BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sekarang ini otomasi tidak hanya dilakukan untuk keperluan industri semata melainkan sudah dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti medis. Dalam dunia medis peran pengukuran suhu, denyut nadi dan saturasi tentu sangatlah penting karena merupakan beberapa hal yang harus diperiksa sebagai diagnosa awal tenaga medis terhadap pasien. Silviya (2000) membuat sebuah Alat Ukur Untuk Tekanan Darah, Denyut Jantung dan Suhu Tubuh Berbasis Mikrokontroler AT89C51. Pengukuran denyut jantung yang dilakukan dalam penelitian ini memanfaatkan sebuah sensor lm35 sensor Piezoelectric. Sensor Piezoelectric adalah gabungan dari 2 buah sensor yaitu sensor tekanan dan sensor nadi. Sensor tekanan digunakan untuk mengukur perubahan tekanan yang terjadi saat pompa udara mengalirkan udara ke handband yang akan menekan pembuluh darah pada lengan. Pada keadaan ini sensor dapat untuk menentukan tekanan diastolik dan tekanan sistolik yang digunakan sebagai input untuk pengukuran tekanan darah. Sensor nadi bekerja saat udara secara berkala dikeluarkan dari handband. Sensor nadi akan mendeteksi bunyi lup dup pada jantung dimulai saat udara pertama kali dikeluarkan dari handband hingga udaranya habis. Sensor nadi akan menghitung jumlah bunyi lup dup setiap satu menit. Sensor lm 35 akan mendeteksi suhu tubuh dengan penguatan sebanyak 2 kali. Andrey Arantra Putra (2006) membuat sebuah Rancang Bangun Pulse Oximeter Dengan Mikrokontroler ATMega Oximeter dirancang dengan menggunakan metode saturasi linier (menggunakan perbandingan HbO 2 dengan total jumlah Hb arteri yang tersedia untuk melepas oksigen). Sensor yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah SpO 2. Sensor ini adalah Sebuah LED merah dan Infra merah yang dipancarkan secara bergantian melalui jari tangan dan diterima oleh sebuah photodioda. Hasil dari sensor akan diolah ke dengan rangkaian amplifier untuk

2 menghasilkan nilai dari R yang kemudian digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam darah. Guruh Haryanto (2011) membuat sebuah Rancang Bangun Oksimeter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega16. Oximeter dibuat dengan memisahkan hasil dari pembacaan sensor setelah dikuatkan menjadi 2 bagian yaitu sample dan hold. Sample merupakan pembacaan dari sinyal DC sedangkan hold adalah pembacaan dari sinyal AC. Kedua keluaran dari rangkaian sample dan hold ini akan di jadikan inputan adc mikrokontroler untuk melakukan perhitungan berdasarkan rumus saturasi oksigen untuk mencari rasio kadar oksigen (R). Gözde Ateş (2011) membuat sebuah Alat Ukur Kadar Oksigen Berdasarkan Fuzzy Logic. Sensor yang digunakan dalam alat ini adalah SpO 2. Hasil dari pembacaan sensor akan dikuatkan dengan rangkaian amplifiers dan kemudian dibandingan dengan sebuah tabel fuzzy logic. Mikrokomputer bertugas untuk melakukan perbandingan antara hasil pengukuran sensor dengan data dari tabel fuzzy logic yang telah diinputkan. Berdasarkan perbandingan antara tabel dan keluaran sensor ini akan didapatkan hasil pengukuran kadar oksigen dalam darah. Karena menggunakan tabel fuzzy logic hasil dari pengukuran dengan alat ini lebih akurat dan lebih terstandarisasi. Peneliti Silviya (2000) Penelitian Yang Dilakukan Alat Ukur Untuk Tekanan Darah, Denyut Jantung dan Suhu Tubuh Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Parameter Pembeda Komponen Utama AT89C51, LM35, Sensor Tekanan, Sensor Nadi, Buzzer Metode Kinerja Sistem Menggunakan buzzer sebagai penanda denyut jantung dan metode lup dup untuk memperoleh denyut jantung Andrey Arantra Rancang Bangun ATMega 8535, Menggunakan

3 Putra (2006) Pulse Oximeter Sensor SpO 2 sensor SpO 2 dan Dengan metode saturasi Mikrokontroler linier. Guruh Haryanto ATMega 8535 Rancang Bangun ATMega 16, Menggunakan dkk Oksimeter Rangkaian sensor SpO 2 dan Digital Berbasis cascade, membagi hasil Mikrokontroler rangkaian sample pembacaan ATMega16 dan hold. sensor ke AC dan Gözde Ateş Alat Ukur Kadar ATMega 8535, DC Menggunakan (2011) Oksigen Sensor SpO 2 metode fuzzy Berdasarkan logic untuk Fuzzy Logic mendapatkan Indra Wijaya Alat Ukur 3 Arduino Nano, nilai saturasi Menggunakan (2015) Tanda Vital Sensor SpO 2, sensor SpO 2 yang Dengan Bluetooth, digabungakan Bluetooth Thermistor dengan thermistor untuk deteksi kondisi vital B. Dasar Teori a. Haemoglobin Haemoglobin manusia memiliki berat molekul dalton dan berisi dua pasang rantai polipeptida. Ikatan α memiliki 141 residu asam amino dan ikatan β memiliki 146. Setiap ikatan polipeptida dikombinasikan dengan satu haem group. Setiap kelompok haem memiliki satu atom besi dan mampu menggabungkan reversibel dengan satu molekul oksigen dan namun selalu berada dalam keadaan kurang stabil. Dikatakan haemoglobin terdiri dari empat rantai polipeptida yang membentuk ikatan molekul tiga dimensi yang sangat kompleks. Urutan

4 dan posisi asam amino dalam kelompok haem sudah ditelaah. 1 kelompok haem yang melekat pada rantai melalui residu histidin oleh ikatan lemah dan diposisikan di celah-celah di rantai. Struktur kuarterner dari empat rantai tampaknya membentuk sebuah bola kusut, tetapi bentuk ini adalah bentuk yang sebenarnya sangat penting untuk pulse oximeter. Ini tidak hanya mengontrol reaksi dengan oksigen, tetapi mengubah dalam bentuk struktur kuarterner dengan tingkat oksigenasi mengubah spektrum penyerapan optik secara proporsional. Ini adalah dasar dari penyerapan oximeter optik. Haemoglobin tanpa oksigen akan menyerap gelombang cahaya dengan panjang 600 nm (lampu led merah) dan haemoglobin dengan oksigen akan menyerap gelombang cahaya dengan panjang 940 nm (mendekati gelombang infra merah). Penentuan saturasi pada haemoglobin dapat ditentukan dengan melakukan perbandingan rasio cahaya yang diserap pada gelombang cahaya dengan panjang 600 nm dan 940 nm, dan rasio ini akan berhubungan dengan nilai saturasi oksigen. Untuk akurasi hukum Beer, pelarut harus transparan dan tidak boleh mengandung zat lain yang dapat menyerap cahaya. Gambar 1. Grafik 4 tipe haemoglobin di gelombang cahaya merah dan inframerah

5 Diagram diatas menunjukkan koefisien 4 jenis haemoglobin diantara gelombang cahaya merah dan inframerah. Darah orang dewasa biasanya terdiri dari 4 jenis haemoglobin yaitu oksihaemoglobin (O 2 Hb), haemoglobin (Hb), methemoglobin (haemoglobin yang mengandung besi) dan karboksihaemoglobin (COHb). Methemoglobin dan karboksihaemoglobin hanya memiliki kadar yang rendah di dalam darah kecuali dalam keadaan patologis. Saturasi oksigen didefinisikan sebagai persen kandungan oksigen di dalam kapasitasnya. Berdasarkan definisi inilah jenis haemoglobin yang tidak mengandung oksigen tidak dianggap. Penggunaan dua buah gelombang cahaya dalam oximeter didasarkan oleh beberapa hal berikut ini : 1. Gelombang cahaya merah dan inframerah dapat menembus jaringan dan air yang ada di dalam jaringan sedangkan gelombang cahaya biru, hijau, kuning dan gelombang yang lebih panjang dari inframerah terserap oleh jaringan dan air. Light Emitting Diode (LED) dapat diandalkan sebagai pemancar gelombang cahaya merah dan inframerah. 2. Masing masing probe pulse oximeter terdiri dari sebuah LED, yang memancarkan 2 gelombang cahaya (merah dan inframerah) melalui kulit vaskular. Probe dipasang di jari atau telinga pasien. Sebuah photodetektor di sisi lainnya akan mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan oleh masing masing gelombang cahaya dan akan didapatkan nilai saturasi oksigen. 3. Cahaya merah dan inframerah dipancarkan melalui jaringan dan dihitung berdasarkan jari atau telinga sebagai sumber haemoglobinnya. Mikroprosesor akan menentukan penyerapan sebagian pulse dalam darah arteri (AC), dari penyerapan konstan oleh non pulse darah vena dan kapiler dan jaringan pigmen lain (DC) demikian dapat menghilangkan efek penyerapan jaringan lain saat mengukur saturasi oksigen darah arteri.

6 Gambar 2. Menunjukan bahwa pulse AC dan DC dari penyerapan cahaya dapat di pisahkan Pulse oximeter tergantung pada analisis spektrum untuk mengukur kadar saturasi oksigen yang di deteksi dan solusi kuantifikasi komponen berdasarkan karakteristik penyerapan cahaya. Pulse oximeter menggabungkan 2 teknologi yaitu spectrophotometry (yang melakukan pengukuran kadar saturasi haemoglobin) dan optical plethysmography (yang melakukan pengukuran perubahan pulse di dalam volume darah arteri di sekitar sensor). Pengukuran saturasi oksigen di dalam haemoglobin dengan spectrophotometry di dasari oleh hukum Beer- Lambert, yang berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut berdasarkan intensitas cahaya yang dipancarkan melalui larutan. Untuk melakukan estimasi konsentrasi penyerapan cahaya dalam zat terlarut dapat dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan melalui larutan tersebut akan tetapi kita harus mengetahui salah satu dari panjang gelombang cahaya, arah pancaran cahaya, dan penyerapan zat pada gelombang cahaya tertentu. Penyerapan tiap panjang gelombang tergantung pada konsentrasi zat terlarut (haemoglobin dengan oksigen dan tanpa oksigen) yang dideteksi dengan memancarkan gelombang cahaya dengan spesifik melewati larutan dan menghitung intensitas di sisi lainnya. Dengan menggunakan hukum Beer konsentrasi zat terlarut di dalam pelarut ditentukan oleh jumlah cahaya dari gelombang cahaya spesifik yang diserap oleh zat terlarut. Untuk mengukur saturasi oksigen, konsentrasi relatif haemoglobin dengan oksigen dan haemoglobin tanpa oksigen harus diketahui dan dua buah gelombang cahaya yang digunakan

7 harus sedemikian rupa agar salah satu dari gelombang tersebut dapat diserap. b. Pembuluh Arteri Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang berotot dan membawa darah ke seluruh tubuh. Dinding pembuluh nadi tersusun dari tiga lapisan, yakni lapisan luar yang bersifat elastis, lapisan tengah yang berupa sel-sel otot polos, dan lapisan dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis. Pembuluh nadi memiliki dinding tebal, kuat, dan elastis, yang membantu tenaga pemompaan jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh. Pemompaan oleh jantung menyebabkan darah didorong untuk mengalir. Hal itu memberi tekanan di sepanjang dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan. maka terjadi, darah akan memancar keluar apabila pembuluh nadi terluka. Pada Umumnya, pembuluh nadi berada di bagian dalam tubuh. Pembuluh nadi yang paling besar disebut aorta. Pembuluh ini berpangkal pada bilik kiri jantung dan bertugas membawa darah yang mengandung banyak oksigen (darah bersih) ke seluruh tubuh. Pembuluh ini memiliki sebuah katup yang terletak tepat di luar jantung. Selanjutnya, aorta bercabang dua, satu cabang menuju ke kepala dan satu cabang lagi menuju ke tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh nadi (arteri). yang keluar dari jantung tersebut kemudian bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh nadi yang lebih kecil. Pembuluh nadi yang paling kecil, disebut arteriol. Arteriol berukuran lebih tipis dari satu sisir rambut. Arteriol ini bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler. Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi karbon dioksida. Pada negara

8 berkembang, dua kejadian kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis. Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur dengan tensimeter atau sfigmomanometer. Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen. c. Oximeter Pulse oximeter berfungsi mengamati saturasi oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk menjamin kadar oksigen cukup pada pembuluh. Biasanya dipakai pada pasien yang mengalami under anesthesia, neonates (bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari (Stoll, 2007), pasien yang mengalami kondisi buruk (critically). Alat ini menampilkan frekuensi denyut jantung dan saturasi oksigen, parameter yang menjadi andalan dan sangat berguna untuk mengetahui kondisi pasien saat pemeriksaan. Oximeter termasuk alat medis non invasive dan portabel. Sensor pulse oximeter menggunakan cahaya dalam analisis spektral untuk pengukuran saturasi oksigen, yaitu deteksi dan kuantifikasi komponen (haemoglobin) dalam larutan. Saturasi oksigen adalah persentase total haemoglobin yang membawa atau mengandung oksigen. Probe umumnya ditempatkan jari atau daun telinga. Sebuah fotodetektor pada sisi lain mengukur intensitas cahaya yang berasal dari transmisi sumber cahaya yang menembus jari. Transmisi cahaya melalui arteri

9 adalah denyutan yang diakibatkan pemompaan darah oleh jantung (Hill et al, 2006) Pulse oximeter dengan metode spectrophotometry bergantung pada perubahan warna dan lebih akurat, pada penyerapan energi elektromagnetik dengan perubahan persentase oksigen yang terikat pada molekul haemoglobin. Gambar 3. Grafik penyerapan oksigen oleh haemoglobin Poin isobestic adalah panjang gelombang di mana nilai-nilai ε dua zat, dalam kasus ini oksigen dan hemoglobin terdeoksigenasi, salah satunya dapat dikonversi ke yang lain, adalah sama. Harus diingat bahwa hukum Beer-Lambert digunakan hanya untuk radiasi monokromatik melalui media homogen dan isotropik (satu di mana indeks bias adalah sama di semua arah) dengan hamburan diabaikan, di mana tidak ada asosiasi atau disosiasi yang menyerap molekul. Harus ada penyerap tunggal, tidak ada reaksi antara penyerap dan pelarut, dan tidak ada kemungkinan terjadi reaksi fotokimia. Satu-satunya kesempatan ketika sesuai dengan hemoglobin dengan hukum Beer-Lambert dapat diasumsikan untuk murni larutan hemoglobin. Darah adalah cairan non

10 homogen yang mampu diserap oleh cahaya non-linear, misalnya saat pergantian konsentrasi Pulse oximeter bekerja dengan membandingkan energi penyerapan dari dua buah gelombang cahaya (600 nm dan 940 nm) yang melalui extrimitas. Nilai dari SpO 2 diperkirakan sama dengan saturasi oksigen pada arteri, SaO 2 yang didapatkan dari rasio energi penyerapan 2 buah gelombang. Batas dari gelombang yang dapat digunakan untuk metode spectrophotometry berada diantara 600 nm dan 1300 nm. Saat glombang kurang dari 600 nm pigmen merah dalam kulit (melanin) akan menyebabkan penyerapan tingkat tinggi, sedangkan gelombang yang lebih dari 1300 nm akan menyerap dengan kuat dikarenakan kandungan air di dalam jaringan. Sumber gelombang cahaya (LED) ditempatkan di dekat permukaan kulit. Energi cahaya yang dilepaskan akan dideteksi dengan detektor semikondutor yang ditempatkan tegak lurus dengan LED. Beberapa pulse oximeter termasuk untuk yang digunakan untuk janin, mengandalkan sinyal yang dipantulkan untuk itu lah detektor dipasang berdekatan dengan LED nya. Interaksi antara energi cahaya dan kulit, jaringan lain dan darah sangatlah kompleks. Energi sebagian dipantulkan kembali, dikirim kembali secara menyebar, dibiaskan, dan diserap. Tanpa interaksi yang kompleks antara energi cahaya dan jaringan baik dalam pengiriman maupun pembiasan pulse oximeter tidak dapat bekerja, kecuali melalui telinga. Ini dikarenakan penyebaran dan pembiasan dengan jelas dibutuhkan untuk memantulkan pulse oximeter, dan difraksi diperlukan agar pulse oximeter dapat melewati tulang saat ditransmisikan. Ada banyak struktur, entitas atau senyawa kimia dalam jaringan ekstremitas yang pulse oximeter diterapkan saat menyerap pada panjang gelombang yang sama di hemoglobin darah arteri. Namun, karena denyut jantung, penyerapan cahaya karena hemoglobin dalam arteri dan arteriol meningkat selama sistol dan menurun selama diastole. Dalam prakteknya, penyerapan cahaya melalui jari bervariasi sekitar 1-2% dari total

11 penyerapan. Hal ini tidak sepenuhnya karena peningkatan diameter arteri dan arteriol selama sistol: jika itu, maka variasi dalam penyerapan selama siklus jantung akan sangat banyak kurang. Sebuah pulse oximeter akan bekerja dengan lebih baik ketika probe ditempatkan pada kaku, tabung transparan melalui darah yang dilewati oleh pulsatile yang mengalir. Sebuah photoplethysmogram dari sistem tersebut akan menunjukkan pulsatile tersebut. Pemeriksaan mekanika fluida darah menunjukkan bahwa sumbu perubahan eritrosit selama siklus jantung. Selama diastole eritrosit cenderung untuk menyelaraskan paralel berdiameter besar ke arah aliran, sedangkan selama sistol diameter utama eritrosit tegak lurus aliran, sehingga menghadirkan penyerapan lebih besar jalan. Perubahan sumbu eritrosit juga memberikan kontribusi untuk perubahan reflektansi selama siklus jantung, yang penting dalam modus refleksi pulse oximeter. Teori ini juga didukung oleh konduktansi listrik dalam gerakan darah, yang berubah (melakukan reflektansi optik dan transmisi) dengan perubahan kecepatan aliran darah. Ada banyak studi tentang akurasi dan presisi dari berbagai jenis pulse oximeter. Metode yang digunakan untuk menggambarkan akurasi berbeda dalam setiap studi, membuat ringkasan keseluruhan dari akurasi pulse oximeter susah dilakukan. Ada perbedaan kinerja antara berbagai merek oksimeter, yang mungkin dikarenakan perbedaan dalam perangkat lunak pengolah sinyal dan kurva kalibrasi. Kebanyakan produsen mengklaim batas toleransi dalam setiap diberikan membaca oksimeter sekitar 4% untuk pembacaan di atas 70%. Lainnya telah ditingkatkan akurasi pulse oximeter nya menjadi 2% di atas 70%. Selama periode desaturasi di bawah 70% pantulan dan presisi yang jauh lebih besar, menjadi sangat bervariasi antara merek, mungkin karena terbatasnya jumlah kalibrasi data untuk saturasi rendah. Pulse oximeter tertentu telah ditunjukkan untuk beroperasi di bawah beberapa kondisi yang cukup buruk. Carter et al mempelajari kinerja pulse oximeter dengan 46 bayi

12 yang baru lahir dan bayi pada periode pasca operasi jantung. Pasien-pasien ini memiliki suhu kulit mulai (27,0-37,4) C dan perbedaan suhu antara bagian dalam dan permukaan kulit berkisar (0,1-10,1) C. Gangguan besar dalam suhu tubuh inilah yang akan mempengaruhi fungsi pulse oximeter karena perubahan di perifer perfusi, tetapi setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa kinerja pulse oximeter akurat serta dapat diterima dan tidak berkorelasi dengan suhu antara bagian dalam dan permukaan kulit. Nilai normal untuk pulse oximeter pada umumnya diasumsikan bernilai sama dengan nilai normal untuk saturasi oksigen di dalam arteri. Pulse oximeter memiliki beberapa batasan diantaranya efek dari cahaya, pigmen kulit, dishaemoglobin, perfusi perifer, dan gerak haemoglobin. Beberapa hal tadi akan mempengaruhi pembiasan, presisi dan kegunaan dari instrument dalam pembacaannya. Cahaya dapat menganggu kinerja pulse oximeter, tetapi masalah ini dapat diatasi dengan membungkus sensor dengan material yang kedap cahaya. Pigmen kulit juga akan mempengaruhi kinerja dari pulse oximeter. Hal ini terjadi dikarenakan semakin gelap pigmen kulit akan semakin buruk pula kinerja pulse oximeter. Hal ini dapat diatasi dengan pengkalibrasiannya, data pembanding yang dilakukan untuk proses kalibrasi sebaiknya menggunakan data untuk warna pigmen kulit yang mendekati warna pigmen kulit pasien yang akan di uji. Dishaemoglobin juga ikut mempengaruhi pembacaan pulse oximeter, karena pulse oximeter tidak dapat membedakan antara oksihaemoglobin (O 2 Hb) dan haemoglobin yang tidak dapat mengikat dan membawa oksigen seperti methemoglobin (haemoglobin yang mengandung besi) dan karboksihaemoglobin (COHb). Dishaemoglobin akan terlihat jelas saat terjadi perbedaan yang besar antara nilai saturasi fungsional dan nilai saturasi fraksional. Saturasi fungsional hanya menghitung haemoglobin yang dapat membawa oksigen. Dengan adanya dishaemoglobin akan memungkinkan terjadinya reduksi yang besar di dalam kapasitas darah dalam membawa oksigen dengan saturasi pada umumnya. Ini tidak akan memadai untuk membawa oksigen

13 untuk saturasi normal sehingga pembacaan fungsi saturasi dapat mengalami kesalahan. d. Arduino Nano Arduino Nano adalah papan pengembangan (development board) mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P dengan bentuk yang sangat mungil. Secara fungsi tidak ada bedanya dengan Arduino Uno. Perbedaan utama terletak pada ketiadaan jack power DC dan penggunaan konektor Mini-B USB. Disebut sebagai papan pengembangan karena board ini memang berfungsi sebagai arena prototyping sirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan pengembangan, anda akan lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller dibanding jika anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard. Gambar 4. Arduino nano - Spesifikasi Chip mikrokontroller Tegangan operasi Tegangan input (yang direkomendasikan) Digital I/O pin Analog Input pin Arus DC per pin I/O Memori Flash ATmega328P 5V 7V - 12V 14 buah, 6 diantaranya menyediakan PWM 6 buah 40 ma 32 KB, 0.5 KB telah digunakan untuk bootloader

14 SRAM 2 KB EEPROM 1 KB Clock speed 16 Mhz Dimensi 45 mm x 18 mm Tabel 1. Spesifikasi arduino nano - Pemrograman Pemrograman board Arduino Nano dilakukan dengan menggunakan Arduino Software (IDE). Chip ATmega328 yang terdapat pada Arduino Nano telah diisi program awal yang sering disebut bootloader. Bootloader tersebut yang bertugas untuk memudahkan anda melakukan pemrograman lebih sederhana menggunakan Arduino Software, tanpa harus menggunakan tambahan hardware lain. Cukup hubungkan Arduino dengan kabel USB ke PC, Mac, atau Linux anda, jalankan software Arduino Software (IDE), dan anda sudah bisa mulai memrogram chip ATmega328. Lebih mudah lagi, di dalam Arduino Software sudah diberikan banyak contoh program yang memanjakan anda dalam belajar mikrokontroller - Power Supply Development Board Arduino Nano dapat diberi tenaga dengan power yang diperoleh dari koneksi kabel Mini-B USB, atau via power supply eksternal. External power supply dapat dihubungkan langsung ke pin 30 atau Vin(unregulated 6V - 20V), atau ke pin 27 (regulated 5V). Sumber tenaga akan otomatis dipilih mana yang lebih tinggi tegangan - Memori Chip ATmega328 pada Arduino Nano memiliki memori 32 KB, dengan 0.5 KB dari memori tersebut telah digunakan untuk bootloader. Jumlah SRAM 2 KB, dan EEPROM 1 KB, yang dapat di baca-tulis dengan menggunakan EEPROM library saat melakukan pemrograman. - Input dan Output

15 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Arduino Nano memiliki 14 buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input atau output, sengan menggunakan fungsi pinmode(), digitalwrite(), dan digitalread(). Pin-pin tersebut bekerja pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat menyediakan atau menerima arus 20mA, dan memiliki tahanan pull-up sekitar 20-50k ohm (secara default dalam posisi discconnect). Nilai maximum adalah 40mA, yang sebisa mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroller. Arduino Nano memiliki 8 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0 hingga A7. Masingmasing pin analog tersebut memiliki resolusi 1024 bits (jadi bisa memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke 5V, namun bisa juga menggunakan pin REF dengan menggunakan fungsi analogreference(). - Komunikasi Arduino Nano memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, dengan Arduino lain, atau dengan mikrokontroler lainnya. ATmega168 dan ATmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt), yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip FTDI FT232RL yang terdapat pada papan Arduino Nano digunakan sebagai media komunikasi serial melalui USB dan driver FTDI (tersedia pada software Arduino IDE) yang akan menyediakan COM Port Virtual (pada Device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada komputer. Perangkat lunak Arduino termasuk didalamnya serial monitor memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip FTDI dan koneksi USB yang terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).

16 e. Sensor SpO 2 SpO 2 singkatan saturasi oksigen kapiler perifer, perkiraan jumlah oksigen dalam darah. Lebih khusus lagi, adalah persentase oksigen haemoglobin (Hb mengandung oksigen) dibandingkan dengan jumlah total haemoglobin dalam darah ( oksigen dan non-oksigen hemoglobin). SpO 2 adalah perkiraan saturasi oksigen pada arteri, atau SaO 2, yang mengacu pada jumlah oksigen haemoglobin dalam darah. Haemoglobin adalah protein yang membawa oksigen dalam darah. Hal ini ditemukan dalam sel-sel darah merah dan memberi warna merah. Sensor SpO 2 pada dasarnya adalah sebuah sensor cahaya. Sensor cahaya terdiri dari 2 buah gelombang cahaya dan 1 buah receiver (photodiode). 2 buah sumber gelombang cahaya diatur sedemikian rupa agar dapat menyala secara bergantian. Hasil dari pembacaan tadi akan diolah di mikrokontroler untuk mendapat hasil saturasi oksigen. Gambar 5. Sensor SpO 2 f. Rangkaian High Pass Filter Filter high-pass atau sering juga disebut dengan filter lolos atas adalah suatu rangkaian yang akan melewatkan suatu isyarat yang berada diatas frekuensi cut-off (ωc) sampai frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut dan akan menahan isyarat yang berfrekuensi

17 dibawah frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut. High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara pararel dengan resistor, dimana resistansi dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant (τ). Prinsip kerja dari filter high pass atau filter lolos atas adalah dengan memanfaatkan karakteristik dasar komponen C dan R, dimana C akan mudah melewatkan sinyal AC sesuai dengan nilai reaktansi kapasitifnya dan komponen R yang lebih mudah melewatkan sinyal dengan frekuensi yang rendah. Prinsip kerja rangkaian filter lolos atas atau high pass filter (HPF) dengan RC dapat diuraikan sebagai berikut, apabila rangkaian filter high pass ini diberikan sinyal input dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (ωc) maka sinyal tersebut akan di lewatkan ke output rangkaian melalui komponen C. Kemudian pada saat sinyal input yang diberikan ke rangkaian filter lolos atas atau high pass filter memiliki frekuensi di bawah frekuensi cut-off (ωc) maka sinyal input tersebut akan dilemahkan dengan cara dibuang ke ground melalui komponen R. Frekuensi resonansi dari filter high-pass mengikuti nilai time constant (τ) dari rangkaian RC tersebut. T=R.C Sehingga frekuensi cut-off dari filter tersebut adalah : f c = 1 2 πrc Penguatan pada passband HPF adalah AV = VO / Vi atau R F ditentukan : R F = ( A F - 1) R 1 Vout Gain : Vin Gain (db) : AV = 20 log Vo/V g. Thermistor Thermistor adalah komponen elektronika yang sensitif terhadap perubahan temperatur, seperti sebuah resistor tetapi nilai tahanannya

18 dapat berubah mengikuti perubahan temperatur/suhu. Materi yang digunakan dalam pembuatan sebuah thermistor umumnya keramik atau polimer. Thermistor dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, tergantung pada koefisien (tanda k). Jika k adalah positif, resistansi/tahanan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan thermistor jenis ini disebut koefisien suhu positif (PTC) thermistor, atau posisotor. Jika k negatif, resistansi menurun dengan meningkatnya suhu, thermistor jenis ini disebut koefisien suhu negatif (NTC) thermistor. - Karakteristik o Resistansi tinggi 1 kω sampai 100 kω. o Respon waktu cepat, untuk thermistor manik ½ detik. o Lebih murah daripada RTD. o Sensitivitas sangat tinggi (1000 kali lebih sensitif daripada RTD. o Perubahan resistansi 10% per ºC. Misal resistansi nominal 10 o o o o o kω maka resistansi akan berubah 1 kω utk setiap perubahan temperatur 1 ºC. Tidak sensitif terhadap shock dan vibrasi. Dilindungi capsul (plastik, teflon/material lembam). Memperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik. Daerah kerja NTC lebih luas. Daerah kerja PTC lebih pendek dari NTC, karena PTC memiliki Tmin & Tmax, dan saat tertentu akan menjadi NTC. Gambar 6. Komponen thermistor

19 h. Modul Bluetooth HC-05 HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP ( Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless ( nirkabel) yang mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR ( Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2, 4 GHz. Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC- 05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain. Dalam penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi kondisi berikut : 1. Komunikasi harus antara master dan slave. 2. Password harus benar ( saat melakukan pairing). 3. Jarak sinyal dari HC-05 adalah 30 meter, dengan kondisi tanpa halangan. Gambar 7. Modul bluetooth HC-05 - Spesifikasi o Hardware : Sensitivitas -80dBm ( Typical) Daya transmit RF sampai dengan + 4dBm. Operasi daya rendah 1, 8V 3, 6V I/ O. Kontrol PIO.

20 Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram. Dengan antena terintegrasi. o Software : Default baudrate 9600, Data bit : 8 Stop bit = 1 Parity : No Parity Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600, , dan Auto koneksi pada saat device dinyalakan ( default). Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply BAB I PENDAHULUAN Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius. Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 Sofyan 1), Catur Budi Affianto 2), Sur Liyan 3) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

PULSE OXIMETER PORTABLE DENGAN ATMEGA 16

PULSE OXIMETER PORTABLE DENGAN ATMEGA 16 PULSE OXIMETER PORTABLE DENGAN ATMEGA 16 Oleh JULIUS HASAN NIM : 612005028 Tugas Akhir Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Elektronika FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik gorden dan lampu otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Arduino Uno BAB II DASAR TEORI 2.1. Arduino UNO Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Nano

BAB II DASAR TEORI Arduino Nano BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan tugas, petugas PT. PLN (Persero) terkadang kesulitan dalam menjalankan tugas untuk menyegel atau memutus aliran listrik kepada pelanggan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Uno Arduino adalah sebuah mikrokontroler yang mudah digunakan, karena menggunakan bahasa pemrograman basic yang menggunakan bahasa C. Arduino memiliki procesor yang besar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Karakteristik Ikan Karakteristik ikan yang dapat dihitung ialah ikan yang dapat hidup di berbagai lingkungan air tawar, misalnya ikan lele. Ikan lele hidup di air tawar, tahan penyakit,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa Isyarat Abjad Bahasa isyarat adalah media komunikasi bagi para penderita tuna-rungu agar dapat berinteraksi dengan para penderita tuna-rungu lainnya dan manusia normal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor HCSR-04 Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan catu daya. Penelitian ini mengukur pancaran (coverage)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan catu daya. Penelitian ini mengukur pancaran (coverage) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian aplikasi sensor passive infrared receiver yang dilakukan [3] dengan perancangan sistem masukan berupa sensor yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2) RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2) 1), 2) Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah mikrokontroler jenis

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 1.1 Skema Alat Pengukur Laju Kendaraan Sumber Tegangan Power Supply Arduino ATMega8 Proses Modul Bluetooth Output Bluetooth S1 S2 Komputer Lampu Indikator Input 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pasien yang mengalami under anesthesia, neonates (bayi baru lahir yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pasien yang mengalami under anesthesia, neonates (bayi baru lahir yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulse Oximetry Pulse Oximetry berfungsi mengamati saturasi oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk menjamin kadar oksigen cukup pada pembuluh. Biasanya dipakai pada pasien yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2 APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA Hindarto 1, Izza Anshory 2, Ade Efiyanti 3 1,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3: PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN. Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara

BAB 3: PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN. Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat suatu sistematika penulisan yang terdiri dari : BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini akan membahas latar belakang tugas akhir, identifikasi masalah, batasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Uno Arduino uno adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mendeteksi gejala perubahan suhu pada objek tertentu. Sensor suhu

BAB II DASAR TEORI. mendeteksi gejala perubahan suhu pada objek tertentu. Sensor suhu BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Sensor Suhu Sensor suhu atau temperature sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dilakukan pemasangan sensor getar SW-420 untuk mendeteksi apakah pemohon SIM C menabrak/menyenggol

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2

ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2 ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2 1,2 Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 jdofaelena@gmail.com, 2 syahrul_syl@yahoo.com ABSTRAK Oksigen merupakan elemen terpenting

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Diagram Alir

BAB II DASAR TEORI Diagram Alir BAB II DASAR TEORI Pada Bab ini dibahas mengenai dasar teori dan hubungan antar perangkat keras yang digunakan yaitu mikrokontroler, SRF-05, photointerrupter, bluetooth HC-05. Selain itu juga akan dibahas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Saklar Lampu Otomatis dan Monitoring Suhu Rumah Menggunakan VB. Net dan Arduino

Rancang Bangun Saklar Lampu Otomatis dan Monitoring Suhu Rumah Menggunakan VB. Net dan Arduino JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, Hal. 67-72 ISSN 2548-737X Rancang Bangun Saklar Lampu Otomatis dan Monitoring Suhu Rumah Menggunakan VB. Net dan Arduino Trisiani Dewi Hendrawati

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Baggage Arrival System Baggage Arrival System merupakan sebuah sistem konveyor penanganan bagasi pada area kedatangan di bandara. Adapun fungsi konveyor ini adalah memindahkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang digunakan untuk pembuatan pintu gerbang otomatis berbasis Arduino yang dapat dikontrol melalui komunikasi Transifer dan Receiver

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS ARDUINO

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS ARDUINO RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS ARDUINO Marti Widya Sari Setia Wardani Abstrak Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sangat pesat di berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3 RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3 Farid Baskoro, S.T., M.T. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya farid.baskoro@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI 1.1. Spesifikasi Sistem 1.1.1. ECG1 Memiliki 3 Channel lead Monitor Output untuk display output di oscilloscope Menggunakan baterai 9V sebagai power Pengaturan gain dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Modul Mikrokontroler Pada sistem ini menggunakan Arduino Uno R3. Arduino Uno R3 adalah modul mikrokontroler yang menggunakan ATmega328, modul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware). Hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Dengan Metode Sensor Kapasitif Sistem pengukuran ketinggian air pada tugas akhir ini memiliki cara kerja yang sama dengan sensor pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge BAB II DASAR TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan diuraikan dasar - dasar penunjang yang diperlukan untuk merealisasikan alat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Impelementasi Mikrokontroler Arduino Mikrokontroller berbasis Arduino merupakan bagian utama dan terpusat dari keseluruah alat yang didalamnya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci