MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS VCD. Oleh Farida IAIN Raden Intan Lampung ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS VCD. Oleh Farida IAIN Raden Intan Lampung ABSTRAK"

Transkripsi

1 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS VCD Oleh Farida IAIN Raden Intan Lampung ABSTRAK Ada beberapa faktor yang dengan rendahnya hasil belajar peserta didik, yang paling utama adalah rendahnya minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Kurang adanya motivasi yang kuat menjadi salah satu penyebab terhadap rendahnya minat belajar peserta didik. Dalam KTSP, kegiatan pembelajaran lebih terpusat kepada peserta didik dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Atas dasar itulah diperlukan adanya variasi model pembelajaran. Dengan media VCD pembelajaran, diharapkan peserta didik akan merasa nyaman ketika memperoleh matapelajaran matematika sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap matapelajaran matematika akan luntur dan akhirnya hilang yang pada akhirnya peserta didik akan menjadi lebih mudah mengerti matapelajaran matematika. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional pada kemampuan pemahaman konsep pada materi pokok kesebangunan pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika materi pokok kesebangunan. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan masukan dalam memilih model pembelajaran yang bervariasi yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik serta sebagai bahan informasi bagi peneliti lain. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan uji t pihak kanan dengan populasi kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas IX E dan satu kelas sebagai kelas control yaitu kelas IX F. Kelompok kelas eksperimen dikenai pembelajaran dengan media VCD dan kelompok kelas control dikenai pembelajaran konvensional. Selain itu, dipilih satu kelas lagi sebagai kelas uji coba yaitu kelas IX D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung semester I pada materi pokok kesebangunan lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional, hal ini terlihat dari kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional. Dengan demikian pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran pada materi pokok kesebangunan dapat dijadikan suatu metode alternative dalam pembelajaran guna menambah variasi metode mengajar dalam upaya melatih keterampilan penalaran dan komunikasi peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan media yang lain. 43

2 Kata kunci: VCD pembelajaran, pemahaman konsep. A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara peserta didik dan guru. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar yaitu materi yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif peserta didik. Peserta didik dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif maka kondisi fisik dan psikis dari setiap individu peserta didik harus sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Berdasarkan wawancara dengan guru-guru ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik, yang paling utama adalah rendahnya minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Kurang adanya motivasi yang kuat menjadi salah satu penyebab terhadap rendahnya minat belajar peserta didik. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cara mengajar guru yang kurang menarik. Selain itu lingkungan serta sarana dan prasarana pendukung juga ikut mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik. Dalam pembelajaran di sekolah guru merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi pendekatan dan media pembelajaran yang tepat. Selain menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat juga harus memperhatikan pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, baik mental, fisik maupun sosial dan dapat menggunakan kemampuan bernalar maupun berpikir. Di samping itu untuk menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif dalam kelas adalah dengan memperhatikan media pembelajarannya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan tersebut tidak hanya dibutuhkan kompetensi guru yang memadai, tetapi harus didukung dengan media pembelajaran yang menarik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seorang guru dituntut untuk menyediakan atau membuat media pembelajaran yang praktis dan mudah untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. 44

3 Media menurut Hamidjojo merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju (Arsyad, 005:4). Dalam kegiatan pembelajaran, media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesanpesan pendidikan kepada para peserta didik. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan indera, hambatan jarak dan waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan memanfaatkan media. Oleh karena itu kehadiran media dalam pembelajaran tidak mungkin diabaikan, kehadiran media sangat penting terutama dalam menyajikan model kompetensi target yang ingin dicapai (modelling). Media juga diperlukan untuk mengembangkan kemampuan bertanya peserta didik (questioning) dalam menggali informasi, mengecek pemahaman dan meningkatkan respon peserta didik. Pemilihan media yang tepat sangat memberikan peranan dalam pembelajaran. Selama ini media pembelajaran yang dipakai adalah buku-buku panduan atau dengan alat peraga. Tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, media pembelajaran tersebut kurang menarik perhatian dan minat peserta didik. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih menarik perhatian dan minat peserta didik tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum. Dalam hal ini media pembelajaran yang dibutuhkan juga harus sudah populer di masyarakat, khususnya di kalangan peserta didik dan guru. Menurut KBBI (Balai Pustaka, 993:0) visualisasi diartikan sebagai pengungkapan gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar grafik, dan sebagainya atau suatu proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produsen. VCD adalah alat yang digunakan untuk menyajikan gambar atau tulisan dan animasi melalui TV. VCD adalah sebuah alat yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat umum. Penggunaan media pembelajaran matematika yang berbentuk VCD memungkinkan digunakan dalam berbagai keadaan tempat, baik di sekolah maupun di rumah, serta yang paling utama adalah dapat memenuhi nilai atau fungsi media pembelajaran secara umum. Dengan media VCD, diharapkan peserta didik akan merasa nyaman ketika 45

4 memperoleh mata pelajaran matematika. Setelah itu tentunya peserta didik akan menjadi tertarik sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap mata pelajaran matematika akan luntur dan akhirnya hilang. Selain itu dengan media VCD diharapkan peserta didik akan menjadi lebih mudah mengerti dengan mata pelajaran matematika. Menurut guru kelas IX, berpendapat bahwa peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung mengalami banyak kesulitan pada materi kesebangunan. Kenyataan ini dapat dilihat dari hasil belajar pada materi pokok ini pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu masih banyak peserta didik yang belum mencapai batas tuntas yaitu 65. Kesulitan yang dialami dikarenakan kurangnya pemahaman dan kekurangtertarikan peserta didik pada pelajaran matematika. Sebagian besar peserta didik hanya menghafal rumus saja sehingga mereka kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi khususnya dalam aspek pemahaman konsep. Salah satu faktor kekurangtertarikan peserta didik adalah suasana kelas yang pasif serta sebagian peserta didik terlanjur menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga kecenderungan kelas menjadi tegang, karena itulah diperlukan guru yang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai materi dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. B. Landasan Teori. Pembelajaran Matematika Pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada orang yang belajar sebagai akibat dari pengalaman. Ada banyak definisi belajar dari para ahli yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena sudut pandang dan penekanan masing-masing ahli berbeda. Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi akan lebih bermakna jika mengalami apa yang dipelajarinya. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengetahuan tingkah laku (Hamalik, 003:7). Dengan kata lain belajar merupakan proses menuju perubahan dengan cara mengalami atau sebagai akibat pengalaman. Pengertian belajar secara khusus adalah sebagai berikut. 46

5 a. Menurut pandangan behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). b. Menurut pandangan kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. c. Menurut pandangan Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik lebih muda mengorganisirnya (pola bermakna). d. Menurut pandangan humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono dkk, 000:4-5). Menurut Darsono dkk (000:5), ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar. c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik. d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik. f. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik fisik maupun psikologis. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran (Hamalik, 995:57). Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran unsurunsur minimal yang harus dipenuhi adalah peserta didik, tujuan, dan prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Guru yang bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat harus mempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana 47

6 lengkap sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Selain itu guru juga dituntut memiliki motivasi untuk membelajarkan peserta didik, yaitu memiliki sikap tanggap serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan beberapa upaya pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ada tiga ciri khas yang terkandung di dalamnya, yaitu: a. rencana, pemantauan ketenangan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus, b. saling ketergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan, dan c. tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.. Media Pembelajaran Matematika Media menurut Hamidjojo merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju (Arsyad, 005:4). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran matematika. Ada perbedaan mendasar dari istilah alat peraga matematika dengan media pembelajaran secara umum. Media pembelajaran adalah sarana dan prasarana yang dapat berupa software atau hardware yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Hardware yang dimaksud antara lain: OHP, radio, tape, recorder, TV, slide, proyektor, dan film. Sedangkan software yang dimaksud adalah informasi atau cerita yang terdapat dalam film dan bahan pelajaran yang terdapat dalam slide. Beberapa pengertian media pendidikan adalah sebagai berikut. a. Media Pendidikan Umum yaitu segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pendidikan. Yang termasuk pengertian media pendidikan dalam arti umum yaitu media grafis, media yang menggunakan alat penampil, pita, model dan globe. 48

7 b. Media Pendidikan Khusus, yaitu segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dengan menggunakan alat dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pendidikan. Yang termasuk pengertian media dalam arti khusus antara lain program radio kaset, slide, focus strep, transparansi, OHP, film, kaset video, radio dan televisi. c. Pengertian perangkat lunak (software) yaitu segala jenis bahan atau program yang disajikan dalam media pendidikan seperti kaset video, film, slide, dan lain-lain. Perangkat lunak media pendidikan terdiri dari isi/materi pelajaran yang berupa pesan-pesan yang akan disampaikan. d. Perangkat keras (hardware) yaitu alat penampil elektronik untuk menampilkan/menayangkan program media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras tersebut antara lain OHP, projekctor slide, tape recorder, video, VCD Player, dan projector film. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan secara garis besar bahwa media adalah suatu perantara yang dapat digunakan untuk mengantarkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,perhatian dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. 3. PenggunaanVCD (Video Compact Disk) dalam Pembelajaran Matematika Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula jenis-jenis media pembelajaran yang lebih menarik dan dapat digunakan baik di sekolah maupun di rumah. Salah satunya adalah media pembelajaran yang berbentuk VCD (Video Compact Disk). CD menurut PP No.9 tahun 004 merupakan cakram optik yaitu segala macam media rekam berbentuk cakram yang dapat diisi atau berisi data informasi berupa suara, musik, film atau data lainnya yang dapat dibaca dengan mekanisme teknologi pemindaian (scanning) secara optik menggunakan sumber sinar yang intensitasnya tinggi seperti laser. VCD adalah video yang disimpan dalam CD. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ahli psikologi Jerome Bruner (Maningrum, 007:6) bahwa kalau dalam belajar peserta didik dapat diberi pengalaman langsung (melalui media, demonstrasi, field strip, dramatisasi), 49

8 maka situasi pengajarannya itu akan meningkatkan kegairahan dan minat peserta didik tersebut dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Heinich, Molenda, dan Russel (Maningrum, 007:6) yang menyatakan bahwa media pengajaran dalam membelajarkan dapat mengkonkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman peserta didik dalam mempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar, sehingga peserta didik tergugah untuk melakukan kegiatan belajar, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Cara menggunakan VCD ini adalah dengan menayangkan di proyektor dan ditonton bersama-sama serta diarahkan oleh guru. VCD ini berisi tentang permasalahan tentang masalah kehidupan sehari-hari pada materi pokok kesebangunan. Di dalamnya ada penjelasan-penjelasan berupa tanya jawab interaktif yang mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi pokok kesebangunan. Selain itu ada tampilan soal yang dapat digunakan untuk latihan peserta didik. Penggunaan VCD dapat digunakan sebagai alternatif pemilihan media pembelajaran matematika yang cukup mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan akhir-akhir ini di lingkungan akademis atau pendidikan penggunaan media pembelajaran yang berbentuk VCD bukan merupakan hal yang baru lagi dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Penggunaan media pembelajaran matematika yang berbentuk VCD memungkinkan digunakan di rumah karena VCD player sekarang ini sudah bukan merupakan barang mewah lagi dan dapat ditemukan hampir di setiap rumah peserta didik. 4. PemahamanKonsep Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan (KBBI, 990:636), sedangkan konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokan objek kedalam contoh dan non contoh (KBBI, 990:33). Menurut Gagne dalam Suherman (003:33) dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung yaitu kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, 50

9 belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan. Jadi, berdasarkan uraian di atas, konsep merupakan objek tak langsung dari matematika yang dapat diperoleh oleh siswa. Kemampuan pemahaman konsep dalam peneltian ini adalah kesanggupan atau kecakapan siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal tes yang memuat indikator kemampuan pemahaman konsep. Pada petunjuk teknis peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/004 tanggal November 004 (dalam Tim PPPG Matematika, 005:86) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika, indikator tersebut adalah sebagai berikut. a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. b. Menerapkan konsep secara algoritma ke pemecahan masalah. c. Memberikan contoh atau contoh kontra dari konsep yang dipelajari. d. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis. e. Mengaitkan berbagai konsep (internal atau eksternal matematika). C. Metode Penelitian. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 04/05.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan memilih beberapa kelas dan dipilih secara acak. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas IX E dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas IX F. Kelompok kelas eksperimen dikenai pembelajaran dengan media VCD dan kelompok kelas kontrol dikenai pembelajaran konvensional. Selain itu, dipilih satu kelas lagi sebagai kelas uji coba yaitu kelas IX D.. Analisis Instrumen Penelitian. a. Validitas Tes Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu : 5

10 r xy [ N X N XY ( X )( Y) ( X ) }{ N Y ( Y) b. Reliabilitas Tes Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus: k b k t r c. Taraf Kesukaran Jawaban terhadap soal bentuk uraian secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan berperangkat sesuai dengan mutu jawaban masing-masing peserta didik. TK = Rumus yang digunakan: Banyaknya siswa yang gagal Banyaknya siswa yang mengikuti tes (Sudjana, 996:39). d. Daya Pembeda (Soal Uraian) x 00 % Untuk menentukan daya pembeda soal untuk tes yang berbentuk uraian menggunakan rumus uji t, yaitu sebagai berikut. t = { M x H n ( n i M 3. Pengujian Hipotesis i L x ) Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut. : 0 } H : Rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep matematika H : pada materi pokok kesebangunan pada pembelajaran dengan media VCD pembelajaran sama atau lebih jelek dibanding pembelajaran konvensional. : Rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep matematika pada materi pokok kesebangunan pada pembelajaran dengan media VCD pembelajaran lebih baik dibanding pembelajaran konvensional. 5

11 H 0 diterima jika thitung ttabel, rumus hitung t yang digunakan sangat ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka kemungkinan rumus t hitung yang digunakan adalah: H 0 diterima jika thitung ttabel, rumus hitung t yang digunakan sangat ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka rumus t hitung yang digunakan adalah: t S hitung Keterangan: S n n, t n S n X X n n tabel t S 0,95( dkn n ) X : rata-rata nilai kelompok eksperimen X : rata-rata nilai kelompok kontrol n : jumlah anggota kelompok eksperimen n : jumlah anggota kelompok kontrol S : varian kelompok eksperimen S : varian kelompok kontrol S : varian gabungan (Sudjana, 996:39). Dari hasil perhitungan uji student yang dilakukan diperoleh nilai t hitung =,375. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk = = 76, diperoleh t tabel =,99, dengan demikian t hitung > t kelaseksperimenlebihbaikdaripadakelaskontrol. D. Pembahasan. Ini berarti Dari analisis data awal diperoleh data yang berdistribusi normal dan homogen serta dari hasil uji kesamaan rata-rata menunjukkan bahwa F hitung <F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari keadaan awal yang sama. Kemudian kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas 53

12 eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan media VCD sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Pada awal pertemuan di kelas eksperimen ada beberapa kendala, antara lain kurangnya kontrol waktu, selain itu pemahaman dari peserta didik tentang media VCD pembelajaran masih sangat kurang. Akan tetapi pada pertemuan yang kedua peserta didik dengan cepat dapat menyesuaikan pembelajaran dengan media VCD. Selanjutnya peserta didik paham dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat terkontrol dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pada awal pertemuan siswa kurang antusias dengan pembelajaran karena siswa telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional. Pada pertemuan selanjutnya siswa terlihat lebih antusias. Bahkan siswa kelas eksperimen terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Berdasarkan aspek perhatian peserta didik terhadap pengarahan guru ketika akan melaksanakan pembelajaran dengan VCD, tingkat kesungguhan peserta didik dalam memperhatikan pelajaran, peran peserta didik dalam proses belajar mengajar, kemampuan peserta didik dalam menganalisis masalah/soal untuk mencari cara penyelesaian, keruntutan dalam menyelesaikan soal, kelancaran peserta didik mengerjakan soal, semangat peserta didik selama pembelajaran berlangsung, banyaknya peserta didik yang bertanya selama pembelajaran berlangsung, kesukaan peserta didik mengikuti pembelajaran dengan VCD pembelajaran yang ditunjukkan dengan sikap gembira, sungguhsungguh, serius, dan penuh tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugasnya, keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dengan VCD pembelajaran, pada pertemuan persentasenya adalah 6,5%, pada pertemuan persentasenya adalah 67,5%, dan pada pertemuan 3 persentasenya mencapai 75%. Itu menunjukkan bahwa terjadinya ketertarikan dan peningkatan minat, kemampuan, peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran. Pengamatan juga tidak hanya dilakukan pada siswa tapi juga dilakukan pada guru. Berdasarkan aspek kemampuan guru dalam membuka pelajaran, 54

13 keruntutan penyampaian bahan ajar, kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik, kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran dengan VCD pembelajaran, kemampuan guru saat melakukan evaluasi, peran guru dalam memotivasi peserta didik dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam membimbing peserta didik saat mengerjakan soal, kemampuan guru dalam mengelola kelas, kemampuan guru dalam pemerataan perhatian kepada peserta didik selama pembelajaran berlangsung, kemampuan guru dalam memancing keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dengan VCD pembelajaran, pada pertemuan persentasenya adalah 67,5%, pada pertemuan persentasenya adalah 7,5%, dan pada pertemuan 3 persentasenya mencapai 8,5%. Itu menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran. Ternyata benar bahwa penggunaan media VCD pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menunjukkan pemahaman masalah, kemampuan siswa dalam mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemahaman konsep, kemampuan membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah, dan kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol. Pada uji ketuntasan pemahaman konsep dengan kriteria minimal tuntas 65 dari kriteria ketuntasan belajar matematika di SMP Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh t hitung = 3,06. Dengan taraf nyata 5% dan dk = 37 diperoleh t tabel = t (0,95)(38) =,69. Karena t hitung >t tabel maka Ho ditolak artinya rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen 65 maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep kelas eksperimen telah melebihi minimal nilai ketuntasan belajar 65. Dari hasil perhitungan uji student yang dilakukan diperoleh nilai t hitung =,375. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk = = 76, diperoleh t tabel =,99 dengan demikian t hitung >t tabel.. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pemahaman konsep matematika peserta didik kelas IX F yang menerapkan pembelajaran dengan media VCD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan matematika peserta didik kelas IX E yang dalam pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. 55

14 Pembelajaran dengan media VCD pembelajaran pada kelas eksperimen memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol, hal ini terjadi karena adanya penggunaan suatu media pembelajaran berupa VCD pembelajaran. Media VCD pembelajaran ini sangat berguna bagi guru dan peserta didik. Bagi guru alat ini mempermudah dalam penyampaian materi pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan media VCD pembelajaran adalah alternatif pendekatan bagi peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media VCD pembelajaran efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika materi kesebangunan pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 04/05. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional pada kemampuan pemahaman konsep pada materi pokok kesebangunan pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung. F. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagaiberikut. () Hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan media VCD pembelajaran untuk lebih mengkonkritkan ide atau gagasan. () Guru dapat memvariasikan media pembelajaran lainnya sehingga diperoleh metode yang lebih sesuai karakteristik materi pokok dan kondisi peserta didik. (3) Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 00. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka. Arsyad, Azhar Media pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Arifin, Zainal. 99. Evaluasi Instruksional. Bandung: Depdiknas. 56

15 Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Darhim Work Shop Matematika. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII. Darsono dkk Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Echols, J.M. dan Shadly, H Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Gramedia. Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Kasnudan Monica Matematika. Solo: Deriko. Maningrum, Lusia Keefektifan Pendekatan PAKEM dengan Media CD Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika Sub Materi Pokok Keliling dan Luas Lingkaran pada Peserta didik Kelas VII SMP Panguri Luhur Giriwoyo Wonogiri. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No.9 tahun 004. Tersedia di [30/05/007]. Sudjana MetodeStatistika. Bandung: Tarsito MetodeStatistika. Bandung: Tarsito MetodeStatistika. Bandung: Tarsito. Sugandi, Achma ddkk Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press. Suherman, dkk Strategi Pembelajaran Matematika Kontempor. Bandung: JICA-IMSTEP Sujatmiko, Ponco Matematika Kreatif 3. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Sumarmo, Utari Pembelajaran Matematika untuk mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Makalah disajikan dalam pelatihan guru matematika di jurusan matematika ITB, April. Suyitno, Amin Dasar-dasar Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Matematika UNNES. Tim penyusun KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka. Tim PPPG matematika Yogyakarta Materi Pembinaan Matematika SMP di Daerah. Yogyakarta:Depdiknas. 57

Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis VCD. Abstract

Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis VCD. Abstract Vol. 6, No., 05, Hal 5-3 Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis VCD Farida IAIN Raden Intan Lampung; farida@iainradenintan.ac.id ubmitted : -0-05, Revised

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Matematika 1. Pentingnya Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang cukup pesat baik dari segi materi maupun segi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU SOFWARE PREZI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SEMESTER II Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU SOAL DAN MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE DENGAN MEDIA MODUL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MATRIKS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN MOTTO... iii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... iv LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBASIS TEORI JEAN PIAGET PADA MATERI KUBUS DAN BALOK Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING: SUATU UPAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING: SUATU UPAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA VOL III NO. 2, JUNI 2017 LEMMA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING: SUATU UPAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Drs. Syahrial, M.Si Dosen Pendidikan Matematika STKIP YDB Lubuk Alung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas pembelajaran Efetivitas pembelajaran dapat dicapai apabila siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya penting untuk mencerdaskan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah dengan adanya pendidikan formal maupun informal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP Elizabeth Cahya Kristina 1, Caswita 2, M. Coesamin 2 elizabethcahyakristina@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai peranan penting dalam menentukan masa depan. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa, keberhasilan pendidikan juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat memunculkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat memunculkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan matematika. Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODULE DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN E-MODULE DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PENGEMBANGAN E-MODULE DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP Ida Safitri 1) 1) Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001:11).

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001:11). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL PYTHAGORAS TERHADAP KEMAMPUANMATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen di SMP Negeri 4 Pamarican Kabupaten Ciamis)

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL PYTHAGORAS TERHADAP KEMAMPUANMATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen di SMP Negeri 4 Pamarican Kabupaten Ciamis) PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL PYTHAGORAS TERHADAP KEMAMPUANMATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen di SMP Negeri 4 Pamarican Kabupaten Ciamis) Hj. Indah Nursuprianah, Mahsusin Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, kegiatan pembelajaran matematika mendapat perhatian lebih. Ini terlihat dari jumlah jam pelajaran matematika yang relatif

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP Rizki Wahyu Hakiki Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS RizkiWahyuHakiki@gmail.com Abstrak Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA RAK BILANGAN UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA RAK BILANGAN UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA RAK BILANGAN UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR Joko Sulianto Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Semarang E-mail address:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE SUMARSIH SMP Negeri 1 Masaran/Program Magister Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam perkembangannya, ternyata banyak konsep matematika diperlukan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to improve motivation and learning

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Siti Sundari Miswadi, dkk., Pengaruh Pembelajaran Elaborasi... 373 PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Siti Sundari Miswadi, Murbangun Nuswowati, Wasi ah Jurusan Kimia

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Pujiyanto 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah kuasi eksperimen untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT 182 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 182-189 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT Siti Sundari Miswadi, Sigit

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KEBUMEN

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KEBUMEN PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KEBUMEN Sri Mulyaningsih, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi tantangan di era globalisasi ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek koneksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR JIPFRI, Vol. No. Halaman: 9-3 Mei 07 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR Effendi * Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha mencapai kemajuankemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

Work Shop dan Media Pembelajaran Matematika. By Farida Nurhasanah

Work Shop dan Media Pembelajaran Matematika. By Farida Nurhasanah Work Shop dan Media Pembelajaran Matematika By Farida Nurhasanah Kontak Perkuliahan Standar Kompetensi: Mahasiswa mampu memanfaatkan dan membuat alat peraga konkrit dan alat peraga maya dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Teknologi

Lebih terperinci

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika Ryan Nur Rahmawati Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA 287 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Agung Tri Prasetya, Sigit Priatmoko, Miftakhudin Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur secara sengaja sehingga terdapat suatu kondisi yang dimanipulasi. Menurut Ruseffendi (2005

Lebih terperinci

Keefektivan Penggunaan Classpad Casio, Cabri 2d Dan Geometer s Sketchpad Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Keefektivan Penggunaan Classpad Casio, Cabri 2d Dan Geometer s Sketchpad Sebagai Media Pembelajaran Matematika Keefektivan Penggunaan Classpad Casio, Cabri 2d Dan Geometer s Sketchpad Sebagai Media Pembelajaran Matematika Oleh:, S.Pd, M.Pd Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang Abstrak Belajar geometri

Lebih terperinci

Betty M.Turnip dan Tommy Lesmana Siburian Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan

Betty M.Turnip dan Tommy Lesmana Siburian Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS VIII SEMESTER I SMP PTP NUSANTARA IV BAH JAMBI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Betty M.Turnip dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika (ISSN 2528-3901) 33 PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Rika Firma Yenni Dosen Pend. Matematika Universitas Tamansiswa

Lebih terperinci

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Lebih terperinci

Rohmatulloh Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Rohmatulloh Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN DISCOVERY BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK SEGI EMPAT KELAS VII MTS AL MIFTAH SINDANG JAYA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Rohmatulloh

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA i PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen untuk menerapkan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen untuk menerapkan suatu model 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen untuk menerapkan suatu model pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Freudenhal (dalam Zulkardi, 2001:3) menekankan bahwa. dalam matematika. Aktivitas matematika ini dikenal juga sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Freudenhal (dalam Zulkardi, 2001:3) menekankan bahwa. dalam matematika. Aktivitas matematika ini dikenal juga sebagai 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Realistik Menurut Freudenhal (dalam Zulkardi, 2001:3) menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk belajar melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang tidak akan pernah berhenti dari detik demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk mengenal dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci