MATERI DAN METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI DAN METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 57 MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bagian Bedah Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Bagian Fisiologi Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan dan Rumah Sakit Hewan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 12 bulan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan November Ruangan periksa dan kamar bedah disiapkan dengan steril pada suhu ruangan 24 o C. Materi Penelitian Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor anjing domestik. Berat anjing ratarata 10 ± 2 kilogram, kisaran umur sama (22 ± 2 bulan) dan jenis kelamin jantan. Anjing diperoleh dari masyarakat di sekitar Darmaga Bogor dan selama penelitian diperlakukan sesuai dengan asas kesejahteraan hewan 3R, yaitu : Replacement, Reduction, dan Refinement. Anjing dikarantina, diadaptasikan selama 10 hari dan sebelum dilakukan perlakuan, hewan dilatih untuk handling dan diadaptasikan dengan ruangan operasi. Dilakukan evaluasi status pasien dan penentuan status pasien sebelum dilakukan anestesi. Evaluasi meliputi sejarah pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan tes laboratorium diagnosis. Pasien dengan klasifikasi status klas I (Tabel 7.) yang digunakan untuk perlakuan anestesi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh American Society of Anesthesiologist (ASA) (Lumb dan Jones 1996; Muir et at. 2000; McKelvey dan Hollingshead 2003). Pemeriksaan hewan sebelum anestesi adalah pemeriksaan status kesehatannya yaitu sejarah pasien, pemeriksaan fisik (respirasi, kardiovaskuler, hati, ginjal, status dehidrasi, signalmen, refleks pedal dan refleks palpebral serta pemeriksaan organ), dan pemeriksaan diagnostik laboratorium (PCV, Hb, RBC, WBC, platelet, dan elektrokardiogram). Semua hewan dibebaskan dari parasit eksterna dan interna dengan memberikan obat cacing dan ektoparasit sesuai dengan McKelvey dan Hollingshead (2003).

2 58 Mengikuti prosedur Intelisano et al. (2008), sebelum dilakukan eksperimen hewan dipuasakan selama 12 jam dan tidak diberikan air minum tiga jam menjelang perlakuan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama penelitian untuk mendapatkan kombinasi preanestesi dan induksi anestesi pada anjing, penelitian tahap kedua untuk mendapatkan kombinasi anestesi untuk pemeliharaan status teranestesi dengan metode infusi gravimetrik menggunakan kombinasi ketamine HCl dan propofol. Hewan coba dibagi enam kelompok perlakuan, masing-masing empat ekor sebagai ulangan pada penelitian tahap pertama, sedangkan penelitian tahap kedua dibagi lima kelompok perlakuan dan masing-masing empat ekor sebagai ulangan. I. Penelitian tahap pertama untuk mendapatkan kombinasi preanestesi dan induksi anestesi pada Anjing, yaitu : 1. Grup 1, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfate (0,03 mg/kgbb) xylazine HCl (2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10 menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan ketamine HCl (4 mg/kg BB). Grup1 disebut pula kelompok AXK. 2. Grup 2, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfate (0,03 mg/kgbb) xylazine HCl (2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10 menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan propofol (4 mg/kg BB). Grup 2 disebut pula kelompok AXP. 3. Grup 3, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfate (0,03 mg/kgbb) xylazine HCl (2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10 menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan ketamine HCl (4 mg/kg BB)-propofol (4 mg/kg BB). Grup 3 disebut pula kelompok AXKP. 4. Grup 4, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfate (0,03 mg/kgbb) midazolam (0,2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10 menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan ketamine HCl (4 mg/kg BB). Grup 4 disebut pula kelompok AMK. 5. Grup 5, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfatee sulfate (0,03 mg/kgbb) midazolam (0,2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10

3 59 menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan propofol (4 mg/kg BB). Grup 5 disebut pula kelompok AMP. 6. Grup 6, perlakuan preanestesi dengan kombinasi atropine sulfate (0,03 mg/kgbb) midazolam (0,2 mg/kgbb) disuntikkan secara intramuskuler dan 10menit kemudian dilakukan induksi secara intravena dengan propofol (4 mg/kg BB) - ketamine HCl (4 mg/kg BB). Grup 6 disebut pula kelompok AMKP. Diagram alir penelitian tahap pertama pada anjing disajikan pada Gambar 12. Anjing domestik bobot 10±2kg, kondisi sehat, siap dianestesi (24 ekor) 1 (4 ekor) 2 (4 ekor) 3 (4 ekor) 4 (4 ekor) 5 (4 ekor) 6 (4 ekor) (Atropine sulfate 0,03 mg/kg + Xilazin 2mg/kg ) AX AX AX Atropine sulfate 0,03 mg/kg + Midazolam 0,2mg/kg ) AM AM AM Ketamine HCl 4mg/kg Propofol 4mg/kg Ketamine HCl 4mg/kg + Propofol 4mg/kg Ketamine HCl 4mg/kg Propofol 4mg/kg Ketamine HCl 4mg/kg + Propofol 4mg/kg AXK AXP AXKP AMK AMP AMKP Peubah yang diamati : Waktu Induksi, Durasi dan Pemulihan anestesi Perubahan fisiologis sistem Kardiovaskuler dan Respirasi Gambar 12 Diagram alir penelitian tahap pertama pada anjing.

4 60 II. Penelitian tahap kedua untuk mendapatkan kombinasi anestesi untuk pemeliharaan status teranestesi dengan metode infusi gravimetrik. Hewan coba dibagi lima kelompok perlakuan dan masing-masing empat ekor sebagai ulangan. Anjing dipreanestesi dan diinduksi dengan kombinasi terbaik pada penelitian tahap pertama. Semua hewan coba diberikan preanestesi atropine sulfate xylazine HCl (0,03 mg/kgbb & 2 mg/kgbb) yang terpilih secara intramuskuler dalam satu syringe, setelah 10 menit dilakukan induksi secara intravena dengan ketamine HCl-propofol (@ 4 mg/kg BB), dan 15 menit kemudian diberi tetes infusi intravena secara gravimetrik dengan kombinasi ketamine HCl-propofol sampai menit ke-120. Infusi dipasang pada vena cephalica antibrachii menggunakan infusi set kateter 20G (terumo 15 drop/ml). Campuran infusi ketamine HClpropofol dibuat dengan cara mengencerkan propofol (Propofol-Lipuro 1%, BBraun) dengan cairan infusi NaCl 0,9% dengan perbandingan 1:4 mengikuti prosedur BBraun (2009) dan ditambahkan ketamine HCl (Ketamil 10%, Illium) sebanyak 2 mg/ml) (Lampiran 1). Pengukuran parameter dilakukan sebelum perlakuan (menit ke-0) dan setiap 10 menit sampai menit ke-140, yaitu : 1. Grup I (AXKP-K2P2), perlakuan pemeliharaan anestesi secara tetes infusi intravena gravimetrik dengan campuran ketamine HCl dan propofol masing masing dosis 0,2mg/kg BB/menit. 2. Grup II (AXKP-K4P4), perlakuan pemeliharaan anestesi secara tetes infusi intravena gravimetrik dengan campuran ketamine HCl dan propofol masing masing dosis 0,4mg/kg BB/menit. 3. Grup III (AXKP-K6P6), perlakuan pemeliharaan anestesi secara tetes infusi intravena gravimetrik dengan campuran ketamine HCl dan propofol masing masing dosis 0,6mg/kg BB/menit. 4. Grup IV (AXKP-P4), perlakuan pemeliharaan anestesi secara tetes infusi intravena gravimetrik dengan propofol dosis 0,4mg/kg BB/menit. 5. Grup V (AXKP-I), perlakuan pemeliharaan anestesi secara inhalasi dengan isofluran dosis 1-2%.

5 61 Diagram alir penelitian tahap kedua pada anjing disajikan pada Gambar ekor Preanestesi dan induksi (terpilih tahap I) AXKP ravimetrik In Metode Infusi Gravimetrik (setelah 15 menit induksi) I II III IV V Ketamine + Propofol Ketamine + Propofol Ketamine + Propofol Propofol (0,4mg/kg/mnt) Inhalasi Isofluran ( 1-2%) AXKP-K2P2 AXKP-K4P4 AXKP-K6P6 AXKP-P AXKP-I Peubah yang diamati : Waktu induksi, durasi dan pemulihan anestesi Perubahan fisiologis sistem kardiovaskuler dan respirasi Perubahan atau evaluasi hematologis Evaluasi toksisitas Gambar 13 Diagram alir penelitian tahap kedua pada anjing. Metode Penelitian Kegiatan utama dalam penelitian ini adalah persiapan dan pengadaan hewan coba, perekaman parameter fisiologis seperti elektrokardiogram, pengukuran tekanan darah arteri, pengukuran suhu rektal, pengukuran kadar gas CO 2 respirasi, nilai saturasi oksigen, dan pengukuran parameter hemodinamika serta pengamatan tanda klinis periode anestesi seperti waktu induksi, durasi, dan waktu pemulihan anestesi. Sebelum dilakukan perlakuan (menit ke-0) dilakukan pengukuran terhadap parameter penelitian seperti pulsus, suhu rektal, respirasi, denyut jantung, refleks (palpebral, pupil, pedal, telinga, dan ekor), urunasi, dan defikasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran parameter setiap 10 menit (dihitung dari penyuntikan induksi anestetikum) selama 120 menit. Pemeriksaan darah dilakukan sebelum perlakuan, saat perlakuan, dan setelah 24 jam selesai perlakuan anestesi.

6 62 Parameter Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Parameter waktu anestesi : 1.1. Waktu induksi; 1.2. Waktu anestesi; dan 1.3. Waktu pemulihan 2. Parameter respirasi: 2.1 Frekuensi respirasi; 2.2 Tekanan CO 2 respirasi (end tidal CO 2 /ET CO 2 ); dan 2.3 Nilai saturasi oksigen. 3 Parameter kardiovaskuler : 3.1 Frekuensi denyut jantung; 3.2 Tekanan darah (noninvasive blood pressure/nibp), yaitu; SAP (systole arterial pressure), DAP (diastole arterial pressure), dan MAP (mean arterial pressure). 3.3 Elektrokardiogram ( EKG, Lead II), yaitu: Amplitudo gelombang P (mv), Amplitudo gelombang R (QRS) (mv), Durasi interval PR (detik), Durasi interval QRS (detik), dan Durasi interval QT (detik) Nilai CRT (capillary refill time) 4 Parameter hematologis : 4.1 Nilai eritrosit, 4.2 Nilai leukosit, 4.3 Nilai hemoglobin, dan 4.4 Nilai hematokrit. 5 Parameter suhu rektal. 6 Parameter toksisitas (fungsi hati dan ginjal)

7 63 Difinisi dan Batasan Parameter 1. Waktu induksi (induction time) adalah waktu yang diukur dari penyuntikan anestetikum sampai terjadinya anestesi. Anestesi mulai terjadi ditandai dengan hilangnya rasa nyeri (menjepit telinga dan interdigitti), tidak ada gerakan hewan, tidak ada refleks kelopak mata, spingter ani longgar, bola mata menuju ventrocantus. 2. Waktu anestesi (duration of actions) adalah waktu yang dihitung dari mulai terjadinya anestesi sampai hewan mulai sadar. Hewan mulai sadar ditandai dengan adanya gerakan ekor, kaki, telinga atau kepala, adanya respon rasa nyeri (menjepit kulit dan muskulus di telinga dan sela-sela jari kaki (interdigitti) dengan pinset), adanya suara dari hewan, adanya refleks kelopak mata, spingter ani menegang. 3. Waktu pemulihan (recovery) adalah waktu yang dihitung dari hewan mulai sadar sampai hewan bisa berdiri dengan keempat kaki. 4. Frekuensi respirasi adalah faktor penting dalam ventilasi pulmonum, udara alveolar diperbaharui oleh udara atmosfir. Pengamatan frekuensi respirasi dilakukan dengan menghitung jumlah ekspirasi atau inspirasi yang terjadi selama satu menit dengan mempergunakan alat fisiograf. 5. Frekuensi denyut jantung adalah hitungan berapa kali jantung berdenyut dalam satu menit. Pengamatan frekuensi jantung dilakukan dengan elektrokardiograf. 6. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu rekaman keadaan yang menggambarkan konduksi listrik jantung. Rekaman konduksi listrik jantung sangat umum digunakan secara klinis untuk mendiagnosa disfungsi listrik jantung. Depolarisasi atrial, depolarisasi ventrikel, dan repolarisasi ventrikel akan menyebabkan depleksi voltase yang khas dalam bentuk gelombang pada elektrokardiogram (Cunningham 2002; Nelson 2003). Gambaran elektrokardiogram jantung diukur dengan elektrokardiograf. 7. Tekanan darah sistol (systole arterial pressure/sap), tekanan darah diastol (diastole arterial pressure/dap) dan Tekanan darah rata-rata (mean arterial

8 64 pressure/map) diukur secara tidak langsung (noninvasive blood pressure/nibp) dengan cara menempelkan cuff pada proximal radius untuk mengukur tekanan darah arteri brachialis dengan menggunakan alat fisiograf. 8. Pengukuran oksigen dan CO 2 dilakukan untuk melihat jumlah gas CO 2 yang dikeluarkan serta jumlah gas O 2 yang dihirup dengan menggunakan alat fisiograf dan oxymetri. 9. Suhu tubuh adalah variabel fisiologis yang paling sederhana dan mudah untuk diamati selama anestesi. Suhu rektal adalah paling sederhana untuk diamati perubahannya dengan menggunakan alat fisiograf. Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan alat fisiograf model BSM-800 (Nihon Kohden ). Alat fisiograf model BSM-800 adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan (monitoring) perubahan-perubahan parameter fisiologis selama pembedahan. Seluruh parameter fisiologis dapat diukur secara bersamaan selama proses pembedahan. Parameter utama yang dapat diukur adalah respirasi, tekanan darah, elektrokardiogram (EKG) dan temperatur. Sedangkan parameter tambahan yang dapat diukur adalah kadar gas CO 2 respirasi, dan tekanan darah non inpasif (Noninvasive Blood Pressure/NIBP). Oxymetri VE02-14 digunakan untuk mengukur saturasi oksigen. Perekamam dan Pengukuran Parameter Setiap anjing diperiksa secara klinis dan anjing yang digunakan adalah anjing yang dinyatakan sehat dengan klasifikasi status klas I (Lumb dan Jones 1996; Muir et at. 2000; McKelvey dan Hollingshead 2003). Selanjutnya dilakukan pencukuran bulu di daerah pemasangan elektroda. Setelah dilakukan pembersihan dengan kapas beralkohol pada lokasi penempelan elektroda, dilakukan penempelan elektroda sebagai persiapan perekaman parameter.

9 65 Perekaman EKG, Denyut Jantung, dan Respirasi Perekaman elektrokardiogram (EKG) dilakukan dengan menggunakan seperangkat elektrokardiograf yang menyatu dalam alat fisiograf model BSM-8800 (Nihon Kohden ). Slot panel bawah ECG/RESP dihubungkan dengan slot yang menghubungkan pasien dengan kode slot AC-800PJ yang mempunyai tiga elektroda. Pemasangan elektroda dilakukan dengan cara menempelkan elektroda pada kulit anjing yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% pada posisinya masing-masing. Anjing diletakkan pada posisi berbaring dengan posisi terlentang dengan dada menghadap keatas (dorsal recumbency). Elektroda yang berwarna merah (R) ditempelkan pada kulit daerah fossa infraclavicular kanan, elektroda berwarna kuning (L) ditempelkan pada kulit daerah fossa infraclavicular kiri dan elektroda yang berwarna hijau (F) ditempelkan pada kulit daerah anterior kiri garis axilla diatas tulang rusuk terakhir. Setelah ketiga elektroda dipasang, perekaman elektrokardiograf segera dijalankan dengan menekan tombol ECG pada keypad alat fisiograf sehingga keluar ECG setting screen. Sebelum dijalankan secara bersamaan dengan perekaman parameter yang lainnya, dilakukan pemilihan terutama terhadap sensitifitas, kecepatan serta waktu perekaman EKG, sebagai berikut: a. Sensitivitasnya : ECG SENS..x1 b. Lead : ECG LEADS II (untuk 3 elektroda) c. HR Alarm Limits : ALM LIMITS d. Arrhytmia-related Alarm Limits : ARRHYTMIA SETUP e. ECG Setup Screen : ECG SETUP Dari hasil perekaman elektrokardiogram, diamati terhadap gelombang P dan R, interval PR, QRS, dan interval QT. serta frekuensi jantung. Semua gelombang diukur terhadap amplitudonya (mv) sedangkan interval PR, QRS, dan interval QT diukur durasinya (detik). Dari ketiga hantaran perekaman elektrokardiogram, hanya hantaran II yang diutamakan untuk dilakukan pengujiannya terhadap amplitudo dan durasinya. Hal ini disebabkan karena hantaran II digunakan sebagai penyidikan terhadap adanya

10 66 gangguan jantung sebelum hantaran yang lainnya digunakan, hantaran II adalah syarat minimal untuk pemantauan pada saat pembedahan dan karena hantaran II mempunyai gambaran gelombang yang mudah dibaca. Pemerikasaan frekuensi denyut jantung dilakukan pada elektrokardiogram (EKG) yang direkam secara otomatis pada mesin fisiograf. Dilakukan perekaman terhadap EKG dan frekuensi denyut jantung sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan seterusnya yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar setelah infusi anestesi dicabut (sekitar 120 menit). Perekaman frekuensi respirasi dilakukan dengan menggunakan alat fisiograf model BSM-8800 (Nihon Kohden ). Slot panel bawah ECG/RESP dihubungkan dengan slot yang menghubungkan pasien dengan kode AC-800PJ yang mempunyai tiga elektroda. Elektroda merah (R) dan elektroda hijau (F) digunakan untuk mengukur frekuensi respirasi dan ditempatkan agar paru-paru berada diantara elektroda tersebut. Pemasangan elektroda dilakukan dengan cara yang sama dengan perekaman elektrokardiogram (EKG). Setelah ketiga elektroda dipasang, perekaman frekuensi respirasi dilakukan dengan menekan tombol RESP pada keypad sehingga keluar RESP setting screen. Dilakukan pemilihan : a. Sensitivitasnya : RESP SENS..x1 b. Respirasi ON/OFF : ON/OFF RESP MEAS c. RESP Alarm Limits : ALM LIMITS d. RESP Setup Screen : RESP SETUP Dari hasil perekaman frekuensi respirasi, diamati terhadap prekuensi respirasi yang akan tercatat secara otomanis pada layar. Dilakukan perekaman terhadap frekuensi respirasi sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan seterusnya yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar setelah infusi anestesi dicabut (sekitar 120 menit).

11 67 Pengukuran Tekanan Darah Perekaman tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat fisiograf model BSM-8800 (Nihon Kohden ). Tekanan darah yang direkam adalah tekanan darah non infasif (non invasive blood pressure, NIBP) yang terdiri dari tekanan darah sistol (systole arterial pressure/sap), tekanan darah diastol (diastole arterial pressure/dap) dan tekanan darah rata-rata (mean arterial pressure/map). Slot panel bawah NIBP dihubungkan dengan slot yang menghubungkan pasien dengan kode slot AP-860PA. Pada ujung slot dipasangkan cuff ukuran kecil (Model YS-025P4). Penempelan cuff dilakukan pada daerah sepertiga proximal radius untuk mengukur tekanan darah arteri brachialis. Setelah cuff dipasang, perekaman tekanan darah dilakukan dengan menekan tombol NIBP pada keypad sehingga keluar NIBP setting screen. Dilakukan pemilihan: a. FREQUENCY SET MANUAL / CONTINUOUS / INTERVAL b. VITAL LIST STORE..ON Dari hasil perekaman tekanan darah, diamati terhadap tekanan darah yang akan tercatat secara otomanis pada layar. Dilakukan perekaman terhadap tekanan darah sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan seterusnya yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar setelah infusi anestesi dicabut (sekitar 120 menit). Perekaman Tekanan CO 2 Respirasi (End Tidal CO 2 /ET CO 2 ) Perekaman kadar gas CO2 respirasi dilakukan dengan menggunakan alat fisiograf model BSM-8800 (Nihon Kohden ). Slot panel bawah CO 2 dihubungkan dengan slot yang menghubungkan pasien dengan kode slot AG-800PA/ AG-830PA. Sensor CO 2 (AG-830PA) dan gas adapter tube dipasang pada ujung slot yang akan menghubungkan pasien dengan mesin fisiograf. Pada ujung Gas adapter tube dipasang tracheal tube yang akan dimasukkan pada saluran pernapasan anjing. Setelah alat dipasang, perekaman kadar gas CO2 dilakukan dengan menekan tombol CO 2 pada keypad sehingga keluar CO 2 setting screen. Dilakukan pemilihan :

12 68 a. Sensitivitasnya : Tekan CO 2 SENS multi-function key (40mmHg) b. CO 2 Alarm Limits : ALM LIMITS c. CO2 Setup Screen : CO 2 SETUP Dari hasil perekaman kadar gas CO2, diamati terhadap kadar gas CO 2 yang akan tercatat secara otomanis pada layar. Dilakukan perekaman terhadap kadar gas CO 2 sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan seterusnya yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar setelah infusi anestesi dicabut (sekitar 120 menit). Pengukuran Suhu Rektal Perekaman suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat fisiograf model BSM-8800 (Nihon Kohden ). Slot panel bawah TEMP (1, 2) dihubungkan dengan slot yang menghubungkan pasien dengan kode slot AW-800PA/ AP-851PA. Alat pengukur temperatur yang akan dimasukkan pada rektal adalah YSI-401J (YSI-401). Setelah alat dipasang, perekaman suhu tubuh dilakukan dengan menekan tombol TEMP pada keypad sehingga keluar TEMP setting screen. Dilakukan pemilihan pada menu temperatur. Dari hasil perekaman suhu tubuh, diamati terhadap suhu tubuh yang akan tercatat secara otomanis pada layar. Dilakukan perekaman terhadap suhu tubuh sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan seterusnya yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar setelah infusi anestesi dicabut (sekitar 120 menit). Gambaran Darah Penghitungan jumlah eritrosit, hemoglobin, jumlah leukosit total dan nilai hematokrit/pcv dilakukan dengan cell counter machine celdyn MCV (mean corpuscular volume) = PCV x 10/ RBC (fl). MCH (mean corpuscular hemoglobin) = Hb x 10/ RBC (pg). MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration) = Hb/PVC x 100 (%). Diferensiasi Leukosit: dilakukan dengan menghitung di bawah mikroskop perbesaran 100x untuk sejumlah 100 leukosit yang meliputi netrofil,

13 69 eosinofil, limfosit dan monosit pada preparat ulas darah tipis dengan pewarnaan Giemsa. Hasil yang diperoleh (%) kemudian dikalikan dengan jumlah leukosit total, sehingga diperoleh nilai absolut dan masing-masing sel leukosit. Protokol dan Pelaksanaan Penelitian Pemeriksaan terhadap seluruh parameter fisiologis dilakukan sebelum perlakuan (menit ke-0), pada menit ke 10, 20, 30, dan seterusnya sampai menit ke- 120 yang dihitung dari penyuntikan anestetikum pertama sampai hewan sadar. Hewan dinyatakan teranestesi apabila telah memenuhi minimal tiga syarat yaitu sedasi, analgesi, dan relaksasi atau tidak bergerak. Hewan dinyatakan sadar ditandai dengan adanya gerakan, adanya suara hewan, rasa sakit, munculnya respon atau refleks (kelopak mata, pupil, pedal, telinga, spingter ani, dan ekor), dan hewan dapat berdiri dengan keempat kakinya. Rancangan Penelitian dan Analisis Statistik Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dan masing-masing perlakuan terdiri dari empat ekor anjing sebagai ulangan. Data hasil penelitian dianalisis berdasarkan sidik ragam. Apabila didapat perbedaan yang nyata, maka untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan dengan selang kepercayaan 95 % dan 99% (Rossi and Junqueira 2003; Steel and Torrie 1991).

ANESTESI INFUS GRAVIMETRIK PADA ANJING (The Gravimetric Infuson Anaesthesia in Dogs)

ANESTESI INFUS GRAVIMETRIK PADA ANJING (The Gravimetric Infuson Anaesthesia in Dogs) ANESTESI INFUS GRAVIMETRIK PADA ANJING (The Gravimetric Infuson Anaesthesia in Dogs) I Gusti Ngurah Sudisma 1), Setyo Widodo 2), Dondin Sajuthi 2), Harry Soehartono 2), Putu Yudhi Arjentinia 1) 1) Bagian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan 71 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Data penggunaan bahan anestetika diperoleh dari kuesioner yang diedarkan secara acak kepada 87 Dokter Hewan praktek melalui survei secara acak dari tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Anestesi merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis pada tindakan pembedahan, karena pembedahan tidak dapat dilakukan bila belum dilaksanakan anestesi. Sejarah membuktikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain lucu, anjing juga

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain lucu, anjing juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anjing merupakan hewan peliharaan yang paling populer hampir di seluruh dunia, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain lucu, anjing juga memiliki jiwa pengabdian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Klasifikasi status pasien pada prosedur anestesi menurut American Society of Anaesthesiologist (ASA)

Lampiran 1 Klasifikasi status pasien pada prosedur anestesi menurut American Society of Anaesthesiologist (ASA) LAMPIRAN 73 74 Lampiran 1 Klasifikasi status pasien pada prosedur anestesi menurut American Society of Anaesthesiologist (ASA) Katagori Kondisi Fisik Contoh kondisi klinik Hewan normal (sehat klinis) Tidak

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba 17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. hilangnya kesadaran. Pada dasarnya anestesi digunakan pada tindakan-tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. hilangnya kesadaran. Pada dasarnya anestesi digunakan pada tindakan-tindakan BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang Anestesi adalah hilangnya rasa sakit yang disertai atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pada dasarnya anestesi digunakan pada tindakan-tindakan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP Station 1: Perekaman EKG PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP Gambaran Umum/Persiapan EKG merupakan tindakan non invasif yang dapat memberikan gambaran tentang aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasilkan induksi anestesi yang halus, mengurangi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 3 Jadwal penelitian Kegiatan

BAHAN DAN METODE. Tabel 3 Jadwal penelitian Kegiatan 21 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, dengan mengambil tempat di Bagian Bedah dan Radiologi sebagai tempat pengambilan

Lebih terperinci

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis - V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anestesi digunakan secara luas dalam bidang kedokteran hewan seperti menghilangkan nyeri dan kesadaran pada tindakan pembedahan, pengendalian hewan (restraint), keperluan

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan belum bisa dilakukan tanpa anestesi (Hall dan Clarke, 1983).

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan belum bisa dilakukan tanpa anestesi (Hall dan Clarke, 1983). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anestesi adalah tahapan yang sangat penting pada prosedur pembedahan. Prosedur awal pembedahan harus didahului dengan pemberian anestesi karena pembedahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply BAB I PENDAHULUAN Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius. Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, pemeliharaan ayam broiler dilaksanakan selama 28 hari di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

ELEKTROKARDIOGRAM ANJING DOMESTIK YANG DIBERIKAN KOMBINASI XILASIN DAN KETAMIN SECARA SUBKUTAN SEBAGAI PEMELIHARA ANESTESI SKRIPSI

ELEKTROKARDIOGRAM ANJING DOMESTIK YANG DIBERIKAN KOMBINASI XILASIN DAN KETAMIN SECARA SUBKUTAN SEBAGAI PEMELIHARA ANESTESI SKRIPSI ELEKTROKARDIOGRAM ANJING DOMESTIK YANG DIBERIKAN KOMBINASI XILASIN DAN KETAMIN SECARA SUBKUTAN SEBAGAI PEMELIHARA ANESTESI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan

Lebih terperinci

KETERPILIHAN DAN KEBAKUAN DOSIS ANESTESI KETAMINE DAN PROPOFOL MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRIK PADA ANJING I GUSTI NGURAH SUDISMA

KETERPILIHAN DAN KEBAKUAN DOSIS ANESTESI KETAMINE DAN PROPOFOL MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRIK PADA ANJING I GUSTI NGURAH SUDISMA KETERPILIHAN DAN KEBAKUAN DOSIS ANESTESI KETAMINE DAN PROPOFOL MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRIK PADA ANJING I GUSTI NGURAH SUDISMA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

Gambaran Total Eritrosit, Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokrit Terhadap Xilazin-Ketamin pada Anjing Lokal secara Subkutan

Gambaran Total Eritrosit, Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokrit Terhadap Xilazin-Ketamin pada Anjing Lokal secara Subkutan Gambaran Total Eritrosit, Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokrit Terhadap Xilazin-Ketamin pada Anjing Lokal secara Subkutan (OVERVIEW NUMBER OF ERYTHROCYTES, HEMOGLOBIN, HEMATOCRIT VALUE TOWARD XYLAZINE-KETAMINE

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar (Bibos banteng) yang mempunyai kekhasan tertentu bila dibandingkan dengan sapi-sapi lainnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Domba garut memiliki sifat profilik atau memiliki anak lebih dari satu dengan jumlah anak perkelahiran ialah 1.97 ekor. Domba garut merupakan domba yang berasal dari persilangan

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan 19 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010 di Kandang Unit Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang profil nilai fisiologis kardiorespirasi dan suhu tubuh Macaca fascicularis tersedasi (nilai rataan denyut jantung, nafas, suhu tubuh dan EKG) pada perbedaan

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI

GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI GAMBARAN HEMATOLOGI ANJING PELACAK OPERASIONAL RAS LABRADOR RETRIEVER DI SUBDIT SATWA POLRI-DEPOK GITA WIDARTI ANGGAYASTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN GITA WIDARTI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT Tanggal terbit: Disahkan oleh: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ns. Hikayati, S.Kep., M.Kep. NIP. 19760220 200212 2 001 Pengertian

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum pemberian agen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum pemberian agen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premedikasi Anestesi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum pemberian agen anestesi seperti obat analgesik yang dapat menghilangkan rasa sakit, sementara obat-obat

Lebih terperinci

Perubahan Klinik Pada Anjing Lokal Selama Teranestesi Ketamin Dengan Berbagai Dosis Premedikasi Xilazin Secara Subkutan

Perubahan Klinik Pada Anjing Lokal Selama Teranestesi Ketamin Dengan Berbagai Dosis Premedikasi Xilazin Secara Subkutan Perubahan Klinik Pada Anjing Lokal Selama Teranestesi Ketamin Dengan Berbagai Dosis Premedikasi Xilazin Secara Subkutan (THE CLINICAL CHANGES IN LOCAL DOG DURING ANESTHETIZED BY KETAMINE WITH VARIOUS DOSE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini dikarenakan memiliki waktu mula kerja, durasi dan waktu pulih sadar yang singkat. 1,2 Disamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam detak per menit atau beats per minute (bpm). Frekuensi denyut jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam detak per menit atau beats per minute (bpm). Frekuensi denyut jantung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologis Sistem Kardiovaskuler dan Pernafasan (Kardiorespirasi) 2.1.1. Heart Rate/Frekuensi Denyut Jantung Heart rate adalah jumlah detak jantung per satuan waktu, biasanya

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA 1 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG

Lebih terperinci

ABSTRACT. Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon

ABSTRACT. Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon ISSN : 1411-8327 Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon (NORMAL VALUES OF ELECTROCARDIOGRAM, HEART RATE, RESPIRATION RATE AND BODY TEMPERATURE OF Dugong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan penelitian After Only With Control Design 35 yang digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan April sampai dengan Desember 2011. Lokasi pemeliharaan pada penelitian ini bertempat di Laboratorium Lapang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat Persiapan dan pemeliharaan mencit

BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat Persiapan dan pemeliharaan mencit 17 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Bedah dan Radiologi sebagai tempat pemaparan radiasi dan pengambilan darah serta bagian Fisiologi sebagai tempat pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. Obat analgesik akan menghilangkan rasa sakit, sementara obat tranquilliser akan menenangkan hewan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel darah yaitu obyek glass, cover glass, Haemicitometer, jarum suntik, pipet kapiler, mikroskop monokuler. Vitamin E

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anestesi umum merupakan teknik yang sering dilakukan pada berbagai macam prosedur pembedahan. 1 Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi anestesi. 2 Idealnya induksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis. B. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

ELEKTROKARDIOGRAM MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG TERANESTESI KOMBINASI KETAMIN-SILASIN SKRIPSI

ELEKTROKARDIOGRAM MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG TERANESTESI KOMBINASI KETAMIN-SILASIN SKRIPSI ELEKTROKARDIOGRAM MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG TERANESTESI KOMBINASI KETAMIN-SILASIN SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

METODE. Tempat dan Waktu

METODE. Tempat dan Waktu 4 METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 dan berakhir bulan Juni 2011. Penelitian bertempat di Laboratorium Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Adaptasi hewan (kelompok AP,AIS,AIP) Torakotomi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 2 H+2 H - 14 H-14 Teranestesi sempurna H Awal recovery H+7 Pengambilan darah simpan 30% total darah (kelompok AP) Post transfusi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Viskositas Darah Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap resistensi aliran darah. Viskositas darah tergantung beberapa faktor, dimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung Madu Plantation Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah pada

Lebih terperinci

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. : ISSN : Agustus 2010

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. : ISSN : Agustus 2010 PERBANDINGAN WAKTU INDUKSI, DURASI DAN PEMULIHAN ANESTESI DENGAN PENAMBAHAN PREMEDIKASI ATROPIN-XYLAZIN DAN ATROPIN- DIAZEPAM UNTUK ANESTESI UMUM KETAMIN PADA BURUNG MERPATI (COLUMBA LIVIA) (THE COMPARISON

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari 2017. Lokasi pemeliharaan ayam broiler di Peternakan milik Bapak Hadi Desa Sodong Kecamatan Mijen Kota Semarang. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung.

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. 2 dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. TINJAUAN PUSTAKA Autotransfusi Darah untuk transfusi dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Perawatan Ventilator

Perawatan Ventilator Perawatan Ventilator PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Kelautan untuk membuat ekstrak daun sirih, Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) untuk

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK

MONITORING HEMODINAMIK MONITORING HEMODINAMIK DEFINISI Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Monitoring

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Electrocardiograph ECG 300G Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Electrocardiograph ECG 300G Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri INSTRUKSI KERJA Penggunaan Electrocardiograph ECG 300G Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 DAFTAR REVISI Revisi ke 00 : Rumusan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR FAAL SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 FAAL DASAR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian adalah dilaboratorium Klinik Analis Kesehatan UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung Berdasarkan struktur anatomi, jantung hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu pada bulan November 2009 sampai dengan Maret 2010, bertempat di kandang A, kandang sapi perah Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung 18 III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak penelitian Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung Sari, Sumedang yang berumur 35 hari. Kisaran bobot badan itik

Lebih terperinci

Dinamika Leukosit Akibat Xilazin pada Anjing Lokal yang Dianestesi Ketamin secara Subkutan

Dinamika Leukosit Akibat Xilazin pada Anjing Lokal yang Dianestesi Ketamin secara Subkutan Dinamika Leukosit Akibat Xilazin pada Anjing Lokal yang Dianestesi Ketamin secara Subkutan (DYNAMICS OF LEUKOCYTE AFFECTED BY XYLAZINE ON LOCAL DOGS ANESTHETIZED WITH KETAMINE SUBCUTANEOUSLY) Komang Sri

Lebih terperinci

Hipotermia dan Waktu Pemulihannya dalam Anestesi Gas Isofluran dengan Induksi Ketamin-Xylazin pada Anjing

Hipotermia dan Waktu Pemulihannya dalam Anestesi Gas Isofluran dengan Induksi Ketamin-Xylazin pada Anjing Jurnal Veteriner Maret 2016 Vol. 17 No. 1 : 1-6 pissn: 1411-8327; eissn: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2016.17.1.1 Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 online pada http://ejournal.unud.ac.id/php.index/jvet.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan farmakologitoksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan Desa Kepakisan

Lebih terperinci

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12 ECG ElectroCardioGraphy Elektrokardiografi - merekam grafik aktivitas listrik (potensi) yang dihasilkan oleh sistem konduksi dan miokardium jantung selama depolarisasi / re-polarisasi siklus. Akhir 1800-an

Lebih terperinci

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen A. Pengertian Oksigen Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel secara normal yang diperoleh dengan cara menghirup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. Penginduksian zat karsinogen dan pemberian taurin kepada hewan uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron

Lebih terperinci