DASAR-DASAR TEORI REFRAKTORI
|
|
- Ari Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DASAR-DASAR TEORI REFRAKTORI Oleh: Riki Gana Suyatna (MT 04 / ) Cilegon, 5 September
2 POKOK BAHASAN PENDAHULUAN BAHAN BAKU REFRAKTORI (Raw Materials) KLASIFIKASI REFRAKTORI SIFAT-SIFAT & PENGUJIAN REFRACTORY CONTOH INSTALASI REFRACTORY (VIDEO) 2
3 3
4 ( ASTM C 71 ) Standard Terminology Relating to Refractories refractory (pl. -ies), n nonmetallic materials having those chemical and physical properties that make them applicable for structures, or as components of systems, that are exposed to environments above 1000 F (538 C). refractory, adj resistant to high temperature. 4
5 BAHAN BAKU REFRAKTORI 5
6 Cr2O3 MgO Spinel CaO Al2O3 ZrO2 Zircon SiO2 Silicon carbide C Gambar 1. Diagram enam Oksida yang menjadi dasar bahan refraktori (Hancock, 1988)
7 7
8 BAHAN BAKU REFRAKTORI JENIS ASAM 1. Quartz (Kuarsa) - Hasil pelapukan batuan Granite, Syenit, gneis. - Urat-urat mineral kuarsa. 2. Sandstone (batupasir) - Kuarsa yang mengalami kompaksi (tersemenkan) oleh kapur, lempung, silika, besi oksida, dll. 3. Quartzite - Batupasir yang mengalami proses metamorfosa (terkena tekanan dan atau suhu tinggi). 4. Flint - Kuarsa dengan ukuran kristal yang sangat halus. 5. Diatomae - Bahan silikaan yang berasal dari cangkang diatome. 6 Fire Clay - Lempung yang mempunyai titik lebur tinggi. - Terdapat pada daerah rawa-rawa atau sisipan-sisipan pada lapisan batubara. 7 Kaolin - Kaolinit murni, plastisitas rendah - Titik Lebur = C. 8 Silimanite - Mineral metamorfic, Kekuatan mekanis tinggi. - Bentuk kristalnya tabung memanjang-berserabut. - Titik lebur tinggi : C. 9 Mullite - Kristalnya berserabut, Kekuatan mekanis tinggi. -Titik lebur tinggi : C 8
9 BAHAN BAKU REFRAKTORI JENIS NETRAL 1. Bauxite - Campuran antara diaspore (α-alo.oh), gibsite {Al(OH) 3 } dan boechmit (γ- AlO.OH). 2. Corundum / Alumina - Formula Al 2 O 3 - Hasil pelapukan dan leaching silika dari batuan yang kaya alumina (granit, syenit). - Banyak terdapat didaerah tropis-sub tropis. - Kadar Al 2 O %. - Titik lebur C. - Merupakan mineral tambahan pada batuan metamorf (mica-schist, gneiss) 3. Carbon - Coke, Antrachite, Bituminous, Graphite, Charcoal. - Titik lebur C. - Termal ekspansi rendah. 4. Silicon carbide - SiC (85 99 %) - Ketahanan terhadap suhu kejut bagus - Tidak mudah terbasahi oleh cairan besi - Titik lebur C. - Ketahanan terhadap suhu kejut bagus. - Kekuatan pada suhu tinggi bagus. 9
10 BAHAN BAKU REFRAKTORI JENIS BASA 1 Magnesite (MgCO 3 ) Magnesite berkristal sangat halus merupakan hasil peruraian dari Serpentin {Mg 3 Si 2 O 5 (OH) 4 },Talc{Mg 3 Si 4 O 10 (OH) 2 }, Olivin {(Mg,Fe) 2 SiO 4 }, Magnesite berkristal kasar merupakan hasil metamorfosa batuan kapur yang mengandung Mg. 2 Brucite (MgO.H 2 O) Merupakan ubahan dari serpentine. 3 Air laut Mengandung MgO 8 %. 4 Periclase (MgO) Titik lebur ~ C. Merupakan hasil peruraian dari dolomit CaMg (CO 3 ) 2 CaCO 3 + Mg + CO 2. 5 Dolomite - CaMg (CO 3 ) 2 Ubahan dari batu kapur Titik lebur C Tahan terhadap slag besi dan kapur 6 Forsiterite (MgO.SiO 2 ) Hasil ubahan dari batuan basa-ultra basa (dunite, peridotite,serpentinite) Kekuatan pada suhu tinggi bagus, Titik lebur : C. 7 Chromite (Cr 2 O 3 ) Hasil ubahan dari peridolite dan serpentinite. Kekuatan pada suhu tinggi bagus, Titik lebur > C. Tahan terhadap slag basa. 10
11 CONTOH GAMBAR RAW MATERIAL REFRAKTORI YANG DI JUAL DIPASARAN ASAM NETRAL BASA Silica sand Kaolin Crhrome powder 11
12 KLASIFIKASI REFRAKTORI 12
13 KLASIFIKASI MATERIAL REFRAKTORI Berdasarkan Senyawa Kimia Penyusunnya JENIS RUMUS UMUM KIMIA SENYAWA CONTOH ASAM MO 2 SiO 2 BASA MO MgO, CaO NETRAL M 2 O 3 Al 2 O 3 Berdasarkan Bentuknya Contoh SHAPED / FORMED UNSHAPED / UNFORMED SPECIAL Gambar Produk Berdasarkan Densitas nya Brick Mortar, Gunning, plastic, Ramming, Castable BTR, Well Block, Cassette, Shroud,dll JENIS KETERANGAN GAMBAR REFRAKTORI / PADAT REFRAKTORI RINGAN / BERPORI Berbentuk (Brick), Tak berbentuk (monolytic) Berbentuk (Brick), Tak berbentuk (kaowol, ceramic blanket, ceramic board,dll)
14 BENTUK CONTOH GAMBAR CONTOH APLIKASI STANDAR ( 230 X 114 X 65mm) SHAPED REFRACTORY ARCH ( Tipe: Y 0, Y 1, Y 2, Y 3 ) WEDGE (Tipe: T 0, T 1, T 2, T 3 ) KEY ( Tipe: B 0, B 1, B 2, B 3 ) Tunnel Kiln PTKMP Hotblastpipe BF PTKS SPECIAL ( Sesuai requirement alat ) Checker Brick Hot Stove BF Hotstove BF PTKS 14
15 JENIS Contoh material + Alat bantu CONTOH APLIKASI Castable (semen refraktori) UNSHAPED REFRACTORY Ramming Refractories Low Cement Paddle mixer Colling Stave BF Proper Plastic refractories Ramming mix Rammer + mould Induction furnace PTAPI Induction furnace Plastic arch HSM Stamper Arch furnace HSM Gunning refractories Tundish gun mixes Gunning machine Tundish BSP PTKS Mortar refractories Clay Mortar Hand mixer Instalasi brick COP PTKS 15
16 SIFAT-SIFAT & PENGUJIAN REFRAKTORI 16
17 Technical/product Data Sheet Product Description Sifat Fisik Refractories Sifat Mekanis Refractories Sifat Kimia Refractories Disclaimer 17
18 CONTOH PENGUJIAN REFRAKTORI (TEMPERATUR RUANG) CHEMICAL COMPOSITION EDX 720 Wet analysis Bulk : volume padatan, volume open pore, volume closed pore AP: ratio open pore terhadap volume ruah (bulk) BULK DENSITY (ASTM C134) Kg/m3 or gr/cm3 = Berat Refractory Volume Padatan APPARENT POROSITY (ASTM C830, ASTM C 20-00) App.Porosity=(Ww Wd)/(Ww Ws) COLD CRUSHING STRENGTH (ASTM C133) - test specimen (2 X2X2inch) / 51X51X51mm - S = W/A (Mpa) (KN/mm2) MODULUS OF RUPTURE (ASTM C133) - test specimen (9X2X2inch) / 228X51X51mm - MOR = 3PL/2bd2 (Mpa) 18
19 SEBAB SEBAB KEAUSAN REFRAKTORI Kondisi Operasi tungku (berhubungan dengan gas) Perubahan Suhu Pengaruh mekanis Bentuk Tungku Pengoperasian Tungku Pengaruh kimiawi -Kecepatan Gas -Tekanan -Kandungan zat padat -Suhu, dll -Ketetapan pemasangan -Kecepatan Pendinginan -Waktu penahanan -Pukulan -Gesekan -Tekanan, dll -Bulat -Segiempat -Terowongan -Silinder,dll -Terus menerus -periodik Sifat Refraktori Reaksi pada permukaan Sifat sifat Slag Struktur - Padat - Berpori - Stabilitas isi Mineralogi Komposisi Kepadatan viskositas Tegangan Permukaan Komposisi kimia Pembasahan (wetting) Waktu Perbedaan suhu Kesetimbangan reaksi kimia Aliran panas konveksi Kecepatan Difusi Pembentukan mineral kembali ( Diolah dari berbagai Sumber ) 19
20 CONTOH INSTALASI REFRAKTORI (foto+video instalasi COP) 20
21 BF COMPLEKS PT KS -COKE OVEN PLANT - BF: 1,2 juta ton per tahun - Sintering palnt : 1,78 juta per tahun - COP : 500 ribu ton per tahun - P = 80 m, L = 15,9 m, t = 12,5 m - Refraktori yg dipasang : 21 ribu ton Coke Oven Top Carbonization Area Ramp Area Regenerator Area Foundation Area 21
22
Material Refraktori Pertemuan 2. Page 1
Material Refraktori Pertemuan 2 Page 1 Refractory Bahan / Material yang dapat mempertahankan bentuk dan kekuatan pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Dibawah kondisi tegangan mekanik yang besar dan
Lebih terperinciJENIS JENIS REFRAKTORI JENIS REFRAKTORI
JENIS JENIS REFRAKTORI METALLURGY AND MATERIALS ENGINEERING DEPARTMENT UNIVERSITY OF INDONESIA 2008 JENIS REFRAKTORI Acid - Fire brick - Semi silika - Silika Basic -Magnesite - Dolomite -Chrome magnesite
Lebih terperinciREFRAKTORI ( BATU TAHAN API )
REFRAKTORI ( BATU TAHAN API ) DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK 2008 REFRAKTORI (BATU TAHAN API) Tujuan Pengajaran Memahami material refraktori, teknologi pembuatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi membuat kebutuhan akan penggunaan material logam semakin meningkat itu sebabnya industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KERAMIK (CERAMIC)
BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses peleburan logam. Slag berupa residu atau limbah, wujudnya berupa gumpalan logam, berkualitas
Lebih terperinciMATERIAL REFRACTORY UNTUK APLIKASI PADA FURNACE
Tugas Makalah Teknologi Keramik 2012 MATERIAL REFRACTORY UNTUK APLIKASI PADA FURNACE Kelompok 13 ARIFAL DIANES FEBRI 0906513352 HERIYON 0906633350 PANJI ADHIPURA 0906489183 2012 T e k n i k M e t a l u
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN
PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik
TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 1 KERAMIK #1 TIN107 Material Teknik Definisi Keramik 2 Sebuah klasifikasi dari material yang berbahan dasar tanah liat (clays), pasir (sands) dan feldspar. Tanah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciBAB 7 KERAMIK Part 2
BAB 7 KERAMIK Part 2 PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan
Lebih terperinciKeramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing
Keramik KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik Keramik Keramik Definisi: material padat anorganik yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. 3.1 Tempat Penelitian Seluruh kegiatan dilakukan di Laboratorium pengembangan keramik Balai Besar Keramik, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciKEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK
KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK (1) Muhammad Sadat Hamzah, (2) Alimuddin Sam (1)(2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Palu Email
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah campuran antara semen portland, agregat, air, dan terkadang ditambahi dengan menggunakan bahan tambah yang bervariasi mulai dari bahan tambah kimia, serta
Lebih terperinciPEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.
PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis
Lebih terperinciPENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa
PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON Ferdinand Fassa Outline Pertemuan 2 Pendahuluan Semen Pembuatan Semen Portland Komposisi Kimia Pada Portland Cement Kehalusan penggilingan Panas Hidrasi Jenis-Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siregar (2014) menyebutkan pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari atas kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang terbentuk melalui reaksi antara MgO, Al 2 O 3, dan SiO 2. Berdasarkan penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.
Lebih terperinciHUBUNGAN POROSITAS DAN DENSITAS MORTAR BERBASIS BATU APUNG
HUBUNGAN POROSITAS DAN DENSITAS MORTAR BERBASIS BATU APUNG Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika diajukan oleh Dafid Rosda 07135077 kepada
Lebih terperinciKERUSAKAN REFRAKTORI
Dr.-Ing. Ir. Bambang Suharno Kerusakan Refraktori Refraktori memiliki peranan penting dlm proses temp. tinggi Akibat kondisi operasi yang tak terkendali service life refraktori tidak maksimum produksi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciYudy Surya Irawan. Material Baru
Keramik Silikat (Silicate Ceramic) Silikat adalah material-material yang pada umumnya terdiri dari Silikon dan Oksigen, dua unsur kimia yang paling banyak di kulit bumi dan berupa tanah, batu, lempung
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
SNI 0324612002 Standar Nasional Indonesia ICS 91..30 Badan Standarisasi Nasional Prakata Metode oengambilan dan pengujian beton inti ini dimaksudkan sebagai panduan bagi semua pihak yang terlibat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah. Nawy (1995), dalam
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY
SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
Lebih terperinciACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
ACARA IX MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi
Lebih terperinciDENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT FLY ASH-MGO
DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT FLY ASH-MGO Rahmat Doni Widodo, Rusiyanto Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Email: rahmat_doni@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 3.2 Alur Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan alur seperti
Lebih terperinciSemen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses
Semen (Portland) Semen didefinisikan sebagai campuran antara batu kapur/gamping (bahan utama) dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk, tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kakarteristik Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun
Lebih terperinciAnalisis Penambahan Additive Batu Gamping Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland
Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 64 Analisis Penambahan Batu Gamping Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland Analysis of Addition of Limestone to
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciPENGARUH PEMADATAN DAN KANDUNGAN BINDER TERHADAP POROSITAS KAOLIN TEKNIS
PENGARUH PEMADATAN DAN KANDUNGAN BINDER TERHADAP POROSITAS KAOLIN TEKNIS Kendra Hartaya * RINGKASAN Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kuat tekan dan kandungan binder terhadap porositas
Lebih terperinci: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :
Judul Penelitian Nama NomorPokok Program Studi : PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS : SUDIATI : 037026011 : ILMU FISIKA Menyetujui Komisi Pembimbing : Anggota
Lebih terperinciPENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON
PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciKriteria Agregat Berdasarkan PUBI Construction s Materials Technology
Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI 1987 Construction s Materials Technology Pasir Beton Pengertian Pasir beton adalah butiranbutiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirnya sebagian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Kata beton dalam bahasa indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti
Lebih terperinciPenambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block
Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014 Penambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block FX Didik Harijanto, Endang Kasiati, Boedi Wibowo, Sulchan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.4 Umum 3.5 Alat dan Bahan 3.6 Proses pembuatan sampel 3.6.1 Tahap persiapan material 3.6.2 Tahap pencetakan dan pembakaran 3.6.3 Tahap pengujian Bab ini akan menjelaskan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
7 BAB III LANDASAN TEORI A. Pengetian Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus dan air. Jika diperlukan
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciPengolahan Rafinat Hasil Ekstraksi Spent Catalyst Sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011 Pengolahan Rafinat Hasil Ekstraksi
Lebih terperinciPembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR
Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR Oleh: Kristian H. Sugiyarto FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta A. PENDAHULUAN Gerabah
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik
Lebih terperinciMANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT
MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT Fly Ash dan Bottom Ash Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.
Lebih terperinciPengertian Keramik. Teori Keramik
Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah kebutuhan akan bangunan meningkat dari waktu ke waktu.ini mengakibat kebutuhan akan beton meningkat. Beton umumnya tersusun dari empat bahan penyusun utama
Lebih terperinciMEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT
Isman MT., dkk. ISSN 0216-3128 1 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT Isman MT, Ign Djoko S., Sukosrono, Endro K Puslitbang Teknologi Maju BATAN ABSTRAK MEMPELAJARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi pada zaman modern ini, komposit polimer juga semakin berkembang,komposit polimer bersaing dengan komposit matriks logam maupun keramik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton secara umum telah dikenal dan digunakan sebagai bahan pilihan utama dalam dunia konstruksi khususnya bahan bangunan karena beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu material dalam peningkatan produk hasil reaksi tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu material dalam peningkatan produk hasil reaksi tidak terlepas dari peranan bahan katalis (katalisator). Katalis merupakan suatu zat yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Beton terbuat dari campuran homogen dengan perbandingan tertentu yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta dapat ditambahkan pula dengan bahan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF
TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF DIMAS P. DIBIANTARA 3110.105.020 Dosen Konsultasi: Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST.,MT.
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PADUAN ABU BATUBARA DAN PASIR INTI COR BEKAS TERHADAP PEMUAIAN TERMAL DAN KUAT TEKAN DINGIN SEBAGAI BAHAN REFRAKTORI
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PADUAN ABU BATUBARA DAN PASIR INTI COR BEKAS TERHADAP PEMUAIAN TERMAL DAN KUAT TEKAN DINGIN SEBAGAI BAHAN REFRAKTORI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai tugas dan syarat untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK DENGAN PENAMBAHAN SEKAM PADI DAN DAUN BAMBU
1 2004 Joelianingsih Posted: 29 November 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor November 2004 Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng, M F (Penanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ADRIANSYAH SHOLEH RITONGA L2E FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISASI MATERIAL REFRAKTORI YANG DIGUNAKAN PADA LINING TUNGKU INDUKSI PELEBURAN BAJA PT SUYUTI SIDO MAJU CEPER KLATEN TUGAS AKHIR ADRIANSYAH SHOLEH RITONGA L2E 006 006 FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISASI PASIR SILIKA CIBADAK SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN RAMMING MIX SILICA
KARAKTERISASI PASIR SILIKA CIBADAK SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN RAMMING MIX SILICA Abdul Rachman 1), Frank Edwin 1) dan Pius Sebleku 2) 1) Peneliti Balai Besar Keramik, Jl. Jend. Achmad Yani 392,
Lebih terperinciGambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf
Definisi Batuan Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciTEKNIK INFILTRASI : METODE PENINGKATAN KUALITAS REFRAKTORI ALUMINA SILIKAT UNTUK PELEBURAN KUNINGAN. Widya Fath Mamerda
h TEKNIK INFILTRASI : METODE PENINGKATAN KUALITAS REFRAKTORI ALUMINA SILIKAT UNTUK PELEBURAN KUNINGAN Widya Fath Mamerda Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik) 2. Batuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Lentur Perkerasan lentur adalah struktur perkerasan yang sangat banyak digunakan dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Struktur perkerasan lentur dikonstruksikan
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Beton adalah material yang dibentuk dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Material ini telah digunakan sebagai bahan konstruksi sejak lama dan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Karakteristik Tanah Lempung Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Kebanyakan problem tanah dalam keteknikan
Lebih terperinciPRESENTASI SEMINAR SKRIPSI
PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI LATAR BELAKANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SLAG DAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN ADITIF DI FINISH MILL PABRIK SEMEN KOMPOSIT Diusulkan oleh : Eka Partana 2305 100 008 Aries Purijatmiko
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM Skripsi Oleh Yani Maretisa No. Bp 0810411017 JURUSAN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi di samping kayu dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 3 3 Mullite ( AlO.SiO ) merupakan bahan keramik berbasis silika dalam sistem Al yang terbentuk dari (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan O3 SiO alumina ( Al
Lebih terperinciBAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT
BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working
Lebih terperinci1. Fabrikasi Struktur Baja
1. Fabrikasi Struktur Baja Pengertian proses fabrikasi komponen struktur baja secara umum adalahsuatu proses pembuatan komponen-komponen struktur baja dari bahanprofil baja dan atau plat baja. Pelaksanaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISASI MATERIAL REFRAKTORI JENIS SILIKA DENGAN BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR SINTERING TUGAS AKHIR DANDI SUKMARAHADI L2E 006 027 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PEMBENTUKAN TANAH 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dunia konstruksi, beton merupakan bahan yang banyak digunakan dan menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan yang tinggi
Lebih terperinciStruktur Penyusun Bumi
Struktur Penyusun Bumi Lithosphere -> Lapisan terluar kulit bumi SiAl yaitu lapisankulit bumi yang tersusun dari logam Silisium dan Alumunium (dalam bentuk senyawa SiO2 dan Al2O3) SiMa yaitu lapisan kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinci