Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN : PATUNG BUDHA SEBAGAI IKON KERAJINAN PATUNG KAYU DI KABUPATEN GIANYAR 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN : PATUNG BUDHA SEBAGAI IKON KERAJINAN PATUNG KAYU DI KABUPATEN GIANYAR 1)"

Transkripsi

1 PATUNG BUDHA SEBAGAI IKON KERAJINAN PATUNG KAYU DI KABUPATEN GIANYAR 1) Ni Luh Gde Novitasari 2), Ni Nyoman Ayu Suryandari 3), I Gede Ngurah Sunatha 4) 1) Iptek bagi Masyarakat, 2,3) Fakultas Ekonomi, 4) Fakultas Teknik (Universitas Mahasaraswati Denpasar) ( luhgdenovitasari@yahoo.com) Ringkasan Eksekutif Kabupaten Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat sekitarnya. Salah satu kerajinan seni yang pernah mencapai masa emasnya di tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu. Salah satu dari kerajinan patung kayu tersebut adalah patung kayu Budha. Patung Budha menjadi hasil produksi utama di daerah Gianyar karena tingginya permintaan khususnya dari wisatawan mancanegara. Mengingat proses produksi patung kayu Budha berbasis home industry, maka eksistensi usaha ini harus mendapat perhatian dan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan melaksanakan program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan pemerintah. Mitra dalam program ini berjumlah dua orang yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita. Usaha mitra belum efektif dan efisien, dalam operasionalnya berbasis home industry dengan menggunakan peralatan gergaji mesin/ sensor dengan sistem menyewa dan pengamplasan masih manual. Melalui program ini kedua mitra lebih mampu menghemat biaya dan waktu dalam operasionalnya. Luaran dalam program ini adalah berupa produk dan jasa. Luaran yang berupa produk diantaranya adalah 1).Pengadaan peralatan berupa mesin sensor untuk memotong kayu dan juga mesin amplas, 2). Pengadaan atap pada lokasi pemotongan kayu, 3). Pengadaan drum besar untuk penyimpanan limbah kayu yang akan dijual, 4).Pengadaan sekop untuk mengumpulkan limbah kayu, 5).Pengadaan rak pajangan untuk memajang patung sample, 6).Pengadaan masker dan selop tangan untuk menjaga keamanan dan kesehatan pekerja, 7). Pengadaan papan nama dan kartu nama bagi mitra, dan 8).Pengadaan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan luaran berupa jasa diantaranya adalah 1). Penataan layout produksi, 2). Pendampingan dan penyuluhan pembukuan sederhana, dan 3). Pendampingan mengenai pemasaran produk patung Budha secara online. Kata kunci: patung Budha, home industry, efisiensi, efektivitas, pengadaan peralatan, penyuluhan pembukuan dan pemasaran online Executive Summary Gianyar Regency is a storefront handicraft produced by the surrounding community. One of the art craft ever to reach the golden period in the 90s is the craft of wood sculpture. One of craft wood sculpture is a wooden statue of Buddha. Buddha statue became a major local production Gianyar due to high demand, especially from foreign tourists. Given the production process wooden statue of Buddha-based home industry, the existence of this business to get attention and support in an effort to improve the community economy as the main livelihood and implement populist economic program launched by the government. Partners in this program amounted to two persons namely IRT I Wayan Sutapa and IRT I Wayan Sugita. Venture partners have not been effective and efficient in its operations based home industry using a chainsaw equipment with renting and sanding systems are still manual. Through this program, both partners are better able to save costs and time in operation. Outcomes in this program is in the form of products and services. Outcomes in the form of products which are 1).Giving equipment such machines to cut wood and sanding machine, 2). Procurement roof on the sawmill site, 3). Procurement of large drums for waste storage timber to be sold, 4). shovel to collect wood waste, 5). shelves for displaying sculpture samples, 6). mask and slippers hand 157

2 to maintain the safety and health of workers, 7). Procurement nameplate and name cards for partners, and 8). cash book for recording receipts and disbursements. While output in the form of services which are 1). Structuring layout production, 2). Mentoring and counseling simple bookkeeping, and 3). assistance in online marketing. Keywords: Buddha statue, home industry, efficiency, effectiveness I. PENDAHULUAN Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata di Indonesia telah mampu menarik wisatawan mancanegara dan nusantara setiap tahunnya untuk berwisata. Pariwisata alam Bali sangat terkenal di dunia, namun yang tak kalah terkenalnya adalah seni dan budayanya. Bali memperoleh devisa 5,43 juta dolar AS dari ekspor patung dan aneka jenis cinderamata lainnya dari bahan baku kayu. Ekspor tersebut 23,79% diantaranya diserap oleh pasaran Amerika Serikat, Prancis sebanyak 6,47%, Jepang 4,78%, Singapura 0,91%, Australia 4,68%, Italia 3,74%, Inggris 6%, Spanyol 6,59%, Hongkong 0,39%, dan Jerman 6,40%. Sedangkan 36,25% lainnya diserap berbagai Negara karena benda seni itu diminati konsumen mancanegara ( Kerajinan patung yang menembus pasaran luar negeri tersebut sebagian besar digeluti para perajin dan seniman daerah pedesaan Kabupaten Gianyar. Kabupaten lainnya antara lain Badung, Klungkung, Tabanan yang juga mulai mengembangkan kerajinan patung kayu namun belum berhasil menembus pasaran ekspor, masih berorientasi pasaran lokal. Dengan demikian, Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat sekitarnya. Salah satu kerajinan seni yang pernah mencapai masa emasnya di tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu. Salah satu dari kerajinan patung kayu tersebut adalah patung kayu Budha. Patung kayu Budha menjadi hasil produksi utama di daerah Gianyar karena tingginya permintaan khususnya dari wisatawan mancanegara. Mengingat proses produksi patung kayu Budha berbasis home industry, maka eksistensi usaha ini harus mendapat perhatian dan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan melaksanakan program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan pemerintah. Delapan puluh persen (80%) hasil produksi patung kayu Budha di jual di pasar seni Sukawati dan pasar seni Guwang, serta berdasarkan pesanan khusus dari wisatawan. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita merupakan industri rumah tangga yang memproduksi patung kayu berbentuk Dewi Kwan Im, Vekong, Budha, Naga dan lain-lain, namun produksi yang paling dominan adalah patung kayu Budha. IRT I Wayan Sutapa didirikan oleh I Wayan Sutapa tahun 1990 di Banjar Puseh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. IRT I Wayan Sugita didirikan oleh I Wayan Sugita tahun 1998 yang berlokasi di Banjar Puseh, Kecamatan Sukawati, Gianyar. IRT I Wayan Sutapa awalnya memproduksi patung Budha dengan bahan dasar kayu cendana, namun karena mahal dan sulitnya memperoleh kayu cendana maka IRT I Wayan Sutapa beralih menggunakan kayu suar yang harganya lebih murah. IRT I Wayan Sutapa belum menggunakan papan nama, kartu nama maupun cara pemasaran lainnya dan hanya menjual ke kios di pasar seni Sukawati. Sementara IRT I Wayan Sugita memproduksi patung Budha dengan bahan kayu kayu cendana, kayu gaharu dan kayu suar dan menjual patung Budha ke kios miliknya di pasar Sukawati. IRT I Wayan 158

3 Sugita sudah memiliki papan nama dan kartu nama untuk memasarkan produknya. Berkaitan dengan proses produksi serta operasional dari kedua kelompok usaha tersebut, maka dapat dijelaskan kondisi eksisting kedua kelompok usaha tersebut: 1. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita memproduksi patung kayu. Patung kayu dihasilkan dari proses pemotongan dari kayu batangan jenis kayu suar, selanjutnya proses pemahatan kayu menjadi bentuk patung, kemudian proses pengamplasan dan finishing. Patung kayu yang dihasilkan sebagian besar adalah Patung Budha dengan berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) sesuai dengan pesanan. Selain Patung Budha, kelompok usaha ini juga memahat kayu menjadi bentuk lainnya yaitu patung Dewi Kwan Im, Vekong, Naga, dan panel kayu berukir untuk hiasan dinding. Namun produksi utama kedua IRT ini adalah patung kayu Budha. 2. Peralatan (mesin pemotong kayu/sensor) yang dibutuhkan oleh IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita untuk memotong kayu adalah jenis sensor merk still No 023 namun bukan milik sendiri melainkan membayar pekerja (sekaligus alat sensor) untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu tersebut. Pekerja tersebut dibayar sesuai dengan ukuran patung yaitu ukuran 30cm akan diupah Rp.8.000/ patung, ukuran 40cm akan diupah Rp /patung, dan ukuran 50cm akan diupah Rp / patung. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita bisa memotong 10 kayu/hari dengan biaya pemotongan rata-rata Rp /hari dan dalam menghasilkan satu buah patung kayu siap jual diperlukan waktu hingga 2 hari namun tergantung juga tenaga kerja yang tersedia. Foto 1. Patung Budha Produksi IRT Sugita, Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015 Foto 3. Mesin Pemotong Kayu/Sensor, Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015 Foto 2. Patung Budha Produksi IRT Sutapa, Sumber : Dokumentasi Peneliti, Foto 4. Hasil Potongan Kayu dan Bentuk Dasar, Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

4 3. Dalam pengamplas patung kayu Budha, IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita menggunakan amplas secara manual sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Patung kayu berukuran 30cm memerlukan waktu 10 menit untuk mengamplas, sedangkan patung berukuran 40cm memerlukan waktu 15 menit dan patung kayu berukuran 50cm memerlukan waktu hingga 25 menit. 4. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada IRT I Wayan Sutapa berjumlah 3 orang pegawai tetap dan sekitar 4 orang warga yang membawa patung tersebut untuk dikerjakan dirumah masingmasing, sedangkan pada IRT I Wayan Sugita tenaga kerja berjumlah 3 orang dan sekitar 4 orang warga sekitar. Tingginya jumlah permintaan menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi pesanan. Saat terjadi peningkatan permintaan maka tidak jarang kedua mitra melakukan sistem lembur karena terbatasnya jumlah tenaga kerja. 5. Tempat usaha IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita terdiri dari tempat pemotongan, tempat pemahatan, tempat mengamplas, dan tempat penyimpanan sebelum diambil oleh pemesan ataupun tempat pemajangan patung yang digunakan sebagai sampel. Tempat produksi tersebut belum tertata dengan baik, terlebih lagi pada IRT I Wayan Sutapa, tempat pemotongan kayu yang berada di luar rumah dan tidak beratap, akibatnya ketika hujan turun pekerjaan pemotongan tidak dapat dilakukan. Lokasi pemotongan kayu juga kurang layak karena pemotongan kayu dilakukan di atas tumpukan limbah potongan kayu yang dibiarkan begitu saja dan terkadang saat angin kencang akan berserakan ke jalan raya. Tempat pemotongan yang berada di pinggir jalan raya dan terbuka sangat mengganggu pandangan pengendara yang melintas. 6. Tenaga kerja belum menggunakan penutup hidung dan selop tangan dalam melakukan proses pemotongan dan finishing. Kedua IRT tersebut belum memperhatikan keamanan dan kesehatan dalam proses produksi. 7. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu gelondongan, pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung jadi. 8. Belum adanya tenaga kerja yang khusus menangani pembukuan menyebabkan sistem pembukuan akuntansi belum dapat dilakukan secara rutin dan teratur. Proses produksi dari pembelian bahan baku sampai penyerahan produk pesanan semuanya dilakukan sambil jalan sesuai dengan jumlah pesanan. 9. Sistem pemasaran IRT I Wayan Sutapa adalah penjualan langsung yang dilakukan ke pasar seni Sukawati serta menerima pesanan dari pedagang patung di pasar seni Sukawati. Adanya keterbatasan peralatan dan modal menyebabkan tidak memungkinkan melakukan penjualan seperti IRT I Wayan Sugita yang melakukan penjualan di kios yang mereka kontrak sendiri. Akibatnya hanya sekitar 25% pasar potensial yang baru dapat diserap oleh IRT I Wayan Sutapa. Baik IRT I Wayan Sutapa maupun IRT I Wayan Sugita memasarkan patung Budha hanya terbatas pada pasar Sukawati, 160

5 sehingga diperlukan usaha untuk memperluas pemasaran. 10. IRT I Wayan Sutapa belum memiliki papan nama dan kartu nama, sedangkan IRT I Wayan Sugita sudah memiliki papan nama dan kartu nama. Papan nama dan kartu nama adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk memperkenalkan tempat usaha kepada masyarakat. Kekhasan patung Budha sebagai ikon kerajinan patung kayu Gianyar merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita. Dengan adanya keterbatasan modal, tenaga kerja, peralatan, pemasaran, serta tingginya tingkat persaingan usaha maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja para pengusaha. Selain itu, sebagaimana telah disampaikan bahwa tenaga kerja yang terlibat dalam usaha ini berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha yang artinya kelompok usaha ini secara tidak langsung telah membantu perekonomian masyarakat sekitarnya sebagai mata pencaharian utama bagi masyarakat. Dengan demikian, keberadaan dan eksistensi kelompok usaha ini sangat penting bagi masyarakat. II. SUMBER INSPIRASI Melalui wawancara dan diskusi dengan pemilik usaha, maka dapat diidentifikasi permasalahan nyata yang dihadapi oleh mitra yaitu: 1. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita tidak memiliki peralatan (gergaji mesin/sensor). Kedua mitra membayar pekerja (sekaligus alat sensor) untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu tersebut. 2. Proses produksi belum memperhatikan kesehatan pekerjanya. Pemotongan kayu tidak dilengkapi dengan pemakaian selop 161 tangan dan penutup hidung. Sehingga kesehatan pekerja kurang diperhatikan. Foto 5. Pemahatan tanpa peralatan keamanan, Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015 Foto 6. Finishing tanpa selop dan masker, Sumber : Dokumentasi Peneliti, IRT I Wayan Sutapa belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu nama, penjualan secara online maupun rak pajangan sampel. Patung Budha hanya dipasarkan melalui kios penjual di pasar Sukawati. Foto 7. Lokasi IRT Sutapa belum ada sarana promosi papan nama, Sumber: Dokumentasi Peneliti, Lokasi pengolahan (pemotongan dan pembentukan) bahan baku kayu belum tertata dengan baik karena pekerja tidak terlindungi dari sinar matahari maupun hujan akibatnya ketika hujan pekerjaan pemotongan tidak dapat dilakukan. Pada IRT I Wayan Sutapa, proses produksi yang terdiri dari pemahatan, finishing, penyimpanan dan pajangan berada pada satu ruangan tanpa batas yang jelas (tercampur). Sedangkan pada IRT I Nyoman Suwita, tempat produksi cukup

6 luas yang terdiri dari beberapa ruang (blok) namun tempat pemahatan, tempat finishing, tempat penyimpanan dan pajangan belum tertata dengan baik dan masih tercampur. Keseluruhan tata letak produksi belum sesuai dengan urutan proses produksinya, sehingga akan mengurangi kelancaran proses produksi. Foto 8. Tempat Produksi IRT I Wayan Sugita, Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015 Foto 9. Tempat Produksi IRT I Wayan Sutapa Sumber : Dokumentasi Peneliti, Limbah kayu proses pembuatan patung menumpuk karena tidak dimanfaatkan oleh mitra maupun oleh warga sekitar. Tempat pemotongan yang berada di pinggir jalan raya dan terbuka sangat mengganggu pandangan pengendara yang melintas. Foto 10. Limbah Kayu Pahatan IRT I Wayan Sutapa, Sumber : Dokumentasi Peneliti, Foto 11. Limbah Kayu Pemotongan IRT I Wayan Sugita, Sumber : Dokumentasi Peneliti, IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita belum memiliki pembukuan sederhana atas transaksi yang dilakukan sehingga kondisi usaha (untung dan rugi) tidak dapat diketahui dengan jelas. 7. Tingginya jumlah permintaan menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi pesanan. Sulitnya mencari tenaga kerja yang mampu dan mau untuk bekerja sebagai pembuat patung kayu merupakan kesulitan tersendiri bagi IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita sebab tenaga kerja mulai meninggalkan pekerjaan mereka sebagai pematung. 8. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu suar gelondongan, pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung jadi. 9. Mitra belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu nama, sarana penjualan online dan rak pajangan. Agar produk mitra lebih dikenal masyarakat dan untuk memperluas pemasaran maka dibuatkan papan nama, kartu nama, sarana penjualan online, dan rak pajangan sampel. Berdasarkan luasnya permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka tidak mungkin semua permasalahan dapat diangkat secara tuntas dalam satu proposal IbM. Setelah melakukan diskusi dengan pemilik IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita, maka

7 yang menjadi kegiatan prioritas untuk dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Peralatan (gergaji mesin/sensor) yang digunakan oleh IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita perlu mendapat perhatian utama karena kedua mitra belum memiliki mesin sensor. Selama ini hanya membayar pekerja beserta sensor untuk memotong kayu menjadi bentuk kasar patung kayu Budha. Permasalahan ini merupakan prioritas utama untuk segera ditangani karena sensor adalah peralatan utama yang harus selalu tersedia saat IRT ini akan memproduksi patung kayunya. Dengan memiliki alat sensor sendiri akan meningkatkan kuantitas patung kayu dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan. 2. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT karena sebelumnya patung kayu Budha hanya diamplas dengan tangan (manual). Dengan digunakannya mesin amplas maka diharapkan akan mengefisienkan waktu pengamplasan. 3. Pengadaan atap pada lokasi pemotongan kayu sehingga dapat melindungi pekerja saat panas maupun hujan. Masalah ini menjadi prioritas karena terutama saat hujan turun, IRT I Wayan Sutapa maupun IRT I Wayan Sugita tidak dapat melakukan proses pemotongan kayu. 4. Tata letak (layout) proses produksi belum tertata dengan baik. Permasalahan ini merupakan prioritas karena dengan penataan proses produksi yang teratur akan membuat aliran proses bahan baku dari awal sampai akhir lebih efisien. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. 5. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita sampai saat ini memasarkan produk patung kayu terbatas di pasar seni Sukawati. Tidak terdapat lokasi pemasaran lainnya sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian guna memperluas daerah pemasaran dan meningkatkan penjualan. 6. Proses produksi belum memperhatikan keamanan dan kesehatan tenaga kerja. Permasalahan ini menjadi prioritas karena keamanan dan kesehatan tenaga kerja akan mempengaruhi kinerja di tempat kerja. Untuk menekan biaya maka diperlukan penggunaan sumber daya manusia seefektif mungkin dan menekan biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya pengobatan tenaga kerja akibat proses produksi, serta mengembangkan kondisi kerja yang sehat, aman, dan nyaman. 7. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita belum memiliki SOP. Permasalahan ini perlu untuk segera ditangani karena setiap perusahaan perlu memiliki SOP. SOP menyediakan informasi untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar bagi tiap tenaga kerja, dan mempermudah untuk mengevaluasi penerapan yang tidak konsistem dalam kualitas dan kuantitas suatu produk atau hasil akhir. 8. Sistem pembukuan akuntansi belum dilakukan secara rutin dan teratur. Permasalahan ini penting karena dengan sistem pembukuan yang baik maka pemilik dapat mengetahui aliran kas yang terjadi, perhitungan harga pokok produksi dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Melalui sistem pembukuan yang baik akan diketahui tingkat efisiensi dan efektivitas usaha tersebut. 9. Produksi patung kayu menghasilkan limbah kayu. Limbah kayu hanya dibiarkan begitu saja dan terkadang dibakar karena hanya dianggap sampah. Jika limbah kayu ini dimanfaatkan maka akan dapat menambah pendapatan bagi 163

8 IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita maupun warga sekitarnya. 10. IRT I Wayan Sutapa tidak memiliki papan nama dan kartu nama sehingga akan sulit untuk memperkenalkan produksinya kepada masyarakat. 11. Patung kayu Budha yang sudah siap dijual tidak tertata dengan rapi. III. METODE 3.1. Solusi Permasalahan Mitra Berdasarkan permasalahan yang dihadapi IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita, maka solusi yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program IbM adalah: 1. Pengadaan dua (2) buah mesin sensor yang digunakan oleh kedua mitra untuk memotong kayu gelondong sehingga mampu mengefisienkan biaya yang dikeluarkan untuk memotong kayu. 2. Menerapkan aplikasi teknologi dalam mengamplas patung kayu yang selama ini hanya dilakukan secara manual. 3. Merancang tata letak (layout) peralatan, yang disesuaikan dengan urutan proses produksi sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. 4. Pengadaan rak pajangan yang digunakan untuk memajang produk patung kayu Budha sebagai sample. 5. Menerapkan pemakaian masker, selop tangan, dan penutup kepala bagi tenaga kerja sehingga kesehatan tetap terjaga. 6. Pengadaan drum besar yang digunakan untuk menyimpan limbah kayu yang akan dijual ke pembeli limbah kayu. 7. Merancang SOP sebagai pedoman kerja kelompok usaha dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sebagai langkah awal, perancangan SOP yang dilakukan mencakup SOP Penerimaan Bahan Baku, SOP Pengolahan/ Produksi, SOP Quality Control, SOP penyimpanan barang jadi. 8. Memberikan konsultasi mengenai sistem pembukuan sesuai standar akuntansi keuangan untuk UMKM, yaitu laporan laba rugi dan neraca. 3.2.Target Dan Luaran Berdasarkan prioritas permasalahan kedua mitra yang telah diuraikan, maka luaran yang ditargetkan dilihat dari aspek produksi dan aspek manajemen yang diharapkan dapat terpenuhi adalah sebagai berikut: Aspek Produksi 1. Pengadaan gergaji mesin/ sensor bagi kedua IRT diharapkan akan meningkatkan produktivitas mitra karena selama ini kedua mitra tidak memiliki mesin sensor. Dengan memiliki sendiri mesin sensor maka kedua IRT dapat menghemat minimal Rp sehari (tergantung dari ukuran patung yang dipotong). 2. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT diharapkan mampu menghemat waktu hingga 40% dari waktu semula. 3. Pengadaan 1 buah atap yang digunakan pada lokasi pemotongan kayu pada IRT I Wayan Sutapa. 4. Pengadaan rak pajangan bagi kedua mitra. Hal ini dilakukan untuk memajang sampel patung kayu Budha untuk tujuan pemasaran hasil produksi. 5. Pengadaan perlengkapan kerja seperti masker dan selop tangan sebagai usaha untuk menjaga kesehatan tenaga kerja Aspek Manajemen 1. Produk, yaitu kedua mitra memiliki 5 jenis SOP untuk bagian produksi yaitu: a. SOP Penerimaan Bahan Baku b. SOP Pengolahan/ Produksi c. SOP Quality Control d. SOP Penyimpanan Barang Jadi 2. Produk, yaitu kelompok usaha memiliki pencatatan berupa pembukuan sederhana. 164

9 3. Pengadaan 2 buah drum besar yang digunakan untuk menampung limbah kayu hasil proses pemotongan. 4. Penataan layout peralatan produksi sesuai dengan urutan proses produksi sehingga pola aliran bahan baku pada tiap tahapan proses dari pemotongan kayu sampai tahap finishing akan menjadi lebih efisien ±10 menit lebih cepat dibandingkan waktu sebelumnya. 5. Pengadaan papan nama, kartu nama, dan membantu pemasaran produk secara online. Mengingat selama ini IRT Sutapa hanya memasarkan produk patung kayu Budha untuk dijual langsung ke pasar seni Sukawati Metode Pendekatan Kegiatan ini melibatkan dua mitra yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita karena dalam operasionalnya kedua mitra masih bersifat home industry dan belum menggunakan peralatan secara efisien. IPTEKS yang akan ditransfer kepada kedua mitra berupa pengadaan peralatan dan penyuluhan dan pendampingan. Dalam hal peralatan berupa pengadaan mesin sensor dan mesin amplas, pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu, rak pajangan, pengadaan masker, selop tangan, SOP, papan nama, kartu nama serta drum besar tempat penyimpanan limbah kayu. Dalam hal penyuluhan dan pendampingan berupa pendampingan dalam penataan layout peralatan produksi, penyuluhan dalam pembuatan pembukuan sederhana dan sarana pemasaran online. 3.4.Partisipasi Mitra Agar dapat merealisasikan solusi yang ditawarkan, maka bentuk partisipasi mitra dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut: 1. Mitra akan berpartisipasi dalam bentuk dana dalam pembelian gergaji mesin/ sensor dan mesin amplas untuk mendukung realisasi program ini (apabila harga gergaji mesin dan harga mesin amplas melebihi RAB). 2. Mitra akan mengkonfirmasi rencana produksi dan waktu yang dipersiapkan untuk melakukan penataan layout sehingga pengusul dapat pelaksanaan penataan tanpa mengganggu proses produksi. 3. Mitra bersedia untuk membantu saat dilakukan penataan layout, penempatan rak pajangan, pengerjaan atap tempat pemotongan kayu dan pemasangan papan nama. 4. Mitra bersedia untuk mengikuti konsultasi dan pelatihan mengenai sistem pembukuan agar dapat merealisasikan pembuatan laporan keuangan sederhana. 5. Mitra bersedia untuk mengikuti pelatihan pembuatan sarana penjualan secara online IV. KARYA UTAMA Berdasarkan permasalahan mitra yag ada maka telah dilakukan beberapa kegiatan untuk mengaplikasikan permasalahan tersebut seperti: 1). Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi. Gergaji sensor merupakan alat utama yang diperlukan oleh kedua mitra. Gergaji sensor ini diperlukan untuk proses pemotongan kayu dan membentuk pola dasar patung Budha. Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi patung Budha ini mampu mengefisienkan biaya Rp per hari, hal ini karena tidak diperlukannya lagi biaya pekerja (sekaligus sewa alat sensor) untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu tersebut. Dengan pengadaan alat sensor ini pemilik mampu melakukan tugas pemotongan kayu dan pembentukan pola dasar patung. 165

10 Foto 17 Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu Adnyani dan Ni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sugita Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2016 Foto 12 dan 13. Gambar Penyerahan Gergaji sensor di IRT Sutapa dan IRT Sugita Sumber : Dokumentasi Peneliti, ). Pengadaan rak pajangan Rak pajangan ini berfungsi untuk menyimpan produk jadi agar tidak bercampur dengan produk setengah jadi. Rak pajangan juga menghindari produk jadi kotoran dan kerusakan. Sebelum pengadaan rak pajangan ini, mitra meletakkan produk jadi di lantai bergabung dengan produk setengah jadi. Dengan adanya rak pajangan ini diharapkan produk akan tertata lebih rapi, lebih bersih, dan dapat sekaligus digunakan sebagai media pemasaran. Penataan produk jadi ini dibantu oleh 3 (tiga) orang mahasiswa akuntansi. Foto 15 Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu Adnyani danni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sutapa, Sumber : Dokumentasi Peneliti, ). Pengadaan atap Pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu ini penting karena mitra akan terlindungi dari terpaan sinar matahari dan hujan. Sehingga dengan adanya atap ini maka IRT Sutapa tidak akan terganggu proses produksinya saat turun hujan karena lokasi pemotongan kayu berada diluar ruangan. Partisipasi mitra dalam pengadaan atap ini adalah dalam bentuk pengadaan pasir dan semen yang dibutuhkan saat pembuatan fondasi atap. Foto 18. Atap yang sudah jadi Sumber : Dokumentasi Peneliti, ). Pengadaan drum Pengadaan drum ini bertujuan untuk menampung sisa kayu yg masih dapat dimanfaatkan ataupun dijual bagi yang memanfaatkan. Pengadaan drum ini juga bermanfaat agar lokasi pemotongan IRT Sutapa dan IRT Sugita lebih rapi.

11 Foto 19. menampung kayu sisa pada drum, Sumber : Dokumentasi Peneliti, ). Pengadaan papan nama, kartu nama, dan nota Pentingnya pengadaan papan nama bagi IRT Sutapa karena selama ini IRT Sutapa tidak memiliki papan nama sehingga media memperkenalkan tempat usaha menjadi terbatas. Papan nama awalnya dianggarkan hanya Rp namun karena IRT Sutapa tertarik dengan neon box maka kami alihkan dari papan nama biasa menjadi neon box dengan harga Rp sisa dana Rp kami ambil dari anggaran pembelian mesin amplas karena IRT Sutapa telah membeli mesin amplas akhir tahun 2015 dan mitra merasa jumlah amplas yang beliau miliki telah mencukupi. Pengadaan kartu nama bagi IRT Sutapa dan IRT Sugita juga penting untuk memperkenalkan usaha kepada konsumen. Begitupula dengan nota yang dilengkapi dengan nama usaha akan lebih mempermudah konsumen mengingat lokasi usaha mitra. Foto 20 dan 21. Papan nama dan Kartu nama, Sumber : Dokumentasi Peneliti, ). Penyuluhan pembukuan sederhana Pembukuan sederhana dibutuhkan oleh kedua mitra karena selama ini kedua mitra belum melakukan pencatatan mengenai pendapatan dan biaya sehingga belum bisa mengetahui kondisi usahanya. Dengan adanya penyuluhan dan pendampingan pencatatan pembukuan sederhana ini, mitra dapat membuat pencatatan sendiri. Foto 22 dan 23. Penyuluhan awal dan pendampingan lanjutan pembukuan sederhana, Sumber : Dokumentasi Peneliti,

12 DAFTAR PUSTAKA kecamatan-sukawati/desa-batubulankangin pojok-desa/343-ukiran-kayu-danpertanian-topang- penghidupanmasyarakat-batubulan-kangin.html kspor-patung-bali-raup-devisa-5-jutadolar mbaran-umum ar 168

IbM PATUNG BUDHA. Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha. Universitas Mahasaraswati Denpasar

IbM PATUNG BUDHA. Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha. Universitas Mahasaraswati Denpasar 481 IbM PATUNG BUDHA Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha Universitas Mahasaraswati ABSTRAK Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN WAWASAN PENGERAJIN TALENAN DI DESA TEMESI, GIANYAR. Keywords: chopping board, wood, production, Balinese cuisines.

PENINGKATAN PRODUKSI DAN WAWASAN PENGERAJIN TALENAN DI DESA TEMESI, GIANYAR. Keywords: chopping board, wood, production, Balinese cuisines. PENINGKATAN PRODUKSI DAN WAWASAN PENGERAJIN TALENAN DI DESA TEMESI, GIANYAR I Gde Agus Jaya Sadguna 1 Ayu Dwi Yulianthi 2 Kadek Cahya Dewi 3 1,2 Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali 3 Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI Putu Adi Suprapto 1), Kadek Cahya Dewi 2), Ni Wayan Dewinta Ayuni 3} 1) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Email: putuadisuprapto@gmail.com

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK 224 PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari S 1, Ratna Kartika Wiyati 2, Ni Luh Ratniasih 3 STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No. 86 Renon,

Lebih terperinci

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI I Wayan Dirana Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar diranawayan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I b M PENJAHIT PAKAIAN PANTAI DI DESA SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR

I b M PENJAHIT PAKAIAN PANTAI DI DESA SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR 202 I b M PENJAHIT PAKAIAN PANTAI DI DESA SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR Ni Luh Ratniasih 1), I Wayan Gede Narayana 2), I Gusti Made Murjana 3) Sistem Komputer 1,2,3), STMIK STIKOM Bali ratni@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI TRAINING OF SKILLS AND E-COMMERCE SELLING WOODEN HANDICRAFTS FOR MICRO BUSINESS

Lebih terperinci

1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Desa Kapal, Sebagai sentra Pemasaran Produk Gerabah di Bali. Kiriman: Drs. I Wayan Mudra, MSn., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar. Tulisan ini adalah data awal penelitian Hibah Bersaing Tahun I Tahap 1

Lebih terperinci

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali Ida Ketut Kusumawijaya STIE Triatma Mulya, Badung, Bali ik_kusumawijaya@yaho.com ABSTRAK Tujuan pelaksanaan PKM ini adalah metode pengelolaan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

PENGEMBANAGAN USAHA KECIL MENENGAH UNTUK PENGERAJIN ALPAKA DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PENGEMBANAGAN USAHA KECIL MENENGAH UNTUK PENGERAJIN ALPAKA DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA 91 PENGEMBANAGAN USAHA KECIL MENENGAH UNTUK PENGERAJIN ALPAKA DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Nyoman Ayu Nila Dewi 1, Naser Jawas 2 Sistem Informasi 1, Sistem Komputer 2 STMIK STIKOM BALI ayu.nila8@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG Hery Haerudin heryhaerudin@gmail.com Lediana Sufina lediana_sufina@yahoo.com Wiendy Puspita Sari

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI. 2}

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI.   2} 623 PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI Putu Adi Suprapto 1), Kadek Cahya Dewi 2), Ni Wayan Dewinta Ayuni 3} 1) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Email: putuadisuprapto@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci: kerajinan berbahan kulit, produk ekspor

Kata kunci: kerajinan berbahan kulit, produk ekspor 99 PEMANFAATKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA USAHA KERAJINAN KULIT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN EKSPOR PRODUK Ni Komang Sri Julyantari, Luh Gede Surya Kartika, Ni Made Astiti Sistem Komputer, STMIK STIKOMBali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,

Lebih terperinci

KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) DAN EVALUASI TATA LETAK FASILITAS KERJA

KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) DAN EVALUASI TATA LETAK FASILITAS KERJA KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) DAN EVALUASI TATA LETAK FASILITAS KERJA I Gede Nyoman Suta Waisnawa ¹. I Made Sudana ². Ida Bagus Swaputra ³ ¹ Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali ² Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT Uun Muhaji 1, Irma Tyasari 2 Universitas Kanjuruhan Malang 1,2 uun.muhaji@gmail.com 1, irmatyasari@gmail.com 2 Abstract The objective of this community service program

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN DAN SANITASI PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN. Universitas Mahasaraswati Denpasar

MANAJEMEN KEUANGAN DAN SANITASI PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN. Universitas Mahasaraswati Denpasar MANAJEMEN KEUANGAN DAN SANITASI PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN Kadek Rahayu Puspadewi 1, Ni Wayan Ekayanti 2 1 Jurusan Pendidikan Matematika, 2 Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Mahasaraswati

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR Muhammad Muhsin 1), Nanang Suffiadi Ahmad 2) 1), Prodi Teknik Elektro Uniersitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN LV. Ratna Devi S 1,2), Susantiningrum 1,3) 1) Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas

Lebih terperinci

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR OLEH MAHASISWA :

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN Margana dan Istijabatul Aliyah Staf Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK IMPROVEMENT OF MIXING-HEATING METHOD OF DOUGH FOR INCREASING PRODUCTION CAPACITY OF BAKPIA KEMUSUK Bayu

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Ketut Trisnawati Ketut Suratha dan Made Suryadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK Agus Nur Setyawan¹, Desy Nurcahyanti², Yayan Suherlan ³ ¹, ², ³ Program Studi Seni Rupa Murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendampingan Kerajinan Bambu 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendampingan Kerajinan Bambu 1 BAB I PENDAHULUAN Kerajian Bambu Kasidan adalah salah satu Kerajinan Bambu yang berada di Dusun Mandesan, Desa Semin, Kecamatan Semin, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada awalnya, pak Kasidan

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Usaha Kerajinan Keramik di Daerah Bantul Guna Mendukung Pengembangan Produk Ekspor Non Migas

Peningkatan Produktivitas Usaha Kerajinan Keramik di Daerah Bantul Guna Mendukung Pengembangan Produk Ekspor Non Migas Peningkatan Produktivitas Usaha Kerajinan Keramik di Daerah Bantul Guna Mendukung Pengembangan Produk Ekspor Non Migas RINGKASAN EKSEKUTIF Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas usaha kerajinan

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002). I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan

Lebih terperinci

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG Fatmasari Sukesti, Triyono, Musdalifah, Alwiyah Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Negeri Semarang Email: fatmasaris@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO Amak Yunus, Moh Ahsan, Syahminan Universitas Kanjuruhan Malang amakyunus@unikama.ac.id, ahsan@unikama.ac.id, syahminan@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI I Made Rajendra ¹. I Ketut Suherman ². Ni Kadek Dessy Hariyanti ³ ¹ Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali ² Teknik Mesin, Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pembangunan industri di era globalisasi ini bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 59/09/51/Th. X, 1 September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211 PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211 Abstrak: Program Iptek bagi Pengrajin Sepatu & Tas Kulit di Malang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 27/05/51/Th. XI, 2 Mei Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Maret mencapai 425.499 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 37/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 380.767 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Surabaya semakin agresif membangun sektor pariwisatanya, hal ini terkait dengan perubahan visi-misi kota yang ditetapkan sejak 2005. Menyadari tentang arah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 03/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 270.935 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016 70/11/51/Th. X, 1 November 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 445.576 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN

PENGELOLAAN PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN 537 PENGELOLAAN PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN Kadek Rahayu Puspadewi, Desak Nyoman Budiningsih FKIP Universitas Mahasaraswati rahayupuspa88@gmail.com, budiningsihdesak@gmail.com ABSTRAK Tujuan utama

Lebih terperinci

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BISNIS PLAN JILBAB SHOP BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 66/10/51/Th. IX, 1 Oktober 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 303.621 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor informal digambarkan sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada di luar pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 43/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2017 mencapai 489.376 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

IbM HOME INDUSTRI DOMPET KABUPATEN SIDOARJO. IbM HOME INDUSTRY WALLET SIDOARJO DISTRICT. Abstrak

IbM HOME INDUSTRI DOMPET KABUPATEN SIDOARJO. IbM HOME INDUSTRY WALLET SIDOARJO DISTRICT. Abstrak IbM HOME INDUSTRI DOMPET KABUPATEN SIDOARJO IbM HOME INDUSTRY WALLET SIDOARJO DISTRICT Anita Theresia Kurniawati 1, Christin Mardiana 2, dan Gati Sri Utami 3 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Jl.

Lebih terperinci

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG Ahmad Supriyadi 1), Sri Harmanto 1), Adi Listiono 2) 1) Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor dan impor. Menurut Zakaria (2012)

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor dan impor. Menurut Zakaria (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor dan impor. Menurut Zakaria (2012) berpendapat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM Seni Kerajinan Tenun Songket Desa Jinengdalem Oleh : Luh Joni Erawati Dewi, ST, M.Pd NIDN 0025067602 Ketua Tim Pengusul Putu Agus Mayuni, S.Pd, M.Si NIDN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN BAGI INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE DAN ROTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN BAGI INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE DAN ROTI PENINGKATAN KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN BAGI INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE DAN ROTI A.A. Istri Yudhi Pramawati, Ida Ayu Made Wedasuwari, Ni Wayan Eka Mitariani Universitas Mahasaraswati Denpasar agunkprama@gmail.com

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 03/01/51/Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 413.232 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH RINGKASAN Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan dan fasilitasnya seperti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 71/11/51/Th. IX, 2 November 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 389.060 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). BAB I 1.1 Latar belakang PENDAHULUAN Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Manajemen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 03/08/51/Th. II, 1 Agustus 2008 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 171.301 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 58/09/51/Th. XI, 4 September 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juli 2017 mencapai 592.046 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI Ni Gst.Ag. Gde Eka Martiningsih ¹. I Made Sudana ². I Gede Nyoman Suta Waisnawa ³ ¹Fakultas Pertanian, Universitas Mahasaraswasti Denpasar 2.,3 Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Muhammad Tahwin 1 dan A. Aviv Mahmudi 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

Muhammad Tahwin 1 dan A. Aviv Mahmudi 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang I B M KELOMPOK USAHA KERAJINAN IKAT PINGGANG Muhammad Tahwin 1 dan A. Aviv Mahmudi 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang E-mail: tahwinm@yahoo.co.id 1 E-mail: viva_77@yahoo.co.id 2 Keywords: Belt

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 09/02/51/Th. X, 1 Februari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 370.640 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 14/02/51/Th. XI, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 442.800 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN NILAI JUAL DAN PEMASARAN BAGI UKM KOPI BALI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN NILAI JUAL DAN PEMASARAN BAGI UKM KOPI BALI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN NILAI JUAL DAN PEMASARAN BAGI UKM KOPI BALI Ni Ketut Dewi Ari Jayanti 1, Gde Sastrawangsa 2, Ida Bagus Suradarma 3 1,2,3 STMIK STIKOM Bali e-mail: daj@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011 46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA Wiwik Widyo Widjajanti 1, Syamsuri 2, Sulistyowati 3 Jurusan Arsitektur 1, Jurusan Teknik Mesin 2, Jurusan Sistem Informasi 3, ITATS Jalan Arief

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 59/09/51/Th. X, 1 September 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

Peta Wisata Bali. Memperluas Jangkauan Anda, hingga ke Pulau Dewata! Bali, The World Best Island. Mitra Promosi Terpercaya Anda

Peta Wisata Bali. Memperluas Jangkauan Anda, hingga ke Pulau Dewata! Bali, The World Best Island. Mitra Promosi Terpercaya Anda Peta Wisata Bali Bali, The World Best Island Memperluas Jangkauan Anda, hingga ke Pulau Dewata! Mitra Promosi Terpercaya Anda Peta Wisata Bali merupakan peta cetak yang berisi panduan bagi wisatawan khususnya

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA D. Samsudewa, W. Mangestiyono, P. Sasmoko ABSTRAK Tujuan dari program ini adalah peningkatan efisiensi peralatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 79/12/51/Th. X, 1 Desember 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman ke Bali pada bulan 2016 mencapai 432.215 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANING TI029309

TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANING TI029309 TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANING TI029309 Implementasi ERP Pada Desa Tangimeyeh Negara Untuk Membantu Petani dan KUD dalam Mengelola Hasil Pertanian Padi Oleh : Ni Luh Putu Novi Ambariani 1304505106

Lebih terperinci

IPTEK BAGI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL ROBOT LINE FOLLOWER DI KELURAHAN WEDOMARTANI KABUPATEN SLEMAN

IPTEK BAGI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL ROBOT LINE FOLLOWER DI KELURAHAN WEDOMARTANI KABUPATEN SLEMAN IPTEK BAGI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL ROBOT LINE FOLLOWER DI KELURAHAN WEDOMARTANI KABUPATEN SLEMAN Erwan Eko Prasetiyo 1), You She Melly Anne Dharasta 2) 1 Teknik Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA 1 PPM PROGRAM IbPE LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA Oleh: Drs. Darmono, MT., dkk. Dibiayai oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 06/02/51/Th. III, 2 Pebruari 2009 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 166.851 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686

Lebih terperinci