BAB II KAJIAN PUSTAKA. Awal masa kanak-kanak atau masa prasekolah, juga mendapat sebutan masa bermain.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Awal masa kanak-kanak atau masa prasekolah, juga mendapat sebutan masa bermain."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Taman Kanak-Kanak Sebagai Jenjang Prasekolah Awal masa kanak-kanak atau masa prasekolah, juga mendapat sebutan masa bermain. Pada lingkup ini anak masih termasuk dalam masa prasekolah. Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun, yang pada saat itu sebagian dari anak-anak ini sudah masuk pada jenjang pendidikan paling dasar, yakni Taman Kanak-kanak (TK). TK adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Supartini, 2004:2). Masa prasekolah Nikendjaya (2009: 1) mengemukakan bahwa masa prasekolah juga disebut pula masa aesthesis, yaitu masa berkembangnya rasa keindahan, karena pada masa ini, panca indera anak sedang dalam keadaan peka. Pada masa ini pula anak mulai membangkang atau senang, serta sulit diatur, sehingga perilaku tersebut perlu diminimalkan melalui berbagai permainan yang menarik. Anak prasekolah yang masih duduk pada jenjang prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensipotensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai lima tahun (Whaley s dan Wong, 2000). Anak prasekolah merupakan pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi ini perlu dirangsang dan dikembangkan agar anak tumbuh menjadi individu yang berkembang secara optimal. Rangsangan dan perkembangan dimaksud, menurut Sudradjat (2009: 3) bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang

2 diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, termasuk di dalamnya pertumbuhan dan perkembangan kemandirian. Uraian di tersebut menunjukkan bahwa masa anak-anak atau masa prasekolah yang duduk pada jenjang pendidikan prasekolah memiliki ciri dan karaktersitik tertentu. Mereka merupakan pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi yang perlu dirangsang dan dikembangkan agar anak tumbuh secara optimal. Rangsangan dan perkembangan dimaksud, menurut Sudradjat (2009: 3) bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, termasuk di dalamnya pertumbuhan dan perkembangan kemandirian. 2.2 Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak Anak merupakan karunia yang tak ternilai, tapi bukan berarti orangtua harus menuruti apa saja yang diinginkan si kecil. Sebagai orangtua, sudah selayaknya memberikan bekal yang baik bagi anaknya, termasuk bekal pendidikan ketika anak berusia dini dengan harapan anak akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang tangguh. Anak adalah aset dalam keluarga, oleh karena itu aspek pendidikan dan perkembangan anak harus menjadi perhatian setiap orang tua ( 25 Nopember 2012). Perkembangan atau pengembangan merupakan suatu istilah yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah tersebut secara hirarki bermakna positif, sehingga seringkali dihubungkan dengan hal-hal yang baik. Misalnya, di lingkungan pendidikan muncul istilah perkembangan kognitif, perkembangan motorik, dan perkembangan perilaku, sedangkan dihubungkan dengan kemandirian muncul istilah pertumbuhan dan perkembangan kemandirian anak.

3 Istilah perkembangan itu sendiri menurut Sumantri (2005: 46) adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Kartini dan Sumartini, (2000: 11) mengemukakan bahwa perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi pisik maupun mental sebagai hasil keterkaitan dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat pula dikatakan sebagai suatu urut-urutan perubahan yang bertahap dalam suatu pola yang teratur. Perkembangan ini dialami oleh setiap anak. Proses perkembangan anak selaku individu meliputi berbagai aspek yang sangat mendasar. Kartini dan Sumartini, (2000: 15) mengemukakan bahwa secara garis besar mencakup tiga aspek dasar perkembangan, yaitu (1) dasar perkembangan biologis (fisiologis); dan (2) dasar perkembangan didaktis. Tahap-tahap perkembangan ini untuk tiap-tiap aspeknya tidaklah sama. Tahap perkembangan biologis, berkaitan dengan perkembangan pisik anak, misalnya keadaan pisik anak yang pendek, tapi gemuk, ataupun langsing (memanjang/ meninggi). Tahap perkembangan berdasarkan didaktis terlihat dari kemungkinan-kemungkinan kebutuhan anak pada pendidikan, di mana pada tahap ini orang tua maupun guru mulai berpikir tentang cara atau metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar dan mendidik anak pada masamasa tertentu tersebut. Keberhasilan pendidikan anak sampai masa awal kanak-kanak terutamanya ditentukan oleh pihak keluarga, terutama orang tua dari si anak. Hal ini menjadikan orang tua menjadi pihak yang berperan utama dalam pendidikan dan perkembangan anak, sebelum anak tersebut mereka masuk ke sekolah formal, dimulai dari jalur pendidikan TK ( 25 Nopember 2012). Tahap perkembangan berdasarkan didaktis ditandai dengan munculnya istilah Sekolah ibu ketika anak berusia 0 sampai 6 tahun, Sekolah bahasa ibu (Scola

4 vermacula) ketika anak berusia 6 sampai 12 tahun, Sekolah bahasa latin (Scola latina) ketika anak berusia 12 sampai 18 tahun, dan Akademi (Academia) ketika anak berusia 18 sampai 24 tahun (Gunawan, 1996: 23). Uraian tersebut mengisyaratkan bahwa perkembangan setiap anak dapat dilihat dari dua aspek, yaitu biologis dan didaktis, dimana perkembangan secara didaktis lebih mengarah pada perkembangan berbahasa, yang dimulai sejak anak berusia dini, yaitu pada waktu anak berusia 0 sampai 6 tahun, dimana pada saat itu anak masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Apabila seorang anak telah mampu melakukan tugas perkembangan, ia telah memenuhi syarat kemandirian. Tetapi untuk membentuk kemandirian anak usia dini itu gampang-gampang susah. Hal ini tergantung dari orang tua anak dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Tentu saja ini merupakan tugas orang tua untuk selalu mendampingi anaknya, sebab orang tua adalah lingkungan yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan anak. Peran orang tua atau lingkungan terhadap tumbuhnya kemandirian pada anak usia dini merupakan satu hal yang penting. Hal ini mengingat bahwa kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dari orang tua dan latihan-latihan keterampilan menuju kemandiriannya (Simanjuntak, 2009:12). Menurut Padiyama (2007:11) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri atau untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikr dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

5 Kemandirian anak TK berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak TK adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini adalah belajar berjalan, belajar makan, belajar berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral (Simanjuntak, 2009:12). Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan pada anak. Tanpa diajarkan, anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemampuan bantu diri inilah yan dimaksud dengan mandiri. Kemandirian fisik adalah kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri. Ketidakmandirian fisik bisa berakibat pada ketidakmandirian psikologis. Anak yang selalu dibantu akan selalu tergantung pada orang lain, karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk menguru dirinya sendiri. Akibatnya, ketika ia menghadapi masalah ia akan mengharapkan bantuan orang lain untuk mengambil keputusan bagi dirinya dan memcahkan masalahnya (Arbya, 2001: 34). Anak meskipun usia masih muda namun diharuskan memiliki pribadi yang mandiri. Alasan mengapa hal ini diperlukan, karena ketika anak terjun ke lingkungan di luar rumah sudah tidak tergantung pada orang tuanya. Misalnya, ketika anak sudah mulai bersekolah, orang tua tidak mungkin selalu menemani mereka tiap detik. Merka harus belajar mandiri dan mencari teman bermain dan belajar. Pada faktanya semua usaha untuk membuat anak mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan kedewasaan sesuai dengan usianya (Solihatul, 2001:45).

6 Kemandirian anak berawal dari orang tua, serta dipengaruhi pola asuh orang tua yang berperan dalam mengasuh, membimbing, dan membantu mengarahkan untuk menjadi mandiri/ 2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak TK Pendidikan dimaknai sebagai proses pembelajaran sekaligus sebagai pemberdayaan kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) anak dari pendidikan itu. Melalui proses pendidikan anak, termasuk di dalamnya anak Taman Kanak-kanak menjadi obyek dari sebuah proses tranfer pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya ( 20 Nopember 2012). Kata education (pendidikan) berasal dari kata bahasa Latin educare, yang berarti mengeluarkan, merupakan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya ( 20 Nopember 2012). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan dan belajar mencakup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak, yaitu potensi pisik, potensi nalar, dan potensi nurani. Pengembangan potensi tersebut dimaksudkan agar anak mampu mengaktualisasikan dirinya secara menyeluruh serta berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri. Akan tetapi, usaha mewujudkan manusia yang berkualitas dan mandiri tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak, seperti kemauan atau keinginan anak untuk melakukan kegiatan belajar dan bermain secara mandiri, prestasi yang menunjang kemandiriannya, serta kemampuan untuk melakukan aktivitas secara mandiri.

7 Selain faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang dipandang mempengaruhi kemandirian anak. Berkaitan dengan hal ini, Suryana (2008:4) mengemukakan bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia dini, juga anak TK. Faktor-faktor dimaksud meliputi: (1) Faktor orang tua, (2) Faktor guru/pendidik, (3) Media edukasi dan sumber belajar ( Ketiga faktor dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Faktor orang tua Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam menumbuhkan kualitas dan kemandirian anak. Menyadari hal ini, maka peranan orang tua sangatlah dibutuhkan. Setiap orang tua harus menyadari dan memahami makna peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga. Dengan demikian para orang tua mampu mengembangkan serta mewujudkan peranan tersebut dalam lingkungan keluarganya sendiri, termasuk kepada anak-anaknya yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membina kemampuan skolastik atau akademik anak, seperti membaca dan menulis. Kemampuan skolastik ini menjadi tanggung jawab utama pendidikan Sekolah Dasar. (Sidi, 2000: 14) mengemukakan bahwa yang perlu diperkenalkan kepada anak TK antara lain adalah disiplin dan kemandirian. Sejak dini anak TK perlu diperkenalkan tentang tata tertib atau disiplin, serta dibiasakan mandiri. Contohnya, anak dibiasakan berbaris dengan teratur, serta dibiasakan bermain dan menyelesaikan permasalahan sederhana secara mandiri. Dengan kata lain, anak dibiasakan melayani dirinya sendiri. Muawiah (2008:3) mengemukakan bahwa kemandirian antara anak yang terbiasa dilayani dan anak yang melayani dirinya sendiri jelas berbeda. Anak yang terbiasa dilayani selalu

8 tergantung pada orang lain sedangkan anak yang melayani dirinya sendiri bisa memenuhi kebutuhan dirinya dengan kemampuannya sendiri. Karenanya, mendidik kemandirian anak sangat penting. Selain lebih bisa menolong diri sendiri, anak juga punya inisiatif jauh lebih baik untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa bila orang tua mengajari dan menyuruh anak untuk menyapu, mengepel,, bertanggung jawab, tolong menolong berarti orang tua sudah mengajarkan sekaligus menumbuhkan kemandirian dalam hidup anak ( 25 Nopember 2012). Selanjutnya, dalam buku bunga rampai keberhasilan guru dalam pembelajaran (Depdiknas, 2002:89) dijelaskan bahwa mandiri atau kemandirian diawali dari konsep yang sederhana, yaitu membawa situasi belajar anak ke dunianya sendiri atau lingkungannya sendiri. Dengan kata lain, apa yang dilakukan anak adalah hal-hal yang ditemukannya sendiri. Kemandirian adalah sebuah proses yang dijalani oleh seorang anak. Ciri anak yang mandiri adalah apabila seorang anak mampu melakukan beberapa prosedur untuk mencapai suatu tujuan. (Johnson, 2007:171) menyebutkan prosedur tersebut, yakni mampu merencanakan melakukan, mempelajari, dan melaksanakan tindakan atau pemecahan masalah sendiri. Hal ini berarti bahwa kemandirian anak adalah proses yang menitikberatkan kegiatan yang dilakukan oleh anak itu sendiri, mulai dari merencanakan, mengerjakan, mempelajari, dan melaksanakan tindakan atau pemecahan suatu masalah secara mandiri. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Di dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Masa anak-anak merupakan masa yang paling penting dalam proses perkembangan kemandirian, maka pemahaman dan kesempatan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya dalam meningkatkan kemandirian sangatlah krusial.

9 Orang tua merupakan keluarga terdekat dari anak merupakan pilar utama dan pertama dalam pembentukan kemandirian anak (Mu tadin dkk, 2002:13). Pendidikan kemandirian anak dalam keluarga merupakan awal dan pusat bagi seluruh pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menjadi dewasa yang mandiri, menjadi hak dan kewajiban orang tua sebagai penanggung jawab utama dalam mendidik anaknya. Tugas orang tua adalah melengkapi anak dengan memberikan pengawasan yang dapat membantu anak agar dapat menghadapi kehidupan dengan sukses. Pola asuh pada dasarnya diciptakan oleh adanya interaksi antara orang tua dan anak dalam hubungan sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu, karena orang tua tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata, contoh-contoh tetapi juga bertidak dan memberi nasihat yang mudah dimengerti oleh anak (Hidayat, 2005:23). Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam dalam keluarga, salah satunya adalah menumbuhkan kemandirian anak. Dalam kaitan dengan hal ini, Gunarsa (2002: 2) mengatakan bahwa peran dan fungsi orang tua dalam menumbuhkan kemandirian anakanaknya diwujudkan dalam berbagai cara antara lain memberikan aturan-aturan, dalam memberikan perhatian dan pengawasan, memenuhi kebutuhan anak, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kesehariannya menuju pribadi yang mandiri. Selanjutnya, guna mencapai kemandirian anak, maka beberapa hal perlu diperhatikan oleh orang tua. Hal-hal tersebut menurut Muawiah (2008) adalah: (a) orang tua menjadi model, (b) pendekatan ke anak, (c) pembiasaan/dibiasakan. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Orangtua menjadi model Selaku orang tua, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah menjadi model bagi anak, yakni dengan melakukan pekerjaan rumah sendiri. Sebagai orang tua tidak mungkin

10 meminta anak melakukan sesuatu tetapi orang tuanya sendiri malas. Selain itu, jangan minta anak melakukan tugas berat dan sulit. Tugas yang diberikan hendaknya ringan supaya bisa dilakukan anak dengan mudah. b. Pendekatan ke anak Saat meminta anak melakukan tugas tertentu, dekatilah ia dengan persuasif. Terangkan kenapa anak harus melakukan tugas tersebut, misalnya dengan menjelaskan manfaat apa yang akan didapatnya. Sebagai orang tua yang ingin melatih kemandirian anak, lakukan hal ini secara intensif tanpa paksaan ataupun ancaman sampai anak mau melakukannya sendiri. c. Dibiasakan Setelah anak mau melakukannya, orang tua perlu membiasakannya, yaitu dengan memberi tugas rutin, misalnya setiap bangun tidur harus membereskan kamarnya sendiri. Memperhatikan uraian tersebut jelaslah bahwa kemandirian anak merupakan suatu proses yang menitikberatkan kegiatan yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Guna mencapai kemandirian anak, maka faktor keluarga terutama orang tua dalam mempengaruhi kemandirian anak menjadi sangat penting mengingat sebagian besar waktu anak adalah bersama orang tua. Keluarga merupakan unsur terpenting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak menjadi pribadi yang mandiri dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, khususnya orang tua. Dalam hal ini orang tua harus mampu menjadi model bagi anaknya, melakukan pendekatan-pendekatan tertentu dalam melatih kemandirian anak, serta membiasakan anak melakukan kegiatan secara mandiri. 2. Faktor pendidik Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga atau jenjang pendidikan prasekolah, mempuyai tugas untuk mempersiapkan anak-anak dengan memperkenalkan berbagai

11 pengetahuan dasar, sikap dan perilaku, keterampilan dan intelektual agar anak dapat melakukan adaptasi atau penyesuaian dengan kegiatan sesunguhnya di sekolah. Belajar di TK adalah suatu usaha yang positif menuju perubahan-perubahan individu dalam hal kebiasaan, pengetahuan dan perubahan sikap. Hal tersebut menuntut setiap pendidik TK untuk professional dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini. Penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini yang dilaksanakan oleh pendidik telah dituangkan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 40 dinyatakan bahwa kewajiban pendidik adalah menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Oleh karena itu seorang pendidik PAUD harus senantiasa berupaya meningkatkan mengembangkan kemampuannya terutama dalam pembelajaran. Profesionalisme diperlukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan potensi dasar anak didiknya. dimaksud antara lain mampu mengelola pembelajaran sesuai dengan prinsip dan teori pendidikan anak usia dini yang berorientasi pada pendekatan permainan (bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain). Seorang pendidik TK haruslah memiliki kemampuan-kemampuan tertentu, tertutama kemampuan dalam membelajarkan anak dini usia, serta profesional dalam melaksanakan tugas yang diembannya sebagai pendidik. Dalam hal ini, pendidik TK perlu memiliki latar belakang pendidikan yang memadai atau memiliki kualifikasi sebagai pendidik. Hal ini sebagaimana disebutkan Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6 disebutkan bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

12 Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pada Pasal 1 ayat 7 disebutkan ditetapkan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dimana setiap pendidik atau guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada ayat 2 dijelaskan bahwa kualifikasi akademik pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Uraian di atas menunjukkan bahwa seorang pendidik/guru, termasuk pendidik TK dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak, dimana setiap pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan membelajarkan anak didik dengan mengacu pada konsep pembelajaran anak Taman Kanak-Kanak. Jalal (2011: 46) mengemukakan bahwa di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk yang besar pun perkembangan jenjang pendidikan pra sekolah seperti TK meningkat pesat. Namun jumlah tenaga pendidik yang mencapai ratusan ribu, belum semuanya memiliki bekal dan ilmu serta pengalaman yang cukup mengenai konsep pembelajaran di TK. Dalam arti bahwa sebagian besar pendidik TK belum memiliki pengalaman mengajar yang optimal. Oleh karena itu para pengelola dan pengajar TK mengikuti pelatihan intensif, untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilannya dalam mengajar. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah motivasi dan komitmen pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Pendidik TK hendaknya melakukan perubahan-perubahan individu dalam hal kebiasaan, pengetahuan dan perubahan sikap anak, serta memiliki motivasi dan kesanggupan dalam

13 melaksanakan tugas sebagai pendidik TK untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap anak. Dalam hal ini seorang pendidik TK perlu memiliki rasa peduli, empati dan responsif serta mampu memberi dorongan kepada anak didik untuk mengikuti kegiatan belajar dengan baik guna mencapai kemandirian. Menyangkut komitmen guru atau pendidik di Taman Kanak-Kanak TK haruslah seorang yang professional dalam melaksanakan tugas mengajar, baik dalam perencanaan pengajaran, pelaksanaan maupun evaluasi pengajaranbagi anak-anak didiknya. Dalam hal ini pendidik TK harus menguasai menu pembelajaran yang berorientasi perkembangan (fisik, sosial, emosional, kognitif, bahasa dan seni), mampu mengintegrasikan bidang-bidang pengembangan ke dalam tema pembelajaran, serta menguasai pengembangan program yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kemandirian anak. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa faktor pendidik dipandang ikut berpengaruh dalam mengembangkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Pendidik TK perlu memiliki kualifikasi dan kemampuan tertentu. Kualifikasi dan kemampuan dimaksud antara lain berpendidikan atau memiliki latar belakang pendidikan sebagai pendidik, mampu mengembangkan diri sebagai pendidik yang profesional, memiliki pengalaman mengajar berdasarkan kualifikasi pendidik yang dimiliki, memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, serta berkomitmen atau sanggup mewujudkan tujuan pendidikan yang diemban melalui program pendidikan Taman Kanak-kanak. 3. Faktor media dan sumber belajar Media belajar dan sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan peran. Gagne (dalam Rahadi, 2003:10) mengartikan media sebagai jenis komponen lingkungan yang dapat merangsang seorang anak untuk dapat belajar. Pendapat yang hampir

14 sama dikemukakan pula oleh, Briggs (dalam Rahadi 2003:11) bahwa, media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi anak agar terjadi proses belajar. Pembahasan mengenai media pembelajaran secara umum tidak terpisahkan dengan media pendidikan. Secara konseptual, media dan sumber belajar merupakan sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, media dan sumber belajar bagi anak TK sifatnya lebih khusus dan dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara khusus bagi anak usia dini. Peran media dan sumber belajar menurut Rohani (2007:6), antara lain adalah: (1) mengatasi perbedaan pengalaman pribadi anak didik. (2) menumbuhkan kemandirian anak dalam belajar dan bermain. Pada bagian lain disebutkan bahwa peranan media dalam kegiatan anak, antara lain adalah membangkitkan minat dan motivasi untuk mengetahui lebih jauh tentang media yang dimainkannya. Dengan demikian keberadaan dan ketersediaan media bermain sangat penting dalam menunjang kegiatan anak mengembangkan potensi dan kemandiriannnya. Rohani (2007:7), Peran media sebagaimana disebutkan di atas memungkinkan bagi pendidik TK dalam kegiatan belajar mengajar. Keberadaan dan ketersediaan media belajar dan sumber belajar sangat penting dalam menunjang proses belajar dan bermain anak TK. Namun demikian, penggunaan media dan sumber belajar yang efektif selalu berkaitan dengan keterampilan pendidik TK dalam menggunakan media dan sumber belajar tersebut. Keterampilan guru dalam menggunakan media dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan belajar akan turut membantu dan mempengaruhinya dalam menciptakan kemandirian anak TK dalam belajar dan bermain. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa kemandirian adalah sebuah proses yang dijalani anak dengan beberapa ciri antara lain anak mampu melakukan beberapa prosedur dan kegiatan tertentu secara mandiri. Dalam perkembangan anak TK menuju pribadi mandiri tidak

15 terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor dimaksud ada yang berasal dari orang tuanya sendiri, dari pendidik, juga dari media belajar bagi anak yang tersedia di tempat anak itu belajar. 2.4 Kajian yang Relevan Setelah peneliti melakukan telaah pustaka terhadap skripsi yang berkenaan dengan penelitian tentang kemandirian anak, ternyata ada beberapa peneliti yang mengkaji mengenai permasalahan yang mirip dengan permasalahan yang dikaji pada penelitian ini. Kajian dimaksud ada yang dilaksanakan dalam bentuk penelitian deskriptif, eksperimen maupun penelitian tindakan kelas (PTK). Berikut diuraikan hasil kajian berupa skripsi dari beberapa peneliti berkenaan dengan penelitian tentang kemandirian anak. 1. Aminah Isa. 2009, yang mengkaji tentang: Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian anak di TK Mawar II Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Penelitian tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian anak di TK Mawar II Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Penelitian jenis kuantitatif tersebut menyimpulkan bahwa bahwa tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian anak TK Mawar II Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2009/2010. Simpulan tersebut didasarkan pada data kontingensi tingkat tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian 30 orang anak TK Mawar II Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2009/ Rosnawati, tahun 2011 dengan judul penelitian: Pentingnya pengasuhan orang tua dalam membentuk kemandirian anak di TK Putra IV Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah

16 Kota Gorontalo. Penelitian deskriptif tersebut bertujuan untuk memperoleh mengetahui pengasuhan orang tua terhadap kemandirian anak, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengasuhan orang tua terhadap anak di TK tersebut sudah baik, yang terlihat dari sikap orang tua menghargai pendapat anak, memberikan kasih sayang, membimbing, memberikan hal demokrasi anak, serta memberi sanksi/hukuman yang bersifat mendidik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemandirian anak di TK tersebut sudah baik, yang tampak dari hasrat anak untuk bersaing maju, keberanian, rasa percaya diri, mampu bersosialisasi, menghargai dan mengatur diri, serta mampu memahami prinsip kedisiplinan. Dari beberapa hasil penelitian tersebut ada relevansi antara kajian yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mengkaji tentang kemandirian anak Taman Kanak-Kanak (TK). Perbedaaannya dengan permasalahan yang dikaji pada penelitian ini, bahwa peneliti hanya mengkaji dan memperoleh gambaran tentang berbagai faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B TK Herlina Tenggela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Setiap anak mempunyai potensi yang sangat penting untuk dikembangkan.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Setiap anak mempunyai potensi yang sangat penting untuk dikembangkan. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian teoritis 2.1.1 Pengertian Kemandirian Setiap anak mempunyai potensi yang sangat penting untuk dikembangkan. Yang mendasari pengembangan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No.27 Tahun 1990). Sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran di taman kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Oleh karenanya perlu sekali Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh setiap orang dari generasi ke generasi dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya. Undang- Undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI OLEH RAHAYU DWI UTAMI,SE.,S.Pd.,M.Pd. Anak adalah anugerah dari sang maha pencipta yang dititipkan oleh Tuhan YME sebagai amanah yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui binbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk menumbuhkembangkan semua kemampuan, bakat, kreativitas dan kemandirian anak. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang dimaksud Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak merupakah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Dalam Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Taman Kanak-kanak yang disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks kenegaraan, penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 2004. Dalam Undang-Undang tersebut, pendidikan diartikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada pendidikan di PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain semua fungsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pendidikan menitikberatkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut individu dalam berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan pendidikan. Dalam pendidikan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. JURUSAN PEDAGOGIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi, sehingga berbagai upaya dilakukan agar peserta didik kelak mampu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pendidikan diselenggarakan bagi semua usia, salah satunya yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi anak pada usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang berperan dalam membantu siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci