PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL
|
|
- Hadian Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL Hendarti Permono Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta hendartip@ yahoo.co.id ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengupas pengetahuan tentang pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal. Isi dari tulisan ini meliputi: pendahuluan, kearifan lokal sebagai dasar pembentukan karakter, konsep pendidikan karakter, strategi pembangunan karakter melalui pendidikan, pemberdayaan dan pembudayaan. Kesimpulan dari tulisan ini adalah: nilai akhlak, moral, serta budi pekerti yang luhur merupakan sesuatu yang penting. Negara atau suatu bangsa bisa runtuh apabila pejabat dan sebagian rakyatnya berperilaku tidak bermoral/amoral. Untuk itu, nilainilai moral budi pekerti perlu diajarkan melalui: keteladanan, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, dan kegiatan rutin. Semua itu dimaksudkan agar generasi sekarang dan yang akan datang mampu berperilaku sesuai dengan moral yang diharapkan. Pendidikan yang berorientasikan pada nilai moral, akhlak dan budi pekerti menjadi penting dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia. Kata kunci : pendidikan, karakter, pendidikan karakter, kearifan lokal PENDAHULUAN Persoalan pendidikan karakter atau lebih dikenal dengan pendidikan moral budi pekerti, sampai saat ini masih menjadi fokus pembicaraan yang menarik untuk selalu dikaji dan dicarikan solusinya. Dilatar belakangi era globalisasi yang mendunia dan mudahnya akses informasi yang didapat, mengakibatkan pertukaran budaya yang seolah-olah tidak mengenal batas ruang dan waktu. Begitu pula yang dirasakan masyarakat Indonesia pada masa sekarang ini. Indonesia merupakan negara dengan jumlah budaya yang beragam. Masing masing budaya mempunyai nilai filosofi yang mendalam maknanya dan pasti mengandung muatan positif bagi tatanan kehidupan. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi,berpengaruh pada pertukaran pengetahuan serta pemahaman tentang kebudayaan asing. Pertukaran budaya dan filosofi tersebut diserap oleh kebanyakan masyarakat Indonesia tanpa adanya filter serta pertimbangan baik dan buruk sesuai dengan norma dan nilai yang sudah lama dikenal pada budaya bangsa Indonesia. Hal ini mengakibatkan masyarakat terkesan cenderung meninggalkan budaya bangsa sendiri dan beralih menjadi budaya asing sebagai role model. Memang tidak semua budaya asing yang masuk di Indonesia selalu buruk, ada kalanya bisa diterima akal sehat contoh: masuknya pengetahuan tehnologi informasi tentang kemajuan medis, pendidikan, tehnologi computer, dan lain sebagainya, ini justru menambah wawasan bangsa Indonesia tentang kemajuan zaman. Secara filosofis pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat yang akan eksis. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya perwujutan ideologi Pancasila dalam kehidupan 67
2 berbangsa dan bernegara. Secara normatif, pembangunan karakter merupakan wujud nyata langkah mencapai tujuan, yaitu melindungi segenap masyarakat, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bermasyarakat. Secara historis pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah. Secara sosiokultural pembangunan karakter merupakan suatu keharusan dari suatu bangsa yang multikultural. Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan nuansa daerah yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal ini sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujutkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. KEARIFAN LOKAL SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KARAKTER Kearifan lokal adalah pandangan hidup dari berbagai strategi kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat local knowledge, atau kecerdasan setempat local genious. Kearifan lokal merepresentasikan sebuah nilai budaya masyarakat yang menaungi keseluruhan kompleksitas norma dan perilaku yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah belief. Menurut Naritoom (Wagiran, 2010) dalam menjelaskan konsep kearifan local, tercakup 3 hal, yakni (1) melalui proses panjang yang diendapkan sebagai petujuk perilaku, (2) tidak lepas dari masyarakat pemiliknya (3) bersifat dinamis, terbuka dan menyesuaikan jamannya. Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat, sehingga dilihat dari dimensi fisiknya nampak dalam beberapa produk budaya, seperti upacara adat, cagar budaya, pakaian adat, warisan budaya, cerita rakyat, wayang, dan lain-lain (Wagiran,2010). Nilai-nilai hidup sebagai sumber pengetahuan dalam pendidikan karakter bisa didapatkan dari kearifan lokal, yakni kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan dari suatu masyarakat. Ciri utama dari kearifan lokal adalah kepedulian pada sesama dan alam sekitar. Di tengah arus globalisasi dan berbagai kemajuan tehnologi informasi penting bagi anak-anak untuk dibekali nilainilai luhur budaya sebagai filter yang membantu anak-anak dalam mengambil keputusan. Proses ini dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan sehari-hari maupun melalui pendidikan formal yang terintegrasi. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai proses pembentukan perilaku dan kepribadian anak melalui pendidikan moral dan budi pekerti, yang hasilnya nampak dalam perilaku seseorang misalnya perilaku jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, bekerja keras dan sebagainya. Menurut Megawangi (2007), karakter tersaji dalam kebajikan seseorang, kemauan untuk berperilaku sesuai dengan norma kebajikan tersebut, meskipun dalam situasi sosial yang sulit, serta kemampuan untuk berempati. Karakter di beberapa konteks disamakan dengan budi pekerti yang terkait dengan perilaku nilai benar salah, nilai baik buruk, yang termanifestasi dalam sikap dan perilaku dalam kehidupannya. Dalam konsep pendidikan yang lain karakter didefinisikan sebagai nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural dan reflek. Definisi lain tentang pendidikan karakter yakni sebagai upaya yang dilakukan 68
3 dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara obyektif baik bagi individu maupun masyarakat (Lickona,2004). Mengajarkan kebaikan tidak bisa instan, yang hari ini dikenalkan dan otomatis dilaksanakan, namun butuh pembiasaan yang terus menerus agar menjadi terinternalisasi dalam prinsip kehidupannya. Fitri (2012), menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya aktif melalui pembentukan kebiasaan (habit), perilaku sehingga terukir dalam kepribadian anak agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan karakter adalah membangun pola pikir, sikap, dan perilaku agar menjadi pribadi yang positif, berjiwa luhur dan bertanggung jawab. STRATEGI PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN, PEMBERDAYAAN, DAN PEMBUDAYAAN Pendidikan merupakan salah satu aktifitas yang paling utama yang melibatkan manusia. Pendidikan merupakan sarana proses mendidik dan perannya di dalam mewariskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga masyarakat bisa memelihara keberadaan mereka. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu harapan masyarakat untuk mewariskan atau menanamkan nilai-nilai moral budi pekerti yang bersumber pada norma, etika, tradisi budaya yang dianutnya kepada generasi mereka. Oleh karena itu bagi masyarakat, lembaga pendidikan disamping diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan ketrampilan hidup, juga diharapkan mampu mewariskan nilai-nilai budaya luhur kepada anak didiknya. Pendidikan budi pekerti memiliki substansi makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Haidar (2004) mengemukakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan perilaku peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku yang luhur dalam kehidupan seharihari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan. Secara konseptual, pendidikan budi pekerti dapat dimaknai sebagai usaha sadar melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran dan latihan, serta keteladanan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi luhur dalam segenap peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan budi pekerti juga merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku peserta didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, seimbang antara lahir batin, jasmani rohani, material spiritual, dan individu sosial. Sedang secara operasional, pendidikan budi pekerti dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk membentuk peserta didik sebagai pribadi seutuhnya yang tercermindalam kata, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral luhur bangsa Indonesia melalui kegiatan bimbingan, pelatihan dan pengajaran. Tujuannya agar mereka memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama mahluk. Tujuan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia, budi pekerti yang luhur (Haidar 2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan budi pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak mulia kedalam peserta didik yang kemudian terwujut dalam tingkah lakunya. Secara umum dapat dikatakan bahwa hakekat dari tujuan pendidikan budi pekerti adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Sebagaimana dikatakan oleh 69
4 Dewantoro (1977), bahwa nilai yang ditanamkan dalam pendidikan tidak tinggal sebagai pengetahuan saja, tetapi menjadi tindakan seseorang, maka produk pendidikan mestinya memperhatikan tiga unsur secara terpadu yaitu ngerti-ngerasa-ngelakoni (mengetahui, menghayati, melakukan). Hal tersebut mengandung pengertian agar pendidikan budi pekerti hendaknya mengandung pendidikan dan pengajaran budi pekerti yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpadu. Berkaitan dengan implementasi strategi pendidikan budi pekerti dalam kegiatan sehari-hari, secara tehnis dapat dilakukan melalui: keteladanan, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, kegiatan rutin, semua itu dilakukan guru, kepala sekolah, staf administrasi dengan penuh kasih sayang, tidak dengan emosi, marah-marah dan kekerasan. Pemberdayaan, merupakan salah satu strategi pembangunan karakter bangsa yang diarahkan untuk memberdayakan para pendidik untuk bisa diimplementasikan pada peserta didik. Lingkungan keluarga merupakan wahana pendidikan karakter yang pertama dan utama. Oleh karena itu orangtua perlu ditingkatkan kemampuannya sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan karakter. Pemberdayaan di lingkungan keluarga dilakukan melalui: (1) penetapan regulasi yang mendorong orang tua dapat berinteraksi dengan sekolah dan lembaga pendidikan yang terkait pembangunan karakter; (2) pemberian pelatihan dan penyuluhan tentang pendidikan karakter; (3) pemberian penghargaan kepada para tokoh-tokoh atau orang tua yang telah menunjukkan komitmennya dalam membangun karakter di lingkungan keluarga; (4) peningkatan komunikasi pihak sekolah dan lembaga pendidikan terkait dengan orang tua. Pemberdayaan yang terkait dengan masyarakat merupakan salah satu strategi efektif dalam pembinaan dan pengembangan karakter. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan antara lain adalah: (1) regulasi tentang pentingnya penyadaran pembangunan karakter bangsa; (2) memfasilitasi organisasi profesi, organisasi keagamaan, organisasi pemuda, organisasi usia lanjut yang bergerak dibidang pembangunan karakter bangsa. Organisasi partai politik merupakan tempat yang sangat potensial dalam membangun karakter bangsa, karena disana terhimpun masyarakat yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara masif dalam hal pembangunan karakter bangsa.pemberdayaan masyarakat politik menjadi penting dilakukan sehingga tumbuh partai politik atau organisasi politik yang penuh santun dalam sosialsisasi antar anggotanya sehingga menimbulkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang mementingkan etika dan moral karakter tiap anggotanya, pemberdayaan masyarakat melalui partai politik bisa dilakukan diantaranya pengembangan kesadaran budaya bangsa melalui berbagai wacana dan media terhadap pentingnya penanaman nilai-nilai politik demokratis berdasarkan Pancasila berdasarkan, penghormatan atas HAM, nilai-nilai persamaan, anti kekerasan, serta nilai-nilai toleransi politik. Jadi segala individu dan sekelompok masyarakat harus berjuang memperdayakan masing-masing potensinya untuk mencapai suatu tujuan yaitu memperdayakan kekuatan karakter bangsa melalui kehidupan yang damai, sejahtera dan bermartabat. Pembudayaan, dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dunia usaha, partai politik dan media masa. Strategi pembudayaan menyangkut pelestarian, pembiasaan, dan pemantapan nilai-nilai baik untuk meningkatkan martabat bangsa. Strategi tersebut dapat berwujud pemodelan, penghargaan, pengidolaan, fasilitasi, serta hadiah dan hukuman. Dalam kegiatan sosialisasi dari unit yang terkecil yaitu keluarga sampai pada unit yang terbesar yaitu masyarakat luas atau negara nilai-nilai budaya, keagamaan, dan moral, dalam konteks ini proses sosialisasi dan enkulturasi terjadi secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk membimbing anak agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, tangguh, mandiri, kreatif, inovatif, beretos kerja, setia kawan, peduli lingkungan, dan lain sebagainya. 70
5 Kepribadian seseorang dapat diperoleh melalui proses yang dialami sejak kelahiran. Pada tahap itu, ia mulai mempelajari pola-pola perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya dengan cara mengadakan hubungan dengan orang lain. Nilai-nilai dan norma luhur yang telah ada, pada saatnya nanti tentu akan mengalami gesekan-gesekan dengan nilai baru yang pasti akan dijumpai. Pada tahap inilah maka diperlukan sebuah internalisasi nilai yang kuat yang perlu dibangun dan dilaksanakan sejak dini agar masyarakat maupun warga negara sebagai entitas di dalamnya mampu menyaring berbagai dampak tersebut sehingga tidak akan kehilangan jati dirinya. Pembudayaan di masyarakat ini dapat dilakukan melalui keteladanan tokoh masyarakat, pembiasaan nilai-nilai di lingkungan masyarakat, pembinaan dan pengembangan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, penegakan aturan yang berlaku. Pemerintah harus menjadi teladan bagi pembudayaan karakter bangsa karena pemerintah harus dapat menjadi contoh warganya. Pemerintah yang baik mencerminkan masyarakat yang baik. Masyarakat yang berkarakter mencerminkan warga negara yang berkarakter. Pemerintah dengan demikian harus selalu digaris depan dalam pembudayaan karakter dengan segala manifestasinya. Selain keteladanan, pembudayaan dalam lingkup pemerintah dapat dilakukan dengan pembiasaan nilai-nilai di lingkungan pemerintah, peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta penegakan aturan. Adapun pembudayaan di media masa dapat dilakukan melalui beritaberita yang mendukung pembangunan karakter bangsa, keteladaan tokoh media, pembiasaan nilai-nilai di lingkungan media masa, pembinaan dan pengembangan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, serta penegakan aturan yang berlaku. KESIMPULAN Pentingnya nilai akhlak, moral, serta budi pekerti yang luhur bagi semua warga negara kiranya tidak perlu diingkari. Negara atau suatu bangsa bisa runtuh karena pejabat dan sebagian rakyatnya berperilaku tidak bermoral. Perilaku amoral akan memunculkan kerusuhan, keonaran, penyimpangan dan lain-lain yang menyebabkan kehancuran suatu bangsa. Mereka tidak memiliki pegangan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai moral budi pekerti perlu diajarkan melalui: keteladanan, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, kegiatan rutin, agar generasi sekarang dan yang akan datang mampu berperilaku sesuai dengan moral yang diharapkan. Terwujudnya manusia Indonesia yang bermoral, berkarakter, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur merupakan tujuan dari pembangunan manusia Indonesia yang kemudian diemplementasikan ke dalam tujuan pendidikan nasional. Pada tataran demikian, maka pendidikan yang berorientasikan pada nilai moral, akhlak dan budi pekerti menjadi penting dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Fitri, A.Z (2012). Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia. Haidar, P. D. (2004). Pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Jakarta : Prenada Media, Cet. Ke-1. Dewantoro, K. H. (1977). Pengajaran budi pekerti. Yogyakarta: Taman Siswa, Bag.1. Lickona, T.(2004). Character matters. New York : Somon & Schuster. 71
6 Megawangi, R. (2007). Semua berakar pada karakter: Isu-isu permasalahan bangsa. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI. Wagiran. (2010). Pengembangan karakter berbasis kearifan lokal hamemayu hayuning bawana. Journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1249/
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)
PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS) Semester Gasal 2012/2013 suranto@uny.ac.id 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal turut bertanggung jawab dalam pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini lebih menekankan pada penanaman nilai dan karakter bangsa. Nilai dan karakter bangsa merupakan akumulasi dari nilai dan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berkarakter.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-6 Tahun merupakan usia yang sangat menentukan pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak.anak pada usia dini berada pada proses perkembangan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) AJAR DIRGANTORO *) *) Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) AJAR DIRGANTORO *) *) Dosen STKIP PGRI Tulungagung e-mail: ajardirgantoro@gmail.com ABSTRAK MEA yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan suatu konsep universal, dan diwajibkan setiap negara untuk memeberikan pendidikan yang layak bagi setiap warga negaranya. Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi
Lebih terperinciNILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati
NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Budi Prasetyo 1, Heny Apriani 2, Beny Dwi Pratama 3 1 Universitas PGRI Madiun, Madiun budipras250997@gmail.com 2 Universitas PGRI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinci13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari banyak pihak.persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional salah satunya yaitu untuk membentuk akhlak/budi pekerti yang luhur, pembentukan akhlak harus dimulai sejak kecil
Lebih terperinciSTRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK
A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:
Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciPERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika Anda bertanya apa manfaat pendidikan, maka jawabannya sederhana: Pendidikan membuat orang menjadi lebih baik dan orang baik tentu berperilaku mulia. Begitulah
Lebih terperinciMANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI.
MANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
Lebih terperinci