruh anak dalam kelas dengan jelas. 4. Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dalam bekerja dilakukan dengan tertib dan setelah selesai merapikan atau membersihkan tempat belajar dan mencuci tangan. 5. Setiap tahapan membentuk yang dibuat oleh anak sebaiknya guru memberikan penguatan dengan memberi bantuan merapikan atau menghaluskan agar hasilnya lebih baik dan rapi. Melengkapi langkah-langkah membentuk dengan tanah liat diatas MS. Sumantri (2005: 156), menyatakan langkah-langkah membentuk dari tanah liat yaitu: 1. Pilihlah adonan bahan tanah liat yang aman bagi anak. 2. Anak disusun sedemikian rupa supaya tidak berdesakan dalam mengerjakan kegiatan membentuk.
8 3. Guru perlu untuk secara merata memberikan perhatian dengan berkeliling, mengamati, berkomunikasi, membantu anak yang mengalami kesulitan. 4. Guru dapat mengajak anak untuk berdialog dengan menjelaskan karya yang di buat oleh anak. 5. Guru dapat memberikan penguatan seperti pujian, sebut namanya, berikan tepuk dibahunya serta senyuman agar anak semangat dalam mengerjakan tugasnya. Berdasar langkah-langkah kegiatan membentuk diatas dapat ditegaskan bahwa dalam kegiatan membentuk guru terlebih dahulu menyiapkan adonan yang akan dipakai dan memastikan adonan tersebut aman untuk anak, memberikan kertas koran atau plastik untuk mengalasi meja, terlebih dahulu guru memberikan contoh sebelum anak melakukan kegiatan, memberikan scaffolding atau pijakan, serta memberikan pujian terhadap hasil karya anak. 2.4 Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rustiyanti (2014) yang berjudul Peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui permainan dakon geometri pada anak kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul. Menunjukkan bahwa melalui kegiatan bermain dakon geometri ini, anak lebih mengerti mengenai bentuk-bentuk geometri. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Primasari (2013) yang berjudul Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan membentuk menggunakan media tanah liat di kelompok A TK Gita Insani Sleman. Menunjukkan bahwa melalui kegiatan tanah liat dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu kegiatan membentuk.
9 Mengacu pada penelitian di atas, maka penulis menekankan pada peningkatan kemampuan membentuk geometri tiga dimensi melalui media tanah liat. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan anak membentuk geometri tiga dimensi. 2.5 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membentuk geometri tiga dimensi melalui media tanah liat. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan membentuk geometri tiga dimensi pada anak usia dini. Oleh karena itu pemikiran penulis bahwa pembelajaran yang menggunakan media tanah liat, anak akan lebih senang dan lebih menunjukkan kreativitasnya di dalam belajar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model rancangan one group design dimana akan diadakan pretest dan postest. Pada pretest sebagai pengukuran awal peneliti belum memberikan perlakuan terhadap anak (observasi), setelah itu akan ada postest sebagai pengukuran setelah peneliti memberi media tanah liat terhadap anak. Dari bagan kerangka dibawah ini dapat dijelaskan hal-hal berikut. Pada kondisi awal, guru melaksanakan pretest dengan melakukan pembelajaran akan tetapi belum aktif. Setelah guru mengetahui akan hasil observasi awal, selanjutnya diberikan perlakuan kepada anak-anak dengan media tanah liat. Maka akan ditemukan hasil posttest dan guru kemudian menguji menggunakan Uji T. Apabila dilihat dalam bagan akan terlihat pada bagan berikut:
10 Belum melaksanakan pembelajaran aktif Pretest Kemampuan Membentuk Subyek Melaksanakan kegiatan membentuk geometri tiga dimensi dengan tanah liat Posttest Kemampuan Membentuk Uji T Gambar 1. Kerangka Berpikir 2.6 Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam membentuk geometri tiga dimensi melalui media tanah liat pada anak Kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana Salatiga Semester II Tahun Ha : Ada peningkatan yang signifikan dalam membentuk geometri tiga dimensi melalui media tanah liat pada anak Kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana Salatiga Semester II Tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Direktorat PAUD,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan konsep-konsep abstrak yang diberi simbol-simbol. Beberapa
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Geometri 1. Pengertian Geometri Geometri menurut Bird 9 merupakkan bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang, dan ruang. Geometri berhubungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Geometri 2.1.1 Pengertian Geometri Dari sudut pandang psikologi, geometri berupa pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN DAKON GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARUM PUSPITA TRIHARJO PANDAK BANTUL SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN DAKON GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARUM PUSPITA TRIHARJO PANDAK BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Lab Satya Wacana Salatiga, yang terletak di samping SD Kristen Satya Wacana (SD Lab) Salatiga. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Sumber : Sugiyono, : nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) : nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pre experimental design
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahap yang yang paling awal dalam pengerjaan sebuah konstruksi adalah perencanaan pondasi. Karena pondasi adalah bagian terendah dari suatu bangunan konstruksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG PAUD.
Artikel Skripsi MENINGKATKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN BALOK UNIT PADA PAUD WACHID HASYIM KEBONDUREN KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015-2016 ARTIKEL SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B (Penelitian di TK PERTIWI II JAMBEYAN, KARANGANOM, KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam kehidupan dimana pada periode ini anak banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.
Lebih terperinciPERMAINAN BALOK BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK
PERMAINAN BALOK BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK Artikel Publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Diajukan Oleh: DIAH SARI WIDYASTUTI
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KOTAK BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A TK PKK 57 MUNTUK DLINGO
561 Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Restu Widya Ratna Ningsih) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KOTAK BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A TK PKK 57 MUNTUK DLINGO IMPROVING THE
Lebih terperinciLili Artika, Dr. Daviq Chairilsyah, Enda Puspitasari ( ), yahoo.com,
1 INFLUENCE GAME DAKON GEOMETRI KNOW YOUR ABILITY TO SHAPE GEOMETRY IN CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN CHILDHOOD DAHLIA MANDIRI MUNTAI VILLAGE DISTRICT BANTAN BENGKALIS Lili Artika, Dr. Daviq Chairilsyah, Enda
Lebih terperinciPRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI
NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK SUSUN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 (PTK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG) Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia ini anak sangat peka terhadap stimulus / rangsangan untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat menyenangkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Milla Anggamala Supriatna 1 ABSTRAK Alat permainan yang edukatif dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Sufyani Prabawanto Sufyani_prabawanto@yahoo.com 6/3/2010 1 Belajar dan Pembelajaran Belajar? Upaya memperoleh kepandaian, memperoleh perubahan tingkah laku, memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui karakteristik matematika sehingga guru dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A
PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A Yustiyana Arum Habsari Nurhenti Dorlina Simatupang Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A
JPAUDI: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol.1 No.1 April 2015 PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A Arumi S Fatimaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A
PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A Khusnul Khotimah Julianto PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai 4 Surabaya 60136. (Email
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana Kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah suatu kemampuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Setiap anak adalah unik yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Anak bukanlah orang dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 6 tahun yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBENTUK GEOMETRI TIGA DIMENSI MELALUI MEDIA TANAH LIAT PADA ANAK KELOMPOK A1 DI TK LAB SATYA WACANA SALATIGA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBENTUK GEOMETRI TIGA DIMENSI MELALUI MEDIA TANAH LIAT PADA ANAK KELOMPOK A1 DI TK LAB SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental
Lebih terperinciPertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.
Pertemuan Ke-4 Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd Pendidikan Matematika Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd STKIP YPM Bangko 1 Teori Belajar Kognitif Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Abstrak: Pembelajaran yang monoton membuat siswa malas belajar terutama pada pelajaran matematika. Salah satu penyebabnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi dan kemampuan dasar anak usia dini sudah dimulai sejak usia 0-6 tahun, masa ini merupakan masa emas yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Fisika mempunyai arti penting dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran adalah proses untuk menciptakan kegiatan belajar pada seseorang atau beberapa orang. Pembelajaran diciptakan untuk mencapai tujuan-tujuan belajar. Agar tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan sesuai dengan kurikulum yang telah dirumuskan. Guru dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengenalan dan pemahaman sains pada anak TK sejak dini telah diberikan sesuai dengan kurikulum yang telah dirumuskan. Guru dalam memberikan dan menyampaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Menurut Sujiono, dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi dan keunikan tersendiri. Pengembangan potensi anak harus diperhatikan, agar potensi anak dapat berlangsung secara
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROYEK TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 PRINGSEWU
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROYEK TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 PRINGSEWU (Skripsi) Oleh: EKA APRILIAWATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pada saat pre-test tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan kreativitas dan kognitif
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Pada saat pre-test tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan kreativitas dan kognitif anak usia dini pada TK Al Kautsar Kabupaten Garut antara kelompok eksperimen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan yang sangat pesat dan perlu dilatih dengan cara yang tepat dan sesuai. Moeslichatoen (1999) mengemukakan bahwa seorang
Lebih terperinciPERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciK A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA
0 PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI TK PERTIWI SINGOPADU, SIDOHARJO, SRAGEN KELOMPOK K A TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YULIANA DEWI A520090084
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Taman Kanak-kanak yang disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh.
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini, peneliti akan memaparkan tentang alasan penelitian yang meliputi: (A) Latar Belakang, (B) Rumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, (E) Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DATAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GOTRI LEGENDRI PADA ANAK KELAS B TK SUNAN KLAIJAGA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DATAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GOTRI LEGENDRI PADA ANAK KELAS B TK SUNAN KLAIJAGA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran yang baik pada anak usia dini harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kemampuan spasial dan sikap siswa. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah:
182 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan faktor pembelajaran,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KEMAMPUAN SPASIAL Menurut Fahmi (2006) kemampuan spasial adalah kemampuan anak dalam mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda, dan mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Penalaran Matematis Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu melakukan proses bernalar. Matematika terbentuk karena pikiran manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang menarik, dimana anak senang bermain dan beragam pola permainan yang mereka lakukan (Santrock, 2002). Masa awal kanak-kanak
Lebih terperinciMETODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK
METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK Artikel Publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Diajukan Oleh: Nita Ratna Sari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperincibelajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya pendidikan, mutu generasi bangsa dapat ditingkatkan, sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak secara naluriah aktif bergerak, anak akan menuju ke mana saja sesuai dengan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak secara naluriah aktif bergerak, anak akan menuju ke mana saja sesuai dengan yang diminatinya atau disenanginya serta dengan aktivitasnya itu anak memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka diselenggarakan berbagai macam kegiatan usaha dan produksi yang menunjang pembangunan.
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO
UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*) Abstrak Ketercapaian suatu pembelajaran matematika ditentukan oleh guru dalam menggunakan strategi pembelajaran matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN MANIPULATIF DENGAN MANIK MANIK TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LAKSHMI 12 SURAKARTA
PENGARUH PERMAINAN MANIPULATIF DENGAN MANIK MANIK TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LAKSHMI 12 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : IKE
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika
Lebih terperinciPENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014
1 PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak yang disingkat TK, merupakan jenjang pendidikan usia dini (yakni usia 3-6 tahun) dalam bentuk pendidikan formal yang merupakan tahap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia dini tidak lepas dari kegiatan bermain. Setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk
Lebih terperinciPENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO
1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,
Lebih terperinciPENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU
1 PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU ARIFAH ANANDA RIZKI D.KANDUPI ABSTRAK Masalah pokok dalam tulisan ini adalah perkembangan motorik
Lebih terperinciMARINA TRIE RAMADHANY GUNAWAN, 2015 PENGARUH PEMBELAJARAN D ENGAN PERMAINAN MAZE TERHAD AP KECERD ASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA D INI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perubahan hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran anak usia dini dapat dilihat tidak hanya dari aspek perkembangan namun juga dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, dikembangkan bibit-bibit sumber daya manusia
Lebih terperinciPERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN
PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN
Lebih terperinciGeometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika
Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika Farida Nurhasanah 2012 SI SD kelas I smt 1 Geometri dan Pengukuran 2. Menggunakan pengukuran waktu dan panjang 3. Mengenal beberapa bangun ruang 2.1 Menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka
Lebih terperinciPENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B Eka Nita Octaria Rachma Hasibuan PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4 Surabaya 60136 (Email:ekanita@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Lebih terperinci