KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN Pembahasan ini menguraikan tentang kegiatan komunikasi pemasaran, tingkat komunikasi pemasaran serta efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Komunikasi pemasaran dilihat dari frekuensi peenyampaian pesan, ragam media penyampaian pesan serta rancangan pesan. Selain itu diuraikan juga tentang efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Kegiatan Komunikasi Pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember telah berupaya untuk mempromosikan kawasan wisata melalui beragam media promosi. Media-media yang digunakan antara lain melalui periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas, materi pembelajaran, dan komunikasi personal. Penjelasan berikut mengenai kegiatan komunikasi pemasaran pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Periklanan Kegiatan periklanan yang dilakukan pengelola dilakukan melalui pemasangan billboard dan banner. Hal ini mengingat minimnya biaya promosi yang dianggarkan untuk memasang iklan di televisi, majalah, koran, maupun radio. Pengelola memasang billboard di dua tempat, yaitu di pinggir ruas jalan raya Puncak dan di area jalan masuk menuju Curug Tujuh Cilember. Selain menggambarkan objek-objek wisata yang dimiliki, billboard ini juga sebagai penunjuk arah menuju lokasi wisata dengan menandakan jarak kilometer yang harus ditempuh oleh pengunjung hingga mencapai lokasi wisata. Banner wana wisata ditempatkan pengelola di Tourism Information Center Kabupaten Bogor yang terletak di rest area Ciawi dan di kantor pengelola wisata. Media promosi ini terlihat lebih sederhana dengan tampilan keseluruhan berupa gambar objek-objek wisata. Pengelola juga menempatkan contact person pada kedua media promosi ini. Promosi Penjualan Pengelola menggunakan teknik promosi penjualan melalui partnership card. Namun, partnership card ini diatur langsung oleh KBM perhutani pusat. Pengunjung yang memiliki kartu ini berhak mendapatkan diskon tiket wisata sebesar 30%. Menurut pengelola, siapapun bisa memiliki kartu ini dengan cukup menyerahkan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada KBM perhutani pusat. Selain partnership card, pengunjung yang membawa rombongan lebih dari 50 orang juga bisa mendapatkan potongan harga tiket masuk sesuai kesepakatan dengan pengelola. Namun, pengelola tidak mencantumkan mengenai diskon ini di media promosi lain, sehingga banyak pengunjung yang tidak mengetahui mengenai diskon tersebut. Pengelola tidak memiliki diskon-diskon lain untuk menarik pengunjung potensial. Humas dan Publisitas Kegiatan hubungan masyarakat dilakukan melalui pameran dan roadshow ke sekolah-sekolah sebagai bentuk promosi tempat wisata. Pameran yang diikuti

2 44 pengelola biasanya bekerja sama dengan Perhutani, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, maupun dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Ketika mengikuti pameran, pengelola membawa banner dan brosur serta lembaran paket wisata untuk ditunjukkan kepada pengunjung potensial. Pengelola juga memperkenalkan paket wisata edukasi melalui kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah. Walaupun jarang dilakukan karena keterbatasan biaya, namun pengelola sudah memiliki jaringan dengan sekolah-sekolah, misalnya Sekolah Dasar Regina Pacis Bogor. Publisitas melalui liputan di media yang dapat membantu mempromosikan kawasan wisata karena selain pihak pengelola tidak perlu mengeluarkan dana, target khalayak yang akan diterpa informasi mengenai kawasan wisata juga besar. Berbagai media elektronik yang pernah melakukan liputan mengenai Curug Cilember, di antaranya SCTV melalui program Liputan 6 Usaha Anda yang menceritakan mengenai wisata edukasi kupu-kupu di wana wisata Curug Cilember dan Liputan 6 Jalan-jalan Menikmati Panorama Curug Cilember, Indosiar melalui Kupu-kupu Curug Cilember, Metro TV melalui Jalan-jalan Asyik, Global TV melalui program HOT SPOT, Trans TV melalui program ngulik, dan Urban KTV melalui program URBAN. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember juga pernah dijadikan lokasi syuting MNC TV melalui program sinema keluarga berjudul Legenda Curug 7 Cilember. Kawasan wisata Curug Tujuh Cilember juga pernah diliput melalui media cetak. Media yang pernah meliput antara lain Garuda Magazine bulan Juni 2009 dengan judul Curug Cilember climbing the seven step waterfalls. Selain itu, majalah KRONIK Bogor juga pernah meliput pada edisi Maret 2009 dengan judul Nikmati panorama Curug Cilember. Majalah POTRET Indonesia edisi Maret 2011 juga menampilkan kawasan wisata ini dengan judul Sentuhan dan Inovasi Perhutani Mampu percantik wisata Bogor. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang digunkan pengelola yaitu website, blog, dan brosur. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember memiliki website resmi yang beralamat Situs resmi ini berada di bawah domain Perum Perhutani. Pengelola mengaku, pembuatan situs ini tidak dibuat sendiri, melainkan dibuat di Jakarta. Pengelola hanya mengirimkan konten yang dibutuhkan di dalam situs. Desain website cukup menggambarkan keadaaan alam di Curug Tujuh Cilember. Konten yang terdapat dalam situs antara lain gambaran umum mengenai kawasan wisata, obyek wisata, fasilitas, paket unggulan, reservasi, peta lokasi, contact person, dan juga brosur yang dapat diunduh oleh pengunjung situs. Situs ini juga bisa diakses dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggiris. Namun, paket wisata yang terdapat bukan paket wisata yang sebenarnya dimiliki oleh pengelola, melainkan paket wisata The Mountaney yang tidak digunakan oleh pengelola. Padahal, pengelola memiliki beragam paket wisata yang menarik baik wisata edukasi maupun outbond. Selain website, ketika mengetik kata kunci Curug Tujuh Cilember di mesin pencari otomatis di internet, banyak blog (website tidak resmi gratis) yang menampilkan cerita mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Bahkan, dalam pemilik blog juga mencantumkan mengenai kondisi jalan menuju lokasi

3 wisata, keadaan lokasi wisata sebenarnya, dan juga hal-hal lain yang tidak terdapat dalam situs resmi Curug Tujuh Cilember seperti pengalamanpengalaman ketika melakukan kunjungan ke lokasi wisata. Brosur Curug Tujuh Cilember ditempatkan di Tourism Information Center Kabupaten Bogor, kantor pengelola, kantor perhutani, dan dibawa pada saat melakukan pameran dan roadshow. Brosur yang didominasi warna hijau dan oranye ini memiliki informasi singkat mengenai objek wisata, denah lokasi wisata, peta menuju lokasi wisata, dan juga contact person. Brosur dibuat pengelola menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Komunikasi Personal Contoh dari komunikasi personal adalah komunikasi lisan dari mulut ke mulut (word of mouth). Bentuk komunikasi ini yang tidak bisa dikontrol oleh pengelola, karena pengunjung dapat memperoleh informasi sebanyak mungkin informasi mengenai Curug Tujuh Cilember termasuk kelemahan yang dimiliki kawasan wisata. Pengunjung dapat memperoleh informasi melalui kerabat dan keluarga. Pengunjung berinisial YT mengaku mendapatkan informasi mengenai kawasan wisata melalui suaminya yang sebelumnya pernah berkunjung ke Curug Tujuh Cilember. Ia juga mengaku lebih suka mendapatkan informasi dari orang lain karena dirasakan informasi yang didapat lebih lengkap. Tingkat Komunikasi Pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember Komunikasi pemasaran dalam penelitian ini dilihat dari frekuensi penyampaian pesan, ragam media penyampaian pesan dan rancangan pesan komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil penelitian yang didapat ditemukan bahwa komunikasi pemasaran di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember lemah terlihat dari frekuensi penyampaian pesan yang rendah, media penyampaian pesan yang kurang beragam dan rancangan pesan komunikasi pemasaran yang kurang tinggi atau sedang. Komunikasi pemasaran diukur menggunakan kuesioner yang dibuat untuk mengidentifikasi karakteristik komunikasi pemasaran meliputi elemen bauran komunikasi pemasaran seperti komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, media pembelajaran, dan corporate design (Lovelock dan Wright 2002). Identifikasi lain berupa bagaimana pesan yang dirancang dapat menarik perhatian (attention), sesuai kebutuhan (need), memuaskan kebutuhan (satisfaction), sesuai dengan gambaran keadaan (visualization), dan dapat membuat pengunjung atau calon pengunjung bertindak (action) melakukan pembelian jasa produk wisata. Rancangan Pesan Dalam merancang pesan komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, tingkat kekuatan rancangan pesan diukur dari kategori ANSVA menurut Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Kusumastuti (2009) terdapat lima tahapan urutan motif sesuai cara berfikir manusia dalam formula ANSVA: attention (perhatian), need (kebutuhan), satisfaction (kepuasan), visualization (visualisasi), dan action (tindakan). Hasil tabulasi frekuensi menunjukkan hasil berikut. 45

4 46 Tabel 11 Jumlah dan persentase responden berdasarkan akumulasi penilaian terhadap kekuatan rancangan pesan Tingkat Kekuatan Rancangan Pesan Jumlah Persentase Rendah Sedang Tinggi Total Gambar 10 Penilaian responden terhadap kekuatan rancangan pesan Tingkat kekuatan rancangan pesan komunikasi pemasaran berada pada tingkat sedang, yaitu sebanyak 91%. Sementara itu, 4% responden menilai kekuatan rancangan pesan yang rendah dan 5% responden menilai kekuatan rancangan pesan tinggi. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa desain rancangan pesan yang sudah dibuat oleh pengelola wisata melalui media promosi sudah cukup kuat menarik minat wisatawan. Analisis selanjutnya akan dibahas pada masing-masing dimensi ANSVA berikut ini. 1. Attention Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian, diukur berdasarkan seberapa tinggi kekuatan pesan tersebut untuk dapat menarik perhatian khalayak. Kekuatan pesan ini sebagai upaya untuk menimbulkan perhatian mereka sehingga memiliki perasaan antusias terhadap fenomena yang yang dihadapi. Pada tahap ini, dapat dilihat adanya upaya untuk membangkitkan perhatian penerima pesan dalam hal ini pengunjung Wana Wisata Curug Tujuh Cilember terhadap ide, gagasan mengenai adanya suatu bentuk wisata alam dengan konsep ekowisata. Hasil pengolahan data mengenai attention menunjukkan bahwa terdapat 79% responden berpendapat bahwa pesan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui media promosi seperti billboard, banner, pameran, diskon wisata, liputan media, internet, website, blog, dan brosur dikatakan menarik, bahkan 10% responden menyatakan pesan sangat menarik. Sisanya

5 yaitu 10% responden menyatakan tidak menarik dan 1% responden menyatakan pesan yang disampaikan melalui media promosi tidak menarik. Penyampaian pesan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui komunikasi lisan (word of mouth) menunjukkan hasil sebanyak 64% responden menyatakan pesan yang disampaikan menarik dan 30% responden menyatakan pesan yang mereka dapat dari orang lain (teman, kerabat, keluarga) sangat menarik. Berbeda dengan 6% responden lain yang menyatakan pesan yang mereka dengar tidak menarik. Perbedaan pandangan mengenai menarik atau tidaknya suatu pesan yang disampaikan tergantung dari preferensi audience terhadap media promosi mana yang lebih disukai dalam memperoleh informasi mengenai kawasan wisata. Hasil penelitian dapat dilihat pada diagram berikut. 47 8% 8% 6% 35% Media pembelajaran cerita dari orang lain humas dan publisitas Promosi penjualan Periklanan 33% Gambar 11 Preferensi pengunjung terhadap media yang lebih disukai dalam menerima pesan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember Gambar 11 menunjukkan bahwa sebanyak 35% responden menyukai mendapatkan informasi melalui media pembelajaran seperti blog, brosur, dan website. Hal tersebut dikarenakan berkembangnya teknologi seperti internet yang dapat memudahkan khalayak mencari informasi mengenai kawasan wisata. Sementara itu, sebanyak 33% responden lebih menyukai mendapatkan cerita dari orang lain. Beberapa responden yang diwawancara menyatakan mereka memilih cerita dari orang lain untuk mendapatkan informasi karena dirasa lebih lengkap. Sementara itu, sebesar 18% responden menyatakan lebih menyukai mendapatkan informasi melalui liputan di media, pameran, dan roadshow. Sisanya yaitu sebanyak 6% responden menyukai media promosi lewat promosi penjualan dan 8% responden lebih suka melalui billboard dan banner. 2. Need Aspek need mengukur tingkat kebutuhan responden akan informasi yang disediakan pihak pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 56% responden menyatakan bahwa informasi yang didapat mengenai akses menuju lokasi wisata kurang lengkap dan 7% responden menyatakan tidak mendapatkan informasi mengenai akses menuju lokasi wisata. Walaupun demikian, sebanyak 33% responden menyatakan informasi yang didapat mengenai akses menuju lokasi wisata lengkap dan bahkan 4% responden menyatakan sangat lengkap.

6 48 Akses menuju lokasi wisata digambarkan pihak pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui gambaran peta. Pengelola menempatkan peta menuju lokasi wisata di website resmi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dan juga melalui brosur. Peta menuju lokasi wisata dapat dilihat di lampiran 1. Tidak ada informasi bagaimana cara menuju lokasi wisata menggunakan kendaraan umum di media promosi seperti website resmi, billboard, maupun brosur. Hanya ada penunjuk arah (signage) di ruas masuk jalan menuju lokasi wisata. Hasil berikutnya merupakan tanggapan responden ketersediaan informasi mengenai kondisi jalan menuju lokasi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Mayoritas pengunjung, yaitu sebanyak 61% responden, menyatakan informasi mengenai kondisi jalan menuju lokasi wisata kurang lengkap. Pihak pengelola memang tidak mencantumkan kondisi jalan sebenarnya di media promosi yang disediakan seperti website, brosur, billboard, maupun banner. Sementara itu, 13% responden menyatakan tidak ada informasi yang tersedia mengenai kondisi jalan. Sebanyak 25% menyatakan informasi mengenai kondisi jalan menuju lokasi wisata terbilang lengkap dan 1% menyatakan informasi mengenai kondisi jalan sangat lengkap. Kondisi jalan menuju lokasi wisata melalui gerbang Desa Jogjogan sedikit sempit di ruas jalan tertentu. Tanjakan curam juga ditemui di titik-titik tertentu menuju lokasi wisata, sehingga mobil bermuatan besar seperti bus dan truk tidak bisa mencapai tepat di depan gerbang lokasi wisata. Biasanya rombongan pengunjung yang datang menaiki bus harus turun di lapangan parkir yang berada lumayan jauh dari lokasi wisata dan menyewa ojek, atau bahkan berjalan kaki hingga mencapai lokasi wisata. Berikut penuturan salah satu responden bernama NH mengenai kondisi jalan meuju lokasi wisata. Jalannya agak sempit dan aspal yang kurang bagus menyulitkan para wisatawan yang datang menggunakan mobil pribadi maupun bus besar Gambar 12 Penilaian responden terhadap kelengkapan informasi mengenai sarana prasarana yang ada di lokasi wisata Gambar 12 menunjukkan bahwa 45% responden menyatakan informasi mengenai sarana prasarana yang ada di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

7 dirasakan lengkap. Hal ini berbanding terbalik dengan responden yang menyatakan bahwa informasi yang tersedia mengenai sarana prasarana kurang lengkap, yaitu sebanyak 43%. Sebesar 8% responden menyatakan tidak menerima informasi mengenai sarana prasarana yang ada, namun 4% responden menyatakan informasi yang ada mengenai sarana prasarana sangat lengkap. Informasi mengenai sarana prasarana dari hasil pengamatan di lapangan sudah disediakan pengelola di beberapa media promosi, seperti website resmi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, brosur, dan blog. Sarana prasarana yang ada juga tergambar dalam denah kawasan wana wisata. Denah kawasan ini terdapat di website resmi maupun terpajang di dua tempat di dalam kawasan wisata dalam bentuk papan yaitu di depan taman kupu-kupu dan di dekat curug 7. Hasil berikutnya menggambarkan ketersediaan informasi mengenai biaya paket wisata. Sebanyak 51% responden menyatakan informasi yang mereka dapat mengenai biaya paket wisata kurang lengkap. Terlebih lagi, 20% responden menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan informasi apapun mengenai biaya paket wisata. Sementara itu, 29% responden menyatakan informasi yang didapat dirasakan lengkap. Sebaran dan presentase responden dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut % 20% Tidak ada Kurang Lengkap Lengkap 51% Gambar 13 Penilaian responden terhadap kelengkapan informasi mengenai biaya paket wisata Biaya paket wisata tidak disediakan pengelola di website resmi. Paket wisata yang terdapat dalam website resmi adalah paket wisata lama yang sudah tidak digunakan oleh pihak pengelola. Paket wisata juga tidak terdapat dalam media promosi lain. Bentuk paket wisata yang disediakan pengelola biasanya dibawa pada saat ada pameran dan juga tersedia di kantor pemasaran. Biaya paket wisata yang dirancang pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dapat dilihat pada lampiran 6. Pembahasan selanjutnya mengenai kelengkapan informasi tentang obyekobyek wisata di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil pada penelitian menunjukkan sebanyak 64% responden menilai informasi yang didapat lengkap dan sisanya sebanyak 2% responden menilai sangat lengkap. Sementara itu, 34% responden menilai informasi yang didapatkan kurang lengkap. Informasi mengenai obyek-obyek wisata terdapat di berbagai media promosi, yaitu billboard, banner, website, blog, youtube, liputan media, dan brosur. Media promosi ini sudah menonjolkan obyek wisata andalan seperti air terjun dan taman

8 50 konservasi kupu-kupu, namun ada obyek wisata yang belum dicantumkan seperti terapi ikan yang baru ada di kawasan wisata tahun Satisfaction Satisfaction merupakan kepuasan responden terhadap ketersediaan informasi yang diterima mengenai kawasan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung, yaitu sebanyak 72% responden, menilai puas dengan informasi yang didapat mengenai obyek wisata dan 2% responden menilai sangat puas. Hal ini karena Wana Wisata Curug Tujuh Cilember sudah memiliki ciri wisata yang khas yaitu tujuh buah air terjun dan taman konservasi kupu-kupu. Walaupun demikian, 26% responden menilai tidak puas mendapatkan informasi mengenai obyek-obyek wisata yang ada di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Gambar 14 Penilaian responden terhadap kepuasan informasi mengenai biaya paket wisata Gambar 14 menunjukkan penilaian responden terhadap kepuasan informasi mengenai biaya paket wisata. Mayoritas pengunjung sebanyak 58% responden menyatakan tidak puas dengan informasi yang didapat mengenai biaya paket wisata. Walapun demikian, ada juga responden yang menyatakan puas terhadap informasi mengenai biaya paket wisata yaitu sebesar 37% responden. Biaya paket wisata memang tidak dicantumkan dalam media promosi. Pengunjung harus menghubungi pihak pengelola terlebih dahulu jika ingin mengetahui biaya paket wisata lebih rinci. Biasanya pengunjung yang membawa rombongan dalam jumlah besar datang ke kantor pemasaran atau menghubungi pengelola melalui atau telepon. Pengunjung yang datang dalam jumlah kecil kebanyakan hanya mengetahui biaya tiket masuk ke kawasan wisata saja. Biaya tiket masuk yang lebih tinggi dari biaya wisata sejenis air terjun di tempat lain juga menjadi keluhan responden. Lebih lanjut, pengunjung juga dikenakan biaya untuk menggunakan fasilitas kamar kecil/toilet. Pengunjung menginginkan biaya penggunaan kamar kecil disatukan saja dengan biaya karcis masuk. Begitu juga dengan tiket masuk taman konservasi kupu-kupu. Berikut pernyataan pengunjung berinisial UD.

9 Saya lebih suka jika biaya tiket masuk disatukan saja dengan biaya tiket masuk taman kupu-kupu, penggunaan toilet dan lain-lain. Jadi saya tidak merasa mengeluarkan uang terus menerus (UD, pengunjung). Penilaian responden selanjutnya mengenai kepuasan akan informasi akses kondisi jalan menuju lokasi wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% responden menyatakan tidak puas akan informasi mengenai akses kondisi jalan menuju lokasi wisata dan 4% responden menyatakan sangat tidak puas akan informasi yang didapat. Sementara itu, 34% responden menyatakan puas akan informasi yang didapat dan 3% responden menyatakan sangat puas akan informasi yang didapat mengenai akses kondisi jalan menuju lokasi wisata. Responden menginginkan informasi lebih agar lebih memudahkan mencapai lokasi wisata, terutama responden yang menggunakan kendaraan umum. 4. Visualization Visualization merupakan persepsi responden mengenai penggambaran isi pesan yang disampaikan pengelola kawasan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Responden mengaku penggambaran isi pesan yang mereka dapatkan cukup menggambarkan kondisi yang ada. Sebaran responden mengenai kesesuaian isi pesan dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil penelitian menunjukkan 77% responden mengaku informasi yang didapatkan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember cukup menggambarkan kondisi yang ada dan 4% responden mengaku penggambaran kondisi sangat sesuai. Walaupun demikian, 19% responden menyatakan informasi yang didapat tidak sesuai atau tidak menggambarkan kondisi yang ada. Pengunjung yang berasal dari Timur Tengah berdasarkan hasil wawancara mengaku sangat senang dengan kealamian yang ada di kawasan wisata. Hal ini sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan mengenai kawasan wisata. 5. Action Action menggambarkan tingkat keinginan responden untuk berkunjung kembali kawasan Wana Wisata Curug Cilember dan memakai paket wisata yang ada di kawasan wisata. Persentase responden lebih lengkap dapat dilihat pada diagram batang berikut. 51 Gambar 15 Pendapat responden terhadap keinginan untuk kembali berkunjung ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

10 52 Sebanyak 64% responden mengaku memiliki keinginan yang kuat untuk berkunjung kembali ke kawasan wisata dan 14% responden memiliki keinginan yang sangat kuat untuk berkunjung kembali. Sementara itu, 21% responden menyatakan tidak ingin berkunjung kembali ke kawasan wisata 1% responden menyatakan keinginannya sangat lemah. Pengunjung yang berasal dari Timur Tengah berharap untuk bisa kembali berkunjung bersama keluarga mereka di kemudian hari. Sama halnya dengan pengunjung lokal yang mengaku akan kembali ke kawasan wisata dengan mengajak keluarga mereka. Pengunjung yang tidak berminat mengunjungi kembali kawasan wisata beralasan karena lokasi yang lumayan jauh dan kondisi jalan yang kurang bagus untuk dilalui, terutama jalanan yang aspalnya dalam kondisi rusak. Pembahasan selanjutnya mengenai keinginan responden memakai paket wisata yang tersedia di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Mayoritas pengujung memiliki keinginan yang kuat untuk memakai paket wisata. Sebanyak 52% responden menyatakan ingin memakai paket wisata dan 7% responden keinginannya sangat kuat untuk memakai paket wisata yang tersedia. Sebesar 39% responden menyatakan keinginan untuk memakai paket wisata lemah dan 2% responden keinginannya sangat lemah. Pengunjung dari Timur Tengah mengatakan tidak tertarik memakai paket wisata seperti gathering atau kegiatan ekstrem. Mereka mengatakan hanya ingin menikmati pemandangan dan air terjun yang ada di kawasan wisata. Berbeda dengan pengunjung lokal yang ingin menggunakan fasilitas vila yang tersedia, namun mereka membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai biaya paket wisata yang disediakan pengelola. Ragam Media dan Frekuensi Penyampaian Pesan Ragam media penyampaian pesan adalah sumber-sumber informasi yang didapatkan oleh pengunjung mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui media promosi dari elemen bauran komunikasi pemasaran periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas, media pembelajaran, dan komunikasi personal. Frekuensi penyampaian pesan berupa seberapa sering pengunjung atau calon pengunjung menerima pesan yang disampaikan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui berbagai media komunikasi pemasaran tersebut. Secara keseluruhan, ragam media penyampaian pesan yang diterima oleh responden dikategorikan sedang. Responden kurang sering menerima informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Sebaran dan persentase responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12 Jumlah dan persentase responden berdasarkan akumulasi penilaian ragam media penyampaian pesan Ragam Media Jumlah Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi Total

11 53 Gambar 16 Penilaian responden terhadap ragam media penyampaian pesan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam media penyampaian pesan termasuk kategori sedang sebanyak 47% responden, kategori rendah sebanyak 43% responden, dan kategori tinggi sebanyak 10% responden. Lebih lengkap mengenai ragam media penyampaian pesan dari masing-masing elemen bauran komunikasi pemasaran akan dibahas pada bagian selanjutnya. Frekuensi penyampaian pesan secara akumulasi dapat dikategorikan rendah. Sebaran dan persentase responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13 Jumlah dan persentase responden berdasarkan akumulasi penilaian frekuensi penyampaian pesan Frekuensi Penyampaian Pesan Jumlah Persentase (%) Rendah Sedang Total Gambar 17 Penilaian responden terhadap frekuensi penyampaian pesan

12 Persentase (%) 54 Secara keseluruhan, dari media komunikasi pemasaran yang ada, frekuensi penyampaian pesan yang diterima responden termasuk dalam kategori rendah. Sebanyak 85% responden kurang sering menerima informasi mengenai kawasan wisata, sedangkan 15% responden cukup sering menerima informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Media komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pihak pengelola terbilang sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan dana yang dimiliki Wana Wisata Curug Tujuh Cilember terutama untuk kegiatan promosi. Dana yang dimiliki untuk kegiatan promosi diatur langsung oleh KBM perum perhutani, bukan oleh pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, sehingga ruang gerak pengelola terutama dalam bidang promosi terbatas. 1. Periklanan Periklanan adalah segala bentuk presentasi dan promosi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi, atau melalui penggunaan media luar ruang dan konvensional. Media periklanan yang digunakan oleh pihak pengelola wisata adalah media luar ruang yaitu billboard dan banner Tidak pernah Jarang Sering Sangat Sering Akses terhadap billboard dan banner Billboard Banner Gambar 18 Penilaian responden terhadap akses melalui media periklanan billboard dan banner Hasil gambar 18 menunjukkan bahwa sebanyak 40% responden tidak pernah melihat billboard, 44% responden jarang melihat billboard, 13% responden sering melihat dan 3% responden sangat sering melihat billboard Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Billboard wana wisata ini terletak di jalan raya Puncak tepatnya di daerah Cisarua. Billboard yang kedua terletak di persimpangan jalan masuk menuju Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Pemasangan billboard bercorak hijau ini dirasa masih kurang strategis dan tidak terlalu menonjol dibandingkan billboard milik kawasan wisata lain. Jumlah billboard sendiri kurang begitu banyak, sehingga sebagian responden yang pernah mengunjungi kawasan wisata tidak pernah melihat billboard ini. Tampilan billboard dapat dilihat pada lampiran 3. Berbeda dengan banner (lihat lampiran 3), mayoritas pengunjung yaitu 70% responden menyatakan tidak pernah melihat media komunikasi pemasaran ini. Sementara itu, 23% responden jarang melihat, 4% responden sering melihat, dan

13 2% responden sangat sering melihat banner. Pengelola memiliki dua buah banner. Banner pertama diletakkan di Tourism Information Center Kabupaten Bogor yang berada di rest area Ciawi. Banner kedua disimpan di kantor pengelola wisata dan selalu dibawa pada saat ada pameran berlangsung. Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember tidak menggunakan iklan berbayar baik di televisi, radio, maupun media cetak seperti majalah dan koran. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki oleh pengelola wana wisata. Adapun bahan promosi cetak yang pernah mencantumkan mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yaitu peta wisata Kabupaten Bogor, booklet visit Bogor 2011, dan leaflet wisata alam Kabupaten Bogor yang semuanya dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan berbagai macam insentif jangka pendek, seperti undian, kupon/voucher, diskon, kontes, sampel, trading stamps, point of purchase display, dan potongan rabat (Amir 2005). 20% 2% 55 78% Tidak pernah Jarang Sering Gambar 19 Pendapat responden berdasarkan akses terhadap promosi penjualan melalui diskon Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember menerapkan promosi penjualan melalui diskon tiket wisata untuk menarik minat pengunjung. Hasil menunjukkan mayoritas responden sebanyak 78% pengunjung tidak pernah mendengar informasi mengenai diskon tiket wisata. Sementara itu, 20% pengunjung jarang mendengar dan 2% pengunjung sering mendengar mengenai diskon tiket wisata. Pengelola memang tidak menempatkan informasi mengenai diskon melalui media lain seperti website. Hal ini karena diskon yang diterapkan sangat sedikit yaitu apabila pengunjung membawa rombongan dalam jumlah besar ( lebih dari 30 orang ) akan dikenakan diskon tiket masuk sebesar 10%. Perhutani juga menyediakan partnership card, yaitu kartu penanda bahwa jika pemegang kartu tersebut mengunjungi wisata-wisata milik perhutani (termasuk Wana Wisata Curug Tujuh Cilember), maka pemegang kartu tersebut akan mendapatkan potongan harga sebesar 30%. Pengunjung bisa mendapatkan kartu tersebut dengan memberikan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada perum perhutani pusat. 3. Humas dan Publisitas Humas adalah kegiatan promosi untuk melindungi citra pengelola ekowisata. Kegiatan humas ditempuh pengelola wisata melalui berbagai pameran dan

14 56 roadshow ke berbagai sekolah. Publisitas adalah kegiatan promosi wana wisata melalui penyajian produk secara nonpersonal lewat media cetak atau elektronik. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pesan yang diterima responden melalui liputan media. Sebanyak 51% responden mengaku tidak pernah melihat liputan mengenai Curug Cilember melalui liputan media. Sebanyak 40% responden menyatakan jarang dan 9% responden menyatakan sering melihat mengenai Curug Cilember di liputan media. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember pernah diliput di berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Liputan media dapat membantu mempromosikan kawasan wisata karena selain pihak pengelola tidak perlu mengeluarkan dana, target khalayak yang akan diterpa informasi mengenai kawasan wisata juga besar. Sebaran responden dapat dilihat pada diagram berikut. Gambar 20 Pendapat responden berdasarkan akses terhadap humas dan publisitas melalui liputan media Menurut pengelola, sebenarnya banyak media yang pernah meliput kawasan wisata ini, namun hasil liputan baik di media cetak maupun di media elektronik kurang diatur dan disusun dalam dokumen koleksi yang teratur. Selain melalui liputan media, pengelola juga berusaha memperkenalkan kawasan wisata ini melalui roadshow ke berbagai sekolah. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebanyak 87% responden tidak pernah mendapatkan informasi mengenai Curug Tujuh Cilember melalui roadshow ke sekolah. Sementara itu, 11% responden menyatakan jarang dan 2% responden menyatakan sering mendapatkan informasi mengenai Curug Tujuh Cilember melalui roadshow ke sekolah. Pihak pengelola menuturkan bahwa karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana, kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah memang terbatas. Selain itu, tidak adanya corporate identity seperti alat tulis, sticker, atau jam dinding juga membuat pengelola sedikit enggan untuk melakukan promosi dengan teknik door to door, yaitu mendatangi sekolah-sekolah. Padahal, menurut pihak pengelola corporate identity perlu sebagai awal dalam memperkenalkan kawasan wisata.

15 Persentase Sama halnya dengan roadshow ke sekolah, kegiatan promosi melalui berbagai pameran juga menunjukkan hasil yang sama. Mayoritas responden yaitu sebanyak 87% responden tidak pernah mendapatkan informasi mengenai Curug Tujuh Cilember melalui pameran. Sebanyak 11% responden menyatakan jarang dan 2% responden menyatakan sering mendapatkan informasi mengenai Curug Tujuh Cilember melalui pameran. Kegiatan pameran yang diikuti oleh pihak pengelola seringkali merupakan kegiatan pameran yang diadakan oleh dinas kebudayaan pariwisata, baik Disbudpar Kabupaten Bogor, Disbudpar Jawa Barat, maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Dalam kegiatan pameran, pihak pengelola selalu membawa banner, brosur, dan lembar mengenai biaya paket wisata sebagai media promosi pelengkap. 4. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah media yang disediakan oleh pengelola wana wisata agar dapat dipelajari oleh pengunjung atau calon pengunjung. Pengelola wisata Curug 7 Cilember menggunakan website, blog, dan brosur sebagai media pembelajaran bagi khalayak. Hasil penelitian mengenai akses responden terhadap materi pembelajaran melalui website, blog, dan brosur dapat dilihat pada diagram berikut. Website Blog Brosur tidak pernah jarang sering sangat sering Akses responden terhadap website, blog, dan brosur Gambar 21 Pendapat responden terhadap akses media pembelajaran melalui website, blog, dan brosur Gambar 21 menunjukkan 55% responden tidak pernah mengakses website resmi Curug Tujuh Cilember. Responden sebesar 28% menjawab jarang (satu kali) mengakses website resmi, 15% responden sering mengakses website, dan 2% responden sangat sering mengakses website resmi wana wisata. Website resmi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dikelola oleh satu orang pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Website resmi ini belum dikembangkan dan diperbaharui. Terlihat adanya paket wisata yang lama masih terdapat di website tersebut, seperti paket unggulan the mountaney, the seven towers, dan the soprano. Padahal, dari segi tampilan, website resmi Wana Wisata

16 58 Curug Tujuh Cilember cukup menarik dengan paduan warna dan gambar yang mengusung konsep alami. Selain website, ketika mengetik kata kunci Curug Tujuh Cilember di mesin pencari otomatis di internet, banyak blog (website tidak resmi gratis) yang menampilkan cerita mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil penelitian, 66% responden menyatakan tidak pernah mengakses blog mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Sementara itu, 20% responden menjawab jarang mengakses blog, 11% responden menjawab sering dan 3% responden menjawab sangat sering mengakses blog mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Sama halnya dengan materi pembelajaran seperi brosur, hasil penelitian mengenai akses responden terhadap materi pembelajaran melalui brosur menunjukkan 65% responden tidak pernah melihat brosur Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Brosur yang dibuat oleh pengelola memang hanya ditempatkan di kantor pengelola, KBM perhutani, Tourism Information Center Kabupaten Bogor, dan dibawa pada saat ada kegiatan forum ekowisata atau pameran berlangsung. Hasil lain menunjukkan 23% responden mengaku jarang mendapatkan informasi melalui brosur, 10% responden menyatakan sering dan 2% responden menyatakan sangat sering mendapatkan informasi melalui brosur. 5. Komunikasi Personal Komunikasi personal mencakup rekomendasi dari penjual maupun pelanggan lain yang dapat memiliki pengaruh kuat pada keputusan orang untuk menggunakan layanan. Contoh dari komunikasi personal adalah komunikasi lisan dari mulut ke mulut (word of mouth). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43% responden menyatakan sangat sering mendengar informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dan 39% responden menyatakan sering mendengar melalui komunikasi lisan word of mouth (WOM). Sebesar 16% responden menyatakan jarang mendengar melalui WOM dan 2% responden menyatakan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai Curug 7 Cilember melalui WOM. Komunikasi lisan berupa word of mouth memang tidak bisa dikendalikan oleh pihak pengelola. Informasi mengenai kelebihan maupun kekurangan kawasan wisata bisa saja bebas diceritakan melalui komunikasi lisan. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Menurut Effendy (2003) menyatakan bahwa efektivitas komunikasi adalah kondisi adanya kesamaan makna terhadap pesan komunikasi ketika hal tersebut dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif. Secara keseluruhan, efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dinilai cukup efektif memberikan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif pengunjung. Sebaran dan peresentase responden mengenai akumulasi penilaian terhadap efektivitas komunikasi pemasaran dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

17 Tabel 14 Jumlah dan persentase responden berdasarkan akumulasi penilaian terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Efektivitas Komunikasi Pemasaran Jumlah Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi Total Gambar 22 Penilaian responden terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Pada Gambar 22 dapat dilihat bahwa efektivitas komunikasi sedang mencakup 63% responden, efektivitas komunikasi rendah mencakup 27% responden dan 10% responden berada pada efektivitas komunikasi yang tinggi. Lebih lengkap dari masing-masing dimensi kognitif, afektif, dan konatif akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Tingkat Kognitif Menurut Effendy (2003), tingkat kognitif adalah meningkatnya pengetahuan komunikan dalam hal ini pengunjung Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember berada pada tingkat sedang, yaitu sebesar 45% responden. Sementara itu, 38% responden berada pada tingkat kognitif yang rendah dan 17% responden berada pada tingkatan kognitif yang tinggi. Hampir sebagian responden kurang memgetahui mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Pengunjung berinisial MA menuturkan bahwa ia tidak mengetahui bahwa di kawasan wisata ini terdapat tempat terapi ikan. Ia juga kurang mengetahui bahwa jika memasuki Taman Konservasi Kupu-kupu pengujung diharuskan menbayar tiket masuk. Tingkat Afektif Tingkat afektif yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi (Effendy 2003). Hampir sama dengan tingkat kognitif, mayoritas pengunjung memiliki tingkat afektif yang sedang terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

18 60 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% responden berada pada tingkat afektif yang sedang, sedangkan sisanya memiliki tingkat afektif yang tinggi (20%) dan rendah (4%). Walaupun tingkat pengetahuan tidak begitu tinggi, namun responden mengaku sangat menikmati berada di kawasan wisata. Mereka senang dengan kealamian yang dimiliki wana wisata, termasuk responden dari Jakarta. Tingkat Konatif Tingkat konatif, yakni perubahan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan (Effendy 2003). Perubahan perilaku atau tindakan yang diinginkan oleh pengelola yaitu pengunjung akan datang kembali ke kawasan wisata serta memakai paket wisata yang sudah tersedia. Tingkat konatif responden wana wisata dari hasil penelitian juga berada pada tingkatan sedang, yaitu sebanyak 72% responden. Tingkat konatif yang tinggi mencapai 23% responden. Tingkat konatif yang rendah hanya mencapai 2% responden. Hal ini berarti pengunjung cukup bersedia berkunjung kembali ke kawasan wisata, memakai paket wisata, dan bahkan menceritakan kembali kepada kerabat mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER Analisis SWOT Wana Wisata Curug Tujuh Cilember merupakan kawasan wisata yang menonjolkan wisata air terjun dan taman kupu-kupu kepada calon

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 92 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya. Sebagai pedoman dalam memberikan kesimpulan maka data-data yang dipergunakan bersumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, banyaknya informasi dan kemudahan untuk mengakses suatu informasi, membuat konsumen semakin

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan kompetitif dalam dunia bisnis merupakan faktor pendongkrak bagi perusahaan untuk selalu berkembang. Faktor ini juga yang mengharuskan suatu perusahaan

Lebih terperinci

Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1

Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1 Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1 PENTINGNYA PROMOSI Promosi merupakan teknik yang dirancang untuk menjual produk. Ada 2 nilai umum yang didapatkan dari setiap kegiatan promosi: 1) Mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pantai Plengkung merupakan sebuah wana wisata pantai yang menyimpan banyak potensi alam, yaitu pemandangan yang eksotis dan hamparan ombak yang tinggi. Namun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta JUTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang semakin besar dalam menjelajah sektor pariwisata global. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang juga dikenal sebagai Undang-Undang Otonomi Daerah mendorong setiap daerah untuk menggali

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab BAB V KESIMPULAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga terdapat implikasi penelitian secara manajerial, serta akan menjabarkan mengenai keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang. pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang. pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang maupun jasa adalah dengan melakukan komunikasi ke pasar. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka pada tahap akhir penelitian ini penulis menarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada

Lebih terperinci

BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHAA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHAA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHAA MIKRO KECIL DAN MENENGAH 6.1 Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu jenis badan usaha yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Internet Marketing A. Pengertian Internet Marketing Internet Marketing atau yang lebih dikenal dengan istilah online marketing menggambarkan usaha perusahaan untuk memasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang perekonomian suatu negara. Ini diakibatkan oleh pola pikir dan perilaku banyak orang yang menganggap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Proses Pengambilan Keputusan Pengunjung Menurut Engel,dkk (1994) proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh pengunjung terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan industri otomotif khususnya mobil sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit varian mobil baru bermunculan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan kualitas produk menjadi keharusan yang harus diperkenalkan kepada konsumen. Pentingnya kualitas produk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan masalah dan hipotesa untuk penelitian

Lebih terperinci

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I Pengaruh Periklanan terhadap Proses Keputusan Pembelian konsumen di Resto & Lounge Cannes, di Bandung 1. 1 Latar belakang Perkembangan usaha sektor jasa di Indonesia

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat serta tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat serta tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat serta tantangan persaingan global menuntut efektivitas strategi pemasaran bagi perusahaan yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. jawaban atas perumusan masalah sebagai berikut: sosial media (facebook, twitter, path dan instagram), merchandise,

BAB IV PENUTUP. jawaban atas perumusan masalah sebagai berikut: sosial media (facebook, twitter, path dan instagram), merchandise, BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya tentang Efektivitas Promosi Grand Puri Water Park Yogyakarta.. Penulis menyimpulkan dari jawaban atas perumusan masalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN 7.1 Ragam Bidang Usaha UMKM mitra binaan IPB terdiri dari beragam jenis bidang usaha, diantaranya UMKM pangan, jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti restaurant dan café kini semakin pesat. Banyak sekali cafe dan restaurant asing berjamuran di

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada informan tentang strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini Theme Park yang berupa wisata buatan dengan konsep wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah terutama di kota-kota

Lebih terperinci

MERANCANG DAN MENGELOLA KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN

MERANCANG DAN MENGELOLA KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN MERANCANG DAN MENGELOLA KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN KOMUNIKASI PEMASARAN. Komunikasi pemasaran adlh sarana yg digunakan perush dlm upaya utk menginformasikn, membujuk, & mengingatkn

Lebih terperinci

PEMASANGAN IKLAN, PROMOSI PENJUALAN, Dan HUBUNGAN MASYARAKAT

PEMASANGAN IKLAN, PROMOSI PENJUALAN, Dan HUBUNGAN MASYARAKAT PEMASANGAN IKLAN, PROMOSI PENJUALAN, Dan HUBUNGAN MASYARAKAT I. PEMASANGAN IKLAN; Merupakan berbagai bentuk presentasi dan promosi non-pribadi yang dibayar mengenai gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain yang dapat berupa individu, kelompok, organisasi, atau masyarakat

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan tujuan dengan melihat hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data Penelitian 4.1.1. Pemilihan Responden Pada bab yang ke empat dari skripsi yang di buat oleh penulis, penulis melakukan wawancara mendalam (deep interview) dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Promosi 2.1.1.1 Pengertian Promosi Promosi digunakan untuk menginformasikan atau memberitahu kepada orang mengenai produk dan membujuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling 1. Marketing Communication Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan untuk restoran

Lebih terperinci

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROMOSI WANA WISATA CURUG CILEMBER

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROMOSI WANA WISATA CURUG CILEMBER PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROMOSI WANA WISATA CURUG CILEMBER Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Oleh: AFIFAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tinggi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tinggi tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tinggi tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan wisata, maka sektor-sektor usaha jasa banyak bermunculan. Mulai dari jasa pendidikan, perhotelan,

Lebih terperinci

BAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG

BAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG BAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG 2.1. Pengertian Promosi Promosi adalah suatu usaha untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat atau konsumen dengan tujuan memasarkan atau menjual.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap produsen atau pelaku usaha pastilah membutuhkan sebuah pemikiran yang tersusun, terorganisasi dan terarah dalam usaha memasarkan produknya. Promosi yang

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL Nurcholisoh/35212481/3DD01 Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo,SE, MM Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2014 STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL BAB I

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI. v LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN.... vi DAFTAR ISI. vii DAFTAR GAMBAR.x DAFTAR TABEL....xiv

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang penulis peroleh mengenai pelaksanaan promotion mix di bank bjb. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER CISARUA KABUPATEN BOGOR ANGGI INDRIANI TAMI

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER CISARUA KABUPATEN BOGOR ANGGI INDRIANI TAMI ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER CISARUA KABUPATEN BOGOR ANGGI INDRIANI TAMI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, Pengaruh Promosi, Customer Service, Lokasi, Dan Store

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, Pengaruh Promosi, Customer Service, Lokasi, Dan Store BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, Pengaruh Promosi, Customer Service, Lokasi, Dan Store Design & Display Terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Citra Urban Destination Kota Bandung Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Wisatawan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Industri pariwisata telah membuktikan dirinya

Lebih terperinci

Data Kungjungan Wisatawan Mancanegara

Data Kungjungan Wisatawan Mancanegara JIWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan pendapatan devisa negara dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut I Gusti Bagus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia menarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia menarik beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia menarik beberapa Negara di Asia seperti Korea, China, dan Jepang untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Negara-negara

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian (riset pemasaran). Desain penelitian memberikan serangkaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pariwisata di Indonesia belakangan ini semakin meningkat. Hal ini didukung dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna JURNAL Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah yang berpotensi khususnya di sektor pariwisata. Salah satunya adalah kawasan wisata Guci. menurut website resmi Dinas Budaya dan pariwisata Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuknya bisnis ritel dari luar negri yang dikelola secara professional menuntut bisnis ritel domestik untuk dikelola secara professional pula agar mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah mengkampanyekan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya alternatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan ditemukan penilaian terhadap tanggapan responden dan terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kepuasan wisatawan. Pertama adalah variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Model penelitian menggunakan variabel nilai wisatawan terhadap niat berkunjung kembali. Kriteria responden yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah responden yang pernah

Lebih terperinci