ISSN No Media Bina Ilmiah 23
|
|
- Yenny Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN No Media Bina Ilmiah 23 PEMBUATAN KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENANGANAN MASALAH SAMPAH DI KOTA MATARAM Oleh: Sad Kurniati W Dosen PNS dpk pada Univ. Nusa Tenggara Barat Abstrak: Jumlah penduduk kota Mataram yang mencapai empat ratus dua belas ribu jiwa menimbulkan permasalahan sampah yang memerlukan penanganan yang serius. Selain upaya penanganan sampah menggunakan teknologi sanitary landfill yang telah dikembangkan oleh pemkot Mataram, keterlibatan masyarakat untuk mengolah sampah rumah tangganya sendiri akan sangat membantu mengurangi permasalahan sampah di kota Mataram. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah sampah organik menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Saat ini telah dikembangkan beberapa metode/komposter yang dapat digunakan untuk membuat kompos skala rumah tangga, yang penulis coba klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu metode yang dapat digunakan oleh rumah tangga yang tidak mempunyai pekarangan, metode yang dapat digunakan oleh rumah tangga yang memiliki pekarangan tetapi lahannya tidak ada yang terbuka (disemen atau paving blok) dan metode yang dapat digunakan oleh rumah tangga yang memiliki lahan pekarangan terbuka. Masyarakat dapat memanfaatkan metode-metode tersebut sesuai dengan kondisi rumah masing-masing. Kata kunci: sampah, rumah tangga, kompos, komposter. PENDAHULUAN Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia, menyebabkan bertambahnya sampah. Menurut Sudradjat (2007), rata-rata buangan sampah kota adalah 0.5 kg/kapita/hari, bahkan laporan terakhir dari Bank Dunia menyebutkan rata-rata setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat sebesar 0.85 kg/hari (Anonymous, 2012). Data dari Bank Dunia juga menyebutkan dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan, sisanya terbuang mencemari lingkungan. Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Kota Mataram sebagai salah satu ibu kota Provinsi juga tidak terlepas dari masalah sampah. Dengan jumlah penduduk yang mencapai jiwa, volume sampah di Kota Mataram mengalami peningkatan cukup signifikan dari sebelumnya sebanyak m 3 menjadi m 3 / hari atau m 3 / bulan (Masud, 2012) Upaya pemkot Mataram dalam menangani permasalahan sampah sudah bagus dan cukup baik, yaitu dengan metode sanitary landfill yang dilakukan di TPA Kebon Kongok yang berada di desa Banyumulek Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Teknologi sanitary landfill mengintegrasikan pengolahan sampah terpadu. Sampah yang ada didaur ulang, lalu dimanfaatkan komposnya dan residu/sisanya dibuang ke penghancuran sampah. Beberapa permasalahan muncul dalam pelaksanaan metode ini, diantaranya adalah: Fasilitas yang dimiliki Dinas Kebersihan Kota Mataram hanya mampu mengangkut 800 m 3 /hari dari dari 1210 m 3 /hari sampah yang dihasilkan. Disamping itu sanitary landfill adalah teknologi tinggi, dimana untuk menerapkannya diperlukan biaya Rp ,- sampai Rp ,- /m 3. Karena itu, dari 800 m 3 /hari sampah yang berasal dari kota Mataram menghabiskan pembiayaan sekitar Rp 16 juta, setahunnya Dinas Kebersihan Kota Mataram harus menyediakan anggaran Rp. 4 miliar (Anonymous, 2005). Dan bila kita amati TPA ini dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan luas areal dari 6 ha sekarang sudah mencapai 20 ha. Kondisi di perkotaan yang diuraikan diatas relatif berbeda dengan kondisi di pedesaan yang umumnya tidak menghadapi permasalahan dalam
2 24 Media Bina Ilmiah ISSN No penanganan persampahan. Ketersediaan lahan dipedesaan masih cukup luas mempermudah masyarakat desa mengelola sendiri sampah yang dihasilkannya. Hal inilah yang sebenarnya menjadi inti dalam penanganan masalah persampahan. Apabila kita bisa mengelola sampah pada sumbernya (rumah tangga), maka tidak diperlukan lagi penanganan yang sulit akan permasalahan sampah ini. Yang menjadi permasalahan dalam mengelola sampah pada skala rumah tangga di perkotaan adalah keterbatasan lahan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah yang dihasilkannya sendiri. Apabila kita tinjau komposisi kimianya, sampah dapat dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik (Outerbridge, ed., 1991), hal ini sesuai dengan hasil survey di Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya (Sudradjat, 2007) yang menunjukkan sampah organik mencapai angka 75-95% dari total sampah yang ada. Sampah organik memerlukan penanganan yang cepat karena dapat menimbulkan permasalahan lainnya bila lambat dalam penangannya seperti timbulnya bau kurang sedap, berkembangnya lalat yang menyebabkan berbagai penyakit. Di sisi lain bila kita mampu mengelola dengan baik sampah organik ini dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang sangat berguna dalam meningkatkan kesuburan tanah. KLASIFIKASI SAMPAH RUMAH TANGGA Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologi (karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah: dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industry dan jalan. Sampah rumah tangga perlu dibedakan berdasarkan bisa tidaknya diurai, karena masingmasing kelompok menentukan cara penanganan yang berbeda. Pengelompokan sampah rumah tangga meliputi: a. Sampah organik yang dapat dibuat kompos Sampah organik adalah sampah yang dapat hancur secara alamiah baik oleh air hujan, panas matahari, terserap tanah. Komposisinya sekitar 68 persen dari total sampah. Yang termasuk sampah ini: Volume 7, No. 1, Januari Sampah kebun seperti daun, rumput, bunga layu, potongan ranting. 2. Sampah dapur seperti potongan sayuran, kulit buah dan buah, ampas jus atau ampas sayuran, ampas teh, ampas kopi. 3. Sampah kertas, potongan kertas dalam jumlah kecil. 4. Sampah kain bekas dari bahan katun 5. Sampah kotoran hewan herbivora (pemakan tumbuhan) seperti kotoran burung, kelinci, kuda, kambing dan bebek. b. Sampah yang dapat didaur ulang Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau tidak dapat hancur melalui proses alamiah. Sampah yang dapat didaur ulang sekitar 14 persen dari total sampah. Yang termasuk kategori sampah ini: 1. Kertas, kardus, koran dalam jumlah besar. 2. Kaca, gelas atau botol. 3. Kaleng dan alumunium 4. Botol dan gelas plastik, kantong plastik kresek. b. Sampah berbahaya yang tidak boleh dibuang sembarangan. Sampah ini tidak dapat didaur ulang atau digunakan kembali. Teknologi untuk memusnahkannya adalah dengan pembakaran. Yang termasuk kategori sampah ini: 1. Kertas pembungkus berlapis plastik, kantong plastik, pipa plastik PVC, papan sirkuit elekronik (PCB). 2. Baterai. 3. Kapsul dan pil sisa obat 4. Gabus styrofoam 5. Sampah rumah sakit, popok bayi sekali pakai, tekstil sintetis KOMPOS Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan berjalan secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu, yang disebut dengan proses dekomposisi (Yuwono, 2008). Menurut Isroi (2008) semua bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit dll. Yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa pembuatan kompos merupakan proses yang
3 ISSN No Media Bina Ilmiah 25 melibatkan organisme yang ada di dalam tanah. Dan kita tahu bahwa setiap organisme membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda, untuk itu harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan organisme dalam melakukan dekomposisi bahan organik, antara lain meliputi: rasio C/N, ukuran partikel yang akan didekomposisi, aerasi, porositas, kandungan air, suhu, ph, kandungan hara dan kandungan bahanbahan berbahaya (Isroi, 2008) Kondisi optimum proses pengomposan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Kondisi Optimum Proses Pengomposan. Paremeter C/N-rasio bahan Nilai : 1 Keranjang kompos Takakura merupakan satu metode pengomposan hasil penelitian seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Pada awalnya Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik yang cocok selama kurang lebih setahun. Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, dimana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Pembuatan kompos dengan keranjang Takakura ini cocok untuk rumah tangga yang beranggotakan keluarga 4-7 orang karena berukuran sekitar 40 cm x 25 cm x 70 cm. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1.5 kg/hari C/P-rasio bahan Bentuk/ukuran materi Kadar air bahan Aerasi : cm untuk proses pabrik; cm untuk proses biasa sederhana 50-60% m 3 udara/hari/kg bahan selama proses termofilik, sedang untuk proses selanjutnya makin berkurang Gambar 1. Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura. Temperature maks. Sumber: Unus, C BEBERAPA METODE PEMBUATAN KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat kompos skala rumah tangga. Metode yang mana yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masingmasing, baik dari segi biaya, kemudahan maupun ketersediaan tenaga dan lahan. Di bawah ini diberikan beberapa metode pembuatan kompos dari sampah rumah tangga yang telah penulis bedakan berdasarkan kondisi luasan lahan yang dimiliki: a. Untuk rumah tangga yang tidak memiliki lahan pekarangan Terdapat beberapa metode pengomposan yang telah dikembangkan dengan memanfaatkan bahanbahan bekas atau bahan baru yang dapat digunakan sebagai komposter, salah satu metode yang sudah cukup terkenal adalah metode Keranjang Takakura. Alat/bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan keranjang Takakura: sekam, mikroorganisme cair, kompos, sampah organik, keranjang plastik bertutup, jarum jahit, benang nilon, jaring, gunting, kertas kardus, termometer, kain stocking, sprayer, bak plastik, air PDAM dan sendok semen/cetok. Cara Pengomposan metode Takakura: 1. Sediakan keranjang plastik yang kanan kirinya berlubang-lubang. Lebih praktis pakai keranjang untuk pakaian kotor yang memang sudah ada lubangnya. Bisa juga pakai kaleng ember cat yang sekelilingnya dilubangi secara merata dengan paku. Lubang ini sangat penting agar angin leluasa keluar masuk. 2. Sekeliling bagian dalam keranjang dilapisi dengan kardus. Tujuannya supaya sampah tidak tumpah. 3. Bagian bawah dilapisi dengan sekam yang dibungkus dengan kain kasa sehingga tidak bercampur dengan sampah. 4. Di atas sekam ditimbun kompos sampai minimal setengah dari tinggi keranjang tersebut atau istilahnya starter.
4 26 Media Bina Ilmiah ISSN No Tutup kembali dengan bantalan sekam serta dilapisi kain hitam, lalu tutup dengan tutup keranjang plastik. 6. Saat memasukkan sampah, tinggal membuka tutup keranjang, mengambil kain dan bantalan sekam bagian atas. Sampah pertama di adukaduk dengan kompos pakai sekop, selanjutnya keranjang ditutup. Ketika ditutup, proses pengomposan sedang berjalan. Demikian seterusnya saat memasukkan sampah, lakukan hal serupa. Satu keluarga misalnya berisi 7 orang, dengan keranjang setinggi 40 cm x 38 cm x 27 cm, maka keranjang tersebut baru penuh setelah sekitar 2 bulan. b. Untuk Rumah tangga yang memliki lahan pekarangan tetapi lahan pekarangannya tertutup (semen atau paving blok). Rumah tangga yang memiliki lahan pekarangan menghasilkan sampah organik yang lebih banyak bila dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak memiliki lahan pekarangan, karena di sini yang dihasilkan bukan hanya sampah dapur tetapi juga sampah dari pekarangan seperti daun-daun yang gugur, sehingga komposter yang digunakan di sini harus memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan metode Keranjang Takakura. Salah satu metode yang bisa dikembangkan adalah dengan menggunakan komposter berputar. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan komposter berputar: 1 buah drum (bisa dari metal atau plastik), Sepasang engsel, baut dan mur ukuran kecil +/- 20 bh, baut dan mur panjang 6 cm +/- 6 bh, baut untuk kaso 16 buah, 2 bh gerendel, 1 bh handel, 4 bh roda, 2 batang kaso 4/6 sepanjang 1/2 meter, 1 buah reng sepanjang 40 cm Gambar 2. Komposter Berputar. Volume 7, No. 1, Januari 2013 Cara pembuatan kompos dengan komposter berputar: 1. Isi komposter dengan sekam 2. Masukkan kompos yang sudah jadi 1 sekop (untuk inokulan/biakan bakteri) 3. Masukkan sampah dapur yang sudah dicuci dan dicacah. 4. Siram sampai lembab 5. Putar komposternya. 6. Bila sampah sudah mulai banyak, tambah lagi sekam. 7. Isi terus komposter sampai penuh. 8. Putar komposter seminggu sekali. 9. Kompos dipanen apabila warnanya sudah menghitam (sekitar 2 bulan) (Mita, 2012) c. Untuk rumah tangga yang memiliki lahan pekarangan terbuka. Rumah tangga yang memiliki lahan pekarangan yang terbuka lebih mudah dalam mengelola sampahnya yaitu dengan cara membuat lubang tanah. Salah satu metode yang bisa diterapkan menggunakan metode komposting tipe trench (model parit) yaitu membuat kompos dengan menggali lubang pada tanah yang menyerupai parit. Caranya sebagai berikut: 1. Rencanakan tiga tempat/lubang pengomposan. 2. Pada tahun pertama, pengomposan dilakukan di lokasi A. 3. Masukkan bahan organik ke dalam lubang lokasi A, kemudian langsung ditutup dengan tanah galian di atasnya. Penutupan bahan organic pada lubang dapat dilakukan sekaligus atau lapis demi lapis. 4. Pada tahun ke-2, letak kompos berpindah di lokasi B. proses pekerjaan sama dengan sebelumnya di lokasi A. Pada tahun ke-2 ini kompos di lokasi A sudah matang. Bahan sampah yang sudah ditimbun dalam tanah ini dapat dipanen setelah 6-12 bulan atau bisa langsung ditanami. Demikian seterusnya pada lokasi C, pekerjaan dilakukan secara bergantian setiap tahun. (Yuwono, 2008) PENUTUP Masalah sampah memang selalu muncul di setiap kehidupan manusia. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia, permasalahan sampah menjadi semakin kompleks. Di satu sisi pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan semakin banyaknya sampah yang dihasilkan dan memerlukan penanganan yang semakin kompleks, di sisi lain pertambahan
5 ISSN No Media Bina Ilmiah 27 penduduk juga menyebabkan kebutuhan area/lahan untuk membangun sarana dan prasarana juga semakin besar. Hal ini menyebabkan pengelolaan sampah memerlukan teknologi baru yang dapat mengelola sampah dengan aman dan tidak menimbulkan masalah di aspek kehidupan yang lain. Apabila kita cermati beberapa cara pembuatan kompos di atas, ada beberapa metode pembuatan kompos yang dapat dilakukan di dalam rumah tanpa memerlukan lahan yang luas. Pembuatan kompos skala rumah tangga ini diharapkan akan meniadakan permasalahan sampah, karena tidak ada lagi sampah organik yang menimbulkan bau yang perlu dibuang keluar dari rumah. Bahkan setiap rumah tangga akan mampu menghasilkan kompos yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang ada di setiap pekarangan. Jadi di satu sisi sampah sudah tidak menjadi masalah di sisi lain pekarangan rumah menjadi indah karena tanamannya mendapat pupuk dari kompos. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan dari penelitian Darwin dkk (2006) kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dapat ditingkatkan dengan cara mengajak, memberikan informasi dan memberikan pelayanan yang baik. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, Pengelolaan Sampah di Mataram /11/15/brk, id.html Anonymous, Sampah Padat di Kota-kota Dunia Naik 70%. com/2012/06/07/ sampah-padat-di-kotakota-dunia-naik-70/ darcy-norman-flickr- 2/. Di download pada 21 Januari Azwar, A., Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Darwin, dkk., Pilot Project Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Cara Pemilahan di Kota Padang. Laporan PKMK Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Isroi, Pengomposan Limbah Padat Organik. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor. Masud, M., Gerakan Lisan Upaya Masyarakat Mataram Atasi Persoalan Sampah. Laporan. mataram.com/berita/?rubrik=8&id= Didownload pada 21 Januari Mita, Cara Gampang Membuat Kompos.Green.kompasiana.com /../cara-gampang-.. Didownload pada tanggal 4 Februari Outerbridge, T. (ed.), Limbah Padat di Indonesia: Masalah atau Sumber Daya. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Sudradjat, Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya. Jakarta. Unus, S Pupuk Organik Kompos dari Sampah. Bioteknologi Industri. Humaniora Utama Press, Jakarta. Yuwono D., Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.
28 Media Bina Ilmiah ISSN No
28 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN Fe SEBELUM DAN SESUDAH KONSELING GIZI MELALUI HOME VISIT PADA IBU HAMIL PENDERITA ANEMIA DI DAERAH PESISIR PANTAI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah merupakan zat- zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penumpukan sampah yang disebabkan oleh bertambahnya populasi manusia semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau sampah merupakan material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS.
PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS Kelompok 11 A AYU IRLIANTI CHAERUL REZA FARADIBA HIKMARIDA ZUHRIDA AULIA
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER
PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciEVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS
Makalah EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS STUDI KASUS : UPT PENGOLAHAN SAMPAH DAN LIMBAH KOTA PROBOLINGGO IKA KRISTINA DEWI NRP. 3108 040 701 12/15/2008 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
Lebih terperinciPEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA
PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA Sampah organik dibagi dua yaitu : q Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur) Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit
Lebih terperinciKKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT
KKN ITATS Tahun 2010 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT Lokasi pelatihan pembuatan kompos Tempat / Kelurahan Dusun Kelompok Bulurejo Kacangan VII Munggu Gianti Gianti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )
PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada Pasal 1 butir (1) disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau
Lebih terperinciDAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA
DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Lebih terperinciTEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak
TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan
Lebih terperinci1. Starter dengan larutan gula
1. Starter dengan larutan gula Siapkan stoples kaca kedap udara ukuran lima liter, pilih yang kedap udara. Tambahkan ke dalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM
Lebih terperinciLimbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012
Limbah dan Pemanfaatannya Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012 Apa sih limbah itu? Sisa proses produksi Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan kota. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang semakin meningkat secara
Lebih terperinciBAB III STUDI LITERATUR
BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO
PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO Sampah pemisahan : Sampah organik kompos / pupuk Sampah anorganik Tanamkan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, sesuai jenisnya!!! Membuat Kompos dari Sampah
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik
Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah
Lebih terperinciMAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik
MAKALAH PROGRAM PPM Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR
PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR VISI DAN MISI VISI Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan Berwawasan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinciPengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1
Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) Mojosongo Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR NIM K 5410012 P. Geografi FKIP UNS A. PENDAHULUAN Sebagian
Lebih terperinciPengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG
Pengolahan Sampah Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember 2017 PENDAHULUAN Latar Belakang: Penanganan sampah/problem tentang sampah khususnya di daerah perkotaan belum bisa teratasi
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Organik Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.
PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari instansi yang terkait dengan penelitian, melaksanakan observasi langsung di Tempat Pembuangan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id lntisari Jika ditelusuri, sampah diproduksi oleh rumah tangga, pasar, dan industry.
PENGOLAHAN SAMPAH PADA SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Eming Sudiana Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto Alamat email: jungki_sudiana@yahoo. co. id lntisari Salah satu cara menanggulangi masalah sampah adalah
Lebih terperinciGambar 2.1 organik dan anorganik
BAB II SAMPAH DAN TEMPAT SAMPAH 2.1 Pembahasan 2.1.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,dalam
Lebih terperinciBERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT
PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP (UGM) PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Sekip Utara, Yogyakarta, 55281 Tel : 0857 868 77886; Fax : 0274-545188 Email
Lebih terperinciPembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi
Pendahuluan Promi adalah formula mikroba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/perkebunan.
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA
Lebih terperinciPEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017
PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017 AKTIVITAS MANUSIA PRODUK SISA/SAMPAH/ LIMBAH PEMILAHAN LAIN-LAIN PLASTIK ORGANIK 3
Lebih terperinciSampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
1. DEFINISI SAMPAH Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104
KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta
Lebih terperinciMENGELOLA & MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA
MENGELOLA & MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA Dyah Respati SS PENGERTIAN SAMPAH "Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam Sampah adalah sesuatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari sebuah pembangunan. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang makin meningkat drastis akan berdampak
Lebih terperinciPOTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG
Spectra Nomor 22 Volume XI Juli 2013: 24-31 POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Puji Ariyanti Sudiro Program Studi Teknik Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah Sasaran : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar Waktu : 25 menit Hari / tanggal : Rabu, 30 April 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciBakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik
Lebih terperinciCara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 13. PENCEMARAN LINGKUNGANLatihan Soal 13.1 1. Kebakaran hutan yang terjadi di Riau mengakibatkan polutan karbondioksida bertambah banyak di udara, hal ini menyebabkan terjadinya....
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah true experiment atau eksperimen murni dengan desain yaitu post test with control group desain. T0 V 1 T 1 T0 V 2
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)
KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP) Nama Sekolah : SMP Bakti Nusantara 666 Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VII/II Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Lebih terperinci1. Pendahuluan ABSTRAK:
OP-26 KAJIAN PENERAPAN KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Yenni Ruslinda 1) Slamet Raharjo 2) Lusi Susanti 3) Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciPengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair
Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciPemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga
Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah
Lebih terperinciSAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA
SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Masalah sampah sebagai hasil aktivitas manusia di daerah perkotaan memberikan tekanan yang besar terhadap lingkungan, terutama
Lebih terperinciBAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi
BAB V DINAMIKA PROSES AKSI A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi Kompos Dalam proses aksi yang akan pendamping lakukan bersama masyarakat. Pendamping berkonsultasi terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup, menuntut berbagai pengembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada
Lebih terperinciMulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek
Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian Mulai Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Analisis Kondisi Aktual Menentukan stakeholder sistem Kondisi Saat Ini Menentukan kebutuhan stakeholder sistem Ya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
17 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi persawahan dan rumah kompos Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan IPB di Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciProsiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 KAJIAN PEMBERDAYAAN PERAN WANITA UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN TAKAKURA HOME METHOD (STUDI KASUS DI PERUMAHAN BUDI INDAH,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN
PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN
1 LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS BUDAYA TERHADAP GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN WIROBRAJAN (MENUJU KOTA JOGJA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang
Lebih terperinciPembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008
Pembuatan Kompos Yogyakarta, 30 Mei 2008 Drs. Iqmal Tahir, M.Si Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara Yogyakarta 55281 - - - Bahan baku Pada dasarnya bahan
Lebih terperinciKAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH KELUARGA UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN SUNGAI (STUDI KASUS RW 07 KELURAHAN CIBEUREUM, KECAMATAN CIMAHI SELATAN)
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH KELUARGA UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN SUNGAI (STUDI KASUS RW 07 KELURAHAN CIBEUREUM, KECAMATAN CIMAHI SELATAN)
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciJENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA
JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA Endang Susianingsih dan Nurbaya Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan
Lebih terperinciPENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite
94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Berat Sampah dan Volume Sampah Pengukuran volume sampah dari sumber pemukiman dan non pemukiman yang dilakukan menggunakan kotak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, 2010
KATA PENGANTAR Penyusunan modul Pengolahan Sampah Berbasis 3R berbasis masyarakat merupakan pengelolaan sampah secara terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak dari sumbernya. 3R adalah upaya yang
Lebih terperinciPELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DI DESA PENYARING. Universitas Samawa
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DI DESA PENYARING Dwi Mardhia 1), Alia Wartiningsih 2) 1 Fakultas Peternakan dan Perikanan, 2 Fakultas Pertanian Universitas Samawa Email: alwartiningsih@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha tani yang intensif telah mendorong pemakaian pupuk anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan adalah
Lebih terperinciSOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.
NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. KOMPOS DAN PENGOMPOSAN... 1 1.1. Prinsip Dasar Pengomposan... 2 1.2. Teknik Pengomposan...
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)
PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan
Lebih terperinciBagian 16: Mengelola limbah
Bahasa: Indonesia Versi: 2011 Bagian 16: Mengelola limbah prinsip: Prinsip 10. Pengelolaan Limbah Terpadu 2009 Rainforest Alliance Limbah di kebun Anda Limbah apa yang ada di kebun Anda? 10.1 Sampah dapur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinci