skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Waridi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Waridi"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Waridi JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

2 ii

3 iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Berjalanlah walau habis terang 2. Sesungguhnya tidak ada usaha yang sia-sia 3. Optimis dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah apapun. PERSEMBAHAN 1. Bapak, ibu dan adek-adek tercinta, atas doa dan dukungan yang selalu tercurah untukku 2. Sahabat-sahabatku Mas Wahyu, mbak Musa, Dini, Nino, Ita, Fika, Lidia, Krisna, Ersa Mastoni, yang selalu menyemangatiku dalam pembuatan skripsi. 3. Teman-teman rombel 3 pendidikan kimia 2010 yang aku sayangi. 4. Dan semuanya yang telah memberikan motivasi dan menemani tiap langkah penelitian ini. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya yang senantiasa tercurah sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI 14 Semarang. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, 2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang memberikan kemudahan dalam penelitian, 3. Drs Soeprodjo, M.S dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama menyusun skripsi, 4. Drs. Subiyanyo Hadisaputro, M.Si dosen penguji I yang telah memberikan arahan, dan saran, 5. Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan saran, 6. Priyastuti Yulia, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA N 14 Semarang yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian, 7. Siswa-siswi kelas XI IPA yang telah mengikuti pembelajaran dalam penelitian ini dengan baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya. Semarang, 28 Agustus 2014 Penulis v

6 ABSTRAK Waridi Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI 14 Semarang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Soeprodjo, M.S Kata Kunci : Pengaruh, Learning Cycle, Problem Based Learning. Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi mudah jika metode pembelajaran yang digunakan tepat. Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan ialah model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan SMA N 14 Semarang dan apabila ada perbedaan, berapa besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 SMA N 14 Semarang. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol diberi metode Ceramah dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen diberi model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai post test kelas kontrol 77,93 dengan ketuntasan klasikal 33% dan kelas eksperimen 70,77 dengan ketuntasan klasikal 60%. Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama, sedangkan pada uji koefisien korelasi biserial sebesar 0,498.Pada uji koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 24,84% yang berarti besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84%. Simpulan dari penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning mempengaruhi hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. vi

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian Penegasan Istilah KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi Hasil Penelitian Terkait Kerangka Berfikir 2.4 Desain Pembelajaran Hipotesis METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian.. 24 vii

8 3.2 Variabel Penelitian Desain Penelitian Instrumen Penelitian Analisis Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembahasan PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA. 56 LAMPIRAN viii

9 Tabel DAFTAR TABEL Halaman 3.1 Desain Penelitian Klasifikasi Daya Pembeda Soal Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba Ringkasan ANAVA satu jalur Pedoman Koefisien Korelasi Biserial Hasil Analisi Validitas Soal Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Data Analisis Kriteria Soal Data Awal Populasi Hasil Uji Normalitas Data Awal Nilai Posttest Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Hasil Uji Ketuntasan Belajar Rata-rata Nilai Ranah Afektif Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik ix

10 Gambar DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Kerangka Berfikir x

11 Lampiran DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Nilai UAS 5 Tahun Daftar Nama Siswa Silabus RPP Kisi-Kisi Soal Uji Coba Soal Uji Coba Analisis Soal Uji Coba Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba... Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Daftar Nilai UAS Siswa Uji Normalitas Data Tahap Awal Uji Homogenitas Uji Kesamaan Rata-rata Daftar Nilai Post test..... Uji Normalitas Tahap Akhir Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji Korelasi Pedoman Penilaian Aspek Afektif... Reliabilitas Aspek Afektif Analisis Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol... Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Reliabilitas Aspek Psikomotorik Analisis Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol xi

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari proses kegiatan belajar mengajar yang direncanaan secara sistematis yang oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang guru tentu memerlukan strategi penyampaian materi yang tepat. Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, kemampuan siswa, kompetensi guru, sarana, dan metode pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsepkonsep dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi mudah jika metode pembelajaran yang digunakan bervariasi. Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data nilai hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dari tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan 2012/2013. Pada tahun pelajaran 1

13 2 2008/2009 dengan KKM 64, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 59.71, 60.42, 58,25. Pada tahun pelajaran 2009/2010 dengan KKM 65, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 54.62, 57.48, Pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan KKM 70, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 65.77, 69.30, Pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan KKM 75, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 berturut-turut adalah 69.75, 67.93, 66.35, Pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan KKM 75, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 berturut-turut adalah 64.22, 66.42, 69.36, ( Sumber Administrasi Kesiswaan SMA NEGERI 14 SEMARANG) Berdasarkan data diatas, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adapun kendala dalam pembelajaran kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah kurangnya latihan soal dan penggunaan metode yang kurang bervariasi. Sehingga perlu diterapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian yang berjudul Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna yang dilakukan oleh Purwanti Widhy H, M.Pd pada tahun 2012, menyimpulkan bahwa Learning Cycle membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Penelitian lain yang berjudul Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Ketrampilan Proses Pada

14 3 Pembelajaran Fisika Di SMP yang dilakukan oleh Frety Lutfiana Saputri menjelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kimia merupakan pembelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Kita sering menjumpai peristiwa kimia yang ada disekitar kita, sebagai contoh dalam proses menghilangkan kesadahan yang berhubungan dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning dipandang cocok karena pada pembelajaran menggunakan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning siswa akan dihadapkan langsung pada masalah sebagai langkah awal dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkatnya menjadi penelitian berjudul : PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Adakah pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan?

15 4 2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan? 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut : 1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kelarutan dan Hasil kali kelarutan. 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning sebagai kelompok eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah sebagai kelompok kontrol. 3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester genap SMAN 14 SEMARANG 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

16 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : Bagi Siswa a. Siswa dapat mengeksplorasi dan kemudian mengorganisir ide yang dimilikinya. b. Siswa dapat belajar berkomunikasi melalui berbagi pendapat atau gagasan dengan baik c. Siswa mudah dalam memahami materi ketika mengalami kesulitan. d. Siswa lebih termotivasi dalam belajar Bagi Guru a. Untuk memperkaya alternatif dan model atau strategi pembelajaran b. Sebagai motivasi agar dapat menciptakan suasana kelas yang aktif secara fisik dan psikis Bagi Sekolah Memberikan sumbangan bagi sekolah sebagai masukan dan perbaikan proses pembelajaran kimia yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pada khususnya dan memperbaiki kualitas sekolah tersebut pada umumnya Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan agar bermanfaat nantinya dalam mengelola pembelajaran.

17 Penegasan Istilah Suatu istilah sering menimbulkan penafsiran yang berbeda beda. Hal ini dapat menyebabkan kekaburan pengertian jika istilah yang digunakan tidak tepat. Untuk menghindari perbedaan penafsiran maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut : Pengaruh Berdasarkan software aplikasi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Offline versi 1.3 pengaruh diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda, orang) yang ikut membentuk watak kepercayaan perbuatan seseorang. Pengaruh dalam konteks penelitian ini mengandung pengertian bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning yang diperbandingkan terhadap pembelajaran dengan hanya menggunakan model Learning Cycle serta pembelajaran melalui metode ceramah akan berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa Learning Cycle Learning Cycle adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya engage, exploration, explain, expand, evaluation (Lorsbach, 2002). Learning Cycle diawali dengan mengidentifikasi pengetahuan awal siswa, mengenalkan konsep kepada siswa, pemahaman konsep, dan penerapan konsep untuk mengerjakan soal-soal latihan kemudian evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan.

18 Problem Based Learning Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang diperoleh melalui proses pemahaman akan suatu masalah ( Miftahul Huda, 2013:271). Pemberian masalah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sebelum diberikan soal- soal latihan. Siswa terlebih dulu dibimbing oleh guru, kemudian mengerjakan soal-soal latihan Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran siklus yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya engage, exploration, explain, expand, evaluation. Pada tahapan exploration siswa melakukan pembelajaran yang berbasis masalah atau Problem Based Learning Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek - aspek perubahan perilaku tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa sesuatu yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005: 4). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai dan sikap yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. (Rusman,2012:85) Sedangkan menurut Hamdani (2011:71), belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Skinner dalam Dimyati & Mudjiono (2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.sebaliknya, bila tidak belajar maka responnya menurun. Selanjutnya ditemukan adanya hal berikut : 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons, 2) Respons, dan 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut Hasil Belajar Hasil belajar menurut Rifa i & Anni (2010:85) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang 8

20 9 dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik memperoleh pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Tujuan peserta didik merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Benjamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh Dimyati & Mudjiono (2006:26-29), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah: 1) ranah kognitif, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. 2) ranah afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap yang terdiri atas penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian. 3) ranah psikomotorik, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak Learning Cycle Salah satu penggagas Learning Cycle adalah David Kolb (1984). Ia mendiskripsikan proses pembelajaran sebagai siklus empat-tahap yang didalamnya peserta didik :

21 10 1) melakukan sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi: 2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebutdan responsnya terhadappengalaman itu sendiri.obsevasi ini kemudian: 3) diasimilasikan kedalam kerangka konseptual atau dihubungkan dengan konsep-konsep lain dalam pengalaman atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa yang implikasi-implikasinya tampak dalam tindakan-tindakan konkret,dan kemudian 4) diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi berbeda. (Miftahul Huda, 2013: ) Dengan demikian,lc memiliki sintak dengan empat tahap sebagai berikut: 1) Mengalami Mengalami atau menenggelamkan diri sendiri dalam mengerjakan tugas merupakantahap pertama yang didalamnya seorang siswa, sekelompok siswa, atau sebuah organisasi menyelesaikan tugas yang diberikan. 2) Refleksi Refleksi meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang sudah dilakukan dan dialami. 3) Interpretasi Konseptualisasi melibatkan interpretasi peristiwa-peristiwa yang dicatat dan upaya memahami relasi antar-peristiwa.

22 11 4) Prediksi Perencanaan memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya kedalam prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas dengan baik.(miftahul Huda, 2013: ) Pada perkembangannya Learning Cycle yang terdiri 4 tahap pembelajaran berubah menjadi 5 tahap pembelajaran yaitu: 1) Melibatkan ( Engagement ) Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. 2) Eksplorasi ( Exploration ) Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator. 3) Menjelaskan ( Explanation ) Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.

23 12 4) Elaborasi ( Elaboration ) Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisidefinisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum dan problem solving. 5) Evaluasi ( Evaluation ) Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran Problem Based Learning Pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berikir tingkat tinggi.(jarot,2011:118) Barrow mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.masalah tersebut dipertemukan pertamatama dalam proses pembelajaran. (1980:1). PBL merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran.(miftahul Huda, 2013: ) Sintak operasional PBL menurut Miftahul Huda (2013: ) bisa mencakup antara lain sebagai berikut: a. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah. b. Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan suatu masalah.

24 13 c. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru. d. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi melalui peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu. e. Siswa menyajikan solusi atas masalah. f. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama ini Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi pokok yang diajarkan pada siswa SMA kelas XI pada semester genap yang meliputi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan, pengaruh ion senama, kelarutan dan ph, serta reaksi pengendapan Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan a. Kelarutan Kelarutan zat dalam air sangat beragam, ada zat yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Jenis Pelarut Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter.

25 14 Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. 2) Temperatur/Suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut, sehingga mengakibatkan kekuatan gaya antarmolekul tersebut menjadi lemah, sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul molekul air. b. Hasil Kali Kelarutan Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag + dan Cl -. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag + ] [ Cl - ] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan.

26 15 c. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag 2 CrO 4 adalah sebagai berikut: Ag 2 CrO 4 2 Ag + (aq) + CrO 4 2- (aq) Konsentrasi kesetimbangan ion Ag + dan ion CrO 2-4 dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag 2 CrO 4 yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag 2 CrO 4 dinyatakan dengan s maka konsentrasi ion Ag + dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi CrO 2-4 sama dengan s. Dengan demikian nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag 2 CrO 4 dapat dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s), sebagai berikut: Ksp = [Ag + ] 2 [CrO 2-4 ] = (2s) 2 (s) = 4s 3 Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk elektrolit A x B y dapat dinyatakan sebagai berikut: A x B y x A y+ (aq) + y B x- (aq) s x s y s Ksp = [A y+ ] x [B x- ] y = (xs) x (ys) y = x x y y s (x+y)

27 16 d. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Akan tetapi, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, asalkan suhu tidak berubah. Data suatu percobaan kelarutan CaC 2 O 4 dalam air dan dalam larutan CaCl 2 0,15 M adalah sebagai berikut. Kelarutan CaC 2 O 4 dalam air = 4, Kelarutan CaCl 2 dalam air 0,15 = 1, CaC 2 O 4 lebih kecil kelarutannya dalam CaCl 2, sebab di dalam larutan ada ion Ca 2+ yang berasal dari CaCl 2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl 2 adalah: Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Adanya ion Ca 2+ dari CaCl 2 akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah CaC 2 O 4 (s), maka kelarutan CaC 2 O 4 berkurang. Adanya ion Cl tidak mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi. e. Pengaruh ph terhadap Kelarutan Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaiknya lebih sukar larut dalam larutan yang ersifat basa. Harga ph sering digunakan untuk menghitung harga Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya Ksp uatu basa dapat digunakan untuk menentukan ph larutan. Pengaturan ph dapat memperbesar atau memperkecil kelarutan basa sukar larut.

28 17 suatu larutan. Perhatikan kesetimbangan antara CaCO 3 padat dengan ion-ionnya dalam Jika ph larutan kita perkecil dengan menambahkan asam, maka H + dari asam akan mengikat ion karbonat membentuk ion HCO 3 2. Berdasarkan azas Le Chatelier, pengurangan [CO 3 2 ] mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan, CaCO 3 padat lebih banyak larut, maka pada reaksi tersebut penurunan ph akan menambah kelarutan Contoh pengaruh ph terhadap kelarutan Mg(OH) 2 dapat diihat pada Tabel Tabel 2.1. Data kelarutan Mg(OH) 2 dalam berbagai ph Derajat Keasaman (ph) Kelarutan ,5 x ,5 x ,5 x ,5 x 10-7 f. Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan berfungsi memperoleh endapan senyawa yang diinginkan dengan mengeluarkan ion yang ada dalam suatu zat terlebih dahulu. Misal kita akan mengendapkan ion Cl - dari air laut dengan menambahkan larutan AgNO 3. Cl - (aq) + Ag + (aq) AgCl (s)

29 18 Dapat disimpulkan, terjadi tidaknya endapan berdasarkan hasil kali ion-ion yang dihasilkan dengan Ksp nya adalah sebagai berikut. Qc = [A + ][B ] Qc < Ksp tidak terjadi endapan (larutan belum jenuh) Qc = Ksp tidak terjadi endapan (larutan tepat jenuh) Qc > Ksp terjadi endapan (larutan lewat jenuh) A + dan B - adalah reaktan. g. Kegunaan Ksp dalam kehidupan sehari-hari 1) Menghilangkan kesadahan air Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk bagian pengaruh penambahan ion senama. Karena untuk menghilangkan garam sulfat atau garam klorida dari air sadah adalah dengan menambahkan ion senama. 2) Digunakan untuk mendeteksi sidik jari seseorang Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk bagian kelarutan. Sewaktu tangan memegang suatu benda, salah satu zat yang ditinggalkan pada benda tersebut adalah NaCl yang berasal dari keringat. Benda yang dipegang tadi disapu dengan larutan AgNO 3. AgNO 3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl berwarna putih jika hasil kali konsentrasi Ag + dan Cl - nya telah melebihi harga Ksp AgCl. Di bawah sinar, endapan AgCl putih ini akan berubah menjadi endapan Ag yang berwarna hitam. Endapan ini akan menampilkan sidik jari.

30 Hasil penelitian Terkait Pada jurnal yang berjudul Learning Cycle-7E Model to Increase Student s Critical Thinking on Science yang dilaksanakan oleh Hartono. Peneliti menggunakan tujuh siklus pembelajaran, diperoleh hasil peningkatan pola berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan Learning Cycle membuat siswa belajar secara bertahap sehingga materi dapat dipahami dengan lebih mudah. Penelitian yang berjudul Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna dilakukan oleh Purwanti Widhy H, M.Pd pada tahun Learning Cycle membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini karena siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan guru berperan sebagai fasilitator. Jurnal lain yang berjudul Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika Di Smp yang dilakukan oleh Frety Lutfiana Saputri menjelaskan bahwa PBL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh presentasi ketrampilan proses sains siswa berturut-turut dari kelas VII A, VII B, VII C adalah 89,53 %, 89,38% dan 85,32%. Secara keseluruhan ketrampilan proses sains dari tiga kelas tersebut termasuk kategori baik.

31 Kerangka Berpikir Pembelajaran menuntut siswa untuk memahami konsep dan penerapannya dalam soal. Jika siswa mampu memahami konsep dalam pelajaran kimia maka akan diperoleh hasil belajar yang baik. Namun, pada kenyataannya masih dijumpai hasil belajar siswa yang berada dibawah kriteria ketuntasan. Hal ini dapat disebabkan oleh penyampaian materi dan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak peristiwa yang ada disekitar kita yang berhubungan dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan, contohnya pada peristiwa pengendapan kesadahan. Pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berangkat dari masalah. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam menghubungkan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep pembelajaran didalam kelas sekaligus sebagai variasi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan. Berdasarkan pemaparan diatas akan dilakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

32 21 SMA Negeri 14 Semarang Siswa Pasif Kurang Memahami Materi Nilai rendah Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan textbook Pembelajaran dengan textbook Pendalaman materi menggunakan model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning Pendalaman materi menggunakan metode ceramah Hasil Belajar Hasil Belajar Dibandingkan Ada pengaruh positif penggunaan model Gambar pembelajaran 2.1 Kerangka Learning Berpikir Cycle berorientasi Problem Based Learning

33 Desain Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan modifikasi pembelajaran Learning Cycle dan Problem Based Learning. Pembelajaran ini terdiri dari lima langkah yang dalam pembelajarannya berangkat dari masalah. Adapun langkah-langkah pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning antara lain sebagai berikut : 1) Melibatkan ( Engagement ) Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan konsep dasar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2) Eksplorasi ( Exploration ) Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan langsung dengan berdiskusi secara kelompok membahas permasalahan mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diberikan oleh guru. 3) Menjelaskan ( Explanation ) Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Untuk setiap kelompok akan mempunyai hasil yang berbeda. Pada fase ini guru bertugas sebagai fasilitator untuk menyatukan konsep yang telah diperolehh siswa melalui diskusi kelompok.

34 23 4) Elaborasi ( Elaboration ) Setelah siswa memahami konsep dasar dari pembelajaran yang dilakukan, guru memberikan permasalahan kepada siswa sebagai tugas untuk mengembangkan konsep yang sudah dimiliki siswa pada hal baru 5) Evaluasi ( Evaluation ) Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran Hipotesis Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis bahwa : 1. Ada pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Subyek Penelitian Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah: a. Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas XI IPA SMA Negeri 14 Semarang b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2. c. Siswa diajar dengan kurikulum, media, dan jumlah jam pelajaran yang sama Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006: 109). Pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan teknik klaster random sampling. Syarat agar dapat digunakan teknik cluster random sampling adalah kelas yang digunakan sebagai sampel mempunyai kualitas yang sama. Untuk menguji sampel yang digunakan mempunyai kualitas yang sama, dilakukan uji homogenitas dan uji rata-rata. Jika sampel homogen dan mempunyai rata-rata yang sama maka sampel dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sama. 24

36 25 Uji homogenitas dan uji rata-rata merupakan uji statistika parametrik, dalam uji statistika parametrik populasi yang akan diuji harus berdistribusi normal. Sehingga terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas terhadap populasi. Penelitian ini akan mengambil dua kelas anggota populasi sebagai sampel Variabel Penelitian Variabel-variabel yang dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning Variabel Terikat Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kimia siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 pokok bahasan Kelarutan dan Hasil kali kelarutan Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar, materi pelajaran, kurikulum yang digunakan, waktu tatap muka. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui harga parameter dari sebuah variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan desain post test only control design yaitu desain penelitian dengan hanya melihat nilai post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

37 26 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Perlakuan Tes Akhir E P1 T K P2 T Keterangan: K E2 P1 P2 T : Kelas kontrol : Kelas eksperimen : Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning : Ceramah : Tes akhir 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) silabus, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) textbook, (4) power point, (5) lembar pengamatan aspek afektif, (6) lembar pengamatan aspek psikomotorik, dan (7) tes hasil belajar kognitif Silabus Silabus yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu silabus KTSP. Silabus untuk kelas eksperimen dan kontrol secara terperinci pada lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP yang digunakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Rincian RPP untuk kelas eksperimen terdapat pada lampiran 4 dan untuk kelas kontrol pada lampiran 5.

38 Textbook Textbook yang digunakan yaitu buku paket kimia SMA kelas XI IPA semester 2 materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku Power point Media power point yang digunakan merujuk pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan power point yang berbeda sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan Lembar Pengamatan Ranah Afektif Lembar pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan ranah afektif ini dilakukan oleh dua observer. Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan ranah afektif dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat). Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sedangkan kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu Lembar Pengamatan Ranah Psikomotorik Lembar pengamatan ranah psikomotorik digunakan untuk mengukur dan menilai keterampilan siswa. Penilaian ranah psikomotorik dilakukan pada proses pembelajaran saat praktikum. Penilaian ranah psikomotorik pada saat praktikum pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Penelitian ini menggunakan rentang skor lembar pengamatan aspek psikomotorik dari skor 1 (satu) sampai 4

39 28 (empat). Penyusunan kriteria penskoran sama dengan penskoran pada lembar pengamatan afektif Tes Hasil Belajar Kognitif Tes hasil belajar kognitif atau post test digunakan untuk mengukur dan menilai penguasaan siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes hasil belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas soal C1 (jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3 (jenjang kemampuan penerapan) dan soal C4 ( jenjang kemampuan analisis). Soal berjumlah 50 butir soal dengan waktu pengerjaan tes 90 menit. Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes hasil belajar kognitif yaitu: (1) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit. (2) Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan lima buah jawaban dan satu pilihan jawaban yang tepat. (3) Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang akan diuji cobakan terdiri atas 50 butir soal yaitu: a. Aspek pengetahuan (C1) terdiri atas 8 soal = 16 % b. Aspek pemahaman (C2) terdiri atas 25 soal = 50 % c. Aspek penerapan (C3) terdiri atas 15 soal = 30 % d. Aspek penerapan (C4) terdiri atas 2 soal = 4%

40 29 (4) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal (5) Menyusun butir-butir soal (6) Mengujicobakan soal (7) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan. 3.5 Analisis Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus dianalisis terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah baik atau masih memerlukan perbaikan Analisis Lembar Observasi Validitas Lembar Observasi Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi afektif dan psikomotorik. Pengujian validitas instrumen lembar observasi yaitu dengan menggunakan uji validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2008: 352). Dalam penelitian ini adalah dosen yang membimbing penelitian. Lembar observasi yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen tersebut dikatakan valid Reliabilitas Lembar Observasi reliability Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus intereters r 11 = Vp Ve Vp + K 1 Ve

41 30 (Mardapi, 2012: 88 89) Keterangan : r 11 Vp Ve K = reliabilitas instrumen = varian person = varian error = jumlah observer Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 > 0, Analisis Instrumen Kognitif Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) validitas, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas Validitas Validitas soal-soal post test dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. (1) Validitas Isi Soal Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun kisikisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing. (2) Validitas Butir Soal Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial yaitu sebagai berikut:

42 31 r p bis = M p M t S t p q Keterangan: r p bis p = koefisien korelasi point biserial = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah = 1-p M p Mt S t = rata-rata skor siswa menjawab benar pada butir soal = rata-rata skor seluruh siswa = standar deviasi skor total (Arikunto, 2006: ) Hasil perhitungan r pbis kemudian digunakan untuk mencari signifikansi (t hitung ) dengan rumus: t hitung = r n 2 1 r 2 (Sudjana, 2005: 380) Dengan taraf signifikansi 5%, jika t hitung > t (1- α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid Daya Pembeda Butir soal dikatakan memiliki daya beda yang baik apabila digunakan dalam tes bisa membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut: DB = BA JA BB JB

43 32 Keterangan: DB BA BB JA JB : daya beda : banyaknya jawaban benar kelompok atas : banyaknya jawaban benar kelompok bawah : banyaknya siswa kelompok atas : banyaknya siswa kelompok bawah Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval Kriteria DP 0,00 Sangat jelek (very poor) 0,00< DP 0,20 Jelek (poor) 0,20< DP 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40< DP 0,70 Baik (good) 0,70< DP 1,00 Sangat baik (excellent) (Arikunto 2006: 218) Pada penelitian ini daya pembeda soal yang dipakai adalah baik dan sangat baik Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal rumus yang digunakan adalah: IK = B Js Keterangan: IK = indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar Js = Jumlah seluruh peserta tes

44 33 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat sukar 0,00 < IK 0,30 Sukar 0,30 < IK 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat mudah (Arikunto, 2006: 210) Reliabilitas Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-21 yang dinyatakan dengan rumus: r 11 = k k 1 1 M(k M) kv t Jika r 11 > r tabel maka tes tersebut dikatakan reliabel Keterangan: r 11 M k = reliabilitas soal = rata-rata skor total = banyaknya butir soal V t = varians skor total (Arikunto, 2006:189) Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan reliabilitasnya disajikan pada Tabel 3.4

45 34 Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba Interval Kriteria r 0,20 Sangat rendah 0,20 < r 0,40 Rendah 0,40 < r 0,70 Sedang 0,70 < r 0,90 Tinggi 0,90 < r 1,00 Sangat tinggi 3.6 Metode Pengumpulan Data Metode Dokumentasi Data yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas XI IPA dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA Negeri 14 semarang tahun ajaran 2013/2014. Data ini diperlukan untuk analisis tahap awal Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik. Pengamatan afektif dan psikomotorik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan yang digunakan memuat aspek-aspek yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar Metode Tes Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif kimia siswa yang diberi model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning dan siswa yang diberi model pembelajaran ceramah materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode tes yang digunakan yaitu post test. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban.

46 Analisis Data Analisis Data Tahap awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal populasi. Pada analisis tahap awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: x 2 = k (Oi Ei)2 i=1 Ei Keterangan: x 2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 2 H diterima jika 2 (1 ) ( k 3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat hitung kebebasan (k-3), yang berarti bahwa distribusi data normal (Sudjana, 2005:273) Uji Homogenitas Populasi Syarat digunakannya teknik cluster random sampling ialah apabila semua kelas yang ada dalam populasi memiliki homogenitas yang sama dan memiliki rata-rata yang sama. Oleh Karena itu sebelum teknik cluster random sampling

47 36 digunakan, maka dilakukan uji homogenitas populasi dan uji kesamaan rata-rata. Uji kesamaan homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Rumusnya sebagai berikut: S 2 = (n i 1)S i 2 (n i 1) B = (logs 2 ) (n i 1) 2 (ln10)[ B ( n i 1)log S i 2 ] Keterangan: S i 2 S n i B = variansi masing-masing kelas = variansi gabungan = banyaknya anggota dalam kelas/kelas = koefisien Bartlett χ 2 = harga konsultasi homogenitas sampel (Sudjana 2005: 263) Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: H : populasi memiliki varians yang tidak berbeda (χ 2 1 = χ 2 2 =... = χ 2 n ) H diterima jika χ 2 hitung < χ 2 tabel (1-α)(k-1) (taraf signifian 5%). Hal ini berarti varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogenitasya sama). Untuk nilai selain itu tolak H.

48 Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA) Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata (kualitas) dari kelaskelas dalam populasi. Hipotesis yang diajukan: H : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (μ 1 = μ 2 =.= μ n ) A : terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (μ 1 μ 2 =.= μ n ) Pengujiannya dilakukan dengan uji F dengan bantuan tabel F dengan analisis varians sebagai berikut: F = Varian terbesar Varians terkecil Tabel 3.5 Ringkasan ANAVA Satu Jalur Sumber Variasi Dk JK KT F Rata-rata 1 Ry R = Ry / 1 Antar kelompok k-1 Ay A = Ay / (k-1) Dalam kelompok (n i -1) Dy D = Dy / (n i -1) Total n i Y A D Keterangan: (1) Ry = jumlah kuadrat rata-rata Ry = ( X)2 (2) Ay = jumlah kuadrat antar kelompok Ay = ( Xi)2 RY 2 (3) JKtot = jumlah kuadrat total JKtot = X i (4) Dy = Jumlah kuadrat dalam kelompok Dy = Jktot RY AY (5) R = Kuadrat tengah ratarata (6) A = Kuadrat tengah antar kelompok (7) D = Kuadrat tengah dalam kelompok Kriteria pengujiannya adalah H diterima jika F hitung < F tabel (k-1) (n-k). n ni

49 Analisis Data Tahap Akhir Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diadakan tes akhir (post-test) yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian Uji normalitas data Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat. Keterangan : X 2 = chi kuadrat O i = frekuensi pengamatan E i = frekuensi yang diharapkan 2 K = banyaknya kelas O i E E i i 2 Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan, jika 2 2 hitung< tabel (1-α)(k-3) maka data berdistribusi normal Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians dari populasi agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Hipotesis yang diajukan yaitu :

50 39 Ho : 2 = Ha : Ho diterima apabila F hitung F 1/2 var ians terbesar F = var ians terkecil Kriteria pengujian; jika harga F hitung < F tabel(nb-1): (nk-1), maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama (Sudjana, 2005 : 250) Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan nilai kelompok eksperimen dan kontrol. Ketuntasan belajar individu dalam penelitian ini dilihat dari nilai postes. Hasil belajar dikatakan tuntas jika nilai postes lebih dari sama dengan 75. Ketuntasan belajar diuji dengan uji t (Sudjana, 2004: 239) sebagai berikut: Hipotesis: Ho : µ < 75 Ha : µ 75 Keterangan : t = µ0 S/ n x = rata-rata hasil belajar s = simpangan baku n = banyaknya siswa Kriteria yang digunakan adalah: Ha diterima jika thitung >t(n-1)(1-α).

51 40 Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas).menurut Djamarah (2010:108) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal ialah sebagai berikut: % = x n 100% Keterangan: n x = jumlah seluruh siswa = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar Analisis terhadap pengaruh antar variabel Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah : ( Y1 Y2 ) pq r b u. Sy Keterangan : r b = koefisien biserial Y 1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Y 2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol

52 41 u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok (Sudjana, 2005: 390) Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial (R b ) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2010 : 216) Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimenterhadap hasil belajar siswa Rumus yang digunakan adalah : KD = r 2 b x 100% dimana, KD : koefisien determinasi r b : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat r b koefisien biserial

53 Analisis Deskriptif Untuk Data Ranah Afektif Dan Psikomotorik Pada analisis tahap akhir digunakan data belajar efektif dan psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai efektif dan psikomotorik siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

54 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari data hasil penelitian. Analisis soal uji coba, analisis data tahap awal dan analisis data akhir. Analisis data tersebut akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Hasil Analisis Soal Uji Coba Analisis soal uji coba yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal untuk digunakan dalam penelitian. Analisis untuk soal uji coba tersebut meliputi (1) validitas soal, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran dan (4) reliabilitas soal Validitas Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Uji coba soal Kriteria Nomor Soal Uji Coba Valid 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 26, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 50 Tidak Valid 1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 29, 32, 41, 46, 49 43

55 44 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran Daya Pembeda Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.2. Kriteria Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik Tabel 4.2 Hasil analisis daya pembeda butir soal Nomor Soal 12, 27, 32, 46 17, 18, 19, 20, 25, 28, 29, 49 1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 22, 23, 26, 30, 31, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48 6, 7, 8, 9, 21, 24, 35, 37, lampiran 9. Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Tingkat Kesukaran Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.3. Kriteria Sangat Mudah Mudah Sedang Sukar Sangat Sukar Tabel 4.3 Hasil analisis Tingkat Kesukaran. Nomor Soal - 1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 49 2, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 21, 27, 32, 35, 46, 48, 50 10, 16, 17, 19, 30, 33, 34, 43, 47 -

56 45 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 10. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai kriteria valid yaitu apabila dalam perhitungan didapat t hitung > t tabel, selain itu soal yang digunakan juga harus memenuhi daya beda lebih besar dari 0,2. Data hasil analisis kriteria soal disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Data Analisis Kriteria Soal Kriteria Nomor Soal Uji Coba Dipakai 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 22, 24, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50 Dibuang 1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 30, 39, 41, 46, Reliabilitas Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh reliabilitas soal uji coba sebesar 0,710. Perhitungan untuk reliabilitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 11. Hasil Analisis Tahap Awal Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal populasi. Selain itu, hasil analisis data tahap awal ini juga sebagai syarat untuk teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Pada analisis tahap awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi. Data awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 3 kelas disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini:

57 46 Tabel 4.5 Data Awal Populasi Kelas N Rata-rata SD Skor Tertinggi Skor Terendah XI IPA ,20 9, XI IPA ,73 8, XI IPA 3 XI IPA ,21 74,93 7,01 7, (Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2013/2014) Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal disajikan pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Awal No. Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria 1 XI IPA 1 7,3968 7,815 Berdistribusi normal 2 XI IPA 2 6,7547 7,815 Berdistribusi normal 3 4 XI IPA 3 XI IPA 4 1,9047 4,2238 (Sumber: olah data hasil penelitian) 7,815 7,815 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdasarkan uji normalitas data populasi diperoleh χ 2 hitung χ 2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kelas telah berdistribusi normal sehingga memenuhi syarat dalam menentukan uji statistika yang digunakan yaitu menggunakan uji statistik parametrik.. Perhitungan uji normalitas data tahap awal terdapat pada lampiran Hasil Uji Homogenitas Populasi Teknik cluster random sampling dapat digunakan apabila data memiliki kualitas yang sama, salah satunya memiliki homogenitas yang sama. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh χ 2 hitung = 3,061 dan χ 2 tabel = 7,81 sehingga diperoleh χ 2 hitung

58 47 < χ 2 tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa populasi memiliki homogenitas yang sama sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Hasil Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji Anava) Uji kesamaan rata-rata antar kelas dalam populasi dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari populasi yang ada. Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi diperoleh F hitung = 0,225 dan F tabel = 2,704 sehingga F hitung < F tabel. Dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata dari ketiga anggota populasi tersebut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Analisis Data Tahap Akhir Tujuan dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai post test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Analisis Nilai Posttest Analisis nilai posttest dilakukan dengan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji ketuntasan hasil belajar, analisis pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, analisis nilai afektif, psikomotorik, dan analisis angket. Adapun hasil analisis posttest yaitu sebagai berikut : Deskripsi Hasil Penelitian Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.7.

59 48 Tabel 4.7 Data Nilai Posttest Kelas N Ratarata Tertinggi Terendah Nilai Nilai SD Eksperimen 30 77,93 9, Kontrol 30 70,77 8, Uji Normalitas Hasil uji normalitas data nilai posttest terdapat padatabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas data Nilai Posttest Kelas χ 2 hitung DK χ 2 table Kriteria Eksperimen 7,26 3 7,81 Normal Kontrol 5,33 3 7,81 Normal Data yang dianalisis adalah nilai posttest materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk χ 2 hitung setiap data<χ 2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistika parametrik Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning pada pembelajaran kimia. Data posttest dianalisis menggunakan uji terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi dan uji ketuntasan hasil belajar Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel Untuk menentukan besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan rumus koefisien korelasi biserial.

60 49 Berdasarkan data diperoleh besarnya Y 1 = 77,93; Y 2 = 70,77; S y = 9,01; p = 0,50; q = 0,50 dan u = , sehingga perhitungan selanjutnya pada lampiran 20, menghasilkan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (r b ) sebesar 0, Penentuan Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (r b ) sebesar 0,498, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 24,84%. Jadi, besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84% Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari data hasil belajar siswa. Siswa dikatakan belajar jika hasil belajarnya mandapat nilai 75 atau lebih. Hasil uji ketuntasan dimuat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar kelas Eksperimen dan kontrol Kelas t hitung T (0,95)(n-1) Kriteria Eksperimen 1,704 1,700 Tuntas kontrol -2,703 1,700 Belum Tuntas Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen diperoleh t hitung < t (0,95)(n-1), dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih dari 75 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.

61 50 Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh t hitung > t (0,95)(n-1), dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif Penilaian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel Tabel Rata-rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen dan kontrol Kelas eksperimen Kelas kontrol No Aspek Nilai Kriteria Nilai Kriteria rerata rerata 1 Kehadiran siswa di kelas 3,73 Sangat baik 3,5 Sangat baik 2 Perhatian dalam 3,73 Sangat baik 3,1 Baik mengikuti pelajaran 3 Tanggung jawab dalam 3,43 Baik 3,4 Baik mengerjakan tugas 4 Keaktifan dikelas 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 5 Menjadi pendengar yang 3,46 Baik 3,36 Baik baik 6 Kerjasama dalam kelomok 3,73 Sangat baik 3,1 Baik Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik Ranah psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang

62 51 dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Rata-rata nilai psikomotorik kelas kesperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel Rata-rata Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Aspek Nilai rataratrata Kriteria Nilai rata- Kriteria 1 Kehadiran siswa 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 2 Persiapan siswa 3,83 Sangat baik 3,3 Baik dalam melaksanakan praktikum 3 Kemampuan siswa 3,86 Sangat baik 3,33 Baik dalam bekerjasama dalam kelompok 4 Kecakapan siswa 3,46 Baik 3,56 Baik dalam melakukan percobaan 5 Kebersihan dan 3,2 Baik 3,2 Baik kerapian tempat serta alat percobaan 6 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 3,06 Baik 3,06 Baik Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah psikomotorik praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA N 14 Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa

63 52 sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi terhadap UAS 1 kimia kelas XI IPA. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji anava, diperoleh harga F hitung = 0,225 sedangkan F tabel =2,704. Harga F hitung < F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas berdistribusi normal, mempunyai varians yang sama (homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kelas sehingga dapat dilakukan pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengundian terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Mei 2014 di SMA N 14 Semarang. Alokasi Waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama yakni 10 jam pelajaran dalam 4 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas termasuk praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa rerata nilai post test kelompok eksperimen (77,93) lebih baik dibandingkan rerata nila post test kelas kontrol (70,77). Untuk membuktikan kebenaran hipotesis maka perlu dilakukan uji pengaruh antar variabel. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (r b ) sebesar 0,498. Tanda positif pada harga r b menunjukkan bahwa antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali

64 53 kelarutan terdapat hubungan yang searah atau terjadi korelasi positif. Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang menerapkan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning membuat siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik. Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono (2005: 215), nilai r b sebesar 0,498 berada diantara 0,40 0,599, yang menyatakan bahwa hubungan antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah hubungan yang sedang. Koefisien korelasi biserial (r b ) yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus r 2 b x 100%. Perhitungan menghasilkan koefisien determinasi (KD) sebesar 24,84%. Artinya metode pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia materi larutan penyangga dan hidrolisis sebesar 24,84%. Hal ini berarti faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar sebesar 75,16%. Faktor-faktor tersebut seperti tingkat kesulitan materi, media pembelajaran, serta sarana dan prasarana. Dari hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, nilai ketuntasan untuk kelas eksperimen juga lebih baik yaitu 60% atau 18 dari 30 siswa mencapai batas nilai tuntas, sedangkan untuk kelas kontrol mencapai nilai ketuntasan sebesar 33% atau 10 dari 30 siswamencapai batas nilai tuntas. Meskipun baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum mampu mencapai ketuntasan klasikal. Batas nilai tuntas yang digunakan sesuai dengan batas nilai tuntas yang ditentukan

65 54 berdasarkan kebijakan yang digunakan di SMA Negeri 14 Semarang yaitu dengan batas nilai tuntas 75. Selain penilaian ranah kognitif, dilakukan juga penilaian pada ranah afektif dan psikomotori. Berdasarkan data analisis ranah afektif pada tabel 4.7, kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi pada tiga aspek yaitu perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan dikelas dan kerjasama dalam kelompok. Perbedaan hasil ketiga aspek tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen. Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang merupakan pembelajaran dengan berpusat pada masalah, sehingga siswa lebih aktif dalam belajar maupun diskusi kelompok.ranah psikomotorik ditunjukkan pada tabel 4.8, kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol pada tiga aspek yaitu kehadiran siswa, persiapan sebelum praktikum dan kemampuan dalam kerja kelompok. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning membuat siswa lebih aktif dibandingkan dengan metode ceramah. Terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih aktif dalam persiapan tanpa menunggu perintah dari guru dan juga lebih baik dalam bekerja sama dengan kelompok dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini berbanding lurus dengan hasil nilai kognitif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan pikiran siswa, tetapi sikap didalam kelas juga ikut berpengaruh.

66 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. 2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan sebesar 24,84% 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Guru kimia dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi PBL dalam pembelajaran sebagai variasi metode mengajar. 2. Pembiasaan pada siswa untuk bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan perlu dilakukan agar siswa terbiasa aktif. 55

67 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan( Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksra. Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung : Pustaka Setia. Hartono Learning Cycle-7E Model to Increase Student s Critical Thinking on Science. Jurnal pembelajaran fisika ISSN Huda,Miftahul Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Huda,Miftahul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mardapi, Djemari Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogjakarta: Nuha Medika. Pribadi, Benny A Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Purba, Michael Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Rifa i, Achmad & Anni, Chatarina Tri Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press. 56

68 57 Santoso, J.T.B Strategi Pembelajaran Akuntansi. Semarang: Ghyyas Putra. Saputri, Frety Lutfiana Pembelajaran Berbasis Masalah BERORIENTASI Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal pembelajaran fisika ISSN Soeprodjo Hand Out Statistik untuk Pendidikan Kimia. Semarang: FMIPA UNNES. Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Widhy, Purwanti Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA.

69 Lampiran 1 58 DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 14 SEMARANG Mata Pelajaran :KIMIA Materi pelajaran :kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan TAHUN AJARAN KELAS No XI 2008/ / / / / IPA 1 59,71 54,62 65,77 69,75 64,22 2 IPA 2 60,42 57,48 69,30 67,93 66,42 3 IPA 3 58,25 62,78 66,24 66,35 69,36 4 IPA ,22 66,77 KKM

70 Lampiran 2 59 DAFTAR NAMA SISWA No. NAMA No. NAMA 1 Aldi Choiril Ghanaa 1 Adna Gian Sunindya 2 Aldi Nugroho Kusnianto 2 Afifah Nur'aini 3 Alif Patriya 3 Annisa Dea 4 Amalia Novitasari 4 Arini Ulfa Hidayati 5 Anita Putri Octaviani 5 Ayuk Dwi Kurniasih 6 Aqilatul Fitri Dyah S. 6 Diffa Ajuba Zulfailmy 7 Ara Lalitya Prabhaswara 7 Durrotum Millatina 8 Ardika Setyawan 8 Ema Septiani 9 Ayu Nuansa Ramadhani 9 Erma Yulia Saputri 10 Dauci 10 Faisal Ranjai A.P. 11 Deny Dwiputra Helmi 11 Firda Wirananda 12 Ega Brilianti 12 Galuh Septia Cahyani 13 Fadila Nur Anisa 13 Gita Anggraini 14 Fiqi Ashifa Nur Pramesthi 14 Hamba Panji Saputra 15 Imanda Fikri Aulinda 15 Handika Kiswantoro 16 Khusnul Khotimah 16 Karlinda Alicia Rachmawati 17 Mawas Kuntumk Khairu U. 17 Kiky Alefinia Wandansari 18 Meta Nandasari 18 Moch. Rizky Andika W. 19 Mirza Balanca 19 Novida Henidar 20 Mitha Diana Puspitarini 20 Pratanda Pandeana Putri S. 21 Muhammad Aditya Wijianto 21 Putri Citra Tunggal Dewi 22 Muhammad Ghufron 22 Reza Kurniawan 23 Muhammad Hafizhan Shidqi 23 Riskia Jordy 24 Orysa Diva Safira 24 Rosiana Selvy Agdiata 25 Rizki Prasetya Aji Wibowo 25 Rusdiana Mexithalia 26 Safina Yulianarrahma 26 Sanisa Eka Setiyaningrum 27 Sasna Khairunnisa Wibowo 27 Siti Fatimah 28 Sylviana Budiarti 28 Suko Basuki 29 Yosita Silvia Ambarwati 29 Syavira Vinda Wibowo 30 Yuni Devi Lestari 30 Virginia Arumdhani Ardian

71 Lampiran 3 60 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu : SMA Negeri 14 Semarang : KIMIA : XI/2 : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. : 10 jam (2 jam untuk UH) Kompetensi dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan. Materi Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Merancang suatu percobaan untuk meramalkan pembentukan endapan dan pengaruh ion sejenis Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali Memahami proses pembentukan endapan Mengetahui adanya pengaruh ion sejenis Memahami pengertian kelarutan dan hasil kali Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen Performans Alokas i Waktu Sumber/ bahan/al at 10 jam Sumbe r Buku kimia Bahan Lembar kerja, Bahan/al at untuk praktek

72 61 Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian kelarutan serta pengaruh ion sejenis kelarutan Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air Menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis Alokas i Waktu Sumber/ bahan/al at Menghitung ph suatu senyawa elektrolit berdasarkan harga Kspnya Memperkirakan kemungkinan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp Menentukan ph larutan dari harga Ksp-nya Menentukan konsentrasi ion suatu larutan beradasarkan ph larutan Menghitung harga Qc untuk menentukan kemungkinan terbentuknya endapan Memahami kegunaan Ksp

73 62 Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian dalam kehidupan seharihari Alokas i Waktu Sumber/ bahan/al at

74 Lampiran 4 63 Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran : SMA Negeri 14 Semarang : Kimia Kelas / Semester : XI / 2 Pertemuan ke : 2 Materi Pokok Alokasi Waktu : Kelarutan dan hasil Kali kelarutan : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya II. Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan III. Indikator A.Kognitif 1. Produk a) Menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan b) Menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya c) Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan

75 64 2. Proses a) Melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion senama dalam larutan b) Menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga Ksp c) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Percaya diri g) Cermat h) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi IV. Tujuan Pembelajaran A.Kognitif 1. Produk a) Siswa dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan b) Siswa dapat menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya c) Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan

76 65 2. Proses a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion senama dalam larutan b) Siswa dapat menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga Ksp c) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Siswa dapat menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Percaya diri g) Cermat h) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi V. Materi Pembelajaran 1. Kelarutan Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Jenis Pelarut Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. b. Temperatur/suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan.

77 66 2. Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag + dan Cl -. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag + ] [ Cl - ] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. 3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh: Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1, Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol/l AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) s s s Ksp AgCl (s) = [Ag + ] [Cl - ] 1,8x10-10 = s x s 1,8x10-10 = s 2 s = 1, s = 1,3 x 10-5 mol/l Kelarutan AgCl (s) = 1,3x10-5 mol/l VI. Metode Pembelajaran Metode : Learning Cycle, Problem Based Learning diskusi, tanya jawab

78 67 VII. Kegiatan Pembelajaran No. Langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam (Apersepsi) dan membuka 2. Kegiatan Inti 1. Engagement pelajaran 2. Guru mengabsen kehadiran siswa 3. Guru memberikan apersepsi siswa membahas praktikum telah siswa pertemuan sebelumnya kepada dengan hasil yang dilakukan pada mengenai pengaruh ion sejenis 1. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai penambahan senama menggunakan materi ion dengan contoh dari guru dengan cermat dan bertanggung jawab 2. Siswa dibagi menjadi 8 Alokasi Waktu 10 menit 70 menit

79 68 kelompok.(disiplin, santun, Aktif ) 3. Guru memberikan materi diskusi mengacu pada hasil praktikum yang telah dilakukan 2. Exploration 1. Siswa mulai berdiskusi mengenai hasil praktikum yang telah dilaksanakan. (disiplin, bertanggung jawab) 2. Siswa menulis hasil diskusi pada selembar kertas.(santun, cermat) 3. Explanation 1. Perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi didepan kelas. (Cermat, Aktif,Percaya diri ) 2. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil diskusi.

80 69 4. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku paket. (Aktif ) 2. Siswa mengerjakan soal latihan didepan kelas.(percaya diri, aktif) 5. Evaluation 1. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan mengenai konsep materi yang telah diberikan selama pembelajaran berlangsung 2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung 3. Penutup 1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya 3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 10 menit

81 70 VIII. Media dan Sumber Belajar Media : Media elektronik, LCD, spidol,whiteboard. Sumber Belajar : Buku Kimia yang relevan. IX. Penilaian a) Kognitif Prosedur Instrumen b) Afektif Prosedur Instrumen : Tertulis : Latihan soal dan tugas rumah : Observasi langsung : Lembar observasi aspek afektif X. Alat Evaluasi 1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini: a. Kelarutan (s) b. Hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Tulislah persamaan kesetimbangan senyawa-senyawa berikut dan persamaan tetapan hasil kali kelarutannya! a. Mg(OH) 2 b. Ag 2 CrO 4 3. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: a. Ca 3 (PO 4 ) 2 b. AgCl 4. Jika diketahui konsentrasi Ca 2+ dalam larutan jenuh CaF 2 = 2 x 10-4 mol/l, maka hasil kali kelarutan CaF 2 adalah Diketahui Ksp AgCl adalah 4x a. Berapa kelarutan AgCl dalam air? b. Berapa kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M?

82 71 JAWABAN 1.a. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk kesetimbangan kimia. 1.b. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. 2.a. Mg(OH) 2(s) Mg 2+ (aq) + 2OH - (aq) s s 2s Ksp Mg(OH) 2 = [Mg 2+ ] [OH - ] 2 2.b. Ag 2 CrO 4(s) 2Ag + (aq) + CrO 4 2- (aq) s 2s s Ksp Ag 2 CrO 4 = [Ag + ] 2 [CrO 4 2- ] 3.a. Ca 3 (PO 4 ) 2 (s) 3Ca 2+ (aq) + 2PO 4 3- (aq) s 3s 2s Ksp Ca 3 (PO 4 ) 2 = [Ca 2+ ] 3 [PO 4 3- ] 2 = (3s) 3 x (2s) 2 = 108 s 5 3.b. AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) s s s Ksp MgF 2 = [Ag + ] [Cl - ] = s x s = s 2 4. CaF 2(s) Ca 2+ (aq) + 2 F - (aq) 2 x (2 x 10-4 ) Ksp = [Ca 2+ ] [F - ] 2 = [ 2 x 10-4 ] [4 x 10-4 ] 2 = 2 x x 10-8 = 32 x = 3,2 x a. AgCl (s) Ag + (ag) + Cl - (ag) s s Ksp AgCl = s 2 4 x = s 2 4 x = s

83 72 2 x 10-5 = s b. Ksp AgCl = [Ag + ] [Cl - ] 4 x = [Ag + ] [ 0,01] = [Ag + ] [ 10-2 ] [Ag + ] = 4 x 10-8 M/L Mengetahui, Guru Kimia Semarang, 20 Maret 2014 Praktikan, Priyastuti Yulia, S.Pd Waridi NIP NIM

84 73 Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran : SMA Negeri 14 Semarang : Kimia Kelas / Semester : XI / 2 Pertemuan ke : 1 Materi Pokok Alokasi Waktu : Kelarutan dan hasil Kali kelarutan : 2 x 45 menit II. III. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan IV. Indikator A.Kognitif 1. Produk a) Memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan b) Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut c) Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya d) Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air e) Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya

85 74 2. Proses a) Melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan hasil kali kelarutan dan kelarutan b) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa. C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Gotong royong g) Percaya diri h) Cermat 2. Ketrampilan sosial a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi

86 75 V. Tujuan Pembelajaran A.Kognitif 1. Produk a. Siswa dapat memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut c. Siswa dapat menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya d. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air e. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya 2. Proses a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan hasil kali kelarutan dan kelarutan b) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa. C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Gotong royong g) Percaya diri h) Cermat

87 76 i) Teliti j) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi VI. Materi Pembelajaran 4. Kelarutan Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: c. Jenis Pelarut Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. d. Temperatur/suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. 5. Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag + dan Cl -. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag + ] [ Cl - ] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masingmasing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan.

88 77 6. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh: Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1, Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol/l AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) s s s Ksp AgCl (s) = [Ag + ] [Cl - ] 1,8x10-10 = s x s 1,8x10-10 = s 2 s = 1, s = 1,3 x 10-5 mol/l Kelarutan AgCl (s) = 1,3x10-5 mol/l VII. Metode Pembelajaran Metode : Ceramah VIII. Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1 Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa. 2. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa 10 menit berdoa sesuai keyakinan masing-masing. 3. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. 2. Guru memberikan suatu peristiwa ketika mereka melarutkan gula yang dapat mengundang keingin 75 menit

89 78 3 tahuan siswa. Elaborasi 1. Guru menjelaskan tentang definisi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3. Guru memberikan soal tentang kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu Konfirmasi 1. Perwakilan siswa maju mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru. 2. Guru bersama siswa mengecek hasil jawaban siswa di papan tulis. 3. Guru menyampaikan apakah ada siswa yang kurang paham mengenai materi atau soal-soal yang telah diberikan. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 2. Guru memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. 3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. 15 menit IX. Media dan Sumber Belajar Media : Media elektronik, LCD, spidol,whiteboard. Sumber Belajar : Buku Kimia yang relevan.

90 79 X. Penilaian a) Kognitif Prosedur Instrumen b) Afektif Prosedur Instrumen : Tertulis : Latihan soal dan tugas rumah : Observasi langsung : Lembar observasi aspek afektif XI. Alat Evaluasi 6. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini: b. Kelarutan (s) b. Hasil kali kelarutan (Ksp) 7. Tulislah persamaan kesetimbangan senyawa-senyawa berikut dan persamaan tetapan hasil kali kelarutannya! b. Mg(OH) 2 b. Ag 2 CrO 4 8. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: c. Ca 3 (PO 4 ) 2 b. AgCl 9. Sebanyak 7,8 mg Al(OH) 3 dapat larut dalam 200 ml air. Hitunglah hasil kali kelarutan Al(OH) 3. (Ar Al=27; O=6; H=1) 10. Pada suhu tertentu 0,35 gram BaF 2 larut dalam air murni membentuk 1 liter larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF 2 pada suhu tersebut adalah... (Ar Ba=137; F=19) Jawaban 1.c. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk kesetimbangan kimia. 1.d. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. 2.c. Mg(OH) 2(s) Mg 2+ (aq) + 2OH - (aq) s s 2s

91 80 Ksp Mg(OH) 2 = [Mg 2+ ] [OH - ] 2 2.d. Ag 2 CrO 4(s) 2Ag + (aq) + CrO 4 2- (aq) s 2s s Ksp Ag 2 CrO 4 = [Ag + ] 2 [CrO 4 2- ] 3.c. Ca 3 (PO 4 ) 2 (s) 3Ca 2+ (aq) + 2PO 4 3- (aq) s 3s 2s Ksp Ca 3 (PO 4 ) 2 = [Ca 2+ ] 3 [PO 4 3- ] 2 = (3s) 3 x (2s) 2 = 108 s 5 3.d. AgCl (s) Ag + (aq) + Cl - (aq) s s s Ksp MgF 2 = [Ag + ] [Cl - ] = s x s = s 2 4. M Al(OH) 3 = gram Mr 1000 v = 7, gram 78 = 5x10-4 mol/l Al(OH) 3(s) Al 3+ (aq) + 3OH - (aq) s s 3s 5x10-4 5x x10-4 Ksp Al(OH) 3 = [Al 3+ ] [OH - ] 3 = 5x10-4 x (15x10-4 ) 3 = 1,69 x M BaF 2 = gram Mr = 0,35 gram v = 2x10-3 mol/l BaF 2(s) Ba 2+ (aq) + 2F - (aq) s s 2s 2x10-3 2x10-3 4x10-3 Ksp BaF 2 = [Ba 2+ ] [F - ] 2

92 81 = 2x10-3 x (4x10-3 ) 2 = 3,2x10-8 Mengetahui, Guru Kimia Semarang, 20 Maret 2014 Praktikan, Priyastuti Yulia, S.Pd Waridi NIP NIM

93 Lampiran Kisi-kisi Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan No Kompetensi dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan Sub pokok materi Hasil kali kelarutan Indikator soal a.memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan b.menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut c. Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Indkator pencapaian 1.Siswa mampu memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan 2. Siswa mampu Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 3.Siswa mampu Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Jenjang soal C1 C2 C1 C1 C2 Jumlah Butir Nomor Butir 1,2 3,4,5 6 7,8 9,10 Kelarutan dalam air d.menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.menentukan harga 1.Siswa mampu Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam C1 C ,13

94 83 Hubungan Ksp dan Ph kelarutan suatu garam c.menentukan harga Ksp suatu larutan d.menentukan konsentrasi ion larutan e. Memahami hubungan antara Kelarutan dan ph suatu larutan f.menentukan ph suatu larutan g.menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu larutan air 2.Siswa mampu menentukan harga kelarutan suatu garam 3. Siswa mampu menentukan menentukan harga Ksp suatu larutan 4..siswa mampu menentukan konsentrasi ion larutan 1.siswa mampu memahami hubungan antara Kelarutan dan ph suatu larutan 2. Siswa mampu menentukan Ph suatu larutan 3. Siswa mampu menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu larutan C2 C2 C2 C3 C ,15,16,17 18,19, ,23,24,25 26,27,28,29,30

95 84 Pengaruh ion sejenis h. Memahasi efek ion sejenis terhadap kelarutan dan ph suatu larutan i. Menentukan harga Ksp larutan yang ditambahkan ion sejenis 1.Siswa mampu Memahami efek ion sejenis 2. Siswa mampu menentukan ph larutan yang ditambahkan ion sejenis 3.Siswa mampu menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan C1 C2 C2 C2 C ,33,34 35,36 37,38 39,40 Pengendapan j. Memahasi syarat terbentuknya endapan k. Memahami faktor yang mempengaruhi pengendapan suatu larutan 1.Siswa mampu memahami syarat terbentuknya endapan 2. Sisa mampu memahami faktor yang menyebabkan terjadinya endapan C1 C2 C3 C4 C3 C4 C ,43 44, ,

96 Lampiran 6 85 SOAL SOAL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN 1. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Satuan kelarutan d. Kelarutan e. Tetapan hasil kali kelarutan 2. Besarnya kelarutan dipengaruhi oleh... a. ph, suhu, dan kelembaban b. Jenis zat terlarut, ph dan tekanan c. Jenis zat terlarut, ph dan udara d. Jenis zat terlarut, jenis zat pelarut, dan udara e. Jenis zat pelarut, zat terlarut, suhu, ph dan udara 3. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A + ] 2 [B 2- ] adalah 4s 3, maka rumus garam tersebut adalah... a. AB d. AB 2 b. A 2 B e. A 2 B 3 c. A 2 B 2 4. Jika perak kromat ( Ag 2 CrO 4 ) memiliki kelarutan x mol L -1, maka Ksp zat tersebut adalah... a. x 2 b. 4x 3 c. 9x 2 d. 27x 3 e. 108x 5 5. Suatu garam memiliki Ksp 27s 4, jika kelarutan garam tersebut s mol/l maka rumus garam yang mungkin adalah... a. AB b. A 2 B c. AB 3 d. A 2 B 3 e. AB 2 6. Berikut pernyataan yang benar mengenai suatu larutan yang telah mencapai keadaan jenuh adalah... a. Larutan telah mengendap b. Tepat terbentuk endapan c. Larutan melarut d. Suhu larutan mengalami peningkatan e. Proses melarut dan mengendap sama cepat

97 7. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai suatu larutan jenuh dalam keadaan setimbang yaitu... a. Keadaan suhu larutan bertambah b. Larutan mengendap c. Jika ditambahkan zat lagi, maka masih bisa larut d. Terjadi kesetimbangan antara larutan dengan ion-ion hasil disosiasinya e. Terjadi kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya 8. Suatu garam dimasukkan kedalam air,setelah beberapa saat masih terdapat garam yang belum larut. Hal tersebut karena... a. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam = Ksp garam b. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam > Ksp garam c. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam < Ksp garam d. Jumlah garam terlalu banyak e. Jumlah air terlalu banyak 9. Jika Ksp AgNO 3 adalah 9x 2, maka kelarutan AgCl adalah... a. x b. 3x c. 2x d. 18x 4 e. 3x Hasil kali kelarutan timbal (II) Iodida adalah... a. Ksp PbI 2 = [Pb 2+ ] [I - ] 2 b. Ksp PbI 2 = [Pb 2+ ] [2I - ] c. Ksp PbI 2 = [Pb 2+ ] [I -2 ] d. Ksp PbI 2 = [Pb 2+ ] [2I - ] 2 e. Ksp PbI 2 = [Pb 2+ ] [I - ] 11. Satuan untuk kelarutan dinyatakan dalam... a. gram mol -1 b. gram/ Mr c. mol L -1 d. mol e. Liter 12. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah... a. ZnS, Ksp : 2,5 x b. Ag 2 S, Ksp : 5,5 x c. Ag 3 PO 4, Ksp : 1,8 x d. Ba 3 (PO 4 ) 2, Ksp : 6 x e. Bi 2 S 3, Ksp : 1,6 x Diketahui garam X 2 Y 3 sukar larut dalam air, Ksp X 2 Y 3 adalah... 86

98 87 a. 2[X]. 3[Y] b. [X] 2. [Y] 3 c. [2X] 2. [3Y] 3 d. [X 3+ ] 2. [Y -2 ] 3 e. [X 2+ ]. [Y -3 ] Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH) 3 yaitu... a. Fe(OH) 3 (s) 3Fe + + OH 3- b. Fe(OH) 3 (s) Fe 3+ + OH 3- c. Fe(OH) 3 (s) Fe + + OH - d. Fe(OH) 3 (s) Fe OH - e. Fe(OH) 3 (s) 3Fe + + 3OH Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali... a. Sabun menjadi kurang berbuih b. Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga c. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan d. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak e. Sebagai tampat hidup beberapa ikan 16. Perhatikan aplikasi teknologi konsep kelarutan dan Ksp dibawah ini: 1. Pembuatan pasta gigi 2. Penghilang kesadahan air konsep yang mendasari aplikasi tersebut adalah... a. ion senama dan suhu b. ph dan reaksi pengendapan c. Tekanan dan ph d. ph dan ion senama e. suhu dan ion senama 17. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah... a. Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis b. Ksp AgCl menyatakan banyaknya garam AgCl yang larut c. Jika Ksp AgCl = [ Ag + ] [Cl - ] berarti larut sempurna d. Jika Ksp AgCl < [ Ag + ] [Cl - ] berarti larutan belum jenuh e. Jika Ksp AgCl > [ Ag + ] [Cl - ] berarti terbentuk endapan 18. Diantara senyawa Hg 2 Br 2, BaF 2, Ag 3 PO 4, dan Fe(OH) 3 masing-masing kelarutannya adalah s mol/l. Yang memiliki harga Ksp = 27s 4 adalah... a. Hg 2 Br 2, BaF 2, Ag 3 PO 4 d. Fe(OH) 3, Ag 3 PO 4 b. Hg 2 Br 2, Ag 3 PO 4, BaF 2 e. BaF 2, Ag 3 PO 4 c. BaF 2, Fe(OH) Konsentrasi ion Ba 2+ dalam larutan jenuh Ba 3 (PO 4 ) 2 adalah a mol/l, maka konsentrasi ion PO 3-4 dalam larutan sebesar... mol/l

99 a. 2a/3 d. 2a b. a e. 3a c. 3a/2 20. Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al 2 (CO 3 ) 3 dalam air adalah... a. Ksp Al 2 (CO 3 ) 3 = [CO 3 2- ] b. Ksp Al 2 (CO 3 ) 3 = [Al 3+ ] c. Ksp Al 2 (CO 3 ) 3 = [CO 3 2- ] / Al 2 (CO 3 ) 3 d. Ksp Al 2 (CO 3 ) 3 = [Al 3+ ] 2 [CO 3 2- ] 3 e. Ksp Al 2 (CO 3 ) 3 = [Al ] / Al 2 (CO 3 ) Ca(OH) 2 mempunyai poh = - log 2a, maka konsentrasi Ca 2+ adalah... a. a b. 2a c. 1/2a d. 1/4a e. 4a 22. Jika Ksp Mg(OH) 2 = 3,4 x 10-10, konsentrasi ion Mg 2+ dalam larutan yang memiliki ph = 12 adalah... a. 2 x mol/l b. 3,4 x 10-5 mol/l c. 3,4 x 10-6 mol/l d. 2 x 10-6 mol/l e. 3,4 x mol/l 23. Ksp L(OH) 2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH) 2 dalam air memiliki ph sebesar... a log 2 b. 8 + log 2 c. 6 + log 2 d. 4 + log 2 e. 2 + log Kedalam larutan M(OH) 2 0,02 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk endapan dengan ph 10, maka Ksp M(OH) 2 adalah... a. 2 x b. 2 x c. 4 x d. 4 x e. 4 x Hasil kali kelarutan dari Mg(OH) 2 = 4 x Jika larutan Mg(OH) 2 ditambah dengan NaOH, maka endapan akan terbentuk pada ph... a. 3 + log 2 b. 4 + log 2 88

100 89 c. 5 + log 2 d. 6 + log 2 e. 8 + log ph larutan Fe(OH) 3 adalah 12. Jika Ksp Fe(OH) 3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutannya adalah... a. 5,4 x b. 2 x c d. 5 x e Diketahui Ksp suatu asam terner 4 x 10-12, ph saat asam tersebut mulai mengendap adalah... a. 4 d. 5 + log 4 b. 6 e. 4 log 4 c Zn(OH) 2 dilarutkan dalam larutan menghasilkan ph = 8. Jika Ksp Zn(OH) 2 adalah 2 x 10-27, maka konsentrasi maksimum ion Zn 2+ yang dapat larut adalah... a. 2 x d. 2 x b. 2 x e. 2 x c. 2 x Kedalam larutan MgCl 2 0,03 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk endapan. Jika ph saat terbentuk endapan adalah 12, maka Ksp Mg(OH) 2 adalah... a. 3 x 10-3 d. 9 x 10-5 b. 9 x 10-3 e. 3 x 10-6 c. 3 x Ksp Mg(OH) 2 = 4 x Jika larutan MgCl2 0,3 M ditambah dengan NaOH padat, maka endapan yang terbentuk mempunyai ph... a. 5 + log 2 d log 2 b. 7 + log 2 e log 2 c. 9 + log Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut... a. Pengendapan b. Pengaruh ion sejenis c. Larutan tepat jenuh d. Larutan lewat jenuh

101 90 e. Kuosien reaksi 32. Kelarutan garam AgCl berkurang dalam larutan... a. NaCl dan NaCN b. NaCl dan AgNO 3 c. AgNO 3 dan NH 4 OH d. NH 4 OH pekat e. NaCN dan AgNO Kelarutan AgCl yang paling besar terdapat pada larutan... a. CuS 0,1 M b. HCl 0,1 M c. NaCl 0,1 M d. AgNO 3 0,1 M e. CaCl 2 0,1 M 34. Kelarutan BaSO 4 paling kecil bila dilarutkan kedalam... a. Larutan PbCrO 4 0,1 M b. Larutan Na 2 SO 4 0,1 M c. Larutan BaCl 2 0,2 M d. Larutan Al 2 (SO 4 ) 3 0,05 M e. Larutan Ba (NO 3 ) 2 0,05 M 35. Pada larutan Sr(OH) 2, bila larutan tersebut berada dalam suasana lebih asam maka... a. Konsentrasi ion hidroksida berkurang b. Konsentrasi ion hidroksida bertambah c. Konsentrasi ion hidroksida tetap d. Konsentrasi ion Sr 2+ berkurang e. Seng hidroksida lebih sukar larut 36. Dalam suatu larutan jenuh BaCO 3 ditambah dengan larutan Na 2 CO 3 maka yang terjadi adalah... a. Penambahan Na 2 CO 3 akan membuat kelarutan BaCO 3 semakin besar b. Penambahan Na 2 CO 3 akan membuat kelarutan BaCO 3 semakin kecil c. Penambahan Na 2 CO 3 akan memperbesar kelarutan ion Ba 2+ d. Penambahan Na 2 CO 3 akan memperbesar konsentrasi ion CO 3 2- e. Penambahan Na 2 CO 3 tidak berpengaruh terhadap BaCO Jenis pelarut mempengaruhi besarnya kelarutan, senyawa AgCl memiliki kelarutan terbesar pada pelarut... a. Minyak goreng b. Pelumas c. Bensin d. Minyak tanah

102 91 e. Air 38. Pernyataan berikut ini benar, kecuali... a. Penambahan ion sejenis akan menggeser kesetimbangan kearah reaktan b. Penambahan kation sejenis memperkecil kelarutan suatu zat c. Harga kelarutan suatu zat berubah jika dilakukan penambahan anion sejenis d. Penambahan ion sejenis memperkecil kelarutan suatu zat e. Penambahan ion sejenis memperbesar kelarutan suatu zat 39. Kelarutan AgCl ( Ksp = ) dalam larutan KCl 0,01 M adalah... a M b M c M d M e M 40. Diketahui harga Ksp sebagai berikut : 1. CaCO 3 = 4,5 x BaCO 3 = 5 x MgCO 3 = 3,5 x SrCO 3 = 9,3 x Urutan kelarutan dari yang terkecil adalah... a. 3,2,1,4 b. 4,1,2,3 c. 3,1,2,4 d. 4,2,1,3 e. 1,3,4,2 41. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya endapan adalah... a. Qc > Ksp, terjadi endapan b. Qc < Ksp, terjadi endapan c. Qc = Ksp, terjadi endapan d. Qc > Ksp, tidak terjadi endapan e. Qc Ksp, tidak terjadi endapan 42. Penambahan ion Ag + pada larutan yang mengandung ion I ternyata memebntuk endapan AgI, ini berarti... a. [Ag + ] [I - ] < Ksp b. [Ag + ] [I - ] > Ksp c. [Ag + ] [I - ] = Ksp d. [Ag + ] < Ksp e. [I - ] < Ksp

103 43. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali... a. Penambahan ion sejenis akan memperkecil kelarutan b. Larutan melarut sempurna jika hasil kali ion-ionnya sama dengan harga Ksp c. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi larutan d. Harga Ksp tetap pada suhu tetap e. Pembentukan endapan terjadi jika hasil kali ion-ionnya lebih besar dari Ksp 44. Diketahui Ksp PbCl 2 = 3,2 x 10-5, maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah... a. 1 x 10-2 b. 2 x 10-2 c. 4 x 10-2 d. 2 x 10-3 e. 4 x Dalam 200ml larutan jenuh AgNO 3 terkandung AgNO 3 sebanyak 0,02 mmol. Kelarutan garam tersebut adalah... mol/l a. 0,2 d. 0,0001 b. 0,02 e. 0,005 c Nilai Ksp untuk PbSO 4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya dilarutkan 0,606 gram PbSO 4 dalam 1 Liter air adalah... ( Ar Pb : 207, S:32, O: 16 ) a. 1,8 x 10-4 d. 4,00 x 10-6 b. 1,96 x 10-5 e. 1,98 x 10-8 c. 2,30 x Suatu larutan mengandung ion Ca 2+, Sn 2+, Hg 2+, Ba 2+ dan Pb 2+ dengan konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na 2 SO 4, maka zat yang mula-mula mengendap adalah... a. CaSO 4, Ksp = 2,4 x 10-5 b. SnSO 4, Ksp = 2,5 x 10-7 c. HgSO 4, Ksp = 6,0 x 10-7 d. BaSO 4, Ksp = 1,1 x e. PbSO 4, Ksp = 1,7 x Diketahui Ksp CaSO 4 = 1 x Campuran dibawah ini yang menghasilkan endapan CaSO 4 adalah... a. 50 ml larutan CaCl 2 0,1 M dengan 50ml larutan Na 2 SO 4 0,1 M b. 500 ml larutan CaCl 2 0,01 M dengan 500ml larutan Na 2 SO 4 0,001 M c. 100 ml larutan CaCl 2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na 2 SO 4 0,0001 M 92

104 93 d. 100 ml larutan Ca(OH) 2 0,0001 M dengan 100ml larutan H 2 SO 4 0,0001 M e. 500 ml larutan Ca(OH) 2 0,00001 M dengan 500ml larutan H 2 SO 4 0,00001 M 49. Suatu larutan mengandung Pb 2+, Mn 2+, dan Zn 2+ masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan tersebut ditambahkan NaOH padat sehingga ph menjadi 8. Jika Ksp Pb(OH) 2 = 2,8 x 10-16, Ksp Mn(OH) 2 = 4,5 x 10-14, dan Ksp Zn(OH) 2 = 4,5 x Hidroksida yang mengendap adalah... a. Hanya Mn(OH) 2 b. Hanya Zn(OH) 2 c. Zn(OH) 2 dan Pb(OH) 2 d. Ketiga-tiganya e. Tidak ada 50. Diketahui Ksp Mg(OH) 2 = 4 x Konsentrasi Mg 2 = 4 x Mengendap pada ph 10 + log 2 3. Konsentrasi [OH - ] = 4 x kelarutan dalam air = 10-4 mol/l Dari pernyataan di atas yang benar adalah... a. 1,2 & 3 d. 4 b. 1 & 3 e. Semua benar c. 2 & 4

105 94 KUNCI JAWABAN 1. E 11. C 21. A 31. B 41. A 2. E 12. C 22. C 32. B 42. B 3. B 13. D 23. A 33. A 43. C 4. B 14. D 24. A 34. C 44. B 5. A 15. A 25. E 35. A 45. D 6. A 16. D 26. A 36. B 46. D 7. B 17. B 27. A 37. E 47. D 8. B 18. D 28. C 38. E 48. A 9. B 19. A 29. E 39. E 49. C 10. A 20. D 30. D 40. B 50. C

106 Reliabilitas Daya Beda IK Validitas Butir Soal Lampiran 7 95 ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL, DAYA BEDA, INDEKS KESUKARAN, DAN RELIABILITAS No. KODE Nomer Soal UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC jumlah XY Xp 34,519 35,381 34,538 34,643 34,643 38,462 36,200 37,462 36,143 36,222 34,920 31,529 Xt 33, , , , , , , , , , , ,9333 p 0,9 0,7 0, , , , , , ,7 0,3 0, ,56667 q 0,1 0,3 0, , , , , , ,3 0,7 0, ,43333 St 6, , , , , , , , , , , ,16946 rbis 0, , , , , , , ,5001 0, , , ,44558 thitung 1, , , , , ,5844 3, , , , ,0974-2,72613 ttabel 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 kriteria tdk valid valid tdk valid valid valid valid valid valid valid tdk valid valid tdk valid IK 0,9 0,7 0, , , , , , ,7 0,3 0, ,56667 Kriteria mudah sedang mudah mudah mudah sedang sedang sedang sedang sukar mudah sedang BA BB JA JB Daya Beda 0,3125 0,3125 0,25 0,25 0,25 0,6875 0,5 0,4375 0,5625 0,3125 0,3125-0,3125 Kriteria cukup cukup cukup cukup cukup baik baik baik baik cukup cukup sangat jelek Kriteria Soal Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang k/k-1 1,02041 M 31,8125 M(K-M) 578,59 M(K-M)/KVt 0, [M(K-M)/KVt] 0,69598 Reliabilitas 0,71018

107 96 Nomer Soal ,133 34,357 35,308 36,778 33,667 34,000 36,500 34,276 38,250 34,357 35,727 35,167 34,400 33, , , , , , , , , , , , , ,5 0, , ,3 0,2 0, , , ,4 0, , ,8 0, ,5 0, , ,7 0,8 0, , , ,6 0, , ,2 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,4822 0, , , , , , , , , , , , , , , ,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 valid tdk valid valid valid tdk valid tdk valid tdk valid valid valid tdk valid valid valid tdk valid 0,5 0, , ,3 0,2 0, , , ,4 0, , ,8 0, sedang mudah mudah sukar sukar mudah sukar mudah sedang mudah mudah mudah mudah ,3125 0,25 0,375 0, ,125 0,125 0,1875 0,5 0,25 0,375 0,5 0,1875 cukup cukup cukup cukup jelek jelek jelek jelek baik cukup cukup baik jelek Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang

108 97 Nomer Soal ,923 33,190 33,714 33,655 40,333 34,840 33,857 39,167 39,143 36,000 34,800 35,870 35,261 33, , , , , , , , , , , , , , ,7 0, , ,2 0, , ,2 0, ,7 0, , , , ,3 0, , ,8 0, , ,8 0, ,3 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,2428 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 valid tdk valid tdk valid tdk valid valid valid tdk valid valid valid valid valid valid valid 0, ,7 0, , ,2 0, , ,2 0, ,7 0, , , mudah sedang mudah mudah sukar mudah sedang sukar sukar sedang mudah mudah mudah ,375-0,1875 0,125 0,0625 0,25 0,3125-0,125 0,25 0,3125 0,6875 0,3125 0,5625 0,4375 cukup sangat jelek jelek jelek cukup cukup sangat jelek cukup cukup baik cukup baik baik Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

109 Nomer Soal Y Y² Reliabilitas 34,815 34,920 34,640 34,643 40,714 35,000 34,962 33,571 38,667 35,300 34,172 36,889 0,710 33, , , , , , , , , , , , ,9 0, , , , ,8 0, ,7 0,2 0, , ,6 0,1 0, , , , ,2 0, ,3 0,8 0, , ,4 6, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 valid valid tdk valid valid valid valid valid tdk valid valid valid tdk valid valid 0,9 0, , , , ,8 0, ,7 0,2 0, , ,6 mudah mudah mudah mudah sukar mudah mudah sedang sukar sedang mudah sedang ,3125 0,3125 0,3125 0,25 0,3125 0,25 0,375-0,0625 0,375 0,25 0,1875 0,75 cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup sangat jelek cukup cukup jelek sangat baik Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai 98

110 Lampiran 8 99 PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA Rumus : r pbis M Keterangan: p M S t t p q Mp Mt St p q = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal = Rata-rata skor total = Standart deviasi skor total = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Kriteria Apabila t hitung > t tabel, maka butir soal valid. t hitung Perhitungan : r pbis n r Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

111 100 No Kode Butir soal no 1 (X) Skor Total (Y) Y 2 XY 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC Jumlah Berdasarkan tabel tersebut diperoleh Mp = Jumlah skor total yang menjawab benar pada soal no. 1 Banyaknya siswa yang menjawab benar pada soal no. 1 = = 35,29 Mt = Jumlah skor total Banyaknya siswa = = 33,50

112 101 p = = = 0, Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1 Banyaknya siswa q = 1 p = 1 0,80 = 0,20 S t = = 8,02 r pbis = 35,29 33,50 0,80 8,02 0,20 = 0,447 t hitung = , ,447 = 0,447 x 5, = 2,643 Pada = 5% dengan dk = n - 2 = 30-2 diperoleh t tabel = Karena t hitung > t tabel, maka soal no 1 valid.

113 Lampiran PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA Rumus JB DP A JS A JB B Keterangan: DP : Daya Pembeda JB A : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A : Banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria Interval DP Kriteria 0,00 < DP < 0,20 Jelek 0,20 < DP < 0,40 Cukup 0,40 < DP < 0,70 Baik 0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC Jumlah 15 Jumlah 9 DP = = 0, Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup

114 Lampiran PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN SOAL UJI COBA Rumus JB IK JS A A Keterangan: IK JB A JB B JS A JS B + JB + JS B B : Indeks kesukaran : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah : Banyaknya siswa pada kelompok atas : Banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria Interval IK Kriteria IK = 0,00 Sangat Sukar 0,00 < IK 0,30 sukar 0,30 < IK 0,70 sedang 0,70 < IK 1,00 mudah IK = 1,00 sangat mudah Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC Jumlah 15 Jumlah 9 IK = = 0, Maka soal nomor 1 termasuk dalam kriteria Indeks Kesukaran sedang.

115 Lampiran Rumus: r 11 Keterangan: k Spq s 2 PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA k k -1 : Banyaknya butir soal : Jumlah dari pq : Varians total M(k M kvt Kriteria Apabila r 11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k = 50 M = 31,4063 Vt = = 64,3167 r 11 = 50 31, = 0, ,41 64,317 maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi

116 Lampiran Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 14 Semarang Kelas No XI A1 XI A2 XI A3 XI A Jumlah x 73,20 74,73 74,21 74,93 s 2 88,86 64,96 49,14 53,03 s 9,43 8,06 7,01 7,28 n

117 Lampiran UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal XI IPA 1 Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel O i E E i i 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 88 Panjang Kelas = 6,2 Nilai minimal = 51 Rata-rata ( x ) = 73,20 Rentang = 37 s = 9,43 Banyak kelas = 6 n = 30 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 51,00 58,00 65,00 72,00 79,00 86, ,00 64,00 71,00 78,00 85,00 92,00 50,50 57,50 64,50 71,50 78,50 85,50-2,41-1,67-0,92-0,18 0,56 1,30 0,4920 0,4521 0,3220 0,0716 0,2130 0,4040 0,0399 0,1301 0,2504 0,2846 0,1910 0,0757 1,1965 3,9035 7,5127 8,5377 5,7300 2, ,7182 0,2091 1,6424 0,2505 1,8661 0, ,50 2,05 0,4797 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² 7,81 = 7,3968 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 7,3968 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

118 107 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal XI IPA 2 Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel O i E E i i 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 86 Panjang Kelas = 5,50 Nilai minimal = 53 Rata-rata ( x ) = 74,70 Rentang = 33 s = 8,03 Banyak kelas = 6 n = 30 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 53,00 59,00 65,00 71,00 77,00 83, ,00 64,00 70,00 76,00 82,00 88,00 52,50 58,50 64,50 70,50 76,50 82,50-2,77-2,02-1,27-0,52 0,22 0,97 0,4972 0,4782 0,3981 0,1996 0,0887 0,3344 0,0189 0,0801 0,1985 0,2883 0,2457 0,1228 0,5682 2,4037 5,9548 8,6498 7,3710 3, ,6079 0,8197 0,6417 0,2107 0,0187 1, ,50 1,72 0,4572 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² 7,81 = 6,7547 Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho 6,7547 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

119 108 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal XI IPA 3 Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel O i E E i i 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 85 Panjang Kelas = 4,67 Nilai minimal = 57 Rata-rata ( x ) = 74,21 Rentang = 28 s = 7,01 Banyak kelas = 6 n = 28 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 57,00 62,00 67,00 72,00 77,00 82, ,00 66,00 71,00 76,00 81,00 86,00 56,50 61,50 66,50 71,50 76,50 81,50-2,53-1,81-1,10-0,39 0,33 1,04 0,4942 0,4651 0,3644 0,1507 0,1278 0,3507 0,0291 0,1007 0,2137 0,2785 0,2229 0,1095 0,8149 2,8197 5,9848 7,7984 6,2402 3, ,0420 0,2383 0,6582 0,1851 0,4963 0, ,50 1,75 0,4602 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² 7,81 = 1,9047 Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho 1,9047 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

120 109 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal XI IPA 4 Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 O i E E i i 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 88 Panjang Kelas = 5,17 Nilai minimal = 57 Rata-rata ( x ) = 74,93 Rentang = 31 s = 7,28 Banyak kelas = 6 n = 28 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 57,00 63,00 69,00 75,00 81,00 87, ,00 68,00 74,00 80,00 86,00 92,00 56,50 62,50 68,50 74,50 80,50 86,50-2,53-1,71-0,88-0,06 0,77 1,59 0,4943 0,4561 0,3113 0,0235 0,2779 0,4440 0,0382 0,1447 0,2879 0,3013 0,1661 0,0481 1,0709 4,0527 8,0599 8,4378 4,6504 1, ,8060 0,2735 0,4670 1,4006 1,1872 0, ,50 2,41 0,4921 ² = 4,2238 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81 Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho 4,2238 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

121 Lampiran UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis H : 2 1 = 2 2 = 2 3 A : Tidak semua 2 i sama, untuk i = 1, 2, 3 Kriteria: H diterima jika 2 hitung < 2 tabel(1- )(k-1) Pengujian Hipotesis Kelas n i dk = n i - 1 Si 2 2 (dk) S i 2 log S i 2 (dk) log S i XI IPA , ,80 1,949 56,512 XI IPA , ,87 1,813 52,567 XI IPA , ,71 1,691 45,668 XI IPA , ,86 1,725 46,562 Jumlah , ,24 7, ,309 varians gabungan dari kelompok sampel adalah : S 2 = S(ni-1) Si 2 = 7219,24 = 64 S(ni-1) 112 Log S 2 = 1,809 Harga satuan B B = (log S 2 ) S (n i - 1) = 1,809 x 112 = 202,6 χ² = (ln 10) { B - S(n i -1) log S 2 i } = 2,303 { ,309 } = 3,061 Untuk α = 5 % dengan dk = k-1 =4-1 = 3 diperoleh χ 2 tabel = 7,81 Daerah penerimaan H 3,061 7,81 Daerah penolakan H Karena χ 2 hitung < χ 2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)

122 Lampiran UJI KESAMAAN RATA-RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA) Hipotesis H : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (m1 = m 2 = m 3 = m4) A : terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (m1 m2 = m3 = m4) Kriteria H diterima jika Fhitung < F α (k-1) S(ni-1) Daerah penerimaan H Daerah penolakan H F α (k-1) (n-k) Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1 Jumlah kuadrat rata-rata (RY) RY = ( X) 2 n = [ ] = = ,759 2 Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) AY = ( X i ) 2 - RY n i ( X i ) 2 = [ 2196 ] 2 +[ 2242 ] 2 +[ 2078 ] 2 +[ 2098 ] 2 n i = ,762 AY = ( X i ) 2 - RY = , ,759 = n i 53,003

123 112 3 Jumlah kuadrat total (JK tot) JK tot = = Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot - RY - AY = ,759-53,003 = 7219,238 Tabel Ringkasan ANAVA Sumber Variasi dk Jk KT F hitung F tabel Rata-rata 1 RY k = RY : 1 2, Antar Kelompok Dalam Kelompok Total k-1 (n i -1) ni AY DY X 2 A = AY : (K-1) D = DY : ( (ni-1)) A/D Sumber Variasi dk Jk KT F hitung F tabel Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total ,759 53, , , ,759 17,668 78,470 0,225 2,704 Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang = (k-1)= 4-1 = 3, dk penyebut = ( (ni-1) = 92, dan = 5% Sebesar = 2,704 F hitung 0,225 < F tabel 2,704, maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda secara signifikan Daerah penerimaan H Daerah penolakan H 0,225 2,704

124 Lampiran NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (POST TEST) KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Eksperimen Kontrol No. Kode Nilai Kriteria No. Kode Nilai Kriteria 1 E Tuntas 1 K Tidak Tuntas 2 E Tuntas 2 K Tuntas 3 E Tuntas 3 K Tidak Tuntas 4 E Tuntas 4 K Tidak Tuntas 5 E Tidak Tuntas 5 K Tidak Tuntas 6 E Tuntas 6 K Tidak Tuntas 7 E Tidak Tuntas 7 K Tuntas 8 E Tidak Tuntas 8 K Tidak Tuntas 9 E Tuntas 9 K Tidak Tuntas 10 E Tuntas 10 K Tidak Tuntas 11 E Tidak Tuntas 11 K Tuntas 12 E Tidak Tuntas 12 K Tuntas 13 E Tuntas 13 K Tidak Tuntas 14 E Tuntas 14 K Tidak Tuntas 15 E Tuntas 15 K Tuntas 16 E Tuntas 16 K Tidak Tuntas 17 E Tuntas 17 K Tidak Tuntas 18 E Tidak Tuntas 18 K Tuntas 19 E Tidak Tuntas 19 K Tidak Tuntas 20 E Tuntas 20 K Tidak Tuntas 21 E Tidak Tuntas 21 K Tidak Tuntas 22 E Tuntas 22 K Tuntas 23 E Tuntas 23 K Tuntas 24 E Tuntas 24 K Tidak Tuntas 25 E Tuntas 25 K Tidak Tuntas 26 E Tuntas 26 K Tidak Tuntas 27 E Tidak Tuntas 27 K Tuntas 28 E Tidak Tuntas 28 K Tuntas 29 E Tidak Tuntas 29 K Tidak Tuntas 30 E Tidak Tuntas 30 K Tidak Tuntas

125 Lampiran UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 O i E E i i 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 90 Panjang Kelas = 6,2 Nilai minimal = 53 Rata-rata ( x ) = 77,93 Rentang = 37 s = 9,42 Banyak kelas = 6 n = 30 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 53,00 60,00 67,00 74,00 81,00 88, ,00 66,00 73,00 80,00 87,00 94,00 52,50 59,50 66,50 73,50 80,50 87,50-2,70-1,96-1,21-0,47 0,27 1,02 0,4965 0,4748 0,3876 0,1811 0,1074 0,3452 0,0217 0,0872 0,2065 0,2885 0,2378 0,1156 0,6507 2,6162 6,1964 8,6549 7,1326 3, ,1875 0,9985 2,3349 2,5035 1,1527 0, ,50 1,76 0,4607 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² 7,81 = 7,2590 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 7,259 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

126 115 UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: 2 k i 1 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel O i E E i i 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 83 Panjang Kelas = 5,00 Nilai minimal = 53 Rata-rata ( x ) = 70,77 Rentang = 30 s = 8,57 Banyak kelas = 6 n = 30 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei 53,00 59,00 65,00 71,00 77,00 83, ,00 64,00 70,00 76,00 82,00 88,00 52,50 58,50 64,50 70,50 76,50 82,50-2,13-1,43-0,73-0,03 0,67 1,37 0,4834 0,4238 0,2676 0,0124 0,2482 0,4144 0,0597 0,1562 0,2552 0,2606 0,1663 0,0663 1,7904 4,6848 7,6559 7,8176 4,9880 1, ,8172 0,6059 0,7177 1,8643 0,8116 0, ,50 2,07 0,4807 Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² 7,81 = 5,3321 Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho 5,3321 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

127 Lampiran UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN Hipotesis H : μ 75 A : μ > 75 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t x s / m 0 n A diterima apabila t t (1- n 1 Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelas Eksperimen I Jumlah 2338 n 30 Rata-rata 77,93 Varians (s 2 ) 88,6900 Standart deviasi (s) 9,42 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: t = 77, ,42 = 1, Untuk α = 5% dengan dk = 30-1 = 29 diperoleh t (0,95)(29) 1,70 Daerah penerimaan H 1,70 1,704 Karena t berada pada daerah penolakan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen mencapai ketuntatasan belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen Tuntas jika % 75% Tidak tuntas jika % < 75% % = = = 60% jumlah siswa dengan nilai 75 jumlah siswa seluruhnya 18 x 100% 30 x 100% Karena persentase belajar 60% maka kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar klasikal

128 117 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL Hipotesis H : μ < 75 A : μ 75 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t x s / m 0 n A diterima apabila t t (1- n 1 Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelas Eksperimen I Jumlah 2123 n 30 Rata-rata 70,77 Varians (s 2 ) 73,5000 Standart deviasi (s) 8,57 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: t = 70, ,57 = -2, Untuk α = 5% dengan dk = 30-1 = 29 diperoleh t (0,95)(29) 1,70 Daerah penerimaan H ##### 1,70 Karena t berada pada daerah penerimaan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas kontrol belum mencapai ketuntatasan belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kontrol Tuntas jika % 75% Tidak tuntas jika % < 75% % = = = 33% jumlah siswa dengan nilai 75 jumlah siswa seluruhnya 10 x 100% 30 x 100% Karena persentase belajar 33% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal

129 Lampiran ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Rumus r b = Y 1 - Y 2 pq usy Keterangan Y 1 = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Y 2 = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok p = Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: Y 1 = 77,93 Y 2 = 70,77 Sy = 9,01 p = 0,50 q = 0,50 u = 0,3988 (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2002: 489) r b = = Y 1 - Y 2 pq usy 77,93-70,77 0,50 x 3,5912 0,50 = 0,498 2 KD = 0,498 x 100% = 24,84%

130 Lampiran PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF No Aspek Kriteria Penilaian Keterangan 1 Kehadiran di kelas 4 Selalu masuk dan tidak pernah terlambat 3 Selalu masuk dan pernahterlambat 2 Pernah tidak masuk dan pernah terlambat 1 Sering tidak masuk dan sering terlambat 2 Perhatian dalam mengikuti pelajaran 4 Dalam mengikuti pelajaran penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat 3 Dalam mengikuti pelajaran perhatian tetapi jarang menyampaikan pendapat 2 Dalam mengikuti pelajaran kurang perhatian dan jarang menyampaikan pendapat 1 Dalam mengikuti pelajaran kurang perhatian dan tidak pernah menyampaikan 3 Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas pendapat 4 Selalu mengerjakan tugas 3 Sering mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mengerjakan tugas 1 Jarang mengerjakan tugas 4 Keaktifan dikelas 4 Selalu menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 3 Sering menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 2 Kadang-kadang menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 1 Tidak pernah menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 5 Menjadi pendengar yang baik 6 Kerjasama dalam kelompok 4 Selalu medengarkan orang lain dan menghargai pendapat orang lain 3 Kadang-kadang mendengarkan pendapat orang lain dan menghargai pendapat orang lain 2 Berbicara sendiri tapi kadang-kadang menghargai pendapat orang lain 1 Berbicara sendiri ketika ada teman yang menyampaikan pendapat dan tidak menghargai pendapat orang lain 4 Selalu bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan ikut dalam mengerjakan tugas kelompok

131 120 Skor terendah = 6 x 1 = 6 Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Rentang nilai = 6 24 Katergori No. Kriteria Skor 1. Sangat baik Baik Cukup Kurang Bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan kadang-kadang ikut dalam mengerjakan tugas kelompok 2 Kadang-kadang bekerja sama dengan kelompok lain dan kadang-kadang ikut mngerjakan tugas kelompok 1 Tidak mengambil peran dalam kegiatan berkelompok

132 Lampiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang mencoba mengetahui seberapa efektif pembelajaran bermedia visual Macromedia Flash pada materi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 1

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAAN MODEL THINK PAIR SHARE DAN SNOWBALL THROWING MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam makna yang lebih luas bisa berarti rancangan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan dan hasil penelitian dapat didiskripsikan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian 61 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam peneliatian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan Standar kompetensi Memahami

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar Matematika pada materi segitiga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen sejati (true experimental design), bentuk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 013 sampai 30 Mei 013 di Madrasah Ibtida iyah Miftahul Ahlakiyah semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s.d. 26 September 2013. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam Malik No. 12 Medan. Penelitian ini pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian " Efektivitas Penerapan Metode Brainstorming Berbasis Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 25 hari, mulai dari tanggal 21 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di MA Manbaul Ulum Demak. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis penilaian performance dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di 36 III. METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di jalan Patimura Kelurahan Mulyojati 6 B Kecamatan Metro Barat Kota Metro.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui efektif tidaknya model pembelajaran Probing Prompting dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Operasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 31 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH MATERI PUASA RAMADHAN SISWA KELAS III DI MI MIFTAHUL ULUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing 37 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sukabumi pada tahun pelajaran 2013-2014. Kemudian terpilih tiga kelas yaitu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sukoharjo yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 197, Bendosari, Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan desain post test only control group design yakni menempatkan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Keefektifan Penerapan Kombinasi Metode Numbered Head Together dan Index Card Match dalam meningkatkan Hasil Belajar Aspek Kognitif Akidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun ajaran 0-03 yang berjumlah 00 siswa dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta kelas VII pada semester gasal. Lokasi sekolah berada di Jalan Ponconoko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci