Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini"

Transkripsi

1 Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini Zakiyah 1*, Makhful 1, Labib Sajawandi 2 1 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokero 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMP 1 zakiyah_ump@yahoo.com ABSTRAK Akhir-akhir ini anak-anak cenderung menujukkan perilaku yang menyimpang dan melanggar norma, baik norma agama, hukum, norma sosial maupun norma moral. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai perilaku seperti ; sering terjadinya tawuran antar pelajar, mengkonsumsi obat obat terlarang, seks bebas dan lain sebagainya. Perilaku tersebut merupakan efek panjang dari pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang gagal dari orang tua dan guru. Bahkan disinyalir hal tersebut dikarenakan kegagalan pendidikan pada usia sebelumnya yakni usia ketika anak dalam rentang usia kanak-kanak (usia dini). Penerapam Ipteks IbM Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran dan Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas ini mempunyai tujuan memberikan pemahaman komprehensif tentang model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini, yang kreatif dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Metode yang digunakan dengan melibatkan keaktifan peserta dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dengan menggunakan metode ceramah dialogis, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok dan praktek langsung di TK mitra. Hasil kegiatan, model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak bagi usia dini dilakukan dengan integratif (menyatupadukan pembinaan dengan tema pembelajaran saat itu) dengan mengikuti langkah langkah :1) appersepesi,2) bercakap-cakap tentang nilainilai agama dan moral (sesuai dengan indikator), 3) berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilainilai agama dan moral, 4) penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator, 5) permainan nilai-nilai agama dan moral, 6) refleksi permainan, 7) penekanan nilai-nilai agama dan moral dan 8) tindak lanjut dari pembinaan. Disamping itu pengabdian menghasilkan berbagai skenario model pembinaan yang merupakan langkah kongkrit perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan yang memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian Kata kunci : model pembinaan nilai-nilai agama dan moral, anak usia dini, perilaku. PENDAHULUAN Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS), sehingga anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Asmani, 2009 : 88). Dengan demikian anak usia dini adalah anak yang mempunyai kekhususan psikologis dan perlu mndapat bimbingan dan pendidikan dari orang dewasa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya Hasil penelitian Hasan (2009 : 23) menyebutkan Anak usia dini adalah anak dalam fase keemasan (golden age) yang membutuhkan sentuhan pendidikan yang unik dan kreatif dari seorang pendidik dengan menggunakan berbagai metode dan model yang menyenangkan sesuai dengan usia, kejiwaan dan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berhasil secara maksimal. Seorang pendidik anak usia dini harus mampu memberikan pembelajaran kepada anak usia dini yang kreatif, inovatif dan peka terhadap kejiwaan anak Sementara itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan hidup supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mampu menghadapi kehidupan selanjutnya dengan wajar dan sukses (Hariwijaya dan Bertiani, 2009 : 24). Dalam pandangan Islam anak sejak lahir sebenarnya sudah dibekali dengan berbagai potensi oleh Allah untuk membekali dirinya dalam mengarungi kehidupan Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kembaran adalah salah satu organisasi para kepala Taman Kanak-Kanak yang mempunyai tujuan meningkatkan kinerja para Kepala dalam mengelola dan memimpin Taman Kanak-Kanak di wilayahnya. Saat ini kelompok K3TK mengalami kesulitan ketika harus merencanakan, mengaplikasikan dan mengevaluasi pembinaan keagamaan bagi anak usia dini dalam rangka 83

2 menyiapkan anak dengan nilai-nilai agama dan moral, hal tersebut dikarenakan minimnya para guru TK yang mumpuni dalam bidang keagamaan (karena para guru tidak dari basic agama), disamping juga lemah dalam metodologi (karena banyak diantara para guru yang hanya tamat sekolah Menengah Atas atau yang sederajad) Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK menyadari bahwa pembinaan nilai- nilai agama dan moral bagi anak usia dini merupakan salah satu kurikulum sesuai dengan Permendiknas No. 58 Th Sementara itu mendidik agama anak usia dini tidak semudah mendidik anak usia lain, karena membutuhkan metode dan model yang khusus dan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan usia, karakteristik dan kejiwaan anak usia dini (Wawancara dengan Ketua K3TK, 7 Mei 2012). Berikut lingkup Perkembangan nilai-nilai agama dan moral sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas No. 58 Th (Tabel 1). Lingkup Perkembangan Nilai-nilai Agama dan Moral Tabel 1. Tingkat pencapaian perkembangan nilai-nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini Sumber : Permendiknas No. 58 Th Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 <5 tahun Usia 5-6 tahun 1. Mengenal Tuhan melalui agama 1. Mengenal agama yang dianut yang dianutnya 2. Membiasakan diri beribadah 2. Meniru gerakan beribadah 3. Memahami perilaku 3. Mengucapkan do a sebelum mulia(jujur, penolong, sopan, dan/atau sesudah melakukan hormat dsb) sesuatu 4. Membedakan perilaku baik 4. Mengenal perilaku baik/ sopan dan buruk dan buruk 5. Mengenal ritual dan hari 5. Membiasakan diri berperilaku baik besar agama 6. Mengucapkan salam dan memberi 6. Menghormati agama orang salam lain Sementara itu Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas merupakan organisasi yang menjadi wadah kegiatan para guru yang ada di lingkungan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah (TK ABA). Organisasi ini juga mempunyai misi untuk memajukan TK ABA yang ada di wilayah Sokaraja Banyumas dengan selalu berkoordinasi dengan para pimpinan yang ada Beberapa program yang sudah dilaksanakan adalah mengundang para tokoh pendidikan anak usia dini, revitalisasi keberadaan TK ABA dan kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan pembinaan anak usia dini secara keseluruhan, termasuk didalamnya pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini. Saat ini IGB kesulitan dalam hal menemukan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang sesuai dan cocok dengan perkembangan kejiwaan dan intelegensi anak (Wawancara dengan pembina IGB, 10 Mei 2012) Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran mempunyai anggota 28 orang, dengan latar belakang yang variatif dari tingkat SLTA dan yang sederajat sampai Sarjana SI. Para kepala TK ini selalu berkoordinasi dengan Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) setempat untuk mengelola taman Kanak-kanak yang ada di wilayah Kembaran Banyumas. Berikut data anggota K3TK berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Data Anggota K3TK Kecamatan Kembaran Berdasarkan Jenjang Pendidikan No. Jenjang Pendidikan Jumlah 1. SMA dan yang Sederajad 7 orang 2. D.II 5 orang 3. KPG 7 orang 4. S.I 9 orang Jumlah : 28 orang 84

3 Tabel 3. Data Anggota IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas Berdasarkan Jenjang Pendidikan No. Jenjang Pendidikan Jumlah 1. SMA dan yang Sederajad 18 orang 2. D.II 7 orang 3. KPG 7 orang 4. S.I 10 orang Jumlah : 42 orang TUJUAN Tujuan kegiatan pengabdian adalah ; 1) Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK Kecamatan Kembaran dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas bertambah wawasan dan pengetahuannya secara komprehensif akan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini sehingga membekali para guru untuk keberhasilan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan, 2) Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK Kecamatan Kembaran dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas mempunyai ketrampilan/ skill dan kemampuan yang mumpuni dan memadai untuk merencanakan dan mempraktekkan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini di sekolah masing-masing sehingga pembinaan menjadi menarik dan berhasil, 3) Perbaikan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang kreatif dan inovatif yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini sehingga pembinaan menjadi menyenangkan dan 4) Munculnya para kepala TK yang tergabung dalam K3TK dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB yang mempunyai kesadaran untuk ikut serta bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan melalui pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini METODE Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan melibatkan seluruh kepala Taman Kanak- Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran yang berjumlah 28 orang guru dan para guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas yang berjumlah 42 orang guru, dengan alasan para kepala Taman Kanak-Kanak dan para guru ini masih memberikan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini secara sederhana dan kurang didukung dengan model yang menyenangkan dan perencanaan pembinaan yang bersifat apa adanya. Sedangkan kegiatan pengabdian menggunakan metode pendekatan secara komprehensif, dalam arti melibatkan mitra sejak awal pelaksanaan pengabdian yakni dengan cara mengajak mitra mengidendifikasi persoalan-persoalan yang menyangkut kesulitan mitra dalam hal pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang selama ini menjadi tanggung jawab para guru di Taman Kanak-Kanak masing-masing. Cara ini ditempuh dengan alasan agar pengabdian benar-benar berhasil guna dan tepat sasaran. Disamping itu melibatkan mitra untuk ikut terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian diharapkan juga peserta ada rasa tanggung jawab untuk suksesnya kegiatan pengabdian Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian dengan metode yang melibatkan keaktifan para peserta yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab (saat kegiatan orientasi materi), metode kerja kelompok (saat kegiatan workshop) dan metode praktek langsung (kegiatan simulasi, uji coba dan praktek di TK mitra yaitu TK UMP Pembina dan TK Aisyiyah I Kalibagor Kegiatan ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut ; 1. Orientasi tentang berbagai hal yang terkait dengan pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini yang meliputi pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak usia dini, anak usia dini dalam perspektif Islam dan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini 2. Workshop untuk pengembangan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang meliputi skenario pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan berbagai skenario yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 3. Memberikan contoh praktek langsung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini yang selanjutnya diikuti praktek para peserta 4. Simulasi dan uji coba model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini di Taman Kanak-Kanak yang dipraktekkan peserta di depan peserta lain yang kemudian diobservasi secara seksama 85

4 5. Praktek di TK mitra ( di TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor ) dengan pendampingan dan pemantauan secara kontinyu oleh tim pelaksana pengabdian 6. Diskusi dan Evaluasi kegiatan pembinaan nilai-nilai agama dan moral dengan peserta untuk melihat efektifitas pelaksanaan pembinaan yang sudah dipraktekkan 7. Seminar atau publikasi hasil pengabdian A. Hasil Kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan menghasilkan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Model pembelajaran/ pembinaan menurut Winataputra (2001) yang dikutip Sugianto (2010; 3) diartikan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran/ pembinaan dan para pengajar/ pembina dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran/ pembinaan Banyaknya model atau strategi pembelajaran/ pembinaan yang dikembangkan para pakar tidaklah berarti semua pembina menerapkan semuanya untuk setiap pembinaaan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model/ strategi pembelajaran/ pembinaan, yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran/ pembinaan, 2). Sifat bahan/ materi, 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan sarana prasarana. Lebih khusus Killen (1988) dan Depdiknas (2005) dalam Sanjaya (2006; 45) menjelaskan ada 8 prinsip dalam memilih strategi pembelajaran/ pembinaan yaitu: 1) berorientasi pada tujuan, 2) mendorong aktivitas siswa, 3) memperhatikan aspek individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa untuk berfikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji, 7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta 8) mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut Sementara itu pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak merupakan proses pembinaan tentang berbagai aspek yang ada dalam agama Islam yang meliputi pembinaan keimanan, ibadah dan akhlaq. Semua aspek tersebut terangkum dalam Kitab suci Al-Qur an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, yang merupakan materi pembinaan agama Islam yang harus diberikan kepada peserta didik dari usia anak dini sampai anak dewasa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan hidup supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan secara spesifik, ada dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. Dan tujuan penyertanya adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Asmani, 2009 : 65-66) Beberapa prinsip pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi pada kebutuhan anak, maksudnya kegiatan belajar yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan potensi anak sebagai individu. Perkembangan potensi tersebut baik fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional (Asmani, 2009 : 71) 2. Belajar melalui bermain, maksudnya anak diajak untuk bereksplorasi (mencari), menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya melalui permainan 3. Lingkungan yang kondusif, yaitu menciptakan lingkungan anak yang menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang mendukung kegiatan belajar melalui bermain (Hariwijaya, 2009 : 26) 4. Menggunakan pembelajaran terpadu, maksudnya pembelajaran dilakukan melalui tema (tematik) yang dibuat dengan menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal tersebut dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas (Asmani, 2009 : 72) 86

5 5. Mengembangkan kecakapan hidup, yaitu mengembangkan keterampilan hidup yang diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupan, sehingga membantu anak dalam mengeluarkan daya kreativitasnya (Hariwijaya, 2009 : 26) 6. Menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang tepat 7. Dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus, maksudnya pendidikan harus dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, hingga berlanjut ke konsep-konsep yang rumit Model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan menggunakan model integratif yakni menyatupadukan pembinaan sesuai tema dan indikator yang menjadi pembelajaran pada saat itu dengan melihat kejiwaan dan karakteristik anak yang dituangkan dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) dan SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dengan menggunakan strategi bermain, uswatun khasanah/ pemodelan, pembiasaan, bernyanyi dan bercerita dengan mengikuti langkah langkah sebagaimana bagan pada Gambar 1 berikut. Apersepsi (mengulang pembinaan sebelumnya dan member rangsangan pembinaan selanjutnya) Bercakap-cakap tentang nilai-nilai agama dan moral (sesuai dengan indikator) Berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilai-nilai agama dan moral Penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator Permainan nilai-nilai agama dan moral (bermain peran, simulasi, demonstrasi dsbnya) Refleksi permainan Penekanan nilai-nilai agama dan moral Tindak lanjut dari pembinaan Gambar 1. Bagan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini Pembinaan nilai-nilai agama anak usia dini diawali dengan perencanaan scenario pembinaan yang selanjutnya dipraktekkan dalam kegiatan pembinaan di kelas. Perencanaan skenario pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini merupakan perencanaan yang dibuat untuk mengaplikasikan pembinaan nilai- 87

6 nilai agama dan moral anak usia dini di kelas sesaui dengan tema dan indikator yang ada dengan berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun Perencanaan skenario ini memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian. Perencanaan skenario ini merupakan materi yang memberikan kemampuan dan ketrampilan kongkrit para peserta dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang diaplikasikan guru di ruang kelas, yang diawali dengan pemaparan 3 materi oleh para pelatih yaitu materi : 1) Strategi Pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini, 2) Aplikasi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini di kelas dan 3) Perumusan perencanaan skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Salah satu contoh perencanaan skenario model pembinaan tersaji pada Tabel 4 berikut. Hasil kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan praktek dengan cara peserta pelatihan mempraktekkan perencanaan skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini yang sudah dirumuskan pada saat pelaksanaan workshop dan peserta yang lain mengamati pelaksanaan praktek dengan pantauan dan pendampingan tim pelaksana. Setelah peserta praktek selesai kemudian dievaluasi secara bersama-sama dengan tim pelaksana untuk melihat efektifitas model pembinaan yang selanjutnya di beri masukan yang membangun untuk kebaikan model pembinaan yang sudah dipraktekkan. Praktek model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini ini juga dimaksudkan memberikan kemampuan dan ketrampilan langsung bagi para peserta sehingga pemahaman peserta semakin komprehensif dan kongkrit dalam pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini, sehingga pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini semakin berhasil. Hari / tanggal Waktu Topik indikator Materi Metode Media Skenario/ langkah-langkah pembelajaran Penilaian Tabel 4. Skenario Pembinaan Nilai Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini 40 menit Pembiasaan perilaku yang baik Membedakan perbuatan yang salah dan benar Sabar menunggu giliran Mengucapkan terima kasih jika menerima sesuatu Tertib dalam kegiatan Makan bersama Praktek langsung makan bersama Snack, jajan Meja Nampan/piring. Sendok 1. Apersepsi; bercakap-cakap tentang antri, sabar menunggu giliran, dan kebiasaan mengucapkan terima kasih. 2. Bercerita tentang pentingnya perilaku-perilaku yang baik 3. Guru mengkondisikan anak pada tempat dan pearalatan yang akan digunakan untuk mekan bersama. 4. Guru mencontohkan anak untuk cuci tangan, anak-anak mencuci tangan 5. Anak-anak berbaris antri dan sambil bernyanyi 6. Anak antri menerima snack/makanan yang akan di bagi 7. Guru membimbing anak untuk antri, menerima dengan tangan kanan, dan mengucapkan terima kasih 8. Guru membimbing anak untuk makan sambil duduk dan tidak berbicara 9. Setalah makan, anak membereskan, dan membuang sampah bekas makan snack di tempat sampah 10. Guru membimbing anak untuk berdoa setelah makan bersama-sama 11. Guru memberikan bintang/reward pada anak yang dapat berperilaku baik 12. Guru memberikan penekanan sikap-sikap baik yang harus mereka biasakan ketika dirumah dalam kehidupan sehari-hari. 1. Observasi indikator sasaran. 2. Wawancara dengan orangtua tentang perubahan sikap anak berdasarkan indikator sasaran 3. Merencanakan program tindak lanjut Secara umum hasil praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang dilaksanakan oleh para peserta sudah baik dan skenario yang dipraktekkan juga sudah sesuai dengan program semester dengan indikator metode yang digunakan variatif dan peserta didik tidak bosan, anak belajar dengan 88

7 senang dan anak memperhatikan dengan bersungguh-sungguh dan anak mampu mempraktekkan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang sudah diberikan oleh guru. B. Pembahasan Pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dilaksanakan dengan berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 yang kemudian diperinci menjadi progran semester yang berisi indikator pembinaan baik untuk anak kelompok A (usia < 5 tahun) maupun anak kelompok B (usia > 5 tahun). Pembinaan dilaksanakan secara integratif dan menyatu dengan tema yang diajarkan pada waktu pembelajaran, sehingga pembinaan nilai-nilai agama dan moral tidak berdiri sendiri dan include pada pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Pembinaan juga dilaksanakan dengan melihat kejiwaan anak dan menggunakan media serta strategi yang menyenangkan dan menarik seperti permainan,pembiasaan, teladan, bercerita, demonstrasi, bermain peran dan lain Sedangkan model pembinaan yang dipraktekkan dengan model integratif yaitu menyatukan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak dengan kemampuan dasar yang berkaitan dengan tema yang ada ( dengan pembinaan yang disesuaikan dengan kejiwaan dan karakteristik anak usia dini (anak TK). Sedangkan strategi pembinaannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang ada dengan menggunakan strategi latihan dan pembiasaan (yang merupakan strategi memberikan landasan dasar bagi anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik), bermain (yang merupakan fitrah anak usia dini), keteladanan para guru/ modelling (yang merupakan model bagi anak usia dini di lingkungan sekolah) dan juga bercerita (yang merupakan strategi memberikan cerita-cerita yang edukatif bagi anak) disamping juga strategi bernyanyi yang merupakan kesukaan anak Hal tersebut sesuai dengan pendapat imam Ghozali yang mengatakan metode penanaman agama pada anak melalui pertama, metode pembiasaan, yakni metode dengan melatih anak untuk membiasakan dirinya pada budi pekerti dan meninggalkan kebiasaan yang buruk melalui bimbingan dan latihan (exercising).kedua, metode keteladanan.dalam rangka membawa manusia menjadi manusiawi, Allah telah menciptakan Rasulullah sebagai pribadi teladan yang baik.demikian halnya dengan guru. Dalam pandangan al-ghazali, guru adalah pewaris nabi dan subyek pendidikan, maka haruslah menjadi teladan bagi anak didiknya.dan orang tua tidak lain adalah guru bagi anak-anaknya. Metode pembiasaan mempunyai pengaruh penting bagi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak dan akan membentuk kepribadian anak kelak Anak yang sejak kecil dibiasakan dengan pengamalan keagamaan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah akan berbeda dengan anak yang tidak dibiasakan dengan pengamalan keagamaan.hal tersebut dapat dilihat ketika anak sudah dewasa dan menjalani kehidupan di kemudian hari Metode keteladanan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kepribadian anak, bahkan anak adalah sosok manusia yang mudah meniru dan identifikasi dengan orang yang dilihat dan diidolakan, bahkan peniruan tanpa seleksi karena memang jiwa anak yang masih labil dan belum mampu memilih mana yang baik dan mana yang kurang baik, disinilah peran guru Taman Kanak-Kanak untuk ikut membentuk kepribadian anak secara keseluruhan dengan keteladanan dan contoh yang baik. Anak usia Taman Kanak-Kanak adalah anak yang lebih mengidolakan gurunya dibanding orang tuanya Kegiatan pengabdian dengan memberikan orientasi materi yang dapat dikatakan mampu memberikan pemahaman dan wawasan komprehensif kepada para peserta akan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Model pembinaan yang demikian perlu difahami dan dipraktekkan oleh para guru di TK untuk keberhasilan pembinaan sehingga para guru TK mampu mencetak anak yang tidak hanya faham akan nilai-nilai agama dan moral tapi mampu pula menjadikan anak mau mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari walaupun dalam skala yang sederhana sesuai dengan usia anak TK Kegiatan selanjutnya yang berupa Workshop yang dilaksanakan juga mampu memberikan kemampuan dan ketrampilan kongkrit kepada para peserta akan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan dengan indikator peserta mampu merumuskan skenario pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini bahkan para peserta merasa bertambah wawasan dan ketrampilannya dalam merumuskan perencanaan skenario pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini Kegiatan simulasi dan ujicoba yang memberikan ketrampilan kongkrit kepada para peserta juga dapat dikatakan berhasil dengan indikator para peserta yang antusias mengikuti simulasi dan uji coba yang dilaksanakan, begitu juga praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang dilaksanakan di TK mitra (TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor ) dapat dikatakan mampu memberikan kemampuan dan ketrampilan langsung kepada para peserta dan skenario yang dipraktekkan juga sudah sesuai dengan program semester dengan indikator metode yang digunakan variatif sehingga peserta 89

8 didik tidak bosan, anak belajar dengan senang dan anak mampu mempraktekkan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang sudah diberikan oleh guru KESIMPULAN 1. Model pembinaan adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembinaan dalam hal ini adalah pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini 2. Model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan menggunakan model integratif yakni menyatupadukan pembinaan sesuai tema dan indikator yang menjadi pembelajaran pada saat itu dengan melihat kejiwaan dan karakteristik anak yang dituangkan dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) dan SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dengan menggunakan strategi bermain, uswatun khasanah/ pemodelan, bernyanyi dan bercerita dengan mengikuti langkah langkah :1) appersepesi,2) bercakap-cakap tentang nilainilai agama dan moral (sesuai dengan indikator), 3) berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilainilai agama dan moral, 4) penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator, 5) permainan nilai-nilai agama dan moral (bermain peran, simulasi, demonstrasi dan sebagainya, 6) refleksi permainan, 7) penekanan nilai-nilai agama dan moral dan 8) tindak lanjut dari pembinaan 3. Pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini diawali dengan perencanaan skenario pembinaan yang memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian.dengan perencanaan yang berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun Kegiatan ini juga berdampak positif bagi para peserta, peserta mampu merumuskan skenario model pembinaan dan selanjutnya menghasilkan buku panduan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini bagi guru Taman Kanak-kanak 4. Strategi pembinaan nilai-nilai agama dan moral disesuaikan dengan materi pembelajaran yang ada dengan menggunakan strategi latihan dan pembiasaan (yang merupakan strategi memberikan landasan dasar bagi anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik), bermain (yang merupakan fitrah anak usia dini), keteladanan para guru/ modelling (yang merupakan model bagi anak usia dini di lingkungan sekolah) dan juga bercerita (yang merupakan strategi memberikan cerita-cerita yang edukatif bagi anak) disamping juga strategi bernyanyi yang merupakan kesukaan anak 5. Kegiatan Simulasi dan uji coba yang merupakan penyampaian hasil kerja kelompok dalam merumuskan skenario model pembinaan juga mendapat respon dari para peserta dengan dibuktikan para peserta yang antusias menanggapi dan memberikan masukan konstruktif 6. Kegiatan Praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini di TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor mampu memberikan ketrampilan kongkrit para peserta. Para peserta yang melaksanakan praktek pembinaan merasa bertambah wawasan dan ketrampilannya dalam model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini sehingga dapat dilaksanakan di TK masingmasing DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma mur Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : DIVA Press Hariwijaya, M dan Bertiani Eka Sukaca PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Yogyakarta : Mahadhika Publishing Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009, Tentang Tingkat Pencapaian Moral pada anak. Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Prenada Media. Sugianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pressindo Perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Pendidikan,Jakarta: Kencana Hasan, 2009, Penanaman Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Anak Usia Pra Sekolah (Studi Kasus di TK UMP Tahun Pelajaran 2008/2009) Tidak Dipublikasikan. 90

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992) xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang berpotensi dalamkecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang, sehingga usia dini sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak usia 0 (sejak lahir) sampai usia enam tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO Hasnah 1 ABSTRAK Masalah pada penelitian ini adalah : apakah dengan menggunakan penerapan pembiasaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007:36) diartikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini ialah anak yang baru dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat fundamental dalam menentukan pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai tahap usianya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PAUD (Pendidikan anak usia dini) merupakan jenjang pendidikan sebelum dilaksanakannya pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa faktor moral (akhlak)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Di samping itu pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan berbangsa dan bernegara. Hal ini sebagaimana tercantum undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Lembaga ini dianggap penting karena usia ini merupakan usia emas

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006 1 LAPORAN KEGIATAN PPM SOSIALISASI MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI PARA IBU MUDA Oleh: Ririn Darini, M.Hum. Puji Lestari, M.Hum. Dyah Kumalasari, M.Pd. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika/pengenalan konsep bilangan wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai dari usia PAUD, untuk membekali peserta didik dengan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai 293 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai tujuan, yakni menghasilkan model pembelajaran berlatar budaya lokal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menentukan masa depan bangsa itu sendiri. Pendidikan sangat perlu diberikan sejak dini karena anak pada usia

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4 yang rumusannya sebagai

Lebih terperinci

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 Kategori : Teknologi Informasi sebagai media dan sumber pembelajaran Judul : Game Education Untuk Menstimulasi Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hal ini, anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan dunia pendidikan, pendidikan

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pendidikan menitikberatkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang diikuti lajunya globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai dengan bakat, minat, dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI MOJOPURO 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di TK Aisyiyah I Pandean, Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) sekaligus sebagai periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia.perkembangan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK 1 POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK (Studi Kasus di TK Aisyiyah Cabang Blimbing, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI I BLIMBING KECAMATAN SAMBIREJO - SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD 2.1.1.1 Pengertian Guru Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun,dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak- Kanak. TK Aisyiyah 3 Bustanul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci