PEKERJAAN JASA KONSULTANSI KAJIAN PENYUSUNAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEKERJAAN JASA KONSULTANSI KAJIAN PENYUSUNAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KAWASAN EKONOMI KHUSUS"

Transkripsi

1 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian LAPORAN PENDAHULUAN PEKERJAAN JASA KONSULTANSI KAJIAN PENYUSUNAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KAWASAN EKONOMI KHUSUS

2 KATA PENGANTAR Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai media pelaporan mengenai rencana kerja dan penjelasan mengenai metodologi dalam pelaksanaan pekerjaan. Rencana kerja ini yang akan menjadi acuan dalam memantau perkembangan pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Kajian Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Kawasan Ekonomi Khusus di, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Pendahuluan ini terdiri atas 5 (Lima) bagian yaitu : 1. Pendahuluan 2. Uraian Pendekatan, Metodologi dan Rencana Kerja 3. Organisasi dan Personil 4. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 5. Penutup Demikian laporan ini kami sampaikan untuk memberikan gambaran perencanaan pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Kajian Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Kawasan Ekonomi Khusus di Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Bandung, Juli 2014 CV. TORCHE INDONESIA Torche Indonesia 2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN MANFAAT BATASAN PELAKSANAAN KEGIATAN LANDASAN HUKUM RUANG LINGKUP PEKERJAAN KELUARAN URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN RENCANA KERJA METODOLOGI DAN PENDEKATAN Persiapan dan Penetapan Ruang Lingkup Inventarisasi, dan Audit Implementasi Rencana Induk TIK (Current State) Analisa, dan Penyusunan Future State Analisis Kesenjangan Penyusunan Rekomendasi dan SIM Monev KEK Forum Diskusi Group dan Sosialisasi KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) Proses Penyelenggaraan KEK Pemanfaatan Teknologi Dan Sistem Informasi ORGANISASI DAN PERSONIL ORGANISASI KOMPOSISI TIM & PENUGASAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI PENUTUP Torche Indonesia 3

4 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah dalam upaya pengembangan pusat pertumbuhan untuk mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang dituangkan dalam MP3EI. Dalam rangka penyelenggaraan KEK di Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun Tujuan penyelenggaraan KEK adalah untuk meningkatkan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis; memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi; mempercepat perkembangan daerah; dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam penyelenggaraan KEK di Indonesia tahapan yang dilakukan adalah meliputi pengusulan KEK, penetapan KEK, pembangunan KEK, pengelolaan KEK, dan evaluasi pengelolaan KEK. Dalam menyelenggarakan pengembangan KEK di Indonesia, dibentuk Dewan Nasional KEK yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dewan Nasional KEK bertugas membantu Presiden untuk menyusun Rencana Induk Nasional KEK, menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepat pembentukan dan pengembangan KEK, menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK, melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK, memberikan rekomendasi pembentukan KEK, mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yang potensinya belum berkembang, menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pengembangan KEK, dan memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta merekomendasikan langkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden, termasuk mengusulkan pencabutan status KEK. Dalam pelaksanaan tugasnya Dewan Nasional KEK dibantu oleh Tim Pelaksana dan Sekretariat Dewan Nasional KEK yang bertugas untuk menyelenggaraan dukungan dan Torche Indonesia 4

5 pelayanan teknis operasional dan administratif kepada Dewan Nasional KEK serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Pada setiap provinsi yang sebagian wilayahnya ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Dewan Kawasan KEK yang bertanggung jawab kepada Dewan Nasional KEK. Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya, Dewan Kawasan membentuk Sekretariat Dewan Kawasan KEK. Selanjutnya pada setiap wilayah yang ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Administrator oleh Dewan Kawasan yang bertugas untuk melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi pelaku usaha, memonitor dan mengendalikan operasionalisasi KEK, serta menyampaikan laporan operasionalisasi KEK kepada Dewan Kawasan. Selain itu, pada setiap KEK terdapat Badan Usaha yang akan melakukan pembangunan dan pengelolaan KEK yang pelaksanaan operasionalisasinya dimonitor dan dikendalikan oleh Administrator untuk dilaporkan kepada Dewan Kawasan KEK. Dalam rangka penyelenggaraan KEK tersebut, untuk setiap institusi kelembagaannya memerlukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan tugas-tugasnya dalam rangka optimalisasi pencapaian tujuan pada setiap tahapan penyelenggaraan KEK. Monitoring dan evaluasi tersebut ini diperlukan untuk mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan penyelenggaraan KEK serta untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyalahgunaan, hambatan, kesalahan, dan kegagalan dalam penyelenggaraan KEK. Melalui monitoring dan evaluasi tersebut maka juga dapat diketahui dan dinilai seberapa jauh perkembangan tercapainya penyelenggaraan KEK serta dapat diberikan respon/tanggapan langsung terhadap tindak lanjut yang perlu dilakukan. Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaporan dan penyajian data terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK tersebut perlu menggunakan suatu software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi. Oleh Karena itu, pada Tahun 2014, Sekretariat Dewan Nasional KEK akan melakukan kegiatan untuk mengimplementasikan penggunaan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan oleh institusi kelembagaan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Torche Indonesia 5

6 1.2 Tujuan Dan Sasaran Tujuan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK ini adalah terwujudnya penggunaan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk pelaksanaan tugas monitoring dan evaluasi penyelenggaraan dan pengusulan KEK oleh Sekretariat Dewan Nasional sebagai dukungan teknis kepada Dewan Nasional KEK secara profesional. Adapun sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan sistem monitoring dan evaluasi ini adalah: 1 Tersusunnya roadmap manajemen sistem informasi terhadap kegiatan monitoring dan evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia yang berkelanjutan, adaptif dan durable. 2 Diterapkannya sebuah software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi dan performa penyelenggaraan KEK yang dapat menjadi alat pendukung pengambilan kebijakan di level strategis (decision support system). 3 Tersusunnya konsep dasar dari proses bisnis, standar operating procedure, pengarsipan dan database yang tersistem dan terintegrasi untuk kegiatan monitoring dan evaluasi kesiapan usulan pembentukan KEK. 1.3 Manfaat Manfaat penyusunan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk pelaksanaan tugas monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK oleh Sekretariat Dewan Nasional ini adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan efisiensi, efektivitas, rasionalitas dan ketertiban dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kesiapan usulan pembentukan KEK dan pelaksanaan rencana aksi KEK yang telah ditetapkan. Selain itu, software ini juga diharapkan mampu membantu mempercepat dan mempermudah pengumpulan dan penyajian informasi oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK sehingga mampu memberikan dukungan teknis secara sistematis, terukur, profesional dan tepat waktukepada Dewan Nasional KEK sebagai pengambil kebijakan strategis KEK. Dalam jangka panjang, manfaat penyusunan software ini adalah Torche Indonesia 6

7 terwujudnya kebijakan-kebijakan strategis KEK yang rasional, efektif, dan bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan. 1.4 Batasan Pelaksanaan Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK ini dibatasi dengan cakupan analisis untuk menggunakan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk pelaksanaan tugas monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK oleh institusi kelembagaan Sekretariat Dewan Nasional KEK dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Dewan Nasional KEK dalam tahap: pembangunan KEK, yaitu dalam tugas untuk memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta merekomendasikan langkah tindak lanjut hasil evaluasi, berupa software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi dan performa penyelenggaraan KEK yang telah ditetapkan (selama maksimal 3 tahun sampai KEK siap beroperasi) pengusulan sampai penetapan KEK, yaitu dalam tugas untuk melakukan kajian atas usulan suatu wilayah menjadi KEK dan memberikan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden, konsep dasar dari proses bisnis, standar operating procedure, pengarsipan dan database yang tersistem dan terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi kesiapan usulan pembentukan KEK. Adapun penerapan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi tersebut menggunakan pengembangan sistem manual monitoring dan evaluasi untuk kesiapan usulan pembentukan KEK dan pelaksanaan rencana aksi KEK yang telah disusun sebelumnya oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK. Dalam hal pengintegrasian data dan informasi, pelaksanaan kegiatan akan menggunakan jasa cloud server yang disediakan oleh pihak yang akan melaksanakan kegiatan ini. 1.5 Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Torche Indonesia 7

8 Sekretariat Dewan Nasional KEK ini antara lain adalah : 1 UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus 2 PP No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus 3 Perpres No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK 4 Peraturan Menko Perekonomian No. 7 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Nasional KEK 5 Peraturan Menko Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan Pembentukan KEK 6 Peraturan Menko Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan KEK 1.6 Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan dalam kegiatan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK, sebagai berikut: 1 Penyusunan blueprint/roadmap sistem monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK di Indonesia a. Mengindetifikasi dan memelajari proses bisnis, standar operating procedure, dan hal-hal yang terkait dengan sistem informasi yang telah berjalan di dalam konteks pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengusulan KEK dan penyelenggaraan KEK yang telah ditetapkan. b. Mengidentifikasi dan memprediksi kebutuhan data dan informasi dalam konteks penyelenggaraan kebijakan KEK di Indonesia, baik di saat ini dan masa yang akan datang c. Melakukan gap analysis antara penerapan sistem analisis monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK yang ideal dengan apa yang sudah dilaksanakan oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK selama ini d. Menyusun konsep database dan alur informasi yang mampu mendukung sistem monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK di Indonesia Torche Indonesia 8

9 e. Membangun database KEK di Indonesia yang telah memasukkan semua data dan informasi kegiatan pelaksanaan KEK yang selama ini telah dikerjakanyang sesuai dengan konsep database yang telah disusun f. Menyusun dan menetapkan indikator-indikator kinerja penyelenggaraan KEK baik dari segi progress pengusulan KEK atau penyelenggaraan KEK yang telah ditetapkan g. Menyusun dan menyajikan baseline indikator-indikator kinerja penyelenggaraan KEK yang telah terjadi di saat ini berdasarkan indikatorindikator yang telah dipilih h. Membuat konsep dan menyusun sistem layering otoritas pengguna sistem informasi dalam konteks kelembagaan di KEK untuk mendukung alur pengambilan kebijakan teknis dan strategis serta transparansi informasi public i. Menyusun rekomendasi tahapan-tahapan (staging) pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi KEK yang akan diselenggarakan di masamasa yang akan datang 2 Mengindetifikasi dan memelajari proses bisnis, standar operating procedure, dan hal-hal yang terkait dengan sistem informasi yang telah berjalan di Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dalam konteks pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengusulan KEK dan penyelenggaraan KEK yang telah ditetapkan. a. Mengidentifikasi dan memprediksi kebutuhan data dan informasi dalam konteks penyelenggaraan kebijakan KEK di Indonesia, baik di saat ini dan masa yang akan datang b. Melakukan gap analysis antara penerapan sistem analisis monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK yang ideal dengan apa yang sudah dilaksanakan oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK selama ini c. Menyusun konsep database dan alur informasi yang mampu mendukung sistem monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK di Indonesia d. Membangun database KEK di Indonesia yang telah memasukkan semua data dan informasi kegiatan pelaksanaan KEK yang selama ini telah Torche Indonesia 9

10 dikerjakanyang sesuai dengan konsep database yang telah disusun e. Menyusun dan menetapkan indikator-indikator kinerja penyelenggaraan KEK baik dari segi progress pengusulan KEK atau penyelenggaraan KEK yang telah ditetapkan f. Menyusun dan menyajikan baseline indikator-indikator kinerja penyelenggaraan KEK yang telah terjadi di saat ini berdasarkan indikatorindikator yang telah dipilih g. Membuat konsep dan menyusun sistem layering otoritas pengguna sistem informasi dalam konteks kelembagaan di KEK untuk mendukung alur pengambilan kebijakan teknis dan strategis serta transparansi informasi public h. Menyusun rekomendasi tahapan-tahapan (staging) pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi KEK yang akan diselenggarakan di masamasa yang akan datang 3 Penerapan software aplikasi sistem monitoring dan evaluasi untuk rencana aksi KEK yang telah ditetapkan a. Mengembangkan sistem pelaporan dan pengumpulan data pelaksanaan rencana aksi b. Menyusun sistem database pelaksanaan rencana aksi c. Mengembangkan sistem pemantauan pelaksanaan rencana aksi (pencapaian, identifikasi hambatan, saran perbaikan kedepan) d. Mengembangkanprototypesystem pendukung keputusan untuk evaluasi rencana aksi e. Menyusun sistem informasi manajemen monitoring pelaksanaan rencana aksi berbasis multiplatform yang terintegrasi f. Menyusun manual penggunaan software berdasarkan level otoritas pengguna informasi (pengguna umum, staff teknis, administrator, pengambil kebijakan, dsb.) 4 Penyusunan konsep dasar dari proses bisnis, standar operating procedure, pengarsipan dan database yang tersistem dan terintegrasi dalam rangka sistem Torche Indonesia 10

11 monitoring dan evaluasi untuk kesiapan usulan pembentukan KEK a. Mengembangkan sistem informasi terhadap alur penerimaan usulan pembentukan KEK yang sesuai dan compatible dengan konsep blueprint/roadmap sistem monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK di Indonesia b. Menyusun standar operating procedure penerimaan usulan yang sesuai dengan sistem informasi monitoring dan evaluasi pengusulan pembentukan KEK c. Menyusun sistem database dokumen usulan KEK d. Inventarisasi, digitalisasi dan databasing dokumen-dokumen utama pengusulan KEK e. Mengembangkan sistem pemantauan pengusulan KEK terkait penyusunan dan pengolahan indikator-indikator progress pengusulan pembentukan KEK f. Merekomendasikan kegiatan-kegiatan pengembangan monitoring dan evaluasi terhadap kesiapan usulan pembentukan di masa-masa yang akan dating 1.7 Keluaran Produk akhir dari kegiatan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK ini adalah: 1 Tersusunnya laporan pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir, dan laporan akhir a. Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan ini minimal memuat pendahuluan penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK antara lain latar belakang, maksud, tujuan, dan sasaran, garis besar substansi dan kerangka pemikiran, ruang lingkup pekerjaan, pendekatan dan metodologi yang digunakan, rencana dan jadwal kerja, penugasan tenaga kerja, outline dan sistematika penulisan; landasan teori mengenai Torche Indonesia 11

12 pengembangan sistem monitoring dan evaluasi; serta gambaran umum kebutuhan pengembangan sistem monitoring dan evaluasi di lingkungan instansi Sekretariat Dewan Nasional KEK. Laporan Pendahuluan ini diserahkan kepada Sekretariat Dewan Nasional KEK pada akhir bulan pertama setelah diterbitkan Surat Perintah Kerja untuk penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK. b. Laporan Antara Laporan antara merupakan lanjutan dari laporan pendahuluan dengan penambahan muatan mengenai hasil gap analysis antara penerapan sistem analisis monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK yang ideal, hasil pengembangan database KEK di Indonesia, hasil penyusunan sistem layering otoritas pengguna sistem informasi dalam konteks kelembagaan di KEK, hasil rekomendasi pentahapan (staging) pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi KEK. Dalam laporan antara ini, hasil-hasil yang disampaikan juga sudah perlu berdasarkan masukan dari pelaksanaan FGD dengan para narasumber.laporan antara ini diserahkan kepada Sekretariat Dewan Nasional KEK pada akhir Bulan ketiga setelah diterbitkan Surat Perintah Kerja untuk penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK. c. Laporan Draft Final Laporan draft final ini merupakan kelanjutan dari laporan antara dan tambahan muatan substansi, yaitu hasil pengembangan sistem pelaporan dan pengumpulan data pelaksanaan rencana aksi, hasil pengembangan software aplikasi sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi KEK yang telah ditetapkan, dan penyusunan sistem database dokumen pengusulan KEK. Hasil yang disampaikan juga sudah perlu berdasarkan masukan dari pelaksanaan FGD dengan para narasumber. Laporan draft final ini diserahkan kepada Sekretariat Dewan Nasional KEK pada akhir bulan Torche Indonesia 12

13 kelima setelah diterbitkan Surat Perintah Kerja untuk penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK. d. Laporan Final Laporan final ini merupakan revisi, perbaikan dan penyesuaian laporan draft final berdasarkan hasil pelaksanaan simulasi yang dilakukan terhadap penyusunan sistem monitoring dan evaluasi rencana aksi penyelenggaraan KEK yang telah disusun.selain itu dalam laporan final ini juga ditambahkan kesimpulan dan rekomendasi untuk penyesuaian dan pengembangan sistem monitoring dan evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK. Laporan final ini diserahkan kepada Sekretariat Dewan Nasional KEK pada minggu ke-2 bulan keenam setelah diterbitkan Surat Perintah Kerja untuk penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK. 2 Pembuatan Sistematika Pengarsipan Dokumen, Digitalisasi Dokumen, Center Database KEK Salah satu output dalam kegiatan ini adalah tersusunnya sistematika pengarsipan dokumen- dokumen yang terkait dengan proses penyelenggaraan KEK, baik dari sisi pengusulan KEK maupun penyelenggaraan KEK yang telah terbentuk. Hal ini mencakup tata cara penyimpanan, penomoran, penamaan, kategorisasi, prosedur revisi, dan hal-hal lainnya yang terkait. Selain itu, keluaran dari kegiatan ini adalah dilakukannya digitalisasi dokumendokumen. Kegiatan penyelenggaraan KEK selama ini melibatkan pengumpulan dokumen-dokumen yang tidak hanya dalam bentuk softfileakan tetapi juga dalam bentuk cetakan, buku, surat dan lain sebagainya. Sehingga untuk mendukung pembentukan database yang reliable dan durable maka dibutuhkan digitalisasi semua dokumen-dokumen terkait dengan pengusulan KEK dan penyelenggaraan KEK yang menyesuaikan dengan konsep sistematika pengarsipan dokumen yang telah dibuat sebelumnya. Torche Indonesia 13

14 Dengan terbentuknya sistematika pengarsipan dokumen dan digitalisasi dokumen maka output dari kegiatan ini juga berbentuk center database informasi KEK yang compatible dan terintegrasi dengan berbagai software-software aplikasi yang berguna bagi penyelenggaraan KEK di masa yang akan datang. Termasuk software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi bagi monitoring dan evaluasi kesiapan pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK yang akan dibuat dalam waktu dekat. Hasil dari kegiatan ini akan disampaikan pada minggu ke-2 bulan keempat. Database ini akan mendukung kegiatan pembuatan software monitoring dan evaluasi dan dilakukan secara simultan dengan pembuatan software. 3 Software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi bagimonitoring dan evaluasi kesiapan pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK Produk lain dari kegiatan ini berupa penyediaan software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK yangmerupakan hasil penyusunan selama periode kegiatan ini dilaksanakan. Sesuai dengan tugas yang diberikan, maka software aplikasi yang akan dihasilkan adalah berupa pengembangan pemrograman multiplatform yang terintegrasi manajemen sistem informasi berbasis multiplatform yang terintegrasi. Software ini didukung dengan penggunaan cloud server. Software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi kesiapan pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK yang akan disusun, dikembangkan dari sistem manual yang telah disusun oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK. Pada tahap awal kegiatan pengembangan software aplikasi ini perlu dilakukan review dan pengembangan terhadap sistem manual yang telah disusun sebelumnya untuk selanjutnya dikembangkan menjadi software aplikasi berbasis multiplatform yang terintegrasi. Software aplikasi untuk sistem monitoring dan evaluasi rencana aksi Torche Indonesia 14

15 penyelenggaraankek disampaikan pada minggu ke-3 bulan kelima. Software aplikasi untuk sistem monitoring dan evaluasi tersebut akan dilakukan pembahasan bersamaan dengan pembahasan laporan draft final pada akhir bulan kelima. Untuk pengujian software aplikasiyang telah disusun, perlu dilakukan simulasi dengan menggunakan data dan informasi pada sistem manual yang telah disusun sebelumnya. Selanjutnya finalisasi software aplikasi untuk sistem monitoring dan evaluasi berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan perlu disampaikan pada akhir bulan kelima setelah diterbitkan Surat Perintah Kerja untuk penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Dewan Nasional KEK bersamaan dengan penyerahan laporan final. 4 Pelaksanaan pelatihan penggunaan sistem monitoring dan evaluasi kesiapan usulan pembentukan KEK dan pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK Dalam rangka peningkatan kapasitas Sekretariat Dewan Nasional dalam rangka pelaksanaan dan penyajian data hasil monitoring dan evaluasi kesiapan usulan pembentukan KEK dan pelaksanaan rencana aksi penyelenggaraan KEK, perlu diadakan pelatihan penggunaan dan simulasi software aplikasi kepada staf Sekretariat Dewan Nasional KEK. Pelaksanaan pelatihan ini diagendakan pada akhir bulan keenam setelah penyerahan laporan final. Torche Indonesia 15

16 2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN RENCANA KERJA 2.1 Metodologi dan Pendekatan Metodologi yang kami rancang untuk melakukan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) secara efektif dan efisien. Metodologi ini terbagi menjadi 5 tahapan utama, seperti tergambarkan di bawah ini: Pemahan atas penugasan dan penyusunan rencana kerja Inventarisasi, pengumpulan data, analisis, dan audit implementasi SIM Monev KEK saat ini Pemetaan current state implementasi SIM Monev KEK dan regulasi baru dan penyusunan future state Identifikasi gap atau current - future state implementasi SIM Monev KEK Penyusunan rekomendasi dan Rencana Induk SIM Monev KEK Gambar 2-1 Metodologi Penugasan Berikut ini adalah penjelasan detil dari metodologi pekerjaan di atas: Project Management Prinsip-prinsip Pengelolaan Proyek (Project Management) diterapkan oleh Project Manager kami untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam penugasan ini telah sesuai dengan ruang lingkup yang telah disetujui bersama, serta dapat diselesaikan tepat waktu. Quality Assurance Torche Indonesia 16

17 Prinsip-prinsip pengendalian mutu (Quality Assurance) dilakukan oleh Subject Matter Expert untuk memastikan bahwa setiap aktivitas telah melewati setiap tahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan Kementerian Perhubungan dan sesuai standar-standar yang berlaku Persiapan dan Penetapan Ruang Lingkup Tahap persiapan dan penetapan ruang lingkup merupakan tahap awal yang bertujuan untuk menyamakan pemahaman mengenai ruang lingkup dan hasil akhir dari penugasan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pada tahap ini, kami juga melakukan pemahaman awal terhadap kegiatan Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus serta regulasi dan ketentuan ketentuan yang menjadi acuan dalam penugasan seperti tercantum dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK), dokumen Perpres No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK, Peraturan Menko Perekonomian No. 7 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Nasional KEK, Peraturan Menko Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan Pembentukan KEK, Peraturan Menko Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan KEK, serta dokumen terkait lainnya. Pemahaman awal ini bertujuan untuk menyusun kerangka berfikir untuk mengembangkan metodologi pekerjaan dan program kerja Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pada tahap ini, ditentukan pula rencana kerja sebagai acuan seluruh aktivitas dalam penugasan ini, termasuk jadwal wawancara kami dengan para pihak terkait dari Kementerian Perhubungan. Berikut ini adalah aktivitas utama dan hasil yang diharapkan pada tahapan ini: Torche Indonesia 17

18 Tabel 2-1 Aktivitas Utama dan Hasil Tahap Persiapan dan Penetapan Ruang Lingkup Aktivitas Utama Menetapkan dan menyepakati ruang lingkup pekerjaan serta hasil akhir. Menyesuaikan metodologi pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan Kementerian Perhubungan. Melakukan penyusunan detil aktivitas dan jadwal wawancara dengan pihak terkait. Hasil Akhir Program kerja. Jadwal wawancara. Laporan Awal Inventarisasi, dan Audit Implementasi Rencana Induk TIK (Current State) Setelah menetapkan ruang lingkup, program kerja, dan jadwal wawancara, pada tahapan selanjutnya kami akan melakukan serangkaian kegiatan tahap lanjut guna mendapatkan data inventarisasi, pengumpulan data, Analisa, dan melakukan Audit Sistem Informasi yang sudah diimplementasikan agar mendapatkan pemahaman detail kondisi tata kelola Monitoring dan Evaluasi yang terkini di Sekretariat Dewan Nasional KEK mencakup aspek organisasi tata kelola, budaya, lingkungan kerja, regulasi dan kebijakan, dan kondisi lain terkait dengan kegiatan pemanfaatan dan implementasi bidang SIM Monitoring dan Evaluasi di Sekretariat Dewan Nasional KEK yang akan dipergunakan sebagai dasar analisa Penyusunan Sistem Monitoring dan Torche Indonesia 18

19 Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tahap selanjutnya. Berikut adalah bentuk kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan: 1. Kajian Dokumen Kajian dokumen akan kami lakukan terhadap dokumentasi teknis SIM Monitoring dan Evaluasi yang terkait, seperti seperti regulasi, Kebijakan, Standar Operasi Prosedur, serta Petunjuk Teknis yang berlaku/digunakan saat ini. 2. Wawancara Wawancara kepada key person bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi SIM Monitoring dan Evaluasi saat ini, kondisi harapan, dan kebutuhan para User. Selain itu, wawancara juga akan dilakukan dalam melakukan penilaian atas kondisi SIM Monitoring dan Evaluasi saat ini. 3. Observasi Apabila dibutuhkan, kami akan melakukan observasi untuk melengkapi hasil kajian SIM Monev KEK. Observasi yang mungkin dilakukan adalah observasi ke lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Dalam penugasan ini, kami akan menggabungkan proses kajian dengan proses pemetaan Control Objectives pada COBIT ke dalam proses internal yang diperlukan oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK dalam mencapai tujuan SIM Monev KEK serta memenuhi tingkat kematangan yang telah ditentukan. Pendekatan kajian tersebut digambarkan pada gambar berikut ini: Torche Indonesia 19

20 Gambar 2-2 Pendekatan proses kajian dengan proses pemetaan A. Sekretariat Dewan Nasional KEK Objectives - Tujuan dari organisasi yang akan diukur. Pencapaian tujuan organisasi adalah tolak ukur yang diinginkan pada setiap implementasi pengendalian dalam organisasi. Pencapaian tujuan organisasi juga merupakan tolak ukur keberhasilan implementasi pengendalian TI, karena itu perlu pendefinisian tujuan organisasi untuk menentukan nilai tambah apa yang akan atau dapat diberikan TI dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut. B. IT Objectives - Value-added yang diharapkan dari TI dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Nilai tambah TI yang dimaksud dapat berupa daya guna, manfaat serta dampak pengendalian TI yang diterapkan dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di mana nilai tambah ini bersifat spesifik untuk tiap-tiap organisasi. Torche Indonesia 20

21 C. Critical Success Factor (CSF) Penilaian atas internal proses dalam mewujudkan nilai tambah TI. CSF merupakan faktor faktor yang dapat mendukung pencapaian nilai tambah TI dan diharapkan dapat memberikan langkah yang harus dilakukan agar nilai tambah yang dimaksud dapat terwujud. Contoh dari faktor pendukung yang dimaksud: komitmen dan dukungan manajemen, kemampuan sumberdaya, dan sebagainya. Identifikasi CSF memerlukan kajian yang mendalam antara hubungan objektif TI dengan hal-hal yang mendukung pencapaian objektif tersebut. Hal ini dibutuhkan agar pengukuran yang dilakukan dapat memberikan hasil yang komprehensif. D. COBIT Framework Pemetaan internal proses kedalam COBIT Framework. Pemetaan internal proses ke dalam ControlObjectives/Detail Control Objectives COBIT dilakukan untuk mendukung perancangan desain kontrol yang sesuai dengan masing-masing CSF yang telah ditetapkan. COBIT akan digunakan sebagai dasar dan acuan dalam desain kontrol yang dibutuhkan. E. Desain Kontrol Desain kontrol didasarkan pada Control Objectives/Detail Control Objectives yang dihasilkan dari proses pemetaan sebelumnya. Proses desain kontrol dilakukan dengan mengacu pada COBIT Control Practice sebagai panduan dasar namun desain kontrol diluar kerangka COBIT Control Practice juga memungkinkan jika dibutuhkan, termasuk pengendalian yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan bisnis Kementerian Perhubungan dan operasional TI. Kegiatan Audit implementasi TIK dilakukan dengan melakukan diskusi bersama key person masing-masing unit kerja di Kementerian Perhubungan Torche Indonesia 21

22 terhadap 34 proses COBIT. Kemudian dilanjutkan dengan kajian atas kondisi SIM Monev KEK Sekretariat Dewan Nasional KEK yang berdasarkan pada 210 control objectives COBIT. Bukti pendukung yang diperoleh akan digunakan sebagai dasar kajian. Berdasarkan informasi yang diperoleh, ditentukan nilai maturity untuk setiap control objectives sesuai dengan kondisi tata kelola TI saat ini. Dengan merata-ratakan nilai maturity dari control objectives, maka didapatkan maturity level dari setiap proses COBIT. Jenis penilaian tata kelola IT yang digunakan dalam penugasan ini adalah penilaian berdasarkan Maturity Attribute terhadap 34 proses yang ada dengan mempertimbangkan tingkat maturity attribute. Metode penilaian ini mengkaji kondisi yang terjadi saat ini dengan menggunakan 6 (enam) atribut dalam perhitungan tingkat maturitas sebagai berikut: a. Kesadaran dan Komunikasi (Awareness and communication). b. Kebijakan, Rencana dan Prosedur (Policies, plans, and procedures). c. Peralatan dan Otomatisasi (Tools and automation). d. Keterampilan dan Keahlian (Skills and expertise). e. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas (Responsibility and accountability). f. Penetapan tujuan dan pengukuran (Goal setting and measurement). Setiap atribut di atas menyediakan indikator atau parameter dalam memberikan nilai kematangan untuk setiap atribut yang dinyatakan dalam skala 1 sampai 5. Dari nilai setiap atribut di atas akan dihitung nilai rataratanya untuk mendapatkan nilai akhir berupa nilai maturity level setiap proses. Torche Indonesia 22

23 Parameter yang dinyatakan dalam maturity attribute COBIT dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini: Tabel 2-2 Penilaian berdasarkan Maturity Attribute COBIT Maturity Kesadaran dan Kebijakan, Rencana Peralatan dan Keterampilan dan Tanggung Jawab Penetapan Tujuan Level Komunikasi dan Prosedur Otomatisasi Keahlian dan Akuntabilitas dan Pengukuran 1 Adanya pengakuan Terdapat Terdapat beberapa Keterampilan yang Tidak ada Tidak ada tujuan tentang perlunya pendekatan secara alat pendukung dibutuhkan oleh akuntabilitas dan yang jelas dan proses ini. Terdapat ad hoc dalam proses yang standar. Tidak proses tidak tanggung jawab. tidak terjadi masalah dan praktek. Proses terdapat teridentifikasi. Tidak Orang-orang pengukuran. komunikasi yang dan kebijakan tidak pendekatan yang terdapat rencana menyelesaikan sporadis. terdefinisi. direncanakan dalam pelatihan dan masalah yang menggunakan alat pelatihan formal terjadi berdasarkan pendukung yang terjadi. inisiatif mereka tersebut. sendiri. Torche Indonesia 23

24 Maturity Kesadaran dan Kebijakan, Rencana Peralatan dan Keterampilan dan Tanggung Jawab Penetapan Tujuan Level Komunikasi dan Prosedur Otomatisasi Keahlian dan Akuntabilitas dan Pengukuran 2 Terdapat kesadaran Proses yang sama Adanya pendekatan Dibutuhkan adanya Seorang individu Terdapat beberapa akan kebutuhan dan umum sering umum dalam persyaratan menganggap tujuan yang telah dalam bertindak. terjadi, namun menggunakan alat- keterampilan sebagai tanggung terjadi, dan Manajemen sebagian besar alat pendukung. minimum pada jawabnya walaupun terdapat beberapa melakukan diakibatkan oleh Terdapat beberapa daerah yang kritis. tidak resmi langkah-langkah komunikasi terkait keahlian individu. alat-alat pendukung Pelatihan diberikan disetujui. Terdapat finansial yang masalah secara Terdapat beberapa yang mungkin tidak berdasarkan kebingungan terkait telah ditentukan keseluruhan. aspek dari proses diterapkan dengan kebutuhan bukan tanggung jawab tetapi hanya yang berulang benar. berdasarkan apabila terjadi diketahui oleh seperti keahlian rencana yang masalah, dan pihak manajemen. individu, beberapa disepakati. adanya suatu Terdapat dokumentasi dan budaya yang pemantauan yang pemahaman mendukung hal konsisten pada informal kebijakan tersebut. area tertentu. dan prosedur yang ada. Torche Indonesia 24

25 Maturity Kesadaran dan Kebijakan, Rencana Peralatan dan Keterampilan dan Tanggung Jawab Penetapan Tujuan Level Komunikasi dan Prosedur Otomatisasi Keahlian dan Akuntabilitas dan Pengukuran 3 Terdapat Terdapat proses, Rencana telah Persyaratan Proses tanggung Telah terdapat pemahaman terkait kebijakan dan ditetapkan dalam keterampilan mulai jawab dan beberapa tujuan perlunya dalam prosedur yang penggunaan dan didefinisikan dan akuntabilitas mulai dan langkah- bertindak. Terdapat sudah ditetapkan standarisasi alat didokumentasikan didefinisikan dan langkah yang telah komunikasi dan yang untuk semua pemilik proses ditetapkan, tetapi manajemen yang didokumentasikan mengotomatisasi bidang. Adanya tersebut telah tidak lebih formal dan untuk semua proses. Alat yang sebuah rencana diidentifikasi. dikomunikasikan terstruktur. kegiatan utama. digunakan tersebut pelatihan formal Pemilik proses tidak dan terdapat sesuai dengan yang telah mungkin untuk hubungan yang tujuan tetapi dikembangkan, memilki otoritas jelas dengan mungkin tidak namun pelatihan penuh dalam tujuan bisnis. semua sesuai tersebut masih melaksanakan Terdapat proses dengan rencana berdasarkan pada tanggung jawabnya. pengukuran yang yang telah inisiatif individual. tidak diterapkan disepakati dan secara konsisten. mungkin tidak terintegrasi satu sama lain. Torche Indonesia 25

26 Maturity Level Kesadaran dan Komunikasi Kebijakan, Rencana dan Prosedur Peralatan dan Otomatisasi Keterampilan dan Keahlian Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Penetapan Tujuan dan Pengukuran */Terdapat teknik komunikasi yang telah matang diterapkan dengan menggunakan alat komunikasi standar. Semua aspek dari proses telah diterapkan secara berulang dan didokumentasikan. Kebijakan telah disetujui dan ditandatangani oleh manajemen. Standar dalam mengembangkan dan memelihara proses dan prosedur yang diadopsi telah dijalankan. Alat pendukung yang digunakan sesuai dengan rencana standar dan terdapat beberapa alat pendukung yang telah terintegrasi. Alat pendukung utama digunakan untuk mengotomatisasi manajemen proses dan memantau serta mengontrol kegiatan yang kritis. Adanya persyaratan yang secara rutin diperbaharui untuk semua bidang dan dilengkapi dengan sertifikasi. Adanya teknik pelatihan yang matang diterapkan sesuai dengan rencana pelatihan dan diterapkannya sharing knowledge. Semua ahli internal yang terlibat dalam pelatihan dan terdapat penilaian dalam pelatihan tersebut. Adanya proses tanggung jawab dan akuntabilitas yang dapat diterima dalam bekerja. Adanya budaya kerja yang memotivasi tindakan positif. Adanya efisiensi dan efektivitas yang diukur dan dikomunikasikan terkait tujuan bisnis dan rencana strategis TI. Adanya pengukuran TI yang diimplementasikan di beberapa bagian dan dicatat oleh manajemen. Adanya perbaikan secara terus menerus. Torche Indonesia 26

27 Maturity Level Kesadaran dan Komunikasi Kebijakan, Rencana dan Prosedur Peralatan dan Otomatisasi Keterampilan dan Keahlian Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Penetapan Tujuan dan Pengukuran 5 Adanya pemahaman yang terdepan terkait dengan kesadaran. Adanya komunikasi yang proaktif terkait isu berdasarkan tren yang ada, teknik komunikasi yang matang telah diterapkan dan menggunakan alatalat komunikasi yang sudah diintegrasikan. Standar bestpractice telah diterapkan. Adanya dokumentasi proses yang berevolusi untuk alur kerja yang otomatis. Proses, kebijakan dan prosedur yang standar dan telah terintegrasi untuk memungkinkan manajemen end-toend dan adanya perbaikan. Adanya standarisasi set alat yang digunakan di seluruh perusahaan. Di mana alat tersebut sepenuhnya sudah terintegrasi dengan alat-alat pendukung lainnya. Adanya alat pendukung yang digunakan untuk mendukung perbaikan proses dan secara otomatis telah mendeteksi kontrol. Adanya organisasi secara resmi yang mendorong perbaikan terus menerus terkait dengan keterampilan dan keahlian. Adanya pelatihan dan pendidikan yang mendukung bestpractice eksternal dan adanya penggunaan konsep dan teknik yang terdepan. Sharing knowledge telah menjadi budaya perusahaan. Pemilik proses diberdayakan dalam membuat keputusan dan dalam mengambil tindakan. Penerimaan tanggung jawab telah mengalir ke seluruh organisasi secara konsisten. Adanya pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menghubungkan kinerja TI dengan tujuan bisnis. Adanya pengecualian yang terjadi secara umum dan konsisten dicatat oleh manajemen dan telah diterapkan analisa sebab akibat. Perbaikan secara terus menerus telah menjadi Torche Indonesia Adanya ahli eksternal dan para 27 bagian gaya hidup perusahaan.

28 Setelah memperoleh nilai rata-rata dari setiap proses COBIT, kemudian nilai-nilai tersebut akan dirata-ratakan untuk membentuk nilai maturity level untuk keseluruhan TI. Setelah nilai maturity level untuk keseluruhan TIK tersebut diperoleh, perlu adanya definisi dari nilai tersebut untuk mengetahui nilai tata kelola TIK Kementerian Perhubungan. Definisi dari nilai tingkat maturitas (maturity level) untuk keseluruhan TIK dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2-3 Tingkatan Maturity Level Maturity Level Penjelasan 0 Non-existent Pada level ini, perusahaan belum melakukan identifikasi atas proses TI. Perusahaan beranggapan hal tesebut merupakan hal yang tidak perlu dipertimbangkan. 1 Initial/Ad-Hoc Pada level ini, perusahaan telah menyadari bahwa terdapat beberapa proses TI yang telah berjalan. Proses-proses TI tersebut berjalan tetapi dilakukan tanpa standar prosedur operasional dan terdokumentasi dengan baik (Ad-Hoc). 2 Repeatable but Intuitive Pada level ini, proses TI yang berjalan belum seluruhnya memiliki standar prosedur operasional. Selain itu, proses sosialisasi atas standar prosedur operasional belum seluruhnya dilakukan dan dikomunikasikan secara formal kepada personil terkait. 3 Defined Process Pada level ini, perusahaan telah memiliki standar prosedur operasional dan terdokumentasi dengan baik, serta telah melakukan sosialisasi secara formal atas seluruh proses TI yang berjalan. Torche Indonesia 28

29 Maturity Level Penjelasan 4 Managed and Measurable Pada level ini, perusahaan melakukan pengawasan dan memastikan proses telah berjalan sesuai prosedur dan kebijakan yang berlaku. Selain itu, Perusahaan telah melakukan penilaian dalam memastikan proses yang ada telah berjalan secara efektif. Penerapan proses yang terotomatisasi merupakan salah satu pertimbangan penilaian pada level ini. 5 Optimized Pada level ini, proses-proses TI yang berjalan telah mencapai tingkatan good practice. Hal ini dapat dinilai dari keselarasan proses-proses TI dengan perubahan atau perkembangan TI serta bisnis Perusahaan. Seluruh proses TI telah terintegrasi danmemiliki proses yang telah terotomatisasi. Proses TI tersebut juga digunakan untuk menilai kualitas dan efektivitas proses TI secara menyeluruh. Proses perubahan TI dapat dilakukan secara cepat dan tepatserta dapat beradaptasi terhadap perubahan proses bisnis dan operasional Perusahaan. Berikut rincian aktivitas Tahap Inventarisasi, analisa, dan Future state TIK yang direncanakan pada tahap ini: Tabel 2-4 Aktivitas Utama dan Hasil Tahap Inventarisasi, analisa, dan Future state Aktivitas Utama - Memahami lingkungan dan kondisi SIM Monev KEK saat ini. - Inventarisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimiliki oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK saat ini. - Audit Implementasi TIK dengan menggunakan kerangka kerja Torche Indonesia 29

30 acuan COBIT Control Objective 4.1. Hasil Akhir - Dokumentasi Inventarisasi dan Audit Implementasi TIK Sekretariat Dewan Nasional KEK periode 2012 Berikut rincian aktivitas audit Implementasi TIK yang direncanakan pada tahap ini: Tabel 2-5 Rincian Aktivitas Audit Implementasi TIK Aktivitas Utama - Melakukan diskusi dengan key person. - Melakukan kajian dengan berdasarkan Control Objectives COBIT. - Mengumpulkan bukti pendukung. - Menghitung tingkat maturitas setiap proses COBIT. Hasil Akhir - Maturity Level tata kelola TI Kementerian Perhubungan Analisa, dan Penyusunan Future State Pemetaan Current State mencakup berbagai aspek penilaian termasuk analisa kendala dan permasalahan yang menyebabkan ketidakoptimalan pencapaian target implementasi rencana induk ataupun arahan dan kebijakan sebelumnya dari berbagai klasifikasi aspek pemanfaatan TIK di lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK seperti aspek organisasi tata kelola, perencanaan, eksekusi dan implementasi, operasional, perawatan, standarisasi, sistem prosedur, dan lain sebagainya. Pada tahapan ini juga dilakukan kegiatan analisa dan pemilihan bahasan tren teknologi dan kebijakan perundangan terbaru yang sekiranya relevan dengan penyusunan dan penyempurnaan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Penyusunan ataupun penyempurnaan visi dan Future State dari kegiatan pemanfaatan Teknologi Informasi tahap lanjutan akan tetap Torche Indonesia 30

31 memperhatikan visi dan misi yang telah ditetapkan pada rencana induk srategis sebelumnya dengan penyesuaian dan penyempurnaan berdasarkan hasil tahapan analisa-analisa dan audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga sinergi, kesinambungan, dan pencapaian dari pencanangan target jangka menengah dan panjang. Berikut ini adalah aktivitas utama dan hasil yang diharapkan pada tahapan ini: Tabel 2-6 Aktivitas Utama dan Hasil Tahap Penyusunan Future State Aktivitas Utama Mengidentifikasi kondisi implementasi dan permasalahan seputar pelaksanaan programprogram perencanaan dan pengembangan Teknologi Informasi di Lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Melakukan analisis trend TIK dan Kebijakan pemerintah terbaru. Melakukan analisis arah pengembangan e- government. Penyusunan dan penyempurnaan Future Sate pemanfaatan TIK lanjutan di kementerian Perhubungan RI. Hasil Akhir Future state SIM Monev KEK Sekretariat Dewan Nasional KEK Analisis Kesenjangan Pada tahap selanjutnya, kami akan Torche Indonesia 31

32 melakukan analisis kesenjangan berdasarkan hasil tahap sebelumnya, yaitu tahap kajian SIM Monev KEK dan analisis future state. Tahapan ini dilakukan dengan mengidentifikasi area-area yang dapat dikembangkan untuk membantu Sekretariat Dewan Nasional KEK mencapai visi SIM Monev KEK dan future state yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis ini dijabarkan dengan memperhatikan 3 aspek TIK (people, process, technology) yang termasuk di dalamnya mulai dari analisa kesenjangan tatanan organisasi pengelola TI, fungsi dan tugas, penyiapan SDM, penyusunan prosedur dan alur birokrasi, strategi penerapan dan pemberdayaan teknologi informasi dan komunikasi, standarisasi dan kodefikasi, penetapan arsitektur teknologi informasi berskala enterprise, arsitektur data dan sistem informasi, dan arsitektur Infrastruktur dan jaringan komunikasi. Berikut ini adalah aktivitas utama dan hasil yang diharapkan pada tahapan ini: Tabel 2-7 Aktivitas Utama dan Hasil Tahap Analisis Kesenjangan Aktivitas Utama Melakukan analisis atas kesenjangan kondisi SIM Monev state). saat ini dengan kondisi target (future Mengidentifikasi langkah strategis sebagai dasar penyusunan roadmap pencapaian target yang diinginkan. Melakukan diskusi dengan para key person untuk menentukan alternatif strategi yang optimal. Hasil Akhir Dokumentasi inisiatif proyek yang perlu dilakukan untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Alternatif solusi dan skenario implementasi Torche Indonesia 32

33 rencana strategis lanjutan. Roadmap implementasi pengembangan SIM Monev KEK untuk mencapai future state Penyusunan Rekomendasi dan SIM Monev KEK Pada tahap ini, kami akan melakukan penyusunan Rencana Induk Sistem Informasi Manajemen (SIM) Monev KEK berdasarkan hasil analisis dan kesepakatan pada tahap-tahap sebelumnya. Selain itu, kami juga akan menyusun rekomendasi yang dibutuhkan oleh Dewan Nasional KEK untuk menyesuaikan arah pengembangan dan penerapan TIK khususnya terkait proses dan aktifitas pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan KEK. Tujuan dari rekomendasi ini adalah untuk menyelaraskan seluruh strategi TIK di Dewan Nasional KEK, Dewan Kawasan KEK, atau stakeholder terkait lain, serta menyelaraskannya dengan kebutuhan User dan arah pengembangan e-government. Berikut ini adalah aktivitas utama dan hasil yang diharapkan pada tahapan ini: Tabel 2-8 Aktivitas Utama dan Hasil tahap Penyusunan Rekomendasi dan SIM Monev KEK Aktivitas Utama Menyusun rekomendasi TIK di lingkungan Dewan Nasional KEK Menyusun dan mengembangkan SIM Monev KEK Hasil Akhir Dokumentasi Rencana Implementasi SIM Monev KEK Rekomendasi improvement untuk roadmap TIK terkait penyelenggaraan KEK Torche Indonesia 33

34 2.1.6 Forum Diskusi Group dan Sosialisasi Rencana pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi di lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK pada prinsipnya melibatkan seluruh jajaran unit kerja pengelola TIK yang berada di lingkungan Dewan Nasional KEK; guna mendapatkan kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen pelaksanaan dari semua unit kerja terhadap maksud, tujuan, strategi, arah pengembangan, dan mekanisme pelaksanaan rencana pengembangan dan pemanfaatan TIK yang disusun. Forum Diskusi Grup (FDG) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Pelaksanaan FDG sebagai langkah konfirmasi, konsolidasi, dan sosialisasi final pada proses penyusunan rencana strategis TIK sebaiknya tidak hanya dihadiri oleh seluruh jajaran unit kerja pengelola TIK saja akan tetapi dapat dihadiri oleh perwakilan pihak pengguna strategis, dan pihak terkait lainnya seperti perwakilan dari bagian keuangan, SDM, serta legal atau kelembagaan untuk mempermudah komunikasi dan konfirmasi terhadap isu terkait dengan masing-masing bagian Hasil dari FDG diharapkan dapat berupa daftar kesepakatan dari berbagai aspek terkait dengan pembentukan mekanisme dan scenario implementasi dari perencanaan yang dihasilkan. 2.2 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada dasarnya adalah suatu upaya pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang dilakukan dalam bentuk Torche Indonesia 34

35 pemusatan pengembangan kawasan tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK ditentukan, difungsikan dan dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Suatu KEK, dapat terdiri dari satu atau lebih zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan/atau ekonomi lain. Selain itu, dalam suatu KEK juga dapat terdiri dari satu atau lebih fasilitas pendukung, seperti perumahan bagi pekerja, lokasi usaha UMKM dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam rangka penyelenggaraan pengembangan KEK telah dibentuk Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun Sesuai dengan Keputusan Presiden tersebut, susunan keanggotaan Dewan Nasional KEK sebagai berikut: a. Ketua merangkap Anggota : - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; b. Anggota : 1. Menteri Keuangan; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Perindustrian; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Menteri Pekerjaan Umum; 6. Menteri Perhubungan; 7. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 8. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 9. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. c. Sekretarian Dewan Nasional KEK Torche Indonesia 35

36 Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Dewan Nasional KEK, dibentuk yang diatur melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Nomor 7 Tahun Sekretariat Dewan Nasional KEK mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan dan pelayanan di bidang teknis operasional dan administratif kepada Dewan Nasional KEK, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Dalam melaksankan tugas tersebut Sekretariat Dewan Nasional KEK menyelenggarakan fungsi: pemberian dukungan teknis operasional kepada Dewan Nasional KEK; pemberian pelayanan administrasi penyusunan rencana dan program kerja Dewan Nasional KEK; penyelenggaraan kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi administrasi kegiatan dan tindak lanjut pelaksanaan tugas Dewan Nasional KEK; pemberian pelayanan administrasi kerjasama Dewan Nasional KEK dengan lembaga dan pihak lain yang terkait; pemberian pelayanan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian serta penyusunan laporan kegiatan Dewan Nasional KEK; dan penyelenggaraan administrasi keanggotaan Dewan Nasional KEK serta pembinaan organisasi, admiistrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana Sekretariat Dewan Nasional KEK. Secara sederahana, susunan organisasi Dewan Nasional KEK itu dapat digambarkan sebagai berikut: Torche Indonesia 36

37 Selain pembentukan Dewan Nasional KEK, pada setiap provinsi/daerah yang sebagian wilayahnya ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Dewan Kawasan KEK yang bertanggung jawab kepada Dewan Nasional KEK. Selanjutnya pada setiap wilayah yang ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Administrator oleh Dewan Kawasan yang bertugas untuk melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi pelaku usaha, memonitor dan mengendalikan operasionalisasi KEK, serta menyampaikan laporan operasionalisasi KEK kepada Dewan Kawasan. Selain itu, pada setiap KEK terdapat Badan Usaha yang akan melakukan pembangunan dan pengelolaan KEK yang pelaksanaan operasionalisasinya dimonitor dan dikendalikan oleh Administrator untuk dilaporkan kepada Dewan Kawasan KEK Proses Penyelenggaraan KEK Proses penyelenggaraan atau pembentukan suatu KEK merupakan tahapan proses yang Torche Indonesia 37

38 panjang dan melibatkan banyak pihak. Secara garis besar, proses-proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Torche Indonesia 38

39 Pengusulan Usulan pembentukan KEK pada dasarnya dapat diajukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu: (1) Badan Usaha, (2) Pemerintah Kabupaten/Kota, dan/atau (3) Pemerintah Provinsi. Prosedur dan syarat penyampaian usulan KEK ini telah diatur secara rinci dan jelas dalam aturan hukum yang berlaku, sehingga tidak perlu dibahas lebih lanjut. Setiap usulan pembentukan KEK ini harus memenuhi beberapa kriteria dasar yang antara lain yaitu: sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK; terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan mempunyai batas yang jelas. Gambaran akan kunci sukses penetapan akan usulan suatu kawasan menjadi KEK dapat dilihat sebagai berikut: Torche Indonesia 39

40 Penetapan Proses Penetapan atas usulan pembentukan KEK merupakan hak dan wewenang penuh Dewan Nasional KEK setelah melakukan pengkajian terlebih dahulu. Jika Dewan Nasional KEK menyetujui usulan pembentukan KEK, maka Dewan Nasional KEK wajib mengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden; untuk selanjutnya ditetapkan melalui suatu Peraturan Pemerintah. Sebaliknya, jika Dewan Nasional KEK menolak usulan pembentukan KEK, penolakan harus alasannya. disampaikan kepada pengusul disertai dengan Berikut merupakan gambaran dari proses penetapan KEK secara visual: Torche Indonesia 40

41 Torche Indonesia 41

42 Pembangunan Setelah usulan pembentukan KEK disetujui dan ditetapkan dengan diterbitnya Peraturan Pemerintah, maka proses selanjutnya dalam penyelenggaraan KEK ini yaitu pembangunan dan pengoperasian KEK. Pembangunan dan pengoperasian KEK ini dilaksanakan oleh Badan Usaha atau perwakilan-nya; yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota. Pada proses Pembangunan dan pengoperasian KEK ini, Dewan Nasional KEK berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan melakukan evaluasi tahunan guna memastikan pembangunan dan pengoperasian KEK ini sesuai dengan yang disyaratkan Pengelolaan Setelah KEK dioperasikan, maka proses selanjutnya dalam penyelenggaraan KEK ini yaitu pengelolaan KEK yang dilaksanakan oleh Badan Usaha atau perwakilan-nya; sesuai dengan usulan dan penetapan Evaluasi Pengelolaan Pada proses pengelolaan KEK ini, Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan melakukan evaluasi pengelolaan KEK, guna memastikan pengelolaan dan pengoperasian KEK ini sesuai dengan yang disyaratkan Pemanfaatan Teknologi Dan Sistem Informasi Berdasarkan proses penyelenggaraan KEK tersebut di atas, terutama pada proses pengusulan, penetapan dan evaluasi; perlu dibuat sebuah sistem yang dapat memudahkan Dewan Nasional KEK dalam melakukan pengawasan dan evaluasi; efektif, efisien dan ekonomis. Atas dasar itu lah, kegiatan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Sekretariat Dewan Nasional KEK ini ada; yaitu pemanfaatan teknologi dan sistem informasi guna efektivitas dan optimalisasi pelaporan dan penyajian data terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK. Torche Indonesia 42

43 Penjelasan dan paparan kami lebih rinci mengenai bagaimana ide, gagasan, pendekatan dan metodologi serta rencana dan program kerja kami terkait pengembangan aplikasi/sistem monitoring dan evaluasi KEK berbasis web ini dapat dilihat pada bagianbagian atau sub-bab sebelum ini. Torche Indonesia 43

44 3 ORGANISASI DAN PERSONIL 3.1 Organisasi Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan, kami telah mengatur susunan organisasi tim pelaksana kegiatan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sekretariat Dewan Nasional KEK seperti yang disajikan pada gambar struktur organisasi tenaga ahli di bawah ini: Team Leader (Ahli SIM) Ahli Sistem Analis Ahli Monitoring dan Evaluasi Ahli Kearsipan Ahli Pemrograman Ahli Jaringan Tenaga Pendukung Administrasi Operator Komputer 3.2 Komposisi Tim & Penugasan Komposisi tim pelaksana dan penugasan personil dalam kegiatan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sekretariat Dewan Nasional KEK Torche Indonesia 44

45 ini selama kurun waktu 6 (enam) bulan dapat dilihat pada tabel berikut: N o Posisi Org Tugas dan Tanggung Jawab 1 Team Leader (Ahli SIM) 1 Menyusun perencanaan jadwal proyek Memimpin Tim dan bertanggung jawab atas kualitas dan penyelesaian pekerjaan Memberikan tugas kepada personil tim Memetakan sumber daya dan hasil kerja (deliverable) dari proyek Memonitor dan mengkoordinasi aktifitas proyek Mengarahkan tim untuk melaksanakan proyek secara efektif dan efisien 2 Ahli Monitoring dan Evaluasi 1 Melakukan analisis proses bisnis dan SOP terhadap proses penyelenggaraan KEK, khususnya terkait monitoring dan evaluasi Menyusun cetak biru atau roadmap sistem monitoring dan evaluasi penyelenggraan KEK Menyusun dan menyesuaikan rencana strategis penerapan proses bisnis monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK 3 Ahli Sistem Analis 1 Menganalisa dan merancang aplikasi Merancang arsitektur aplikasi Merencanakan teknologi aplikasi Membuat arsitektur infrastruktur aplikasi Merancang system otorisasi aplikasi Merencanakan prototype aplikasi Merencanakan alih pengetahuan untuk sosialisasi dan workshop Torche Indonesia 45

46 Merancang system integrasi aplikasi 4 Ahli Kearsipan 1 Menyusun rancangan sistem kearsipan (namlatur) yang akan digunakan Bertanggung jawab dalam hal penerapan sistematika pengarsipan dokumen, termasuk tata cara penyimpanan, penomoran, penamaan, kategorisasi, prosedur revisi, dan hal-hal lainnya yang terkait 5 Ahli Pemrograman 1 Bertanggung jawab dalam pengerjaan operasionalisasi penayangan di aplikasi/web Mengelola dan menjadi penghubung dari semua sumber daya yang akan digunakan pada sebuah aplikasi/web Mengatur cara pengunjung untuk berinteraksi dengan elemen-elemen dari aplikasi/web Mengatur alur aplikasi/web yang dibuat Menghadirkan sistem dan layanan dari website Bertanggung jawab terhadap efektifitas dan efisiensi dari aplikasi/web yang dibangun Melakukan pemrograman aplikasi yang dibangun sesuai dengan desain yang telah dibuat berdasarkan hasil assessment kepada pihak user Memberikan keterangan (comment) untuk tiap blok kode program yang dibuat, untuk memudahkan penelusuran jika terjadi kesalahan ataupun untuk kepentingan pengembangan atau perubahan di masa depan Menyelesaikan/memperbaiki masalah yang terjadi pada program/ modul yang dibuat (bug fixing) 6 Ahli Jaringan 1 Bersama Sistem Analis melakukan perancangan arsitektur sistem/aplikasi Torche Indonesia 46

47 7 Tenaga Pendukung Menyiapkan rancangan skenario keamanan dan metode komunikasi/integrasi aplikasi dengan aplikasi terkait lain Melakukan audit dan optimasi infrastruktur dan jaringan yang digunakan aplikasi Administrasi 1 Memastikan operasional proyek berjalan dengan menggunakan standar yang sudah baku, serta diakui secara nasional maupun internasional. Operator Komputer 1 Memberikan saran dan masukan teknis dan non teknis tentang proses operasional proyek. Mengontrol proses operasional proyek agar berjalan sesuai degnan aturan dan tidak melanggar ramburambu yang sudah disepakati. Menyiapkan / men-support dokumen administrasi dan pendukung berupa : Berita Acara layak pakai, Berita Acara Penerimaan Barang, Surat Pengiriman Barang / DO, Berita Acara Installasi, Invoice/tagihan, dll) yang menyangkut operasional proyek selama pekerjaan berjalan. Melakukan monitoring terhadap kemajuan proyek. Melakukan proses penagihan. Dibantu team teknis membuat laporan kemajuan pekerjaan. Membantu Proyek Manager dan para Koordinator dalam menyiapkan perangkat monitoring pekerjaan, pelaporan, Berita Acara dan lain lain. Membantu penulisan dokumen teknis Membantu penulisan dokumen SOP dan SLA Torche Indonesia 47

48 Membantu tenaga ahli dan administrasi Melakukan pekerjaan-pekerjaan tidak langsung (indirect) lainnya, seperti petugas delivery, pesuruh dan lain-lain Torche Indonesia 48

49 4 RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No 1 Persiapan Kegiatan Bulan Ke Finalisasi Manajemen Proyek Internal - Finalisasi Manajemen Proyek Eksternal 2 Identifikasi dan Analisis - Pendefinisian Target Audience - Pemetaan Kondisi Eksisting Termasuk pemetaan masalah dan solusinya - Pemetaan Kondisi Harapan Torche Indonesia 49

50 No - Kegiatan Analisis Kesenjangan Termasuk perumusan solusi masalah dan penetapan target implementasi Bulan Ke Analisis Rencana TIK Dewan Nasional KEK Penyusunan dan Penetapan Rekomendasi dan Rencana Implementasi SIM Monev KEK Penyusunan Rekomendasi TIK SIM Monev KEK Penyerahan dan Penetapan Rencana Implementasi 4 Implementasi - Penyiapan Lingkungan Implementasi - Pengembangan aplikasi SIM Monev - Pengujian Torche Indonesia 50

51 No 5 Sosialisasi Kegiatan Bulan Ke Sosialisasi dan Pelatihan - Dokumentasi - Pemeliharaan dan Perawatan Selama 3 (tiga) bulan ke depan setelah sistem live (berjalan) 6 Pelaporan - Penyerahan Laporan Pendahuluan - Penyerahan Laporan Antara - Penyerahan Laporan Draft Final - Penyerahan Laporan Akhir Torche Indonesia 51

52 4.2 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Berdasarkan jadwal pelaksanaan dan deskripsi penugasan tenaga ahli, Konsultan mengusulkan jadwal penugasan tenaga ahli sebagaimana tercantum pada Tabel berikut. NO TENAGA AHLI JUMLAH PERSONIL BULAN I II III IV V VI KETERANGAN TENAGA AHLI 1 Team Leader / Ahli SIM 1 6 Bulan 2 Ahli Monitoring dan Evaluasi 1 6 Bulan 3 Ahli Sistem Analis 1 6 Bulan 4 Ahli Kearsipan 1 6 Bulan 5 Ahli Pemrograman 1 6 Bulan 6 Ahli Pengembangan Jaringan 1 6 Bulan TENAGA PENDUKUNG 1 Administrasi 1 6 Bulan 2 Operator Komputer 1 6 Bulan Torche Indonesia 52

53 5 PENUTUP Semoga Laporan Pendahuluan ini dapat memaparkan rencana kerja secara umum dan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan oleh tim. Untuk kekurangannyanya kami mohon kritik dan saran agar tujuan dari pekerjaan ini tercapai dan saling memuaskan semua pihak. Agenda selanjutnya, Tim akan melakukan perancangan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan. Pada fase perancangan ini akan disajikan rancang bangun aplikasi yang merujuk pada analisis kebutuhan sehingga penyajiannya akan lebih interaktif dan mudah dalam melakukan evaluasi secara visual. Torche Indonesia 53

54 CV. TORCHE INDONESIA Office : Jl. Turangga 19 Bandung Workshop : Jl. Sinom II No. 5 Bandung Ph./Fax : care@torche.co.id Website :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai audit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung yang menggunakan

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Audit SI/TI Berbasis Cobit

Audit SI/TI Berbasis Cobit Audit SI/TI Berbasis Cobit Pertemuan ke 11 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Cobit Maturity Model (Tahap 1) Outline : Definisi Cobit Maturity Model Cobit Maturity

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan

Lebih terperinci

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Latar Belakang Permasalahan Teknologi Informasi Kurangnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

Herliana Widyaningrum

Herliana Widyaningrum Herliana Widyaningrum 2210 206 703 Pelayanan prima didukung TI merupakan bagian visi dan misi Instansi Pemerintah Pembangunan Infrastruktur jaringan semakin berkembang Tata kelola layanan jaringan saat

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin ISSN 85-576 (Print) Jurnal POROS TEKNIK Volume 7, No., Desember 5 :5-5 PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA DALAM PENERAPAN MASTERPLAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PERKANTORAN

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Islam Riau yang beralamat di jalan Kaharudin Nasution No. 113, Perhentian Marpoyan. Pekanbaru. 3.2.

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

Jl. Mayjen Bambang Soegeng Km. 5 Mertoyudan-Magelang Abstrak

Jl. Mayjen Bambang Soegeng Km. 5 Mertoyudan-Magelang    Abstrak Pengembangan Metode Pengukuran Sistem IT Governance dengan Menggunakan Acuan Standard Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) sebagai Critical Succes Factor (CSF ) (Studi Kasus : Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. INDO BISMAR) Ronggo Alit 1, Okky Dewinta 2, Mohammad Idhom 3 Email: ronggoa@gmail.com

Lebih terperinci

Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1

Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 Dewi Lusiana 1) 1,2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember

Lebih terperinci

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang

Lebih terperinci

Bab V Pengembangan Solusi

Bab V Pengembangan Solusi Bab V Pengembangan Solusi Dalam upaya pengembangan solusi, hal pertama yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi persoalan atau hal-hal yang mempengaruhi pada upaya perbaikan proses pengelolaan data.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas layanan sebagai salah satu realisasi dari tata kelola pemerintahan yang baik (Good Corporate Governance) mensyaratkan penerapan tata kelola

Lebih terperinci

Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi. Titah Laksamana

Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi. Titah Laksamana Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi Kasus: Bank Jatim Titah Laksamana 5206100025 MetodologiPenelitian Mapping ProsesPengelolaanData Mapping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Birokrasi yang modern merupakan tuntutan perwujudan tata kelola organisasi pemerintah yang baik atau good government governance sehingga mau tidak mau setiap lembaga

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Damar Rivaldi Zulkarnaen 1, Rizki Wahyudi 2, dan Andik Wijanarko 3 Program Studi Sistem Informasi 1,2 Program

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas prosedur audit. Ada tujuh prosedur audit, yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & Steps for Data Gathering, Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) Ingwang Diwang Katon 1 dan R. V. Hari Ginardi 2 Magister

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide pembuatan rancangan IT Governance dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT. Disamping itu akan dibahas juga

Lebih terperinci

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 18 19 September 2015 Penerapan It Human Resource Menggunakan PER02/MBU/2013 dan Cobit 4.1 untuk Mendukung Good Corporate Governance (GCG)

Lebih terperinci

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI 355 Model Pemetaan dan Analisis Tata Kelola Single Identification Number ( SIN / E-Ktp Nasional ) Bagi Dinas Kependudukan Indonesia Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1 K. Emi Trimiati* ), Jutono G. **

Lebih terperinci

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 Nur Aeni Hidayah 1, Zainuddin Bey Fananie 2, Mirza Hasan Siraji 3 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini bersifat evaluatif dengan pendekatan melihat efektifitas dan efisiensi tata kelola IT yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional.

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Victor Julian Lipesik 1

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU)

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) Idria Maita 1, Nika Fitriani 2 Program Studi S1 Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

Pembahasan. Analisa Kondisi

Pembahasan. Analisa Kondisi Pembahasan Analisa Kondisi Tingkat kematangan yang ingin dicapai adalah pada level 4 yaitu terkelola dan terukur (Managed and Measurable). Pada level ini diharapkan agar di Pemkab Malang berada pada kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-316 Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) Arief

Lebih terperinci

Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 ABSTRAK

Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 ABSTRAK Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 Adinda Rahmanisa, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA Jamroni Program S2 Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambaran Umum Perusahaan Studi Pustaka Analisa Data Identifikasi Masalah Pengumpulan data : 1. Wawancara 2. Kuisioner 3. Observasi Fokus Proyek Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017 Yogyakarta, 12 Januari 2017 TUGAS KEMENKO PMK (Sesuai Perpres Nomor 9 Tahun 2015) Menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

EVALUASI KEAMANAN DATA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ MELALUI AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

EVALUASI KEAMANAN DATA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ MELALUI AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4. EVALUASI KEAMANAN DATA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ MELALUI AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4. Abdul Aziz Teknik Informatika, Universitas Kanjuruhan Malang Abdul.aziz@unikama.ac.id

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5 Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi Pada bab ini membahas tentang evaluasi hasil pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan Penentuan Ruang Lingkup Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu perusahaan. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi, pengelolaan informasi menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI

LAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI L1 LAMPIRAN 1 KUESIONER Pilihan Jawaban : 1 : Tidak Setuju 2 : Kurang Setuju 3 : Setuju 4 : Sangat Setuju PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI Maturity Level 0 : Non-existent

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum TNI AL. Merupakan bagian dari Puspom TNI yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. umum TNI AL. Merupakan bagian dari Puspom TNI yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisi Militer TNI AL (POMAL) adalah salah satu fungsi teknis militer umum TNI AL. Merupakan bagian dari Puspom TNI yang berperan menyelenggarakan bantuan administrasi

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Kementerian Agama Kantor Kota Pekanbaru)

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Kementerian Agama Kantor Kota Pekanbaru) EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Kementerian Agama Kantor Kota Pekanbaru) 1 Arrofik Zulkarnaen, 2 Anggraini 1,2 Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Teknologi Informasi (TI). Banyak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PAN REFORMASI BIROKRASI 2012

KEMENTERIAN PAN REFORMASI BIROKRASI 2012 KEMENTERIAN PAN REFORMASI BIROKRASI 2012 Dasar Kebijakan: Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah Mufida A (1,5 bln) Pengalaman Kerja : 2007-sekarang PNS

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sasaran organisasi harus diimbangi dengan keefektifan dan keefisiensian

BAB I PENDAHULUAN. dan sasaran organisasi harus diimbangi dengan keefektifan dan keefisiensian BAB I 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi informasi (TI) secara signifikan telah mempengaruhi dan mengubah cara bisnis yang sedang dikelola dan dipantau saat ini (Hunton &Bagranoff, 2004). Pemanfaatan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT Hendra Purnama dan Febriliyan Samopa Program Studi Magister Manajemen Teknologi Informasi Bidang

Lebih terperinci

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT (STUDI KASUS : STIKOM DINAMIKA BANGSA)

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT (STUDI KASUS : STIKOM DINAMIKA BANGSA) EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT (STUDI KASUS : STIKOM DINAMIKA BANGSA) Eriya 1 1 Program Studi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa, Jambi Jl. Jendral Sudirman Thehok

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur *

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur * KINETIK, Vol.1, No.2, Agustus 2016, Hal. 101-106 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 101 Analisis Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Unit Pelaksana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

TATA KELOLA TI. Oleh: Tantri Hidayati S, S.Kom., M.Kom

TATA KELOLA TI. Oleh: Tantri Hidayati S, S.Kom., M.Kom TATA KELOLA TI Oleh: Tantri Hidayati S, S.Kom., M.Kom Audit Tata Kelola Teknologi Informasi. Definisi Audit Audit pada dasarnya adalah proses sistematis dan obyektif dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti

Lebih terperinci