BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI. pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1
|
|
- Yandi Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI A. Akhir Hayat Sunan Gunung Jati Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1 Jenazahnya dikebumikan dipuncak Gunung Sembung/Astana Agung Gunung Jati Cirebon dan Falatehan/Fadhilah Khan, adik Sunan Gunung Jati dikebumikan juga disana. Dalam manuskrip tradisi Cirebon dan menurut penelitian H.J. De Graff ada ketidak cocokan tentang asal-usul Sunan Gunung Jati, tetapi menulis menemukan beberapa pernyataan yang menguatkan bahwa Sunan Gunung Jati bukanlah tokoh yang disebut Tagaril/ki Bagus Paseh/Faletehan yang disebut De Graff. Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun ( ) dimakamkan di Giri Nur Cipta Rengga (Kompleks Astana Gunung Sembung, sekitar lima kilometer arah utara kota Cirebon), setelah delapan puluh sembilan tahun berkhidmat membangun Kerajaan Cirebon yang berdaulat dan berwibawa. 2 Sepeninggal Sunan Gunung Jati, keturunannya kemudian melanjutkan pemerintahan di Kesultanan Cirebon. Selain makamnya, masih banyak peninggalan Sunan Gunung Jati yang dalam segi fisik maupun non-fisik memiliki filosofis yang berkesinambungan antara budaya Hindu dan budaya Islam. Pengislaman yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Cirebon hingga Banten 1 Prodjokusumo, Taufik Abdullah, dkk., Sejarah Umat Islam Indonesia. (Jakarta: PP MUI, 1991), hlm Zaenal Masduqi, Cirebon Dari Kota Tradisional Ke Kota Kolonial. (Cirebon: CV. Pangger, 2011), hlm
2 110 mengindikasikan adanya toleransi dari Sunan untuk menghargai kebudayaan Hindu sehingga lebih mudah dijalani masyarakat pada masa transisi. B. Cirebon Pasca Islamisasi Sepeninggal Sunan Gunung Jati, Kesultanan Cirebon beberapa kali mengalami goncangan karena penerusnya yang terbilang masih cukup muda. Akan tetapi penulis membatasi materi dan hanya akan memaparkan hasil Islamisasi Kesultanan Cirebon dibawah Sunan Gunung Jati. Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati telah dijelaskan diatas melalui metode yang bijaksana dan penuh hikmah. Seperti dijelaskan dalam buku Sejarah Umat Manusia bahwa Islamisasi di Asia Tenggara khususnya di Indonesia tidak dilakukan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan penganutan sukarela dari penguasa setempat yang diikuti oleh masyarakat dibawahnya. Orang-orang Indonesia menyelaraskan penganutan mereka terhadap Islam dengan pelestarian budaya India yang mereka peroleh selama masa pra-islam. 3 Islamisasi yang di Kesultanan Cirebon melalui jalur toleransi yang yang telah dilakukan Sunan Gunung Jati mencapai sebuah kesimpulan yang ditemukan penulis bahwa ada dua poin yang melandasi Islamisasi di Cirebon. Seperti dikutip dari pendapat Siddique yang menyatakan bahwa Sunan Gunung Jati dimasukkan kedalam anak bangsa kaum santri sebagai legitimasi dari peran, fungsi, dan kedudukan esensial Sunan Gunung Jati sebagai panatagama. 4 Poin pertama 3 Toynbee, Arnold, Sejarah Umat Manusia. terj. Agung Prihantoro, dkk. Dari judul asli, Mankind and Mother Earth A Narrative of The World. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006). Hlm Dadan Wildan, Sunan Gunung Jati, (Ciputat: Salima, 2012). Hlm. 256.
3 111 adalah Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati melalui proses yang sangat toleran terhadap budaya lama yaitu budaya Hindu-Budha sehingga cepat dirasuki masyarakat. Poin kedua adalah kenyataan bahwa Sunan Gunung Jati adalah Sultan pertama di Cirebon, berperan sebagai Raja dan Ulama mempercepat Islamisasi yang diusahakan di Cirebon karena kekuasaan yang disandang Sunan Gunung Jati sangat sarat akan legitimasi seorang penguasa terhadap bawahannya. Kesultanan Cirebon seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam perspektif Berger dan Luckmann memiliki tiga aspek penting yaitu aspek ekonomi, politik, dan aspek lembaga kerajaan Islam. Keraton Kasepuhan sebagai pusat konsentrasi memegang peranan penting dalam perkembangannya, dari keraton pembangunan diperluas ke daerah-daerah sekitarnya. Oleh karena itu, dalam buku Sunan Gunung Jati peninggalan pemerintahan Sunan Gunung Jati sarana-prasarana Kesultanan Cirebon antara lain berupa kematangan dalam sarana perdagangan dan transportasi. Telah terpenuhinya kerajaan pesisir dengan berdirinya keraton sebagai pusat pemerintahan, telah dibangunnya Masjid Agung sebagai tempat utama syiar Islam, dan adanya pelabuhan Muarajati sebagai andalan peningkatan ekonomi, kesemuanya didukung oleh transportasi yang memadai. 5 Terpenuhinya sarana dalam persdagangan dilatarbelakangi juga oleh kenyataan adanya hubungan erat dengan kerajaan Demak di Jawa Tengah dan Kesultanan Banten di bagian Barat. Selain itu, pengaruh Kesultanan Cirebon sepeninggal Gunung Jati yang dilimpahkan kepada cicitnya Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa- 5 Dadan Wildan, op. cit., hlm. 253.
4 112 masa ini juga pengaruh Cirebon dalam seni bangunan meninggalkan jejak dalam ragam seni hias bangunan, sebut saja Keraton Kasepuhan, Masjid Agung, dan Makam Sunan Gunung Jati yang memiliki gaya khas Islam masa transisi. C. Peninggalan-Peninggalan Kesultanan Cirebon Pada masa Kesultanan Cirebon berdiri, selama 89 tahun Sunan Gunung Jati membangun kekuatan Islam dengan berbagai upaya. Dalam hal pemerintahan, ekonomi, hingga masalah sosial budaya Sunan Gunung Jati melandasinya dengan upaya dakwah Islam. Setelah wafatnya Sunan Gunung Jati, ada begitu banyak peninggalan saat Islamisasi Cirebon. Berbagai peninggalan ini oleh penulis dibagi menjadi dua bagian yaitu bangunan antara lain Keraton Kasepuhan, Masjid Agung Sang Ciptarasa, dan makam Sunan Gunung Jati yaitu Astana Gunung Jati. Peninggalan lainnya adalah yang masih dirayakan yaitu Maulid Nabi Muhammad S.A.W. yang dalam tradisi Cirebon dirayakan dengan iring-iringan panjang jimat. 1. Bangunan Peninggalan Sunan Gunung Jati a. Keraton Kasepuhan Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan peninggalan yang sangat penting bagi berkembangnya Islam di Jawa Barat (lihat lampiran 2, gambar 2.1). Seperti yang telah kita ketahui bahwa Keraton Kasepuhan adalah Dalem Agung Pakungwati, dimana Pangeran Cakrabuana membangun dan mendirikan Negeri Carbon. Setelah tahta Pangeran Cakrabuana diturunkan kepada menantu sekaligus keponakannya, Sunan Gunung Jati, perluasan dilakukan hingga berbentuk seperti saat ini.
5 113 Letak Keraton Kasepuhan disebelah selatan alun-alun kerajaan, sebuah tempat lapang dimana masyarakat saat itu dikumpulkan untuk beberapa upacara ataupun untuk berdakwah. Susunan pusat ibu kota Kerajaan Cirebon yang masih bisa disaksikan hingga sekarangmerupakan prototype awal dari karakteristik pusat kota di Indonesia yang bercorak Islam yang menjadi model tata kota keraton-keraton Islam di Nusantara. 6 Secara umum, unsur-unsur keraton di Kesultanan Cirebon adalah alun-alun sangkala buana yang sekarang dikenal dengan nama alun-alun Kebumen, disebelah selatannya adalah Keraton Kasepuhan, sebelah baratnya adalah Masjid Agung Sang Ciptarasa, dan bagian timur terdapat kegiatan ekonomi yaitu pasar Kasepuhan tapi saat ini sudah dipindahkan kesebelah utara alun-alun. Keraton Kasepuhan memiliki bagian-bagian yang menampilkan unsur-unsur dakwah yang tersirat. Dalam buku Sunan Gunung Jati dijelaskan bahwa bagian depan Keraton Kasepuhan terdapat siti inggil 7. Dalam buku Sejarah Daerah Jawa Barat, dijelaskan bawha ada pertemuan/audiensi yang dilakukan raja dengan para pejabat atau masyarakat umum guna menyampaikan laporan-laporan mengenai peemerintahan, ekonomi, dll. Tempat beraudiensi di Banten disebut dipangga, sedangkan ditempat lain yaitu di Jogja dan Surakarta dinamakan 6 Dadan Wildan, op. cit., hlm Siti berarti tanah, inggil berarti tinggi, jadi secara harfiah siti inggil merupakan tanah tinggi atau panggung. (lihat Dadan Wildan, 2012: 259)
6 114 sitiinggil atau sitiluhur. 8 Keberadaan siti inggil merupakan bentuk keterbukaan para pejabat kerajaan dalam mengemukakan pendapat dan memberi laporan dengan bermusyawarah. Bangunan sitiinggil Keraton Kasepuhan dibangun pada 1425 M. Dalam buku Sunan Gunung Jati bangunan sitiinggil terdiri dari beberapa bangunan tidak berdinding, antara lain bangunan pendawa lima yang memiliki lima tiang yang melambangkan rukun Islam merupakan tempat berkumpul para pengawal sultan. Semar kenandu bangunan bertiang dua melambangkan dua kalimat syahadat sebagai tempat duduk penasehat sultan. Malang semirang posisinya disebelah semar kenandu berfungsi sebagai tempat duduk sultan saat melihat ke arah alun-alun atau saat mengadili terdakwa yang dituntut hukuman mati. Mande karesmen adalah tempat dibunyikannya gamelan sekaten pada tanggal 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah, serta mande pengiring yang berfungsi sebagai tempat pengiring sultan atau tempat hakim ketika menyidangkan terdakwa yang dihukum mati. Selain sitiinggil, bangunan lain yang memiliki filosopis lainnya adalah jembatan yang menghubungkan keraton dengan dunia luar yaitu kreteg pengrawit 9. Jembatan ini mengandung makna bahwa setiap orang yang hendak masuk kedalam keraton harus memiliki tujuan yang baik. 8 M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, op. cit., hlm Kreteg berarti perasaan dan rawit berarti lembut atau halus. (lihat Dadan Wildan, 2012: 260)
7 115 Bangunan Keraton Kasepuhan sebagai media dakwah memiliki berbagai makna filosopis disetiap bangunannya, sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa keraton juga digunakan sebagai sarana dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati. b. Masjid Agung Sang Ciptarasa Masjid Agung Sang Ciptarasa terletak di sebelah barat alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon (lampiran 2, gambar 2.7). Sebelumnya, Masjid Agung Sang Ciptarasa dikenal juga dengan nama Masjid Pakungwati karena pendirian masjid ini atas prakarsa istri Sunan Gunung Jati yaitu Nyai Pakungwati. Masjid Agung Sang Ciptarasa selain sebagai tempat beribadah, berfungsi juga sebagai berbagai ritual keagamaan Islam dan dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati. Sebelumnya telah dijelaskan mengenai sejarah pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa. Maka bagian ini penulis hanya memaparkan beberapa bagian masjid yang merupakan peninggalan Sunan Gunung Jati. Dalam buku Sunan Gunung Jati ada bagian-bagian tertua dari Masjid Agung Sang Ciptarasa diantaranya bagian inti masjid yang berhias pola bunga teratai, terdapatnya soko guru yang terbuat dari soko tatal. Selanjutnya pada bagian mihrab terdapat ukiran berbentuk bunga teratai yang menurut cerita dilkus langsung oleh Sunan Gunung Jati, berada persis didepan tempat imam berdiri melambangkan hayyun ila rahin (hidup tanpa ruh). Selanjutnya dalam Masjid Agung ini terdapat tiga
8 116 buah ubin didepan imam simbol ajaran Islam yang bertanda khusus yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. c. Astana Gunung Jati Pada tahun 1568 M, Kesultanan Cirebon berduka atas berpulangnya Sultan pertama Cirebon yang telah berjasa besar dalam Islamisasi di Jawa Barat umumnya, Cirebon Khususnya yaitu Sunan Gunung Jati. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Sunan Gunung Jati dimakamkan di Astana Gunung Sembung, sekitar lima kilo meter dari keraton. Sesungguhnya ada dua klaster komplek makam yang satu sama lain berdekatan, dipisahkan oleh jalan raya Cirebon-Jakarta. 10 Dalam buku Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra dijelaskan bahwa kedua klaster itu menempati dua bukit yaitu bukit Gunung Sembung ditempati oleh makammakam keluarga Kesultanan Cirebon keturunan Sunan Gunung Jati, dan bukit Amparan Jati yang ditempati oleh para penyebar Islam di Cirebon pra-sunan Gunung Jati (lihat lampiran 3). Dijelaskan sebelumnya bahwa Bukit Amparan Jati/Gunung Jati merupakan tempat Syekh Datuk Kahfi menyebarkan Islam dengan mendirikan pesantren. Selanjutnya Syarifah Muda im, ibunda Sunan Gunung Jati yang diperkenan kan tinggal di dekat Amparan Jati, bersama Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam sampai ke Bukit Sembung. 10 Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah). (Jakarta: CV. Putra Sejati Raya, 1997), hlm. 143.
9 117 Disanalah awal mula perkembangan Islam dan berdirinya Kesultanan Cirebon. 2. Upacara Maulid Nabi Muhammad S.A.W. di Keraton Kasepuhan Cirebon Pada bab IV telah dijelaskan mengenai peringatan Maulid Nabi yang dirayakan masyarakat Cirebon. Sebagai salah satu media dakwah, kebudayaan Hindu memeringati hari besar diubah menjadi memeringati hari lahir Nabi Mu hammad S.A.W. Dengan begitu, secara halus masyarakat Cirebon yang sebelumnya lekat dengan budaya Hindu perlahan tertarik masuk Islam. Apalagi dengan media gamelan sekaten, dimana sebagai tiket masuknya diharuskan membaca dua kalimat syahadat (lihat lampiran 4, gambar 4.1). Dalam naskah-naskah tradisi Cirebon dijelaskan bahwa pertama kali perayaan Maulid Nabi diperingati secara besar-besaran adalah ketika Sunan Gunung Jati dinobatkan sebagai wali kutub pada tahun 1970 M. Dikisahkan saat itu Sunan Gunung Jati selalu didampingi murid setianya yaitu Raden Said yang lebih kita kenal Sunan Kalijaga. Menurut buku Sejarah Cirebon setelah Sunan Kalijaga diberi pengertian oleh Sunan Gunung Jati bahwa dakwah Islam tetap harus mengindahkan adat setempat agar masyarakat tertarik mempelajarinya maka dibuatlah sandiwara yang diiringi gong sekati atau gamelan Sukahati. Oleh karena itu Sunan Gunung Jati menempatkan gamelan di Masjid Agung atau Mande Karesmen tatkala menyambut Maulid Nabi Muhammad S.A.W. 11 Pada masa Sunan Gunung Jati tujuannya adalah 11 Gamelan di Masjid Menyambut Mauludan di Kasepuhan, Buana Minggu, 6 Oktober 1991.
10 118 memanggil masyarakat Cirebon agar tertarik pada musik gamelan, untuk masuk melihatnya cukup dengan mengucap dua kalimat syahadat dan secara otomatis mengikuti dakwah hingga usai acara. Masyarakat Cirebon mengenal perayaan Maulid Nabi dengan istilah Iring-Iringan Panjang Jimat. Upacara Iring-Iringan Panjang Jimat ini merupakan pawai allegorie yang menggambarkan kelahiran seorang anak yatim yang kelak menjadi Rasul Allah, yaitu Nabi Muhammad S.A.W. 12 Meskipun tidak digambarkan secara harfiah, tetapi penggambaran kelahiran ini tersirat dalam sandywara iring-iringan Panjang Jimat yang diartikan oleh Lurah Keraton Kasepuhan yang dikutip dari buku Sejarah Cirebon sandy adalah sembunyi dan wara adalah wejangan/nasehat. Sedangkan sekaten merupakan keramaian selama acara Maulid Nabi. 13 Jadi dalam tradisi Cirebon setiap tujuh hari menjelang tanggal 12 Rabi ul awal yaitu tanggal 5 Rabi ul awal telah ada keramaian di alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon. Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati, sekaten merupakan penabuhan gamelan sekati untuk menarik perhatian masyarakat Cirebon, tujuannya terutama untuk media dakwah Islam. Saat ini, acara sekaten yang dirayakan di Cirebon identik dengan pasar malam yang digelar di alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon. Pasar mala mini menjadi penanda 12 Wawancara dengan Tatang Subandi, 22 april 2014, Keraton Kasepuhan Cirebon. 13 P. S. Sulendraningrat, Sejarah Cirebon. (Jakarta: Depdikbud, 1978), hlm
11 119 akan datangnya perayaan Maulid Nabi, puncaknya adalah ketika iring-iringan Panjang Jimat pada puncak acara Maulid Nabi. Bagaimanapun kita mengartikannya, upacara Maulid Nabi ini merupakan salah satu bentuk penghormatan ulama besar Cirebon terhadap Rasullullah S.A.W. Pada masanya bertahta, bahkan Sunan Gunung Jati beserta para wali lainnya setanah Jawa mampu berfikir sedemikian rupa sehingga Islam dapat berkembang pesat hingga saat ini, salah satu media dakwahnya adalah upacara Maulid Nabi. Dari pemikiran-pemikiran yang efisien dan bijaksana, Sunan Gunung Jati mampu secara bijaksana berperan aktif dalam mengembangkan Islam di Jawa Barat umumnya, di Cirebon khususnya.
, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.
Lebih terperinci2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah
BAB VII KESIMPULAN Cirebon merupakan daerah Pesambangan yaitu sekitar lima kilometer dari kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah wungkuk. Cirebon sendiri saat itu terbagi
Lebih terperinciDAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN
DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN 1479-1568 JURNAL Oleh : Titan Rohkmutiana Hardhi Pembimbing : M. Nur Rokhman, M. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciBAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON. perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial, politik, dan budaya serta
BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON A. Dalam Bidang Politik Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati selama 89 tahun, banyak perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya
Lebih terperinciAlang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang- Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden Walangsungsang 1 diubah
Lebih terperinciARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara
Lebih terperinciBAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI. Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah
BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI A. Kondisi Geografis Cirebon Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah sebuah pedukuhan yang berkembang menjadi negeri kemudian menjadi sebuah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan
BAB V PENUTUP Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan orang-orang Islam di Jawa. Kedudukan dan kelebihan Masjid Agung Demak tidak terlepas dari peran para ulama yang bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tradisi upacara panjang jimat keraton kasepuhan sebagai aset budaya lokal kota
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terbentuk dari beragam kultur dan struktur sosial yang berbeda-beda. Kultur yang ada di negara ini sangat heterogen. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan
Lebih terperinciSistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk
Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Kota Cirebon di Propinsi Jawa Barat, merupakan salah satu kota tua yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah.
Lebih terperinciGaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,
BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu mesin penggerak perekonomian dunia yang terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap kemakmuran sebuah negara. Pembangunan pariwisata mampu
Lebih terperinciWujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia
Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Lebih terperinciMakalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.
Fenomena Dandangan dalam perspektif syiar islam Makalah Di susun guna memenuhi tugas Mata kuliyah : Ilmu dakwah Dosen Pengampu : Di susun oleh 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
SEJARAH KERAJAAN CIREBON DAN KERAJAAN BANTEN Disusun Oleh Kelompok 3 Rinrin Desti Apriani M. Rendi Arum Sekar Jati Fiqih Fauzi Vebri Ahmad UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KERAJAAN CIREBON Kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk : Keadaan Alam Indonesia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Tema Sub Tema Pertemuan Ke/JP : SMP Negeri 1 Prambanan Klaten : VII/1(satu) : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : Keadaan
Lebih terperinci2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin dalam berbagai kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan
Lebih terperincidisamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan
Gambar 40. Perletakan tiang, dinding, dan lantai Masjid Agung kasepuhan. (sumber, data survey lapangan). Perletakkan, pemilihan bahan, dan penerapan konstruksi untuk komponen bangunan masjid, disamping
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Peringatan ini diperingati sebagai hari lahirnya nabi Muhammad yang merupakan nabi
Lebih terperinciTOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA
TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten di Kraton Yogyakarta (Studi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panjalu merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Ciamis Utara. Secara geografis Panjalu mempunyai luas wilayah sebesar 50,60 Km² dengan jumlah penduduk 46.991
Lebih terperinciBAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5
BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5
Lebih terperinciE. KOMPLEKS PEMAKAMAN ASTANA GUNUNG SEMBUNG
LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA L1 A. KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN Denah Kompleks Keraton Kasepuhan Unsur Kebudayaan Islam Unsur kebudayaan Tionghoa L4 L5 L7 B. MASJID AGUNG SANG CIPTA
Lebih terperinciStudi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Studi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon Farhatul Mutiah farhamutia@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah Tinggi Teknologi C irebon. Abstrak
Lebih terperinciKERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak
KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri
Lebih terperinciPengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia
Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014
Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita
Lebih terperinciANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX Tugas pada Mata Kuliah Analisis Materi Tarikh/ Kebudayaan Islam-B Dosen:Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag. Oleh: Fikriyani Thoyyibah (20100720018)
Lebih terperinciSunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah selalu menampilkan dimensi ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu mengandung tiga unsur pelaku,
Lebih terperinciBAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten
BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, kerajaan Kalinyamat mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pengembangan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis
Lebih terperinciBAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng
BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON A. Gambaran Kota Cirebon 1. Sejarah Kota Cirebon Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan spiritual setiap orang seringkali mengalami pasang surut, ada kalanya mengalami kehampaan sehingga timbul hasrat ingin mengisi kekosongan qalbunya.
Lebih terperinciSetelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD
BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan
Lebih terperincidiajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,
Lebih terperinciKEBUDAYAAN SUKU BANJAR
KEBUDAYAAN SUKU BANJAR 1. Batasan Membahas tentang kebudayaan suatu kelompok masyarakat merupakan bagian yang paling luas lingkupnya. Dalam tulisan ini kebudayaan dipahami sebagai sesuatu yang menunjuk
Lebih terperincipada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad
Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama
Lebih terperinciSD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1
1. Perhatikan percakapan di bawah ini. SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1 Udin senang sekali berada di kompleks Masjid Agung Demak. Banyak hal yang
Lebih terperinciLebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara Etimologi istilah seni berasal
Lebih terperinciBAB IV DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON
BAB IV DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON A. Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah dan Syarifah Muda im sampai di Caruban pada tahun 1475 M. 1 Sesampainya
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ISLAM
A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks
Lebih terperinciASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NILAM FAHRIDA A 220080068 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta LAMPIRAN
LAMPIRAN KELUARGA : PANGERAN CAKRABUWANA (R.WALANGSUNGSANG/HAJI ABDULLAH IMAN/KI SAMADULLAH) KUWU CARUBAN LARANG KE II 1423 1529 No Sumber : Purwaka Caruban Nagari. NAMA TAHUN ISTRI/SUAMI KAWIN NAMA AYAH/IBU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat, merupakan kekayaan budaya yang sarat dengan nilai-nilai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya tradisi lisan yang banyak tersebar diseluruh pelosok indonesia. Berbagai bentuk tradisi lisan apakah cerita
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah
Mam MAKALAH ISLAM Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah 13, februari 2014 Makalah Islam Wali Songo, antara Legenda dan Fakta Sejarah Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam (RUMI) Mungkin generasi
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kamus visual, tempat bersejarah, keraton, keraton Kasepuhan, Cirebon, promosi. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam makalah ini, penulis membuat buku desain tentang Keraton Kasepuhan Cirebon. Mengingat generasi muda saat ini kurang mulai melupakan warisan kebudayaan dan tempat tempat bersejarah lokal di
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan berikut : Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat di ambil kesimpulan sebagai 1. Situs Sunan Bayat termasuk dalam wilayah Kelurahan Paseban. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.
Lebih terperinciISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas.
ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah
Lebih terperinciPETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO
95 96 Lampiran 1, Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO Sumber: I Wayan Badrika, Sejarah untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm. 16. 97 Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI
Lebih terperinciBAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK
BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK A. Sejarah Desa Kadilangu Tanah Kadilangu merupakan tanah hadiah yang diberikan dari Sultan Demak Raden Patah kepada
Lebih terperinciBAB III ANALISIS ATAS KEDUDUKAN TANAH ADAT KERATON KESEPUHAN CIREBON DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960
BAB III ANALISIS ATAS KEDUDUKAN TANAH ADAT KERATON KESEPUHAN CIREBON DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 A. Sejarah Kota Cirebon Kisah asal-usul Cirebon adalah sebuah daerah di laut Pantai
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING TEMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING TEMA RITUAL ADAT SEKATEN DI KRATON SURAKARTA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI DAN BUDAYA MASYARAKAT DI SOLO Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Drs.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa dan keturunan, baik dari keturunan Cina, India, Arab dan lain-lain. Setiap golongan memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciMbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I
MAKALAH ISLAM Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I 26 Maret 2014 Makalah Islam Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam/Rumi)
Lebih terperinciBAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Gambaran Umum Desa Bajur 1. Letak Lokasi Masyarakat Bajur merupakan salah satu suku bangsa yang berada di wilayah
Lebih terperinciBERBAGAI MACAM GUNUNGAN DALAM UPACARA GAREBEG (GREBEG) DI KERATON YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati
BERBAGAI MACAM GUNUNGAN DALAM UPACARA GAREBEG (GREBEG) DI KERATON YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati Keraton Yogyakarta setiap tahun menyelenggarakan tiga kali upacara garebeg, yaitu: Garebeg Maulud, Garebeg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia dengan berbagai suku bangsa memiliki kekayaan motif hias yang terdapat pada hasil karya sebagai wujud dari kebudayaan yang melambangkan gagasan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu dimungkinkan oleh adanya kebudayaan. Kebudayaan tidaklah dihasilkan oleh masyarakat
Lebih terperinciCIREBON KERATON NO KEKKON SHIKI NO FUKU
CIREBON KERATON NO KEKKON SHIKI NO FUKU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SEPRIYESTY NIM : 04 2203 081 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten
Lebih terperincic. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan
Lebih terperinciMasjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan Muhammad Fadhil Fathuddin muhammadfadhilf@student.itb.ac.id Program Studi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri
Lebih terperinciProsiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Kajian Hubungan dengan Pilgrim (Studi Kasus: Makam Sunan Gunungjati Desa Astana Kabupaten Cirebon) Relationship Actor of Space with Pilgrim Tourism
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk
Lebih terperinciPotret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
3 Kesenian dan Permainan Tradisional 79 KESOHORNYA SENI SIMTUDDUROR Seni Simtudduror yang merupakan seni tradisional bagi masyarakat. Kalau boleh dibilang, label sebagai Kota Santri yang disandang tentunya
Lebih terperinci