BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Acara anak yang ditayangkan di televisi dari hari ke hari semakin berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak menonton acara yang tidak sesuai dengan umurnya. Yang dimaksud dengan acara anak adalah acara yang sengaja ditayangkan untuk dikonsumsi oleh anakanak. Anak dapat diartikan sebagai manusia yang masih kecil (KBBI, 1989:31). Salah satu acara yang termasuk acara anak adalah Ayo Sekolah di TVRI. Acara Ayo Sekolah di TVRI merupakan salah satu bentuk wacana audiovisual. Wacana audiovisual adalah wacana yang dapat dilihat dan didengar. Wacana audiovisual secara umum tidak berbeda dengan wacana pada umumnya. Wacana audiovisual memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan yang membentuk struktur wacana secara utuh. Perbedaan wacana audiovisual dengan wacana lain terletak pada media yang digunakan. Acara Ayo Sekolah di TVRI memiliki perbedaan dengan acara dewasa yang ditayangkan di televisi. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dalam acara anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan acara-acara televisi yang lain. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek fonologi, aspek morfologi, aspek sintaksis, dan aspek semantik. Berikut ini adalah kutipan kalimat dalam acara Ayo Sekolah di TVRI. 1

2 2 (1) Halo temen-temen, ketemu lagi dengan Kak Chiko dalam pelajaran menggambar di acara Ayo Sekolah. Nah kemarin Kak Chiko habis nonton konser. Di konsernya ada yang main terompet, keren lo. Sekarang Kak Chiko mau coba gambar ah. Kita gambar yuk ( Ayo Sekolah di TVRI kelas Menggambar episode Musik). Kutipan tersebut merupakan salah satu tuturan yang dituturkan oleh pembawa acara dalam acara anak Ayo Sekolah di TVRI. Dalam kutipan tersebut dapat dilihat karakteristik bahasa yang digunakan oleh pembawa acara. Pembawa acara selalu menyebut dirinya dengan nama Kak Chiko. Pembawa acara tidak pernah menyebut dirinya dengan kata ganti aku ataupun saya. Selain itu, pembawa acara juga sering menggunakan kata seru, seperti halo, nah, dan lo. Jadi, dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa bahasa dalam acara anak, khususnya acara Ayo Sekolah di TVRI, sering digunakan kata sapaan dan kata seru. Kalimat yang dituturkan dalam acara anak Ayo Sekolah di TVRI juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan acara lain. Kalimat-kalimat yang dituturkan oleh pembawa acara kebanyakan berupa kalimat berita. Selain itu, kalimat yang dituturkan oleh pembawa acara anak merupakan kalimat yang sederhana. Berikut ini adalah salah satu kutipan kalimat yang dituturkan pembawa acara Ayo Sekolah di TVRI. (2) Kak Widi juga bisa lo main musik ( Ayo Sekolah di TVRI episode Musik). Kutipan di atas merupakan salah satu tuturan yang disampaikan oleh pembawa acara dalam acara Ayo Sekolah di TVRI. Kutipan tersebut merupakan kalimat sederhana yang terdiri dari unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Pada kalimat (2), Kak Widi sebagai subjek, juga bisa main lo sebagai predikat, dan musik sebagai pelengkap. Berdasarkan bentuknya, kalimat (2) dapat dikatakan

3 3 sebagai kalimat berita. Kalimat (2) dikatakan sebagai kalimat berita karena kalimat tersebut dituturkan hanya untuk menyampaikan informasi bahwa Kak Widi bisa bermain musik. Sering digunakannya kalimat sederhana dalam acara anak karena kalimat sederhana lebih mudah dipahami oleh anak-anak yang masih dalam proses memperoleh bahasa. Bentuk kalimat berita lebih sering digunakan dalam acara anak karena dalam acara anak tujuan utamanya adalah memberikan informasi kepada anak-anak. Acara Ayo Sekolah di TVRI mengajak anak-anak untuk menyenangi belajar. Pembawa acara menunjukkan kepada anak-anak bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan. Acara tersebut dipilih sebagai objek kajian karena dalam acara tersebut terdapat dua komunikasi, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah, yang membuat data menjadi lebih bervariasi. Selain itu, dalam acara Ayo Sekolah di TVRI, anak-anak yang dilibatkan dalam acara tersebut berbicara sesuai dengan keinginannya sehingga tuturannya lebih natural. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bahwa masyarakat dapat mengetahui acara anak melalui karakteristik bahasanya. Untuk pembuat acara anak diharapkan dapat membuat acara yang bahasanya sesuai dengan perkembangan bahasa anak. Penelitian ini diharapkan juga mampu menunjukkan karakteristik bahasa dalam acara anak secara umum.

4 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini akan membahas beberapa masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur wacana Ayo Sekolah di TVRI? 2. Bagaimana karakteristik bahasa dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI? 3. Bagaimana penggunaan tindak tutur dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. menguraikan struktur wacana Ayo Sekolah di TVRI, 2. mendeskripsikan karakteristik bahasa dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI, 3. mendeskripsikan penggunaan jenis-jenis tindak tutur dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai kalangan, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian linguistik, khususnya penelitian mengenai analisis wacana. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan untuk masyarakat umum mengenai karakteristik bahasa dalam acara

5 5 anak. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para orang tua dapat menunjukkan tontonan yang sesuai dengan umur anak-anak. 1.4 Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang membahas wacana, khususnya wacana audiovisual. Selain itu, penelitian yang membahas karakteristik bahasa, khususnya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anak-anak, juga dapat dikatakan berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang membahas penggunaan tindak tutur dalam wacana juga berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian pertama yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Indreswari (2012) dalam tesisnya yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi Pengasuh Anak dalam Tayangan Nanny 911: Sebuah Tinjauan Sosiopragmatik. Dari penelitian tersebut diketahui beberapa hal, yaitu (1) tindak tutur direktif yang digunakan dalam berkomunikasi memiliki wujud tindak tutur langsung dan tidak langsung, (2) makna yang terkandung dalam tindak tutur direktif pada dasarnya meminta seseorang melakukan sesuatu, dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya tindak tutur adalah latar belakang peserta tutur, warna emosi, situasi tutur, maksud dan tujuan, serta norma. Penelitian tersebut dikatakan berkaitan dengan penelitian ini karena menggunakan data yang berbentuk audiovisual mengenai bahasa yang dituturkan orang dewasa kepada anak-anak. Selain itu, salah satu masalah yang dibahas sama, yaitu jenis tindak tutur ilokusi.

6 6 Penelitian yang dilakukan oleh Surani (2012) juga dapat dikatakan berkaitan dengan penelitian ini. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa dalam bahasa pengasuhan digunakan berbagai jenis tindak tutur. Selain itu, orang dewasa juga menggunakan prinsip kerja sama saat berbicara dengan anak-anak. Bahasa pengasuhan dapat membantu anak mengatasi masalah kebahasaan. Penelitian yang dilakukan Surani berkaitan dengan penelitian ini karena data yang digunakan berupa tuturan yang dituturkan orang dewasa kepada anak-anak. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga dibahas jenis-jenis tindak tutur. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2011) yang berjudul Gaya Bahasa pada Motherese: Pemanfaatan Bahasa sebagai Alternatif Pengentasan Kerentanan dalam Pemerolehan Bahasa Anak juga dapat dikatakan berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian tersebut diuraikan jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam bahasa pengasuhan. Selain itu diuraikan pula peran pemanfaatan gaya bahasa dalam proses pemerolehan bahasa anak. Adapun jenis gaya bahasa yang digunakan dalam bahasa pengasuhan di antaranya repetisi, eufemisme, simile, metafora, personifikasi, hiperbola, pertanyaan retoris, inversi, elipsis, antitesis, eponim, dan ironi. Dari jenis-jenis gaya bahasa tersebut, repetisi merupakan gaya bahasa yang paling sering dijumpai dalam bahasa pengasuhan. Penggunaan gaya bahasa repetisi disebabkan gaya bahasa tersebut sederhana dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kebahasaan anak. Pemakaian berbagai jenis gaya bahasa tersebut juga memiliki peran dalam proses pemerolehan bahasa anak, yaitu sebagai sarana pembelajaran dan pengukuhan konsep, sarana keefektifan komunikasi, serta sebagai pembentuk karakter anak.

7 7 Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ma rifah (2014) dalam skripsinya yang berjudul Karakteristik Bahasa Tulis Anak Usia 8 Tahun: Studi Kasus Kado untuk Ummi karya Sri Izzati. Penelitian tersebut membahas dua permasalahan, yaitu karakteristik kata dan kalimat anak usia 8 tahun. Karakteristik tersebut dilihat dari kata dan kalimat yang digunakan dalam novel Kado untuk Ummi. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa bahasa anak usia 8 tahun memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) sederhana, (2) konkret, (3) singkat dan padat, (4) kreatif, (5) penuh semangat dan riang, (6) banyak variasi, (7) berpotensi menjadi bahasa slang, (8) didasarkan pada bahasa lisan, (9) dipengaruhi lingkungan sekitar, dan (10) merupakan hasil tiruan. Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Irawati, Suyitno, dan Widodo. Penelitian tersebut berjudul Karakteristik Bahasa Indonesia Tuturan Siswa Kelas I SD N Kesatrian 1 Malang dalam Interaksi Belajar Mengajar. Penelitian tersebut membahas karakteristik bahasa yang meliputi karakteristik kelas kata, bentukan kata, dan struktur kalimat yang digunakan oleh siswa. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kelas kata nomina konkret adalah kelas kata yang paling banyak digunakan oleh siswa. Selain itu, bentukan kata serapan bahasa daerah dan kata hasil tiruan adalah bentukan kata yang paling banyak digunakan oleh siswa. Struktur kalimat yang digunakan siswa kebanyakan berupa kalimat tunggal dan kalimat elips. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, belum ada penelitian yang membahas objek yang sama dengan penelitian ini. Penelitian-

8 8 penelitian sebelumnya membahas wacana audiovisual yang objeknya berbeda. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ada juga yang membahas masalah yang sama dengan penelitian yang ini. Untuk itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah berusaha melengkapi penelitian tentang wacana audiovisual yang sudah dilakukan. 1.5 Landasan Teori Penelitian ini berjudul Wacana Ayo Sekolah di TVRI. Untuk itu, penelitian ini akan menggunakan dasar teori analisis wacana. Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap (Mulyana, 2005:1). Karena wacana merupakan satuan kebahasaan terbesar, wacana tersusun oleh unsur-unsur. Menurut Tarigan (1987:32), wacana yang ideal terdiri dari awal (permulaan), tengah, dan akhir (penutup). Unsur-unsur tersebut saling berhubungan membentuk kepaduan. Kepaduan dapat dilihat dari bentuk dan makna. Kepaduan dalam bidang bentuk disebut dengan kohesi, sedangkan kepaduan di bidang makna disebut dengan koherensi (Ramlan, 1993:10). Kohesi berkaitan dengan hubungan bentuk antarbagian-bagian dalam wacana. Dengan adanya hubungan kohesif itu suatu unsur dalam wacana dapat diinterpretasikan sesuai dengan ketergantungannya dengan unsur-unsur lain (Halliday dan Hasan dalam Kartomihardjo, 1992:15). Kohesi ditandai dengan penanda yang berupa: 1) penunjukan, 2) penggantian, 3) pelesapan, 4) perangkaian, dan 5) penanda hubungan leksikal (Ramlan, 1993:12). Untuk koherensi ditandai oleh pertalian makna yang dapat berupa pertalian penjumlahan,

9 9 perturutan, perlawanan/pertentangan, lebih, sebab-akibat, waktu, syarat, cara, kegunaan, dan penjelasan (Ramlan, 1993:43). Wacana yang baik dan utuh harus memiliki syarat-syarat kohesi sekaligus koherensi. Masalah kedua dalam penelitian ini adalah karakteristik bahasa dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI. Karakteristik bahasa yang dimaksud adalah karakteristik kata dan kalimat. Selain itu, dibahas juga pengunaan deiksis dan gaya bahasa. Untuk itu dasar teori yang digunakan untuk membahas masalah tersebut adalah teori morfologi tentang kata, sintaksis tentang kalimat, dan semantik tentang deiksis dan gaya bahasa. Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari seluk-beluk kata. Kata adalah bentuk bebas terkecil yang tidak dapat dibagi menjadi bentuk bebas yang lebih kecil lagi (Wijana, 2011:55). Dalam penelitian ini, karakteristik kata akan dibahas berdasarkan bentuk kata dan kelas kata. Bentuk kata terbagi menjadi dua, yaitu bentuk dasar dan bentuk turunan. Bentuk dasar adalah satuan kebahasaan yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih kompleks. Bentuk turunan adalah hasil dari bentuk dasar yang mengalami proses morfologis. Proses morfologis adalah suatu proses pembentukan kata dari bentuk dasar atau leksem. Proses morfologis dalam bahasa Indonesia ada empat, yaitu afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan abreviasi. Afiksasi adalah proses pembubuhan atau pelekatan morfem afiks pada bentuk dasar. Afiks berdasarkan letak pembubuhannya dapat dibagi menjadi: (1) prefiks atau awalan adalah afiks yang dibubuhkan di depan bentuk dasar; (2) infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan di tengah-tengah bentuk dasar; (3) sufiks atau akhiran adalah afiks

10 10 yang dibubuhkan di belakang bentuk dasar; (4) konfiks atau gabungan adalah afiks yang dibubuhkan di depan dan di belakang bentuk dasar secara bersamaan. Berdasarkan jenis afiks, afiksasi dibedakan menjadi (1) prefiksasi, (2) infiksasi, (3) sufiksasi, dan (4) konfiksasi. Reduplikasi adalah suatu bentuk proses pengulangan satuan kebahasaan (leksem) menjadi bentuk kata kompleks. Reduplikasi dapat dibedakan menjadi reduplikasi utuh, reduplikasi sebagian, reduplikasi yang berkombinasi dengan afiksasi, reduplikasi semu, dan reduplikasi dengan perubahan bunyi. Menurut Kridalaksana (1989:104), komposisi adalah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata (Kridalaksana, 1989:104). Penggabungan leksem tersebut terjadi karena ada suatu konsep yang belum tertampung dalam sebuah kata (Chaer, 2008:209). Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga menjadi bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 1989:159). Abreviasi dibagi menjadi singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Selain dianalisis berdasarkan bentuknya, kata yang terdapat dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI juga dianalisis berdasarkan kelas katanya. Kelas kata adalah perangkat kata yang sedikit banyak berperilaku sintaksis sama (Kridalaksana, 1986:41). Dalam bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi 13 jenis, yaitu verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, fatis, dan interjeksi. Dalam penelitian ini dianalisis juga kata konkret dan kata abstrak serta kata asing yang terdapat dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI.

11 11 Karakteristik kalimat akan dibahas dengan dasar teori sintaksis. Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari penggabungan kata menjadi satuan kebahasaan yang lebih besar, seperti frase, klausa, dan kalimat (Wijana, 2011:16). Dalam penelitian ini, kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI akan diklasifikasikan berdasarkan jumlah klausa dan bentuk sintaksis. Berdasarkan jumlah klausa, kalimat dibedakan menjadi kalimat tak berklausa, kalimat tunggal, dan kalimat majemuk. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat eksklamatif. Selain itu, digunakan juga teori tentang deiksis dan gaya bahasa. Deiksis adalah kata-kata yang referennya berpindah-pindah. Deiksis dapat dibedakan menjadi deiksis lokatif, deiksis temporal, deiksis persona, deiksis wacana, deiksis penunjuk, dan deiksis sosial. Untuk gaya bahasa dapat didefinisikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakainya (Keraf, 1985:113). Secara garis besar, gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan pilihan kata, nada, struktur kalimat, dan langsung tidaknya makna. Karakteristik bahasa dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI dapat dikatakan dianalisis dengan menggunakan teori psikolinguistik mengenai bahasa pengasuhan. Hal tersebut disebabkan bahasa yang digunakan dalam wacana tersebut merupakan bahasa yang digunakan orang dewasa yang bertutur dengan anak-anak. Dalam psikolinguistik, bahasa yang digunakan orang dewasa untuk bertutur dengan anak-anak disebut bahasa pengasuhan atau motherese. Menurut

12 12 Moskowitz (dalam Dardjowidjojo, 2012:242), bahasa pengasuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu (1) kalimatnya umumnya pendek, (2) nada suara biasanya tinggi, (3) intonasinya agak berlebihan, (4) laju ujaran agak lambat, (5) banyak redudansi, dan (6) banyak memakai kata sapaan. Masalah yang ketiga dalam penelitian ini adalah penggunaan jenis tindak tutur. Masalah tersebut akan dibahas dengan teori pragmatik tentang jenis tindak tutur. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa (Wijana, 2011:19). Menurut Searle (dalam Wijana, 1996:17), tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk mempengaruhi seseorang. Tindak tutur ilokusi secara lebih rinci berdasarkan fungsi komunikatifnya dibagi menjadi lima kategori tindak tutur, yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi (Searle dalam Rahardi, 2006:36). Tindak tutur asertif digunakan untuk menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, dan mengklaim. Tindak tutur direktif digunakan untuk memerintah, memesan, memohon, menasihati, dan merekomendasi. Tindak tutur ekspresif digunakan untuk berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa. Tindak tutur komisif digunakan untuk berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu. Tindak tutur deklarasi digunakan untuk memecat, menghukum, dan mengucilkan.

13 13 Jadi penelitian ini memiliki dua pokok masalah yang dibahas menggunakan beberapa teori, yaitu analisis wacana, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik bahkan sedikit menerapkan teori psikolinguistik mengenai bahasa pengasuhan. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan struktur wacana Ayo Sekolah di TVRI. Selain itu, penelitian ini berusaha mendeskripsikan karakteristik bahasa yang terdapat dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI. Karakteristik tersebut dilihat dari penggunaan kata dan kalimat. Penelitian ini juga menganalisis penggunaan diksi dan gaya bahasa. Penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan karakteristik bahasa, tetapi juga berusaha memberikan alasan mengenai karakteristik tersebut. 1.6 Data dan Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekaman acara anak Ayo Sekolah di TVRI yang diunduh melalui youtube. Berdasarkan bentuk komunikasinya, data dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu komunikasi searah (komunikasi antara pembawa acara dan penonton di rumah) dan komunikasi dua arah (komunikasi pembawa acara dan orang yang terlibat dalam acara). Selain itu, data juga dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi massa karena data merupakan informasi yang disiarkan kepada publik melalui media massa. Video yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 episode dengan durasi sekitar 25 menit. Digunakannya 5 episode tersebut sebagai data karena kelima video tersebut dapat merepresentasikan acara Ayo Sekolah di TVRI secara umum.

14 14 Dalam penelitian bahasa terdapat tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Dalam menempuh tahapan-tahapan tersebut diperlukan metode dan teknik tertentu. Metode adalah cara penelitian. Teknik menyangkut jabaran metode yang sesuai dengan alat beserta sifat alat yang dipakai (Sudaryanto, 1992:26). Jadi metode berhubungan dengan aktivitas, sedangkan teknik berhubungan dengan alat. Pada penelitian ini tahap penyediaan data menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2006:90). Teknik dasar yang digunakan pada tahap penyediaan data adalah teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat. Data kebahasaan disadap dari acara anak Ayo Sekolah di TVRI yang diunduh melalui Youtube. Data-data tersebut disimak kemudian dicatat dalam bentuk transkripsi ortografis. Pada tahap analisis data digunakan metode deskriptif, metode padan, dan metode agih. Metode deskriptif adalah metode analisis data yang bersifat apa adanya. Analisis data digambarkan apa adanya sesuai dengan data yang ditemukan. Struktur wacana Ayo Sekolah di TVRI digambarkan sesuai data yang ada. Karakteristik bahasa dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI juga dijelaskan sesuai dengan penggunaan bahasa dalam wacana tersebut. Jenis-jenis tindak tutur dijelaskan juga sesuai dengan data yang ada. Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:13). Teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu daya pilah pragmatis.

15 15 Daya pilah pragmatis digunakan untuk menjawab rumusan masalah tentang penggunaan jenis tindak tutur. Berikut adalah contoh analisis tindak tutur. (3) Nah, jerapah ini habitat aslinya ada di Afrika Selatan ( Ayo Sekolah di TVRI kelas Menggambar episode Jerapah). (4) Kalian harus pilih garis yang paling benar untuk kalian tebelin ( Ayo Sekolah di TVRI kelas Menggambar episode Jerapah). (5) Sekarang ambil alat kalian, kita mulai menebalkan gambarnya ( Ayo Sekolah di TVRI kelas Menggambar episode Jerapah). Tuturan (3) merupakan tindak tutur lokusi. Tuturan tersebut dituturkan oleh pembawa acara untuk memberikan informasi tentang habitat jerapah kepada penonton. Tuturan tersebut dituturkan hanya untuk menyampaikan informasi. Tuturan (4) merupakan tindak tutur ilokusi. Tuturan tersebut dituturkan oleh pembawa acara untuk menyuruh penonton yang mengikuti proses menggambar agar memilih garis yang tepat untuk ditebalkan. Karena tuturan tersebut dimaksudkan untuk menyuruh, tuturan tersebut dapat dikatakan sebagai tuturan direktif. Tuturan (5) dapat menjadi tindak tutur perlokusi apabila lawan tutur melakukan yang dituturkan oleh pembawa acara. Dalam kasus ini terdapat dua lawan tutur, yaitu penonton yang di rumah dan anak-anak yang secara langsung terlibat dalam acara Ayo Sekolah di TVRI. Anak-anak yang terlibat dalam acara Ayo Sekolah di TVRI melakukan yang dituturkan oleh pembawa acara sehingga tuturan (5) dapat dikatakan sebagai tindak tutur perlokusi. Untuk penonton yang di rumah kemungkinan juga akan melakukan yang dituturkan oleh pembawa acara apabila penonton mengikuti proses menggambar. Karakteristik bahasa dalam acara anak Ayo Sekolah di TVRI dianalisis menggunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya berada dalam

16 16 bahasa yang diteliti. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung. Data dibagi menjadi unsur-unsur kebahasaan yang dipandang membentuk suatu konstruksi. Dengan demikian, data dibagi menjadi satuan kebahasaan yang berupa kata ataupun frasa. Setelah itu, kata-kata tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk kata dan kelas kata. Selai itu, kalimat-kalimat yang telah ditemukan juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah klausa dan bentuknya. (6) Eh ada temen-temen. Ya ampun, Kak Widi sampai lupa nih nyapa kalian karena saking asiknya baca. Apa kabar temen-temen, pasti baik kan? Nah, selama setengah jam ke depan, Kak Widi akan menemani kalian semua tentunya di acara yang edukatif dan juga kreatif apalagi kalau bukan di Ayo Sekolah ( Ayo Sekolah di TVRI episode Musik). Dalam kutipan tersebut tampak bahwa pembawa acara selalu menyebut dirinya dengan nama Kak Widi. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam acara Ayo Sekolah di TVRI pembawa acara lebih sering menggunakan kata sapaan daripada kata ganti. Selain itu, dari kutipan di atas tampak juga bahwa pembawa acara menggunakan kalimat berpola sederhana. Selain itu, setelah dipilah-pilah menjadi kata-kata dan kalimat-kalimat, data juga dianalisis penggunaan deiksis dan gaya bahasa. Untuk tahap penyajian hasil analisis digunakan metode formal dan metode informal. Metode formal adalah metode penyajian hasil analisis data menggunakan tabel, bagan, diagram, ataupun grafik. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data menggunakan kata-kata biasa (Mahsun, 2006:116). Metode formal digunakan untuk menyajikan pemetaan masalah, struktur wacana, frekuensi kemunculan data, dan contoh analisis. Metode informal digunakan untuk menjabarkan analisis data.

17 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan terdiri dari lima bab. Bab I, Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, data dan metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II, Struktur Wacana Ayo Sekolah di TVRI, membahas unsur-unsur yang terdapat dalam wacana Ayo Sekolah di TVRI dan hubungan antarunsur tersebut. Bab III, Karakteristik Bahasa dalam Wacana Ayo Sekolah di TVRI, membahas karakteristik bahasa, khususnya karakteristik kata dan kalimat, wacana Ayo Sekolah di TVRI. Bab IV, Tindak Tutur dalam Wacana Ayo Sekolah di TVRI, membahas penggunaan jenis-jenis tindak tutur dalam Wacana Ayo Sekolah di TVRI. Bab V, Penutup, memuat simpulan dan saran. Untuk penulisan sumber data yang dituturkan oleh pembawa acara hanya dituliskan nama acara dan episodenya. Untuk penulisan sumber data yang dituturkan oleh pemateri dituliskan nama acara, kelas, dan episode. Adapun urutan nomor data dalam pembahasan disajikan sesuai dengan urutan kemunculannya pada analisis. Apabila terjadi pengulangan data dalam analisis yang berbeda, nomor data akan disertai abjad, misalnya untuk pengulangan data (1) yang pertama akan ditandai dengan nomor (1a) dan (1b) untuk pengulangan yang kedua.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Terkait dengan kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Indah, 2011:2). Anak mengalami sebuah proses belajar secara bertahap untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Indah, 2011:2). Anak mengalami sebuah proses belajar secara bertahap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bahasa merupakan salah satu mata rantai pertumbuhan anak (Indah, 2011:2). Anak mengalami sebuah proses belajar secara bertahap untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA TUTURAN SISWA KELAS I SDN KESATRIAN 1 MALANG DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA TUTURAN SISWA KELAS I SDN KESATRIAN 1 MALANG DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA TUTURAN SISWA KELAS I SDN KESATRIAN 1 MALANG DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR Erni Surya Irawati *) Imam Suyitno Widodo Hs. Email: erniyemirawati@gmail.com Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca dalam Tabloid Mingguan Bintang Nova dan Nyata Edisi September-Oktober 2000,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI - 13010113140096 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 1. INTISARI Semiotika merupakan teori tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah dikodratkan oleh penciptanya untuk hidup berkomunikasi, salah satu bentuk komunikasi adalah dengan bahasa. Bahasa merupakan ungkapan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk individu sekaligus makhluk sosial. Untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan morfologi dan semantik. Sehingga penelitian ini menggunakan payung penelitian morfosemantik. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominalisasi sebagai salah satu fenomena kebahasaan, mesti mendapatkan perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Bahasa adalah sistem yang rumit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di lingkungan formal. Bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Wacana 1. Pengertian Wacana Wacana adalah paparan ide atau pikiran secara teratur, baik lisan maupun tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract 1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB Putri Suristyaning Pratiwi Fathiaty Murtadho Sam Mukhtar Chan 110 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perwujudan ilokusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,

Lebih terperinci