Lambang Kabupaten Banyuasin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lambang Kabupaten Banyuasin"

Transkripsi

1

2 Lambang Kabupaten Banyuasin i

3 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BANYUASIN ii

4 YAN ANTON FERDIAN, SH Bupati Banyuasin Periode iii

5 Ir. S.A Supriono, MM Wakil Bupati Banyuasin Periode iv

6 ARTI DAN MAKNA LAMBANG KABUPATEN BANYUASIN 1 Lambang Perisai Bertuliskan Banyuasin Perisai adalah lambang perlindungan sebagai pertahanan, perisai tertuang pada logo, dibagi 6 area melambangkan Kabupaten Banyuasin dilindungi 6 unsur Bagian Pertahanan Negara. 1. AU 2. AL 3. AD 4. Kepolisian 5. Sipil 6. Kabupaten Baru 2 Bintang Melambangkan agamis : meskipun Banyuasin terdiri dari berbagai agama tetapi tetap saling menghargai dan Berketuhanan Yang Maha Esa. 3 Sawit, Minyak, Karet Melambangkan Potensi Sumber Daya Alam yang berpotensi Daerah Banyuasin terdapat Sumber Kekayaan Alam yang patut ditumbuh kembangka dimasa mendatang. 4 Gelombang Biru Melambangkan Kabupaten Banyuasin memiliki potensi Kelautan. 5 Tudung Adat (Tudung Saji) = SK Berdirinya Kabupaten Banyuasin Melambangkan Suatu Badan Adat yang berperan Sebagai Pelindung dan sebagai tempat Musyawarah dan mufakat Warna Merah melambangkan masyarakat Banyuasin berkemauan keras semangat dan tekat untuk membangun atau menyelesaikan permasalahan. 6 5 Rantai Kiri dan Kanan Melambangkan pengikat hubungan masyarakat dan falsafah antara dulang dan tudung saling mengikat tidak terpisahkan sebagai pemersatu masyarakat Banyuasin. Makna Warna Warna Biru : Menghimpun Warna Hijau : Subur Makmur Warna Kuning : Tentram Warna Putih : Suci Pertumbuhan 7 Dulang Melambangkan Wadah Pemersatu dan Kekeluargaan Masyarakat Banyuasin. 8 Tangkai Buah Padi dan Sekuntum Bunga Kapas Melambangkan kesejahteraan bagi masyarakat Banyuasin. 9 9 (Sembilan) Garis Biru Melambangkan di Kabupaten Banyuasin mengalir sungai sebanyak 9 anak sungai. 10 Moto Sedulang Setudung Sedulang Setudung adalah Bahasa Daerah yang melambangkan bahwa Masyarakat Banyuasin dalam membangun Daerah didasari tekad kebersamaan, pita putih melambangkan kesetiaan dan keluhuran. 11 Tulisan Kata Banyuasin Menyatakan Nama Daerah v

7 VISI BANYUASIN TERDEPAN, BERDAYA SAING DAN MANDIRI vi

8 MISI 1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan sebagai penunjang pembangunan dan pengembangan ekonomi kerakyatan. 2. Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk mewujudkan daya saing daerah. 3. Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan sektor pertambangan dan energi menuju Banyuasin Sejahtera. 4. Menyediakan akses layanan pendidikan (IPTEK dan IMTAQ) berkualitas dan terjangkau demi mutu sumber daya manusia yang unggul yang di dukung oleh peningkatan sistem layanan kesehatan yang murah, berkualitas dan merata melalui investasi layanan Puskesmas. 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah yang Amanah, Profesional dan berwibawa untuk pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. vii

9 Sambutan BUPATI BANYUASIN Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan Karunia-Nya jugalah akhirnya penyusunan buku Profil Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 telah selesai dilaksanakan. Sejak terbentuknya Kabupaten Banyuasin berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2002 dengan ibu kota Pangkalan Balai, telah membawa kemajuan diberbagai bidang pembangunan berkat kerjasama semua pihak. Berbagai kemajuan pembangunan ini sudah seharusnya kita syukuri dan perlu disebarluaskan melalui berbagai sarana. Terbitnya Buku Profil Daerah Kabupaten Banyuasin ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi sekaligus promosi untuk memperkenalkan Kabupaten Banyuasin lebih luas lagi terutama dikalangan masyarakat dunia usaha. Data dan informasi yang terhimpun dalam buku ini secara garis besar dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu, kelompok informasi yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan, kelompok pembangunan sumber daya manusia dan sumber daya alam, kelompok informasi sosial kependudukan dan lingkungan hidup serta kelompok data/informasi perekonomian dan infrastruktur. Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan publikasi ini diucapkan terima kasih, dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Pangkalan Balai, Oktober 2014 BUPATI BANYUASIN, YAN ANTON FERDIAN, SH viii

10 Kata Pengantar KEPALA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN Atas Ridho dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui BAPPEDA dan PM Kabupaten Banyuasin dapat menyelesaikan penyusunan Buku. Berbagai kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia telah dan sedang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin, dan publikasi ini seyogyanya dapat dijadikan media untuk memberikan data dan informasi tentang kondisi terkini hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Banyuasin. Penyusunan Buku Profil ini sudah tentu akan terus mengalami perbaikan, baik yang terkait dengan cakupan informasi maupun akurasi informasi. Oleh karenanya sangat diharapkan adanya kritik maupun masukan lainnya yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini kami mengucapkan terima kasih, dan semoga bermanfaat adanya. Pangkalan Balai, Oktober 2014 KEPALA BADAN, Ir. H. ALI IMRON BAMIN, M.Si NIP ix

11 DAFTAR ISI Lambang Kabupaten Banyuasin... Peta Administrasi Kabupaten Banyuasin... Foto Bupati... Foto Wakil Bupati... Arti dan Lambang Kabupaten Banyuasin... Visi Kabupaten Banyuasin... Misi Kabupaten Banyuasin... Sambutan Bupati Banyuasin... Kata Pengantar Kepala BAPPEDA dan LITBANG Kabupaten Banyuasin... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii iv v vi vii viii ix x xiii xviii BAB I SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM 1 Sejarah Pembentukan Kabupaten Banyuasin Letak Geografis Topografi Wilayah... 4 Iklim... 5 BAB II PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 7 Penduduk Menurut Kelompok Umur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Ketenagakerjaan Penduduk Miskin Etnis x

12 BAB III PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN 17 Organisasi Pemerintahan Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan Politik dan Keamanan Pelayanan Perizinan Terpadu Kartu Tanda Penduduk Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Good Governance BAB IV PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH 39 Perekonomian dan Keuangan Daerah Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi Pendapatan Perkapita APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Koperasi, Usaha Kecil, Industri dan Perdagangan BAB V POTENSI DAERAH 51 Pertanian Peternakan Perkebunan Perikanan dan Kelautan Pertambangan Pariwisata xi

13 BAB VI INFRASTRUKTUR WILAYAH 64 Tranportasi Darat Tranportasi Sungai.. 68 Listrik dan Telekomukasi 71 Air Minum dan Sanitasi. 76 BAB VII SOSIAL BUDAYA 80 Pendidikan.. 80 Kesehatan xii

14 DAFTAR TABEL 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten 5 Banyuasin Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan Menurut 8 Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Tahun Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk dan Ijazah Tertinggi yang dimiliki di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin, Jumlah Pegawai Negeri Sipil per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Jumlah Sekdes PNS per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Daftar Parpol dan Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Banyuasin Hasil Pemilu Legislatif Tahun xiii

15 3.6 Jumlah Perizinan yang Diterbitkan oleh BPT Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang Ditrerbitkan Berdasarkan Jenis Bangunan oleh BPT Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Penduduk Wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP), Pemilik KTP Per Jiwa, dan Pemilik Kartu Keluarga (KK) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banyuasin, Perkembangan PDRB Kabupaten Banyuasin Dari Tahun (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Struktur Ekonomi Kabupaten Banyuasin Tahun Pendapatan Perkapita Kabupaten Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun Serta Perbandingannya Dengan APBD Perkembangan Jumlah Kpoeras dan UMKM di Kabupaten Banyuasin Tahun Perkembangan Jumlah Pasar, Industri Kecil, Menengah dan Besar di Kabupaten Banyuasin Tahun xiv

16 5.1 Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin Perkembangan Populasi Ternak dan Unggas di Kabupaten Banyuasin Produktifitas Perkebunan di Kabupaten Banyuasin Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Banyuasin (dalam Ton) Perkembangan Jalan Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam Km) Jumlah Unit Jembatan di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam unit) Panjang Jembatan di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam meter) Perkembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan Sungai Kabupaten Banyuasin Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Desa/Kelurahan yang Telah Dialiri Listrik di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Desa/Kelurahan yang Telah Terjangkau Layanan Internet Statis di Kabupaten Banyuasin Tahun xv

17 6.8 Jumlah Kepala Keluarga (KK) Yang Mendapat Akses Air Bersih Data Pelanggan PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun Data Kapasitas Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun Data Jumlah Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun Data Cakupan Air Bersih Dalam Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun Kecamatan di Kabupaten Banyuasin yang Telah Dialiri Ari Bersih PDAM Tahun Jumlah Sarana Pendidikan Formal di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren di Kabupaten Banyuasin Total Jumlah Guru PNS di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang Dan Jenis Kelamin Tahun Total Jumlah Guru PNS Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun Sampai Dengan xvi

18 7.5 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Sampai Dengan Tahun Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Guru Non PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Jenis Kelamin 2009 Sampai Dengan Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Bersalin, Poliklinik dan Polindes di Kabupaten Banyuasin Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Banyuasin Tahun Usia Harapan Hidup Kabupaten Banyuasin Tahun xvii

19 DAFTAR GAMBAR 1.1 Peta Kabupaten Banyuasin Di Sumatera Selatan Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan Topografi Kabupaten Banyuasin Piramida Penduduk Tahun Pie Gambar Pekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun Grafik PDRB Kabupaten Banyuasin Tahun (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Struktur Ekonomi Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Menurut Sektor xviii

20 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Sejarah Pembentukan Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Kabupaten induk Musi Banyuasin yang dasar hukum pembentukannya adalah Undang-Undang No. 6 Tahun 2002 yang diresmikan tanggal 2 Juli 2002 oleh Menteri Dalam Negeri an. Presiden Republik Indonesia dengan Ibukota Pangkalan Balai melalui Keputusan Mendagri Nomor : Tahun 2002, dengan luas wilayah ,99 km² atau 12,18 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Pada saat terbentuknya Kabupaten Banyuasin ini terdiri dari 11 Kecamatan yang terbagi atas 241 Desa dan 8 Kelurahan. Sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Daerah No.28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun , luas Kabupaten Banyuasin termasuk perairan dan (pulau kecil) menjadi ,00 km² atau bertambah sekitar 16% dari luas awal yang terdiri dari daratan seluas ,99 km² dan lautan/perairan seluas km². 1

21 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Sejalan dengan kemajuan pembangunan dan tuntutan pertumbuhan, penduduk Kabupaten Banyuasin terus mengalami perkembangannya termasuk perkembangan wilayah administrasi Kecamatan, Desa/Kelurahan. Kondisi terakhir jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan mengalami penambahan menjadi 19 Kecamatan, 16 Kelurahan dan 288 Desa. Disamping itu Kabupaten Banyuasin memiliki panjang pantai sekitar 275 km yang membentang dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berhadapan dengan Selat Bangka. Kabupaten Banyuasin juga berbatasan langsung dengan Kota Palembang yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan sehingga Kabupaten Banyuasin menjadi daerah penyanggah bagi perkembangan Kota Palembang dan daerah sekitarnya. Wilayah Perairan laut Kabupaten Banyuasin merupakan jalur transportasi yang strategis karena merupakan pintu gerbang penghubung lalu lintas laut Provinsi Sumatera Selatan dengan Pulau Bangka dan merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional dari negara-negara Asia Tenggara, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk berkembang. 2

22 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Letak Geografis Kabupaten Banyuasin secara geografis memiliki letak yang strategis, yaitu terletak dijalur lintas Sumatera yang menghubungkan lalu lintas berbagai Kabupaten/Kota dalam Provinsi Sumatera Selatan maupun antar Provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Secara administratif Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dan Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan NO KECAMATAN JUMLAH KELURAHAN JUMLAH DESA LUAS KECAMATAN Km % 1 Rantau Bayur ,91 4,70 2 Betung ,41 2,99 3 Suak Tape ,70 2,64 4 Pulau Rimau ,64 7,50 5 Tungkal Ilir ,14 5,47 6 Banyuasin III ,20 2,48 7 Sembawa ,14 1,65 8 Talang Kelapa ,43 3,71 9 Tanjung Lago ,42 6,78 10 Banyuasin I ,69 1,57 11 Air Kumbang ,56 2,77 12 Rambutan ,04 3,80 13 Muara Padang ,60 7,75 14 Muara Sugihan ,40 5,88 15 Makarti Jaya ,28 2,53 16 Air Saleh ,57 2,63 17 Banyuasin II ,40 30,69 18 Muara Telang ,57 2,88 19 Sumber Marga Telang ,89 1,47 JUMLAH , Sumber : Bagian Pemerintahan Umum, Sekretariat Daerah 3

23 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Gambar 1.2. Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan 3.632, Rantau Bayur Betung Suak Tape Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang Topografi Wilayah Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0 60 meter di atas permukaan laut. Gambar 1.3. Topografi Kabupaten Banyuasin Jarak Kota Pangkalan Balai selaku Ibu Kota Kabupaten Banyuasin dengan Ibu Kota 19 (sembilan belas) Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, dapat dilihat pada tabel berikut : 4

24 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Tabel 1.2 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Banyuasin NO KECAMATAN IBUKOTA KECAMATAN JARAK (KM) 1 Rantau Bayur Pengumbuk 18 2 Betung Betung 23 3 Suak Tape Lubuk Lancang 10 4 Pulau Rimau Teluk Betung 37 5 Tungkal Ilir Sido Mulyo Banyuasin III Pangkalan Balai 0,5 7 Sembawa Sembawa 20 8 Talang Kelapa Sukajadi 35 9 Tanjung Lago Tanjung Lago Banyuasin I Mariana Air Kumbang Cinta Manis Baru Rambutan Rambutan Muara Padang Muara Padang Muara Sugihan Tirta Harja Makarti Jaya Makarti Jaya Air Saleh Saleh Mukti Banyuasin II Sungsang Muara Telang Telang Jaya Sumber Marga 100 Muara Telang Telang Sumber : Bagian Pemerintahan Umum, Sekretariat Daerah Iklim Kabupaten Banyuasin termasuk wilayah yang beriklim tropis basah dengan suhu rata-rata 26, ,40 0 celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4% - 85,5% dengan rata-rata curah hujan mm/tahun. 5

25 SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Gambar 1.1. Peta Kabupaten Banyuasin di Sumatera Selatan. 6

26 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Salah satu modal dasar pembangunan suatu daerah disamping kekayaan sumber daya alam dan kebudayaan juga sumber daya manusianya. Penduduk merupakan sumber tenaga kerja dan angkatan kerja, perkembangan penduduk baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya ikut mempengaruhi tenaga kerja dan angkatan kerja. Pengertian penduduk yang digunakan oleh Badan Statistik yaitu semua orang yang berdomisili di wilayah geografis tertentu selama 6 bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan namun bertujuan tetap. Secara alami penduduk mengalami perubahan baik dari segi struktur maupun distribusinya, perubahan struktur terlihat dari perubahan struktur penduduk menurut umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Sementara perubahan distribusi dapat dilihat menurut kota dan desa, perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain transisi demografi, mobilitas penduduk yang makin meningkat serta perubahan dibidang ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat. Berdasarkan sumber data BPS Kabupaten Banyuasin jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah sejumlah jiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,78 % pertahun dengan kepadatan penduduk sebanyak 63,41 jiwa/km², sebagaimana tergambar pada tabel berikut. 7

27 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH RUMAH TANGGA LUAS WILAYAH KEPADATAN RATA RATA RATA-RATA ANGGOTA RUMAH TANGGA 1 Rantau Bayur ,55 75,90 4,06 2 Betung ,86 159,04 3,89 3 Suak Tape ,70 52,41 3,88 4 Pulau Rimau ,30 44,34 3,35 5 Tungkal Ilir ,16 35,45 3,61 6 Banyuasin III ,42 185,75 4,17 7 Sembawa ,10 133,73 4,21 8 Talang Kelapa ,35 278,21 4,40 9 Tanjung Lago ,40 45,21 4,02 10 Banyuasin I ,94 229,33 4,58 11 Air Kumbang ,21 64,05 4,86 12 Rambutan ,66 87,53 4,85 13 Muara Padang ,60 33,10 3,97 14 Muara Sugihan ,40 53,71 3,32 15 Makarti Jaya ,28 83,47 3,81 16 Air Saleh ,57 105,80 4,01 17 Banyuasin II ,40 11,38 4,14 18 Muara Telang ,78 4,10 19 Sumber Marga Telang ,05 99,67 4,09 Total ,99 63,41 4,08 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin,

28 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin yang tersebar di 19 Kecamatan, 288 Desa dan 16 Kelurahan, yang terbanyak jumlah penduduknya terdapat di Kecamatan Talang Kelapa sebanyak jiwa. Daerah Kecamatan ini merupakan wilayah yang bersentuhan langsung dengan Kota Palembang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin pada tahun 2013 tercatat jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan atau dengan sex rasio 104,33 %. Sebaliknya wilayah Kabupaten Banyuasin yang terendah jumlah penduduknya terdapat di Kecamatan Suak Tape yang merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan induk yakni Kecamatan Betung dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. 9

29 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TABEL 2.2 JUMLAH PENDUDUK DAN RASIO JENIS KELAMIN TAHUN 2013 Kecamatan Penduduk Sex Rasio Jumlah Laki-laki Perempuan (%) 1 Rantau Bayur ,74 2 Betung ,38 3 Suak Tape ,38 4 Pulau Rimau ,28 5 Tungkal Ilir ,83 6 Banyuasin III ,06 7 Sembawa ,79 8 Talang Kelapa ,58 9 Tanjung Lago ,50 10 Banyuasin I ,75 11 Air Kumbang ,18 12 Rambutan ,03 13 Muara Padang ,59 14 Muara Sugihan ,46 15 Makarti Jaya ,41 16 Air Saleh ,74 17 Banyuasin II ,32 18 Muara Telang ,62 19 Sumber Marga Telang ,36 Jumlah/Total ,33 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin,

30 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Menurut Kelompok Umur Distribusi penduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2013 menurut kelompok umur 0-14 tahun yang dikategorikan sebagai kelompok penduduk berusia muda berjumlah jiwa (30,16 %). Selanjutnya penduduk dalam kelompok umur tahun yang dikategorikan sebagai penduduk usia produktif berjumlah jiwa (65,88 %). Dari distribusi penduduk berdasarkan dua kelompok umur di atas maka terlihat jumlah penduduk dalam kelompok umur 65 tahun keatas yang disebut sebagai kelompok umur dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) sebesar jiwa (3,96 %) Dilihat dari komposisi penduduk Kabupaten Banyuasin, maka tergambarkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Banyuasin merupakan penduduk dengan usia produktif, sebagaimana tergambar dalam tabel dan gambar piramida di bawah ini : 11

31 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TABEL 2.3 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2013 GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2013 Kelompok Umur Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah % PEREMPUAN 15,197 9, ,997 10,596 LAKI-LAKI , , , , , , , , ,69 12,897 17,097 21,299 25,901 29,802 32,701 35,099 35, ,897 17,899 21,900 26,802 30,299 33,099 36,498 36, ,48 35, , ,44 36, , ,40 39, , ,56 40, , ,96 60,000 40,000 20, ,000 40,000 60,000 Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik,

32 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Banyuasin, taraf pendidikan penduduk di Kabupaten Banyuasin tahun 2013; 25,38% tidak tamat SD, 41,41% tamat SD/MI sederajat, 15,56% tamat SLTP/MTs sederajat, 14,67% tamat SLTA/MA sederajat, 1,37% tamat Diploma/Sarjana Muda dan 1,61% tamat D4/S1/S2/S3. Data yang disajikan berdasarkan Banyuasin Dalam Angka 2013 dari BPS Kabupaten Banyuasin terdapat sebanyak jiwa penduduk Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Sedangkan angka penduduk Kabupaten Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang tidak dapat membaca dan atau menulis sebanyak jiwa. Dengan demikian terdapat 4,68 persentase penduduk Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf. TABEL 2.4 JUMLAH PENDUDUK DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2013 NO URAIAN Laki-laki Perempuan Jumlah % 1 Tidak/ Belum Tamat SD ,38 2 SD/MI/Sederajat ,41 3 SLTP/MTs/ ,56 Sederajat 4 SLTA/MA/ ,67 Sederajat 5 Diploma / ,37 Sarjana Muda 6 D4/S1/S2/S ,61 JUMLAH Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 13

33 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Ketenagakerjaan Berdasarkan Data BPS Kabupaten Banyuasin Tahun 2013, Penduduk usia kerja (penduduk yang berusia 15 tahun keatas) di Kabupaten Banyuasin berjumlah Jiwa atau 69,85 % dari total penduduk yang berjumlah jiwa, sedangkan angkatan kerja yang ada di Kabupaten Banyuasin berjumlah jiwa sementara yang bekerja sebanyak jiwa (93,51%). Dengan demikian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar jiwa (6,49%). Sebagian besar tenaga kerja bergerak di sektor industri pengolahan diikuti dengan sektor pertanian dan sektor bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.2 Pie Diagram Pekerja menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kanupaten Banyuasin 14

34 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Miskin Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 sebesar jiwa dengan tingkat kemiskinan 19,81 %. Menurut sumber yang sama kemiskinan di Kabupaten Banyuasin terus mengalami penurunan dimana sampai dengan data terakhir tahun 2012 jumlah penduduk miskin sebesar jiwa dengan tingkat kemiskinan menjadi sebesar 11,27 %. Penurunan signifikan jumlah penduduk miskin terjadi pada tahun 2010, hal ini dikarenakan oleh membaiknya kondisi makro ekonomi Banyuasin ditandai dengan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,88 % dan inflasi sebesar 5,96 % sehingga mampu mendorong daya beli masyarakat serta ditunjang dengan penurunan laju pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 1,40 %. Sejak tahun 2006 persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 11,27 % atau sebesar jiwa penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuasin banyak tersebar di wilayah Kecamatan Perairan seperti di Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Muara Padang dan Kecamatan Pulau Rimau. Kecenderungan ini terjadi karena di wilayah perairan masih relatif terbatas tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana serta mayoritas penduduknya masih bertumpu pada mata pencaharian sebagai seorang petani dan nelayan. 15

35 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Etnis Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu dari 17 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan merupakan Kabupaten yang memiliki letak yang sangat strategis sehingga mengundang daya tarik bagi penduduk dari daerah lain untuk bekerja dan menetap di Kabupaten Banyuasin. Dengan daya tarik tersebut maka Kabupaten Banyuasin menjadi daerah yang sangat heterogen di huni oleh berbagai suku dan etnis, seperti : Melayu, Bugis, Jawa, Bali, Batak, Sunda, Madura, Keturunan Etnis Tionghoa dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Maka tidak berlebihan apabila Banyuasin di pandang sebagai Kabupaten Mininya Indonesia. Masyarakat Kabupaten Banyuasin sangat menghargai perbedaan dan hidup rukun dan toleran dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, ini terbukti tidak pernah terjadinya konflik horizontal antar suku di Kabupaten Banyuasin. Dan hal ini merupakan modal dasar yang solid bagi persatuan bangsa yang perlu dipelihara dan ditumbuh kembangkan secara dinamis. 16

36 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Organisasi Pemerintahan Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonomi memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka implementasi dari otonomi daerah, maka untuk menjalankan roda pemerintahan diperlukan adanya organisasi pemerintahan berupa organisasi perangkat daerah. Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang organisasi perangkat daerah, pemerintah Kabupaten Banyuasin membentuk organisasi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang berbentuk Sekretariat, Dinas, Badan dan Kantor, yang terdiri dari : 17

37 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN A. Sekretariat : 1. Sekretariat DPRD 2. Sekretariat Daerah B. Dinas Daerah : 1. Dinas PU Pengairan 2. Dinas PU Cipta Karya 3. Dinas PU Bina Marga 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Pendidikan 6. Dinas Pertanian dan Peternakan 7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan 9. Dinas Pertambangan dan Energi 10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11. Dinas Perikanan dan Kelautan 12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 13. Dinas Sosial 14. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 18

38 B. Dinas Daerah : 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 16. Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda dan Olahraga 17. Dinas Pengelolaan Pasar 18. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN C. Badan dan atau Lembaga Teknis Daerah : 1. Inspektorat 2. BAPPEDA dan PM 3. Badan Ketahanan Pangan 4. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah 5. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana 6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 7. Badan Lingkungan Hidup 8. Badan Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi 9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik 10. Rumah Sakit Umum Daerah 11. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 12. Badan Perizinan Terpadu 19

39 D. Kantor dan Kecamatan : 1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2. Kecamatan : - Kecamatan Rantau Bayur - Kecamatan Betung - Kecamatan Suak Tape - Kecamatan Pulau Rimau - Kecamatan Tungkal Ilir - Kecamatan Banyuasin III - Kecamatan Sembawa - Kecamatan Talang Kelapa - Kecamatan Tanjung Lago - Kecamatan Banyuasin I - Kecamatan Air Kumbang - Kecamatan Rambutan - Kecamatan Muara Padang - Kecamatan Muara Sugihan - Kecamatan Makarti Jaya - Kecamatan Air Saleh - Kecamatan Banyuasin II - Kecamatan Muara Telang - Kecamatan Sumber Marga Telang PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN 20

40 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan Memasuki usianya yang menginjak tahun ke 12 Kabupaten Banyuasin telah memiliki 52 Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan 19 diantaranya berupa SKPD Kecamatan dengan aparatur pemerintah sebanyak pegawai. Aparatur pemerintah sebanyak itu bila ditinjau dari sisi golongan/kepangkatan, maka PNS yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dapat dikelompokkan sebagai berikut : Golongan I sebanyak 61 orang (0,73%), Golongan II sebanyak orang (20,51%), Golongan III sebanyak orang (56,33%) dan Golongan IV sebanyak orang (22,43%). Dengan demikian menunjukkan bahwa bagian terbesar jumlah PNS Kabupaten Banyuasin terletak pada Golongan III yakni sebanyak orang atau 56,33 %. Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2013 Golongan Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah % Golongan I / Level I ,73 Golongan II / Level II ,51 Golongan III / Level III ,33 Golongan IV / Level IV ,43 Jumlah

41 Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Ditinjau dari tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh PNS maka tergambar bahwa berdasarkan data tahun 2013 pendidikan formal yang dimiliki oleh PNS dapat digambarkan sebagai berikut : SD berjumlah 12 orang atau 0,14 %, SMP berjumlah 70 orang atau 0,84 %, SLTA berjumlah orang atau 27,28 %, tamat DI/DII berjumlah orang atau 18,53 %, DIII berjumlah 530 orang atau 6,37 %, SI/DIV berjumlah orang atau 35,54 % dan S2 berjumlah 420 orang atau 5,50 %. Dengan demikian dari segi pendidikan formal maka data menunjukkan, bahwa jumlah PNS yang berpendidikan SLTA/Sederajat adalah jumlah terbesar dari PNS yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Ditinjau dari sisi yang lain PNS yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin dilihat dari kemampuan teknis atau fungsional dan struktural tergambarkan bahwa PNS yang bekerja sebagai tenaga pendidik berjumlah orang (56,19%), tenaga kesehatan 642 orang (7,71%), serta tenaga teknis lainnya sejumlah orang (31,98%) dan struktural sebanyak 970 orang (11,65%). Dari data ini terlihat bahwa PNS yang bekerja sebagai tenaga pendidik merupakan PNS yang jumlahnya terbesar di Kabupaten Banyuasin. 22

42 Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Demikian juga apabila jumlah PNS ini ingin kita kaji berdasarkan gender/jenis kelamin, maka PNS yang berjenis kelamin perempuan merupakan jumlah yang terbesar yakni sejumlah pegawai (54,80%) bila dibandingkan dengan PNS yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak pegawai (45,20%). Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin, 2013 Tingkat Pendidikan Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah % SD ,14 SLTP ,84 SLTA ,28 DI/DII ,53 DIII ,37 DIV/SI ,54 S ,50 23

43 Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sebagaimana telah dimaklumi bahwa aparatur pemerintah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin tersebar diberbagai SKPD baik SKPD di level Kabupaten maupun SKPD di level Kecamatan. Aparatur pemerintah Kabupaten Banyuasin yang mengabdi di Kantor SKPD Kecamatan berjumlah 292 pegawai yang tersebar di 19 (sembilan belas) kantor Kecamatan. Disamping tersebar di 19 kantor Kecamatan, aparatur pemerintah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin ada juga yang bekerja sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) PNS. Sekdes yang berstatus PNS ini bekerja dan tersebar di kantor-kantor kades dalam 19 wilayah Kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan data Sekdes yang telah diangkat oleh Pemerintah menjadi PNS sebanyak 172 orang. Yang terdiri dari Golongan I sebanyak 23 orang, Golongan II sebanyak 139 orang dan Golongan III sebanyak 10 orang. 24

44 Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil per Kecamatan Di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Tabel 3.4 Jumlah Sekdes PNS per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Golongan dan Jenis Kelamin No Kecamatan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah L P L P L P L P 1 Rantau Bayur Betung Suak Tapeh Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Air Kumbang Sumber Marga Telang Jumlah Total No Kecamatan Golongan dan Jenis Kelamin Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV L P L P L P L P 1 Rantau Bayur Betung Suak Tapeh Jumlah 4 Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Air Kumbang Sumber Marga Telang Jumlah Total

45 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Politik dan Keamanan Kabupaten Banyuasin setelah memekarkan diri dari Kabupaten Induk Musi Banyuasin pada tahun 2002 telah 3 (tiga) kali melaksanakan Pilkada Bupati dan terakhir Pilkada Bupati yang ketiga kalinya dilaksanakan pada bulan Juli Tahun 2013 yang lalu. Dari tiga kali pilkada Bupati Banyuasin tersebut semuanya terselenggara dengan aman dan tanpa halangan yang berarti, ini merupakan indikasi bahwa sejauh ini situasi keamanan di Kabupaten Banyuasin yang terkenal dengan semboyan Bumi Sedulang Setudung relatif kondusif. Kondisi aman dan kondusif ditunjukkan pula dalam kehidupan demokrasi yang terus tumbuh dan berkembang antara lain dengan dilaksanakannya pemilu legislatif pada tahun 2009 yang lalu dimana terdapat 13 partai politik yang memperoleh kursi dengan menempatkan wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuasin sebagaimana data pada tabel berikut ini : 26

46 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN TABEL 3.5 DAFTAR PARPOL DAN JUMLAH KURSI DI DPRD KABUPATEN BANYUASIN HASIL PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 Partai Jenis Kelamin Jumlah Laki- Laki Perempuan Kursi Partai Golongan Karya Partai Demokrat PDI- Perjuangan 7-7 Partai Hanura Partai Amanat Nasional Partai Keadilan Sejahtera Partai Persatuan Pembangunan PBR 2-2 Partai Bulan Bintang 1-1 PKPB 1-1 PPNUI 1-1 Partai Gerindra 1-1 PPI 1-1 Jumlah Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Banyuasin 27

47 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sejalan dengan otonomi daerah Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonom memiliki hak dan kewenangan untuk mengatur sendiri rumah tangga dan jalannya roda pemerintahan dalam rangka untuk membangun dan memajukan daerahnya. Sebagai implementasi dari daerah otonom maka pemerintah Kabupaten Banyuasin menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan baik berupa Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Peraturan perundang-undangan yang dihasilkan selama kurun waktu tahun 2012 telah dihasilkan sebanyak 16 Peraturan Daerah dan sebanyak 56 Peraturan Kepala Daerah. Begitu juga pada tahun 2013 telah dihasilkan sebanyak 5 Peraturan Daerah dan 50 Peraturan Kepala Daerah. Diantara sekian banyak Peraturan Daerah yang dihasilkan terdapat diantaranya Peraturan Daerah yang sangat strategis yaitu Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun Nomor 28 Tahun

48 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Pelayanan Perizinan Terpadu Bahwa dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang perizinan dan non perizinan berdasarkan prinsip pelayanan yang sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau, maka perlu dibentuk adanya lembaga yang tupoksinya mengurus masalah pelayanan dan perizinan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kalangan dunia usaha. Melalui Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 Tanggal 04 April Tahun 2008 dibentuklah organisasi Badan Pelayanan Terpadu yang merupakan organisasi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan pembangunan yang menuntut lebih maksimalnya kualitas dan kuantitas dibidang pelayanan dan perizinan maka ditingkatkanlah Badan Pelayanan Terpadu menjadi Badan Perizinan Terpadu yang dasar hukum pembentukannya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 05 Tahun 2009 Tanggal 01 Juli Tahun Antusiasme masyarakat dan kalangan dunia usaha sangat apresiatif atas kehadiran lembaga Badan Perizinan Terpadu ini, dan terbukti dengan banyaknya usulan perizinan dengan berbagai jenisnya yang diajukan dan yang diterbitkan. Jumlah dan jenis perizinan yang diterbitkan sampai akhir tahun 2013 sebagaimana tabel berikut ini : 29

49 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN TABEL 3.6 JUMLAH PERIZINAN YANG DITERBITKAN OLEH BPT KAB. BANYUASIN TAHUN No JENIS IZIN JUMLAH IZIN YANG DITERBITKAN Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 2 Izin Gangguan (HO) / SITU Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 5 Surat Izin Perusahaan Konstruksi (SUIPK) 6 Tanda Daftar Gudang (TDG) Tanda Daftar Industri (TDI) / Izin Usaha Industri (IUI) 8 Reklame Pariwisata Izin Kesehatan Izin Kursus 4 92 TOTAL Sumber : BPT TABEL 3.7 JUMLAH IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) YANG DITERBITKAN BERDASARKAN JENIS BANGUNAN OLEH BPT KAB. BANYUASIN TAHUN No JENIS IZIN JUMLAH IZIN YANG DITERBITKAN Bangunan Ruko Lainnya 89 1 TOTAL Sumber : BPT 30

50 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kartu Tanda Penduduk Untuk pelayanan administrasi kependudukan antara lain dalam hal pemberian Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah menjalankan administrasi kependudukan melalui mekanisme sistem administrasi kependudukan (SIAK). Sistem ini sejalan dengan kebijakan nasional tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk kependudukan secara Nasional, maka sejak tahun 2012 telah dimulai pelaksanaan perekaman data dan informasi kependudukan bagi warga yang telah berhak untuk memperoleh E-KTP bagi penduduk di wilayah-wilayah kecamatan yang tersebar dalam 288 desa dan 16 kelurahan. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin dari penduduk yang wajib memiliki KTP sudah 88,08% yang sudah memiliki E-KTP yakni sejumlah jiwa. 31

51 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP), Pemilik KTP per Jiwa, dan Pemilik Kartu Keluarga (KK) menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2013 No Kecamatan Jumlah Penduduk Wajib KTP Pemilik KTP/Jiwa Pemilik Kartu Keluarga 1 Rantau Bayur Betung Suak Tapeh Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang Jumlah

52 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Sudah menjadi kenyataan bahwa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia otonomi daerah telah memberikan ruang bagi masing-masing daerah otonom untuk mengatur sendiri rumah tangga dan masyarakatnya dalam rangka memajukan taraf kehidupan ekonomi masyarakat di masing-masing daerah otonomi. Dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya masing-masing daerah otonom tidak dapat melepaskan dirinya dari ketergantungan dan kerjasama dengan daerah lainnya. Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonomi yang letak geografisnya berdampingan langsung dengan daerah Kabupaten/Kota lainnya, maka dari sisi kebutuhan pembangunan terutama di daerah perbatasan dengan Kabupaten/Kota lainnya sangat membutuhkan adanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan Pemerintah Kabupaten/Kota perbatasan. 33

53 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Berdasarkan kenyataan tersebut di atas lalu pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) telah pula merintis dan melakukan kerjasama dengan Kabupaten/Kota perbatasan. Pada tanggal 25 Februari Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Palembang. Kerjasama antara kedua daerah otonom ini telah dituangkan kedalam Nota Kesepahaman/MoU Nomor 03/SPJ/I/2011 dan Nomor 12/Mou/VII/2011. Tentang Kesepakatan Bersama Pembangunan di Wilayah Perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin antara Bupati Banyuasin Ir. H. Amiruddin Inoed dengan Wali Kota Palembang Ir. H. Eddy Santana Putra, MT. 34

54 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Adapun ruang lingkup dari kerjasama tersebut meliputi 19 (sembilan belas) bidang yaitu : 1. Bidang Perencanaan Pembangunan; 2. Bidang Infrastruktur; 3. Bidang Kesehatan; 4. Bidang Pendidikan; 5. Bidang Penanggulangan Bencana; 6. Bidang Industri dan Perdagangan; 7. Bidang Batas Wilayah; 8. Bidang Kependudukan; 9. Bidang Pertambangan dan Energi; 10.Bidang Pertanian; 11.Bidang Perhubungan dan Transportasi; 12.Bidang Kesejahteraan Sosial; 13.Bidang Kebersihan; 14.Bidang Perizinan; 15.Bidang Air Bersih; 16.Bidang Ketentraman dan Ketertiban; 17. Bidang Pariwisata; 18. Bidang Lingkungan Hidup; 19 Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan 35

55 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Keinginan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk merintis dan menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya terutama dengan daerah perbatasan terus dirintis. Lalu pemerintah Kabupaten Banyuasin melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman/MoU Nomor 184/MoU/VIII/2012 dan Nomor 415.4/18/ /2012 tentang Kerjasama Pembangunan antara Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Adapun bidang yang dikerjasamakan antara kedua Kabupaten bertetangga ini meliputi13 (tiga belas) bidang : 1. Bidang Perencanaan Pembangunan; 10. Bidang Kehutanan 2. Bidang Perhubungan dan Transportasi; dan Perkebunan; 3. Bidang Pariwisata; 11. Bidang Ketahanan 4. Bidang Pertanian dan Peternakan; Pangan; 5. Bidang Perikanan dan Kelautan; 12. Bidang Kecipta 6. Bidang Perindustrian dan Perdagangan; Karyaan; 7. Bidang Pertambangan dan Energi; 13. Bidang Kesehatan. 8. Bidang Pendidikan 9. Bidang Diklat dan Kepegawaian; 36

56 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Good Governance Good Governance atau Tata Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Berwibawa merupakan tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan berdasarkan norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai amanat peraturan perundang-undangan, salah satu upaya untuk mewujudkan Good Governance tersebut dan sekaligus dalam rangka untuk mendukung kelancaran jalannya administrasi pemerintahan sebagai komitmen untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan stakeholders, pemerintah Kabupaten Banyuasin sejak tahun 2009 telah melakukan proses administrasi pemerintahan secara elektronik (e-gov) dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah dibangun, untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuasin sudah memiliki website yaitu 37

57 PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sejak tahun 2011 telah dirintis secara bertahap proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa melalui sistem e-procurement, dan pada tahun 2012 pengadaan barang dan jasa bernilai lebih dari 300 milyar telah dilakukan secara full e-procurement sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2010, juncto Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun Disamping itu dalam rangka mencapai tertib administrasi dalam manajemen keuangan dan aset daerah, maka seluruh proses pengelolaan keuangan dan aset daerah telah dilakukan secara elektronik (SIMDA) sehingga diharapkan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset daerah menjadi singkat, cepat dan akuntabel. Merujuk Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Audit dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dalam 3 (tiga) tahun terakhir sejak tahun anggaran 2011 sampai tahun anggaran 2013, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Banyuasin telah memperoleh Opini sebagai berikut: 1. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2011 No. 39.e/LHP/XVIII.PLG/05/2012 Tanggal 28 Mei 2012 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2011 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 2. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2012 No. 8.a/LHP/XVIII.PLG/05/2013 Tanggal 24 Mei 2013 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 3. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2013 No. 28.a/LHP/XVIII.PLG/05/2014 Tanggal 26 Mei 2014 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2013 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 38

58 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Perekonomian dan Keuangan Daerah Tujuan dari proses pelaksanaan pembangunan adalah terwujudnya suatu keadaan masyarakat yang sejahtera. Proses pembangunan yang selama ini dilaksanakan lebih menitikberatkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi, karena secara kuantitas pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah sebagai gambaran tentang tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan di daerah yang bersangkutan. Secara kuantitatif pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui angka PDRB dan pendapatan per kapita, komposisi sektor-sektor yang menggambarkan struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, serta kondisi keuangan daerah itu sendiri, yang dapat digambarkan melalui tingkat perdapatan serta sumber-sumbernya dan juga pengeluaran atau belanja daerah tersebut. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditandai oleh indikator Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan. Sedang PDRB Atas Dasar Harga Berlaku lebih digunakan untuk melihat pergeseran dari struktur ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin dari tahun dengan migas berturut-turut sebesar 6,10 % (2010), 6,13 % (2011), 6,19 % (2012), 6,18 % (2013) sedangkan tanpa migas berturut-turut sebesar 7,93 % (2010), 7,36 % (2011), 7,35 % (2012), 7,26 % (2013). Total nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2013 sebesar Rp (juta rupiah) atau meningkat sebesar 42 % dibandingkan tahun 2010 yang sebesar (juta rupiah). 39

59 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2013 sebesar Rp (juta rupiah) atau meningkat sebesar 20 % dari tahun 2010 yang sebesar Rp (juta rupiah). Perkembangan PDRB dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.1 PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BANYUASIN DARI TAHUN (Juta Rupiah) TAHUN PDRB Kabupaten Banyuasin ADHB ADHK r) *) **) Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 dan 2013 ditinjau dari 9 (sembilan) sektor, ternyata sektor bangunan merupakan sektor yang mengalami laju pertumbuhan yang relatif tinggi, kemudian disusul oleh sektor angkutan dan komunikasi serta sektor listrik, gas dan air bersih. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan yang rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian. Terkait dengan sektor bangunan yang mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi adalah tidak terlepas dari banyaknya bangunan berupa rumah toko (RUKO) dan Rumah Kantor (RUKAN) yang dibangun disepanjang jalan lintas Sumatera yang berada diwilayah Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Sembawa. Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Betung. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin per sektor sejak tahun dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar

60 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH GAMBAR 4.1 GRAFIK PDRB KABUPATEN BANYUASIN TAHUN (Atas Harga Konstan 2000) TABEL 4.2 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN MENURUT SEKTOR (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Lapangan Usaha r) 2012*) 2013**) 1 Pertanian 5,37 6,07 5, Pertambangan & Penggalian 5,41 0,90 1,01 0,94 3 Industri Pengolahan 5,01 5,62 5,53 5,88 4 Listrik, Gas & Air Bersih 6,90 9,74 9,87 9,52 5 Bangunan 8,74 10,42 11,17 11,18 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,22 8,25 8,33 8,30 7 Pengangkutan & Komunikasi 11,86 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,74 Jasa-jasa 8,06 8,63 8,34 8,21 Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB Dengan Migas) 6,10 6,13 6,19 6, Pertanian 12 Pertambangan & Penggalian 10 12,10 7,79 13,01 7,95 Ind. Pengolahan 8 Listrik, Gas &Air Bersih 6 Bangunan 4 Perdagangan, Hotel &Restoran 10,62 7,96 Pengangkuatn &Komunikasi 2 Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan Jasa-jasa Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN 41

61 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Struktur Ekonomi Struktur Ekonomi dari suatu daerah merupakan gambaran tentang kontribusi dan peranan dari masing-masing sektor (lapangan usaha) dalam pembentukan PDRB di daerah yang bersangkutan. Dalam kurun waktu tahun 2010 sampai 2013 struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin secara umum tidak mengalami perubahan. Sebagai daerah pertanian struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih mengandalkan pemanfaatan sumber daya alam sebagai basis perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari dominannya peranan sektor primer dalam kontribusi pembentukan PDRB dibanding dengan sektor sekunder dan sektor tersier. Pada tahun 2013 sumbangan yang diberikan sektor primer terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 44,03% sementara sektor sekunder sebesar 33,86% dan sektor tersier sebesar 22,12%. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin kontribusi sektor primer pada tahun 2013 sebesar 44,03% mengalami penurunan dibanding tahun 2012 sebesar 45,01%. Sumbangan yang terbesar dari sektor primer adalah berasal dari sektor pertanian yakni mencapai 30,54% terhadap perekonomian Banyuasin. Sementara itu kontribusi sektor sekunder terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin pada tahun 2013 adalah sebesar 33,86% yang berarti mengalami penurunan sedikit dibanding tahun 2012 sebesar 33,96%, kontribusi terbesar dari sektor sekunder ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin tahun 2013 berasal dari sektor industri pengolahan yakni sebesar 24,13%. Sedangkan peranan dari sektor tersier terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin merupakan sektor yang relatif rendah atau kecil sumbangannya. Pada tahun 2013 sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 22,12% dan ini mengalami kenaikan sedikit bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 21,04%. Pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin baik tahun 2012 maupun 2013 dari sektor tersier ini yang terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.2 berikut ini. 42

62 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH GAMBAR 4.2 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2013 MENURUT SEKTOR TABEL 4.3 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN Lapangan Usaha SEKTOR PRIMER r) 2012*) 2013**) 45,65 46,27 45,01 44,03 Pertanian 1 Pertanian 30,48 31,01 30,61 30, Pertambangan 15,17 15,26 14,40 13, SEKTOR SEKUNDER 35,25 34,02 33,96 33,86 27,11 25,54 24,77 24,13 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,05 5 Bangunan 8,10 8,44 9,15 9,68 19,10 19,72 21,04 22,12 11,97 12,34 12,99 13,67 0,58 0,61 0,66 0,71 0,73 0,72 0,74 0,77 5,82 6,05 6,65 6, SEKTOR TERSIER Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah Pertambangan 6.97 Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan 9.68 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN 43

63 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Pendapatan Perkapita Pendapatan Perkapita adalah besarnya pendapatan yang dinikmati oleh rata-rata penduduk di suatu wilayah (negara atau daerah). Lazimnya angka pendapatan perkapita ini sering dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Secara umum semakin tingkat pendapatan perkapita suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat daerah tersebut, atau dengan kata lain apabila pendapatan perkapita suatu daerah naik maka berarti tingkat kesejahteraan penduduk akan meningkat juga. Perkembangan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Banyuasin dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Banyuasin (Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas) sebesar Rp , dan angka ini untuk tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp Seiring dengan perkembangan pembangunan beserta hasil-hasilnya, kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin terus mengalami peningkatan, ini dibuktikan dengan naiknya angka pendapatan perkapita pada tahun 2013 sebesar Rp atau meningkat sebesar 10,18% dari pendapatan perkapita pada tahun 2012 sebesar Rp Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. 44

64 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.4 PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN BANYUASIN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas r) *) **) Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah di dalamnya tergambar sumber-sumber pendapatan yang diperoleh oleh daerah yang bersangkutan sebagai modal untuk melaksanakan program-program/kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Sumber-sumber pendapatan daerah yang tercermin dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya diperoleh dari: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari sumber pendapatan tersebut, Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan komponen pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) memberikan kontribusi terbesar bagi total pendapatan dalam struktur APBD Kabupaten Banyuasin secara keseluruhan. 45

65 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Dari tabel berikut ini dapat dilihat bahwa pendapatan daerah Kabupaten Banyuasin selama periode tahun anggaran menunjukkan adanya peningkatan baik untuk post Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun yang berasal dari post Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. TABEL 4.5 PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN SERTA PERBANDINGANNYA DENGAN APBD NO TAHUN APBD Rp , Rp PAD Rp ,13 Rp Rp ,96 Rp Rp ,24 Rp

66 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Koperasi, Usaha Kecil, Industri dan Perdagangan Secara umum perkembangan koperasi di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir yakni tahun 2010 sampai 2013 relatif cukup baik. Secara kuantitas jika ditinjau dari pertumbuhan koperasi non KUD dari tahun 2010 sampai 2013 menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah koperasi non KUD tercatat berjumlah 218 koperasi dan jumlah ini dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan menjadi 261 koperasi non KUD pada tahun Disamping koperasi, industri kecil sebagai salah satu penggerak roda perekonomian Kabupaten Banyuasin juga menunjukkan perkembangan yang relatif menggembirakan. Perkembangan ini tidak terlepas dari hasil pembinaan dan pengawasaan yang terus dilakukan oleh pihak pemerintah Kabupaten Banyuasin terhadap keberadaaan usaha kecil tersebut. Pada tahun 2010 jumlah usaha kecil yang ada di Kabupaten Banyuasin adalah sejumlah 726 dan jumlah ini seiring dengan hasil pembinaan dan pengawasan yang telah dilakukan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan pada tahun 2013 menjadi berjumlah1.361 usaha kecil. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 47

67 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.6 PERKEMBANGAN JUMLAH KOPERASI DAN UMKM DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN NO 1 URAIAN Klasifikasi A Klasifikasi B Klasifikasi C a. Koperasi Unit Desa (KUD) b. Non KUD 2 Koperasi Aktif 3 Koperasi sdh Diklasifikasi 4 Anggota Koperasi Aktif 5 Usaha Kecil Tenaga Kerja Sumber Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Banyuasin 48

68 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Keberadaan pasar sebagai salah satu tempat bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan aktivitas jual beli, jasa dan perdagangan memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam ikut menggerakkan roda perekonomian masyarakat, bahkan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat di suatu daerah. Jumlah pasar yang ada di Kabupaten Banyuasin perkembangannya cukup menggembirakan dan terus tumbuh berkembang merata di seluruh wilayah kecamatan, seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Keberadaan pasar yang diklasifikasikan menjadi Pasar Harian dan Pasar Mingguan perkembangannya dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan, ini ditandai dengan semakin meningkatnya kuantitas maupun kualitas kedua pasar tersebut. Jika pada tahun 2010 terdapat 7 pasar harian maka secara kualitas terjadi peningkatan dimana pada tahun 2013 jumlah pasar harian menjadi 6 dan terjadi peningkatan status 1 pasar harian menjadi status pasar mingguan. Demikian pula dengan pasar mingguan jika pada tahun 2010 terdapat 64 pasar mingguan maka pada tahun 2013 jumlahnya meningkat pesat menjadi 76 pasar mingguan. Begitu juga dengan perkembangan industri kecil, menengah dan besar di Kabupaten Banyuasin, keberadaannya terus mengalami perkembangan yang juga cukup menggembirakan. Jika pada tahun 2010 terdapat 99 industri kecil dengan daya serap tenaga kerja sejumlah 367 orang pada tahun 2013 jumlahnya meningkat pesat menjadi 260 industri kecil dengan daya serap tenaga sejumlah 875 orang. Disamping industri kecil kehadiran industri menengah juga perkembangannya cukup menggembirakan, jika pada tahun 2010 keberadaan industri menengah yang berjumlah 87 dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 632 orang, pada tahun 2013 jumlahnya meningkat menjadi 119 dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 917 orang. Perkembangan yang sangat menggembirakan dan sangat berarti dalam ikut menggerakkan roda perekonomian dan daya serapnya terhadap tenaga kerja di Kabupaten Banyuasin justru terjadi pada kelompok industri besar. Jika pada tahun 2010 terdapat 5 industri besar dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 445 orang maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 44 dengan daya serap tenaga kerja berjumlah orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: 49

69 PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.7 PERKEMBANGAN JUMLAH PASAR, INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN NO URAIAN Pasar Harian 2 Pasar Mingguan Industri Kecil Jumlah tenaga Kerja 4 Industri Menengah Jumlah tenaga Kerja 5 Industri Besar Jumlah tenaga kerja Sumber DINAS PASAR, DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANYUASIN 50

70 POTENSI DAERAH Dalam pengertian yang luas potensi daerah meliputi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Dalam pengertian ekonomi konsep potensi daerah sering dipahami sebagai salah satu indikator daya saing suatu daerah. Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya alam manusia dan kebudayaan serta letak geografisnya. Letak Kabupaten Banyuasin yang sangat strategis serta di dukung oleh sumber daya yang dimiliki menjadikan Banyuasin sebagai daerah yang berdaya saing relatif tinggi sekaligus menjadi modal dasar untuk menggerakkan program/kegiatan pembangunan. Untuk lebih mempercepat proses pembangunan di Kabupaten Banyuasin, maka berdasarkan Peraturan Daerah No 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun (RTRW) kawasan pembangunan di Banyuasin dibagi kedalam 7 (tujuh) klaster kawasan cepat tumbuh yaitu 1. Kecamatan Tungkal Ilir sebagai kawasan permukiman, perkebunan dan Migas, 2. Kecamatan Pulau Rimau sebagai kawasan permukiman, perkebunan dan Migas, 3. Gasing dan Tanjung Api-Api sebagai kawasan industri terpadu, 4. Kecamatan Muara Telang sebagai sentra produksi beras dan lahan pasang surut, 5. Kecamatan Muara Padang sebagai kawasan permukiman dan perkebunan, 6. Pangkalan Balai Betung sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan regional dan permukiman serta perkebunan, dan 7. Mariana (Kecamatan Banyuasin I) sebagai kawasan pusat industri terpadu. 51

71 POTENSI DAERAH Sumber daya alam yang menjadi potensi Kabupaten Banyuasin sangat beragam dan tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Banyuasin, antara lain berupa lahan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Pertanian Kabupaten Banyuasin sebagai daerah pertanian telah dikenal sebagai salah satu daerah sentra produksi padi/beras di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin terdapat lahan sawah potensial seluas ± Ha, dari lahan seluas itu yang baru diusahakan hanya sekitar ± Ha atau sekitar 90,06 %. Sedangkan potensi luas lahan kering bukan sawah adalah seluas ± Ha, dan baru Ha yang telah diusahakan atau sekitar 24,66 %. Dengan demikian dari kedua jenis lahan ini terdapat ± Ha yang belum diusahakan, yang berarti apabila diusahakan secara maksimal mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Banyuasin. Secara kuantitas perkembangan sektor pertanian terus menunjukkan kemajuan yang berarti. Indikator dari kemajuan itu antara lain dapat dilihat dari laju perkembangan produktivitas dan surplus beras dalam 5 (lima) tahun terakhir. Begitu juga dilihat dari indikator luas areal tanam padi, data menunjukkan bahwa luas areal tanam terus mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2009 luas areal tanam padi adalah seluas Ha dan dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 luasnya meningkat cukup signifikan menjadi Ha, yang berarti telah terjadi peningkatan luas tanam sebanyak Ha. 52

72 POTENSI DAERAH Pertanian Disamping menjadi sentra produksi padi (beras), Banyuasin juga dikenal sebagai daerah yang menjadi andalan bagi produksi tanaman pangan lainnya seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Khusus jagung, pemerintah Kabupaten Banyuasin telah bertekad ingin menjadikan tanaman palawija ini menjadi salah satu komoditas andalan daerah. Luas areal panen jagung yang wilayah produksi utamanya terdapat di Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Muara Sugihan pada Tahun 2013 seluas Ha dengan jumlah produksi sebanyak Ton, dengan demikian diharapkan Banyuasin menjadi salah satu daerah sentra produksi jagung di wilayah Sumatera Selatan. Begitu juga dengan produktivitas pertanian tanaman pangan lainnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: 53

73 POTENSI DAERAH TABEL 5.1 PRODUKTIFITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO URAIAN PADI LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI (Ton) JAGUNG LUAS PANEN PRODUKSI KEDELAI LUAS PANEN PRODUKSI KACANG TANAH LUAS PANEN PRODUKSI KACANG HIJAU LUAS PANEN PRODUKSI UBI KAYU LUAS PANEN PRODUKSI UBI JALAR LUAS PANEN PRODUKSI TABEL 5.2 PRODUKTIFITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO INDIKATOR TANAMAN PADI LUAS TANAM (Ha) LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI GABAH (Ton) PRODUKSI BERAS (Ton) JUMLAH PENDUDUK KONSUMSI BERAS (Ton/Tahun) SURPLUS BERAS Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin 54

74 POTENSI DAERAH Peternakan Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah yang potensial bagi pengembangan usaha peternaka, baik dari segi budidaya maupun penggemukan ternak. Potensi komoditas sektor peternakan di Kabupaten Banyuasin meliputi ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar seperti sapi, kerbau, kambing dan domba maupun ternak kecil atau unggas seperti ayam, itik dan lain-lain sangat potensial untuk dikembangkan sekaligus sebagai salah satu upaya untuk meningkatan pendapatan petani dan keluarganya. Dilihat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 perkembangan populasi ternak besar jenis sapi, kambing dan domba terus mengalami kenaikan yang konsisten seperti populasi ternak sapi misalnya, jika pada tahun 2009 jumlahnya sebnayak ekor maka pada tahun 2013 jumlah populasinya melonjak tajam menjadi ekor, yang berarti dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi penambahan populasi sebanyak ekor. Begitu juga dengan ternak besar lainnya seperti kambing dan domba perkembangan populasinya mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin jumlah populasi ternak kambing dan domba dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 juga mengalami perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2009 jumlah populasi ternak kambing adalah sebanyak ekor dan pada tahun 2013 tercatat terjadi penambahan sebanyak ekor menjadi sebanyak ekor. 55

75 POTENSI DAERAH Perkembangan yang menggembirakan juga terjadi pada kelompok usaha ternak kecil (unggas) seperti ayam dan itik, populasinya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL 5.3 PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK DAN UNGGAS DI KABUPATEN BANYUASIN NO SUBSEKTOR TERNAK A. SAPI A. KERBAU A. KAMBING A. DOMBA A. BABI UNGGAS A. AYAM PETELUR A. AYAM PEDAGING A. AYAM BURAS A. ITIK Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin 56

76 POTENSI DAERAH Perkebunan Tanaman perkebunan yang menjadi komoditas andalan di Kabupaten Banyuasin adalah tanaman karet, kelapa sawit dan kelapa dalam. Ketiga komoditas perkebunan ini sangat cocok untuk terus dikembangkan di Banyuasin, disamping untuk keperluan menyerap tenaga kerja juga untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Oleh karena itu maka ke tiga komoditas ini disamping banyak di usahakan oleh masyarakat sebagai tanaman rakyat juga di usahakan oleh Negara (BUMN) dan juga Swasta (BUMS). Khusus komoditas tanaman karet dan kelapa sawit, perkembangannya cukup menggembirakan, baik ditinjau dari sisi luas tanamnya maupun ditinjau dari sisi produksinya perkembangan jumlah luas tanam dan produksi karet baik yang dimiliki oleh Rakyat, BUMN dan BUMS dari tahun ke tahun terus meningkat. Jika pada tahun 2009 total luas tanaman karet adalah Hektar dengan jumlah produksi sebanyak Ton maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi Hektar dan dengan total produksi sebanyak Ton. Begitu juga dengan yang dialami oleh komoditas tanaman kelapa sawit jika pada tahun 2009 total luas areal tanam sawit, baik yang dimiliki oleh rakyat, swasta maupun BUMN adalah seluas Hektar dengan produksi sebanyak Ton maka pada tahun 2013 luas lahannya bertambah menjadi ± Hektar dengan nilai produksi sebanyak Ton. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : 57

77 POTENSI DAERAH TABEL 5.4 PRODUKTIFITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO URAIAN JENIS PERKEBUNAN KARET RAKYAT LUAS PANEN PRODUKSI NEGARA LUAS PANEN PRODUKSI SWASTA LUAS PANEN PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT LUAS PANEN PRODUKSI NEGARA/SWASTA LUAS PANEN PRODUKSI KELAPA RAKYAT LUAS PANEN PRODUKSI NEGARA LUAS PANEN PRODUKSI SWASTA LUAS PANEN Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin PRODUKSI

78 POTENSI DAERAH Perikanan dan Kelautan Dengan garis pantai sepanjang 275 km yang membentang mulai dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, menjadikan Kabupaten Banyuasin salah satu Kabupaten di Sumatera Selatan yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan budidaya. Perkembangan produksi perikanan mulai tahun 2011 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yang menggembirakan. Jika pada tahun 2011 total produksi perikanan sejumlah Ton maka dalam kurun waktu 2 (dua) tahun selanjutnya yakni tahun 2013 terjadi peningkatan produksi yang cukup signifikan menjadi Ton yang meliputi perikanan laut, perikanan umum dan perikanan budidaya ( kolam, tambak dan keramba ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 5.5 PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN BANYUASIN (dalam Ton) NO SUBSEKTOR PERIKANAN LAUT , , ,39 2 PERIKANAN UMUM 8.944, , ,82 3 KOLAM , , ,45 4 TAMBAK , , ,93 5 KERAMBAH 85,20 87,50 96,75 TOTAL , , ,34 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin 59

79 POTENSI DAERAH Pertambangan Kabupaten Banyuasin termasuk daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, pasir dan bahkan diperut bumi Kabupaten Banyuasin terdapat juga adanya potensi Cool Bad Methan (CBM). Namun demikian potensi kekayaan sumber daya alam tersebut belum dikelola secara maksimal seperti batu bara dan gas bumi. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Selatan perkiraan cadangan minyak bumi yang dimiliki Kabupaten Banyuasin sebesar ,70 MSTB. Dari perkiraan cadangan sebesar itu lifting (produksi yang terjual) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi. Jika pada tahun 2009 lifting minyak bumi Kabupaten Banyuasin sejumlah Barel. Maka pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi ,79 Barel. Wilayah sebaran dari minyak bumi di Kabupaten Banyuasin terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Suak Tape, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Muara Sugihan dan Kecamatan Muara Padang. Begitu pun dengan potensi sumber daya alam gas bumi yang terkandung di Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi yang cukup besar. Perkiraan cadangan yang dimiliki Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 146,44 BSCF. Selain itu sumber daya alam batu bara memiliki potensi yang cukup besar diperkirakan terdapat jutaan ton potensi batu bara yang terdapat di Kabupaten Banyuasin dan potensi ini belum dieksploitasi secara maksimal. Pada saat ini baru ada 1(satu) perusahaan yang telah melakukan eksploitasi yakni PT. Putra Muba Coal (PMC) yang wilayah operasional penambangan batu bara nya terdapat di Kecamatan Kecamatan Tungkal Ilir. Adapun wilayah sebaran dari potensi sumber daya alam batu bara terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Suak Tape dan Kecamatan Betung. 60

80 POTENSI DAERAH Pariwisata Sektor Pariwisata, Seni dan Budaya memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Kabupaten Banyuasin. Salah satu objek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah objek wisata alam (ekowisata) Kawasan Taman Nasional Sembilang. Keberadaan Kawasan Taman Nasional Sembilang ini ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 95/Kpts-II/2003 Tanggal 19 Maret 2003 dengan luas ,31 Ha. Dengan telah ditetapkannya daerah sembilang sebagai Kawasan Taman Nasional menjadikan Kawasan Taman Nasional yang secara administrasi pemerintahan termasuk kedalam wilayah Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin dan secara geografis terletak pada : 104º º 57 Bujur Timur dan 1º 38-2º 28 Lintang Selatan yang sebelah barat berbatasan langsung dengan Taman Nasional Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) kawasan taman nasional di Pulau Sumatera. Keberadaan Kawasan Taman Nasional Sembilang ini memberikan anugerah tersendiri khususnya bagi pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Banyuasin. Potensi wisata alam yang terdapat di Kawasan Taman Nasional ini sangat beragam dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi kunjungan wisatawan, diantara : 1. Potensi Flora / Jenis Tumbuhan Di Taman Nasional Sembilang terdapat ± Ha kawasan mangrove yang masih utuh dan merupakan kawasan mangrove terluas di Indonesia Bagian Barat. Keunikan dan karakteristik kawasan mangrove di Kawasan Taman Nasional Sembilang ini mempunyai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Kawasan ini memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan kawasan mangrove di tempat lain. Di Kawasan Taman Nasional ini terdapat 17 spesies mangrove yang bearti 43% dari seluruh spesies mangrove yang ada di Indonesia seperti Sonneratia spp., Avicennia spp., Rhizophora spp., Bruguiera spp., Xylocarpus granatum, dan lain-lain. 61

81 POTENSI DAERAH Pariwisata 2. Potensi Fauna / Satwa a. Mammalia, antara lain : Kucing Bakau (Felis bengalensis), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrana), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Owa Ungko (Hylobathes agilis), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Musang Air / Berang-Berang (Lutra lutra), Bajing Ekor Pendek (Sundasciurus lowii), Lutung (Presbytis cristata), Babi Hutan (Sus srofta), Kalong (Pteropus vampyrus), Pesut (Orcaella brevirostris), Lumba-Lumba Bongkok (Sousa chinensis). b. Reptil, di sungai-sungai dan muara dalam kawasan Taman Nasional Sembilang banyak ditemukan Buaya Muara (Crocodylus porosus). Selain itu, kawasan ini juga merupakan habitat bagi berbagai spesies ular seperti Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Sawah (Phyton sp) dan spesies kura-kura air tawar. c. Perikanan, kawasan perairan Taman Nasional Sembilang kaya akan keanekaragaman spesie ikan, baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan laut. Sedikitnya terdapat 142 spesies ikan dari 43 familia (Yunus, 1980), 38 spesies kepiting (IPB, 1975) dan sedikitnya 13 spesies udang dari 9 familia (Eskapindo Matra, 1987). Beberapa spesies ikan, udang dan kepiting yang bernilai ekonomi seperti Sembilang (Plotosus canius), Kakap (Lutjanus sp), Kerapu (Epinephelus tauvina), Toman (Channa micropeltes), Betutu (Ophiocara porocephala), Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii), Udang Petak (Oratosquilla sp), Kepiting Bakau (Scylla serrata), dan lain-lain. 62

82 POTENSI DAERAH Pariwisata 2. Potensi Fauna / Satwa d. Burung, paling sedikit 213 spesies burung pernah tercatat di kawasan Taman Nasional Sembilang (data BPS) termasuk banyak dari spesies residen yang berstatus genting/terancam seperti Pecuk-ular Asia (Anhinga melanogaster), Bangau Bluwok (Mycteria cinerea), Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus), serta lebih dari 25 spesies burung air migran, seperti Trinil lumpur Asia (Limnodromus semipalmatus), Trinil Nordmann (Tringa guttifer), Gajahan Timur (Numenius madagascariensis), dan beberapa jenis spesies Dara Laut (Sternidae). Bahkan pada waktu tertentu yang puncaknya terjadi pada bulan oktober kita dapat menyaksikan adanya ribuan burung asal Siberia yang melakukan imigran ke kawasan Taman Nasional Sembilang ini, sehingga mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri untuk diamati. Dengan keanekaragaman potensi wisata yang dimiliki, maka kawasan Taman Nasional Sembilang ini yang akses untuk menempuhnya melalui jalur kapal motor ± 4 jam perjalanan dari Kota Palembang sangat layak dan memenuhi syarat untuk dikembangkan menjadi objek wisata : - Pengamatan Burung (Bird Watching) - Pengamatan Reptil/Buaya - Pengamatan Pesut/Lumba-Lumba - Wisata Mancing - Wisata Kuliner/Sea Food - River Tracking - Photo Hunting - Stasiun Riset/Penelitian. 63

83 INFRASTRUKTUR WILAYAH Kabupaten Banyuasin merupakan daerah yang memiliki karakteristik yang khas karena wilayahnya terdiri dari wilayah daratan dan perairan. Ada 8 (delapan) Kecamatan Daratan dan 11 (sebelas) Kecamatan Perairan. Dengan demikian untuk kelancaran transportasi dan mobilitas warganya memerlukan sarana dan prasarana sesuai dengan karakteristik di wilayahnya masing-masing. Transportasi Darat Ketersediaan infrastruktur suatu wilayah merupakan suatu keharusan bagi kemajuan suatu daerah bahkan inftrastruktur yang baik identik dengan keberhasilan pembangunan daerah yang bersangkutan. Infrastruktur yang harus tersedia dalam rangka kelancaran transportasi darat adalah tersedianya jalan dan jembatan. Hal ini mengingat karena jalan dan jembatan merupakan modal dasar untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekaligus untuk meningkatkan investasi ke daerah yang bersangkutan. Kelancaran Transportasi Darat akan sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan yang tersedia atau dengan kata lain semakin banyak dan baiknya jalan dan jembatan maka akan semakin lancar transportasi darat di wilayah yang bersangkutan. Tersedianya jaringan transportasi yang lancar disamping akan mengurangi biaya operasional bagi pelaku usaha dan akan meningkatkan mobilitas barang dan jasa juga akan menghubungkan seluruh sumber perekonomian yang ada di masyarakat, yang semuanya itu akhirnya akan bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 64

84 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Berdasarkan data dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Banyuasin perkembangan pembangunan jalan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam rangka memperlancar transportasi darat terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009 panjang jalan Kabupaten adalah sepanjang 999,00 kilo meter maka pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.090,38 kilo meter yang berarti selama kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi penambahan jalan Kabupaten sepanjang 91,38 kilo meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6.1 Perkembangan Jalan Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam Km) URAIAN JALAN KABUPATEN , ,3 1090,38 BAIK 325,79 365,05 398,20 439,60 485,40 SEDANG 34,80 34,85 46,30 46,30 52,80 RUSAK 64,91 49,45 43,50 43,23 35,28 RUSAK BERAT 573,50 555,65 544,20 523,27 516,90 65

85 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Sesuai dengan karakteristik topografi wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari banyak sungai besar dan kecil, maka setiap pembangunan ruas jalan juga diikuti dengan pembangunan jembatan. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan pembangunan jembatan dengan berbagai tipe baik ditinjau dari panjang jembatan maupun jumlah unitnya. Jika pada tahun 2009 total panjang jembatan yang telah selesai dibangun adalah sepanjang ,50 meter maka 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 total panjang jembatan yang telah berhasil dibangun menjadi meter yang berarti terjadi penambahan panjang jembatan sebanyak 2.491,50 meter. Begitu juga bila ditinjau dari segi jumlah unit jembatan yang telah dibangun, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan yang signifikan. Jika pada tahun 2009 jumlah unit jembatan yang telah berhasil dibangun sebanyak 143 unit maka pada tahun 2013 jumlahnya meningkat tajam menjadi sebanyak 313 unit yang berarti terjadi penambahan sebanyak 170 unit selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 66

86 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Tabel 6.2 Jumlah Unit Jembatan Di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam Unit) NO JENIS JEMBATAN Jembatan Konstruksi Permanen Jembatan Konstruksi Kayu Total Tabel 6.3 Panjang Jembatan Di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam Meter) NO JENIS JEMBATAN Beton/Permanen Lebar 5 M 6 M , Beton/Permanen Lebar 2,5 M 3 M 7, , , , , Rangka Besi/Iron Construction Jembatan Pipa Eks Pertamina dan Kayu Jembatan Lain (tidak dirinci) 5, , , , , Total

87 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Kabupaten Banyuasin sesuai dengan karakteristik dan topografinya sebagian berupa wilayah perairan. Dari 19 (sembilan belas) Kecamatan dan 344 Desa/Kelurahan yang ada terdapat 8 (delapan) Kecamatan dan 120 Desa dan Kelurahan yang berada di perairan. Dengan karakteristik wilayah seperti ini, maka pembangunan infrastruktur dalam rangka menunjang kelancaran transportasi bagi mobilitas barang dan jasa harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah perairan. Tidak berbeda dengan transportasi darat, maka kelancaran transportasi sungai juga sangat ditentukan oleh ketersediaan jaringan infrastruktur yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kelancaran transportasi sungai diantaranya memerlukan ketersediaan infrastruktur perhubungan sungai seperti dermaga, terminal dan moda angkutan sungai dan lain-lain. Merujuk pada data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin perkembangan pembangunan infrastruktur perhubungan sungai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan. Dermaga misalnya, jika pada tahun 2009 jumlahnya 24 maka 5 (lima) tahun kemudian yaitu pada tahun 2013 jumlahnya meningkat tajam menjadi

88 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Demikian juga dengan ketersediaan sarana transportasi air atau moda angkutan sungai yang dikelola langsung oleh masyarakat jumlahnya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dan ini sangatlah menentukan bagi kelancaran arus barang dan jasa di wilayah perairan. Tabel 6.4 Perkembangan Sarana Dan Prasarana Perhubungan Sungai Kabupaten Banyuasin Infrastruktur Perhubungan Jumlah Sarana dan Prasarana Dermaga Laut (Umum) Dermaga Laut (Khusus) Dermaga Sungai (Umum) Dermaga Sungai (Khusus) Jumlah/ Total

89 INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Tabel 6.5 Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun Jenis Kapal Angkutan penumpang Speed Boat Kecil Angkutan penumpang Speed Boat Besar Jumlah Angkutan Barang Jukung Angkutan Barang Tug Boat Angkutan Barang Ketek Angkutan Barang Tongkang Kapal Nelayan/Pompong Jumlah/ Total

90 INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Listrik Pelayanan listrik di Kabupaten Banyuasin sampai sekarang masih dilayani oleh PT. PLN (Persero Tbk) di wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Cabang Palembang. Dari kondisi ini maka sampai sekarang belum seluruh Kecamatan dan Desa/Kelurahan yang terlayani kebutuhan listriknya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik warga khususnya yang ada di wilayah perdesaan Kabupaten Banyuasin sejak awal berdirinya terus memprogramkan kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhan listrik. Walaupun belum maksimal, namun pembangunan di bidang kelistrikan terus mengalami kemajuan dan peningkatan sehingga keberadaan dan kehadiran infrastruktur listrik yang merupakan salah satu fasilitas publik telah dirasakan manfaatnya, atau paling tidak telah cukup mampu memfasilitasi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan Kabupaten Banyuasin dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai tahun 2013 jumlah Desa/Kelurahan yang sudah dapat menikmati aliran listrik PLN terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2009 dari jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 304 Desa/Kelurahan yang ada di 19 Kecamatan, yang sudah dapat menikmati aliran listrik PLN adalah sebanyak 116 Desa/Kelurahan di 18 Kecamatan, yang berarti terdapat sekitar 55,60 % dari total Desa/Kelurahan yang ada dan hanya ada 1 (satu) Kecamatan yang belum dapat mengakses aliran listrik PLN yakni Kecamatan Tungkal Ilir. 71

91 INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Listrik Seiring dengan pembangunan bidang kelistrikan melalui Program Listrik Perdesaan (PROLISDES) setiap tahun jumlah Desa/Kelurahan yang dapat menikmati aliran listrik PLN terus bertambah dan mengalami peningkatan, hingga pada tahun 2013 prosentase jumlah Desa/Kelurahan yang teraliri listrik menjadi sebanyak 78,62%, yang berarti sudah ada 239 Desa/Kelurahan yang sudah teraliri listrik PLN dari jumlah desa sebanyak 304 Desa/Kelurahan. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan aliran listrik yang belum terpenuhi oleh jaringan listrik PLN, maka solusi yang diambil adalah menggunakan infrastruktur listrik Non PLN yakni melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sampai saat ini telah terpasang 3 (tiga) unit PLTS di 3 (tiga) Kecamatan yakni Kecamatan Air Kumbang, Kecamatan Muara Sugihan dan Kecamatan Banyuasin II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 72

92 INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik Tabel 6.6 Jumlah Desa/ Kelurahan Yang Telah Dialiri Listrik Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan berlistrik Nama Desa Jumlah % PLN No PLN / PLTS 1 Rantau Bayur ,95 2 Betung Suak Tapeh Pulau Rimau ,97 5 Tungkal Ilir ,00 6 Banyuasin III ,15 7 Sembawa ,73 8 Talang Kelapa ,00 9 Tanjung Lago ,33 10 Banyuasin I ,62 11 Air Kumbang ,25 12 Rambutan ,74 13 Muara Padang ,00 14 Muara Sugihan ,64 15 Makarti Jaya ,00 16 Air Saleh ,86 17 Banyuasin II ,94 18 Muara Telang ,75 19 Sumber Marga Telang ,00 Jumlah , , , , ,27 73

93 INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Telekomunikasi Hal yang sama terjadi juga dengan kebutuhan informasi telekomunikasi baik berupa komunikasi melalui telepon tetap (statis) maupun melalui telepon bergerak atau seluler. Layanan yang diperlukan masyarakat di bidang telekomunikasi menuntut ketersediaan jaringan infrastruktur telepon yang memadai. Dengan tersedianya jaringan infrastruktur telekomunikasi yang memadai akan dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi yang modern. Untuk itu seiring dengan semakin tingginya mobilitas sosial masyarakat, maka pemerintah melalui PT. Telkom, Tbk telah membangun jaringan infrastruktur telepon tetap atau statis. Dari data Dinas Perhubungan dan KOMINFO Kabupaten Banyuasin sampai akhir tahun 2013 terdapat 187 Desa/Kelurahan yang telah terjangkau jaringan pelayanan telepon statis atau 62 % dari 304 Desa/Kelurahan yang ada telah terlayani. Disamping pelayanan telepon tetap masyarakat juga seiring dengan kemajuan sosial ekonominya memerlukan juga pelayanan telepon seluler dan ini pun telah diantisipasi oleh pihak pemerintah dan swasta dengan membangun infrastruktur jaringan telepon seluler berupa pembangunan tower telekomunikasi. Dari data menunjukkan bahwa jaringan telekomunikasi telepon seluler ini sudah ada sebanyak 248 menara telekomunikasi dan tersebar di 19 (sembilan belas) Kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel beikut ini : 74

94 INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.7 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Telah Terjangkau Layanan Internet Statis Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan Desa atau Kelurahan Terjangkau Layanan Internet Jumlah % Desa/Kelurahan 1 Rantau Bayur Betung Suak Tapeh Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang Jumlah

95 INFRASTRUKTUR WILAYAH Air Minum dan Sanitasi Tersedianya air bersih yang higienis merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga masyarakat, tidak terkecuali masyarakat yang bermukim di wilayah Kabupaten Banyuasin. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut baik untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci sebagian masyarakat terutama yang bermukim di wilayah perdesaan dan perairan, umumnya masih mengandalkan anugerah alam, seperti dari sumur galian, sumur pompa, sungai dan air hujan. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang sangat tergantung dengan alam sudah tentu sangat dipengaruhi oleh kondisi alam dan lingkungan di sekitarnya serta dari segi kesehatan sulit untuk menjaminnya. Untuk itu pemerintah dari waktu ke waktu terus memprogramkan kegiatan pembangunan infrastruktur di bidang penyediaan dan pemenuhan kebutuhan air bersih yang sehat terutama kebutuhan air minum. Pemerintah Kabupaten Banyuasin sejak awal berdirinya telah menyadari betul akan kebutuhan air bersih ini dan untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuasin dari waktu ke waktu terus memperkuat dan membenahi keberadaan PDAM Tirta Betuah, sebagai institusi yang diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengelola manajemen pendistribusian air bersih ke tengah masyarakat. 76

96 INFRASTRUKTUR WILAYAH Air Minum dan Sanitasi Walaupun belum maksimal namun kehadiran PDAM Tirta Betuah ini sangat dirasakan manfaatnya terutama ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan data dari PDAM Tirta Betuah dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai tahun 2013 perkembangan institusi ini semakin menunjukkan kinerja positifnya. Jika pada tahun 2009 jumlah keluarga yang sudah dapat menikmati fasilitas air bersih berjumlah KK maka 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 jumlahnya melonjak tajam menjadi KK. Begitu juga bila ditinjau dari jumlah instalasi pengelola air bersih yang telah dibangun. Jika pada tahun 2009 terdapat sejumlah 9 unit instalasi pengelola air bersih (IPA) maka pada tahun 2013 jumlahnya juga melonjak tajam menjadi 19 unit instalasi pengelola air bersih (IPA). Dengan semakin banyaknya instalasi pengelola air bersih yang dibangun maka semakin banyak warga masyarakat yang dapat mengakses fasilitas air bersih yang tersedia. Hal ini dapat juga dilihat dari data jumlah desa dan kecamatan yang telah terlayani air bersih dari PDAM Tirta Betuah. Jika pada tahun 2009 jumlah desa yang terlayani air bersih dari PDAM sejumlah 29 Desa/Kelurahan dan 5 Kecamatan maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 57 Desa/Kelurahan dan 10 Kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 77

97 INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.8 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang Mendapat Akses Air Bersih Akses Tahapan Air Bersih dan Sanitasi Tahun Jumlah KK Terakses Jumlah KK Persentase KK Terakses (%) , , , , ,05 Ket Tabel 6.9 Data Pelanggan PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Pelanggan (SR) Tabel 6.10 Data Kapasitas Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Kapasitas IPA (L/dt)

98 INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.11 Data Jumlah Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Jumlah IPA (Unit) Tabel 6.12 Data Cakupan Air Bersih Dalam Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Uraian Tahun Jumlah Desa Terlayani (Desa) Persentase Desa Terlayani (%) 9,54% 13,15% 13,15% 13,15% 18,75% 3 Jumlah Ibu Kota Kecamatan Terlayani (Kec) Persentase Ibu Kota Kecamatan Terlayani (%) 26,31% 36,84% 36,84% 42,10% 52,63% Tabel 6.13 Kecamatan Di Banyuasin Yang Telah Dialiri Air Bersih PDAM Tahun 2013 Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Betung, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Air Saleh, Kecamatan Suak Tape dan Kecamatan Sembawa 79

99 Pendidikan SOSIAL BUDAYA Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor yang paling menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan bahkan sumber daya manusia yang berkualitas identik dengan keberhasilan pembangunan itu sendiri. Untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu memerlukan anggaran yang relatif besar. Kebutuhan biaya yang relatif besar adalah dalam rangka untuk menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan bagi dunia pendidikan seperti gedung sekolah, sarana laboratorium, perpustakaan, buku kurikulum dan guru atau tenaga didik yang berkualitas. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkannya. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Pendidikan dari waktu ke waktu terus berbenah diri dengan melakukan pembangunan baik fisik maupun pembangunan sumber daya manusia di sektor pendidikan. Pembangunan fisik di sektor pendidikan dapat berupa pembangunan dan penambahan gedung sekolah baru, ruang kelas baru dan juga pembangunan terhadap sumber daya manusianya, yaitu berupa peningkatan kualitas guru baik melalui program sertifikasi maupun melalui peningkatan jenjang pendidikan guru. 80

100 Pendidikan SOSIAL BUDAYA Anggaran yang di alokasikan pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk dunia pendidikan terus mengalami peningkatan. Peningkatan anggaran di sektor pendidikan antara lain digunakan untuk membangun serta meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Setiap tahun anggaran, berbagai fasilitas pendidikan berupa gedung, laboratorium hingga fasilitas penunjang belajar dan mengajar terus ditingkatkan begitu juga dengan mutu guru atau tenaga pengajar, pemerintah Kabupaten Banyuasin juga terus melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas, baik melalui pemberian beasiswa belajar pada para guru (terutama guru sekolah dasar) juga melalui kegiatan sertifikasi guru. Dengan peningkatan anggaran ini sangat dirasakan telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan atas kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten yang terkenal dengan sebutan BUMI SEDULANG SETUDUNG, yakni berupa peningkatan indikator yang menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin bahwa indikator kemajuan pendidikan berupa angka partisipasi murni dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami perkembangan yang menggembirakan. Jika pada tahun 2009 angka partisipasi murni (APM) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah sebesar 89,25%, SLTP/MTs sebesar 31,37%, SLTA/SMK/MA sebesar 32,29% maka dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 angka ini mengalami peningkatan menjadi SD/MI sebesar 96,03%, SLTP/MTs sebesar 70,76% dan SLTA/SMK/MA sebesar 41,08%. 81

101 Pendidikan SOSIAL BUDAYA Begitu juga dengan indikator angka partisipasi sekolah (APS) juga menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari data yang telah di publikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin bahwa penduduk yang berusia 7-12 tahun, tahun dan kelompok penduduk yang berusia tahun angka partisipasi sekolahnya dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Jika tahun 2009 angka partisipasi sekolah penduduk yang berusia 7-12 tahun adalah sebesar 95,04 % maka pada tahun 2013 angka partisipasi sekolahnya meningkat menjadi 97,44%. Begitu juga dengan kelompok penduduk berusia angka partisipasi sekolahnya juga mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009 angka partisipasi sekolahnya sebesar 82,31% maka pada tahun 2013 menjadi 86,92%. Hal ini juga terjadi pada kelompok penduduk yang berusia tahun juga terjadi peningkatan. Jika angka partisipasi sekolahnya pada tahun 2009 sebesar 42,50% maka angkanya meningkat menjadi 49,46% pada tahun Untuk melihat perkembangan kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Banyuasin dapat dilihat pada tabel berikut ini : 82

102 SOSIAL BUDAYA NO JENJANG PENDIDIKAN Tabel 7.1 Jumlah Sarana Pendidikan Formal Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 TAHUN/UNIT Sekolah Dasar Negeri Swasta MI Negeri Swasta SLTP Negeri Swasta MTs Negeri Swasta SLTA/SMK Negeri Swasta MA Negeri Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Swasta

103 SOSIAL BUDAYA Tabel 7.2 Jumlah Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren di Kabupaten Banyuasin INSTITUSI Madrasah Diniyah Ponpes Tradisional Ponpes Modern Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tabel 7.3 Total Jumlah Guru PNS di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun GOLONGAN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah Tahun , Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 84

104 SOSIAL BUDAYA Tabel 7.4 Total Jumlah Guru PNS Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun Sampai Dengan 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tabel 7.5 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Sampai Dengan Tahun 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 85

105 SOSIAL BUDAYA Tabel 7.6 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah Tahun Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 86

106 SOSIAL BUDAYA Tabel 7.7 Jumlah Guru Non PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Jenis Kelamin 2009 Sampai Dengan 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 87

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN POTENSI KABUPATEN BANYUASIN BANYUASIN GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN Kec. Tungkal Ilir Kec. Betung Kec. Suak Tapeh Kec. Pulau Rimau Kec. Tanjung Lago Kec. Kec. Banhyuasin Sembawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah 29 BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Aspek Geografi Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada 3.45 4.40 arah Utara-Selatan dan 106.15 107.00 arah Timur-Barat. Kabupaten Mesuji mempunyai

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN BANYUASIN DENGAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BETUAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 1. Historis Kabupaten Musi Banyuasin Perjalanan historis mencatat Kabupaten Musi Banyuasin pada zaman Belanda dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999) UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999) Tanggal: 20 APRIL 1999 (JAKARTA) Tentang: PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG n BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGLI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci