III. KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Ida Yenny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Dasar Ekonomi Rumahtangga Becker (1976), menganalisis keadaan ekonomi rumahtangga yang dalam penelitiannya tersebut menggunakan analisis simultan untuk melihat rumahtangga sebagai pengambilan keputusan baik dalam kegiatan produksi maupun kegiatan konsumsi yang hubungannya dengan alokasi waktu produktif dan non produktif serta pendapatan rumahtangga yang diperoleh. Menurut Becker (1976) bahwa ada dua proses dalam perilaku rumahtangga yaitu proses produksi dan konsumsi yang mempunyai keterkaitan sangat erat yang harus dianalis secara bersama-sama. Becker menerapkan fungsi kepuasan sederhana dari konsumsi barang-barang dalam ekonomi rumahtangga, sehingga fungsi kepuasan rumahtangga dikemukakan Becker sebagai berikut : dimana: dari: dimana: U = U (Z 1, Z 2,...,Z m )...(3.1) Z i = produk yang dihasilkan oleh rumahtangga (i = 1,2,.m) Produk yang dihasilkan oleh rumahtangga ini merupakan fungsi produksi Z i = f i (x i, T i ).. (3.2) x i = barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar. T i = waktu yang digunakan untuk menghasilkan barang Z ke i Dalam memaksimumkan kepuasannya, rumahtangga dibatasi oleh kendala anggaran dan kendala waktu yang terlihat pada persamaan sebagai berikut:
2 24 m 1 p i xi = I = V + T w w...(3.3) m Ti 1 = T c = T T...(3.4) w dimana: p i = harga barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar T w = waktu yang digunakan untuk bekerja W = upah per unit T w V = pendapatan selain upah T c = jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengkonsumsi T = jumlah waktu yang tersedia I = Pendapatan rumahtangga Dengan berdasarkan konsep dikemukakan oleh Strauss (1986), yang menggunakan comparative statics untuk melihat secara terpisah antara pendapatan dan pembelanjaan suatu rumahtangga, maka dalam penelitian ini diasumsikan rumahtangga mengkonsumsi yaitu leisure (X l ), barang yang dibeli di pasar (X m ) dan barang yang dihasilkan rumahtangga (X u ), sehingga fungsi utilitas rumahtangga adalah: U = U (X l, X m, X u )....(3.5) dimana X u adalah barang yang dihasilkan oleh rumahtangga dari usahatani padi, ada yang dikonsumsi dan ada yang dijual. Dalam memaksimumkan utilitasnya, rumahtangga dibatasi oleh kendala anggaran: Y = p i X i=1 i (3.6) dimana: Y = full income rumahtangga p i = harga komoditi
3 25 dalam hal ini full income sama dengan nilai dari waktu yang tersedia ditambah dengan nilai produksi rumahtangga dikurangi nilai dari input variabel dan nilai dari non upah seperti yang terlihat pada persamaan berikut: Y = M N + j = 1 i= 1 p T + q jq j qivi p E (3.7) dimana: T Q j V i q j q i E = waktu yang tersedia = output untuk j = 1,.., M = input-input variabel selain tenaga kerja, untuk i = 1,..,N = permintaan tenaga kerja = harga Q j = harga V i = pendapatan yang bukan dari produksi rumahtangga Untuk menghasilkan barang Q s dan semua barang yang dapat dijual di pasar, rumahtangga menggunakan tenaga kerja (), input variabel (V) dan input tetap (K). Fungsi lagrangnya dapat dituliskan: = U (X l, X m, X u ) + λ[p T + (q j Q u p - q v V) + E p X p m X m p u X u ] + µg(q u, V, K)......(3.8) dimana syarat pertama yang harus dipenuhi adalah turunan pertama dari fungsi tersebut harus sama dengan 0, sehingga turunan parsialnya sebagai berikut: X l X m X u = U = U = U u m λ p = 0...(3.9) λ p = 0...(3.10) m λ p = 0...(3.11) u
4 26 = p( T Xl ) + pu ( Qu Xu) pv v pmx λ m + E= 0...(3.12) Qu 1 µ = λ p u + µ G u = 0 atau = pu + Gu... (3.13) λ λ Q u 1 µ = λ p + µ G = 0 atau = p + G λ λ... (3.14) V 1 µ = λ p v + µ G v = 0 atau = pv + Gv λ V λ... (3.15) µ = G( Q, Q s p, Q b, Q u,, V, K) = 0...(3.16) fungsi permintaan rumahtangga terhadap leisure dan barang diperoleh dari persamaan (3.9) hingga (3.12) bila persamaan-persamaan tersebut diselesaikan secara simultan. Adapun fungsi permintaan rumahtangga terhadap leisure dan barang adalah sebagai berikut: D a = D a (p u, p, p v, Y); a = X l, X m, X u...(3.17) fungsi penawaran tenaga kerja rumahtangga untuk kegiatan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas produksi di dalam rumahtangga merupakan fungsi dari faktor-faktor sebagai berikut: S b = S b (p u, p, p v, Y); b = p...(3.18) fungsi penawaran produk yang dihasilkan oleh rumahtangga dari kegiatan usahatani dan fungsi permintaan inputnya diperoleh dari persamaan (3.13) hingga (3.16), dimana fungsi penawaran produk yang secara keseluruhan sebagian dikonsumsi oleh rumahtangga merupakan fungsi marketed surplus yang dinyatakan sebagai berikut: MS = MS(p u, p, p v, Y)...(3.19)
5 27 adapun fungsi permintaan input rumahtangga untuk melakukan aktivitas produksi dapat dilihat pada persamaan berikut: B w = B w ((p u, p, p v, Y); w =, V...(3.20) 3.2. Efek Upah terhadap Alokasi Waktu Rumahtangga Bryant (1990) menyatakan bahwa upah individu dapat menguasai pasar tenaga kerja dengan harga leisure, yaitu sejumlah uang rumahtangga yang dikorbankan untuk mengkonsumsi waktu leisure. Ketika upah berubah yang disebabkan oleh harga leisure yang berubah dan salah satu keluarga dapat menduga untuk merespon dengan merubah permintaannya untuk leisure. Upah juga merupakan bagian integral dari produktivitas individu dalam mendapatkan barang-barang yang dibeli, yaitu w/p menunjukkan kuantitas market goods yang dapat diperoleh dengan melakukan setiap jam market work dan menggunakan penghasilannya untuk membeli barang. Suatu perubahan di dalam upah juga merubah produktivitas pasar individu yang relatif terhadap produktivitas rumahtangga. Memodifikasi penjualan, pada akhirnya berdampak pada distribusi waktu kerja antara produksi pasar dan rumahtangga (Gambar 1). DEBT adalah garis total budget rumahtangga untuk merubah upah. Upah terhadap individu adalah w dan dikarenakan slope dari DE adalah w/p. Kepuasan yang maksimal dari rumahtangga pada titik P, dimana individu menghabiskan jam Olp per minggu dalam aktivitas leisure, jam H di dalam pasar tenaga kerja, dan jam TH di dalam aktivitas kerja rumahtangga. Bila terjadi perubahan perilaku individu karena adanya respon terhadap peningkatan upah dari w ke w, maka hal-hal yang terjadi adalah hubungan antara produktivitas pasar individu (w/p) dan produktivitas rumahtangga g h berubah.
6 28 Dengan meningkatnya w jumlah barang yang dapat dibeli dengan menggunakan satu jam pertama pada pasar kerja (w/p) akan lebih besar dibandingkan jumlah barang yang dapat dihasilkan pada satu jam terakhir yang digunakan pada aktivitas rumahtangga pada titik E, dimana g < w' p. Sebagai konsekuensinya h E / rumahtangga dapat menghasilkan lebih banyak barang dengan curahan waktu kerja yang sama jika jumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas rumahtangga dikurangi dan waktu yang digunakan untuk bekerja ditingkatkan. Peningkatan upah akan menyebabkan individu mensubtitusi pasar kerja dengan aktivitas rumahtangga sepanjang jumlah total waktu kerja adalah konstan. Substitusi pasar kerja terhadap aktivitas rumahtangga ditunjukkan oleh pergeseran total anggaran rumahtangga dari DEBT ke D E BT, dimana penurunan waktu kerja rumahtangga dari TH e ke TH e dan meningkatnya jam kerja dari H e ke H e. Sebelum adanya peningkatan upah, titik E adalah titik persinggungan antara fungsi produksi rumahtangga AB dan garis anggaran DE. Pada titik E, w p = /. Ketika w meningkat ke w, g h E w ' / p > g h E dan individu akan mensubtitusi kerja dengan aktivitas rumahtangga, sehingga equilibrium rumahtangga yang baru ada pada titik E, dimana w ' / p = dan garis anggaran g h E ' yang baru adalah D E dan slopenya adalah w /p. Proses subtitusi ini disebut efek subtitusi produksi. Ketika upah meningkat dari w/p ke w /p, harga leisure menjadi relatif lebih mahal terhadap harga barang. Bila kepuasan rumahtangga dianggap konstan, maka rumahtangga akan mensubtitusi barang yang harganya lebih murah dengan leisure yang harganya lebih mahal. Hal ini terjadi bila terjadi peningkatan jam kerja individu dan menggunakan kelebihan pendapatan yang
7 29 diperoleh untuk meningkatkan konsumsi keluarga terhadap barang. Hal ini disebut dengan efek subtitusi konsumsi karena subtitusi terjadi pada aktivitas konsumsi, bukan pada aktivitas produksi. Efek subtitusi ini dapat dilihat pada persinggungan antara garis anggaran yang baru D E dengan kurva indiferen awal U o. JJ adalah garis yang bersinggungan dengan U o pada titik Q. Dimana JD adalah jumlah pendapat real yang harus dihasilkan rumahtangga untuk meningkatkan kepuasannya pada tingkat upah yang baru seperti pada tingkat upah yang lama. Dengan kata lain dengan adanya efek subtitusi konsumsi karena adanya peningkatan upah mengakibatkan terjadi penurunan kuantitas leisure yang dikonsumsi dari 0 p ke 0 q dengan asumsi kepuasannya adalah konstan. Efek subtitusi total dengan adanya peningkatan upah adalah penjumlahan dari efek subtitusi produksi dan efek subtitusi konsumsi. Adanya peningkatan upah mengakibatkan terjadi peningkatan real income rumahtangga sehingga akan meningkatkan permintaan rumhtangga terhadap barang maupun leisure sepanjang keduanya adalah barang normal. Efek pendapatan dengan adanya peningkatan upah ditunjukkan oleh pergeseran dari JJ ke D E yang mengakibatkan terjadi peningkatan permintaan terhadap leisure dari 0 q ke 0 r dan equilibrium rumahtangga bergeser dari titik Q ke titik R. Hal ini berarti terjadi penurunan penawaran tenaga kerja dan terjadi peningkatan permintaan terhadap leisure, tetapi waktu kerja untuk aktivitas rumahtangga tidak mengalami penurunan.
8 30 Efek total upah pada pasar kerja merupakan penjumlahan dari efek subtitusi produksi, efek subtitusi konsumsi dan efek pendapatan, yang ditunjukkan oleh persamaan berikut: r H e - p H e = H e H e + p q + q r...(3.21) dimana kedua efek subtitusi mengakibatkan terjadi peningkatan jam kerja di luar aktivitas rumahtangga sedangkan efek pendapatan mengakibatkan jam kerja menurun, sehingga efek total upah bisa positif maupun negatif, tergantung pada besar kecilnya masing-masing efek yang ditimbulkan. Dimana kurva penawaran tenaga kerja bisa positif seperti umumnya (dengan tingkat upah yang tinggi, penawaran tenaga kerja meningkat) atau backward bending dan bisa juga negatif (dengan tingkat upah yang tinggi, penawaran tenaga kerja rendah). Goods C+G T U 0 U 1 D J R D A Q P E J E V B
9 31 0 q r p H e H e T Sumber : Bryant, 1990 Gambar 1. Efek Upah pada Penggunaan Waktu Rumahtangga Efek total upah pada aktivitas rumahtangga merupakan efek subtitusi produksi. Dimana pada saat upah meningkat, waktu yang dicurahkan untuk aktivitas rumahtangga berkurang dan tenaga kerja rumahtangga yang ada berpindah ke pasar tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan oleh H e H e. Sedangkan efek total upah pada leisure terdiri dari efek pendapatan dan efek subtitusi konsumsi. Ketika harga relatif leisure meningkat terhadap harga barang, maka rumahtangga akan mensubtitusi leisure dengan barang. Selain itu bila tingkat upah meningkat maka real income rumahtangga juga meningkat sehingga permintaan terhadap leisure akan meningkat, dimana: r p = p q + q r...(3.22) 3.3. Efek Pendapatan Rumahtangga terhadap Perilaku Kerja Menurut Bryant (1990) bahwa pendapatan keluarga memiliki dua sumber yaitu pendapatan kerja dan pendapatan non kerja. Pendapatan karena bekerja ditentukan oleh seberapa besar upah yang diperoleh per satuan unit waktu di pasar tenaga kerja. Perubahan upah maupun jam kerja suatu rumahtangga berdampak kepada perubahan equilibrium suatu rumahtangga. Peningkatan pendapatan karena tidak bekerja (V) meningkatkan sumberdaya yang tersedia bagi suatu rumahtangga. Hal ini mengakibatkan kombinasi barang baik yang dibeli di pasar maupun yang dihasilkan serta leisure yang tersedia juga meningkat. Namun perubahan tersebut tidak dapat diharapkan untuk merubah upah yang diterima oleh masing-masing anggota rumahtangga pada pasar tenaga kerja, harga barang-
10 32 barang yang dibeli di pasar, dan fungsi produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumahtangga. Peningkatan pendapatan karena tidak bekerja (non labor income) meningkatkan sumberdaya yang tersedia pada rumahtangga tetapi tidak merubah keadaan pasar barang dan leisure maupun kondisi produksi suatu rumahtangga. Peningkatan non labor income hanya akan menggeser budgetline ke atas sehingga mengakibatkan permintaan terhadap barang dan leisure dari masing-masing anggota rumahtangga meningkat, sepanjang barang tersebut adalah barang normal. Peningkatan permintaan terhadap leisure akan mengurangi jam bekerja dari masing-masing anggota rumahtangga tetapi tidak mengurangi waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas rumahtangga. Gambar 2 dapat menjelaskan fenomena tersebut. Total anggaran rumahtangga ditunjukkan oleh DEBT. Masing-masing rumahtangga (S dan R) memperoleh non labor income (V) per minggu dan masing-masing anggota rumahtangga memperoleh upah sebesar $w/ jam dari alokasi waktu kerja mereka di pasar tenaga kerja yang ditunjukkan oleh slope DE. Kurva indiferen U or dan U 1r menunjukkan preferensi rumahtangga R sementara U os dan U 1s menunjukkan preferensi rumahtangga S. Pada kondisi awal, rumahtangga S mengalami keseimbangan pada titik P, sedangkan rumahtangga R pada titik Q. Pada titik P, masing-masing anggota rumahtangga pada S menghabiskan jam bekerja untuk aktivitas rumahtangga setiap minggu sebesar TH e dan jam bekerja di pasar tenaga kerja sebesar H e p dan 0 p untuk leisure. Sedangkan pada rumahtangga R, anggota rumahtangga yang ada tidak bekerja di
11 33 pasar tenaga kerja dan menghabiskan waktunya untuk melakukan pekerjaan rumahtangga sebesar TH q per minggu dan 0H q perminggu untuk leisure. Bila diasumsikan masing-masing rumahtangga memperoleh tambahan non labor income sebesar VV perminggu maka total anggaran masing-masing rumahtangga bergeser ke D E B T secara paralel dan vertikal karena peningkatan non labor income tidak mempengaruhi tingkat upah yang diperoleh baik oleh rumahtangga R maupun S pada pasar tenaga kerja. Dimana pemberi kerja atau perusahaan tidak akan meningkatkan upah kepada S maupun R karena mereka sudah bertambah kaya. Di lain pihak penigkatan non labor income mengakibatkan terjadi peningkatan pembelanjaan barang-barang pasar dari 0V ke 0V. Pada rumahtangga S, setelah menerima non labor income sebesar VV, equilibriumnya meningkat ke P. Pada titik tersebut rumahtangga tersebut menghabiskan sebesar TH e setiap minggu untuk aktivitas rumahtangga sama seperti kondisi awal, H e p perminggu untuk bekerja mendapatkan upah (lebih rendah dari sebelumnya) dan 0 p perminggu untuk leisure (lebih banyak dari sebelumnya). Peningkatan jam leisure menunjukkan penurunan jam untuk bekerja pada pasar kerja. Dilain pihak jumlah jam kerja untuk kegiatan rumahtangga tidak mengalami perubahan karena dengan g h = w/p tetap tidak berubah sekalipun terjadi peningkatan non labor income. Aktivitas rumahtangga hanya akan berubah dengan adanya peningkatan non labor income bila pasar dan barang-barang yang dihasilkan oleh rumahtangga tidak tersubtitusi sempurna atau jika peningkatan non labor income sangat besar sehingga menyebabkan setiap orang berhenti bekerja secara bersamaan.
12 34 Pada rumahtangga R yang tidak bekerja sebelum dan sesudah adanya non labor income menghabiskan TH q perminggu untuk pekerjaan rumahtangga (lebih kecil dari sebelumnya) dan 0H q untuk leisure setiap minggunya (lebih besar dari sebelumnya). Bila diasumsikan leisure adalah barang normal maka rumahtangga R hanya akan mengkonsumsi leisure lebih banyak dengan mengurangi sejumlah aktivitas rumahtangga yang selama ini sudah dilakukan. Goods C+G D U 0s U 1s T D A P A P E E Q Q V B V B 0 p p H e H q H q T Sumber : Bryant, 1990 Gambar 2. Efek Peningkatan Non abor Income pada Perilaku Kerja Rumahtangga Dalam rumahtangga petani secara umum bahwa curahan kerja pada suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh upah yang diterima, jumlah anggota
13 35 rumahtangga dan pendapatan non usahatani. Selain itu pula terdapat keterkaitan antara kegiatan produksi dengan konsumsi sebagai suatu sistem, maka kerangka konseptual ekonomi rumahtangga petani seperti terlihat pada Gambar 3. Investasi Tabungan Pendapatan Total Rumahtangga Petani Input Pendapatan Pertanian Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Saprodi, ahan Curahan Kerja Suami, Isteri Pada Usahatani Padi Produksi Usahatani Padi Curahan kerja (suami, isteri, anak) pada non usahatani Konsumsi Pendapatan Non Pertanian Gambar 3. Diagram Model Dasar Rumahtangga Petani
III. KERANGKA PEMIKIRAN
26 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Penelitian 3.1.1 Model Ekonomi Rumahtangga Pertanian Pada umumnya rumahtangga pertanian di pedesaan mempunyai ciri semi komersial karena penguasaan skala
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Becker (1965), mengembangkan teori yang mempelajari tentang perilaku rumahtangga (household behavior). Teori tersebut memandang rumahtangga sebagai pengambil
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORI. Integrasi usaha sapi pada kawasan persawahan bertujuan untuk. memanfaatkan potensi sumberdaya wilayah dalam rangka mempertahankan
III. KERANGKA TEORI 3.1. Kerangka Konseptual Integrasi usaha sapi pada kawasan persawahan bertujuan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya wilayah dalam rangka mempertahankan kesuburan lahan melalui siklus
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Pada tataran konsep, Nakajima (1986) memandang pertanian sebagai industri
56 III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pada tataran konsep, Nakajima (1986) memandang pertanian sebagai industri menjadi tiga katagori utama, yaitu (1) karaktersistik teknologi produksi pertanian, (2) karakteristik
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usaha peningkatan taraf hidup. Banyak peneliti mendekati permasalahan
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teori 3.1.1. Pengembangan Sumberdaya Manusia Upaya mengembangkan sumberdaya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Komponen rumahtangga dalam suatu sistem farm-household adalah suatu
III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Ekonomi Rumahtangga Komponen rumahtangga dalam suatu sistem farm-household adalah suatu konsep yang fleksibel. Konsep rumahtangga ini menyangkut bagian keluarga
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Model Peluang Kerja Suami dan Istri di luar Sektor Perikanan Secara teoritis, setiap anggota rumahtangga akan mencurahkan waktunya pada pekerjaan tertentu. Hal tersebut dilakukan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN Studi-studi ekonomi rumahtangga yang dilakukan secara simultan pada umumnya menggunakan kerangka pemikiran model ekonomi rumahtangga yang dirumuskan oleh Becker (1965) yang selanjutnya
Lebih terperinciTEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)
TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total
Lebih terperinciHOUSEHOLD EQUILIBRIUM
Minggu ke 2 HUSEHLD EQUILIBRIUM leh Dr.Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. 22 Februari 2013 1 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan dan menggambarkan
Lebih terperinciTEORI PILIHAN KONSUMEN
TEORI PILIHAN KONSUMEN Salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi yg dibahas pada Bab 11 adalah bahwa setiap orang menghadapi Tradeoff. Teori pilihan konsumen menelaah Tradeoff yang dihadapi oleh setiap orang
Lebih terperinciKeseimbangan Umum. Rus an Nasrudin. Mei Kuliah XII-2. Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei / 20
Keseimbangan Umum Rus an Nasrudin Kuliah XII-2 Mei 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei 2013 1 / 20 Outline 1 Pendahuluan 2 Konsep Keseimbangan Umum 3 Permintaan dan Penawaran dalam
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian
Lebih terperinciPertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen
Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)
Lebih terperinciEKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: USAHATANI GUREM DAN KEPUTUSAN ALOKASI TENAGA KERJA KELUARGA
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: USAHATANI GUREM DAN KEPUTUSAN ALOKASI TENAGA KERJA KELUARGA Tatiek Koerniawati Andajani, SP.MP. Laboratorium Ekonomi Pertanian, FP-Universitas
Lebih terperinciModul 4. Teori Perilaku Konsumen
Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah komoditas strategi karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan tidak saja berarti strategis
Lebih terperinciIV. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
59 IV. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori, konsep atau pendekatan yang akan digunakan dalam analisis kinerja pola PIR kelapa sawit di Sumatera Selatan, terutama yang
Lebih terperinciEKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN
EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN 1 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen mempelajari : (1)mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk
43 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual yang dibangun pada penelitian ini didasari adanya anggapan bahwa rendahnya produktivitas yang dicapai petani tomat dan kentang diduga
Lebih terperinciBAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN
BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen
Lebih terperinciIV. TEORI PERILAKU KONSUMEN
Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Tinjauan Teoritis 3.1.1. Curahan Tenaga Kerja Secara sederhana, tenaga kerja diartikan sebagai upaya manusia untuk melakukan usaha. Usaha tersebut dalam hubungannya dengan
Lebih terperinciHousehold Production Theory
Household Production Theory Oleh: Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc Departemen IKK - IPB Outline: Pendahuluan: Alokasi Waktu Work and Leisure: How the Household Spends its Time Utility Function Time and Income Constraints
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Swalayan Menurut Kotler dan Keller (2007), pasar swalayan adalah satu toko yang cukup besar yang menyediakan seluruh kebutuhan rumah tangga, barang-barang
Lebih terperinciModul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.
Modul ke: Perilaku Konsumen Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perilaku Konsumen Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan
Lebih terperinciMIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN
MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan
Lebih terperinciTeori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)
Teori Ekonomi Mikro Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Arti Kurva Kepuasan Sama Kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dari komoditi x dan y yang menghasilkan
Lebih terperinciIX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara
III. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, menganalisis harga dan integrasi pasar spasial tidak terlepas dari kondisi permintaan, penawaran, dan berbagai kebijakan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal
18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal dikarenakan sebagian besar pola usaha nelayan masih berskala kecil, bersifat tradisional
Lebih terperinciPerilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. kesejahteraan, serta dampak kuota impor terhadap kesejahteran.
19 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama perdagangan bawang merah di Indonesia mencakup kegiatan produksi, konsumsi, dan impor. Berikut ini dipaparkan teori dari fungsi
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR Kerangka Konseptual Kegiatan Bekerja dalam Keluarga ).
45 KERANGKA BERPIKIR Kerangka Konseptual Kegiatan Bekerja dalam Keluarga Menurut Gronau (1977), untuk menghasilkan barang dan jasa melakukan aktivitas produktif yang menghasilkan pendapatan (dibayar) dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sosial Demografi Demografi merupakan ilmu yang memepelajari struktur dan proses di suatu wilayah. Demografi menurut PhilipM.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Input-Output Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,
Lebih terperinciTEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi
TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana
Lebih terperinciGBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO
(KK-003) GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO GARIS-GARIS BESAR PENGAJARAN DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STRATA SATU MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Produksi Setiap tindakan dalam proses produksi selalu diiringi dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu memaksimalkan keuntungan dengan mengalokasikan sumberdaya
Lebih terperinciFungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input).
Penawaran agregrat menunjukkan kemampuan masyarakat suatu negara menawarkan produk/jasa secara agregat. Kurva penawaran agregat dibentuk dengan menghubungkan antara fungsi produksi, fungsi permintaan dan
Lebih terperinciPENAWARAN AGREGAT. Minggu 14
PENAWARAN AGREGAT Minggu 14 Pendahuluan Penawaran agregrat menunjukkan kemampuan masyarakat suatu negara menawarkan produk/jasa secara agregat. Kurva penawaran agregat dibentuk dengan menghubungkan antara
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORITIS
37 III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Fungsi Permintaan Gula Keadaan konsumsi dan permintaan suatu komoditas sangat menentukan banyaknya komoditas yang dapat digerakkan oleh sistem tata niaga dan memberikan arahan
Lebih terperinciVIII. DAMPAK BIAYA TRANSAKSI, HARGA DAN UPAH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN
312 VIII. DAMPAK BIAYA TRANSAKSI, HARGA DAN UPAH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Berdasarkan teori, keputusan rumahtangga berkaitan dengan keputusan curahan kerja, produksi
Lebih terperinciTEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1
TEORI KEPUASAN Modul ke: 06 Teori Fakultas FEB KONSUMEN kepuasan konsumen mencoba menjelaskan bagaimana konsumen dengan anggaran yang terbatas mencoba memaksimalkan kepuasannya. Ada dua pendekatan dalam
Lebih terperinciTemplate Standar Powerpoint
Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.
Lebih terperinciekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami
Lebih terperinciQx TUx MUx
PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan
Lebih terperinciTeori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Pokok Bahasan Teori nilai guna (utility) Pemaksimuman nilai guna Teori nilai guna dan teori permintaan Paradoks
Lebih terperinciRUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik
Lebih terperinciJumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1Permintaan Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas
Lebih terperinciVII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PERTANIAN
VII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PERTANIAN 7.1. Hasil Validasi Model Simulasi model dilakukan untuk menganalisis dampak perubahan berbagai faktor ekonomi
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORITIS
III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri
Lebih terperinciModel Utilitas Kardinal dan teori permintaan
Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN / ORDINAL Pendekatan ini mempunyai asumsi : Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan
Lebih terperinciPerusahaan dan produksi
Teori Produksi : Perusahaan dan Produksi Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Perusahaan dan produksi Klasifikasi input Jangka pendek Vs jangka panjang Fungsi Produksi Produksi dgn satu input
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ketahanan pangan rumahtangga pada hakekatnya merupakan kondisi terpenuhinya pangan yang tercennin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan
Lebih terperinciMateri Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas
Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Analisis Utilitas Pengukuran Utilitas dgn Pendekatan Kardinal Preferensi, Utilitas Ordinal dan Indifference
Lebih terperinciCatatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Persamaan
Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala ersamaan 1. Maksimum Kepuasan dan ermintaan Konsumen Misalkan seorang konsumen dihadapkan pada pilihan barang untuk dikonsumsi, aitu barang
Lebih terperinciPermintaan Individu dan Pasar
Permintaan Individu dan Pasar Abd. Jamal http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Efek Perubahan Harga Bagaimana efek terhadap pilihan konsumen bila harga berubah? Asumsikan
Lebih terperinciTEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,
III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat
Lebih terperinciKULIAH KE - 4 TEORI PERILAKU INDIVIDUAL
KULIAH KE - 4 TEORI ERILAKU INDIVIDUAL (The Theory of Individual Behavior) MENGAA KITA HARUS MEMELAJARI ERILAKU INDIVIDU KONSUMEN? Miki.iiir lagi? Capèè dèh..!! @ Ya iya, calon manajer MISI UNIKOM: QUALiTY
Lebih terperinciVIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa
Lebih terperinciEKONOMI FERTILITAS 1
EKONOMI FERTILITAS 1 2 PENDAHULUAN Fertilitas : jumlah anak yang dilahirkan hidup Ukuran Fertilitas: - Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate=CBR): jumlah kelahiran per 1000 penduduk selama periode waktu
Lebih terperinciKuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan
Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan DIE-FEUI February 19, 2013 Kuliah II-Teori Konsumen & 1 2 3 4 Kuliah II-Teori Konsumen & Bacaan Pindyck Ch.3 & Ch.4 Nicholson Ch.3 Kuliah II-Teori Konsumen
Lebih terperinciTeori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan
Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Slide 2 PERMINTAAN (Demand) DEFINISI : Permintaan
Lebih terperinciMateri Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 24 Materi Minggu 4 Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern) 4.1. Proportional Factor Theory El Hecksher Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaum klasik menerangkan
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KONSUMEN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciTEORI MAKROEKONOMI KLASIK
TEORI MAKROEKONOMI KLASIK Pelopor : Adam Smith (1776), Jean Baptiste Say(1803), David Ricardo(1817) J.S.Mill (1848), Alfred Marshall (1890), Irving Fisher (1911), A.C.Pigou (1920) The classical economist
Lebih terperinciN I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L
PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen
Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas 7FEB Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Pendekatan Ordinal Anggapan ynag diperlukan adalah : konsumen dapat
Lebih terperinciBAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang
BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah
Lebih terperinciV. Consumer Surplus and Consumer Welfare
V. Consumer Surplus and Consumer Welfare o Definisi ukuran kesejahteraan konsumen merupakan salah satu masalah yg paling kontroversial dlm ilmu ekonomi. Tdk seperti kasus produsen dg ukuran (profit), tidak
Lebih terperinciV. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi
153 V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi rumahtangga pertanian yang menjadi objek penelitian ini. Variabel-variabel yang
Lebih terperinciBAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN
BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii viii ix xiv xv xvi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... HALAMAN ABSTRAKSI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR..
Lebih terperinciTeori Perilaku Konsumen Cardinal Utility
Modul ke: Teori Perilaku Konsumen Cardinal Utility Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S- Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI UTILITAS KARDINAL TEORI GUNA (UTILITY) Intinya :. Seorang
Lebih terperinciTeori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian:
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH
59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
27 III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Kerangka Pemikiran Kebutuhan untuk menggunakan I-O Regional dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NTT semakin terasa penting jika dikaitkan dengan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciAdd your company slogan. Permintaan Pasar LOGO
Add your company slogan Permintaan Pasar LOGO Pokok Bahasan Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Elastisitas Individu dan Elastisitas Pasar Elastisitas dan penerimaan (revenue) Elastisitas konstan
Lebih terperinciMICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.
MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. baik bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Tenaga kerja Pengertian tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja, baik bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga
Lebih terperinciVIII. EFEK PERUBAHAN HARGA INPUT DAN HARGA OUTPUT PADA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Pada bab sebelumnya telah ditunjukkan hasil pendugaan model ekonomi
243 VIII. EFEK PERUBAHAN HARGA INPUT DAN HARGA OUTPUT PADA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Pada bab sebelumnya telah ditunjukkan hasil pendugaan model ekonomi rumahtangga petani tanaman pangan menggunakan model
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA INDUSTRI KECIL KERUPUK DI KABUPATEN DEMAK: STUDI KASUS DESA NGALURAN DAN DESA KARANGASEM. Oleh: BUDI SULISTYO
ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA INDUSTRI KECIL KERUPUK DI KABUPATEN DEMAK: STUDI KASUS DESA NGALURAN DAN DESA KARANGASEM Oleh: BUDI SULISTYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRACT
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Komsumen a. Pendekatan Kardinal Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilian. Jadi
Lebih terperinciModel IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)
Model IS-LM PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan IS-LM) Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional
Lebih terperinci