BAB VII KESIMPULAN. kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII KESIMPULAN. kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah"

Transkripsi

1 BAB VII KESIMPULAN Cirebon merupakan daerah Pesambangan yaitu sekitar lima kilometer dari kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah wungkuk. Cirebon sendiri saat itu terbagi menjadi dua bagian yaitu Cirebon Girang dan Cirebon Larang, dalam hal ini adala Dukuh Pesambangan dan Muara Jati. Kedua daerah ini sama-sama berada dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang bercorak Hindu-Budha. Pada masa sebelum Islam dibawah Sunan Gunung Jati, pelabuhan Muara Jati adalah jalur masuknya perdagangan ke Cirebon. Melalui Muara Jati pulalah para pedagang Islam masuk, dan membuka pedukuhan Islam pertama yaitu Dukuh Pesambangan. Setelah terdengar adanya agama Islam, Prabu Siliwangi sebagai penguasa Pajajaran berusaha menekan jumlah pedagang Islam yang masuk ke Cirebon. Meskipun begitu, perkembangan Islam di Cirebon sendiri telah dimulai dengan dibangunnya pesantren di daerah Pesambangan yang kemudian dikenal dengan nama Pesantren Gunung Jati dikepalai oleh Syekh Idlofi Mahdi. Masyarakat yang telah lama mempercayai kepercayaan lama bercampur agama Hindu mulai tertarik dengan agama Islam, terutama karena tidak terdapat perbedaan didalamnya. Kemahsyuran Islam di Cirebon bahkan mengundang perhatian para putra Mahkota Pajajaran yaitu Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang untuk berguru agama Islam di Cirebon. Setelah dianggap cukup ilmu Islamnya, oleh gurunya Syekh Datuk Kahfi memerintahkan Pangeran Walangsungsang dan Lara Santang diperkenankan 120

2 121 menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu naik haji. Atas kehendak Allah, Lara Santang dipersunting oleh Syarif Abdullah, oleh Syarif Abdullah, nama Lara Santang dirubah menjadi Syarifah Muda im. Dari pernikahan ini lahir dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Syarif Hidayatullah adalah penyebar Islam di Cirebon dan Jawa Barat dan dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Setelah Syarif Abdullah wafat, Syarif Hidayatullah yang memiliki hak atas kerajaan Mesir lebih memilih menjadi penyiar Islam di tanah kelahiran ibunya Syarifah Muda im di Tanah Jawa, Cirebon khususnya. Setelah sampai di Cirebon, pada waktu yang telah ditentukan Syarif Hidayatullah dinikahkan dengan Pakungwati, putri Pangeran Walangsungsang. Pangeran Walangsungsang saat itu telah menjadi Kuwu Cerbon II dan telah membangun Keraton Pakungwati dengan gelar Pangeran Cakrabuana. Oleh karena itu, pernikahan ini, secara otomatis manjadi upacara pengangkatan Syarif Hidayatullah menggantikan Pangeran Cakrabuana. Selain pengangkatan Syarif Hidayatullah sebagai pengganti Pangeran Cakrabuana, diangkat pula oleh Wali setanah Jawa sebagai salah satu anggota Walisongo bergelar Sunan Gunung Jati. Berkedudukan di Keraton Pakungwati Cirebon, Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Cirebon dengan memerdekakan diri dari pengaruh Pajajaran. Saat itulah tamaddun Islam di Cirebon berkembang pesat. Sejak memerdekakan diri, Kesultanan Cirebon membangun berbagai sarana-prasarana yang mendukung pemerintahan, perdagangan, dan yang paling penting adalah dalam misi syiar Islam. Metode-metode dakwah yang digunakan Walisongo pada

3 122 umumnya Sunan Gunung Jati khusunya secara umum dilakukan dengan dua cara yaitu metode struktural dan metode kultural. Sepeninggal Sunan Gunung Jati, peninggalan Islamisasi yang dilakukannya masih bisa terlihat sekarang. Bentuk peninggalan itu oleh penulis dibagi menjadi dua bagian, yaitu bangunan dan upacara. Bangunan terdiri dari Keraton Pakungwati yang saat ini dikenal Keraton Kasepuhan, Masjid Agung Sang Ciptarasa/Masjid Pakungwati, dan Astana Gunung Jati/kompleks Makam Gunung Sembung. Dalam upacara yang merupakan media dakwah Sunan Gunung Jati adalah Maulid Nabi Muhammad S.A.W. yang lebih deikenal oleh masyarakat Cirebon dengan Iring-Iringan Panjang Jimat. Dalam upacara ini ada berbagai keramaian hingga hari puncak yang disebut sekaten. Peran dakwah Sunan Gunung Jati bersama para Waliyullah lainnya telah menjadi penanda Islam yang khas di Indonesia umumnya, di Jawa khususnya. Dengan metode dakwah yang bijaksana, Islam mudah diterima oleh masyarakat pribumi dengan baik. Meskipun dalam tradisi Cirebon terkadang pengislamannya tidak masuk akal, tetapi hikmah yang didapat dari metode dakwah Sunan Gunung Jati menggambarkan toleransi yang begitu terasa untuk berdirinya kekuatan Islam di Cirebon seperti saat ini adalah pemikiran yang brilian.

4 123 DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdul Karim, M. (2013). Islam Nusantara. Yogyakarta: Gama Media Editing. Aria Carbon. (1972). Purwaka Tjaruban Nagari, terj. P. S. Sulendraningrat, Jakarta: Bhratara. Barnet, K. (1981). Pengantar Teologi. Jakarta: Gunung Mulia. Dadan Wildan. (2012). Sunan Gunung Jati: Petuah, Pengaruh, dan Jejak-jejak Sang Wali di Tanah Jawa. Tangerang Selatan: Penerbit Salima. Daliman, A. (2012). Islamisasi dan perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Ombak. Edi S. Ekadjati, Undang A. Darsa. ( 1999). Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 5A: Jawa Barat Koleksi Lima Lembaga. Bogor: Yayasan Obor Indonesia.. (1978). Babad Cirebon Edisi Brandes: Tinjauan Sastra dan Sejarah. Bandung: Fakultas Sastra, Universitas Padjajaran. Graaf, H. J. de dan Th. G. Pigeaud. (2003). Kerajaan Islam Pertama di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, terj. dari judul asli, De Eerste Moslimse voorstendomen op Java, studien over de staatkundige van de 15 de en 16 de Eeuw. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti Hadisutjipto S. Z. (1979). Babad Cirebon. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. Hari Untoro Drajat. (1997). Pelestarian Peninggalan Bersejarah di Cirebon, dalam Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, halaman: Jakarta: Putra Sejati Raya. Hasan Muarif Ambary. (1997). Peranan Cirebon Sebagai Pusat Perkembangan dan Penyebaran Islam, dalam Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, halaman: Jakarta: Putra Sejati Raya. Helius Sjamsuddin. (1993). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

5 124 Husein Djayadiningrat Tinjauan Kritis tentang Sejarah Banten. Jakarta: Djambatan Iman Budhi Santosa. (2012). Spiritualisme Jawa: Sejarah, Laku, dan Intisari Ajaran. Yogyakarta: Memayu Publishing. Irma M. Johan. (1997). Penelitian Sejarah Kebudayaan Cirebon dan Sekitarnya Antara Abad XV-XIV: tinjauan Bibliografi, dalam Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, halaman: Jakarta: Putra Sejati Raya. Kosoh S., Suwarno, dkk. (1981). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud. Krom, N. J. (1954). Zaman Hindu. terj. Arif Effendi, Jakarta: Pembangunan. Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana.. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Main Umar. (1997). Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Musyrifah Sunanto. (2012). Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali Press. Nugroho Notosusanto. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Rahman Hamid, A. D. B. dan Mohammdad Saleh. (2011). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Sanggupri Bochari, M. dan Wiwi Kuswiah. (2001). Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon. Cirebon: CV. Suko Rejo Bersinar. Sartono Kartodirdjo. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia. Sidi Gazalba. (1966). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara. Slamet Muljana. (2009). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKiS. Soekmono, R. (1990). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius.

6 125 Sudjana, T. D. (1997). Pelabuhan Cirebon dahulu dan Sekarang, dalam Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, halaman: Jakarta: Putra Sejati Raya. Sulendraningrat, P. S. (1975). Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayat. Cirebon: Lembaga Wilayah Tingkat III Cirebon.. (1978). Sejarah Cirebon. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Surjono Soekanto. (1992). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali. Teguh Asmar, dkk. (1975). Sejarah Jawa Barat Dari Masa Pra-Islam Hingga Masa Penyebaran Agama Islam. Bandung: proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat. Toynbee, Arnold. (2006). Sejarah Umat Manusia. terj. Agung Prihantoro, dkk. Dari judul asli Mankind and Mother Earth A Narrative of The World. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uka Tjandrasasmita. (1975). Sejarah Nasional Indonesia III: Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. (1997). Bandar Cirebon dalam Jaringan Pasar Dunia, dalam Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, halaman: Jakarta: Putra Sejati Raya. Woodward, Mark R. (1999). Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan, terj. Harius Salim dari judul asli, Islam in Jawa: Normative Piety and Misticsm in The Sultanate of Yogyakarta. Yogyakarta: LKis. Zaenal Masduqi. (2011). Cirebon: Dari Kota Tradisional Ke Kota Kolonial. Cirebon: Nurjati Press.

7 126 Wawancara : No Nama Tanggal Lahir Alamat Pekerjaan 1 Tatang Subandi 28 Agustus 1976 Keraton Kasepuhan Cirebon Staff ahli Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon 2 Elang Haryanto 11 September 1968 Manggalangeh, Rt. 05/Rw. 02, Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon Pemandu senior Keraton Kasepuhan Cirebon 3 Ibu Hasan 17 Februari 1970 Jl. Jagasatru no. 55, Rt. 01/Rw. 03, Pulasaren, Cirebon Kerabat Keraton Kanoman Cirebon Surat Kabar : Tanpa Pengarang. (1991). Gamelan di Masjid Menyambut Mauludan di Kasepuhan, Buana Minggu, edisi 6 Oktober. hlm. IV-V. Tanpa Pengarang. (1990). Islam dan Kebudayaan Jawa Selalu berdekatan Sejak Ratusan Tahun, Buana Minggu, edisi 16 Desember. hlm. IV. Internet : Bonnie Triyana. (2010). Islam Arab atau Islam China?. Tersedia pada diakses pada tanggal 15 September Dadan Wildan. (2008). Peran Sunan Gunung Jati dalam Dakwah dan Sosial budaya. Tersedia pada diakses pada tanggal 15 September Fitraya Ramadhanny. (2013). Masjid Agung Cirebon Dibangun Dalam Semalam, Percaya?. Tersedia pada diakses pada 26 September 2014

8 127 Ersi Yusuf. (2013). Sejarah Islam di Indonesia. Tersedia pada diakses pada tanggal 15 September Tanpa penulis. (2009). Definisi Tasawuf. Tersedia pada diakses pada tanggal 15 September 2014.

9 LAMPIRAN 128

10 129 Lampiran 1. Silsilah Sunan Gunung Jati Berikut silsilah dari sunan Gunung Jati dari garis ayah: Nabi Muhammad S.A.W. 1. Siti Fatimah binti Muhammad S.A.W. + Sayidina Ali bin Abi Thalib. 2. Husein Assabti. 3. Jaenal Abidin. 4. Muhammad Al Bakir. 5. Jaffar Saddiq. 6. Kasim Al Kamil (Ali Al Uraid). 7. Muhammad An Nagib (Idris). 8. Isa Al Basri (Al Bakir). 9. Akhmad Al Muhajir. 10. Ubaidillah. 11. Muhammad. 12. Alwi. 13. Ali Al Gajam (Gazam). 14. Muhammad. 15. Alwi Amir Faqih. 16. Abdul Malik. 17. Abdullah Khan Nuddin (Amir). 18. Al Amir Akhmad Syekh Jalaluddin. 19. Jamaluddin Al Husein. A B C

11 130 A. 20. Ali Nurul Alim. 21. Syarif Abdullah. 22. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). 23. a. pangeran Pasarean. 23. b. Sultan Hasanuddin Banten. B. 20. Barkat Zaenal Alim. 21. a. Abdul Gafur. 22. a. Makhdar Ibrahim. 23. a. Fadhilah Khan Al Paseh/Ibnu Maulana Makhdar/ Ibrahim Al Gujarat/Falatehan. b. Ratu Mas Gandasari/Nyi Mas Panguragan. 21. b. Akhmad Zaenal Alim. 22. b. Abdurakhman Rumi. 23. b. Syarif Syam/Syekh Magelung. C. 20. Ibrahim Zaenal Akbar. 21. a. Ali Rakhmatullah Sunan Ampel. 22. a. Sunan Bonang. 23. a. Sunan Drajat. 21. a. Ali Musada. 22. b. Maulana Ishak. 23. b. Sunan Giri.

12 131 Silsilah Sunan Gunung Jati dari garis ibu: 1. Prabu Ciung Wanara. 2. Prabu Dewi Purbasari. 3. Prabu Lingga Hiang. 4. Prabu Lingga Wesi. 5. Prabu Wastu Kancana. 6. Prabu Susuk Tunggal. 7. Prabu Banyak Larang. 8. Prabu Banyak Wangi. 9. Prabu Mundingkawati. 10. Prabu Anggalarang. 11. Prabu Siliwangi. Prabu Panji Kuda Lelean (Maharaja Adimulya). 12. Ratu Mas Lara Santang/Syarifah Muda im. 13. Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati. Sumber: 1. Kitab Purwaka Caruban Nagari, tulisan Jawa, Bahasa Kawi Carbon, ditulis oleh Pangeran Aria Carbon tahun 1720 M. 2. Kitab Hidmatil Asyirah, tulisan dan bahasa Arab oleh Al Ustadz Sayid Akhmad bin Abdullah Assagaf. 3. Buku Sejarah Cirebon karya P. S. Sulendraningrat

13 132 Lampiran 2. Foto-foto Keraton Kasepuhan Cirebon Gambar 2.1. Keraton Kasepuhan (sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 2.2. Gapura Wadasan (sumber: dokumentasi pribadi)

14 133 Gambar 2.3. Petilasan Dalem Agung Pakungwati (sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 2.4. Dalem Agung Pakungwati (sumber: dokumentasi pribadi)

15 134 Gambar 2.5. Gapura Candi Bentar Keraton Kasepuhan (sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 2.6. Hiasan Keramik China di Keraton Kasepuhan (sumber: dokumentasi pribadi)

16 135 Gambar 2.7. Masjid Agung Sang Ciptarasa (sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 2.8. Soko tatal Masjid Agung Sang Ciptarasa (sumber:

17 136 Lampiran 3. Foto-foto Makam Sunan Gunung Jati Gambar 3.1. Pintu Masuk Makam Sunan Gunung Jati (sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 3.2. Makam Sunan Gunung Jati (sumber: dokumentasi pribadi diambil dari Kantor Arsip Kota Cirebon)

18 137 Lampiran 4. Foto karya seni Cirebon Gambar 4.1. Gong Sekati (sumber: dokumentasi pribadi diambil dari Kantor Arsip Kota Cirebon) Gambar 4.2. Wayang Cirebon (sumber: dokumentasi pribadi diambil dari Kantor Arsip Kota Cirebon)

19 Lampiran 5. Surat izin penelitian 138

20 Lampiran 6. Surat rekomendasi penelitian KESBANGPOL Cirebon 139

BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI. pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1

BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI. pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1 BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI A. Akhir Hayat Sunan Gunung Jati Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun.

Lebih terperinci

Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden

Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang- Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden Walangsungsang 1 diubah

Lebih terperinci

BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI. Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah

BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI. Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI A. Kondisi Geografis Cirebon Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah sebuah pedukuhan yang berkembang menjadi negeri kemudian menjadi sebuah

Lebih terperinci

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN 1479-1568 JURNAL Oleh : Titan Rohkmutiana Hardhi Pembimbing : M. Nur Rokhman, M. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON. perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial, politik, dan budaya serta

BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON. perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial, politik, dan budaya serta BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON A. Dalam Bidang Politik Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati selama 89 tahun, banyak perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial,

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SEJARAH KERAJAAN CIREBON DAN KERAJAAN BANTEN Disusun Oleh Kelompok 3 Rinrin Desti Apriani M. Rendi Arum Sekar Jati Fiqih Fauzi Vebri Ahmad UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KERAJAAN CIREBON Kerajaan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PRODI ILMU SEJARAH FIS UNY 20 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta LAMPIRAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta LAMPIRAN LAMPIRAN KELUARGA : PANGERAN CAKRABUWANA (R.WALANGSUNGSANG/HAJI ABDULLAH IMAN/KI SAMADULLAH) KUWU CARUBAN LARANG KE II 1423 1529 No Sumber : Purwaka Caruban Nagari. NAMA TAHUN ISTRI/SUAMI KAWIN NAMA AYAH/IBU

Lebih terperinci

BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI. agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang dikenal dengan nama

BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI. agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang dikenal dengan nama BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI A. Riwayat Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah salah satu dari penyiar agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN RINGKASAN SKRIPSI

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN RINGKASAN SKRIPSI DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN 1479-1568 RINGKASAN SKRIPSI Oleh : Titan Rohkmutiana Hardhi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI

PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI Disusun Oleh: LINDA WIJAYA SAMSUDIN NIM 1410310004 JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Kota Cirebon di Propinsi Jawa Barat, merupakan salah satu kota tua yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah Mata Kuliah

Lebih terperinci

PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI

PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI FIRLIANNA TIYA DEVIANI NIM. 14123151170 JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Lebih terperinci

PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN Skripsi

PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN Skripsi PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN 1677-1752 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN SUNAN GUNUNG JATI TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT CIREBON SKRIPSI

KONTRIBUSI PEMIKIRAN SUNAN GUNUNG JATI TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT CIREBON SKRIPSI KONTRIBUSI PEMIKIRAN SUNAN GUNUNG JATI TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari keanekaragaman suku bangsa, agama, kepercayaan, serta latar belakang sosial yang berbedabeda, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng

BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON A. Gambaran Kota Cirebon 1. Sejarah Kota Cirebon Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

E. KOMPLEKS PEMAKAMAN ASTANA GUNUNG SEMBUNG

E. KOMPLEKS PEMAKAMAN ASTANA GUNUNG SEMBUNG LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA L1 A. KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN Denah Kompleks Keraton Kasepuhan Unsur Kebudayaan Islam Unsur kebudayaan Tionghoa L4 L5 L7 B. MASJID AGUNG SANG CIPTA

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO 95 96 Lampiran 1, Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO Sumber: I Wayan Badrika, Sejarah untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm. 16. 97 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi upacara panjang jimat keraton kasepuhan sebagai aset budaya lokal kota

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi upacara panjang jimat keraton kasepuhan sebagai aset budaya lokal kota A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terbentuk dari beragam kultur dan struktur sosial yang berbeda-beda. Kultur yang ada di negara ini sangat heterogen. Salah

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB IV DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON

BAB IV DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON BAB IV DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON A. Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah dan Syarifah Muda im sampai di Caruban pada tahun 1475 M. 1 Sesampainya

Lebih terperinci

Remains of the Kraton Pakungwati, the original palace of Sunan Gunung Jati <

Remains of the Kraton Pakungwati, the original palace of Sunan Gunung Jati < Astana Gunung Jati, Mt Sambung, Cirebon ; the third of nine gates leading to the tomb of Syarif Hidayatullah. Beyond this access is forbidden to all but members of the royal family of Cirebon. < Remains

Lebih terperinci

Ekspresi Majapahit dalam Ornamen Bangunan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon

Ekspresi Majapahit dalam Ornamen Bangunan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Ekspresi Majapahit dalam Ornamen Bangunan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon Yanuar Mandiri yanuar_mandiri@yahoo.com Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten Sumber: Achmad Chaldun & Achmad Rusli. (2007). Atlas Tematik Provinsi Banten. Surabaya: Karya Pembina Swajaya. Hlm. 26. 206 207 Lampiran

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Sumber Buku : DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Achmad, Kasim. (1981). Mengenal Teater Tradisional Di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian

Lebih terperinci

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5 BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA PADA PERKEMBANGAN KRATON KASEPUHAN CIREBON

AKULTURASI BUDAYA PADA PERKEMBANGAN KRATON KASEPUHAN CIREBON AKULTURASI BUDAYA PADA PERKEMBANGAN KRATON KASEPUHAN CIREBON 1 Happy Indira Dewi 2 Anisa Universitas Muhammadyah jakarta ABSTRAK Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah dan

Lebih terperinci

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat. hiasan Matahari dengan Kalimah Toyyibah, nisan ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat. hiasan Matahari dengan Kalimah Toyyibah, nisan ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubur Pitu merupakan peninggalan bersejarah yang ada hingga sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat hiasan Matahari dengan Kalimah

Lebih terperinci

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari

Lebih terperinci

BAB 2 DATA ANALISA. 2.1 Penelitian

BAB 2 DATA ANALISA. 2.1 Penelitian 3 BAB 2 DATA ANALISA 2.1 Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu penelitian Etnografi. Dimana peneliti melakukan sebuah studi lapangan secara langsung dengan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun pertama masehi, Lampung telah dihuni oleh manusia. Hal ini dibuktikan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun pertama masehi, Lampung telah dihuni oleh manusia. Hal ini dibuktikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tahun pertama masehi, Lampung telah dihuni oleh manusia. Hal ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan yang tersebar diberbagai wilayah Lampung. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini masih sulit memastikan kapan masuknya agama Islam ke Indonesia. Hal ini dikarenakan masih adanya perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

Rp ,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE

Rp ,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE HARI 01 : SURABAYA Rp. 425.000,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE 20.00 Start dari Surabaya, langsung kami ajak ke Taman Bungkul untuk berkunjung ke makam Sunan Bungkul (mempunyai nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu

Lebih terperinci

Walisongo. Walisongo berarti sembilan orang wali

Walisongo. Walisongo berarti sembilan orang wali Walisongo Walisongo berarti sembilan orang wali Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

Studi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon

Studi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Studi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon Farhatul Mutiah farhamutia@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah Tinggi Teknologi C irebon. Abstrak

Lebih terperinci

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Kajian Hubungan dengan Pilgrim (Studi Kasus: Makam Sunan Gunungjati Desa Astana Kabupaten Cirebon) Relationship Actor of Space with Pilgrim Tourism

Lebih terperinci

Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah. Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK

Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah. Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Dosen Pengampu : Erwin Yudi Prahara, M.Ag. Disusun Oleh : Adhe Yoni Prabowo : 210315164 Kelas

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

Arsip dan Naskah Banten yang tersimpan di Luar Negeri. Titik Pudjisatuti 1

Arsip dan Naskah Banten yang tersimpan di Luar Negeri. Titik Pudjisatuti 1 Arsip dan Naskah Banten yang tersimpan di Luar Negeri Titik Pudjisatuti 1 1. Pengantar Banten sebagai salah satu kesultanan Islam terbesar di Nusantara pada abad ke-16--17 telah menarik perhatian banyak

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

SEJARAH PANJANG JIMAT DI KERATON KANOMAN DAN PERKEMBANGANNYA DARI ZAMAN DAHULU HINGGA SEKARANG

SEJARAH PANJANG JIMAT DI KERATON KANOMAN DAN PERKEMBANGANNYA DARI ZAMAN DAHULU HINGGA SEKARANG SEJARAH PANJANG JIMAT DI KERATON KANOMAN DAN PERKEMBANGANNYA DARI ZAMAN DAHULU HINGGA SEKARANG SKRIPSI LINA SETIAWATI NIM: 58110014 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAKWAH USHULUDDIN INSTITUT

Lebih terperinci

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah : Islam dan Budaya Jawa Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati Oleh Silma Ariyani (1504026064) FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX

ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX Tugas pada Mata Kuliah Analisis Materi Tarikh/ Kebudayaan Islam-B Dosen:Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag. Oleh: Fikriyani Thoyyibah (20100720018)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

Makam Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Selasa, 11 Agustus :50

Makam Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Selasa, 11 Agustus :50 Sunan giri dimasa mudanya bernama Joko Samodro, Juga raden Paku, kemudian diberi julukan oleh Raden Rakhmad dan karena keistimewaannya yang dimiliki oleh Raden Rakhmad, Oleh sunan ampel diberi nama ainul

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Asrohah, H. (1999). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. Azra, A. (2000). Pendidikan Islam

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM

AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan, tetapi unsurunsur pembentuknya masih nampak. Akulturasi juga sering diartikan sebagai percampuran dua atau

Lebih terperinci

ISLAMISASI DI CIREBON (STUDI TENTANG PERAN DAN PENGARUH WALANGSUNGSANG, M)

ISLAMISASI DI CIREBON (STUDI TENTANG PERAN DAN PENGARUH WALANGSUNGSANG, M) ISLAMISASI DI CIREBON (STUDI TENTANG PERAN DAN PENGARUH WALANGSUNGSANG, 1445-1500 M) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, kerajaan Kalinyamat mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pengembangan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ATAS KEDUDUKAN TANAH ADAT KERATON KESEPUHAN CIREBON DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960

BAB III ANALISIS ATAS KEDUDUKAN TANAH ADAT KERATON KESEPUHAN CIREBON DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 BAB III ANALISIS ATAS KEDUDUKAN TANAH ADAT KERATON KESEPUHAN CIREBON DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 A. Sejarah Kota Cirebon Kisah asal-usul Cirebon adalah sebuah daerah di laut Pantai

Lebih terperinci

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9)

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9) Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9) Walisongo berarti sembilan orang wali Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK KEBUDAYAAN KRATON SEBAGAI PEMBENTUK RUANG LANSKAP BUDAYA KOTA CIREBON

IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK KEBUDAYAAN KRATON SEBAGAI PEMBENTUK RUANG LANSKAP BUDAYA KOTA CIREBON (bagian dari penelitian disertasi) Oleh : Dini Rosmalia (Peserta Program Doktor, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, Bandung / Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2 HIKMATULLOH, M.PdI Kompetensi Dasar Memahami islamisasi dan terbentuknya institusi-institusi Islam Indikator Dapat menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

UPAYA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA SD MUHAMMADIYAH 08 DAU KABUPATEN MALANG SKRIPSI

UPAYA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA SD MUHAMMADIYAH 08 DAU KABUPATEN MALANG SKRIPSI UPAYA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA SD MUHAMMADIYAH 08 DAU KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH : DWI AGUNG NUGROHO NIM 09390074 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian perlu diketahui dan dipahami dalam melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan agar dapat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang

Lebih terperinci

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum 2. Mahasiswa mampu menjelaskan Pembawa Islam ke Indonesia

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum 2. Mahasiswa mampu menjelaskan Pembawa Islam ke Indonesia UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Kode Mata Kuliah : Islam Kode : FDK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing

Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum periode Indonesia Madya (Jaman Pengaruh Islam) di wilayah Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing adalah pola kehidupan

Lebih terperinci

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM 1. Teori gujarat, abad ke 13, didukung oleh Snouck Hurgronye, WF Stuterheim dan HM. Vlekke. buktinya 1. Kurangnya fakta bahwa yg menyebarkan islam ke indonesia itu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. DAFTAR PUSTAKA Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Azmi. (1982). Abdul Muis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PEMANGKU JABATAN KERATON KASEPUHAN DENGAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA CIREBON. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

POLA KOMUNIKASI PEMANGKU JABATAN KERATON KASEPUHAN DENGAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA CIREBON. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh POLA KOMUNIKASI PEMANGKU JABATAN KERATON KASEPUHAN DENGAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA CIREBON Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: AHMAD FAJAR NUGRAHA NIM:

Lebih terperinci

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA 1. Macam-macam teori penyebaran Islam di Indonesia adalah: a. Teori. Pengemuka 2)... 3)... Bukti b. Teori.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Perkembangan Islam di Indonesia Fakultas PSIKOLOGI Maukuf, M.Pd Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id PErdagangan Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat

Lebih terperinci

ASAL MULA NAMA PANTARAN

ASAL MULA NAMA PANTARAN ASAL MULA NAMA PANTARAN Suatu daearah di kaki Lereng Gunung Merbabu sebelah timur tanahnya berbukit-bukit serta hawanya dingin. Tanahnya yang gembur sehingga subur tanaman yang ada terbentang luas menyelimuti

Lebih terperinci

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya 33 BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA A. Sejarah Kedatangan Sunan Ampel 1 Siapa sebenarnya Sunan Ampel? Sunan Ampel hanyalah julukan, Sunan adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal dari latar belakang Cirebon yang merupakan border land atau daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan kebudayaan yang berbeda antara budaya

Lebih terperinci

https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/index DOI: e-issn:

https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/index DOI:  e-issn: At-Ta dib. Vol. 12. No. 1, June 2017 Available online at: ISSN: 0216-9142 https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/index DOI: http://dx.doi.org/10.21111/at-tadib.v12i1.863 e-issn: 2503-3514

Lebih terperinci

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI QOLBUN muallaqun fiil masaajid; selalu saja mencintai masjid, dan hatinya menyatu dengan masjid. Inilah harapan yang selama pembangunan Masjid Agung Baiturrahman

Lebih terperinci

DAFTAR RUJUKAN. Abdulsyani. (1994). Sosiologi, skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

DAFTAR RUJUKAN. Abdulsyani. (1994). Sosiologi, skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara. 1 DAFTAR RUJUKAN Sumber Buku: Abdulsyani. (1994). Sosiologi, skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Caturwati, E. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press-STSI. Darmadi, H.

Lebih terperinci

Kosmologi Elemen Lanskap Budaya Cirebon

Kosmologi Elemen Lanskap Budaya Cirebon SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 PENELITIAN Kosmologi Elemen Lanskap Budaya Cirebon Dini Rosmalia (1), L. Edhi Prasetya (1) dinirosmalia@univpancasila.ac.id, prastyan@yahoo.com (1) Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di ProvinsiBanten, Indonesia. Banten juga dikenal dengan Banten Girang yang merupakan bagian

Lebih terperinci

Wali Songo. 1.Sunan Bonang

Wali Songo. 1.Sunan Bonang 1.Sunan Bonang Ia anak Sunan Ampel, yang bererti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang

Lebih terperinci

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu dimungkinkan oleh adanya kebudayaan. Kebudayaan tidaklah dihasilkan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci