SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Artikel Publikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Artikel Publikasi"

Transkripsi

1 SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Artikel Publikasi Diajukan Kepada Progam Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: OKTAVIA ILHAM PRASTIKA S MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA INDONESIA PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

2 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA Jl. A Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasura Telp. (0271) Surakarta SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI Yang bertanda tangan pembimbing tesis, Nama NIPA{IK Prof. Dr. Markhamah, M.Hum Nama NIPA{IK Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum. Telah membaca dan mencermati naskah publikasi, yang merupakan ringkasan tesis dari mahasiswa, Nama NIM Program Studi Konsentrasi Oktavia Ilham Prastika s Magister Pengkaj ian Bahasa Pengkajian Bahasa Indonesia Judul SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERIEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHOKT MUSLIM Naskah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Pembimbing II, Surakarta, Juni 2015 Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum. Dr. Markhamah, M.Hum.

3 SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Oktavia Ilham Prastika, S , Magister Pengkajian Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta, (57127) Ilham.nuth@gmail.com ABSTRACT This research has three objectives. First, describing the form category and define the linguistics hierarchy in a lingual unit which is contain and second persona pronoun on the hadith text translation. Second, describing the function which is residing a lingual unit contains the second persona pronoun in the hadith translation text. Third, determine the role which is reside in a lingual unit contain the second persona pronoun in the hadith text translation. The sort of this research is qualitative descriptive. The sources of the data are documents or archives about information which is written in the hadith text translation. The method of collecting data in this research is using the method of scrutinize and record. At first the researcher scrutinize the hadith text translation, then identify the data which is contain the first and the second persona pronoun, and then classify and record by identifying the hadith text translation which is contain the first and the second persona pronoun, and the last is analyzing it. The data analysis method is using parable and apportion method. Apportion method is used to describe lingual hierarchy which is contain PP2 in hadith text translation, and the parable method is used to analyze the function, category, and the role in hadith text translation. There are three results in this thesis, first is linguistics hierarchy and category form in a lingual unit of PP2 in the hadith text translation that is word and phrase. Lingual unit which contain word cover the word of noun. Lingual unit which contain phrase cover Noun Phrase, Prepotional Phrase, Enclitic, Verb Phrase, Attributive Phrase, and Adjective Phrase. Second, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains of PP2 are Subject, Predicate, Object, and Complement. Third, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains PP2 in the hadith translation text are a role of subject, a role of experience, a role of direction/destination, a role of accusative, a role of deed, a role of the way, a role of time, a role of participation, and a role comparison. Keyword: second persona pronoun, hadith translation text, category, function, dan a role iv

4 ABSTRAK Penelitian ini memilki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan wujud kategori dan menentukan hierarki linguistik pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Kedua, mendeskripsikan fungsi yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina kedua pada teks terjamahan hadis. Ketiga, menentukan peran yang menduduki pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah dokumen atau arsip-arsip tentang informasi yang tertulis dalam teks terjemahan hadis. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak dan teksik catat. Mula-mula peneliti menyimak teks terjemahan hadis, lalu mengidentifikasi data yang mengandung pronomina persona kedua, lalu mengklasifikasikan dan mencatat dengan mengidentifikasi teks terjemahan hadis yang mengandung pronominal persona kedua, terakhir menganalisisnya. Metode analisis data menggunakan metode padan referensial dan metode agih baca markah. Metode agih untuk mendeskripsikan hierarki lingual yang mengandung PP2 pada TTH, dan metode padan digunakan untuk menganalisis fungsi, kategori, peran pada TTH. Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-pp2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber-pp2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-pp2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu). Kata kunci : pronomina persona pertama dan kedua, teks terjemahan hadis, kategori, fungsi, dan peran v

5 PENDAHULUAN Satuan bahasa merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen pembentuk bahasa. Analisis dalam sintaksis membicarakan kategori, fungsi, dan peran. Menurut Markhamah (2011) sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata yang berstruktur, dengan menggunakan kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa. Sebagai alat komunikasi bersistem, kalimat tidak hanya berupa kumpulan kata pendukung makna tertentu, melainkan kata-kata tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan sistem yang ada (Kusno dalam Markhamah, 2010: 9). Pronomina persona kedua pada TTH merupakan pronomina persona kedua yang mengandung hierarki kebahasan yang berupa kategori, fungsi, peran pada TTH. Misalnya pada contoh TTH teks ke-1 (I:11) klausa ketiga ditemukan unsur klausa yang berstruktur S-P-K, dengan kategori N/FN, V/FV, K/FD dan peran pelaku-perbuatan-tujuan. Artinya, fungsi S diisi oleh kategori nomina atau frasa nomina dan peran pelaku, fungsi P diisi oleh kategori verba atau frasa verba dengan peran perbuatan, dan fungsi K sebagai keterangan dengan peran tujuan. KBBI (2005: 351) hadis adalah riwayat yang berhubungan dengan kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. KBBI (offline) hadis adalah sabda atau perbuatan, takrir (ketepatan) Nabi Muhammad saw. Yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Hadis juga merupakan sumber ajaran agama Islam setelah Alquran. Penelitian ini difokuskan pada pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis dengan tujuan mendeskripsikan wujud kategori, fungsi, dan peran yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua. Penelitian Alauddin (2008) berjudul Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina persona bahasa Jawa yang dikaji berdasarkan tataran fungsi, bentuk, dan makna semantik. Berdasarkan penelitian, ini ada tiga kajian yang disimpulkan, yakni (1) 1

6 bentuk pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur berupa pronomina persona pertama (PP01), pronomina persona kedua (PP02), dan pronomina persona ketiga (PP03), baik bentuk bebas maupun terikat. Pronomina Persona bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan pronomina persona bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua tataran fungsi, yakni fungsi sintaksis dengan SPOK, dan tataran fungsi semantis yang berupa bentuk dan makna, dan (3) makna yang terdapat pada pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan berupa makna tunggal dan makna jamak. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini, yakni penelitian ini hanya meneliti pronomina persona kedua, sedangkan Alauddin (2008) meneliti pronomina pertama, kedua, dan ketiga. Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia. Menunjukkan bahwa ada tiga buah suku kata yang menjadi klitik pronomina, yakni -ku, -mu, dan -nya dengan ku- sebagai proklitik, dan -ku, - mu, serta -nya sebagai enklitik. Mengenai distribusinya, diketahui proklitik hanya melekat ke verba atau kategori lain yang telah diderivasikan menjadi verba dengan beberapa proses derivasi. Sementara itu, enklitik melekat pada verba transitif serta pada nomina. Kemungkinan karena intensitas pemakaiannya yang tinggi, klitik pronomina mempunyai bermacam-macam fungsi dan makna. Adapun perubahan dari pronomina menjadi afiks dapat diketahui dengan melihat bukti bahwa -nya yang mempunyai banyak variasi pemakaian, baik sebagai klitik, afiks, maupun partikel pentopik, serta di- yang kemudian sepenuhnya dijadikan prefiks pasif. Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Icuk dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap secara sintaksis dan semantis. 2

7 Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pronomina sintaksis dan morfologi, khususnya mengenai fungsi, kategori, peran, dan kata. Menurut Sukini (2010:3) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berupa bentuk bebas, yaitu kata. Menurut Chaer (2009:41) klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas dan di bawah satuan kalimat yang berupa runtutan kata yang berpredikat. Runtutan kata yang berpredikat artinya, mempunyai komponen yang berupa kata dan frasa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari S, P, O, PEL, dan KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1) berdasarkan fungsi dan unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frasa yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna dan unsurnya. Kelima unsur itu selalu ada dalam klausa. Unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P, sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Markhamah, 2010: 88). Lapoliwa (1990:289) menjelaskan bentuk-bentuk pronomina dalam bahasa Indonesia dengan penjelasan mengenai distribusi dan pengelompokan bentukbentuk itu berdasarkan orang (pertama, kedua, ketiga) atau bukan orang dan berdasarkan jumlah (tunggal atau jamak). Usaha untuk menelaah pronomina, khususnya dalam hubungannya dengan nomina di dalam kalimat, hampir tidak ada. Pronominalisasi di sini digunakan dalam arti penggantian salah satu dari dua FN yang berkoreferensi dalam satu kalimat dengan bentuk pronomina. Istilah itu bermula timbul dari anggapan tata bahasa transformasi klasik bahwa FN yang berkoreferensi dengan FN lain dalam suatu kalimat harus direpresentasikan sebagai FN pada struktur batin, kemudian salah satu FN-sama itu diganti dengan pronomina atau dilesapkan pada struktur lahir dengan kaidah transformasi pronominalisasi atau pelesapan FN-sama. Dalam menganalisis satuan lingual yang mengandung PP2, pronomina dalam hadis yang menjadi objek kajian yang dimaksud berdasarkan fungsi sintaksis dengan kerangka sebagai berikut. 3

8 Satuan lingual yang Mengandung Pronomina Persona 2 pada Teks Terjemahan Hadis Pronomina Persona 2 SIMPULAN FUNGSI KATEGORI PERAN Analisis berdasarkan Fungsi Sintaksis METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah teks terjemahan hadis. Adapun objek penelitian ini adalah pronomina persona pertama dan kedua pada teks terjemahan hadis yang mengandung etika berbahasa dengan menerapkan analisis fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Data penelitian diperoleh dari dokumen teks teks terjemahan hadis yang diperoleh dari penelitian Sabardila (2003). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dilakukan untuk menyimak teks terjemahan hadis (TTH), dengan mengidentifikasi data-data satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua. Setelah data terkumpul, tahapan berikutnya mengklasifikasikan data yang terdapat satuan lingual ber-pp2. Teknik berikutnya yaitu teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan cara penulis membaca terlebih dahulu dan mencatat dengan mengidentifikasikan TTH, kemudian menyeleksi data yang mengandung PP2, dan terakhir menganalisis data Keabsahan datanya menggunakan teknik trianggulasi data. Selanjutnya dianalisis dengan metode padan dan agih. Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dengan menggarisbawahi kata yang mengandung pronomina persona kedua, kemudian mengindentifikasi berdasarkan wujud kategori, fungsi, dan peran. Sistematika laporan terdiri dari lima bab. Bagian pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang lingkup, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah. Bagian kedua landasan teori yang mencakup kajian penelitian yang releven, kajian teori, dan kerangka konseptual. Bagian ketiga metode penelitian yang mencakup 4

9 jenis penelitian, subjek dan objek peneltian, data dan sumber data, pengumpulan data, keabsahan data, prosedur penelitian dan sistematika penelitian. Bagian keempat hasil penelitian dan pembahan. Terakhir, bagian kelima mencakup simpulan hasil penelitian dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hierarki Linguistik dan Wujud Kategori Satuan Lingual Ber-PP2 Analisis klausa pertama kali didasarkan pada hierarki linguistik dan wujud kategori satuan lingual ber-pp2. Dikatakan pertama kali, karena analisis berikutnya, yaitu berdasarkan fungsi dan peran unsur-unsurnya dalam unsur-unsur klausa. Identifikasi kategori berdasarkan unsur yang menduduki fungsi tertentu di dalam kalusa, selanjutnya didapatkan struktur kategori yang bervariasi. Pertama, hierarki satuan lingual ber-pp2 berupa kata. Kata adalah satuan terkecil di dalam tataran sintaksis. Kata yang ditemukan dalam teks terjemahan hadis berupa kata nomina. Nomina adalah kelas kata yang menyatakan nama, tempat atau benda, seperti contoh di bawah ini. (1) Ke-13 (II:106) (8) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu (2) Ke-14 (II:106) (7) Engkau telah menghancurkan atau memotong punggung orang (3) Ke-50 (IV:77) (9) pergi kamu Berdasarkan contoh di atas, analisis teks terjemahan hadis yang merupakan kata nomina pada teks ke- 13 (II:106) (8) Celaka kamu. Satuan lingualnya adalah kamu. Hierarki lingualnya adalah kata. Dikatakan kata karena merupakan kata nomina yang dapat melakukan sesuatu tindakan. Begitu pula pada teks ke-14 dan ke-50, kata engkau dan kamu merupakan kata nomina karena terbentuk dari kata benda satuan. Posisi kata nomina ini berada dimanapun letaknya didalam klausa. Kedua, hierarki satuan lingual ber-pp2 berupa frasa. Frasa adalah unsur yang terbentuk dari dua buah kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi sintaksis. Satuan lingual berupa frasa berkategori frasa preposisional, frasa verba, frasa nomina, dan frasa atribut dan ada pula yang disertai dengan enklitik. Di bawah ini dipaparkan satuan lingual yang berupa frasa serta contohnya. 5

10 Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari unsur kata depan (preposisi). Berikut contoh satuan lingual yang mengadung frasa preposisi. (4) Teks ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong (5) Ke-49 (IV:75) (7) Hati-hatilah dengan tali kekangmu (6) Ke-57 (IV:89) (6) Wahai Aisyah, Jibril mengucapkan salam kepadamu (7) Ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika kami duduk bersama beliau Dari contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-pp2 yang mengisi frasa preposisi. Contoh analisis frasa preposisi satuan lingual pada teks ke-20 (III:280) (13) bahwa diantara kamu berdua ada yang bohong. Satuan lingualnya adalah diantara kamu. hierarki lingualnya adalah frasa preposisi. Dikatakan frasa preposisi karena salah satu unsurnya mengandung preposisi atau kata depan, yakni antara dengan ditambahi PP2 kamu, sehingga bentuk frasanya (Prep+PP2). Sama halnya dengan teks ke-49 dengan tali kekangmu yang terbentuk dari kata depan dengan, teks ke57 kepadamu terbentuk dari kata depan kepada yang merupakan penanda tujuan, dan teks ke-42 bersama beliau yang terbentuk dari kata depan bersama yang dapat digantikan kata depan dengan sehingga merupakan bentuk dari frasa preposisi. Frasa nomina adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih dengan distribusi nomina. Berikut contoh hierarki lingual ber-pp2 yang mengandung frasa nomina. (8) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali (9) Ke-31 (IV:59) (4) engkau telah memotong leher saudaramu (10) Ke-33 (IV:62) (14) Ya aku hanya tidak mau menyebut namamu (11) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allah membrimu petunjuk dan memperbaiki keluargamu Berdasarkan contoh di atas, mewakili satuan lingual ber-pp2 yang berkategori sebagai frasa nomina. Contoh analisis pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Hierarki lingualnya adalah frasa nomina karena salah satu unsurnya mengandung kata nomina, yakni teman dengan penambahan klitik mu yang merupakan kata ganti 6

11 orang kamu yang merupakan satuan PP2 bentuk tunggal lekat kanan. Jadi struktur frasanya (N+PP2). Dari data teks di atas, teks ke-31 saudaramu, ke-33 namamu, ke-52 keluargamu merupakan satuan lingual ber-pp2 yang berkategori sebagai frasa nomina karena terbentuk dari kata nomina. Frasa verba adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah satu unsurnya merupakan unsur verba. Berikut contoh teks ber-pp2 yang mengandung frasa verba. (12) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku sebelummu yang sangat ingin tahu akan hal ini (13) Ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa, (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (14) Ke-52 (IV:85) (6) semoga Allah merahmatimu, Berdasarkan contoh di atas terdapat satuan lingual ber-pp2 yang merupakan bentuk frasa verba, yakni sebelummu, membuatmu, menemuimu, langkahmu, merahmatimu. Contohnya pada teks ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Terdapat satuan lingual membuatmu yang merupakan frasa verba. Dikatakan frasa verba karena salah satu unsurnya mengandung verba, yakni membuat. Diidentifikasi sebagai frasa verba karena membuat merupakan peran perbuatan yang telah melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Dari semua frasa tersebut tergolong satuan lingual PP2 bentuk terikat lekat kanan karena semua frasa diimbuhi mu yang merupakan persona pertama tunggal lekat kanan. Frasa atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Di bawah ini contoh satuan lingual ber-pp2 yang mengandung frasa atribut. (15) Teks ke-2 (I:11) (7) bila engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang belum kau kenal. (16) Ke-31 (IV:59) (7) bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti Berdasarkan contoh di atas, ditemukan tiga satuan lingual ber-pp2 yang berkategori frasa atributif dari dua teks. Contohnya pada teks ke-2 (I:11) (7) bila 7

12 engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang belum kau kenal. Hierarki lingualnya adalah frasa atributif. Dikatakan frasa atributif karena terdapat kata yang sebelum nomina yang merupakan PP2. Jadi, struktur frasanya (Fatribut+PP2). Pada teks ke-31 terdapat satuan lingual seseorang dari kamu dikatakan sebagai frasa atributif karena keberadaan nomina sebelum nomina. Kata seseorang yang merupakan nomina dan kamu yang merupakan nomina pula, sehingga dikatakan frasa atributif. Frasa pronominal modifikatif adalah frasa yang unsurnya merupakan pronominal yang sifatnya modifikatif mewatasi (Zaidan, 2011). Berikut contoh satuan lingual ber-pp2 yang mengandung frasa modifikatif. (17) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan (18) Ke-18 (II:168) (9) karena kamu sekalian tidak berdoa kepada yang tuli dan tidak gaib Contoh analisis data PP2 pada teks ke-15 (II:127) (2) hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan. Hierarki lingualnya adalah frasa pronominal modifikatif karena terbentuk dari unsur pronominal kedua kamu yang di modifikatif diimbuhi sekalian, yang apabila keduanya digabungkan menjadi kamu sekalian akan berbeda artinya dengan posisi PP2 saja atau kamu saja. Jadi struktur frasanya (PP2+Modifikasi). 2. Tataran Fungsi yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2 Fungsi merupakan satuan gramatikal di dalam kalimat yang dapat diisi oleh bentuk atau makna tertentu. Fungsi kalimat tersebut meliputi subjek, predikat, pelengkap objek, atribut subjek, dan keterangan. Satuan lingual PP2 pengisi fungsi subjek. Subjek adalah fungsi sintaksis yang dapat berdiri sendiri berupa kata benda yang dibendakan. Di bawah ini contoh satuan lingual yang mengisi fungsi subjek. (1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam kepadaku (2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu, (3) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri 8

13 (4) Ke-19 (III:251) (5) Takutlah kamu sekalian akan prasangka, (6) jadilah kamu sekalian bersaudara Contoh analisis data PP2 yang mengisi fungsi subjek pada teks ke-13 (II:106) (1) Celaka kamu. Kata kamu menduduki fungsi subjek yang berposisi di sebelah kanan predikat atau setelah predikat. Salah satu ciri subjek adalah dapat menjawab kata tanya siapa?, dan jawabannya adalah kamu. Pada klausa tersebut berstruktur PS. Struktur PS dapat diubah atau dibalik menjadi SP sehingga berbunyi kamu celaka. Fungsi subjek pada contoh di atas tidak selalu berada diawal klausa, namun dapat berposisi ditengah ataupun diakhir klausa. Dari contoh di atas ditemukan kata engkau, kamu,dirimu, dan kamu sekalian yang merupakan satuan lingual ber-pp2 dengan bentuk tunggal. Satuan lingual ber-pp2 pengisi fungsi predikat. Predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek. Berikut contoh satuan lingual pengisi predikat. (5) Teks ke-34 (IV:62-63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa (6) Ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (7) Ke-52 (IV:85) (6) Semoga Allah merahmatimu (8) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allaah memberimu petunjuk dan memperbaiki keluargamu Contoh analisis data PP2 pengisis fungsi P pada teks ke-34 (IV:62-63) (19) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Teks tersebut menduduki fungsi predikat yang berada di akhir klausa sebelum objek. Teks tersebut diidentifikasi sebagai predikat karena dapat memungkinkannya disertai kata-kata aspek seperti akan, sehingga berbunyi Semoga Allah akan membuatmu tertawa. Dari contoh di atas ditemukan lima teks yang mengandung satuan lingual ber-pp2 yang menduduki fungsi predikat, yakni kata membuatmu, menemuimu, memberimu, dan merahmatimu. Dari frasa-frasa tersebut distribusi predikat tidak selalu berada ditengah, namun ada yang dibelakang. Posisi predikat ini biasanya selalu berdampingan dengan subjek. 9

14 Satuan lingual ber-pp2 pengisi fungsi objek. Objek adalah bagian dari verba yang menjadi predikat di dalam suatu klausa. Berikut data yang menduduki fungsi objek. (9) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. (10) Teks ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu Berdasarkan contoh di atas, ditemukan dua satuan lingual ber-pp2 yang menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu dan langkahmu. Analisis satuan lingual ber-pp2 pengisi fungsi pelengkap objek pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Pada teks tersebut terdapat satuan lingual ber-pp2 yang menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu. Frasa leher temanmu diidentifikasi sebagai objek karena merupakan penyerta pada objek. Selain itu juga merupakan wujud objek yang berupa nomina atau frasa nomina. Distribusi objek tersebut berada ditengah klausa. Keduanya sama-sama mengisi peran penderita. Kata leher temanmu dan langkahmu terbentuk dari kata nomina dan penambahan enklitik mu yang merupakan kata ganti kamu yang tergolong pronominal persona kedua tunggal. Satuan lingual ber-pp2 pengisi fungsi atribut subjek. Atribut subjek adalah atribut yang berada sesudah atau sebelum subjek. Artinya posisi atribut kalimatnya tergolong kalimat nomina. Seperti contoh di bawah ini. (11) Teks ke-31 (IV:59) (7) Bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti. Pada contoh di atas fungsi atribut subjek berada pada dari kamu. Diidentifikasi sebagai atribut subjek karena frasa dari kamu berada setelah kalimat nomina seseorang, jadi frasa tersebut bersifat nomina yang bersifat atributif dan memiliki unsur inti yang berupa nomina atau frasa nomina. Satuan lingual ber-pp2 pengisi fungsi keterangan. Keterangan merupakan unsur yang dimungkinkan dalam kalimat. Sebagai bagian kalimat, keterangan merupakan unsur inti, atau bukan bagian inti kalimat. Karena bukan bagian inti, keterangan boleh ada, boleh tidak ada. Keterangan ada yang berupa kata, berupa 10

15 frasa atau berupa klausa. Berikut contoh satuan lingual yang mengisi fungsi keterangan. (12) Teks ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. (13) Ke-47 (IV:74) (3) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu Dari contoh di atas terdapat satuan lingual ber-pp2 yang mengisi fungsi keterangan, yakni bersama beliau. Diidentifikasi sebagai keterangan karena kata bersama dapat digantikan kata dengan yang merupakan preposisi, sehingga berbunyi dengan beliau. Preposisi selalu menduduki fungsi keterangan sehingga kata bersama dan dengan bisa saling digantikan. Pada teks ke-47 terdapat kata bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik mu yang merupakan bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan sebagai pronomina persona kedua tunggal lekat kanan. 3. Tataran Peran yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2 Peran atau makna adalah unsur yang bersangkutan dalam kalimat atau makna unsur pengisi fungsi sebuah kalimat. Dalam menganalisis makna unsurunsur kalimat juga berpijak dalam fungsi unsur kalimat. Analisis makna tidak selalu dilakukan terhadap kata secara terpisah, tetapi dilakukan terhadap kata-kata yang telah menduduki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Jadi maknaa tidak terlepas dari fungsi sebuah kalimat. Berikut ada beberapa teks yang dianalisis yang mengisi peran tertentu yang disebutkan di bawah ini. Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran pelaku. Peran pelaku adalah subjek kalimat yang mengisi peran pelaku, artinya unsur yang melakukan perbuatan yang disebutkan pada predikat. Di bawah ini satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran pelaku. (1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam kepadaku (2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu, (3) Ke-14 (II:106) (8) Engkau telah menghancurkan atau memotong punggung orang itu (4) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri 11

16 Contoh analisis satuan lingual ber-pp2 di atas mewakili klausa yang mengisi peran pelaku pada teks ke-58 (IV:89) (4) saya mendatangi Nabi SAW. Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pelaku, yakni saya. Kedudukan saya sebagai subjek, artinya subjek yang menjadi peran pelaku yang dijelaskan pada predikat mendatangi. Maksudnya pelaku melakukan suatu tindakan atau perbuatan yakni mendatangi Nabi SAW. Peran pelaku ini menduduki fungsi subjek karena merupakan unsur yang melakukan sesuatu yang dijelaskan predikat. Distribusi peran pelaku sebagai subjek tidak selalu berada diawal klausa, namun terkadang berposisi ditengah maupun diakhir klausa. Jadi peran pelaku selalu menduduki subjek dan berkaitan dengan predikat. Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran pengalam. Peran pengalam adalah peran yang dinyatakan oleh kata atau frasa yang mengalami keadaan yang dinyatakan oleh predikatperan ini berdampingan dengan peran keadaan. Di bawah ini data teks ber-pp2 yang mengisi peran pengalam. (5) Teks ke-18 (II:168) (3) kami bersama Rasulullah SAW, (5) suara kami meninggi (6) Ke-18 (IV:62-63) (18) demi jiwaku yang ada ditangannya (7) Ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna (8) Ke-13 (II:106) (7) celaka kamu (9) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan Berdasarkan contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran pengalam, yakni kami, suara kami, jiwaku, diriku, kamu, dan kamu sekalian. Misalnya pada contoh teks ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna. Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pengalam, yakni diriku. Dikatakan peran pengalam karena kata diriku mengalami keadaan yang dinyatakan pada predikat, yakni jelek tak berguna. Dari data tersebut peran pengalam mengisi fungsi subjek, peran pengalam ini biasanya berdampingan dengan peran keadan, dan peran keadaan ini biasanya mengisi fungsi predikat. Jadi peran pengalam dan keadaan selalu berdampingan, seperti halnya subjek dan predikat, subjek sebagai pengalam, dan predikat sebagai keadaan yang dilakukan oleh pengalam. 12

17 Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran perbuatan. Peran perbuatan dapat diidentifikasikan dengan mempertanyakan dengan kata sedang mengapa? Atau diapakan. Contoh klausa ber-pp2 yang mengisi peran perbuatan. (10) Teks ke-34 (IV:62:63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa (11) Ke-34 (IV:62-63) (19) Setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (12) Ke-50 (IV:77) (6) Aku memberimu teka-teki tentang hal yang jelek Berdasarkan teks di atas terdapat satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran perbuatan, yakni membuatmu, menemuimu, dan memberimu. Unsur predikat klausa (teks ke-34) membuatmu, menemuimu yang mengisi peran perbuatan dengan fungsi predikat, teks ke-50 memberimu yang mengisi fungsi predikat. Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran perbandingan. Peran perbandingan ditandai dengan penggunakan kata seperti, sebagai, antara, dll. Perbandingan juga menunjukkan kesamaan atau kemiripan. Data teks yang mengisi peran perbandingan. (13) Ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong (14) Ke-52 (IV:85) (4) Apabila salah seorang di antara kamu bersin Berdasarkan data teks terbut ditemukan kata diantara kamu yang mengisi peran perbandingan. Pada data teks ke-20 kata diantara kamu membandingan antara orang satu dengan satunya ada yang bohong, teks ke-51 membandingkan seseorang yang berkata khabisa nafsi, dan teks ke-52 menyatakan peran perbandingan antara orang yang satu dengan satunya ada yang bersin. Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran kesertaan. Peran kesertaann adalah peran atau makna yang terdapat pada unsur klausa yang menyatakan seseorang ikut serta dalam suatu aktivitas perbuatan yang dilakukan oleh predikat. Di bawah ini data PP2 yang mengisi peran kesertaan. (15) Ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau (16) Ke-47 (IV:74) (4) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu Dari contoh di atas, ditemukan satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran kesertaan, yakni bersama beliau dan bersamamu. Contohnya pada teks ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. Satuan lingualnya adalah 13

18 bersama beliau. Satuan lingual tersebut memiliki peran kesertaan karena menyatakan seseorang yang ikut serta dalam aktifitas yang dilakukan oleh predikat, yakni duduk. Satuan lingual bersama beliau dan bersamamu dapat digantikan dengan beserta, sehingga berbunyi beserta beliau dan bersertamu. Oleh sebab itu keduanya dikatakan satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran kesertaan. Satuan lingual ber-pp2 yang mengisi peran cara. Makna cara biasanya menyatakan fungsi keterangan cara. Dikatakan keterangan cara karena dapat disisipi kata dengan yang merupakan makna cara. Seperti pada teks di bawah. (17) Teks ke-7 (5) wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia dengan pertolonganmu di hari kiamat Dari teks di atas, terdapat satuan lingual yang mengisi makna cara dan menduduki fungsi keterangan cara, yakni dengan pertolonganmu. Makna cara ini biasanya merupakan makna perkecualian. Seperti pada teks ke-7 (5) menyatakan unsur klausa perkecualian, yakni orang-orang yang akan bahagia hanya orangorang yang mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat. Kecuali, bagi orangorang yang tidak mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat, ia tidak akan bahagia. Keterangan cara ini di belakang kata dengan merupakan Adjektifa dan enklitik mu yang merupakan kata ganti orang kamu bentuk tunggal sehingga menjadi frasa dengan pertolonganmu yang mengisi peran cara atau perkecualian. Satuan lingual yang mengisi peran waktu. Peran waktu biasanya menjadi jawaban atas pertanyaan kapan atau bilamana. Peran waktu ini juga biasanya mengisi fungsi keterangan waktu. (18) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku sebelummu yang sangat ingin tahu Berdasarkan contoh di atas, makna tempat pada klausa teks ke-7 (7) ditunjukkan penggunaan frasa sebelummu yang terdiri dari sebelum dan enklitik mu. Frasa sebelummu dikatakan mengisi peran waktu karena dapat mempertanyakan kapan. Makna waktu pada kata sebelum juga dapat digantikan dengan, misalnya sekarang, pada saat itu, dll. Oleh sebab itu, frasa sebelummu mengisi peran waktu. 14

19 Hasil analisis satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH dalam penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan yang mengandung PP2 adalah berupa kata dan frasa. Kategori kata yang berupa kata nomina dan kata verba, begitu pula dengan kategori frasa yang berupa frasa preposisi, frasa verba, frasa adjektiva, frasa nomina, frasa atributif dan frasa modifikatif. Kedua, Fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual PP2 pada TTH meliputi fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ketiga, Peran yang diisi oleh satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH meliputi peran pelaku, peran pengalam, peran tujuan/arah, peran cara/sifat, peran penjelas, peran keterangan waktu, peran kesertaan dan peran perbandingan. Hasil temuan terkait dengan wujud kategori, fungsi, dan peran pada satuan lingual ber-pp2 dalam penelitian ini sebagai berikut. KATA WUJUD KATEGOR I FUNGSI - Kamu - Engkau - Kamu sekalian Nomina - Subjek - Objek - Atribut subjek - Keterangan PERAN - Pelaku - Pengalam - Perbuatan - Perbandingan - Kesertaan - Cara - waktu 15

20 WUJUD - Bersamamu - Langkahmu - Membuatmu - Merahmatimu - Pertolonganmu FRASA KATEGORI FUNGSI - FN (frasa nomina) - FPrep (frasa preposisi) - FV (frasa verba) - Subjek - Objek - Atribut subjek - Keterangan PERAN - Pelaku - Pengalam - Perbuatan - Perbandingan - Kesertaan - Cara - Atribut Dari hasil analisis dan temuan diatas terdapat perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dimaksud adalah Penelitian Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang Klitik Pronomina Dalam Bahasa Indonesia. Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Prayogi (2012) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap dan rinci. 16

21 Penelitian Alauddin (2008) berjudul Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina persona bahasa Jawa dengan menggunakan tataran fungsi, bentuk, dan makna semantik. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin selain menganalisisnya menggunakan tataran sintaksis juga menggunakan tataran semantik (makna). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dihasilkan tiga simpulan. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-pp2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber- PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-pp2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu). DAFTAR PUSTAKA Alauddin Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Chaer, Abdul Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta Prayogi, Icuk Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. xvi, 121 p., bibl., ills., 29 cm. Lapoliwa, Hans Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia (Suatu Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Yogyakarta: Kanisus (anggota IKAPI). Markhamah Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori dan Peran dalam Klausa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sukini Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta: Yuma Pustaka Zaidan, Dwi Rohman Linguistik. Diakses pada selasa, 09 Mei 2015 pukul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

HIERARKI LINGUISTIK DAN FUNGSI YANG DIISI OLEH SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS BUCHORI-MUSLIM.

HIERARKI LINGUISTIK DAN FUNGSI YANG DIISI OLEH SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS BUCHORI-MUSLIM. HIERARKI LINGUISTIK DAN FUNGSI YANG DIISI OLEH SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS BUCHORI-MUSLIM Naskah Publikasi Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa

Lebih terperinci

Oleh: NA IMUL FAIZAH S

Oleh: NA IMUL FAIZAH S POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN TEKS TERJEMAHAN HADIS RIWAYAT BUCHORI- MUSLIM DILIHAT DARI KATEGORI DAN FUNGSINYA Artikel Publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Usulan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN. Naskah Publikasi

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN. Naskah Publikasi SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN Naskah Publikasi Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Pendidikan Disusun Oleh: SHOFIYUDDIN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN. Tesis

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN. Tesis SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PERTAMA PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN Tesis Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83). BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa bahasa pronomina persona, jumlah, dan jender merupakan kategori gramatikal yang memarkahi verba. Contohnya pada Bahasa Arab (BA) dan Bahasa Inggris.

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Artikel Publikasi diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan

Lebih terperinci

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi) Lecture: Kapita Selekta Linguistik Date/Month/Year: 25 April 2016 Semester: 104 (6) / Third Year Method: Ceramah Credits: 2 SKS Lecturer: Prof. Dr. Dendy Sugono, PU Clues: Notes: Kapita Selekta Linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis tidak terlepas dari penggunaan kata-kata yang menyusun suatu kalimat. Pada konteks bahasa lisan hal ini dikenal

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERUBAHAN FUNGSI SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA III PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN

FUNGSI DAN PERUBAHAN FUNGSI SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA III PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN FUNGSI DAN PERUBAHAN FUNGSI SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA III PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN Markhamah Abdul Ngalim Muhammad Muinuddinilah Basri Annisaa Fuadillah Ramadhana Magister Pengkajian Bahasa

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan

KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi ini diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Oleh:

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AZ-ZARIYAT

ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AZ-ZARIYAT ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AZ-ZARIYAT NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

PERBEDAAN MAKNA KATA-KATA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU PATTANI YANG DIGUNAKAN OLEH MAHASISWA THAILAND DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN MAKNA KATA-KATA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU PATTANI YANG DIGUNAKAN OLEH MAHASISWA THAILAND DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN MAKNA KATA-KATA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU PATTANI YANG DIGUNAKAN OLEH MAHASISWA THAILAND DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tesis Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifakasikan diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena bersifat deskriptif dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Progdi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 1 ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR Tesis Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF DALAM TULISAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI. Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1

PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF DALAM TULISAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI. Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1 PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF DALAM TULISAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ASIH SUSANTI A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Anwar, dkk. (2009:

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013 ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: KARTIKA WAHYUNINGTYAS A310

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KETIGA PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA Artikel Publikasi Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014

Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk

Lebih terperinci

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: FRISKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan TRANSFORMASI PENGGANTIAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ

ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2013- FEBRUARI 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: YESI NUR

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS BENTUK PASIF PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-MA IDAH. NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS BENTUK PASIF PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-MA IDAH. NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KARAKTERISTIK MORFOLOGIS BENTUK PASIF PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-MA IDAH NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendididkan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA HUMANIORA Suhandano VOLUME 14 No. 1 Februari 2002 Halaman 70-76 KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA Suhandano* 1. Pengantar ahasa terdiri dari dua unsur utama, yaitu bentuk dan arti. Kedua unsur

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KESALAHAN STRUKTUR DAN PEMAKAIAN KATA PADA TUTURAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT AMANAH UMMAH 3 DUWET KECAMATAN WONOSARI DAN TK ABA JAMBU KULON KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural

Lebih terperinci

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pada bagian pendahuluan telah disampaikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini diwujudkan dalam tipe-tipe

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan oleh: Andis Susanto A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan oleh: Andis Susanto A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA ANALISIS MAKNA REFERENSIAL DAN DAMPAK SLOGAN TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA ANALISIS PENANDA KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PRONOMINA PERSONA PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AR-RUUM (SURAH 30) NASKAH PUBLIKASII ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang

Lebih terperinci

KALIMAT SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

KALIMAT SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA KALIMAT SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA Oleh: Shofiyuddin Email: shofiunirow@gmail.com Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud, gagasan atau suatu ide yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AR RAHMAN SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AR RAHMAN SKRIPSI ANALISIS FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AR RAHMAN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

USULAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah USULAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK KALIMAT TANYA PADA NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

ANALISIS BENTUK KALIMAT TANYA PADA NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ANALISIS BENTUK KALIMAT TANYA PADA NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci