Sistem Otomatisasi Penyuplai Uap Panas pada Sistem Boiler berbasis Programmable Logic Controller

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Otomatisasi Penyuplai Uap Panas pada Sistem Boiler berbasis Programmable Logic Controller"

Transkripsi

1 26 Sistem Otomatisasi Penyuplai Uap Panas pada Sistem Boiler berbasis Programmable Logic Controller Seno Darmawan Panjaitan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura senopanjaitan@gmail.com Abstract This paper presents the research result regarding integrated control systems for two units boiler to maintain the hot steam supply. Programmable Logic Controller (PLC) has been applied as the main controller programmed by one of the IEC standard programming, i.e. Ladder Diagram. The plant was designed as a simulator of hot steam supplier with two boilers that could collaborate to maintain the supply continuity focusing on the hospital subsistem such as sterilization and ironing. Timing diagram has been used to describe and analyse the activation of each component (i.e. sensors and actuators). In the experiment result, the control system could work properly to maintain the hot steam supplier although one of the source was broken. Keywords Boiler, Hot steam supply, PLC, Automation, Integrated control 1. Pendahuluan Kontinuitas penyediaan uap panas menjadi penting dengan berkembangnya industri-industri yang sebagian prosesnya membutuhkan suplai uap tersebut. Selain dalam bidang industri, uap air panas juga sering dipergunakan pada bidang pertanian dalam proses pembuatan bibit melalui kultur jaringan dan pada bidang kesehatan untuk proses sterilisasi. Untuk rumah sakit yang membutuhkan proses sterilisasi, dimana pakaian dan alat-alat kedokteran yang telah digunakan harus dibersihkan untuk mencegah infeksi, maka uap panas menjadi sangat penting. Disamping itu uap yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk proses penyetrikaan. Sebuah observasi lapangan dilakukan di Rumah Sakit Santo Antonius (RSSA) yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di kota Pontianak. Beberapa data yang didapat antara lain: data sistem kendali suplai air pada boiler, data sistem kendali suplai uap ke alat setrika, dan data delay boiler menghasilkan uap pada saat diaktifkan. Pada RSSA, uap air memegang peran yang sangat penting dalam proses pelayanan khususnya proses penyetrikaan dan sterilisasi. Terhentinya suplai uap panas akan menghambat proses penyetrikaan kain oleh karena sumber panas setrika berasal dari uap air panas yang dihasilkan oleh boiler. Agar proses penyetrikaan tidak terganggu, maka diperlukan suplai uap air panas secara kontinu. Dari hasil pemantauan pada sistem yang ada saat ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah pendeteksi kebocoran saluran air atau pendeteksi aliran air. Untuk itu, pendeteksian kebocoran pipa yang sekaligus memiliki hubungan langsung dengan proses pengendalian menjadi hal yang penting. Untuk memenuhi kontinuitas dari suplai uap panas, maka perlu dibangun sumber cadangan untuk mengantisipasi gagal suplai dari sumber utama. Namun hal ini kurang optimal dikarenakan terdapat sistem boiler yang harus stand-by sehingga dipandang tidak efektif dalam hal biaya atau energi yang dikeluarkan. Untuk itu, integrasi dari bbebetapa sistem menjadi penting sehingga salah satu sumber dapat juga menyuplai tanpa harus menunggu sumber lain mengalami keadaan rusak. Sebagai unit pengendali, Programmable Logic Controller (PLC) [1,2,3] merupakan perangkat keras pengendali yang dapat diprogram untuk menjalankan algoritma kendali yang diinginkan. Alasan pemakaian PLC sebagai pengendali adalah karena PLC memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan pengendali konvensional. Beberapa kelebihan PLC antara lain: kemudahan dalam melakukan instalasi, kemudahan dalam melakukan pengembangan dan modifikasi sistem, dan kemudahan dalam melakukan pemograman. Hasil penelitian yang disajikan dalam artikel ini menitikberatkan pada desain sistem integrasi kendali dua unit boiler dan dua unit pompa air yang bekerja secara paralel. Apabila terjadi gangguan pada salah satu boiler atau pompa, maka secara otomatis, kerja boiler atau pompa yang mengalami gangguan akan digantikan oleh boiler atau pompa yang lain. Dua fitur kendali yang dibuthkan dalam perancangan adalah: menjaga kestabilan kuantitas supali air ke dalam boiler dan mempertahankan kondisi pemanasan normal serta integrasi antara unit-unit boiler yang digunakan. Kondisi pemanasan normal pada boiler dipertahankan untuk menjaga suhu air tetap pada suhu yang cukup untuk menghasilkan tekanan uap panas. Penggunaan 1 unit boiler yang bekerja terus menerus selama proses menyetrika, sangat beresiko terjadi kerusakan karena harus bekerja ekstra tanpa di bantu boiler lain, kondisi seperti ini tentu akan mempengaruhi pelayanan di rumah sakit. Apabila terjadi kerusakan, proses menyetrika akan terhenti karena tidak ada sumber uap panas. Untuk itu sangat perlu dilakukan perancangan sistem integrasi boiler untuk mencegah gangguan suplai uap panas.

2 27 2. Perancangan Simulator Sistem Integrasi Penyulai Uap Panas Untuk mengintegrasi dua boiler diperlukan penghubung pada masing-masing boiler. Air dan uap air panas akan melewati penghubung sebelum disuplai ke bagian penyetrika. Pada sistem manual, untuk mengendalikan suplai air dan uap panas masih menggunakan keran, pada sistem yang dirancang ini pengendalian suplai air dan uap panas menggunakan katup solenoid yang dikendalikan oleh PLC. Pada Gambar 1 disajikan skema dari simulator integrasi dua unit boiler. Setiap perubahan boiler yang diaktifkan maka katup 1 sampai dengan katup 10 (K1 sampai K10) akan menyesuaikan berdasarkan kondisi masukan yang masuk ke PLC, dimana masukan PLC ini mewakili sensor yang dipakai. Pada perancangan ini status logika katup yang aktif ditandai dengan lampu indikator. Sementara itu sensor terpasang disimulasikan dengan sebuah potensiometer yang kondisinya dapat dilihat dari lampu indikator. Pada saat katup tertutup maka lampu indikatornya akan padam, sebaliknya apabila katup terbuka maka lampu indikator akan menyala. Lampu indikator pada sensor berfungsi untuk menunjukan level tertentu yang terdeteksi oleh sensor. Setiap level yang terdeteksi akan diterima PLC sebagai masukan, dan PLC akan memberikan respon berupa pengaturan katup. Pada Gambar dapat dilihat jalur pipa dari pompa ke boiler dan ke alat seterika. Jalur yang yang menuju Out 1adalah jalur satu, sedangkan jalur yang menuju Out 2 adalah jalur dua. Kedua jalur memiliki fungsi yang sama. Pada kondisi tertentu dimana kebutuhan uap tidak dapat disuplai oleh hanya satu sumber, maka kedua jalur tersebut akan bekerja secara bersamaan. Apabila terdapat gangguan pada salah satu jalur maka jalur tersebut akan dibantu oleh jalur lain dengan mengatur katup dengan bantuan Programmable Logic Controller (PLC). Simulator kendali yang telah dirancang akan digunakan dalam validasi konsep pengendalian suplai uap panas dengan dua sumber boiler dan dua saluran keluaran yang menuju kepada dua sistem penyeterikaan. 3. Perancangan Sistem Kendali Integrasi Penyulai Uap Panas Sistem kendali integrasi penyuplai uap panas terdiri dari beberapa komponen kendali seperti yang disajikan pada Gambar 2. Personal Computer (PC) digunakan hanya pada proses pemrograman PLC dengan menggunakan bahasa Ladder Diagram (LD). Setelah program terunggah ke PLC maka koneksi PC dapat dilepas dan PLC dapat dijalankan untuk melakukan proses pengendalian. Gambar 1. Diagram Blok Simulator yang dibangun. Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kendali Integrasi Dua Unit Boiler Pada sistem yang akan dikendalikan ini, hal yang penting adalah pengendalian aktivasi dari katup-katup yang ada. Apabila terjadi kesalahan logika kendali maka dapat berakibat tertanggunya suplai air ke boiler terganggu yang akan menyebabkan pemanasan berlebih dan boiler dapat meledak. Untuk meminimalkan kemungkinan adanya kekurangan suplai air pada boiler, maka pada sistem ini dilengkapi pendeteksi level air pada boiler yang terhubung ke PLC. Sistem kerja dari proses pengendalian integrasi dua unit boiler dapat dilihat pada Gambar 3. Pada diagram alir tersebut terlihat proses kerjasama dari dua boiler untuk mengatur agar suplai uap panas dapat secara kontinu dialirkan ke kendalian yang dalam hal ini adalah kendalian. Dalam pengendalian, level air dikontrol agar tetap dapat menghasilkan pemanasan normal yang diinginkan. Jika kuantitas air yang diperlukan kurang, maka pompa diaktifkan untuk memenuhi nilai yang diinginkan. Suhu air dalam masing-masing unit boiler dijaga agar dapat digunakan untuk menghasilkan uap panas yang diinginkan. Suplai uap tidak hanya

3 28 berhubungan dengan suhu pada uap panas tetapi juga pada tekanan uap yang dihasilkan. Jika tekanan uap normal maka katup-katup tertentu akan terbuka sebagai jalur pengaliran uap. Untuk Jalur 1, maka katup 7 dan 9 akan terbuka, dan untuk jalur 2 maka katup 8 dan 10 akan terbuka. Masing-masing jalur bertujuan untuk menyuplai aliran upa panas ke dua sistem penyeterikaan pada rumah sakit. Prosedur kerja yang diinginkan dituangkan ke dalam prosedur kendali dari simulator yang dibangun. Proses dimulai dengan menekan tombol start, dan untuk menghentikan proses diperlukan menekan saklar stop. Kedua saklar ini menjadi masukan pada PLC. Ketika proses dimulai dengan menekan saklar start, masukan start pada PLC berlogika 1, dengan sendirinya program akan mulai membaca masukan yang lain. PLC akan membaca sensor-sensor yang ada (disimulasikan dengan saklar). Sensor akan membaca level air pada boiler, sensor akan memberikan informasi kepada PLC untuk menghidupkan pompa dan mengatur katup. Apabila level air menunjukkan dibawah level yang diinginkan, maka PLC akan menghidupkan pompa. Jika tidak terdapat ganguan pada Boiler dan pompa, maka PLC akan mengatur katup mana saja yang terbuka untuk menyuplai uap dan air, katup akan membuka dan menutup sesuai dengan masukan yang diberikan. Pada saat proses sedang berjalan, bila pada boiler dan pompa yang aktif terjadi kerusakan, maka PLC akan membaca kembali data masukan dan akan mengatur kembali katup suplai air dan uap. 4. Perancangan Perangkat Lunak Kendali Selanjutnya proses pemrograman PLC dilakukan dengan menggunakan bahasa Ladder Diagram (LD). Untuk masukan dan keluaran PLC, maka pengalamatan perlu dilakukan. Tabel 1 dan 2 menyajikan daftar masukan dan keluaran pada modul PLC. Masukan dan keluaran ini terhubungan ke simulator yang telah dibangun. Program LD yang dibangun dan diunggah ke PLC merupakan algoritma kendali yang akan menerima informasi dari modul masukan PLC dan selanjutnya keluaran akan diperbaharui berdasarkan data masukan dan program yang dibangun. Tabel 1. Alamat Masukan pada PLC Keterangan Alamat Sensor tekanan uap1 ( STU1 ) Sensor tekanan uap 2 ( STU2 ) Sensor suhu air 1 ( A1 ) Sensor suhu air 2 ( A2 ) Sensor level air 1 ( B1 ) Sensor level air 2 ( B2 ) Sensor aliran air 1 ( SA1 ) Sensor aliran air 2 ( SA2 ) Boiler 1 ( C1 ) Boiler 2 ( C2 ) Start ( ON ) Stop( OFF ) Tabel 2. Alamat Keluaran pada PLC Keterangan Alamat Katup 1 (K1) Katup 2 (K2) Katup 3 (K3) Katup 4 (K4) Katup 5 (K5) Katup 6 (K6) Katup 7 (K7) Katup 8 (K8) Katup 9 (K9) Katup 10 (K10) Setrika 1 (Out 1) Setrika 2 (Out 2) Pompa 1 (P1) Pompa 2 (P2) Q0.2.0 Q0.2.1 Q0.2.2 Q0.2.3 Q0.2.4 Q0.2.5 Q0.2.6 Q0.2.7 Q0.2.8 Q0.2.9 Q Q Q0.3.0 Q0.3.1 I0.0.0 I0.0.1 I0.0.2 I0.0.3 I0.0.4 I0.0.5 I0.0.6 I0.0.7 I0.0.8 I0.0.9 I I Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengendalian Sistem Integrasi Dua Unit Boiler. Program LD yang telah dibangun untuk pengendalian sistem integrasi dua unit boiler disajikan pada Gambar 4. Program ini terdiri dari 10 bagian pemrograman. Bagian 1 (Program Mengaktifkan Sistem) bertujuan untuk mengaktifkan sistem, pada row 0 SR berlogika 1. SR adalah fungsi set atau tombol start yang telah diberi alamat di program PLC untuk memulai menjalankan sistem. Sebelum sistem dijalankan semua katup dalam keadaan tertutup. Pada kondisi ini, sensor level air bekerja mendeteksi level air yang ada dalam boiler. Level air yang terdeteksi akan disampaikan ke PLC, dan PLC akan memperbaharui pengaturan katup sesuai dengan kondisi yang terdeteksi.

4 29 Pada Bagian 2 (Pengisian air pada boiler 1 dan 2), apabila pompa dan katup berlogika 1 maka pompa aktif dan katup terbuka. Pada row 3 B1 dan row 10 B2 (sensor level air 1 dan 2) berlogika 1 akan mengaktifkan P1 row 4 dan P2 row 11 ( pompa 1 dan 2 ). P1 aktif, maka K1 ( katup 1 ) row 5 dan K5 ( katup 5 ) row 9 berlogika 1. P2 aktif, maka K2 row 12 dan K6 row 16 berlogika 1. SA1 row 6 dan SA2 row 13 (sensor aliran air 1 an 2) mendeteksi aliran air, apabila ada aliran air berlogika 0 dan tidak ada aliran berlogika 1. Pada kondisi ini pada kondisi ini SA1 dan SA2 berlogika 0. Gambar 4. Program LD untuk Sistem Integrasi Dua Unit Boiler Pada Bagian 3 (Kondisi tidak terdapatnya aliran air pada jalur 1), jika terjadi kondisi SA1 berlogika 1, maka T1 ( timer 1 ) row 6 akan aktif. Timer berfungsi menghitung waktu untuk menutup katup dan mematikan pompa. Sesuai dengan program yang dibuat, maka apabila dalam waktu 5 detik SA1 berlogika 1 maka M1 row 6 akan aktif. M1 akan mematikan P1, K1 dan K6. M1 akan membuka K4 row 17. Sehingga kerja P1 digantikan oleh P2 serta kerja K1 dan K6 digantikan P4 menyuplai air pada boiler 1. Pada Bagian 4 (Kondisi tidak terdapat aliran air pada jalur 2), SA2 berlogika 1. Jika SA2 berlogika 1 maka T2 row 13 aktif. Dalam waktu 5 detik akan mengaktifkan M2 row 13 berlogika 1. Jika M2 berlogika 1 maka akan mematikan P2, K2 dan K6. K3 row 18 akan aktif atau berlogika 1 mengantikan kerja K2 dan K6 menyuplai air pada boiler 2. Di Bagian 5 (Pemanasan air), C1 row 10 berlogika 1, C2 row 22 berlogika 1, ini berarti level air dalam boiler sudah normal dan pemanas mulai dinyalakan. Karna C1 dan C2 aktif, maka A1 row 10 dan A2 row 22 ( sensor suhu ) mendeteksi kenaikan suhu air setelah pemanasan. A1 dan A2 berlogika 1 bila mendeteksi panas normal air hasil pembakaran dalam boiler. Di Bagian 6 (Boiler menyuplai uap), setelah A1 dan A2 berlogika 1, maka STU1 row 25 dan STU2 row 26 akan mendeteksi tekanan uap. Apabila tekanan uap yang melewati STU1 dan STU2 cukup, maka sensor akan memberi masukan ke PLC untuk membuka K9 dan K10. Pada saat K9 row 19 dan K10 row 22 terbuka, berarti STK1 (penyetrika 1) row 20 dan STK2 (penyetrika 2) row 23 mendapatkan suplai uap. Pada Bagian 7 (Tekanan uap pada jalur 2 rendah) terjadi pengalihan suplai uap, STU2 tidak mendeteksi adanya aliran uap yang cukup maka K10 0. STU2 berlogika 0, maka PLC akan membuka K7 1 row 25 untuk menyuplai uap pada STK2. Program pada Bagian 8 (Tekanan uap pada jalur 1 di bawah standar) adalah kebalikan program pada Bagian 7. Pada kondisi ini STU1 tidak mendeteksi aliran uap. STU1 berlogika 0, maka K9 row 19 berlogika 0 dan K8 row 26 akan berloka 1 untuk menyuplai uap ke STK1. Program pada Bagian 9 (Kondisi level air pada boiler 2 rendah) digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan salah satu boiler dan pompa pada saat sistem sedang berjalan. Pada Bagian ini, boiler 2 dan pompa 1 mengalami kerusakan dan boiler memerlukan suplai air. Row 22 C2 berlogika 0, berarti boiler pada posisi off, secara otomatis STU2 akan berlogika 0, karena aliran uap tidak ada, sehingga PLC akan menutup K10. Row 22 A2 berlogika 0 ketika boiler off. K10 berlogika 0 maka PLC akan membuka K7 untuk menyuplai uap pada STK2. B1 mendeteksi level air rendah pada C1, maka PLC akan menghidupkan P1, pada row 6 SA1 berlogika 0, berarti tidak ada aliran air setelah pompa aktif. Kondisi ini akan mengaktifkan P2 sebagai pengganti P1. K2 dan K6 berlogika 1. Sementara itu, pada Bagian 10 (Kondisi level air

5 30 pada boiler 1 di bawah standar), boiler 1 dan pompa 2 mengalami gangguan dan boiler 1 memerlukan suplai air. Row 19 C1 berlogika 0, berarti boiler pada posisi off, secara otomatis STU1 akan berlogika 0, karna aliran uap tidak ada, sehingga PLC akan menutup K9. Row 19 A1 berlogika 0 ketika boiler off. K9 berlogika 0 maka PLC akan membuka K8 untuk menyuplai uap pada STK2. B2 mendeteksi level air rendah pada C2, maka PLC akan menghidupkan P2, pada row 13 SA2 berlogika 0, berarti tidak ada aliran air setelah pompa diaktifkan. Kondisi ini akan mengaktifkan P2 sebagai pengganti P1. K2 dan K6 berlogika 1. Sistem berjalan dengan baik diperlihatkan oleh kondisi C1 dan C2 aktif, B1 dan B2 mendeteksi level air rendah. P1 aktif K1 dan K5 terbuka, P2 aktif, K2 dan K6 terbuka. Sedangkan K3 dan K4 tertutup, karena K3 terbuka jika K2 tertutup atau SA2 tidak mendeteksi aliran air saat C2 aktif, dan K4 terbuka jika K1 tertutup atau SA1 tidak mendeteksi aliran air saat C1 aktif. A1 dan A2 mendeteksi panas air dalam boiler. STU1 dan STU2 mendeteksi tekanan uap dan memberi masukan ke PLC membuka K9 dan K10. Sebaliknya, sistem tidak berjalan dengan baik jika semua sensor tidak mendeteksi adanya masukan ke PLC, dalam kondisi ini timer T3 ( row 28 ) yang terhubung dengan M3 (sebagai kontak) akan mematikan sistem sesuai dengan waktu yang telah terprogram pada T3 yaitu 5 detik. 5. Pengujian and Analisis Pengujian sistem dengan menjalankan program yang telah diunggah ke dalam memori PLC dilakukan pada semua bagian program untuk melihat unjuk kerja dari rancangan yang telah dibuat. Gambar 5 mengilustrasikan pengaktifan sistem kendali integrasi dua unit boiler (Bagian 1) dengan menggunakan diagram pewaktu. Pengaktifan diatur oleh masukan I (Variabel Start) untuk memulai dan untuk stop sistem diatur oleh I (Variabel Stop). Pada kondisi ini digunakan operasi set-reset. Apabila masukan Set ( I ) berlogika 1 maka SR akan berlogika 1. Untuk menonaktifkan sistem ( I ) diberi logika 1 pada reset ( I ). Gambar 5. Pengujian Bagian 1(Mengaktifkan Sistem) Ketika sistem telah aktif, maka sensor akan mulai bekerja (Bagian 2: Pengisian air pada Boiler 1 dan 2). B1 dan B2 masing-masing akan berlogika 0 menandakan level air pada boiler rendah, maka boiler akan mengaktifkan pompa. P1 (Q0.3.0) dan P2 (Q0.3.1) berlogika 1 untuk menyuplai air ke boiler. Aliran air yang melewati SA1 (I0.0.6) dan SA2 (I0.0.7) terdeteksi untuk diinput ke PLC. PLC akan mengaktipkan K1 (Q0.2.0), K5 (Q0.2.4) pada jalur satu dan K2 (Q0.2.1), K6 (Q0.2.5) pada Jalur 2. Pada saat proses menyuplai air, sensor terus bekerja mendeteksi aliran air untuk mengatasi terjadinya kekurangan suplai air, serta dapat mendeteksi adanya kerusakan pada pompa. Pada pengujian Bagian 3, diaram pewaktu ditampilkan pada Gambar 6. SA1 (I0.0.6) mendeteksi tidak adanya aliran air. Apabila terdeteksi tidak ada aliran air maka PLC akan mengaktifkan Pewaktu (T1) untuk mengatur ulang katup dengan M1. M1 adalah flag register dari T1 yang digunakan untuk mengaktifkan K4 (Q0.2.3). Jika K4 (Q0.2.3) berlogika 1 maka K1 (Q0.2.0) dan K5 (Q0.2.4) akan berlogika 0. Waktu T1 dalam Program sistem integrasi dua unit boiler adalah 5 detik, berarti setelah 5 detik T1 aktif maka M1 akan aktif. Gambar 6. Pengujian Bagian 3 (Kondisi tidak ada Aliran Air pada Jalur 1) Pengujian Bagian 4 dari program serupa dengan Bagian 3 namun diaplkasikan pada Jalur 2. SA2 ( I0.0.7 ) mendeteksi tidak ada aliran air pada jalur 2. Apabila tidak ada aliran air pada maka PLC akan mengaktifkan Pewaktu T2 untuk mengatur ulang katup dengan M2. M2 adalah flag register dari T2 untuk mengaktifkank3 (Q0.2.2). Jika K3 (Q0.2.2) berlogika 1 maka K2 (Q0.2.1) dan K6 (Q0.2.5) akan berlogika 0. Waktu T2 dalam Program sistem integrasi dua unit boiler adalah 5 detik, berarti setelah 5 detik T2 aktif maka M2 akan aktif. Pada pengujian Bagian 5 (Gambar 7), setelah level air dalam boiler cukup maka pemanas akan dinyalakan, C1 (I0.0.8) dan C2 (I0.0.9) berlogika 1. Pada saat level air cukup maka P1 (Q0.3.0) dan P2 (Q0.3.1) akan berhenti, karena B1 (I0.0.4) dan B2 (I0.0.5) memberi masukan ke PLC untuk menonaktifkan B1 (I0.0.4) dan B2 (I0.0.5). Setelah B1 (I0.0.4) dan B2 (I0.0.5) berlogika 1 maka A1 (I0.0.2) dan A2 (I0.0.3) akan mendeteksi suhu air hasil pembakaran. B1 (I0.0.4) dan B2 (I0.0.5) sangat berpengaruh ketika terjadi poses pembakaran, karena level air harus normal. Ketika level air rendah maka air harus segera disuplai karena pemanas akan berhenti dan suplai uap akan terganggu yang berakibat pada tidak tercapainya kondisi pemanasan normal.

6 31 Pada pengujian Bagian 9 (lihat Gambar 9), B2 (I0.0.5) dalam kondisi rendah, sehingga P2 (Q0.3.1) aktif untuk menyuplai air pada Boiler 2. Pada saat B2 (I0.0.5) kondisi rendah maka C2 (I0.0.9) akan berlogika 0. Ketika pemanas dimatikan maka suhu air akan turun, maka tekanan uap juga akan turun atau STU2 (I0.0.1) akan berlogika 0. Dalam kondisi STU2 (I0.0.1) berlogika 0 suplai uap pada Penyetrika 2 dilakukan oleh boiler 1 lewat Katup 7. Gambar 7. Pengujian Bagian 5 (Pemanasan air) Pada pengujian Bagian 6, uap hasil pembakaran disuplai ke penyetrika. STU1 (I0.0.0) dan STU2 (I0.0.1) mendeteksi tekanan uap hasil pembakaran untuk disuplai ke alat penyetrika. Apabila STU1 (I0.0.0) dan STU2 (I0.0.1) berlogika 1 maka K9 (Q0.2.8) dan K10 (Q0.2.9) akan berlogika 1. Jika K9 (Q0.2.8) dan K10 (Q0.2.9) berarti katup 9 dan katup 10 terbuka, uap disuplai ke alat setrika. Pada pengujian Bagian 7 seperti yang disajikan pada Gambar 8, STU2 (I0.0.1) berlogika 0, sehingga K10 (Q0.2.9) akan berlogika 0. K10 adalah jalur uap pada jalur 2, dengan demikian penyetrika 2 tidak mendapat suplai uap. Untuk menyuplai uap pada Penyetrika 2 (Q0.2.11), PLC mengaktifkan K7 Q0.2.6) untuk menyuplai uap ke penyetrika 2. Pada kondisi tekanan uap boiler 2 rendah, K9 (Q0.2.8) dan K7 (Q0.2.6) bekerja bersamaan. Apabila STU2 (I0.0.1) berlogika 1 maka K10 (Q0.2.9) akan berlogika 1 K7 (Q0.2.6) berlogika 0. K7 (Q0.2.6) berbanding terbalik dengan K10 (Q0.2.9), karena K7 (Q0.2.6) adalah pengganti kerja K10 (Q0.2.9) dan tidak bisa bekerja secara bersamaan. K7 (Q0.2.6) berfungsi memungkinkan suplai uap pada penyetrika 2 (Q0.2.11) tidak terhenti. Gambar 8. Pengujian Bagian 7 (Tekanan Uap Jalur 2 rendah) Pengujian Bagian 8 serupa dengan Bagian 7 namun diaplikasikan pada Jalur 1. Pada kondisi ini, STU1 (I0.0.0) berlogika 0 sehingga K9 (Q0.2.8) tertutup dan K8 (Q0.2.7) terbuka sebagai pengganti K9 dalam menyuplai uap pada Penyetrika 1. Apabila K8 (Q0.2.7) berlogika 1, maka K9 (Q0.2.8) berlogika 0, karena K8 (Q0.2.7) dan K9 (Q0.2.8) tidak dapat bekerja secara bersamaan. Gambar 9. Pengujian Bagian 9 (Level Air Boiler 2 Rendah) Pada pengujian Bagian 10 (lihat Gambar 10) yang terjadi adalah kebalikan dari Bagian 9. Pada Bagian ini, C1 (I0.0.8) berlogika 0, sehingga suplai uap pada Penyetrika 1 dilakukan oleh boiler 2. Nilai logika K9 (Q0.2.8) 0 karena K9 akan terbuka jika C1 (I0.0.8) berlogika 1, STU1 (I0.0.0) juga akan berlogika 0 karena C1 (I0.0.8) berlogika 0. Jika C1 (I0.0.8) berlogika 0 maka suhu air akan turun. Ketika suhu turun maka akan mempengaruhi tekanan uap, sehingga K9 (Q0.2.8) berlogika 0. Pada kondisi sistem berjalan normal, semua sensor bekerja mendeteksi adanya gangguan. B1 (I0.0.4) dan B2 (I0.0.5) mendeteksi level air pada kondisi sedang, pada kondisi ini B1 dan B2 berlogika 0 dan akan memberi masukan ke PLC untuk mengaktifkan P1 (Q0.3.0) dan P2 (Q0.3.1). Jika P1 dan P2 berlogika 1 maka K1 (Q0.2.0) dan K2 (Q0.2.1) akan berlogika 1. SA1 (I0.0.6) dan SA2 (I0.0.7) mendeteksi air. K5 (Q0.2.4) dan K6 (Q0.2.5) berlogika 1. Karena level air dalam kondisi sedang maka C1 (I0.0.8) dan C2 (I0.0.9) akan tetap berlogika 1, pemanasan air tetap berlangsung. Pemanasan tetap berjalan, maka suhu air tidak turun, A1 (I0.0.2) dan A2 (I0.0.3) berlogika 1. STU1 (I0.0.0) dan STU2 (I0.0.1) berlogika 1, Penyetrika 1 dan Penyetrika 2 tetap mendapat suplai uap. Pada kondisi sistem tidak berjalan, semua masukan PLC tidak mendeteksi masukan. Kondisi ini akan mengaktifkan T3 yang akan mengaktifkan M3 dalam waktu 5 detik. M3 akan mereset semua Program, maka sistem secara otomatis akan menjadi non-aktif.

7 32 Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Natalius Nopi yang telah membantu dalam penelitian ini dalam rangka penyelesain tugas akhirnya. Referensi [1] Suhendar, Programmable Logic Controller (PLC). Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005 [2] Agfianto eka putra, Sistem kontrol proses dan PLC. Konsep pemrograman dan aplikasi, [3] Software GMWIN. Buku Panduan Training Programmable Logic Controller GLOFA GM GM, Korea Gambar 10. Pengujian Bagian 10 (Level Air Boiler 1 Rendah) 6. Kesimpulan dan Saran Dari pemaparan sebelumnya, simulator dan pengendali sistem integrasi dua unit boiler dapat mensimulasikan kejadian-kejadian darurat dan antisipasi penyuplaian uap panas dengan menjaga kontinuitas suplainya. Pengendalian difokuskankan pada pengaturan katup-katup dan kondisi-kondisi pemanasan yang sesuai untuk menghasilkan respon kendali yang cepat. Keamanan proses diperhitungkan dengan mendeteksi kondisi temperatur uap, tekanannya, dan kuantitas air, dimana jika terjadi kondisi standar tidak tercapai maka sistem diberhentikan untuk mencegah dampak yang membahayakan. Biography Seno Darmawan Panjaitan lahir di Pontianak, Indonesia, pada 16 Juli Dia menerima gelar sarjana teknik pada Universitas Tanjungpura pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1997, Magister Teknik pada Institut Teknologi Bandung tahun 2001 dan Doktor der Ingenieurwissenschaften (Dr.-Ing.) di University of Kaiserslautern Jerman tahun Sejak tahun 2000 dia bekerja pada Universitas Tanjungpura. Bidang riset yang ditekuni adalah Sistem Otomatisasi Cerdas, Optimisasi energy, Informatika industry, dan Pemodelan system.

8 33

Gambar 2.1. Diagram pewaktuan Timer dengan ON-delay Ladder Diagram dari fungsi pewaktuan (on-delay) ditunjukkan dalam gambar 2.2. berikut ini.

Gambar 2.1. Diagram pewaktuan Timer dengan ON-delay Ladder Diagram dari fungsi pewaktuan (on-delay) ditunjukkan dalam gambar 2.2. berikut ini. A. Tujuan FAKULTAS TEKNIK No. LST/EKA/PTE23 Revisi : Tgl : 7-2-2 Hal dari 7 Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan prinsip kerja timer dengan benar berdasarkan algoritma dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Untuk memudahkan belajar PLC Omron secara umum, menurut saya perlu dimulai dengan sesuatu yang mudah baru kemudian menggunakan atau mempelajari yang lebih kompleks.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus BAB III PERANCANGAN SOFTWARE Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus dilakukan adalah proses perencanaan perancangan yang meliputi perencanaan perangkat keras (hardware) dan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

Materi. Siswa Mampu :

Materi. Siswa Mampu : Pemrograman PLC Materi Siswa Mampu : Menjelaskan langkah langkah pengendalian sistem dengan proram di PLC Menjelaskan prinsip pemrograman PLC dengan Ladder Diagram Menjelaskan komponen komponen LD dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir semua alat-alat keperluan sehari-hari tidak terlepas dari catuan listrik, dari mulai

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER. Ahmad Mahfud ABSTRAK

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER. Ahmad Mahfud ABSTRAK RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER Ahmad Mahfud ABSTRAK Teknologi pengolahan minyak kelapa sawit terus berkembang, seiring dengan kebutuhan industri akan kemajuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA

PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA Achmad Nurhidayat Kurniadi 1, Haris Rachmat, ST., MT 2, Denny Sukma

Lebih terperinci

Pertemuan ke. Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator) Pokok bahasan dan rincian materi 1 Mahasiswa dapat 1.

Pertemuan ke. Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator) Pokok bahasan dan rincian materi 1 Mahasiswa dapat 1. Topik bahasan : Permbangan kontrol proses Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui permbangan kontrol proses di industri 1 dapat 1. permbangan menceritakan permbangan kontrol proses kontrol

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan bahan penelitian Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu bahasa tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL 28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani 14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR Agus Nur Rachman, Kussigit Santosa Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN e-mail : ptrkn@batan.go.id

Lebih terperinci

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut: 1. Diagram ladder aplikasi PLC Lampu lalu lintas. Lampu lalulintas atau trafight light dapat dibuat menggunakan PLC. dengan memanfaatkan timer yang terdapat pada PLC kita bisa membuat lampu lalulintas

Lebih terperinci

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA BEL KUIS DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Arbye S (L2F009045) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN OTOMATIS BERBASIS PEMROGRAMAN LADDER PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) ZELIO

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN OTOMATIS BERBASIS PEMROGRAMAN LADDER PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) ZELIO Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 2, Juli - Desember 2016 87 RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN OTOMATIS BERBASIS PEMROGRAMAN LADDER PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) ZELIO Andri Ferdiansyah 1, Ida Bagus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tekanan air dalam saluran keluaran merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena banyak aplikasi yang membutuhkan tekanan air minimum agar dapat bekerja. Untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMASI PENGENDALIAN PEMBUATAN KECAP KEDELAI BERBASIS PROGRAMMBLE LOGIC CONTROLLER

RANCANG BANGUN OTOMASI PENGENDALIAN PEMBUATAN KECAP KEDELAI BERBASIS PROGRAMMBLE LOGIC CONTROLLER RANCANG BANGUN OTOMASI PENGENDALIAN PEMBUATAN KECAP KEDELAI BERBASIS PROGRAMMBLE LOGIC CONTROLLER Rahmat Nazar, Aidi Finawan 2 dan Zulkarnain 3 Prodi Instrumentasi dan Otomasi Industri Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Sasaran : Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana simbolnya dalam rangkaian Mendesain relay logic ladder untuk mengendalikan

Lebih terperinci

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC TE090443 Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC Laboratorium PLC Program Studi D3 Teknik Elektro Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat dilarang masuk. 2.

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC )

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC ) LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC ) Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah Proyek Akhir Oleh: Bayu Putra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang sangat cepat dan memberikan pengaruh besar di setiap aspek kehidupan.hal ini berpengaruh pula pada pembuatan

Lebih terperinci

Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable Logic Controller (PLC)

Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) A. Tujuan FAKULTAS TEKNIK No. LST/EKA/PTE2013 Revisi : 00 Tgl : 17-02-2010 Hal 1 dari 9 Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) [1] Syarifah Rauda Intan A, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, teknologi berkembang sangat cepat. Perkembangan teknologi ini sangat bermanfaat bagi manusia disegala bidang. Teknologi yang sangat

Lebih terperinci

PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN

PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN [1] Harris Cesardarmantya, [2] Dedi Triyanto, [3] Yulrio Brianorman [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : sugipoli@gmail.com Abstrak Pemisahan produk cacad di industri sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN

PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN PROTOTYPE LAMPU LALU LINTAS BERBASIS PLC BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA PEREMPATAN JALAN [1] Harris Cesardarmantya, [2] Dedi Triyanto, [3] Yulrio Brianorman [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

APLIKASI REDUNDANT SYSTEM

APLIKASI REDUNDANT SYSTEM Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI REDUNDANT SYSTEM PADA PROTOTYPE SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK DENGAN GANGGUAN PADA GARDU INDUK PENURUN TEGANGAN MENGGUNAKAN PLC OMRON SERI CPM1A-40 CDT-DV1 Rizky

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ABSTRACT Nowadays, as the industry grows bigger in the world, there are large numbers of industry machines and variations of people s need that has been increasing all the time. A process control needs

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER Giri Woryanto, Dikpride Despa, Endah Komalasari, Noer Soedjarwanto Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG

IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG Agus Nuwolo 1 Adhi Kusmantoro 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No.24 Dr.Cipto

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di persimpangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk menunjukkan keadaan aman agar mengendarai

Lebih terperinci

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain : Pengenalan PLC (Programmable Logic Controller ) PLC (Programmable Logic Controller) adalah suatu komputer industri yang digunakan untuk pengendalian suatu proses atau mesin. Prinsip kerja secara garis

Lebih terperinci

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 SINGOSARI MATA PELAJARAN : Perencanaan dan Pengoperasian Kendali Elektronik KELAS/SEMESTER : XII / 5 dan 6 STANDAR KOMPETENSI : Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik KODE

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Nama : NRP : 0522011 Faustus Yulius Waiz Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PLC OMRON CPM2A SEBAGAI ALAT PENCAMPUR LARUTAN TUGAS AKHIR

PEMBUATAN APLIKASI PLC OMRON CPM2A SEBAGAI ALAT PENCAMPUR LARUTAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN APLIKASI PLC OMRON CPM2A SEBAGAI ALAT PENCAMPUR LARUTAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan

Lebih terperinci

: Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan

: Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan Makalah Kerja Praktek PERANCANGAN SHUT DOWN SYSTEM PADA UNIT BOILER PLANT SIMULATOR MENGGUNAKAN PLC ALLEN BRADLEY SECARA SIMULASI DI LABORATORIUM INSTRUMENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU Achmad Hermansyah (21060110120008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri adalah sangat umum dewasa ini. Hampir semua industri yang memerlukan pengendalian otomatis,

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: SISTEM MONITORING SUHU MELALUI SISTEM KOMUNIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TO PERSONAL COMPUTER Triyanto Pangaribowo, Hibnu Yulianda Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD Di Susun Oleh: NAMA : MUHAMMAD LISTRIAWAN NIM : D 400 040 006 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat. Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi dan merupakan

Lebih terperinci

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Apliksi Kontrol Permukaan Berbasis Programmable. Muhaimin APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Muhaimin 1 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP

PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP Yudhi Gunardi 1, Muhendrik Fakhrudin Arrozi 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro,Universitas

Lebih terperinci

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Deddy Yong Lianto / 0122016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah adalah suatu tempat untuk tinggal, menikmati kehidupan, beristirahat dan bersukaria bersama keluarga. Sebuah rumah harus menjamin keamanan dan kenyamanan bagi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Medi Taruk

Medi Taruk Simulasi Rancang Bangun Rumah Cerdas Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Medi Taruk meditaruk@mail.ugm.ac.id http://meditaruk.web.ugm.ac.id http://meditaruk.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara luas untuk berbagai keperluan kendali proses adalah Programmable Logic. memadai mengenai PLC dan dasar penggunaannya.

BAB I PENDAHULUAN. secara luas untuk berbagai keperluan kendali proses adalah Programmable Logic. memadai mengenai PLC dan dasar penggunaannya. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Pada masa sekarang, sistem kendali di dunia industri sudah dan masih terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu piranti yang digunakan secara luas untuk

Lebih terperinci

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75)

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) TE145352 Aplikasi Programmable Logic Controller Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) 1. Jumlah Laporan Sementara ada 8 percobaan dan 20 halaman. Lembar Laporan Sementara ini merupakan lembar

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

Konsep Dasar dan Sejarah PLC

Konsep Dasar dan Sejarah PLC Pertemuan ke-1 Konsep dasar dan sejarah PLC Kekurangan dan Kelebihan PLC Komponen, fungsi, dan aplikasi PLC Pengenalan perangkat Keras ( Hardware) Pengenalan perangkat Lunak ( Software) Konsep Dasar dan

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A

PERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A PERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Lebih terperinci

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY C13 Nyayu Latifah Husni [1], Ade Silvia Handayani. [2], Rani Utami [3] Abstrak Teknologi yang semakin maju dan terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan

Lebih terperinci

Implementasi Automatic Transfer Switch Berbasis PLC pada Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

Implementasi Automatic Transfer Switch Berbasis PLC pada Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Implementasi Automatic Transfer Switch Berbasis PLC pada Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung Hendro Utomo 1, Ageng

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN)

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) Kussigit Santosa, Agus Nur Rachman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Puspiptek,

Lebih terperinci