BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Budi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kontruksi adalah suatu kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang terdiri dari rangkaian bagian pekerjaan yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan melibatkan banyak orang serta sumber daya manusia untuk mengerjakan segala sesuatu di dalamnya, dengan adanya berkembangnya teknologi tentunya akan mempermudah manusia untuk mencapai suatu pekerjaan. 2.1 Alat Berat Tower Crane Alat berat adalah salah satu kemajuan teknologi yang berkembang dan berfungsi untuk mempermudah pembangunan konstruksi dimasa mendatang oleh karena itu alat berat Tower Crane sangat dibutuhkan untuk menggerjakan Bangunan bertingkat tinggi (High Rise Buildding). Menurut Wilopo (2009) keuntungan-keuntungan menggunakan alat berat antara lain : 1. Waktu pengerjaan lebih cepat Mempercepat proses pengerjaan, terutama pada pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaiannya. 2. Tenaga besar Melaksanakan jenis pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia. 3. Ekonomis Karena alasan efesien, keterbatasan tenaga kerja keamanan dan faktor-faktor ekonomis lainnya. 4. Mutu hasil kerja lebih baik Dengan memakai pelaratan berat, mutu hasil kerja jadi lebih baik dan presisi. II-1
2 Saat ini proyek kontruksi semakin berkembang, dalam pelaksanaan segala sesuatu perlu direncanakan penggunaan pelaratan kontruksi yang tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan di lapangan. Dalam pemilihan alat kontruksi yang penting adalah mengidentifikasi alat untuk mengetahui fungsi serta cara pengoprasiaannya dan dapat pemperkirakan produktifitas dan efesiensi kerja alat. 2.2 Konsep dan Teori Sistem Tower Crane Tower crane adalah alat pengangkat dan pemindah matrial, yang bekerja dengan prinsip kerja tali (Chudly,2004). Tower crane sangat bervariasi, mulai dari sistem katrol sederhana sampai sistem mekanis yang rumit. Secara umum tower crane dapat digolongkan menjadi tiga tipe utama, yaitu mobile,static dan tower crane. Dalam pembahasan ini akan lebih di fokuskan ke arah metode Tower Crane. Tower crane (TC) adalah salah satu tipe alat berat untuk pembanggunan bertingkat tinggi yang sering dijumpai dalam proyek besar. Alat ini memiliki ketinggian yang sangat baik dan jarak jangkauan yang luas. Tower crane juga memiliki beberapa jenis, yang dapat di sesuaikan dengan keadaan dan karakter gedung dan lokasi proyek. Namun biaya pengadaan tower crane yang mahal mengharuskan perencana untuk merencanakan waktu penggunaan tower crane ini secara maksimal dan optimal agar tidak terjadi pemborosan biaya pekerjaan. II-2
3 2.3 Tower Crane Tower Crane (TC) adalah salah satu tipe Tower Crane yang bisa dijumpai dalam proyek besar. Alat ini memiliki ketinggian yang sangat baik dan jarak jangkauan yang luas. Tower Crane juga memiliki beberapa jenis, yang dapat di sesuaikan dengan keadaan dan keunikan lokasi proyek. Namun biaya pengadaan Tower Crane ini secara maksimal dan optimal agar tidak terjadi pemborosan biaya pekerjaan Jenis-Jenis Tower Crane Tower Crane memiliki Banyak model yang di sesuaikan dengan kondisi proyek. Ada 3 jenis yang ditinjau yaitu : 1. Supported StaticTower Crane Gambar2.1 (Static Tower Crane) (sumber : Mochammad Natsir, 2013) II-3
4 Memiliki sistem kerja yang serupa dengan Seft Supporting Static Tower Crane,dan digunakan jika diperlukan pengankatan matrial ke tempat yang sangat tinggi. Bagian mast atau tower dari Tower Crane jenis ini di ikatkan ke Banggunan untuk memberikan tambahan Stabilitas. 2. ClimbingTower Crane Gambar 2.2 (climbing tower crane ) (sumber : Mochammad Natsir, 2013) Biasa digunakan di bangunan tinggi, tower crane jenis climbing di letakan di dalam struktur bangunan yang di bangun. Seiring bertambah tingginya bangunan yang di bangun, Tower Crane juga ikut bertambah tinggi. II-4
5 3. LuffingTower Crane Gambar 2.3 (luffing tower crane ) (sumber : Mochammad Natsir, 2013) Tower Crane jenis ini Sudut lengan dapat diubah untuk mereposisi beban pada berbagai radius. Lengan bisa berupa lengan tunggal atau lengan multikomponen, jika lengan multi komponen maka bisa dibengkokkan membentuk seperti leher angsa. Kapasitas angkat lebih rendah daripada tipe trolley horizontal namun memberikan ketinggian menara yang lebih rendah. Radius dapat diubah untuk menghindari halangan yang bisa berguna pada lokasi yang padat. II-5
6 2.3.2 Bagian-bagian Tower Crane 1. Base Gambar 2.4 (Base TowerCrane ) (Sumber : Merupakan tempat kedudukan Tower Crane yang berfungsi menahan gaya aksial dan gaya tarik, berupa balok beton atau tiang pancang. 2. Base Section Gambar 2.5 (Base Section ) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Bagian paling dasar dari badan tower crane yang langsung dipasang atau dijangkar ke pondasi. II-6
7 3. Mast Section Gambar 2.6 (Mast Section ) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Bagian dari badan tower crane yang berupa segmen kerangka yang dipasang untuk menambah ketinggian tower crane 4. Climbing Frame Gambar 2.7 (Climbing Frame ) (Sumber : XGTT200-Load Chart & Tie in Position) Bagian dari Tower Crane yang berfungsi penyangga saat penambahan massa II-7
8 5. Support Seat Gambar 2.8 (Support Seat ) (Sumber : XGTT200-Load Chart & Tie in Position) Merupakan tumpuan atau dudukan yang meyongkong slewing ring dalam mekanisme putar, terdiri dari bagian atas (upper) dan bagian (lower) 6. Slewing Ring Gambar 2.9 (Slewing Ring ) (Sumber : XGTT200-Load Chart & Tie in Position) Merupakan alat yang dapat berputar 360⁰, berperan dalam mekanisme putar. II-8
9 7. Slewing mast Gambar 2.10 (Slewing Mast ) (Sumber : towercrane-xcmg) Merupakan alat yang ikut berputar bersama jib, terletak dibawah cat head 8. Cat heat Gambar 2.11(Cat Heat ) (Sumber : CAD Dimention) Puncak tower crane berfungsi sebagai tumpuan kabel jib dan counter jib II-9
10 9. Jib Gambar 2.12(Jib) (Sumber : XGTT200-Load Chart & Tie in Position) Lengan pengangkut beban dengan panjang bermacam-macam tergantung kebutuhan. 10. Counter jib Gambar 2.13 (C ounter Jib ) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Lengan peyimbang terhadap beban momen dari lattice jib II-10
11 11. Counter weight Gambar 2.14 (Counter Weight ) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Blok beton yang merupakan pemberat,yang dipasang pada ujung counter jib. 12. Cabin set Gambar 2.15 (Cabin Set) (Sumber : Ruang operator pengendali tower crane II-11
12 13. Accses ladder Gambar 2.16(Accses Ladder) (Sumber : XGTT200-Load Chart & Tie in Position) Tangga vertikal yang berfungsi sebagai akses bagi operator menuju cabin set, terletak di bagian mast section. 14. Trolly Gambar 2.17(Trolly) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Alat untuk membawa hook sehingga dapat bergerak secara horizontal sepanjang lattice jib. II-12
13 15. Hook Gambar 2.18 (Hook ) (Sumber : QTZ160( ) SERVICE MANUAL) Alat pengkait beban yang terpasang pada trolly. Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri Yaitu : Free standing crane Rail mounted crane Climbing tower crane Tired in crane. II-13
14 Gambar 2.19 (Bagian-bagian static tower crane ) (Sumber:Roy Chudley 2004) II-14
15 Gambar 2.20 (Bagian-bagian climbing tower crane ) (Sumber:Roy Chudley 2004) II-15
16 Gambar 2.21 (Bagian-bagian luffing tower crane) (Sumber:Roy Chudley 2004) II-16
17 2.4 Kelebihan dan kekurangan (Tower Crane) Climbing Tower Crane, Luffing Tower Crane, Static Tower Crane Tabel 2.1 kelebihan kekurangan tower crane Jenis- jenis tower crane Climbing Tower Crane Luffing Tower Crane Static Tower Crane Mudah dalam Bebas bergerak Jangkauan Jib lebih Kelebihan (+) pemasangan dan diarea terbatas panjang di pembongkaran bandingkan (Climbing) Kelebihan (+) Tidak terlalu banyak Bekerja dengan Kapasitas daya (mast section) stabil dengan angkat lebih dampak yang kecil Kekurangan (-) Radius putaran terbatas Proses pergerakan stabil Banyak memerlukan Mast Section Kekurangan (-) Kapasitas daya angkat Pemasangan Tower Pembongkaran terbatas crane sulit Tower crane sulit Sumber:Kontraktor Acset Indonusa. tbk (Rezky 2016) II-17
18 2.5 Perinsip kerja (Tower Crane) Prinsip Kerja Tower Crane Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing and travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch : 1. Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload. 2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating tonmeter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang II-18
19 dinamakan cat head assembly pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload. Mekanisme kerja dari tower crane terbagi menjadi 3,antara lain: Mekanisme pengangkatan (hoisting mechanism) Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme ini pada tower crane adalah; motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja untuk menarik atau mengulur kabel baja tersebut. Kemudian, dari drum tersebut akan diteruskan sistem puli. Pada ujung kabel baja tersebut akan di pasang kait (hook), yang berfungsi untuk mengait muatan yang akan dipindahkan. Dengan demikian, proses pengangkatan atau penurunan beban dapat dilakukan dengan mengoperasikan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung baja Mekanisme penjalan (trolleying mechanism) Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut. II-19
20 2.5.2 Mekanisme pemutar (slewing mechanism) Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan crane untuk berputar sampai 360º. Cara kerja mekanisme pemutar adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor penggerak sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan sehingga memutar roda gigi tersebut Jarak Tempuh Jarak Tempuh Vertikal (Tv) Jarak tempuh vertikal TC adalah jarak total yang ditempuh oleh hoist secara vertikal. Jarak tempuh vertikal meliputi jarak tempuh vertikal angkat (Tva) dan jarak tempuh vertikal kembali (Tvk). Jarak tempuh vertikal untuk pengecoran, tulangan rakitan dan bekisting berbeda dengan jarak tempuh vertikal untuk pengangkatan material II-20
21 TC DV Gambar 2.22 Jarak tempuh vertikal (Sumber : Barus Elfajar,2009) Gambar 2.23 Jarak tempuh vertikal untuk pengangkatan matrial (Sumber : Barus Elfajar,2009) a) Jarak Tempuh Rotasi Barus Elfajar,(2009) Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi. Sudut rotasi adalah sudut yang terbentuk antara Sumber-TC-Tujuan Gambar 2.24 jarak tempuh rotasi II-21
22 meliputi jarak tempuh rotasi angkat ketempat tujuan material (Tra) dan jarak tempuh rotasi kembali ke sumber material (Trk). Gambar 2.24 sudut Rotasi (Sumber : Barus Elfajar,2009) b) Jarak Tempuh Horisontal Jarak tempuh horisontal TC adalah jarak total yang ditempuh oleh trolley secara horisontal Gambar Jarak tempuh horisontal meliputi jaraktempuh horisontal angkat (Tha) dan jarak tempuh horisontal kembali (Thk). Gambar 2.25 jarak tempuh horizontal (Sumber : Barus Elfajar,2009) II-22
23 2.6 Waktu Siklus Menurut Paulus Eric Hartono,( 2015) Waktu siklus sebagai berikut : Waktu siklus = fixed time + variable time. (2.1) Waktu dihitung berdasarkan fixed time dan variable time. Jadi untuk mengetahui Waktu Siklus harus memperhitungan waktu fixed time dan variable time terlebih dahulu sebagai berikut : fixed time = T ikat + T lepas (2.2) variable time = Tv + Th +Tr..(2.3) Fixed time adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengikat, material (T ikat) dan melepas material (T lepas), yang didapatkan dari hasil observasi lapangan. Waktu ikat adalah waktu yang dibutuhkan pekerja mengikat material sampai TC mulai bergerak untuk mengangkat material tersebut. Waktu lepas adalah waktu yang dibutuhkan pekerja untuk melepas tulangan, tetapi padatulangan kolomwaktu lepas juga termasuk waktu yang dibutuhkan TC untuk membantu memasang tulangan. Pada pekerjaan pengecoran, waktu tetap adalah waktu untuk menuang campuran beton ke dalam buket beton yang dibawa oleh TC, dan waktu untuk menuang campuran beton ke dalam bekisting. Variable time adalah waktu tempuh yang tergantung dari jarak atau koordinat titik sumber dan tujuan, yang terdiri dari waktu tempuh vertikal, rotasi, dan horisontal. Data-data observasi untuk setiap pekerjaan dapat dilihat Dari hasil observasi di lapangan diperoleh rata-rata waktu ikat dan waktu lepas material. II-23
24 Tabel 2.2 Rata-rata waktu ikat dan waktu lepas Sumber :(Hara gahara tampubolo,2016) Besarnya muatan yang didapat diangkat oleh tower crane telah diatur dan ditetapkan dalam manual oprasi tower crane yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat tower crane tersebut. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa diangkat adalah bedasarkan prinsip momen. Jadi pada jarak dan ketinggian tertentu tower crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat linier. Perkalian panjang lengan dan daya angkat maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukan kemampuan momen yang bias diterima oleh tower crane tersebut. Untuk itu jenis tower crane statict tower crane, climbing tower crane, luffing tower crane mempunyai kapasitas yang berbeda. 2.7 Teori Perhitungan Tower Crane Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. II-24
25 Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan. Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani. 2.8 Produktifitas Tower Crane Menurut Imam Soeharto,(1997) produktifitas sebagai berikut : Secara umum produktivitas adalah produksi/hasil kerja (output) dibagi dengan satuan kerja sumber daya manusia/alat (input). untuk mendapatkan Produktifitas yang di hasilkan sebagai berikut :. Produktivitas = (2.4) Pada proyek konstruksi produktivitas alat adalah hasil kerja dari sebuah alat per satuan waktu.satuan produktivitas TC tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Produktivitas TC sangat dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu tempuh yang diperlukan TC untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan berputar (swing), dimana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap pekerjaan yaitu: mengikat material, mengangkat, memutar, II-25
26 menurunkan dan melepas material sampai kembali lagi menuju lokasi persediaan material (Varma, 1979). Waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel (variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda misalnya: waktu untuk mengikat tulangan berbeda dengan waktu untuk mengikat bekisting. Waktu variabel tergantung pada jarak tempuh TC yaitu waktu tempuhvertikal tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar, dan waktu tempuh horizontal tergantung pada jarak titik tujuan dari sumber material Produktifitas TC pada pekerjaan pemindahan material. Material yang diangkut seperti multiplex, besi beton, dan beton precast. Menurut Varma(1979) Data-data yang diperlukan untuk menentukan produktivitas TC pada pemindahan material terlebih dahulu mengetahui berat matrial itu sendiri dikalikan dengan waktu siklus pemindahan : Berat material yang dipindahkan. Waktu siklus untuk pemindahan material. Jadi untuk mengetahui pemindahan matrial sebagai berikut : Pmat = n x Q... (2.5) Pmat = Produktivitas pekerjaan pemindahan material (kg/m3) Q = Berat material yang dipindahkan (kg) Produktivitas TC pada pekerjaan pengecoran. Pekerjaan pengecoran meliputi pengecoran kolom, shearwall, corewall. II-26
27 Menurut Barus Elfajar,(2009) Data-data yang diperlukan untuk menentukan produktivitas TC pada pengecoran sebagai berikut: Volume buket beton. Waktu siklus untuk pengecoran pada koordinat tertentu. Untuk mendapatkan hasil produktifitas pengecoran terlebih dahulu menentukan jumlah siklus perjam pada koordinat tertentu dikalikan volume buket beton sebagai berikut : Pcor = n x Q (2.6) dimana: P cor = Produktivitas pekerjaan pengecoran (m3/jam) Q = Volume buket beton (m3) n = Jumlah siklus per jam pada koordinat tertentu 2.9 Konsep waktu Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek kontruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek kontruksi akan berdampak pada pendapatan dalam peroyek itu sendiri. Proses perencanaan nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan dan selanjutnya sebagai tolak ukur untuk pengendalian proyek. Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat di selesaikan. II-27
28 2.10 Pemilihan tower crane Pemilihan tower crane Rostiyanti (2002) sebagai alat untuk memindahkan matrial didasarkan pada kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak terjangkau oleh alat lain, dan tidak dibutuhkan penggerakan alat. Pemilihan harus di rencanakan sebelum proyek tersebut dimulai. Hal tersebut dikarenakan dalam pengoprasian tower crane harus diletakan disuatu tempat yang tetap selama proyek berlangsung, sehingga tower crane mampu memenuhi kebutuhan akan perpindahan matrial dari suatu tempat ke tempat berikutnya sesuai daya jangkau yang di tetapkan. Selain itu pada saat proyek telah selesai, pembongkaran tower crane harus dapat dilakukan dengan mudah. Pemilihan jenis tower crane yang akan di pakai harus mempertimbangkan a. Situasi proyek (ruang yang ada, batasan lokasi, alat-alat lain yang ada) b. Bentuk dari struktur bangunan. c. Ketinggian struktur bangunan yang di kerjakan. d. Radius yang dapat dijangkau oleh tower crane yang di gunakan 1. Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu : a. Menunjukan hubungan tiap kegiatan lainya dan terhadap keseluruhan proyek. b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan c. Menunjukan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan. II-28
29 d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainya dengan cara hal-hal kritis pada proyek 2. Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek: a. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah dintentukan. b. Keterkaitanya dengan proyek berikut ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya. c. Alasan sosial politik lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah d. Kondisi alam dan kondisi proyek e. Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya. f. Ketersediaan dan terkaitan sumber daya matrial,pelaratan, dan matrial pelengkap lainya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut. g. Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang diperlukan selama oprasional pelaksanaan berlangsung. h. Produktifitas sumber daya, pelaratan proyek dan tenaga kerja proyek, selama oprasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis. II-29
30 i. Cuaca, musim dan gejala alam lainnya dan j. Referensi hari kerja efektif Penelitian Terdahulu Dalam penilitian- penelitian sebelumnya telah dilakukan beberapa analisa mengenai alat kontruksi Tower Crane, antara lain : Tabel 2.3 Penelitian terdahulu NO Nama penelitian / Tahun penelitian 1. Ratna S. Alifen, 2013 Judul Penelitian Metode Kesimpulan Program Perhitungan Efektivitas Wakru dan Biaya Pemakaian Tower Crane Efesiensi Waktu Pada program ini juga dapat digunakan untuk mengetahui waktu efektif dari setiap sub pekerjaan yang diinginkan. Waktu yang dihasilkan dari setiap sub pekerjaan TC dapat membantu kontraktor dalam perencanaan penggunaan TC yang optimal sehingga biaya yang dikeluarkan juga dapat diatur dengan baik. Efektivitas penggunaan TC dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi alat,kondisi lapangan,manajemen proyek, kemampuan operator, faktor operasi mesin, dan faktor efisiensi waktu operasi. 2. Meutia Widya Herningrum, 2013 Tinjauan Jam Oprasional Tower Crane (Studi Kasus Pada Pekerjaan Struktur Proyek Mall Bintaro Xchange) Penjadwalan Time schedule yang digunakan sebagai acuan waktu pekerjaan di lapangan sebaiknya tidak mengabaikan penjadwalan penggunaan tower crane, agar Pada pelaksanaan target pekerjaan mampu terkontrol dengan baik. II-30
31 NO. Nama penelitian / Tahun penelitian 3. Asri Dwi Lestari,2010 Judul Penelitian Metode Kesimpulan Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Tower Crane Literatur/ kapasitas Material dan Tower Crane Analisis dilakukan dengan analisis kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tower crane,yaitu:faktor alat, faktor sumber daya manusia,faktor material yang diangkat,faktor lingkungan, dan faktor manajemen.dari faktor-faktor yang diperoleh, terdapat beberapa faktor yang memiliki keterkaitan satu sama lain, yaitu: 1.Faktor alat dengan faktor material yang diangkat, 2.Faktor alat dengan faktor manajemen, 3.Faktor SDM dengan faktor lingkungan, 4.Faktor SDMdengan faktor manajemen, dan 5.Faktor material yang diangkat dengan faktor manajemen. 4. Abraham Steven Bonay,2011 Tinjauan Jumlah Tower Crane Yang Ddigunakan Lahan Banggunan & Penjadwalan Tower Crane mungkin dapat dipertimbangkan oleh kontraktor dalam memilih dan menggunakan tower crane adalah: 1.Menganalis dan meninjau penggunaan tower crane yang sesuai dengan kondisi dilapangan. 2.Hitung Produtivitas yang akan dihasilkan apakah sudah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3.Perkiraan biaya penyewaan tower crane agar tidak mengalami kerugian. II-31
32 Dasar teori yang digunakan dalam penelitian diambil dari penelitian sebelumnya yang sesuai dengan kebutuhan penelitian Kelompok Penelitian 1. Metode alat berat (Towe Crane) 2. Waktu Tercepat Research Gap Berikut adalah research gap penelitian untuk tugas akhir ini : Alat berat Tower Crane 1. Muhammad ridha Rahman, Sofya Adi Setia S, Priyo hartono, Trijeti, Adi (2007) Luas bangunan 1. Ratna S. Alifen, Bima Anggaruci, Hara tampubolo, Elfajar Barus, Dini Hadaitana, David Iwan (2006) Penelitian ini : Irfandi gayo tama 2016 Penjadwalan dan waktu 1. Meutia Widya, Abraham S, Agus Sunandar, Marina Pattiasiana, Hernawan Wiratno Gandi (2009) Kapasitas tower Crane 1. Asri Dwi Lestari, Liony dwi putri, Syaiful Azhar, Fernando Manurung, Natanel Bangun, Brian Perbrinta T, David Pauli (2004) Gambar 2.23 Research Gap penelitian II-32
BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latar Belakang Penggunaan Tower Crane Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan
Lebih terperinciBAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.
BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk
Lebih terperinciMEKANISME KERJA JIB CRANE
JIB CRANE DEFINISI JIB CRANE Jib Crane adalah jenis crane di mana anggota horisontal (jib atau boom), mendukung bergerak hoist, adalah tetap ke dinding atau ke tiang lantai-mount. Jib dapat ayunan melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tower Crane Crane merupakan tipe mesin bantu manusia, umumnya digunakan bersama dengan alat angkat, sling dan rantai, yang secara bersama-sama untuk mengangkat dan
Lebih terperinciBAB V PERALATAN DAN MATERIAL
BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat
BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan
Lebih terperinciPROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE
PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE Paulus Eric Hartono 1, Noviyanti 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Pada pelaksanaan proyek gedung bertingkat, Tower Crane (TC) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan pengangkat bahan digunakan unuk memindahkan muatan di lokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas / didalam tanah / air
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciBAB V PERALATAN DAN MATERIAL
BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciBAB IV ALAT DAN BAHAN
BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesiffikasi teknis yang telah dipersyaratan,
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS STATIC TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE DENGAN MODIFIKASI POSISI SUPPLY POINT Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA 3110.105.012
Lebih terperinciPENGERTIAN CRANE. 1. Crane Beroda Crawler
PENGERTIAN CRANE Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan tender suatu proyek diukur dari memenangkan tender suatu proyek, biaya yang rendah serta jadwal yang lebih cepat mempengaruhi keberhasilan tender. Keduanya
Lebih terperinciPerbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply
1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 PERALATAN 4.1.1 Alat Berat Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tangga meliputi excavator, tower crane, truck mixer, concrete pump, concrete
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha
Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
Lebih terperinciM SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )
MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.
MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS PEMBONGKARAN TOWER CRANE
BAB VII TINJAUAN KHUSUS PEMBONGKARAN TOWER CRANE 7.1. Uraian Umum Berdasarkan perencanaannya jadwal Dismantling ( Pembongkaran ) tower crane semestinya dapat diperkiraan dari progres pekerjaan dan kebutuhan
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin derek dengan benar 2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen-komponen mekanisme pengangkatan,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI
BAB II PEMBAHASAN MATERI Mesin pengangkat yang dimaksud adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkat, memindahkan serta menurunkan suatu benda ke tempat lain dengan jangkauan operasi terbatas.
Lebih terperinciKata kunci : metode bekisting table form
1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PROYEK 2.1.1. Pengertian Umum Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada
BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bintaro Jaya adalah suatu kota mandiri yang dikembangkan PT.Jaya Real Property yang merupakan anak perusahaan dari PT.Pembangunan Jaya yang bergerak di bidang perumahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik, salah satu dari tahapan itu adalah pemilihan penggunaan alat berat tower
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahapan perencanaan proyek merupakan tahapan kritis dimana waktu, metode kerja, sumber daya dan biaya menjadi komponen yang penting untuk mencapai mutu yang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Crane adalah salah satu alat berat ( heavy equipment ) yang digunakan sebagai alat pengangkat / pemindah bahan dalam proyek konstruksi. Crane bekerja dengan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perkembangan pembangunan belakangan ini sangat pesat sekali, sehingga hal tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena bangunan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.
BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan konstruksi pada masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya pembangunan
Lebih terperinciOleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP
PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI KASUS : TOWER CRANE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
Lebih terperinciANALISA BEBAN MAKSIMUM YANG DAPAT DIANGKAT CRAWLER CRANE XCMG QUY55
ANALISA BEBAN MAKSIMUM YANG DAPAT DIANGKAT CRAWLER CRANE XCMG QUY55 Disusun Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: HIDAYAT WIDYARSONO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan alat mekanis pada bidang konstruksi yang membuat
Lebih terperinciPERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 127 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL
BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Bahan Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan material itulah
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI
BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI 4.1 TINJAUAN UMUM Penyediaan alat kerja dan bahan konstruksi pada suatu proyek memerlukan suatu manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran dalam proses pekerjaannya.
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane. Kapal Tongkang merupakan kapal yang khusus untuk dimuati barang curah ataupun kapal tenaga pembantu sebagai transfer antara
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Pesawat Pengangkat Banyak jenis perlengkapan pengangkat yang tersedia membuatnya sulit digolongkan secara tepat. Penggolongan ini masih dipersulit lagi oleh kenyataan
Lebih terperinci4- PEKERJAAN PERSIAPAN
4- PEKERJAAN PERSIAPAN Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari : 4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29
BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0
STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Ir. I NYOMAN SUTANTRA, MSc. PhD. OLEH: KOMANG MULIANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bekisting Bekisting atau cetakan beton adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk mencetak beton sesuai ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang dikehendaki.
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA
TUGAS AKHIR RC 091380 PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA MUHAMMAD RIDHA NRP 3108100646 Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1. Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan kekuatan sebuah bangunan dan jumlah
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya
Lebih terperinciPerancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan
Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak terkecuali pada bangunan rumah tinggal sederhana. Balok merupakan bagian struktur yang fungsinya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri ke dalam tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang
Lebih terperinciANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI
BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Penelitian sistem prefabrikasi ini berawal dari terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, yang terjangkau dan
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL
BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN
BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinci