PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL BAB I DEFINISI
|
|
- Herman Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL BAB I DEFINISI 1. Latar Belakang Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual.hidup adalah seragkaian kehilangan dan pencapaian.dukacita adalah respon alamiah terhadap kehilangan. Penting artinya untuk diperhatikan bahwa apapun yang dikatakan disini tentang proses dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif social dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Kondisi terminal merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian. Psoses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut dalam istilah disebut dying. Untuk itu perlu adanya pendampingan terhadap pasien yang menghadapi sakatarul maut ( Dying). Pada tahap pelayanan terhadap pasien dalam kondisi terminal juga bisa dikondisikan pasien dalam kondisi sakaratul maut sehingga seluruh aspek pelayanan dan perawatan pada pasien berada dalam kondisi seperti ini dapat disamakan. Bimbinglah orang yang hendak mati mengucapkan ( kalimat/perkataan) : Tiada Tuhan Selain Allah (HR. Muslim). Angat penting diketahui untuk kita, sebagai tenaga kesehatan tentang bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang tepat seperti memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien sehingga pasien dan keluaga lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut. Untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan yang unik ini rumah Sakit diperlukan suatu Panduan. Buku panduan tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan atau acuan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien tahap terminal secara komprehensip dan juga terhadap pasien dalam kondisi sakaratul maut di RS.. Tujuan Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi budaya. Mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam aspek pelayanan kesehatan. Memberikan respon pada hal psikologis, emosional, spiritual, dan budaya dari pasien dan keluarganya. Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Cara Menangani Pasien Yang Sakaratul Maut atau Hampir Meninggal. Pengertian
2 Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada pada tingkat akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus akan kebutuhannya yang unik. Pasien dalam tahap ini dapat menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan berhubungan dengan faktor psikososial, agama, dan budaya yang berhubungan dengan proses kematian. Keluarga dan pemberi layanan dapat diberikan kelonggaranmelayani pasien tahap terminal dan membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan. Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti priode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua. Kondisi terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito,1995 ) Pasien Terminal adalah pasien pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk,hal 282, 1999 ) Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan.manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ). Sakaratul Maut (Dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Selain itu, dr.h.ahmadi NH,Sp.KJ juga mendefininisikan Death : 1. Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversible. 2. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak. Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan dari hidup. ( Eny Retna Ambarawati, 2010). BAB TATA LAKSANA Pada tata laksana pelayanan pada pasien yang mengalami tahap terminal dan sakaratul maut ini dapat dilihat hal-hal yang berkaitan seperti : Diskripsi Rentang Pola Hidup Sampai Menjelang Kematian Pandangan pengetahuan tentang kematian yang dipahami oleh seseorang berbeda-beda. Adapun seorang ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang deskripsi rentang pola hidup sampai menjelang kematian adalah Martocchio. Menurut Martocchio, rentang pola hidup sampai menjelang kematian sebagai berikut :
3 1. Pola Puncak dan lembah Pola ini karakteristik periodik yang sangat tinggi (puncak) dan periode krisis (lemah). Pada kondisi puncak, pasien benar-benar merasakan harapan yang tinggi atau besar. Sebaliknya pada periode lemah, klien merasa sebagai kondisi yang menakutkan sampai bisa menimbulkan depresi. 2. Pola dataran yang turun Karakteristik dari pola ini adalah adanya sejumlah tahapan dari kemunduran yang terus bertambah dan tidak terduga, yang terjadi selama atau setelah periode kesehatan yang stabil serta berlangsung pada waktu yang tidak bisa di pastikan. 3. Pola tebing yang menurun Karakteristik dari pola ini adalah adanya kondisi penurunan yang menetap atau stabil, yang menggambarkan semakin buruknya kondisi. Kondisi ini dapat diramalkan dalam waktu yang bisa diperkirakan baik dalam ukuran jam atau hari. Kondisi ini lazim ditemui di unit Khusus (Intensive Care Unit). 4. Pola landai yang turun sedikit-sedikit Karakteristik dari pola ini kehidupan yang mulai surut dan hampir tidak teramati sampai akhirnya mengebat menuju maut. Perkembangan Persepsi Tentang Kematian Didalam kehidupan masyarakat dewasa, kematian adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Sebaliknya, pada anak-anak usia 0-7 tahun kematian itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, yang ada dipikirannya kematian adalah sesuatu hal yang hanya terjadi pada orang tua yang sakit. Mereka sangat acuh sekali dengan kematian. Seiring dengan perkembangan usianya menuju kedewasaan, mereka mengerti tentang apa itu kematian. Karena itu berkembanglah klasifikasi tentang kematian menurut umur yang didefinisikan oleh Eny Retna Ambarwati, yaitu : Bayi 5 tahun Tidak mengerti tentang kematian, keyakinan bahwa mati adalah tidur atau pergi yang temporer. 5-9 tahun Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari tahun Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak dapat dihindari, dapat mengekspresikan ideide tentang kematian yang diperoleh dari orang tua atau dewasa lainnya tahun Mereka takut dengan kematian yang menetap, kadang-kadang memikirkan tentang kematian yang dikaitkan dengan sikap religi tahun Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi dan keyakinan
4 45-65 tahun Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian merupakan puncak kecemasan 65- tahun ke atas Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung beberapa makna : terbebasnya dari rasa sakit dan reuni dengan anggota keluarga yang telah meninggal. Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang khas antara lain : 1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur angsur yang dimulai pada gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung, yang terasa dingin dan lembab. 2. Kulit nampak kebiru biruan kelabu atau pucat 3. nadi mulai tak teratur lemah dan pucat 4. terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes 5. menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas tampak lebih pasrah menerima. Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di rumah sakit.. terdiri antara lain : menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan persetujuan pasien dan atau keluarganya melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap pasien dalam tahap terminal. Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain: 1. problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya 2. problem psychology, ketidakberdayaan, kehilangan kontrol, ketergantungan, dan kehilangan diri dan harapan. 3. Problem sosial isolasi dan perpisahan 4. problem spiritual 5. ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang didapat ( dokter, perawat, keluarga dan sebagainya ) memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan hormat dan respect melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau sekunder serta memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan keluarga menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif atau terapi non tradisional melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta edukasi terhadap mekanisme penanganannya.
5 Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis lainnya. Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan Layanan tahap akhir di rumah sakit dilakukan di instalasi gawat darurat dan di unit rawat inap. Adapun proses operasional pelayanan ini atau asesmen pasien tahap terminal dilakukan oleh perawat /bidan dengan kualifikasi lulusan d3 / D4 / S1 keperawatan atau kebidanan yang mempunyai surat tanda registrasi ( STR ) dan bekerja di rumah sakit. minimal 6 bulan, yang meliputi intervensi atau mengurangi rasa sakit, gejala primer, dan atau sekunder, mencegah gejala dan komplikasi sedapat mungkin intensitas dalam hal masalah psikologis, pasien dan keluarga, masalah emosional dan kebutuhan spiritual mengenai kematian dan kesusuhan, intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga, serta mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan. Instalasi Gawat DaruratFasilitas Pelayanan pada tahap terminal meliputi : Fasilitas yang ada : 1. Monitor 2. ECG 3. Defibrilator 4. Ambubag (VSM) 5. Masker oksigen & Tabung Oksigen 6. Suction set 7. Endoctracheal tube 8. Kateter 9. Pipa endotracheal 10. Nasogastric tube (NGT) 11. Disposible Spuit 12. Alkohol swab 13. Injeksi Plug 14. Wing niddle 15. Infus set 16. Injeksi analgesic 17. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain) Unit Rawat Inap (termasuk ICU) Fasilitas yang ada : 1. Monitor (ICU) 2. ECG 3. Defibrilator 4. Ventilator (ICU) 5. Ambubag (VSM) 6. Masker oksigen dan tabung oksigen 7. Suction set 8. Endotrakeal tube 9. Kateter
6 10. Pipa endotracheal 11. Nasogastric tube (NGT) 12. Disposible spuit 13. Alkohol swab 14. Injeksi Plug 15. Wing niddle 16. Infus set 17. Injeksi Analgesik 18. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain). Unit rawat inap lainnya : Bila kondisi pasien yang terminal atau sakratul maut menempati ruang biasa seperti zaal, maka pasien ditempatkan pada bagian pinggir dekat jendela, dan ditemani oleh keluarga dan dimonitor oleh perawat sebagai penanggung jawab untuk mengontrol kondisi pasien, dan bila sewaktu-waktu mengalami perubahan kondisi dan melaporkan pada Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter jaga IGD untuk memastikan kondisi pasien. Bila pasien meninggal dunia, maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah meninggal dunia atau perawatan jenazah, dengan tujuan : Membersihkan dan merapikan jenazah, memberikan penghormatan terakhir dan rasa puas kepada sesama insani. Peralatan yang diperlukan : 1. Celemek atau Skort 2. Verban atau kassa gulung 3. Pinset 4. Sarung tangan 5. Gunting perban 6. Bengkok atau piala ginjal 1 7. Baskom 2 8. Waslap 2 9. Kantong plastik kecil (tempat perhiasan) 10. Kartu identitas pasien atau gelang identitas 11. Kain Kafan 12. Kapas lipat lembab dalam koran 13. Kasa berminyak dalam kom 14. Kapas lipat kering dalam kom 15. Kapas berminyak (Baby oil) dalam kom 16. Kapas alkohol dalam kom 17. Lysol 2-4% 18. Ember bertutup I Prosedur : 1. Memberitahukan pada keluarga pasien 2. Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah 3. Mencuci tangan
7 4. Memakai celemek atau skort 5. Memakai hands scoon 6. Melepas perhiasan dan benda-benda berharga lain diberikan kepada keluarga pasien (dimasukkan dalam kantong plastik). 7. Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dan lain-lain) 8. Membersihkan mata pasien dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 9. Membersihkan bagian hidung kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 10. Membersihkan bagian telingan dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 11. Membersihkan bagian mulut dengan kassa 12. Merapikan rambut jenazah dengan sisir. 13. Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung. 14. Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki 15. Membuka pakaian bagian atas jenazah, taruh dalam ember 16. Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung 17. Membuka pakaian bagaian bawah, taruh dalam ember 18. Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap 19. Membersihkan bagian anus dengan cara memiringkan jenazah ke arah kiri dengan meminta bantuan keluarga. 20. Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenazah 21. Melepaskan stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain kafan, lipat stick laken dan taruh dalam ember. 22. Mengembalikan ke posisi semula 23. Mengikat kaki dibagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari-jari jempol dengan menggunakan verban gulung 24. Mengikatkan identitas jenazah, pada jempol kaki 25. Membuka boven laken bersamaan dengan pemasangan kain kafan 26. Jenazah di rapikan dan dipindahkan ke brankart 27. Alat-alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat kasur 28. Merapikan alat 29. Melepas hand scoon 30. Melepaskan celemek 31. Mencuci tangan Setelah selesai perawatan jenazah, kemudian jenazah dibawa ke kamar jenazah dan setelah mencapai 2 jam, boleh dibawa pulang oleh keluarga, dengan serah terima antar perawat dan keluarga, gelang identitas dilepas. =============================================================================== BAB III DOKUMENTASI 1. Status rawat jalan emergency (Instalasi Gawat Darurat) RM
8 2. Status rawat inap RM. / Catatan Pelayanan antar profesi kesehatan 3. Format asesmen pasien tahap terminal 4. Format pelayanan kerohanian 5. Buku catatan pelayanan kerohanian 6. Surat kematian. =============================================================================== BAB IV PENUTUP Pelayanan tahap terminal merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit, yang terkait dengan keenam dasar fungsi RS, yaitu peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, pendidikan, dan penelitian. Dengan pelayanan Tahap terminal yang tepat dan berhasil guna akan membantu pasien dan keluarganya dalam melewati fase kritisnya. Perawatan kepada pasien yang menghadapi sakaratul maut (dying) oleh petugas kesehatan dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual pasien sakaratul maut dengan memperhatikan moral, etika serta menumbuhkan sikap empati dan caring kepada pasien. Penanganan pasien perlu dukungan semua pihak yang terkait, terutama keluarga pasien dan perlu tindakan yang tepat dari perawat. Panduan Pelayanan Tahap Terminal ini merupakan panduan bagi pelaksana pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan di RS... Dengan ini, diharapkan pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan RS. DIREKTUR, RS. DAFTAR PUSTAKA Sharon, Brehm. Sharon Saul Kassin (1991). Social Psychology : Understanding Human Interaction. Gladding T. Samuel (2000). Conseling L a Comprehensive Professio. New Jersey : Prentice hall. Inc. Kubler-Rose, E. (1998). On Death and Dying (Kematian sebagai bagian dari kehidupan). Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.
9 Herlin Megawe. (1998). Addult Development Psychology and Aging. USA : Mc. Graw Hill Company.
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN
Lebih terperinciDitetapkan Tanggal Terbit
ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien
Lebih terperinciNomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang
Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang 7 menit dibutuhkan Tujuan station Menilai kemampuan prosedur perawatan jenazah HIV/AIDS di RS Area kompetensi 1. Komunikasi efektif pada
Lebih terperinciKEHILANGAN DAN BERDUKA. Adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika
KEHILANGAN DAN BERDUKA A. KEHILANGAN ( LOSS ) Adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan,
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciPanduan Identifikasi Pasien
Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian
Lebih terperinciPEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.
PEMINDAHAN PASIEN Adalah pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di IGD, yang ditulis dalam surat perintah mondok/ dirawat, setelah mendapatkan persetujuan
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )
Jl.K.H. ZainalMustofa No. 310 Tasikmalaya Telp. ( 0265 ) 322333, Fax. ( 0265 ) 326767, E-Mail : rumahsakit.tmc@gmail.com www.rstmc.co.id SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PASIEN TERMINAL
PENDAHULUAN Kehidupan manusia Kelahiran & Kematian Kematian pada LANSIA Penyakit Senilitas Perawatan Lansia menjelang kematian tidak boleh dipandang rendah PERAWATAN HOSPITIUM Hospice movement Perintis
Lebih terperinciSOP PERAWATAN LUKA GANGREN
SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam
Lebih terperinciBANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciMEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.
MEMASANG KATETER A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan
Lebih terperinciTRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN
Pengertian Tujuan Kebijakan Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan pasien dari RSIA NUN ke RS lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang
Lebih terperinciPANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)
PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengertian Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
Lebih terperinciPERAWATAN JENAZAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
PERAWATAN JENAZAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Oleh: Siti Aminah, APP.,S.Pd Staf Pengajar Akper Notokusumo Yogyakarta Kasus : Tn. A (40 tahun) meninggal dunia 10 menit yang lalu. Pada tubuh jenazah masih terpasang
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan holistik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)
PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan
Lebih terperinciBAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG
BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
Lebih terperinciCODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan
Standar Prosedur Operasional (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Diperiksa Oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam
Lebih terperinciPANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN
PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294 Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727 i SURAT
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN
PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN I. DEFINISI Pelayanan pasien adalah penyediaan jasa oleh Rumah Sakit kepada orang sakit yang dirawat di Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016
Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciPENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan
Lebih terperinciKOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT
KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT INSTRUMEN AKREDITASI RUMAH SAKIT STANDAR AKREDITASI VERSI 212 Edisi 1, tahun 212 Bab PP BAB 4. PELAYANAN PASIEN STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN >8% Terpenuhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
Lebih terperinciProsedur Penilaian Pasca Sedasi
Prosedur Penilaian Pasca Sedasi Revisi STANDART Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang PENGERTIAN : Penilaian kondisi pasien yang sudah tidak terpengaruh obat anastesi. TUJUAN : Memberikan pelayanan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan sakit pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah banyak ditemui di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan selama dirawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien kritis dengan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) memiliki morbilitas dan mortalitas yang tinggi. Mengenali ciri-ciri cepat dan penatalaksanan dini yang sesuai
Lebih terperinci1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian
Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit (ICU) merupakan suatu unit yang telah dirancang untuk memberikan perawatan pada pasien dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif
Lebih terperinciPANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hampir setiap hari di Rumah Sakit banyak terjadi pemindahan / pengangkatan pasien yang darurat atau kiritis,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang memengaruhi status kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, perilaku,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang mempelajari kombinasi teori dan praktek yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada fungsi ginjal, dimana tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
Lebih terperinci- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG
- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciPENGERTIAN TUJUAN. Kriteria Penyakit Terminal 04/06/2012. Joko Susanto Akademi Keperawatan Kabupaten Lamongan
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal Oleh : Joko Susanto Akademi Keperawatan Kabupaten Lamongan Email : snjk@yahoo.com 6 7 8 9 0 Pengertian Tujuan Kriteria Penyakit Terminal Jenis-jenis Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciDisusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciDigunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain
BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan cermat serta
Lebih terperinciPertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida
INDONESIA Peranan CropLife Indonesia Pertolongan Pertama Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida pada Keracunan Pestisida CROPLIFE INDONESIA - vegimpact Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciOLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314
LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciMODUL PALIATIF RSCM RUDI PUTRANTO TIM PALIATIF RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
MODUL PALIATIF RSCM RUDI PUTRANTO TIM PALIATIF RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 Daftar Isi : 1. Modul Prinsip Paliatif 2. Modul Komunikasi 3. Modul Penilaian 4. Modul Tatalaksana 1. MODUL
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengancam bagi setiap orang, terutama bagi anak yang masih
Lebih terperinciDr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga
Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga Pendahuluan Pusat perhatian pelayanan kesehatan : - Core : Pasien - Cure : Pengobatan - Care : Perawatan Pada kondisi dimana pasien telah berada pada stadium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciSOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Puskesmas Kendit SOP/ PENGUKURAN TEKANAN DARAH RAWAT JALAN... drg. DINA FITRYA, M.Kes 19731026 200501 2 006 Pengerti Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter an Untuk mengetahui ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciRSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI
RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI MEDAN, JANUARI 2016 PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI BAB 1 DEFENISI Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit
Lebih terperinciBAB I DEFINISI A. PENGERTIAN
BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN Pelayanan yang beresiko tinggi merupakan pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, resiko bahaya pengobatan, potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara beban kerja dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciFILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.
FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat
Lebih terperinciBAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP
BAB I DEFINISI Pelayanan ambulance adalah pelayanan transportasi dengan mobil ambulance Rumah Sakit Awal Bros Batam untuk merujuk, memindahkan atau memulangkan pasien Penilaian kebutuhan transportasi dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015
Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing
Lebih terperinci1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP
NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kemajuan utama dalam perawatan kesehatan modern adalah perbaikan perawatan akhir hayat pada pasien yang mengalami penyakit terminal. Sebagian besar pasien
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinci