BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Adi Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam menjalankan kehidupannya manusia hidup bermasyarakat, saling berinteraksi, tolong-menolong dengan yang lainnya serta saling bermu amalah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya guna mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Oleh karenanya manusia dituntut untuk saling bekerja sama dan bergotong-royong dalam usaha mencapai tujuannya. Allah SWT berfirman : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) 1
2 mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. (Q.S Al-Maidah [5] : 2) Diantara sekian banyak aspek kerja sama dan perhubungan manusia, maka ekonomi perdagangan termasuk salah satu diantaranya. Bahkan aspek ini amat penting peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Setiap orang akan mengalami kesulitan dalam memenuhi hajat hidupnya jika tidak bekerja sama dengan orang lain. 1 Allah SWT telah memberikan telah memberikan kebebasan kepada umat-nya untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya baik sebagai individu maupun kelompok bisnis. Akan tetapi dalam menjalankan aktivitas ekonominya seorang muslim dibatasi dengan prinsip-prinsip syariah dalam melakukan pemanfaatan terhadap sumber daya alam untuk 1 Hamzah Ya qub, Kode Etik Dagang menurut Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1984, h
3 mencegah tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ketentuan syariat Islam dalam kegiatan mu amalahnya. 2 Salah satu kegiatan dalam mu amalah yang dilakukan masyarakat adalah jual beli. Jual beli adalah salah satu cara perpindahan kepemilikan yang dihalalkan hukum Islam. Ia termasuk salah satu sebab kepemilikan (alas hak kepemilikan), yaitu al-ikhrazulmubahat (menguasai barang yang belum ada pemiliknya), al-uqud (kontrak-kontrak) yang didalamnya termasuk jual beli dan Khalafiyah (penggantian). Al-Qur an mengatur tijarah (bisnis) yang didalamnya termasuk jual beli, agar pelaksanaannya dilakukan atas dasar saling rela. Al-Qur an menggambarkan kekeliruan pandangan kaum jahiliyah yang menyamakan jual beli dengan riba. Jual beli ditegaskan dalam al-qur an sebagai lawan riba. Jual beli dinyatakan halal sedangkan riba dinyatakan haram. 3 Islam menghalalkan jual beli yang termasuk juga bisnis. Namun tentu saja orang yang menjalankan bisnis secara Islam, harus menggunakan tata cara atau aturan main sebagaimana seharusnya seorang muslim berusaha dalam dunia bisnis agar mendapatkan berkah dari Allah SWT di dunia maupun akhirat. Aturan bisnis Islam menjelaskan berbagai etika yang harus di lakukan oleh para pebisnis 2 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta : Gema Insani, 1997, h Nur Fatoni, Dinamika Relasi Hukum dan Moral dalam Konsep Jual Beli, Semarang: IAIN Walisongo, 2012,h
4 muslim dan diharapkan bisnis tersebut akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 4 Macam-macam jual beli ditinjau dari hukum dan sifatnya, pertama jual beli shahih adalah jual beli yang terpenuhi syarat dan rukunnya. Kedua, jual beli fasid adalah jual beli yang sebagian rukun dan syaratnya tidak terpenuhi. Kedua jenis jual beli tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu jual beli yang diharamkan dan jual beli yang dibolehkan. Contoh jual beli shahih yang diharamkan antara lain mencegat para pedagang sebelum sampai ke pasar. Sedangkan contoh jual beli fasid yang diharamkan antara lain jual beli hablil habalah. Jual beli hablil habalah adalah menjual daging unta dengan harga tempo sampai unta tersebut melahirkan anaknya. 5 Allah SWT berfirman : 4 Johan Arifin, Etika Bisnis Islami, Semarang: Walisongo Press, 2009, h Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, Jakarta : Amzah, 2010, h
5 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S An-Nisaa [4]: 29) Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqadaqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya. (Q.S Al- Maidah [5]: 1) Ayat tersebut menegaskan bahwa dalam menjalankan aktivitas mu amalah yang terpenting adalah unsur kerelaan kedua belah pihak dalam menjalankan akadnya. Tidak menggunakan cara-cara yang batil yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syari ah. Cara-cara yang batil seperti kebohongan, penipuan, yang dapat merugikan pihak lain. Serta dalam menjalankan akad dalam transaksi haruslah dijalankan sebagaimana yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 5
6 Dari sekian banyak bentuk jual beli, terdapat salah satu sistem jual beli yang disebut jual beli tebasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa menebas, artinya memotong, merambah tumbuh-tumbuhan yang kecilkecil, semak-semak, meretas, membuat jalan di hutan, membuka hutan untuk ditanami, menetak, memarang, memborong hasil tanaman seperti padi, buah-buahan dan sebagainya semuanya ketika belum dipetik. 6 Jadi jual beli tebasan merupakan jual beli secara borongan (spekulatif), yaitu jual beli yang dilakukan tanpa menimbang, mengukur maupun menakar objek yang akan diperjualbelikan. Di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan jual beli tebasan merupakan jual beli yang lazim digunakan dalam menjual padi. Ukuran yang digunakan adalah per seprapat. Seprapat adalah ukuran ratarata petak sawah di Kecamatan Purwodadi yaitu seluas kurang lebih 1670 m 2, atau kurang lebih 1/6 hektar. 7 Akan tetapi luas sawah bisa saja kurang atau bahkan lebih luas dari rata-rata luas diatas. 8 Untuk mekanisme sistem tebasan, penebas akan langsung datang ke sawah untuk melihat padi yang akan 6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, 7 Wawancara dengan Bapak Budiyono, Kepala Dinas Pertanian Kecamatan Purwodadi, Sabtu, 28 November Wawancara dengan Bapak Sutris, Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Waru karanganyar, Sabtu, 8 November
7 tanam. 9 Akan tetapi, dengan berbagai alasan bisa saja harga ditebas. Hal tersebut dilakukan kurang lebih selama 1-2 minggu sebelum padi benar-benar menguning dan siap untuk dipanen. Dalam menentukan harga, penebas akan mengukur terlebih dahulu luas sawah menggunakan langkah kaki. Setelah itu baru penebas akan bernegosiasi dengan penjual untuk menentukan harga. Setelah harga disepakati, maka penebas akan memberikan uang panjar (DP) sebagai tanda jadi untuk transaksi tersebut. Besaran uang panjar berkisar antara Rp sampai dengan Rp Pelunasan akan dilakukan ketika padi siap panen. Untuk masalah harga, satuan yang digunakan dalam penentuan harga tebasan adalah Rupiah/seprapat. Untuk harga sendiri, rata-rata harga yang diberikan per seprapat adalah Rp sampai Rp tergantung dari luas sawah, dan kualitas padi yang meliputi subur atau tidaknya padi, serta kerapatan jarak yang disepakati diawal kontrak berbeda dengan realisasi di akhir kontrak, atau bahkan terjadi gagal kontrak. Sebagai contoh, ketika kontrak awal penjual dan penebas harga yang disepakati adalah Rp tetapi karena alasan tertentu penebas hanya membayarkan Rp Alasan tersebut biasanya karena cuaca yang tidak menentu (sering hujan) maka harga jual padi menjadi turun. Perbedaan harga antara 9 Ibid 7
8 kontrak awal dengan realisasi pembayaran di akhir kontrak tersebut biasanya diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak menimbulkan perselisihan antara penebas dengan penjual (petani). Atau bisa juga bila terjadi gagal kontrak maka penebas tidak jadi membeli padi tanpa ada pemberitahuan pembatalan pembelian terlebih dahulu kepada penjual. Dan uang yang dijadikan tanda jadi kontrak menjadi milik penjual 10. Dalam konteks tersebut, maka ada salah satu pihak yang dirugikan yaitu pemilik sawah. Dalam menentukan kontrak kedua belah pihak tidak menggunakan perjanjian tertulis, hanya menyatakannya melalui lisan, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi gagal kontrak maka pihak penjual (petani) tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa menerima pembatalan kontrak secara sepihak dari pihak pembeli. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Praktek Jual Beli Padi menggunakan Sistem Tebasan Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan). 10 Wawancara dengan Bapak Purwoto, Sabtu, 28 November
9 B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana praktek jual beli padi menggunakan sistem tebasan di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan? 2. Bagaimana praktek jual beli padi menggunakan sistem tebasan di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan dalam Perspektif Ekonomi Islam? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian: a. Untuk mengetahui praktek jual beli padi menggunakan sistem tebasan di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. b. Untuk mengetahui praktek jual beli padi menggunakan sistem tebasan yang ada di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogal dalam Perspektif Ekonomi Islam. 2. Manfaat hasil penelitian a. Bagi akademis: penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat secara akademis untuk perkembangan ilmu pengetahuan terkait dengan sistem jual beli tebasan dalam perspektif Ekonomi Islam. b. Bagi pelaku transaksi jual beli padi menggunakan sistem tebasan di Desa Waru Karanganyar: penelitian ini 9
10 diharapkan bisa memberi manfaat bagi pelaku transaksi jual beli padi menggunakan sistem tebasan di Desa Waru Karanganyar agar dalam menjalankan bisnisnya selalu berpedoman pada prinsip Ekonomi Islam sehingga dalam transaksi tersebut tidak hanya mendatangkan manfaat bagi para pelakunya, tetapi juga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. D. Tinjauan Pustaka Yusuf Nizar dalam skripsinya yang berjudul Jual Beli Mendong Secara Tebasan Perspektif Hukum Islam (Studi di Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya) menyimpulkan bahwa akad jual beli tebasan di Kelurahan Cibeureum Kota Tasikmalaya dapat diterima menurut Hukum Islam karena telah memenuhi semua rukun dan syaratnya, serta sejalan dengan maqasyid asy-syariah, yaitu untuk keadilan dan kemaslahatan seluruh umat manusia dengan memberikan salah satu kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, akad jual beli mendong secara tebasan di Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum masih sejalan dengan Hukum Islam dan boleh dilakukan. 11 Anna Dwi Cahyani dalam skripsinya yang berjudul Jual Beli Bawang Merah dengan Sistem Tebasan di Desa 11 Yusuf Nizar, Jual Beli Mendong Secara Tebasan Perspektif Hukum Islam (Studi di Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya), Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012, h
11 Sidapurna Kecamatan Dukuh Puri Tegal (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum Islam) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi transaksi jual beli secara tebasan, yaitu : transaksinya lebih mudah, tidak berbelit-belit, lebih efektif karena tidak perlu repot memanen, hemat biaya serta pembayarannya dilakukan diawal menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi adanya jual beli bawang merah menggunakan sistem tebasan di Desa Sidapurna Kecamatan Dukuh Puri Tegal. Selain itu dalam transaksi tersebut juga sudah memenuhi syarat dan rukun akad. Apabila terjadi potongan harga maka diselesaikan dengan cara yang transparan. 12 Dini Widya Mulyaningsih dalam skripsinya yang berjudul Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Ganti Rugi Dalam Jual Beli Tebasan (Studi Kasus Ganti Rugi Pada Jual Beli Padi Tebasan Di Desa Brangsong Kec. Brangsong Kab. Kendal) menyimpulkan bahwa praktek pemotongan harga tidak sesuai dengan hukum Islam dikarenakan gagal panen adalah hal diluar jangkauan kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli. selain itu dalam akad jual beli hendaknya dilakukan atas dasar kerelaan, bukan karena unsur keterpaksaan, sungkan, tidak enak hati karena bertetangga dan 12 Anna Dwi Cahyani, Jual BeliBawang Merah dengan Sistem Tebasan di Desa Sidapurna Kecamatan Dukuh Puri Tegal (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum Islam) skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010, h
12 sebagainya. Dalam hal ini petani menjual padi secara tebasan lebih banyak berdasarkan keterpaksaan dan sebagai pihak yang lemah. 13 Irfatun Na imah dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan Dengan Sistem Tebasan di Desa Sekaran Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan) menyimpulkan bahwa jual beli tebasan di desa Sekaran merupakan adat yang sudah lama dan jual beli tersebut menguntungkan kedua belah pihak serta lebih banyak mendatangkan manfaat dari pada mudharatnya, serta membantu perekonomian dalam rangka menaikkan taraf hidup masyarakat desa Sekaran. 14 Siti Malikatul Choiriyah dalam skripsinya yang berjudul Jual Beli Kelapa Secara Tebasan Perspektif Sosiologi Hukum Islam (Studi di Desa Bandan Kelurahan Sendangsari Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Yogyakarta) menyimpulkan bahwa jual beli tebasan tersebut masih sejalan dengan hukum Islam dari kacamata Sosiologi, hanya perlu menghindari mekanisme yang dapat merugikan kedua belah pihak demi kemaslahatan bersama, serta perlu 13 Dini Widya Mulyaningsih, Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Ganti Rugi Dalam Jual Beli Tebasab (Studi Kasus Ganti Rugi Pada Jual Beli Padi Tebasan di Desa Brangsong Kec. Brangsong Kab. Kendal), Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2011, h ) 14 Irfatun Na imah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan Dengan Sistem Tebasan di Desa Sekaran Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012, h
13 menekankan prinsip kejujuran serta transparansi kualitas barang agar tidak ada manipulasi. 15 Dari beberapa tinjauan pustaka diatas lebih membahas sistem tebasan dari segi Hukum Ekonomi Islam maupun Sosiologi Hukum Islam serta membahas faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih jual beli secara tebasan. Sedangkan dalam skripsi yang peneliti buat akan membahas model jual beli padi menggunakan sistem tebasan yang ada di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan serta meninjau model jual beli tebasan tersebut dalam perspektif Ekonomi Islam. E. Metode Penelitian Metode penelitian menguraikan tentang jenis penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Jusuf Soewadji penelitian kualitatif diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian yang 15 Siti Malikatul Choiriyah, Jual Beli Kelapa Secara Tebasan Perspektif Sosiologi Hukum Islam (Studi di Desa Bandan Kelurahan Sendangsari Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Yogyakarta,Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008, h
14 akan menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati Sumber dan Jenis Data Sumber data seharusnya ditulis secara lengkap, dari mana data itu diperoleh. Untuk penelitian yang bersifat library research, sumber data diambil dari buku-buku rujukan atau penelitian-penelitian mutakhir baik yang sudah dipublikasikan maupun belum diterbitkan. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Dalam penelitian yang bersifat field research, data penelitian berupa data primer dan sekunder, Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Data ini diperoleh dari hasil wawancara (interview) atau kuesioner penelitian. Dalam hal ini data primer dapat diperoleh melalui wawancara dengan petani, penebas, maupun makelar (broker). Sedangkan data sekunder yaitu data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi diperoleh dari orang atau pihak lain, misalnya berupa dokumen laporan laporan, buku-buku, jurnal penelitian, artikel dan majalah ilmiah yang masih berkaitan dengan materi penelitian. 16 Soewadji Jusuf, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012, h.51 14
15 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian kualitatif, bisa digunakan dengan beberapa teknik, diantaranya: a. Wawancara (Interview) Wawancara (Interview) dapat dilakukan secara tatap muka (face to face) antara peneliti dan yang diteliti maupun dengan menggunakan media komunikasi. Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed). Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara langsung dengan penjual maupun pembeli tentang informasi yang dibutuhkan peneliti. Dalam teknik wawancara ini instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data berupa pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dan terarah. Metode ini digunakan peneliti dalam mencari data secara langsung yang berkenaan dengan sistem tebasan. b. Dokumentasi (Documentation) Dokumentasi adalah teknik atau metode pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumen-dokumen yang ada baik berupa catatan, 15
16 transkrip, buku-buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, website dan lain-lain. c. Observasi (Observation) Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Menurut Kartono pengertian observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan Teknik Analisis Data Teknik analisis data bersifat deskriptif analitis, yaitu data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi, transkip wawancara, catatan lapangan, dokumendokumen, memo, foto dan dokumen resmi lainnya. 18 Sedangkan analitis digunakan untuk menganalisis praktek jual beli secara tebasan dalam perspektif Ekonomi Islam. 17 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013, h Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.3 16
17 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian mengenai alasan-alasan yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu tentang teori-teori mengenai mekanisme Jual Beli dalam Islam BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian yaitu Jual Beli Padi menggunakan Sistem Tebasan di Desa Waru Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan. BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran. 17
BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli merupakan salah satu aktivitas bisnis yang sudah berlangsung cukup lama dalam masyarakat. Namun demikian, tidak ada catatan yang pasti kapan awal mulanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya sebuah interaksi. Maka tepatlah sebuah dogma yang mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah
ANALISIS FIQH MU AMALAH TERHADAP JUAL BELI POHON SENGON DENGAN SISTEM PENEBANGAN DITANGGUHKAN DI DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana
Lebih terperincidengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 46/DSN-MUI/VII/2005 Tentang POTONGAN TAGIHAN MURABAHAH (AL-KHASHM FI AL-MURABAHAH) Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah
Lebih terperinciditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga
BAB IV ANALISIS PRAKTEK JUAL BELI PADI MENGGUNAKAN SISTEM TEBASAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI DESA WARU KARANGANYAR KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN A. Praktek Jual Beli Padi Menggunakan Sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA
65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperincidengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Dewan Syariah Nasional setelah, PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN MURABAHAH Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG KECAMATAN SUNGAI KANAN KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Islam merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern ini banyak perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai perkembangan masyarakat muslim, di antara perubahan itu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG Pengembangan Bisnis Melalui Model Waralaba Syari ah di Laundry Polaris Semarang Di dalam konteks fiqh klasik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan setiap manusia. Dalam kehidupan, manusia dibenturkan dengan masalah kebutuhan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur semua aspek kehidupan. Salah satunya adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia,
Lebih terperinciKonversi Akad Murabahah
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Konversi Akad Murabahah Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA
54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tugasnya hanya ibadah kepadanya. Dalam ekosistemnya, Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA
59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dijadikan Allah sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha
Lebih terperincic. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 47/DSN-MUI/II/2005 Tentang PENYELESAIAN PIUTANG MURABAHAH BAGI NASABAH TIDAK MAMPU MEMBAYAR Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA (Untuk Penjual/Petani) NAMA: 1. Sejak kapan Anda menjual padi secara tebasan? 2. Berapa luas sawah yang Anda tebas tahun ini? 3.
Lampiran Lampiran 1 Peta Desa Waru Karanganyar Lampiran 2 Rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan pendidikan Lampiran 3 Rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan Lampiran 4 Luas Areal tanam Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi terhadap sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, diwajibkan antara satu sama lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah memberikan pedoman bagi umat manusia agar selamat baik di dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA
51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi Kasus di Perwakilan Jl. Simpang 4C Samping DP Mall Semarang PT.Arminareka Perdana) A. Analisis
Lebih terperinci(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 49/DSN-MUI/II/2005 Tentang KONVERSI AKAD MURABAHAH Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada Lembaga Keuangan Syari
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP 1. Akad Awal dalam Transaksi Jual Beli Hasil Perkebunan tembakau a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila seseorang ingin memulai bisnis, terlebih dahulu ia harus mengetahui dengan baik hukum agama yang mengatur perdagangan agar ia tidak melakukan aktivitas yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan prinsip efisiensi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan individu lain, atau anatara individu dengan negara Islam, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muamalat yaitu hukum yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lain, atau anatara individu dengan negara Islam, atau hubungan antara negara Islam dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Negara Indonesia dikenal mayoritas penduduknya beragama islam, islam mengatur setiap segi kehidupan umatnya. Mengatur hubungan seorang hamba dengan tuhannya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, hal ini karena
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja
BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG
BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan berinteraksi, mereka dapat mengambil dan memberikan manfaat. Salah satu praktik yang merupakan hasil
Lebih terperincikarena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari kegiatan bermuamalah. Sebagai contoh dalam sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada yang lain supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar dalam segala urusan yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
41 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak dan luas Desa Anjir Seberang Pasar terletak di kecamatan Anjir Pasar dengan jarak 1 kilometer dari ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang beraneka ragam kebutuhannya. misalnya: makan, minum, sandang dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang beraneka ragam kebutuhannya misalnya: makan, minum, sandang dan sebagainya. Sedangkan dalam memenuhi kebutuhannya itu manusia
Lebih terperinciSTUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI
STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan sesama, sehingga manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu kerjasama antara satu pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami makna yang terkandung dalam judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan seperlunya. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam memberikan tuntunan bahwa setiap individu memiliki dua hubungan, hubungan yang sifatnya vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini beroperasi di Pedesaan Mesir dan masih berskala kecil. Salah satu Negara pelopor utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling sempurna yang di ciptakan oleh Allah SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di antaranya adalah akal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekhawatiran manusia yang paling puncak di abad mutakhir ini salah satunya adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA A. Kedudukan Koperasi Dalam Perspektif Hukum Islam Dalam garis besarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berani untuk menghadapi segala perubahan yang ada dan tetap menjadi pemenang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi seperti saat ini sudah menjadi tantangan bagi setiap organisasi atau perusahaan, agar tetap bisa eksis di dalam ranah bisnis maka harus kuat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu transaksi jual beli yang biasa dilakukan masyarakat sering ditemukan pelanggaran. Hal yang harus diperhatikan dalam proses jual beli yaitu suatu keridhaan di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap manusia tidak akan pernah lepas dari suatu masalah dan resiko. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menyerukan kepada umatnya dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat seluruh alam. Agama yang menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia di dunia ini terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar saling menyatu. Sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa
Lebih terperinciekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas
Sistem pengendalian internal diperlukan oleh sebuah organisasi untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang terjadi serta untuk mempertahankan eksistensi agar bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan
Lebih terperinciBAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI
63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan
Lebih terperinciJUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi Kasus di Desa Jenarsari Gemuh Kendal )
JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi Kasus di Desa Jenarsari Gemuh Kendal ) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang universal mencakup aspek ibadah dan muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan, hal tersebut sudah menjadi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Hutang Piutang Dan Hibah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan ekonomi merupakan persoalan paling penting bagi setiap individu, karena ekonomi merupakan sarana untuk mempertahankan dan mengembangkan peradaban manusia.
Lebih terperinciBerdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI
22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Hutang piutang antara petani tambak dengan tengkulak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO
BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO A. Analisa Hukum Islam Terhadap Akad Jasa Iklan Perseroan Terbatas Radio Swara Ponorogo Dalam bisnis jasa periklanan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Upah Sistem Tandon Di Toko
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan
Lebih terperinciKONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY
KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL
BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL 1. Analisis Praktek Jual Beli Hasil Bumi Dengan Sistem Panjar Di Desa Jenarsari Gemuh Kendal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar menukar keperluan dalam segala
Lebih terperinciPEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI
80 PEDOMAN DOKUMENTER A. Kepala sekolah PAUD An-Najah Desa Bahalayung Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala. 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD An-Najah B. Tata Usaha
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI TEBASAN
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI TEBASAN (Studi Kasus Ganti Rugi Pada Jual Beli Padi Tebasan di Desa Brangsong Kec. Brangsong Kab. Kendal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia untuk bermasyarakat, saling tunjang menunjang, topang-menopang, dan tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai
Lebih terperinciDan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 45/DSN-MUI/II/2005 Tentang LINE FACILITY (AT-TASHILAT) Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor
BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor Sebelum menganalisa praktek makelar yang ada di lapangan, terlebih dahulu akan menjelaskan makelar
Lebih terperinciija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana
Lebih terperinciBAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA 1. Analisis Proses Praktik Transaksi Bisnis di Pasar Syariah Az-Zaitun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang menawarkan sistem sosial yang adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam adalah agama universal yang menawarkan sistem sosial yang adil dan bermartabat. Islam datang untuk membebaskan golongan lemah dari aniaya golongan kuat, dari eksploitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya jual beli, masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli sudah menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan. Dengan adanya jual beli, masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan. Islam juga telah mengatur secara
Lebih terperinci18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.
RINGKASAN Manusia sebagai hamba Allah yang statusnya makhluk sosial, dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya diperlukan adanya suatu tatanan hukum yang mampu mengatur dan mengayomi hubungan
Lebih terperinciPedoman Umum Asuransi Syariah
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pedoman Umum Asuransi Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN Kehidupan manusia selalu mengalami perputaran, terkadang penuh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL A. Analisis Terhadap Pemberian Ganti Rugi Dalam Jual Beli Padi Tebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masih banyak terdapat anggapan bahwa islam menghambat kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat pembangunan. Pandangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;
BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata Edukasi Kampung Coklat Akta perjanjian yang dibuat oleh anggota parkir dan pihak Wisata Edukasi Kampung Coklat merupakan
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI
60 BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti saling. memenuhinya sendiri, sehingga memerlukan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk sosial yang mana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berinteraksi dengan manusia lain. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum, diantara hukum yang diatur Islam adalah manusia dengan manusia yang disebut dengan muamalah.
Lebih terperinci