BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Sukarno Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat sehingga akan menunjang pembangunan nasional. Tujuan pembangunan jembatan adalah sebagai akses bagi orang atau kendaraan supaya bisa melewati rintangan (sungai atau lembah). Selain itu, jembatan juga menjadi alternatif untuk menyambung ruas jalan sehingga dapat memperpendek arah. Berdasarkan bentangnya, jembatan dikategorikan sebagai jembatan bentang pendek apabila memiliki panjang kurang dari 40 m, jembatan bentang menengah apabila memiliki panjang antara 40 m sampai 125 m dan jembatan bentang panjang apabila memiliki panjang lebih dari 125 m. Selain berdasarkan bentangnya, jembatan juga dikategorikan berdasarkan fungsinya, diantaranya adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan; jembatan penyeberangan yang difungsikan untuk penyeberangan jalan, memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut, memberikan keamanan, dan mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan; jembatan kereta api yang difungsikan untuk perlintasan kereta api; jembatan darurat yang difungsikan untuk kepentingan darurat yang biasanya hanya sementara; dan jembatan pejalan kaki yang hanya boleh dilewati oleh lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan ringan seperti sepeda, gerobak, kendaraan yang ditarik hewan, motor, dan kendaraan bermotor ringan dengan maksimum roda tiga. Di Indonesia, walaupun sarana untuk pejalan kaki sangat terbatas, tipe jembatan pejalan kaki juga dijumpai. Jembatan pejalan kaki tersebut banyak dijumpai terutama di daerah pedesaan yang lokasinya terpencil. Namun sayang, beberapa media melansir bahwa kondisi beberapa jembatan pejalan kaki tersebut sudah tidak layak fungsi. 1
2 2 Dengan pentingnya jembatan dalam transportasi darat, ketidaklayakan fungsi jembatan akan sangat mengganggu aktifitas masyarakat. Salah satu contoh terganggunya aktifitas warga akibat jembatan rusak terjadi di Lahat. Seperti dilansir dari Sindonews pada tanggal 20 April 2013, Jembatan Sungai Lematang, seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, rusak karena alas jembatan tersebut terlepas akibat hantaman angin kencang yang disertai hujan deras. Meskipun kondisi jembatan yang sudah rusak berat, warga tetap melewati jembatan sepanjang 140 m tersebut. Jembatan tersebut tetap dilalui warga karena apabila warga memilih alternatif menyebrang sungai dengan perahu, terlebih pada saat mengangkut hasil panen, dinilai memiliki resiko yang cukup besar mengingat debit air sungai yang pada saat itu sedang pasang. Gambar 1.1 Jembatan Sungai Lematang (Sindonews, 2013) Selain Jembatan Sungai Lematang di Lahat, seperti dilansir dari Sindonews pada 8 April 2015, Jembatan gantung yang membentang di atas Sungai Cimuntur, Blok Karangpaningan, Dusun Lintungpaku, Desa Karang Pawitan, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, seperti tergambar pada Gambar 1.2, kondisinya rusak berat dan memprihatinkan. Jembatan dari anyaman bambu tersebut terancam putus karena tanggul penyangga fondasi di ujung jembatan gantung mengalami longsor. Jembatan Sungai Cimuntur dengan bentang 25 m dan lebar 1
3 3 m adalah akses warga menuju Desa Cintanagara, Kecamatan Jatinagara. Akibatnya, jembatan tersebut menjadi rawan kecelakaan apabila ada yang melewatinya. Banyak warga yang hendak melintas mengurungkan niatnya karena takut jembatan putus pada saat mereka berada di tengah-tengah. Gambar 1.2 Jembatan Cimuntur (Sindonews, 2015) Peristiwa rusaknya jembatan pejalan kaki juga terjadi di Desa Rantau Serik, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musi Rawas (Gambar 1.3). Dilansir dari Sindonews pada tanggal 15 Oktober 2013, hancurnya beton penyangga tali baja seling dipangkal jembatan gantung tersebut, mengakibatkan ambrolnya jembatan sehingga menyebabkan satu korban jiwa dan 20 orang terpental ke Sungai Muara Beliti. Padahal, jembatan gantung tersebut baru saja direhab Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) dua bulan sebelum kejadian tersebut. Diduga, rusaknya beton penyangga karena overload penyeberang jembatan yang mobilitasnya sangat tinggi. Dari kasus-kasus kerusakan jembatan pejalan kaki tersebut, dapat dilihat bahwa pada kenyataannya jumlah kerusakan jembatan yang ada di Indonesia sangat banyak dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Meskipun kondisi jembatan sudah sangat mengkhawatirkan untuk dilalui, masyarakat tetap saja menggunakan jembatan tersebut untuk mencapai tempat tujuan mereka. Hal itu menandakan
4 4 Gambar 1.3 Jembatan gantung di Desa Rantau Serik yang ambrol (Sindonews, 2013) bahwa keberadaan jembatan pejalan kaki sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau. Upaya pembangunan jembatan-jembatan pejalan kaki yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat, meskipun terkadang kurang menjadi prioritas pemerintah daerah, perlu digalakkan. Faktor utama yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan jembatan pejalan kaki adalah apabila lokasi pembangunan jembatan pejalan kaki susah untuk dijangkau, proses penyediaan alat dan material menjadi terhambat dan akan sangat mahal. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penggunaan material lokal yang banyak terdapat di sekitar lokasi pembangunan jembatan pejalan kaki sebagai bahan utama pembuatan jembatan. Salah satu material yang banyak terdapat di daerah pedesaan adalah bambu. Bambu adalah material yang makin diminati akibat kelangkaan kayu dan harga besi yang semakin tinggi. Meskipun material bambu seringkali diasosiasikan dengan material murah, namun saat ini bambu telah dan akan menjadi material bangunan masa depan. Bambu memiliki nilai ekologis yang baik dan merupakan material konstruksi yang berkelanjutan. Jika dibandingkan dengan kayu, menanam bambu hanya membutuhkan waktu 3-6 tahun untuk dapat digunakan sebagai material konstruksi. Bambu juga memiliki properti mekanikal yang baik.
5 5 Seiring dengan perkembangannya, teknologi seputar bambu mulai berkembang, seperti munculnya teknologi sambungan bambu yang dapat mengoptimalisasi kekuatan bambu serta teknologi pengawetan bambu sehingga menjadikan bambu sebagai material konstruksi lebih permanen. Sebagai material ringan yang memiliki kekuatan yang tinggi, bambu berpotensi dijadikan material struktur untuk bentang yang lebar. Selain itu, karakter bambu yang fleksibel (mudah dibentuk), berpotensi untuk dibentuk dengan bentuk lengkung dimana bentuk tersebut cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya untuk dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan bambu sebagai material utama dari struktur jembatan sudah digunakan dari struktur yang paling sederhana hingga seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi struktur yang rumit. Menurut Emery (2003), jembatan bambu yang sederhana sudah pernah dibangun di Ecuador, China, Peru, Cambodia, dan negara-negara lainnya. Salah satu jembatan bambu yang pertama didirikan adalah Jembatan Anlan (Gambar 1.4), yang disebut juga dengan "Jembatan Suami Istri". Jembatan ini terletak di bendungan air pada Dujiangyan Dam, melintasi sungai dengan panjang 500 m. Saat ini jembatan ini sudah dipindah ke tempat yang lebih rendah sejarak lebih dari 100 m dari lokasi awalnya, dengan struktur bambu yang digunakan pada awalnya diganti dengan baja dan struktur kayu pada dermaga diganti dengan tiang beton. Menurut catatan, jembatan ini dibangun lebih awal dari pada Dujiangyan Dam itu sendiri. Selain itu, The Bamboo Bridge and Koh Paen, berlokasi beberapa blok di selatan Mekong, adalah satu dari jembatan bambu tertua di dunia. Jembatan ini terbuat dari bambu yang menghubungkan pulau Koh Paen dengan Mekong (Gambar 1.5). Di Indonesia sendiri jembatan bambu sudah pernah dibangun pada tahun Jembatan bambu ini dibangun melintasi Sungai Serayu (Gambar 1.6).
6 6 Gambar 1.4 Jembatan Anlan di China (Anlan Bridge.com) Gambar 1.5 Jembatan bambu Kampong Cham, Kamboja (Wikimedia) Gambar 1.6 Jembatan bambu melintasi Sungai Serayu (
7 7 Jembatan bambu modern telah dibangun oleh beberapa arsitek bambu terkemuka di dunia. Jembatan bambu modern tersebut diantaranya adalah Jembatan Guadua di Colombia (Gambar 1.7) yang didesain oleh Jorg Stamm atau Jembatan bambu di Crosswaters Ecolodge di Huizhou, China (Gambar 1.8) yang didesain oleh Simon Velez. Di Indonesia, jembatan bambu modern sudah dibangun, yaitu Jembatan Kulkul yang terletak di Green School, Bali (Gambar 1.9). Gambar 1.7 Jembatan Guadua, Colombia (Emery, 2003) Gambar 1.8 Jembatan bambu di Crosswaters Ecolodge di Huizhou, China (Facebook)
8 8 Gambar 1.9 Jembatan Kul Kul, Bali (Wikimedia) Jembatan bambu pernah didesain oleh Morisco (1999) yang dibuat untuk keperluan pameran di Universitas Mataram (Gambar 1.10). Jembatan bambu ini memiliki lebar 2,5 m dan bentang 12 m terbuat dari Bambu Galah dengan diameter 7-8 cm dan mampu dibebani dengan tiga buah mobil. Dari berbagai jembatan bambu modern yang telah dibangun, dan dari jembatan bambu yang selama ini sudah dirancang, belum ada yang dirancang menggunakan standar perencanaan bambu yaitu ISO 22156:2004. Gambar 1.10 Jembatan bambu Morisco ( Berdasarkan latar belakang tersebut, perencanaan jembatan untuk pejalan kaki dilakukan pada tugas akhir ini. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi mengenai perancangan jembatan untuk pejalan kaki dengan standar perencanaan bambu ISO 22156:2004 yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tipe jembatan
9 9 yang dipilih dalam perencanaan jembatan bambu ini adalah tipe balanced arc bridge dengan penggabungan dua buah desain jembatan yang didesain oleh Jorg Stamm yaitu Jembatan Kul Kul di Bali dan Jembatan Guaua di Cucuta. Tipe ini dipilih dengan alasan bahwa jembatan balanced arc bridge tersebut memiliki estetika yang tinggi. 1.2 Rumusan Masalah Tugas akhir ini mendesain jembatan dengan material utama bambu yang memadukan dua buah desain yang telah dilakukan sebelumnya oleh arsitek Jorg Stamm pada Jembatan Guadua di Cucuta dan Jembatan Kul Kul di Bali. Selanjutnya, akan merumuskan tentang bagaimana karakter bambu untuk jembatan dengan peraturan ISO 22156: Tujuan Tujuan tugas akhir ini adalah untuk merencakan jembatan bambu balanced arc bridge perpaduan desain Jembatan Guadua di Cucuta dengan Jembatan Kul Kul di Bali oleh Jorg Stamm dengan bentang 20 m dengan menggunakan standard ISO : Batasan Batasan-batasan perancangan yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain: 1. Beban yang ditinjau sebagai dasar analisis berupa beban mati (DL), beban hidup (LL), beban angin (W), serta beban kendaraan. 2. Analisis yang digunakan untuk jembatan berupa analisis tiga dimensi (3D). Dalam perancangan ini, analisis menggunakan permodelan yang dibantu dengan perangkat lunak SAP2000 V Jembatan pejalan kaki yang digunakan dalam perancangan ini adalah jembatan bambu Jorg Stamm dengan lebar jembatan sebesar 2 m, tinggi jembatan sebesar 2,5 m pada tengah bentang, dan panjang bentang sepanjang 20 m.
10 10 4. Material utama jembatan adalah Bambu Petung (Dendrocalamus asper) dengan diameter 8 cm dengan tebal 0,8 cm; 12 cm dengan tebal 1,2 cm; dan 19 cm dengan tebal 1,9 cm dengan perhitungan tegangan ijin menggunakan ISO 22156: Sifat-sifat mekanika yang diperoleh dari data sekunder literatur dengan judul Analisis Statistik Sifat Mekanika Bambu Petung oleh Saputra dan Irawati (2012). 6. Lantai jembatan terbuat dari bambu. 1.5 Manfaat Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia konstruksi dan bagi masyarakat. Bagi dunia konstruksi, tugas akhir ini dapat menjadi referensi bambu sebagai material utama konstruksi jembatan. Karena selain bambu mudah didapatkan di lingkungan sekitar lokasi konstruksi jembatan, harganya yang relatif murah dan kekuatan bambu yang kuat dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi penyedia jasa konstruksi jembatan. Bagi masyarakat, tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi referensi bahwa jembatan bambu bukan jembatan dengan material konstruksi ekonomi kelas ke bawah. Apabila jembatan bambu didesain dengan arsitektur yang baik, maka jembatan bambu dapat menjadi jembatan kelas mahal yang memiliki nilai estetika tinggi. 1.6 Keaslian Penelitian Qoharrudin (2003) melakukan perancangan jembatan bambu serupa dengan judul Perancangan Struktur Jembatan Rangka Bambu sebagai Prasarana Penunjang Pengembangan Daerah Terpencil. Perancangan tersebut menggunakan Bambu Wulung dengan diameter 8 cm sebagai material utama. Pembebanan oleh Qoharrudin (2003) berupa beban primer dan beban sekunder, dimana beban primer meliputi beban mati, beban hidup (beban kendaraan pick up), dan beban kejut serta beban sekunder meliputi beban angin dan gaya akibat rem.
11 11 Danastri (2013) melakukan perancangan jembatan bambu pejalan kaki struktur rangka dengan judul Perancangan Jembatan Pejalan Kaki dengan Struktur Truss Tipe Warren (with Verticals) Menggunakan Bambu Petung. Perancangan tersebut meninjau tiga panjang bentang yaitu 10 m, 15 m, dan 20 m. Pradana (2013) melakukan perancangan dek jembatan gantung pejalan kaki dengan judul Perancangan Deck Jembatan Gantung Pejalan Kaki dengan Struktur Truss Bambu Petung untuk Bentang 30, 40, dan 50 Meter. Jembatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jembatan pejalan kaki tipe bentang luar bebas (side span free). Struktur deck yang ditinjau berupa struktur rangka batang (truss) dengan bentang 30, 40, dan 50 m, lebar 2 m, dan tinggi 1,5 m. Kabel utama (main cable) berdiameter 22 mm dan kabel penggantung (hanger) berdiameter 16 mm digunakan pada ketiga bentang jembatan. Wijaya (2013) melakukan analisis dan perancangan jembatan bambu menggunakan tipe cable stayed dengan judul Analisis dan Perancangan Jembatan Bambu dengan Struktur Tipe Cable Stayed. Dek jembatan dirancang mengggunakan struktur bambu sedangkan pilon jembatan dan abutmen dirancang menggunakan struktur beton bertulang. Jenis bambu yang digunakan adalah Bambu Petung dengan lebar jembatan 1,8 m dan tinggi jembatan 2 m. Jembatan didesain dengan panhang bentang 40 m, 50 m, dan 60 m. Majid (2015) melakukan perancangan jembatan bambu pejalan kaki struktur rangka dengan judul Perancangan Jembatan Pejalan Kaki Rangka Bambu Petung Tipe Howe-Truss Bentang 20 Meter dengan Optimasi Ketinggian Camber. Pada perancangan tersebut dilakukan perancangan jembatan penyeberangan pejalan kaki rangka bambu petung tipe howe-truss dengan trial ketinggian camber yakni: 0; 0,5; 1,0 dan 1,5 m Perancangan jembatan bambu pejalan kaki pada tugas akhir ini menggunakan struktur tipe balanced arc bridge dari perpaduan rancangan arsitek Jorg Stamm pada Jembatan Guadua di Cucuta dan Jembatan Kul Kul di Bali dengan tegangan ijin yang digunakan menggunakan peraturan ISO 22156:2004 dan perhitungan
12 12 detail penampang menggunakan SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu untuk Bangunan Gedung 2002 dengan nilai koefisien menurut Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013. Jembatan bambu ini dirancang dengan Bambu Petung. Perancangan ini belum pernah dilakukan sebelumnya berdasarkan referensi sehingga bersifat asli.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Namun perkembangan tersebut tidak merata tiap daerahnya. Menurut BAPPENAS, dalam bahan terkait penyusunan Rencana Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan rintangan tersebut dapat berupa jurang, lembah, jalanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Jembatan merupakan salah satu bangunan struktur yang memiliki fungsi utama sebagai penghubung suatu lokasi dengan lokasi yang lainnya, dimana diantara kedua buah lokasi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembah, sungai, saluran irigasi, jalan kereta api atau rintangan lainnya sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan merupakan bagian jalan yang dibangun melewati jurang, lembah, sungai, saluran irigasi, jalan kereta api atau rintangan lainnya sehingga memungkinkan bagi
Lebih terperinciMODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4
MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akibat meletusnya gunung Merapi di perbatasan propinsi Jawa Tengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat meletusnya gunung Merapi di perbatasan propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010, menimbulkan kerusakan yang luar biasa. Salah satunya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus Lalu lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk mendefenisikan arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu daerah atau kawasan, tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang memadai. Sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Papua pada umumnya dan
Lebih terperinciTOPIK PEMBAHASAN : MODEL MODEL JEMBATAN
PELATIHAN PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN KERJASAMA DENGAN POLITEKNIK TEDC BANDUNG BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN JAKARTA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan
Lebih terperinciDESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota Semarang dalam rangka meningkatkan aktivitas
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA 1.1 Umum
BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum Salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya pengembangan suatu wilayah/daerah ialah Sistem Transportasi. Jalan raya dan jembatan merupakan bagian dari sistem transportasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Ruas jalan Cicendo memiliki lebar jalan 12 meter dan tanpa median, ditambah lagi jalan ini berstatus jalan arteri primer yang memiliki minimal kecepatan 60 km/jam yang
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :
PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM : 07 02 12789 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
Lebih terperinci8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum
8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI 8.1. Pembahasan Umum Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan bukan merupakan hal yang baru, tetapi pemanfaatannya pada umumnya hanya dilakukan berdasarkan pengalaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai, lembah dan selat atau laut, saluran
Lebih terperinciPEMBEBANAN JALAN RAYA
TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN JALAN RAYA Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Peraturan Spesifikasi pembebanan yang membahas masalah beban dan aksi-aksi lainnya yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan adalah salah satu struktur bangunan yang penting untuk dibangun yang berfungsi untuk menyeberangi jurang atau rintangan, seperti sungai, rel kereta api, ataupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Jembatan menurut Supriyadi (1997) adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah, atau menyilang jalan lain yang tidak sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan suatu konstruksi jalan layang (flyover) bertujuan mengurai kemacetan jalan, dengan merubah persimpangan sebidang menjadi persimpangan tidak sebidang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jembatan Menurut Struyck dan Van Der Veen (1984) dalam Perencanaan jembatan Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati
Lebih terperinciGambar detail dari jembatan rangka
Jembatan Rangka Batang (Truss Bridge) Jembatan rangka batang ( truss bridge ) adalah jembatan yang dibangun dengan menggunakan 2 rangka utama yang dihubungkan dengan elemen elemen sudut yang mendatar sehingga
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciOPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation
OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation Eva Wahyu Indriyati Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Bambu. Peralatan Bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian tentang bambu sebagai bahan bangunan dalam bentuk utuh/solid maupun dalam bentuk rekayasa bambu laminasi telah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA
ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA Masrilayanti 1, Navisko Yosen 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Masrilayanti@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :
PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan tertua di dalam peradaban manusia. Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula dibuat dengan menggunakan balok
Lebih terperinciOPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN
OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Christin Remayanti 1, I Made Bayu Arditya Widia 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil /
Lebih terperinciPERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Tingkat Strata 1 (S-1) DISUSUN OLEH: NAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Mulai dari tingkat perekonomian, sumber daya manusia, sumber daya alam, infrastruktur maupun
Lebih terperinciSTANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN
STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan
METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciMUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.
STUDI ANALISIS MODIFIKASI BATANG TEGAK LURUS DAN SAMBUNGAN BUHUL TERHADAP LENDUTAN, TEGANGAN PELAT BUHUL DAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA JEMBATAN RANGKA BAJA AUSTRALIA KELAS A JURNAL Disusun Oleh: MUHAMMAD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Perencanaan Perencanaan bertujuan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai, efisiensi serta mempunyai fungsi estetika. Seorang perencana
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER DESAIN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DENGAN BENTANG 120 M
STUDI PARAMETER DESAIN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DENGAN BENTANG 120 M Isyana Anggraeni Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional, Jln PHH. Mustofa 23 Bandung 40124. Telp:
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan tanaman dari famili rerumputan (Graminae) yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Secara tradisional bambu dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciPemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah
Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pekerjaan jembatan rangka baja terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya itu tidak akan sama, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut
Lebih terperinciDESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG Antonius 1) dan Aref Widhianto 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung,
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 telah menimbulkan banjir aliran lahar dingin dari puncak gunung Merapi yang membawa banyak sedimen padat mengalir melalui
Lebih terperinciTKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University
TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Peraturan Spesifikasi pembebanan yang membahas masalah beban dan aksi-aksi lainnya yang akan digunakan dalam perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan kontur daerah yang relatif tidak datar. Untuk menghubungkan dan memperlancar kondisi transportasi maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan adalah infrastruktur yang menghubungkan suatu daerah yang terpisah karena adanya sungai, rawa, selat, jurang, dan rintangan lainnya. Adanya jembatan waktu tempuh
Lebih terperinciKajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang YUNO YULIANTONO, ASWANDY
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum
I-1 I BAB I PENDAHULUAN I.1 Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wilayah yang signifikan dikaitkan dengan permasalahan transportasi, terutama di negera berkembang seperti Indonesia. Rencana pembangunan Indonesia ke depan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki bentang alam yang variatif berupa lembah, gunung, danau, sungai, selat dan bentang alam lainnya.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN VARIASI RANGKA BAJA PADA JEMBATAN TANJUNG SELAMAT MEDAN (STUDI KASUS) Disusun Oleh : STEPHANY G. SURBAKTI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN VARIASI RANGKA BAJA PADA JEMBATAN TANJUNG SELAMAT MEDAN (STUDI KASUS) Disusun Oleh : STEPHANY G. SURBAKTI 11 0404 059 Dosen Pembimbing : Ir. Sanci Barus, MT 19520901 198112 1 001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau rintangan lainnya. Tujuan jembatan adalah untuk membuat
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Box Culvert Untuk Penanganan Kerusakan Jembatan Citepus Pada Ruas Jalan Padjadjaran Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pelayanan suatu jembatan terhadap lalu lintas diatasnya cenderung menurun dari waktu ke waktu seiring dengan menurunnya kondisi jembatan tersebut yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berikut beberapa jenis jembatan :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya.
Lebih terperinciGambar 5.1. Proses perancangan
5. PERANCANGAN SAMBUNGAN BAMBU 5.1. Pendahuluan Hasil penelitian tentang sifat fisik dan mekanik bambu yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa bambu, khususnya bambu tali, cukup baik untuk digunakan sebagai
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat dilintasi
Lebih terperinciBAB III KABEL BAWAH TANAH
BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia dalam melakukan berbagai interaksi antar manusia sebagaimana halnya mahkluk sosial. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai infrastruktur transportasi, jembatan mempunyai peran sebagai integral system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai, lembah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terpisahkan oleh laut dan selat. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1" Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang terpisahkan oleh laut dan selat. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan terus meningkatnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan kebutuhan akan tempat tinggal juga akan meningkat. Akibat zaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah sangat pesat, begitu juga dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini didukung oleh kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sarana transportasi antar pulau, banyak jenis konstruksi jembatan yang bisa direncanakan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan dalam pembuatan sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fly Over atau Overpass Jembatan yaitu suatu konstruksi yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau melintang tidak
Lebih terperinciTNAAN TAKA. Jembatan merupakan salah satu infrastruktur jalan dengan suatu konstruksi
A TNAAN TAKA T Jembatan merupakan salah satu infrastruktur jalan dengan suatu konstruksi atau struktur bangunan yang difungsikan sebagai penghubung lalu lintas transportasi pada suatu rute atau lintasan
Lebih terperinci4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN
4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN 4.1.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu bangunan yang menghubungkan ruas jalan karena melintasi ngarai, bukit, sungai dan saluran air,atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Struktur Pada suatu struktur bangunan, terdapat beberapa jenis beban yang bekerja. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERENCANAAN
BAB II PERATURAN PERENCANAAN 2.1 Klasifikasi Jembatan Rangka Baja Jembatan rangka (Truss Bridge) adalah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Untuk menghubungkan antara sebuah pulau dengan pulau yang berdekatan, dibutuhkan sebuah jalur penghubung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN PADA PROYEK JEMBATAN JALUR PIPA GAS PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT
PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN PADA PROYEK JEMBATAN JALUR PIPA GAS PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciKONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN
Lebih terperinciLAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH
C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, dan terletak kurang lebih 400 meter dari pantai lebih. Jembatan ini
Lebih terperinciJURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN PADA METODE KUAT BATAS (STUDI KASUS : JEMBATAN SUNGAI TINGANG RT.10 DESA UJOH BILANG KABUPATEN MAHAKAM ULU) Arqowi Pribadi 2 Abstrak: Jembatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek
Lebih terperinciINVESTIGASI RUNTUHNYA JEMBATAN MAHAKAM II TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN INVESTIGASI RUNTUHNYA JEMBATAN MAHAKAM II TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Yogyakarta, 30 November 2011 Tim Investigasi Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara Lembaga
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan penduduk dan semakin menggeliatnya mobilitas ekonomi Masyarakat terutama di sektor industri, pertanian dan perkebunan menuntut kesiapan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Di Indonesia hampir seluruh
Lebih terperinciPENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR
Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan
Lebih terperinci