DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYALITAS NASABAH DI BMT ARJUNA PURWOSARI PASURUAN. Moh. Mukhsinin Syu aibi, MEI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYALITAS NASABAH DI BMT ARJUNA PURWOSARI PASURUAN. Moh. Mukhsinin Syu aibi, MEI"

Transkripsi

1 DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYALITAS NASABAH DI BMT ARJUNA PURWOSARI PASURUAN Moh. Mukhsinin Syu aibi, MEI Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Di saat Lembaga Keuangan Mikro Syariah muncul, persaingan semakin ketat, baik secara lokal maupun nasional. Dalam kondisi semacam ini, BMT Arjuna berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan menawarkan berbagai jenis produknya.dampaknya, masyarakat memiliki banyak pilihan, kekuatan tawar-menawar masyarakat semakin besar, ini semua menjadi bagian penting dalam mendorong BMT Arjuna menempatkan orientasinya pada kepuasan masyarakat sebagai tujuan utamanya. BMT Arjuna pun semakin yakin bahwa kunci sukses untuk memenangkan persaingan harus mempunyai strategi pemasaran dan desain produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan manajer, kepala pemasaran dan nasabah. Setelah adanya implementasi daur hidup produk yang adadi BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan BMT Arjuna dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu 1. Memberikan perhatian kepada nasabahnya; 2. Saling menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut mengenai nasabah; 4. Memberikan keuntungan kepada nasabah. Kata Kunci: Strategi Daur Hidup Produk, Loyalitas Nasabah. A. Pendahuluan Dalam memasarkan produknya, seorang pemasar harus pandai membaca situasi pasar sekarang dan di masa yang akan datang. Artinya pemasar harus cepat tanggap apa yang akan diinginkan dan dibutuhkan konsumen, kemudian kapan dan dimana dibutuhkannya. Dalam hal ini produsen harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan keingginan dan kebutuhan konsumen secara tepat waktu. Di samping itu,

2 100 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan seorang pemasar harus mampu mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui berbagai strategi.1 Bank sebagai lembaga keuangan yang menghasilkan jasa keuangan juga membutuhkan strategi pemasaran untuk memasarkan produknya. Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak positif terhadap perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan kepada nasabahnya menjadi lebih cepat dan efisien sebagai contoh untuk melakukan pengiriman uang (transfer) dapat dilakukan pada saat itu dan tiba di tempat tujuan pada saat itu juga dengan sistem online computer. Padahal sebelumnya untuk mengirim uang dari satu bank ke lokasi lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga dalam hak penagihan, waktu yang dibutuhkan begitu cepat. Disisi lain untuk melakukan penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank cukup dapat ditarik di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang terbesar di berbagai tempat strategi. Disamping itu, ATM juga memberikan kelebihan seperti informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran dalam waktu yang sangat singkat melalui pendebetan. 2 Dampak negatif bagi bank adalah tingginya biaya untuk membeli teknologi tersebut. Belum lagi masalah keamanan menjadi prioritas utama. Oleh kerena itu, dalam era teknologi yang berkembang demikian cepat ini saatnya bank menjemput bola dengan nasabahnya bukan menuggu nasabah seperti jaman dahulu. Kemudian bank juga harus pandai membaca keinginan dan kebutuhan nasabahnya melalui berbagai cara seperti riset pemasaran. Tanpa riset pemasaran yang handal jangan harapkan bank dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabahnya secara cepat. Bahkan bukan tidak mungkin bank akan ketinggalan informasi dibandingkan denga pesaing. 3 Pihak bank juga harus dapat mengetahui lingkungan pemasaran lingkungan pemasaran akan sangat berpenggaruh terhadap pemasaran yang juga terdiri dari lingkungan interen dan eksteren. dengan mengetahui lingkungan pemasaran, maka dengan mudah bank akan dapat menentukan langkah selanjutnya. Dengan diketahuinya keinginan dan kebutuhan nasabah serta lingkungan pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan bank untuk melakukan strategi guna merebut hati nasabah. Strategi yang dilakukan 1 Heri sudarsono, Konsep ekonomi islam sustu penggantar. ( yogjakarta 2004 ) ekonisis.hal 10 2 Amin Wijaya. Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta: Harvarindo. 2003) Amin Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. (Jakarta: Grasindo. 2007). 21.

3 Moh. Mukhsinin Syu aibi 101 meliputi penentuan strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan lay uot, dan strategi promosi. 4 Dalam strategi produk misalnya bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik atau bank pun dapat menciptakan produk baru. Strategi produk biasanya dimulai dari penciptaan logo dan motto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap yang diciptakan. Di awal kemunculan BMT Arjuna, tidak begitu banyak masyarakat yang bergeming untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang masih belum mengerti sistem syariah yang ditawarkan. Citra positif di mata masyarakat menjadi faktor kunci bagi keberhasilan BMT Arjuna, oleh karena itu positioning syariah dengan prinsip anti-haram (riba, gharar, dan maysir), dan janji promosi lebih menguntungkan, harus menjadi value riil yang dirasakan oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat value yang dirasakan itu, akan semakin mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah. Tingkat kepuasan nasabah akan menentukan apakah nasabah akan loyal atau tidak. Jika tingkat loyalitas ini rapuh, mereka akan berubah menjadi loyalist segment, dan jika loyalist segment yang terjadi, maka nasabah akan berubah menjadi floating segment (mengambang). Menghadapi peluang seperti ini maka yang menjadi permasalahan BMT Arjuna adalah kemampuannya dalam mengelola peluang dengan memenuhi kebutuhan masyarakat, pola pelayanan nasabah dengan berbasis syariah. Sedangkan lembaga keuangan konvensional, yang telah kehilangan sejumlah nasabah akan selalu berbenah untuk mengambil inisiatif modifikasi pelayanan untuk menarik kembali nasabah yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Menjadi sesuatu yang sangat berarti adalah nilai penting dalam pemasaran, karena Rasulullah SAW membangun kepuasan pelanggannya melalui kualitas produk dan juga nilai-nilai (Islam) yang terkandung di dalamnya. Mencermati peluang yang ada, daur hidup produksi dan desain produk dituntut untuk dapat mengambil langkah cepat dalam memanfaatkan peluang. BMT Arjuna dalam hal ini sebagai lembaga baru yaitu berada pada tahap pengenalan, dituntut untuk mendesain produknya sekaligus meningkatkan sosialisasi dan perbaikan dalam pelayanan untuk mengambil peluang, dalam fase ini nasabah cenderung untuk mencoba- 4 Sulisyanto. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. (Yogyakarta: Andi, 2010). 78.

4 102 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan coba dan membandingkan dengan produk yang ada pada BMT itu sendiri. Strategi pemasaran yang mencakup di dalamnya daur hidup produk dan desain produk,mempunyai peranan penting terhadap perkembangan BMT atau lembaga. Ditambah pesatnya arus informasi dan komunikasi yang telah banyak merubah gaya hidup masyarakat, sehingga nasabah sangat jeli dalam memilih produk. B. Implementasi Tahapan Daur Hidup Produk dan Strateginya Untuk mengetahui posisi produk dalam daur hidup produk maka ada tahapan-tahapan yang perlu dipahami. Tahapan-tahapan dalam siklus hidup produk adalah sebagai berikut: 1. Tahap perkenalan Pada tahap ini jenis produk yang dihasilkan masih baru dan belum dikenal pasar, jumlah pesaing belum ada, penjualan mengalami peningkatan meskipun kecil, dan laba yang diperoleh masih sangat kecil. BMT yang berencana untuk memperkenalkan produk baru harus memutuskan kapan mereka harus memasuki pasar. Menjadi yang pertama atau pionir di pasar dapat sangat menguntungkan, tetapi dapat pula lebih berisiko dan mahal, sebab masyarakat belum memiliki product awareness atau pengetahuan serta informasi yang cukup terhadap produk baru BMT. Momentum waktu yang tepat dan menentukan keberhasilan produk baru yang akan dikenalkan oleh BMT. 5 Sementara, BMT yang masuk belakangan dapat dibenarkan bila BMT mampu membawa teknologi, mutu atau kekuatan merek yang lebih unggul.sebab seringkali BMT yang masuk terlebih dahulu ke pasar, namun masyarakat belum memiliki product awareness terhadap produk BMT dapat menyebabkan produk tersebut tidak diterima pasar. Strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap perkenalan adalah strategi promosi. 2. Tahap pertumbuhan Ketika berada pada tahap tumbuh, masyarakat mulai mengenal produk yang BMT miliki dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan mitra kerja yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. Tahap 5 Adiwarman Karim. Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). (Jakarta: Rajawali. 2003). 22.

5 Moh. Mukhsinin Syu aibi 103 ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapit growth dan slow growth. 3. Tahap kedewasaan Jenis produk yang dihasilkan sudah tidak baru lagi dan masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah banyak, penjualan mengalami peningkatan, dan laba sudah sangat tinggi. Dalam tahap ini laba relatif stabil dan pada akhirnya juga akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan banyaknya pesaing yang masuk. Pada tahap ini BMT harus melakukan beberapa modifikasi untuk mempertahankan keunggulannya. 4. Tahap kemunduran Jenis produk yang dihasilkan sudah dapat dikatakan kuno dan hampir semua masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah sangat banyak, penjualan terus mengalami penurunan, dan laba mulai menurun. Ada lima strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini agar dapat mempertahankan eksistensi perusahaan. C. Teknik atau Cara Untuk Meningkatkan Daur Hidup Produk Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan konsumsi dengan cara mengajak masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh: pegadaian yang mempunyai slogan mengatasi masalah tanpa masalah, dsb. 2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. 3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. 4. Mencari target masyarakat baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk diajak menjadi pelanggan. Daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh masyarakat.ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan produk, disamping juga tingkat keuntungan.daur hidup produk yang dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu

6 104 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan. Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut BMT dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula.strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variable tertentu.pada tahap perkenalan diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan diutamakan distribusi, dan tahap kedewasaan diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya. 6 D. Loyalitas Nasabah Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan.kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasan nasabah lebih cenderung mempengaruhi sikap nasabah. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya. 7 Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya. Loyalitas nasabah merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran BMT. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan BMT akanmendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli uang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek efektif di dalamnya. Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas nasabah merupakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari suatu BMT yang menyatakan aspek perasaan didalamnya. Khususnya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya 6 Ika Yunia Fauzia. Etika Bisnis Islam. (Jakarta: Kencana, 2013) Sulisyanto. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. (Yogyakarta: Andi. 2010). 25.

7 Moh. Mukhsinin Syu aibi 105 membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap BMT yang menawarkan produk. Loyalitas nasabah merupakan kekuatan kita dalam menciptakan barrier to new entrans (menghalangi pemain baru masuk).dalam rangka menciptakan customer loyality maka BMT harus berfikir untuk menciptakan customer satisfaction terlebih dahulu. Salah satunya yaitu melalui relationship marketing yang tidak hanya mengutamakan pada bagaimana menciptakan penjualan saja tetapi bagaimana mempertahankan nasabah dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan supaya tercipta kepuasan pelanggan yang maksimal. E. Profil Koperasi Jasa Keungan Syariah Arjuna 1. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna Sebelum koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna berdiri koperasi untung suropati yang merupakan cabang dari bangil, kemudian dengan adanya kelulusan dari universitas yudharta jurusan EKI dan jurusan yang releven dengan perbankan pihak yayasan menganggap bahwa orang-orang dari dalam sendiri mampu untuk mendirikan koperasi sendiri. Tepat pada tanggal 28 september 2007 keputusan rapat yang dihadiri olej 30 orang telah menyepakati bahwa nama koperasi yang akan diciptakan bersama adalah LKS akan tetapi kita minta ijin pada dinas ternyata mereka mengatakan bahwa sebenarnya nama LKS itu tidak ada, yang ada hanyalah koperasi jasa keuangan syariah dan UJKS. Oleh kerana itulah akhirnya para anggota menyepakati nama yang dipakai adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ARJUNA. Meskipun di depan terdapat nama LKS ARJUNA akan tetapi pada hakikatnya kita tetap menggunakan nama koperasi jasa keuangan syariah sesuai dengan surat izin yang telah disahkan oleh dinas. Motivasi didirikannya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna dinaungan yayasan darut taqwa karena pihak yayasan mempunyai keinginan eksistensi di yayasan tersebut, bisa diterima oleh masyarakat sekitar, dan juga dengan adanya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna ini bisa dikatakan bahwa koperasi jasa keuangan syariah merupakn bagian dari dakwah kita pada penekanan pembelajaran para siswa-siswi ilmu fiqih tentang muamalah, dan adanya dorongan berfikir yang lebih dalam tentang

8 106 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan pengetahuan perbankan. Meskipun koperasi jasa keuangan syariah kecil akan tetapi bias memberikan kemanfatan bagi yayasan darut taqwa, yaitu diantarannya yayasan darut taqwa bisa melakukan pinjaman di koperasi jasa keuangan syariah dan tidak melakukan pinjaman di tempat luar yang berbasis syariah, sehingga dapat mempermudah dalam mengkoordinir bantuan dalam bentuk pinjaman yang ada dinaungan yayasan darut taqwa. Untuk melaksanakan amal ma ruf nahi munkar (berusaha untuk menghilangkan praktek riba). dengan memberikan pelajaran pada masyarakat baik dengan cara dakwa bil lisan maupun dengan cara bil hal. Berdasarkan realita yang ada dalam dunia pesantren banyak orang tua yang mengiginkan anaknya bisa hemat dalam menyimpan uangnya, bagaimana anak itu menjadi anak yang tidak boros dalam setiap harinya. Maka dari itu muncul ide yang berhubungan dengan keinginan dari orang tua yaitu menyimpan kiriman dari orang tua di koperasi jasa keuangan syariah bisa mendidik anak yang rajin menabung dan jauh dari sifat boros. Dengan adanya koperasi jasa keuangan syariah di yayasan dapat mempermudah pengontrolan dalam yayasan tersebut dan sekaligus menciptakan bagi EKI dan jurusan lain yang berbau tentang perbankan. Dengan ini koperasi jasa keuangan syariah dapat memberikan wadah pekerjaan bagi mahasiswa yang meempunyai releven. Koperasi jasa keuangan syariah berdiri atas kebutuhan pelayanan terhadap siswa, santri, maupun mahasiswa khususnya dalam bidang keuangan dan pembayaran. Dalam rangaka melayani kebutuhan dari tenega pengajar, guru, dosen dalam hal keuangan yang meliputi simpan pinjam. Keinginan untuk memberikan pelayanan kepada jama ah dan masyarakat sekitar dalam bidang jasa keuangan. Hal ini dikarenakan ada potensi yang sudah dilakukan oleh BPRS untung suropati untuk meminimalisir praktek riba di masyarakat sekitar. Awal pembelajaran dari pihak yayasan yaitu dari pihak ke-3 sebelum yang sebagai awal untuk menggali potensi sekaligus sumber daya manusia yanag ada di yayasan, Kerja sama ini berakhir pada tahun Setelah dirasa cukup berdirilah koperasi jasa keunagan syariah (KJKS) Arjuna.

9 Moh. Mukhsinin Syu aibi 107 Modal awal yang dimiliki koperasi jasa keuangan syariah adalah terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib serta penyertaan yaitu: a. Simpanan pokok Rp ,- b. Simpanan wajib Rp ,- c. Penyertaannya Rp ,- 2. Legalitas dan identitas lembaga koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna Koperasi mendapat legalitas dari Badan hukum koperasi dengan nomor: 504/BH/XVI.20/ /2007 (28 September 2007), dengan identitas nama yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ARJUNA dan beralamatkan di jl. Pon pes Ngalah no.16 Sengonagung Purwosari Pasuruan. 3. Visi, Misi Dan Tujuan a. Visi Setiap wahana pengembangan dan penemuan ilmu pengetahuan dengan menyelenggarakan penelitian. Pengembangan dan pengabdian masyarakat di bidang ilmu ekonomi islam dan perbankan syariah dengan spirit pluralis untuk menolak sarjana professional yang humalistik dan bermoral religius. b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan yang sistematis dan terprogram dalam bidang ekonomi islam dan perbankan syariah dan mengantarkan lulusan yang memiliki kecakapan dan kemampuan menjadi praktisi di lembaga keuangan syariah. 2) Menyelenggarakan pendidikan keilmuan dan kewirausahaan dengan paradigma demokratis education dan life education. 3) Menyelenggarkan pendidikan yang situasi dan kondisinya mencerminkan aplikasi tata nilai kehidupan masyarakat yang pluralistik 4) Mengembangkan kemampuan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan ekonomi islam sehingga interaksi social dapat terwujud dengan nilai optimal. c. Tujuan 1) Menghasilakan out put sekaligus out come yang unggul dalam penguasaan ekonomi dan perbankan syariah

10 108 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan 2) Mencetak sarjana ekonomi Islam yang mandiri, professional dan bertanggung jawab di bidangnya serta berwawasan pluralistik 3) Menciptakn sistem program studi ekonomi islam fakultas Agama Islam yang terpadu baik keilmuan,kelembagaan misi maupun kegiatannya 4) Meningkatkan mutu dan kemampuan ilmu di bidang disiplin ilmu ekonomi Islam serta mengembangkan penelitian sesuai kebutuhan nasional. 4. Jenis-Jenis Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna a. Simpanan Wadi ah 1) Wadi ah yad amanah adalah wadiah dimana sipenerima titipan tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan, selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam memelihara titipan tersebut. 2) Wadi ah yad dhammanah adalah wadi ah dimana sipenerima titipan dapat memenfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara setiap saat kala si pemilik menghendaki. b. Pembiayaan 1) Murabahah adalah akad jual beli barang menyatakan tsaman (harga perolehan) dan ribah (keuntungan/margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli, 2) Mudharabah dalam syariah mudharabah bisa dikatakan sebagai ruhnya ekonomi dalam syriah yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvesional maksudnya adalah penyerahan harta dari shohib al-mal (pemilik modal dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedeangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan laba rugi) yang disepakati. Jika terjadi kerugian ditutupi dengan laba yang diperoleh 3) Qordhul hasan yaitu Pembiayaan kebajikan. Pada pembiayaan diatas murabahah hanya 60%, mudharabah 20%, qordhul hasan 15%, murabahah mendapatkan lebih besar dalam penyaluran pembiayaan. Dikoperasi jasa keuangan syariah ini nasabah yang mengikuti aak murabahah hanya berjumalh 115 orang pada tahun 2011,

11 Moh. Mukhsinin Syu aibi 109 mudharabah 17 orang tahun 2011, qordhul hasan 10 tahun Ketentuan umum tabungan syariah a. Persyaratan 1) Tabungan syariah diperuntukkan bagi penyimpan/penabung perorangan maupun lembaga. 2) Bukti penyimpan/penabung adalah buku tabungan yang diterbitkan oleh koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna dan kartu rekening atas nama penabung yang ditata usahakan dikantor koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna. 3) Apabila buku tabungan ini hilang, penyimpan/penabung wajib melaporkan secara tertulis kepada K.J.K.S. ARJUNA dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian dengan dasar tersebut koperasi akan menerbitkan buku tabungan pengganti, selam penyimpan/penabung tidak melaporkan kehilangan tersebut kepada koperasi, maka penyimpan/penabung bertanggung jawab atas segala kerugian yang ditimbulkan oleh pihak lain sebagai akibat dari penggunaan buku tabungan yang hilang tersebut. 4) Penyimpan/penabung bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan buku tabungan. 5) Apabila terdapat perbedaan saldo pada buku tabungan dengan saldo yang tercatat pada kartu rekening, maka sebagai patokan bagi koperasi adalah saldo yang tercatat pada rekening. b. Penyetoran/pengambilan 1) Setoran awla minimal Rp ,- 2) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap waktu selama jam kerja masih buka. 3) Setiap pengambilan, penyimpanan/penabung harus menunjukan buku tabungan kepada K.J.K.S ARJUNA. 4) Pengambilan dapat diwakilkan kepada orang lain bila disertakan surat kuasa bermaterai cukup. 5) Saldo minimal yang harus disisakan sekurang-kurangnya Rp ,-

12 110 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan c. Bagi hasil 1) Bagi hasil diperhitungkan dan dibayarkan setiap akhir bulan dengan cara ditambah bukukan pada saldo terakhir yang tercatat dalam kartu tabungan atas nama penyimpanan/penabung dan sesuai dengan rata-rata saldo perbulan. 2) Tingkat bagi hasil ditetapkan dengan kesepakatan kedua belah pihak. d. Lain-lain 1) Saldo minimal Rp ,- yang tidak bermutasi selam 3 bulan berturut-turut dikenakan biaya administrasi. 2) Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan koperasi. F. Analisis Implementasi Daur Hidup Produksi di BMT Arjuna Tahap Pengembangan Produk BMT Arjuna, di tahun 2007 tahap pertama pada daur hidup produk BMT Arjuna, adalah tahap pengembangan produk yaitu produk BMT Arjuna yang masih berada dalam fase menemukan dan menyaring gagasan produk. Selama tahap ini belum ada penjualan dan yang ada adalah biaya investasi untuk mendanai pengembangan produk BMT Arjuna. BMT Arjuna mencari gagasan untuk pengembangan produk maupun menciptakan suatu produk baru yang belum ada di pasar. BMT Arjuna pada tahap ini telah mendapatkan gagasan produk berupa tabungan dengan system wadi ah kemudian dilakukan pengembangan produk dan melakukan uji coba terhadap produk tersebut sehingga selama kurang lebih empat bulan produk tersebut benar-benar layak untuk dipasarkan. Keunggulan BMT Arjuna yaitu berada di lingkungan pendidikan yang tidak kurang dari tiga ribu pelajar, dengan melakukan tes pasar pada tahap ini tidak lain hanya untuk melihat reaksi pasar apabila produk tersebut diluncurkan. Apakah masih ada kekurangan di dalamnya atau sudah cukup layak untuk di jual di pasar, dan akhirnya masyarakat sekitar menerima produk ini. Tahap Perkenalan Produk BMT Arjuna, Pada tahap perkenalan yang dijalani oleh BMT Arjuna sejak tahun yang mana BMT Arjuna adalah salah satu dari segelintir BMT yang berdiri di wilayah barat Kabupaten Pasuruan, sejak didirikannya pada 27 September 2007, dan pada tahun 2015 usia BMT ini genap 8 tahun. Dalam tahapantahapan yang ada pada daur hidup produk, BMT Arjuna ini sudah

13 Moh. Mukhsinin Syu aibi 111 melewati tahap pengenalan dan pertumbuhan serta sekarang memasuki tahap kedewasaan. Dimana, pada tahap pengenalan dilalui selama 3 tahun, ditahap ini produk masih baru dan masyarakat belum mengenal produk yang ditawarkan BMT Arjuna, mengingat dari jumlah 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan 5 diantaranya berada di wilayah bagian barat yang notabenenya cenderung pada sistem konvensional. Dari situlah BMT Arjuna terus melakukan promosi ke berbagai lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar khususnya.daur hidup produk sangat membantu menginterpretasikan dinamika produk dan pasar serta dapat digunakan untuk perencanaan serta pengendalian, namun tak lepas dari kritik, salah satunya kurang bermanfaat sebagai alat untuk melakukan peramalan.selain itu pola daur hidup produk terlalu berbeda-beda bentuk dan durasinya.daur hidup produk tidak memiliki sesuatu yang dimiliki organisme hidup, yaitu urutan tahap-tahap yang tetap dan lama pada tiap tahapnya. Para pemasar juga tidak mengetahui ditahap apa produk tertentu sedang berada. Suatu produk mungkin masuk pada tahap dewasa, namun sebenarnya baru mencapai masa mendatar menjelang terjadinya kenaikan tahap lain. Tahap Pertumbuhan BMT Arjuna, tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen berikutnya mulai membeli produk itu. Para pesaing baru memasuki pasar, karena tertarik dengan peluang produksi dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan fitur produk baru dan memperluas jaringan produksi. BMT Arjuna sudah telah melewati tahap perkenalan selama 3,5 tahun, dan setelah itu sampai saat ini BMT Arjuna memasuki tahap pertumbuhan, dimana dahulu masyarakat belum mengenal sekarang sudah memahami dan nasabahpun terus meningkat. Di tahap ini pesaing mulai memasuki pasar terbukti dengan adanya tiga lembaga keuangan yang menerapkan sistem syariah di kecamatan purwosari, dari situ, BMT Arjuna dalam upayanya terus meningkatkan kualitas produk agar nasabah lama tidak beralih kepada pesaing dan berharap nasabah baru terus meningkat Tahap Kedewasaan BMT Arjuna, pada tahap kedewasaan ini yang dimulai sejak awal tahun Penjualan produk BMT Arjuna terus meningkat dan akan mencapai puncak, kemudian turun secara perlahan seiring mulai gencarnya para pesaing yang masuk pada industry atau segmen pasar tersebut. Dalam tahap ini laba relative stabil dan pada

14 112 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan akhirnya juga akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan banyaknya pesaing yang masuk. G. Kesimpulan Implementasi daur hidup produksi yang adadi BMT Arjuna Purwosari Pasuruan masih mulai pada tahap kedewasaan.tahun 2007 merupakan tahap pengembangan produk yang masih menekankan gagasan sebuah ide produk, pada tahun merupakan tahap perkenalan produk dan pertumbuhan produk. Pada tahap perkenalan BMT Arjuna menekankan strategi promosi dikarenakan pada tahap ini produk benar-benar masih baru dan masyarakat belum mengenal serta belum mengetahui sistem yang diterapkan. Promosi yang diterapkan pada tahap perkenalan adalah periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Pada tahun adalah tahap pertumbuhan bagi BMT Arjuna, masyarakat sudah mengenal produk dan sistem yang diterapkan oleh BMT Arjuna dan pesaing mulai masuk pasar, meskipun demikian strategi promosi tetap diterapkan dan ditambah lagi strategi distribusi pada tahap pertumbuhan ini serta memaksimumkan pangsa pasar. Pada tahun 2015 BMT Arjuna mulai masuk pada tahap kedewasaan sehingga strategi yang dilakukan oleh BMT Arjuna adalah tetap mempertahankan dan memaksimumkan pangsa pasar. Setelah adanya implementasi daur hidup produksiyang adadi BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan BMT Arjuna dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu 1. Memberikan perhatian kepada nasabahnya; 2. Saling menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut mengenai nasabah; 4. Memberikan keuntungan kepada nasabah. Daftar Pustaka Abdullah, Amin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT. Grasindo Al Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah.Jakarta: Rajawali Press Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam (Implementasi Etika Islami untuk Dunia Usaha). Bandung: Alfa Beta Basrowi, Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

15 Moh. Mukhsinin Syu aibi 113 Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah.Bandung: Linda Karya Creswell, John W. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Departemen Agama. Al Qur an & Terjemahannya.Bandung: J-Art Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islami (Tataran Teoritis dn Praktisis). Malang: UIN Press Fauzia, Ika Yunia. Etika Bisnis Islam. Jakarta: Kencana Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Malang: Bumi Aksara Hasan, Ali. Maeketing Bank Syariah (Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah). Bogor: Ghalia Indonesia Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hasan, Ali. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Syariah. Tesis- -UII, Yogyakarta Hermawan, Agus. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga Indranata, Iskandar. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: UIP Karim,Adiwarman. Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta: Rajawali Kasmir.Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan.Ketiga. Jakarta: PT. Indeks Narbuko, Cholid dkk. Metodologi Penelitian, cet.8. Jakarta: PT Bumi Aksara Nawawi, Ismail. Manajemen Perbankan Syariah (Teori, Pengantar Praktik dan Isu-isu Kontemporer Perkembangan dan Pengembangan Industri Perbankan Syariah). Jakarta: VIV Press Rodoni, Ahmad. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul, Sangaji, Etta Mamang, Sopiah. Perilaku Konsumen (Pendekatan Praktis). Yogyakarta: Andi Sulisyanto.Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Triyuwono, Iwan. Akuntansi Syariah (Perspektif, Metodologi, dan Teori. Jakarta: Rajawali Press

16 114 Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan Wahyudi, Ilham. Efektifitas Strategi Pemasaran Produk dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif (Studi pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan). Tesis--UIN Sunan Ampel, Surabaya Wijaya, Amin. Manajemen Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Harvarindo

BAB V PENUTUP. wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di BMT Arjuna. Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tentang Daur Hidup produksi

BAB V PENUTUP. wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di BMT Arjuna. Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tentang Daur Hidup produksi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di BMT Arjuna Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tentang Daur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif seperti sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi perlu menyusun dan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus dilakukan oleh para produsen dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar lebih berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan marketing mix (bauran pemasaran) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Ginggang Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa BMT BUS Cabang Ginggang memliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka mengenalkan produk pada konsumen dan ini akan menjadi sangat penting karena akan berkaitan dengan keuntungan-keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi dalam pembangunan dan perkembanganya tidaklah terlepas dari peran serta lembaga keuangan. Lembaga keuangan pada prinsipnya sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. 1 Sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis sebagai akibat adanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis sebagai akibat adanya globalisasi, perdagangan bebas, dan kemajuan teknologi membawa dampak pada perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan Indonesia di era modern saat ini mulai menunjukkan kemajuannya. Dengan kehadiran sistem perbankan syariah di dalamnya yang menjadikan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri perbankan membuat persaingan antara bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar yang ada, di sini perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembang perekonomian suatu negara semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai proyek pembangunan, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan menggunakan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kehidupan dunia yang semakin berkembang, transaksi serta kegiatan ekonomi masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan keuangan. Maka dari itu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian di Indonesia, perbankan memiliki peran yang strategis dalam bidang moneter. Bank Indonesia yang merupakan induk dari perbankan yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragama akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak zaman kejayaan Islam, yang mana pada akhir tahun 1970-an mulailah berdiri bank yang mengadopsi sistem syariah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal berarti rumah dana dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tersebut. 1 Persaingan antar lembaga keuangan syariah saat ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Produk Sirela Yang Diterapkan KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera Dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO BAB IV ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO A. Analisis Pemasaran Produk Tabungan ib Muamalat Prima di Bank Muamalat Indonesia KCP Mojokerto Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja

DAFTAR PUSTAKA. Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. --------------------, Manajemen Strategik; Konsep Dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi barang, jasa, dan gagasan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT JOGJATAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT JOGJATAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT JOGJATAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Oleh Nugroho Saputro 10.12.5060 S1-SI-2J PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang menginginkan jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang menginginkan jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah 1. Bank syariah merupakan lembaga keuangan bank yang dikelola dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Data yang disajikan pada bab ini akan diuraikan secara deskriptif yang diperoleh dari hasil wawancara, yaitu 2 orang responden dan 1 orang informan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia, manusia selalu dihadapkan pada sejumlah ketidakpastian yang bisa menyebabkan kerugian finansial di masa yang akan datang. Manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Didalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut ketentuan umum Pasal 1 menyebutkan pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang kegiatan usahanya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari sektor perbankan pada tahun 1991 dengan pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pemasaran semakin disadari penting dalam kegiatan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pemasaran semakin disadari penting dalam kegiatan bisnis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pemasaran semakin disadari penting dalam kegiatan bisnis. Perluasan pasar dalam bentuk ekspor misalnya semakin disadari sulit berhasil, apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan tuntutan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia saat ini. Adanya pendapat bahwa sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industry modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami peningkatan pesat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Baitul Maal Wat Tamwil atau yang biasa dikenal dengan BMT merupakan lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT mempunyai visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) SIRELA adalah produk simpanan yang ada di BMT BUS yang dikelola berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini telah bekembang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembagalembaga keuangan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan utama lembaga keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit (Konvensional) atau pembiayaan (Syariah) kepada masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Aspek kepercayaan adalah modal utama bisnis lembaga keuangan, semakin lembaga keuangan menunjukkan eksistensinya semakin tinggi pula kepercayaan anggota terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, dapat digolongkan menjadi dua, yakni Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian 72 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian pedagang di Pasar Trangkil Dalam Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha agar ia mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary sangat ditentukan oleh kemampuan bank tersebut dalam menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar 6,5 persen dari tahun 2010. 1 Sekarang ekonomi Indonesia lebih terintegrasi ke dalam ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bank syariah di Indonesia masih perlu disosialisasikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bank syariah di Indonesia masih perlu disosialisasikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir tergolong pesat, khususnya pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk mengurangi dualisme ekonomi keuangan di Indonesia. Dualisme

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk mengurangi dualisme ekonomi keuangan di Indonesia. Dualisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga keuangan, dalam hal ini koperasi syariah merupakan alternatif untuk mengurangi dualisme ekonomi keuangan di Indonesia. Dualisme keuangan ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah didorong oleh dua alasan utama yaitu adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PEMASARAN DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN

BAB III TINJAUAN UMUM PEMASARAN DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN BAB III TINJAUAN UMUM PEMASARAN DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Secara umum pemasaran adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BMT ISLAMIC CENTRE KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BMT ISLAMIC CENTRE KABUPATEN CIREBON SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BMT ISLAMIC CENTRE KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya bank Islam di Negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah sesuai UU No.21 tahun 2008 adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh umat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim dan harus selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan untuk mendirikan keberadaan lembaga-lembaga keuangan syari ah,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan untuk mendirikan keberadaan lembaga-lembaga keuangan syari ah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syari ah merupakan instrument penting dalam pembangunan ekonomi, dimana masyarakat atau negara tidak dapat mengabaikan kepentingan untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir sangat signifikan baik dilihat dari sapek kelembagaan, maupun dari perkembangan asset, dan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi

Lebih terperinci

Relationship marketing selanjutnya disebut RM berkembang dalam

Relationship marketing selanjutnya disebut RM berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Relationship marketing selanjutnya disebut RM berkembang dalam dunia bisnis karena para pelaku bisnis menyadari bahwa untuk mengembangkan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Analisis Manajemen Marketing. Dalam hal memenej,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Perusahaan perbankan dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya selalu mengutamakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Tabungan SHaRi 1. Pengertian Tabungan SHaRi Menurut Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, tabungan dalah simpanan berdasarkan wadi ah/atau investasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN SYARIAH BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN SYARIAH A. Strategi Pemasaran produk Simpanan (Simpanan Berjangka Mudharabah) yang diterapkan pada BMT Mitra Hasanah Genuk Semarang Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Namun, dibalik peningkatan ini, terdapat beberapa permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Namun, dibalik peningkatan ini, terdapat beberapa permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ranah perbankan syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan, hal ini di karenakan meningkatnya minat pelanggan terhadap perbankan berbasis syariah di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin. meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin. meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai proyek pembangunan, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dari waktu ke waktu. Hal ini karena, hampir semua sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dari waktu ke waktu. Hal ini karena, hampir semua sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan lokomotif pembangunan ekonomi yang mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku didalam suatu masyarakat. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku didalam suatu masyarakat. Jadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF. 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF. 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF A. Produk yang Diunggulkan KJKS BINAMA 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) a. Didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perbankan syariah di Indonesia kini semakin gencar semenjak kemunculnya pada tahun 1992. Walaupun perkembangannya tergolong lambat bila dibanding dengan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan industri perbankan yang semakin kompetitif dan dengan banyaknya jumlah bank yang berdiri belakangan ini, terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan lembaga keuangan syariah bank atau non bank di Indonesia adalah satu sisi yang menarik untuk dikaji. Ada optimisme yang besar bagi pendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ib Pendidikan 1. Pengertian Tabungan ib Pendidikan Tabungan ib Pendidikan merupakan jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT secara defenisi adalah balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuka semua tabir kerapuhan perbankan konvensional. Akibat krisis ekonomi tersebut telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH Sudah menjadi keharusan bagi bank syari ah untuk menerapkan prinsip keadilan dalam pengelolaannya. Prinsip keadilan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT. Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti

BAB IV PEMBAHASAN. A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT. Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti BAB IV PEMBAHASAN A. Strategi Promosi Pada Produk SIM A (Simpanan Anak-Anak) di BMT Citra Keuangan Syariah Comal Dalam memasarkan produk-produknya BMT CKS Comal mengikuti teori-teori promosi yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai berkembang, berbagai produk keuangan berbasis syariah kini telah menjadi fenomena kontemporer yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari munculnya perbankan syari ah di Indonesia pada era 1990-an, pertumbuhan bank syari ah di indonesia saat ini begitu pesat. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam sudah ada dan sudah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, merupakan pasar potensial bagi pengembangan bank syariah. Keberadaan umat Islam dengan berbagai macam

Lebih terperinci