BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KAJIAN TEORITIS Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahamn literal, interpretasi, mambaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley 1995 dalam Rahim 2007) Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu recording, decoding dan meaning (Syafi;ie, 1999 dalam Rahim 20007). Recording metujuk pada kata-kata dalam kalimat, mengasosiasikan dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan system tulisan yang digunakan. Proses Decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Selain itu Pembaca harus memiliki makna. Pemahaman makna berlangsung melalui berbagai tingkat, mulai dari tingkat pemahaman literal sampai pemahaman interpretative, kreatif dan evaluative. 8

2 Menurut Crawley dan Mountain (dalam Rahim 2007), membaca merupakan gabungan proses perseptual dan kognitif, Evaluative. Menurut Klein dkk (1996 dalam Rahmi 2007), membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis dan (3) membaca merupakan interaktif Tujuan Membaca Membaca harus memiliki tujuan, seseorang yang membaca dengan memiliki tujuan tertentu cenderung memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca dikelas, guru harus menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Tujuan membaca mencakup : a. Kesenangan b. Menyempurnakan membaca nyaring c. Menggunakan strategi tertentu d. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya e. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. f. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi g. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic

3 h. Menmpilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari teks. i. Menjawab pertanyaan - pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dan Irwan dalam Burns dkk, 1996) Manfaat Membaca Burns, dkk (1996 dalam Rahmi 2007) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk membaca. Belajar membaca merupakan suatu usaha terusmenerus dan anak-anak yang melihat nilai membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak yang tidak menemukan keuntungkan darikegiatan membaca Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca Pemahaman Menurut Mclaughlin dan Allen (2002 dalam Rahmi 2007), prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang mempengaruhi pemahaman membaca ialah sperti yang dikemukakan berikut ini : a. Pemahaman meruapaka proses kontruktivitas social b. Keseinmbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. c. Guru membaca yang professional memperngaruhi belajar siswa.

4 d. Pembaca yang baik memmegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks. g. Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca h. Pengikutsertaan adalah salah satu factor kunci pada proses pemahaman i. Strategi dan keterampilan membaca bias diajarkan j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman Pengertian Puisi Menurut Pardjimin (2005 : 36) bahwa puisi adalah jenis karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan aspek keindahan. Keindahan yang terdapat dalam puisi terpancar dalam suasana bunyi dan pilihan katanya. Dalam puisi dikenal adanya rima, irama dan nada. Istilah-istilah tersebut berkaitan dengan aspek keindahan bunyi yang dijalin dalam sebuah puisi Menurut Effendi, S (2002 : 36) Puisi merupakan urutan kata yang mengandung keindahan. Keindahan puisi akan lebih terasa jika puisi tersebut dibacakan dengan penuh penghayatan dan perasaan. Di samping itu, pendengar

5 lebih menikmati dan menangkap perasaan yang terkandung di dalamnya. Rima, irama, majas dan bahasa puisi pun semakin jelas dan terasa Manfaat Puisi Sebagai karya sastra puisi mempunyai berbagai manfaat. Kebermanfaat puisi telah berlangsung sejak lahirnya, manfaat tersebut telah dirasakan manusia jauh sebelumnya. Karena itu dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut : a. Puisi dapat menjadi arahan dalam membentuk kepribadian b. Dapat mengembangkan cognitive peserta didik c. Dapat melatih diri berimajinasi d. Dapat menggambarkan kehidupan manusia dan lingkungan tertentu. e. Dapat membangkitkan semangat heroic f. Menceritakan suara alam dan lingkungan manusia. g. Dapat membandingkan dan mengapresiasikan karya sastra. h. Berdasarkan pandangan penyair i. Puisi memberikan motivasi bagi pembaca puisi bahwa dirinya telah melahirkan suatu ungkapan dengan bahasa yang indah, bebas dan misteri. j. Melalui puisi penyair dapat menyampaikan protes sosial bagi lingkungan masyarakat tertentu Unsur-unsur Puisi

6 Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima

7 maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Tema/makna (sense): media puisi adalah bahasa, Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. b. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

8 c. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. d. Amanat/tujuan/maksud (itention): sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. b. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

9 c. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan spengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. d. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret rawarawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. e. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macamamcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. f. Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

10 Rima mencakup (1). Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2). Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3). kengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi Jenis-j enis Puisi Jenis - jenis puisi terdiri dari puisi lama dan puisi baru. Berikut ini uraiannya :Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama Ciri-ciri Puisi Lama a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima Jenis Puisi Lama a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris

11 berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka c. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek d. Seloka adalah pantun berkait e. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat f. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita g. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri Puisi Baru a. Bentuknya rapi, simetris; b. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); c. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; d. Sebagian besar puisi empat seuntai; e. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) f. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :

12 a. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita b. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan c. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa d. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup e. Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih f. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan g. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain: Distikon, Terzina, Quatrain, Quint,Sektet,Septime dan Oktaf/Stanza Pengertian Membaca puisi Membaca puisi dalah suatu kegiatan menyampaikan puisi di depan pendengar dengan sepenuhnya menyimak puisi yang disampaikannya. Menurut Afftarudin (dalam Sutawijaya, 1986 : 53) mengemukakan bahwa membaca puisi atau deklamasi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil karya sastra (puisi) dengan bahasa lain. Membaca puisi berfungsi untuk menciptakan atau membangun imajinasi atau citraan tertentu, berupa gambaran yang dikesankan oleh puisi itu, sedangkan peranannya sebagai wahana penyampaian maksud penyair. Tarigan mengutip pendapat Samuel (dalam Waluyo, 1987 ; 23) yang menyampaikan bahwa membaca puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca puisi adalah

13 menyampaikan puisi di depan pendengar dengan bahasa lisan dan memperhatikan efek keindahan. Selain dalam kesamaan bunyi, keindahan puisi terdapat pula pada pilihan dan rangkaian kata yang digunakannya. Kata dan rangkaian kata yang bergaya merupakan unsure penting laindalam menciptakan efek estetis.majas menjadikan larik dan bait-bait dalam puisi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan merenungkan apa yang diungkapkan penyair. Menurut Mulyono Ahmad (2005 : 62) Agar dapat membaca puisi dengan baik, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Membaca dalam hati dahulu puisi yang akan dibaca b. Memahami isi puisi c. Menggunakan lafal, intonasi dan jeda dengan benar d. Menggunakan ekspresi (mimic dan kinesis) dengan tepat 1) Lafal adalah cara mengucapkan huruf atau bunyi bahasa 2) Intonasi adalah lagu dalam mengucapkan kata atau kalimat. Intonasi berkenaan dengan tinggi, rendah, cepat atau lambat dalam membaca. 3) Jeda adalah penghentian sementara ditengah kalimat dalam membaca kalimat. Jeda yang kurang tepat dapat merubah arti puisi. 4) Mimik merupakan ekspresi wajah.

14 5) Kinesis yaitu gerakan tubuh, seperti melangkah, mengepal, mengangkat tangan yang berguna untuk menegaskan pembacaan puisi Tehnik Membaca Puisi Untuk dapat membaca puisi dengan baik dan benar, maka seorang pembaca puisi harus mengetahui teknik membaca puisi diantaranya. Intonasi merupakan tekanan pengucapan atau lagu bicara (lagu tutur). Seorang pembaca, ketika membaca puisi terdengar irama tinggi rendahnya suara, keras lembutnya suara, serta naik turunnya intonasi seperti diuraikan di atas. Lebih jelas lagi dapat dilihat melalui tanda-tanda penggalan atau lompatan lirik. Sutawijaya (1986 : 9) menyatakan bahwa tanda-tanda itu adalah :./ = untuk jeda atau perhatian sejenak../ = untuk titik atau perhentian yang lebih lama.. = untuk lompatan lirik atau enjambemen Menurut Parsjimin (2005 : 38) bahwa membaca puisi sering juga disebut deklamasi. Deklamasi adalah kegiatan membacakan puisi yang disertai dengan gerak dan mimic yang sesuai dengan isi puisi yang dibaca. Hal-hal yang perlu dperhatikan dalam berdeklamasi adalah intonasi yang mecakuip nada, tempo dan jeda. Menurut Maryati (2005 :70) bahwa dalam membaca puisi perlu mengidentifikasi cirri-ciri puisi antara lain :

15 a. Rima atau persamaan bunyi sering digunakan dalam penulisan sebuah puisi. Persamaan bunyi dapat di awal, di tenganh dan di akhir dapat pula berupa persamaan aliterasi (persamaan konsonan) dan asonansi (persamaan vocal). b. Pilihan Kata Pilham kata dalam puisi sangat penting, karena membaca puisi tidak hanya menyampaikan maksud tetapi juga sebagai pembangun suasana. Pilihan kata yang tepat dan selaras dapat mengungkapkan gagasan sehingga menghasilkan efek makna dan bunyi yang diharapkan. c. Makna Kata Makna kata dalam puisi dapat ditentukan dengan cara memilah puisi tersebut sehingga akan muncul berbagai makna kata seperti makna khias atau makna bukan sebenarnya yaitu makna tambahan terhadap makna dasarnya berupa nilai rasa atau gambaran tertentu Syarat-syarat membaca puisi Pembaca puisi dapat membaca sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya, harus mengetahui beberapa syarat. Menurut Situmorang (dalam Tuloli, 1987 : 116) syarat-syarat itu adalah : (a) pemahaman, (b) peresapan dan (c) ekspresi. Disamping itu, Afftarudin (dalam Sutawijaya, 1986 : 55) mengemukakan bahwa untuk menjadi deklamator atau deklamatris yang baik seharusnya memahami situasi sebuah sajak, bagaimana latar belakang penulis sajak itu dan

16 apa isinya. Pembaca harus memahami apa yang dihadapi oleh penyair ketika penyair itu menciptakan sajaknya, juga memikirkan, merasakan dan membayangkan kembali tentang apa yang diragukan, dirasakan dan dibayangkan oleh penyair. Jelas seorang deklamator, deklamatris atau pembaca puisi dapat menempatkan diri sebagai pembaca yang baik, sehingga pengaturan suasana rasa, gerak musik, dan tempo, benar-benar menggambarkan suasana yang dikandung oleh puisi itu. Menurut Waluyo Herman J. (2003 : 64) Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar apresiasi sastra khususnya membaca puisi, setiap guru tentunya berharap agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancer dan menarik demi tercapainya efektivitas tujuan pembelajaran.kedau hal tersebut merupakan persyaratan belajar mengajar yang kondusif, dalam hal ini peserta didik belajar tanpa ada keterpaksaan sebab belajar sebagai kebutuhan yang menyenangkan. Untuk dapat membaca puisi dengan baik dan tepat, pembaca harus menguasai beberapa syarat sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli antara lain a. Situmorang (dalam Tuloli, 1989 : 116) menyatakan bahwa untuk dapat membaca puisi dengan baik dan tepat harus menguasai syarat-syarat peresapan, pemahaman dan ekspresi.

17 b. Suharianto (dalam Sutawijaya, 1986 : 54) berpendapat bahwa ada dua hal pokok yang harus dikuasai untuk dapat membaca puisi dengan baik yaitu : penghayatan atas puisi yang dibaca, teknik vocal dan pelafalan. Menurut Afftarudin (dalam Tuloli, 1987 : 115) bahwa untuk memperoleh bacaan puisi yang baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kepribadian, yakni suasana hati pembaca ketika menyampaikan puisi. Suasana hati ini tergambar dalam ketenangan, kegelisahan, kegugupan, kewibawaan dan kemantapan. Pembaca sebaiknya dapat menguasai dirinya agar tidak terpengaruh oleh suasana yang ditimbulkan oleh pendengar b. Volume suara, yakni warna suara, kejelasan, pengaturan lemah lembut dan kemerduan c. Lafal yakni ucapan yang tepat sesuai dengan wujud bunyi yang keluar dari daerah artukulasinya d. Tempo yakni lama berhenti dan kecepatan ucapan pada hal-hal yang perlu cepat Aspek Yang Dinilai Dalam Membaca Puisi Keterampilan membaca dapat diukur melaui berbagai kegiatan, misalnya seperti kegiatan : (a) membaca nyaring/teknis, (b) membaca pemahaman/dalam hati, (c) membaca kritis/evaluatif, (d) membaca cepat (ukuran), (e) membaca sekilas (skimming), (f) membaca sepintas (scanning), (g) membaca indah, (h)

18 membaca untuk kesenangan, (i) membaca petunjuk kerja, (j) membaca apresiasi, (k) membaca untuk orang lain, (l) membaca pidato, laporan dongeng. Secara khusus aspek yang dinilai di dalam ujian membaca adalah didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman pembelajaran serta tujuan pengajaranya yang sudah ditetapkan di dalam kurikulum. Secara umum aspek yang dapat dinilai di dalam ujian membaca di antaranya adalah seperti berikut ini. a. Aspek kebahasaan, di antaranya: 1) Membaca bersuara: kejelasan lafal, ketetapan intonasi, ketetapan ekspresi 2) Pemahaman isi: bahasa dalam lambang tulisan, gagasan/isi (menjawab pertanyaan: apa, siapa, kapan, di aman, mengapa, baik/buruk dll.), makna/nilai yang terkandung di dalamnya, nada dan gaya, 3) Penalaran dalam menangka/memahami isi; 4) Kecepatan. b. Aspek penampilan dan sikap : kesungguhan, fasih (kemudahan dan kecepata)/lancar, hati-hati, lamban, teliti, kritis Pengertian Metode

19 Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 2011) Pengertian Latihan Pengertian latihan dalam hubungan mengajar dan belajar adalah suatu tindakan/perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil belajar. Pemantapan itu diartikan sebagai usaha perbaikan dan sebagai upaya perluasan. Sedangkan hasil belajar diartikan meliputi semua aspek tingkah laku. Latihan dapat merupakan proses individual dan dapat pula merupakan proses kelompok Fungsi dan Manfaat Latihan Latihan siap atau drill sesuai untuk keterampilan, baik keterampilan fisik maupun keterampilan mental karena dengan latihan, sesuatu keterampilan dapat dikuasai. Beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknik latihan. a. Sifat latihan berbeda dengan latihan sebelumnya, karena situasi dan pengaruh latihan berbeda. Hal itu mendatangkan kondisi, respon serta tanggapan yang berbeda. b. Penilaian latihan dengan keseluruhan pelajaran disekolah perlu dikaitkan agar siswa ada dorongan motivasi untuk mengetahui tujuan latihan serta

20 kaitannya dengan pelajaran sehingga dapat memanfaatkannya dalam kehidupan. Sudjana dan Syaiful Sagala (86: 217) mengatakan: Penilaian pada umumnya digunakan untuk memperoleh keterangan suatu keterampilan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai sarana untuk membantu siswa menguasai keterampilan secara tepat dalam perilaku yang cepat dan otomatik. Subana (2002: 203) ia berhubungan dengan pembentukan kemahiran motoris (fisik) ataukah kemahiran yang bersifat penyesuaian seperti kemahiran untuk memecahkan suatu soal atau kecakapan dalam penyelesaian diri terhadap suatu situasi. Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, guru harus memperhatikan dari pihak anak didik, yaitu mereka memiliki dorongan minat dan perhatian terhadap apa yang sedang dipelajari, pelaksanaan metoda latihan harus tetap diusahakan mengembangkan minat dan meningkatkan kemampuan anak didik Keunggulan Metode Latihan a. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. b. Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

21 d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya. e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari. f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran Kelemahan Metode Latihan Metode latihan memiliki kelemahan yaitu : a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa b. Menimbulkan penyesiaian secara statis kepada lingkungan c. Kadang-kadang latihan diadakan atau dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis e. Dapat menimbulkan verbalisme. Jadi sangatlah jelas bahwa latihan tersebut penting untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar supaya mampu menumbuhkan kesiapan kepada siswa dalam melakukan berbagai hal pekerjaan yang dilakukan dan diajarkan serta memiliki kemampuan motoris yang baik dalam menjalankan aktivitas belajarnya.

22 Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan yaitu: a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb. b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai. c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan. d. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari halhal yang bersifat keterpaksaan. e. Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik Teknik Latihan Dalam praktek sehari-hari suatu pekerjaan bila selalu diulang atau dilatih, maka pekerjaan itu akan menjadi lancardan hasilnya baik. Beberapa pendapat para ahli tentang teknik latihan antara lain : a. Zain (1997 : 108) mengemukakan bahwa teknik latihan disebut juga metode training yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan konsep,

23 memelihara kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dengan metode ini diperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan keterampilan. b. Aliependi (1984 : 100) bahwa teknik latihan adalah cara mengajar yang dilakukan guru dengan cara melatih kebiasaan, ketangkasan atau keterampilan peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan. c. Gafur (dalam ridwan, 1998 : 17) bahwa suatu proses belajar mengajar akan lebih berhasil bila diberikan latihan-latihan yang secara langsung relevan dengan instruksional khusus. Haal ini berarti setelah peserta didik diberi konsep tentang membaca puisi, maka peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau menerapkan (praktek) pengetahuan tersebut. d. Djayadisastra (dalam Ridwan, 1998 : 9) teknik latihan ini adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan yang berulang-ulang dengan tujuan memperkuat asosiasi. Inti pengertian ini adalah adanya kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Cirri khas teknik latihan adalah kegiatan yang berupa pengulangan berkali-kali pada suatu hal yang sama. Pengulangan itu dilakukan agar asosiasi antara stilimus dan respon menjadi kuat. e. Rostiyah (1991 : 125) bahwa teknik latihan adalah salah satu cara mengajar dengan tujuan agar peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan supaya memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

24 f. Depdikbud (1995 : 569) menyatakan bahwa teknik latihan merupakan pendidikan untuk memperoleh kemahiran keterampilan ataupun kecakapan. Dengan metode atau teknik latihan ini, diharapkan para guru harus terus menerus memperhatikan kemampuan peserta didik dalam membaca agar kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki khususnya dalam membaca puisi Menurut Zain (1997 : 108) teknik latihan atau disebut juga Metode Training yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan konsep, memelihara kebiasaan-kebiasaan tertentu untuk memperoleh keterampilan, ketangkasan, kecepatan dan ketepatan. Teknik latihan merupakan suatu kegiatan yang memfokuskan pada kegiatan yang berulang dengan tujuan memperkuat asosiasi antara stimulus dan respon. Menurut Suharianto, S. (2003 : 72) bahwa Suatu proses belajar mengajar akan lebih berhasil bila siswa diberi latihan-latihan yang secara langsung relevan dengan minat dan kebutuhannya. Hal ini berarti setelah siswa diberi konsep tentang membaca puisi, siswa diberi kesempatan utnuk berlatih dan menerapkan pengetahuan itu. Dengan teknik latihan guru terus menerus memperhatikan siswa agar kesalahannya dapat diperbaiki khususnya dalam membaca puisi. Dengan demikian teknik latihan dapat menjadikan siswa selalu berusaha kreatif dan bergairah mengapresiasikan karya puisi atau membaca puisi. Menurut Zain (1997 : 108) keunggulan teknik latihan adalah :

25 a. Untuk kecakapan motorik seperti menulis, penghafalan huruf, kata dan kalimat b. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dengan ejaan, penggunaan simbol, membaca puisi dan lain sebagainya. c. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks rumit menjadi otomatis. d. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat memahami isi puisi yang dibaca adalah sebagai berikut : 1) Membaca seluruh teks puisi dengan cermat 2) Menentukan jeda dengan benar 3) Menentukan makna setiap kata dengan tepat 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Sri Kartika Shyinta Dewi, S.Pd dalam skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Metode Variasi pada siswa kelas V SD

26 menguraikan bahwa membaca puisi termasuk membaca indah yang disebut juga membaca emosional karena berkaitan dengan keindahan (Estetika) yang dapat menimbulkan perasaan dari pembaca atau pendengarnya. Seorang guru dalam pembelajarana membaca puisi, jika tidak mempunyai semangat dan strategi mengajar dengan baik maka mustahil akan memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya bila guru penuh kreatif dan inovatif tentunya dalam mengajarkan puisi (membaca puisi) akan memilih strategi yang tepat sehingga pada giliranya akan mendapatkan hasil maksimal. Seorang yang membaca puisi harus mengetahui syrat-syarat dalam membaca puisi. Ketika berpuisi ia harus menguasai isi puisi, harus jelas intonasi, mimik dan volune suara sehingga isi puisi yang ia bacakan dapat mempengaruhi pendengar, dimana pendengar sudah mengerti arti isi puisi tersebut. Ramlan S.Pd dalam skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Dengan Metode Demonstrasi mengemukakan bahwa dalam pembelajaran membaca puisi, metode demonstrasi dapat dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3) Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi, volume penampilan ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan. Selain itu mimik dan intonasi saat membaca puisi juga harus jelas. Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung meniru model

27 tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak mudah mencari model yang baik di luar guru. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan metode latihan membaca puisi yang tepat, maka kemampuan siswa kelas III SDN 03 Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo dalam membaca puisi akan meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Untuk melihat hasil capaian kemampuan siswa dalam membaca puisi di kelas III SDN 03 Botumoito, Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo melalui metode latihan, dengan indikator yang digunakan oleh penulis adalah bila hasil capaian telah mencapai diatas 75%, maka proses pembelajaran dianggap tuntas, maksudnya siswa kelas III SDN 03 Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo sudah mampu membaca puisi dengan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan penelusuran terhadap beberapa penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi 1. Puisi baru yang berisi tentang cerita adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal 11.1 Himne Balada Epigram Elegi Kunci Jawaban : B Himne yaitu puisi yang digunakan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest design. Desain ini menghadirkan satu kelas yang telah ditentukan yang disebut kelas

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakekat Kemampuan Menjelaskan Isi Puisi 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah suatu proses perbuatan atau cara meningkatkan usaha dengan didasari kesanggupan kekuatan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. kembali dan pembacaan sandi (a recording and dekoding process),

BAB II KAJIAN TEORI. penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. kembali dan pembacaan sandi (a recording and dekoding process), 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Membaca Puisi 1. Membaca a. Pengertian membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN CIKATOMAS, KABUPATEN TASIKMALAYA

APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN CIKATOMAS, KABUPATEN TASIKMALAYA Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat ISSN 1410-5675 Vol. 2, No. 1, Mei 2013: 51-59 APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Membaca puisi merupakan salah satu kemampuan dasar yang perlu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Membaca puisi merupakan salah satu kemampuan dasar yang perlu BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Membaca Puisi Membaca puisi merupakan salah satu kemampuan dasar yang perlu dimiliki siswa dalam pembelajaran. Situmorang (dalam Suyoto, 2010:1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada Siswa Kelas X-2 SMA Pasundan 3 Bandung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk mengapresiasi

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI SISWA KELAS III SDN WIROLEGI 05 MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI SISWA KELAS III SDN WIROLEGI 05 MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI SISWA KELAS III SDN WIROLEGI 05 MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI LAPORAN ELEKTRONIK TUGAS AKHIR ( E-TA) Oleh : Tutut Sri Nurul Musarofa NIM. 060 210 274

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua yang diciptakan oleh manusia. Menurut zamannya puisi dapat dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas yang berkaitan dengan keterampilan

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas yang berkaitan dengan keterampilan BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Landasan Teoretis Dalam pokok bahasan ini akan dibahas yang berkaitan dengan keterampilan membaca. Penjelasan mengenai keterampilan membaca akan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah FERI YANTO, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah FERI YANTO, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia.Pada usia sekolah dasar seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak didik merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Menulis Ulasan Terhadap Pesan dari Dua Puisi dengan Tema yang Sama dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BATANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BATANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BATANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Iryani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X PUISI KTSP Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006

bahasa indonesia Kelas X PUISI KTSP Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006 KTSP Kelas X bahasa indonesia PUISI Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006 Standar Kompetensi 1. Mendengarkan, menulis, dan membaca. 2. Memahami puisi yang diungkapkan secara langsung atau tidak langsung.

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Membaca Nyaring 2.1.1 Pengertian Membaca Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa(bisa, sanggup) dalam melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan. dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan. dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis a. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pendidik haruslah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki manusia. Dengan keterampilan ini manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Berbagai

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR Fahrurrozi Abstrak, Pengajaran membaca di SD dibagi dalam dua tahapan, yaitu: membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada seorang pun yang meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No Chachacha karya Nosaka Akiyuki

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PUISI

KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PUISI KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PUISI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Disusun Oleh : 1. BAGUS AHMAD MUZAKI 2. MOHAMMAD NUR CHOLIS 3. MOH.HIKAM 4. RAFI WISNU RAMADHAN KELAS : IX G MADRASAH TSANAWIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni, sastra merupakan hasil cipta manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER Standar Kompetensi : 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi bendabenda di sekitar dan dongeng MENDENGARKAN

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Permainan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci